Anda di halaman 1dari 6

Partisipasi Masyarakat Dalam Mengelola ……………………… Karto wijaya

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGELOLA


LIMBAH INDUSTRI DI PERMUKIMAN PERKOTAAN
(Studi Kasus: Kawasan Wisata Belanja Tekstil
Cigondewah Kota Bandung)

Karto wijaya1), Heru Wibowo2)


1)2)ProgramStudi Arsitektur Universitas Kebangsaan
Email : karto.wijaya.st@gmail.com
Email : heruwibowo1983@gmail.com

ABSTRAK
Permukiman Cigondewah adalah kawasan yang memiliki potensi yang luas terutama dalam
pengembangannya sebagai kawasan yang memiliki produk unggulan (Spesialisasi) dalam cakupan rencana
pengembangan pariwisata kota Bandung. Kegiatan ekonomi berbasis industri rumahan sejak tahun 1960
hingga saat ini telah memberikan kontribusi pendapatan bagi penduduk Cigondewah. Pada tahun 1960-1976
kawasan ini adalah usaha karung goni yang merupakan cikal bakal dari sentra perdagangan kain. Setelah
sekian lama dan jenuh karung goni banyak digantikan dengan karung plastik sekitar tahun 1976 maka usaha
masyarakat beralih ke usaha limbah industri seperti plastik, kain bekas, dan kardus sisa gulungan kain.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai fakta dan fenomena yang terjadi di lapangan. Hasil
kajiannya merupakan realita sosial yang ada pada masyarakat Cigondewah. Sumber daya manusia di sekitar
permukiman cenderung kreatif, akan tetapi masyarakat belum terlihat mampu menjaga lingkungannya.
Pengelolaan limbah di kawasan ini masih tergolong konvensional sehingga belum mempunyai kualitas yang
handal baik secara administratif maupun teknis sehingga peran serta masyarakat untuk mengelola limbah
pada kawasan ini umumnya masih berpendidikan rendah. Dampak pengelolaan limbah bagi permukiman
kawasan ini sangat buruk sebagian besar masyarakat belum sadar akan menjaga lingkungannya. Hal
tersebut akan berpengaruh pada lingkungan permukiman masyarakat di sekitar kawasan ini.

Kata kunci: Limbah industri, permukiman, lingkungan.

sekitar industri. Masyarakat di sekitar industri


1. PENDAHULUAN merasakan dampak negatif dari cemaran yang
1.1 Latar Belakang dihasilkan limbah industri. Lebih jauh lagi,
Salah satu limbah buangan dari proses akumulasi dari jumlah sampah dari limbah industri
industri dikategorikan sebagai limbah padat. yang tidak terkelola akan merusak lingkungan
Limbah padat yaitu limbah yang berbentuk tempat dimana masyarakat tinggal.
larutan buangan proses, seperti plastik-plastik Salah satu kasus kemunculan industri di
dan resin-resin buangan proses, logam berat, dan sekitar wilayah Cigondewah mempunyai dampak
katalis buangan proses, garam-garam anorganik tersendiri pada permukiman masyarakat sekitar.
yang terbuang, dan organik padat buangan Cigondewah utara sendiri terkenal dengan sentra
proses (Susilo 2012). Limbah pada dasarnya pengolahan limbah industri yang memproduksi
bersifat merugikan lingkungan. Limbah yang berbagai macam pakaian dan kebutuhan rumah
dihasilkan oleh industri dapat mencemari udara, tangga berbahan dasar tekstil. Masyarakat
tanah,bahkan sumber air yang terdapat di sekitar Cigondewah sebagian besar penduduknya adalah
wilayah industri. Sampai pada kategori yang pedagang dan pengusaha yang sebagian
sangat parah, pencemaran lingkungan akibat penghuninya sebagai pelaku ekonomi utama.
timbunan limbah industri akan mengancam Kegiatan usaha pengolahan limbah industri adalah
kehidupan mahluk hidup, termasuk manusia. salah satu mata pencaharian yang banyak di
Sejalan dengan hal itu Philips geluti oleh masyarakat Cigondewah kaler.
Kristanto(2002) mengemukakan klasifikasi limbah Pengolahan limbah industri yang dilakukan
padat menjadi limbah yang dapat didaur masyarakat Cigondewah utara melibatkan banyak
ulang/bernilai ekonomis (misalnya plastik, tekstil, masyarakat yang kemudian membentuk usaha
potongan logam) dan limbah yang tidak memiliki pengelohan limbah. Pada awalnya permukiman
nilai ekonomis. Limbah yang bernilai ekonomis Cigondewah utara adalah usaha yang bergerak
diolah dengan tiga cara pemisahan, penyusutan, pada pengolahan limbah karung goni yang
dan pengomposan (Kristanto 2002). Pengolahan merupakan cikal bakal dari sentra perdagangan
sampah dari limbah industri tersebut dapat kain. Setelah sekian lama dan jenuh karung goni
dilakukan oleh perusahaan/industri yang banyak digantikan dengan karung plastik sekitar
bersangkutan atau dilakukan oleh masyarakat tahun 1976 maka usaha masyarakat beralih ke

TEDC Vol. 10 No. 3 September 2016 152


Partisipasi Masyarakat Dalam Mengelola ……………………… Karto wijaya

usaha limbah industri seperti plastik, kain bekas, Menurut Kodoatie (2003), Sistem
kardus sisa gulungan kain, dan berbagai produk pengelolaan limbah pada dasarnya dilihat dari
sampingan dari kegiatan industri lainnya. komponen-komponen yang saling mendukung
Kegiatan usaha pengolahan limbah industri satu dengan yang lain saling berinteraksi untuk
lambat laun menjadi mata pencaharian yang mencapai tujuan yaitu kota yang bersih sehat dan
paling banyak digeluti oleh masyarakat kelurahan teratur. Komponen tersebut adalah: (1) Aspek
Cigondewah utara. Kegiatan peran serta teknik operasional; (2) Aspek kelembagaan; (3)
masyarakat dalam usaha ini banyak menghasilkan Aspek pembiayaan (finansial); (4) Aspek hukum
perubahan pada aspek fisik (pembangunan dan pengaturan (hukum); (5) Aspek partisipasi
insfastruktur) dan aspek sosial ekonomi (tingkat masyarakat.
kesejahteraan). Kegiatan pengelolaan limbah Partisipasi masyarakat sangat erat
industri diharapkan dapat meningkatkan kaitannya dengan kekuatan atau hak masyarakat,
perekonomian masyarakat. Nilai jual limbah yang terutama dalam pengambilan keputusan dalam
bertambah setelah dilakukan pengolahan akan tahap identifikasi masalah, mencari pemecahan
menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. masalah sampai dengan pelaksanaan berbagai
Pendapatan tesebut diperoleh dari proses kegiatan pembangunan. Peran serta masyarakat
produksi, penjualan, sampai pendistribusian dalam pengelolaan limbah dapat diartikan sebagai
barang yang telah diolah. Masyarakat keikutsertaan, keterlibatan masyarakat dalam
Cigondewah memiliki modal sosial yang kegiatan pengelolaan limbah baik langsung
memperkuat kegiatan usaha mereka. Modal social maupun tidak langsung.
dalam usaha pengelolaan limbah industri di Dari uraian di atas, pengertian partisipasi
permukiman Cigondewah kaler menjadi isu yang masyarakat dalam bidang pengelolaan limbah
menarik untuk di kaji. adalah keterlibatan masyarakat atau kelompok
masyarakat baik pasif maupun aktif untuk
1.2 Rumusan Masalah mengelola limbah itu sendiri maupun menjaga
Dari uraian latar belakang maka peneliti lingkungannya.
mencoba untuk membatasi lingkup penelitian. Partisipasi masyarakat menjadi hal yang
Masalah penelitian ini difokuskan pada aspek sangat penting dalam mencapai keberhasilan dan
bentuk dan dampak serta partisipasi masyarakat keberlanjutan program pembangunan. Partisipasi
sekitar dalam mengelola limbah industri. berarti keikutsertaan seseorang ataupun
sekelompok masyarakat dalam suatu kegiatan
2. TINJAUAN PUSTAKA secara sadar (Ndraha, 1990).
2.1 Teori Permukiman Sejalan dengan hal itu, konsep partisipasi
Pengertian perumahan dan permukiman memberikan makna bahwa masyarakat akan
mempunyai makna yang berbeda. Menurut berpartisipasi secara sukarela apabila mereka
Marlina (2006) Permukiman dapat juga di dilibatkan sejak awal dalam proses pembangunan
implementasikan sebagai suatu tempat bermukim melalui program pemberdayaan. Ketika mereka
manusia yang menunjukkan suatu tujuan mendapatkan manfaat dan merasa memiliki
tertentu. Dengan demikian permukiman terhadap program pemberdayaan, maka dapat
seharusnya memberikan kenyamanan kepada dicapai suatu keberlanjutan dari program
penghuninya (termasuk orang yang datang ke pemberdayaan.
tempat tersebut). Hal ini juga ditetapkan Bentuk partisipasi yang diberikan
Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 masyarakat dalam tahap pembangunan ada
tentang perumahan dan permukiman yaitu beberapa bentuk. Menurut Ericson (dalam Slamet,
perumahan dan kawasan permukiman adalah 1994) bentuk partisipasi masyarakat dalam
satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembangunan terbagi atas 3 tahap, yaitu: (1)
pembinaan, penyelenggaraan perumahan, Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea
penyelenggaraan kawasan permukiman, planing stage). Partisipasi pada tahap ini
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan maksudnya adalah pelibatan seseorang pada
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh tahap penyusunan rencana dan strategi dalam
dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, penyusunan kepanitian dan anggaran pada suatu
limbah industri yang memproduksi pendanaan kegiatan/proyek. Masyarakat berpartisipasi
dan system pembiayaan, serta peran masyarakat. dengan memberikan usulan, saran dan kritik
Dengan demikian perumahan dan melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan; (2)
pemukiman merupakan dua hal yang tidak dapat Partisipasi di dalam tahap
dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada pelaksanaan(implementation stage). Partisipasi
hakekatnya saling melengkapi. pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan
seseorang pada tahap pelaksanaan pekerjaan
2.2 Partisipasi Masyarakat untuk suatu proyek. Masyarakat disini dapat
mengelola limbah memberikan tenaga, uang ataupun

TEDC Vol. 10 No. 3 September 2016 153


Partisipasi Masyarakat Dalam Mengelola ……………………… Karto wijaya

material/barang serta ide-ide sebagai salah satu industri Cigondewah selayaknya harus memiliki
wujud partisipasinya pada pekerjaan tersebut; (3) tempat pengelolaan limbah tersendiri. Kondisi
Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion eksisting menunjukkan, kawasan tidak
stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya mempunyai tempat pengolahan khusus, lahan
adalah pelibatan seseorang pada tahap kosong menjadi sarana utama pembuanagn
pemanfaatan suatu proyeksetelah proyek tersebut sampah. Hal tersebut dapat menurunkan kualitas
selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada lingkungan dan berpengaruh kepada kondisi fisik
tahap ini berupa tenaga dan uang untuk masyarakat penghuninya.
mengoperasikan dan memelihara proyek yang
telah dibangun.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Profil Lokasi Kawasan
Kawasan Cigondewah merupakan salah satu
kawasan prioritas ekonomi berdasarkan nilai
potensi kreatif. Dengan wilayah kerja kecamatan
Bandung Kulon meliputi 8 Kelurahan, termasuk
didalamnya Sentra Tekstil Cigondewah, 71 Rukun
warga (RW) dan 404 Rukun Tetangga (RT)
dengan luas wilayah 638,808 Ha, kepadatan
penduduk sebesar 181 jiwa per hektar. (Sumber:
Data kependudukan kota bandung).
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Cigondewah Utara, Kecamatan Bandung Kulon,
Kota Bandung. Wilayah Cigondewah adalah yang
ditetapkan oleh pemerintah Kota Bandung
sebagai kawasan strategis melalui Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2011-2031
kategori sentra tekstil (sentra kain Cigondewah).
Selain itu di wilayah Kelurahan Cigondewah Utara
banyak berdiri kegiatan usaha pengelolaan
limbah, baik limbah langsung dari kegiatan Gambar 1: Ruang terbuka hijau yang di sulap menjadi
industri maupun limbah-limbah dari bahan plastik pengolahan limbah industri
dan kertas hasil dari aktifitas perdagangan kain. (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi 2014)
Ruang terbuka yang terdapat di kawasan
3.2 Permukiman Cigondewah Cigondewah kaler berupa lapangan sepak bola,
Pada dasarnya permukiman ini tidak pemakaman umum, dan lahan kosong yang
layak huni, tetapi para penghuni rumah tersebut mereka gunakan untuk menjemur plastic-plastik
tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki yang akan mereka olah lagi. Sehingga
rumah mereka karena mereka sendiri lebih permukiman di kawasan Cigondewah utara
memanfaatkannya sebagai tempat usaha. terlihat sangat kumuh dan menjadi tidak nyaman.
Sebagian besar penghuni pemukiman ini
berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha 3.3 Pemanfaatan Limbah Industri
pengelola limbah plastik, pengumpul limbah Berdasarkan observasi lapangan, dapat
kardus, memanfaatkan dan menjual potongan ditemukan bahwa mereka hidup di suatu
sisa kain,yang di buat sebagai tali dan kerajinan lingkungan yang kondisi lingkungan yang sangat
lainnya. Dengan demikian dapat dipastikan para buruk, mereka tidak mempunyai sarana
penghuni pemukiman ini berpenghasilan secara pengolahan limbah yang memenuhi persyaratan,
timpang disatu sisi ada mereka bias tergolong baik dari segi standar perancangan system
berpenghasilan menengah keatas di lain sisi persampahan yang baik maupun dari segi
sebagian masyarakat berpenghasilan rendah. kesehatan.
Permasalahan kawasan permukiman Kelurahan Cigondewah Utara, Kecamatan
padat Cigondewah akan ditingkatkan kualitas Bandung Kulon, Kota Bandung menunjukan
lingkungannya melalui pendekatan peningkatan pengolahan limbah industri yang dilakukan oleh
kualitas prasaranan dan prasarana pengolahan masyarakat sekitar industri. Kemunculan industri
limbah untuk mendukung pemberdayaan potensi di wilayah kelurahan Cigondewah Utara yang
ekonomi yang ada didalamnya. Pada kondisi saat memproduksi berbagai macam pakaian dan
ini dengan prasarana dasar yang masih kurang kebutuhan rumah tangga berbahan dasar tekstil
layak namun roda perputaran ekonomi dikawasan telah mengubah mata pencaharian kebanyakan
Cigondewah terbilang positif. Kawasan penduduk di Kelurahan Cigondewah Utara.

TEDC Vol. 10 No. 3 September 2016 154


Partisipasi Masyarakat Dalam Mengelola ……………………… Karto wijaya

Pengelolaan limbah industri yang dilakukan


oleh masyarakat di kelurahan Cigondewah Utara
melibatkan banyak masyarakat yang kemudian
membentuk usaha pengelolaan sampah. di
kawasan Kelurahan Cigondewah Utara.
a) Limbah Plastik

Gambar 3:
Suasana Gudang limbah kain Cigondewah utara
(Sumber gambar: Dokumentasi pribadi 2014)
Gudang sampah kain yang terlihat pada
gambar di atas adalah limbah yang mereka olah
untuk di jadikan sebagai karya seni. Dari olahan
sampah yang mereka kelola menjadi bernilai
ekonomi.kondisi gudang yang sangat kumuh
Gambar 2: Permukiman Cigondewah Utara yang di
menjadi sarana dan prasarana gudang tersebut
fungsikan sebagai gudang pengelolaan sampah plastik
(Sumber gambar: Dokumentasi pribadi 2014) terlihat kurang terawat.

Dari gambar di atas terlihat jelas para c) Limbah kardus sisa pengulungan kain
pekerja yang sedang memilah plastik hasil Sampah kardus yang menumpuk dari
jemuran untuk segera di kemas supaya limbah limbah industry masyarakat Cigondewah juga
plastik gampang di angkut. Sehingga sampah ini membuat gudang untuk mengelola dan akan di
bias di olah lagi menjadi prodak yang berguna jual kembali ke pabrik pengolahan kardus di
lagi. Sampah tersebut mereka pilah untuk diolah Jakarta.
sebagian besar dikirim ke pabrik di Jakarta, akan Masyarakat Cigondewah hanya
tetapi sebagian kecil mereka olah sendiri di mengumpulkan sisa dari bekas gulungan kain.
permukiman tersebut. Limbah ini di tangan masyarakat Cigondewah
mempunyai nilai ekonomi sehingga masyarakat
b) Limbah sisa potongan kain Cigondewah kaler banyak yang
Sebagian warga Cigondewah utara mengumpulkannya.
mereka tidak hanya mengolah limbah plastic
tetapi juga mengola sampah sisa kain sehingga
dari limbah tekstil mereka dapat meningkatkan
penghasilannya. Limbah kain bagi masyarakat
Cigondewah mereka produksi di gudang untuk
kerajinan seperti kain buat bikin keset, bikin isi
jok sofa, isi boneka, kain untuk tali dan
sebagainya. Kain potongan dari sampah tekstil
mereka olah kembali di gudang, akan tetapi
dengan adanya gudang di area permukiman
masyarakat, mereka menyayangkan akan kondisi
lingkungannya yang belum di perhatikan sehingga
gudang sarana pengolahan limbah tersebut Gambar 4:
terkesan kumuh dan tidak enak di pandang. Suasana Gudang limbah kain Cigondewah utara
(Sumber gambar: Dokumentasi pribadi 2014)

TEDC Vol. 10 No. 3 September 2016 155


Partisipasi Masyarakat Dalam Mengelola ……………………… Karto wijaya

Limbah-limbah bekas gulungan kain ini untuk menghilangkan zat kimia dan kotoran yang
di kumpulkan di lokasi tidak jauh dari kawasan menempel di plastik, kemudian sampah mulai
wisata belanja kain tersebut. Akan tetapi limbah masuk kedalam proses pengeringan atau
ini di tempatkan pada zona di sudut dekat penjemuran. Sarana dan prasarana penjemuran
kawasan pabrik yang menyumbang juga dampak masyarakat sekitar menggunakan ruang terbuka
lingkungan yaitu memperburuk sebagian wilayah hijau untuk menjemur plastik sehingga terlihat
tersebut. sekali kekumuhan di permukiman warga. Dampak
dari penjemuran plastik terlihat belum
3.4 Partisipasi Masyarakat mengelola sepenuhnya mengacu kepada standar SOP
Limbah Industri pengolahan limbah dengan benar, Sehingga
Begitu banyaknya dampak dari kawasan lingkungan sekitar ikut tercemar dengan adanya
industri di Cigondewah diantaranya limbah bekas sisa limbah yang berserakan dimana-mana.
gulungan kain yang begitu menumpuk sehingga
sebagian warga menjadikan sampah-sampah 4. KESIMPULAN
gulungan itu dikumpulkannya untuk di olah Sumber daya manusia yang menjadi tenaga
kembali. Warga yang mengumpulkan sampah kerja pada kawasan ini umumnya masih
bekas gulungan kain itu sendiri di jadikan sebagai berpendidikan umum, sehingga belum
mata pencahariannya di tengah-tengah penduduk mempunyai kualitas yang handal, baik secara
yang sebagian besar sebagai penjual kain baik administrasi maupun teknis. Fasilitas prasarana
kain kiloaan maupun meteran. dan sarana pendukung kawasan belum memadai
Sampah kain yang sudah dikumpulkan di seperti belum tersedianya tempat penjemuran
gudang kemudian dimasukan kedalam karung sampah sampai ke proses pengolahan limbah
sehingga dapat mempermudah proses membuat gudang sebagai satu satunya sarana
pengangkutannya. Sarana pengolahan sampah untuk mengolah limbah sampah terkesan sangat
kain ini berbentuk gudang dari bangunan yang kumuh dan bercecer di sepanjang Cigondewah
semi permanen di sekitar permukiman kaler. Gudang yang tersedia tidak cukup untuk
masyarakat Cigondewah kaler. Untuk limbah kain menampung sarana prasarana pengolahan limbah
warga mengolahnya memakai dua sarana gudang padat terutama pada pengolahan plastik.
untuk pengumpulan dan gudang untuk proses Dari potensi Cigondewah menjadikan
pembuatan kerajinan seperti keset, isi boneka sebagai rencana pengembangan pariwisata Kota
dan untuk tali pengikat. Bandung masih banyak masalah sarana dan
Partisipasi masyarakat untuk mengumpulkan prasarana yang belum mendukung diantaranya
sisa limbah dari aktivitas kawasan wisata kain di adalah:
Cigondewah juga mempunyai andil dalam 1) Belum tersedianya sarana prasarana tempat
menyumbang kerusakan lingkungan tersebut. penjemuran limbah plastik sehingga
Dari pengamatan peneliti terlihat beberapa masyarakat memanfaatkan ruang terbuka
gudang yang tidak tertata sehingga limbah yang hijau sebagai tepat menjemur plastik.
mereka kumpulkan berantakan. Hal ini 2) Belum tersedianya area gudang yang cukup
merupakan begitu buruknya pengelolaan limbah untuk menampung limbah industri yang akan
industri ini diakibatkan warga sekitar Cigondewah di olah masyarakat sehingga mereka lebih
hanya mementingkan aspek ekonominya saja memilih menyimpannya ke pinggir jalan dan
yang mereka utamakan daripada berperan juga lapangan sepak bola.
memelihara lingkungannya. Analisa gambar di 3) Buruknya pengelolaan limbah terutama pada
atas terlihat jelas tumpukan kardus yang siap limbah pelastik yang mereka olah di gudang
untuk diangkut oleh truk container. Masyarakat sekitar permukiman warga membuat polusi
Cigondewah sendiri biasanya selalu yang berdampak pada kondisi udara yang
mengumpulkan sampah kardus ini dalam sebulan tercemar oleh pengolahan dan pembakaran
bisa dua kali pengangkutan ke industri untuk sampah.
proses pegolahan. 4) Lokasi penempatan gudang limbah baik
Model Pengolahan sampah plastik yang ada limbah plastik, limbah gulungan bekas kain
di Cigondewah kaler sangat sederhana tidak serta potongan sisa kain semua limbah
menggunakan mesin yang canggih sehingga tersebut masih belum terolah dengan
bentuk pengolahannya masyarakat sekitar yang di maksimal.
berdayakan ikut bekerja mengolah sampai Dampak positif dari peran serta Masyarakat
pendaur ulangan sampah plastik. Cigondewah untuk mengolah limbah industri
Sampah plastik sebelum diolah masyarakat cenderung lebih mementingkan faktor ekonomi
selalu membuat semacam tungku pembakaran yang mereka dapatkan dan seakan akan lebih
untuk menghancurkan plastik supaya jadi pasta meninggalkan terhadap kenyamanan sarana
yang padat. Sampah plastik sebelum di bakar prasarana gudang tempat pengolahan sampah
terlebih dahulu warga membersihkannya di sungai sehingga lingkungan sekitar sangat kumuh dan

TEDC Vol. 10 No. 3 September 2016 156


Partisipasi Masyarakat Dalam Mengelola ……………………… Karto wijaya

buruk. Akan tetapi di sisi lain ekonomi masyarakat Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri.
Cigondewah seakan melesat dengan adanya Yogyakarta: Penerbit ANDI.
pengolahan limbah tersebut. Susilo, Rachmad K.D. 2012. Sosiologi Lingkungan.
Kurangnya kesadaran sebagian warga untuk Jakarta: Rajawali Press
menjaga lingkungan permukiman Cigondewah Marlina, Endy. Sastra M., Suparno, (2006),
membuat sebagian wisatawan merasa perihatin Perencanaan dan pengembangan perumahan,
akan hal tersebut, mengingat potensi yang di Penerbit Andi, Yogyakarta.
miliki Cigondewah adalah sungguh luar biasa, Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan
untuk menopang perekonomian warga sekitar Masyarakat, Mempersiapkan Masyarakat
kawasan. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan Tinggal Landas, Jakarta: Rineka Cipta.
pemerintah daerah untuk memajukan dan Slamet, Y. 1994. Pembangunan Masyarakat
mengembangkan kawasan Cigondewah agar Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas
kedepannya menjadi lebih baik lagi. Maret University Press.
Hal ini juga yang menjadi pertimbangan Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan
pemerintah daerah untuk memajukan dan Prioritas Permukiman (RPKPP) Kota
mengembangkan dan menata kawasan Bandung, Tahun 2010
permukiman Cigondewah agar kedepannya Dokumen Peraturan Daerah Rencana Tata
menjadi lebih baik lagi sehingga kawasan ini Ruang Dan Wilayah Kota Bandung, Tahun
benar benar menjadi salah satu tujuan wisata 2011-2031
belanja yang lebih memberdayakan masyarakat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
sekitar permukiman tersebut. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman
DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie, Robert J., 2003, Manajemen dan
Rekayasa infrastruktur, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

TEDC Vol. 10 No. 3 September 2016 157

Anda mungkin juga menyukai