chia 81-82
Karya yang nyakup tema ini biasanya berhubungan makanya jadi jelas juga potensi
penerapan dari analisis yang bervariasi. Pekerjaan yg di masalah kedua tuh seringnya buat
memengaruhi kebijakan trs nambah perdebatan akademis dgn asumsi pemahaman yg
diberikan tuh sbg tool penting dalam meningkatkan pembangunan. Nah ini malah ngaburin
batas antara antrop akademik sm terapan kan. Tp sebaliknya antropolog yg tertarik sm
pertanyaan terakhir biasanya kurang tertarik ngebantu praktisi pembangunan, sementara
mereka yg punya kebijakan implikasi jarang tuh ngasih rekomendasi praktis. Ketiga tema
juga bisa dihubungkan meskipun ya longgar sih tp buat sejarah baik dalam pembangunan
ataupun antrop. Jd kayak efek sosial budaya tuh ngaruh ke perubahan ekonomi, salah
satunya ya pembahasan si malinowski ataupun pritchard yg nuer. (ya intinya isinya cerita gt
kl lu penasaran baca aja sendiri yeah itu nga penting2 amat jg).
fitri 83-84
● Ada arugumen bahwa ketika individu pindah ke kota, ikatan kesukuannya menjadi kurang
penting karna tergantikan oleh afiliasi kelas atau tempat kerja
○ Tapi sebenernya belum tentu juga kayak gitu, bisa aja sebaliknya dimana identitas
dan kewajiban kesukuan berubah dan digunakan dgn cara berbeda di perkotaan
Agricultural change: polarisation
● Meskipun Antropologi urbanisasi di Afrika berakar pada kebijakan kolonial pra-perang,tapi
studi tentang perubahan pedesaan di Asia Selatan dan Tenggara sebagian besar justru
dipengaruhi oleh upaya negara-negara pascakolonial untuk memodernisasi pada 1950-60-an
● Kebanyakan nunjukin kalo transisi agrikultural kayak cash-cropping, mekanisasi, dan
meningkatnya tenaga kerja memiliki dampak sosial dan jg ningkatin polarisasi dan
proletarianisasi masyarakat miskin di pedesaan.
● Tampaknya 'revolusi hijau' dan strategi modernisasi itu ga mungkin buat ngurangin
kemiskinan
● Ada pendekatan antropolog lain dalam mode yg tradisional>> berfokus pada efek perubahan
ekonomi di tingkat mikro
● Dalam karya South India: Yesterday, Today and Tomorrow (1973), Epstein membahas efek
dari pengenalan teknik irigasi baru dan makin pentingnya cash-cropping ke dua desa di India
selatan
○ Desa masih punya sedikit hubungan dengan ekonomi eksternal dan struktur sosial
sebagian besar tetap ga berubah, karena fleksibilitas sistem politik lokal dan fakta
kalo ekonomi sepenuhnya masih didasarkan pada pertanian
○ Pokoknya di Desa Wangala tuh jadi cukup baik, tapi ga ngerubah banyak hal, kalo di
Desa Dalena yg lahannya kering malah ga maju sama sekali dan bikin rugi
● Dari berbagai perubahan ekonomi ini nyebabin runtuhnya kewajiban politik, sosial dan ritual
turun temurun, perubahan status kelompok kasta lokal, dan munculnya bentuk hierarki baru
● Perubahan yg berbeda di setiap komunitas nunjukin kalo proses transformasi kapitalis jauh
dari homogen bahkan dalam wilayah yang sama
● Literatur yang luas mendukung pandangan Epstein kalo modernisasi pertanian (seperti
pengenalan teknologi baru, cash cropping, dan tenaga kerja upahan) di Asia Selatan telah
kontribusi pada tumbuhnya polarisasi pedesaan
● Banyak dari ini merupakan kritik atas Revolusi Hijau, dan ngasih tau kalo efek inovasi
bergantung pada hubungan sosial yg udah ada sebelumnya
jebe 85-87
● Sekarang ini, udah bnyk pekerjaan yg neliti berbagai efek dari perubaha agrarian dan
industrialisasi di India,,, menunjukkan berbagai bentuk ketidaksetaraan yang muncul
jihan 88-89
● Kesimpulan serupa dicapai oleh para peneliti yang bekerja di pemukiman liar di Amerika
Latin.
○ Temuan Mangin (1967)=sosiolog, dan Turner (1969)=arsitek, berbagai penulis
berargumen selama tahun 1960-an dan 1970-an bahwa alih-alih menjadi ' ‘slums
of despair/perkampungan kumuh keputusasaan', permukiman itu sebenarnya
adalah '‘slums of hope/perkampungan kumuh harapan. ' (Lloyd, 1979).
○ Invasi tanah direncanakan dengan hati2 dan orang2 bekerja sama untuk
mendapatkan air, listrik dan jalan untuk pemukiman mereka, membentuk komite
dan mendapatkan suara melalui pemilihan politisi lokal untuk badan-badan
negara bagian dan metropolitan.
○ Alih-alih menjadi 'korban' dari struktur eksploitasi internasional dan nasional,
para penghuni liar adalah agen aktif yang bekerja keras untuk mengubah status
ekonomi dan sosial mereka. Namun, mereka tidak 'marjinal'; sebaliknya, mereka
terpinggirkan oleh konteks yang lebih luas, bahkan ketika berusaha memperbaiki
diri (Perlman, 1976).
● Sementara penekanan pada perspektif aktor, daripada 'sistem' di mana mereka menjadi
bagian, selalu menjadi pusat antropologi.
● ide-ide seperti itu diambil dalam studi pembangunan pada 1980-an dan 1990-an →
karena menunjuk perubahan konstruktif yang dapat dibuat dalam kebijakan, dan karena
pesan 'pembangunan' pada dasarnya optimis: orang tidak sepenuhnya dibatasi oleh
superstruktur eksploitatif atau 'sistem dunia'; mereka adalah agen aktif dan, jika ada
intervensi, hanya perlu 'dibantu untuk membantu diri mereka sendiri'.
● Selama tahun 1980-an penekanan yang semakin besar diberikan pada subyek proyek
pembangunan sebagai 'aktor',
ingka 90-92
● Feminisasi subsistensi bs dijelasin dlm 2 hal
○ -> perempuan punya tugas reproduktif & produktif (masak,dll.), trs susah jg buat
produksi komersial -> soalnya jd kaya sebelum bisa jual makanan, dia harus masak
makanannya buat tumpuan rumah tangganya dulu
○ -> migrasi tenaga kerja laki2, bikin perempuan menanggung beban sektor subsisten
● Tesis feminisasi subsisten ini banyak bermasalah soale kaya di asia laki2 kan masi dominan
gt. Trs diferensial ini jg bukan hanya ada di rumah tangga tp ada jg di antropologi feminis
● Kesetaraan tidak dapat diterima begitu saja di setiap tingkat organisasi sosial (Folbre, 1986).
● Ada penilitian Ann Whitehead (1981) tentang Kusasi di Ghana -> penelitiannya nunjukin perlu
dekonstruksi rumah tangga & pembagian kerja atas dasar jenis kelamin, yg juga melibatkan
perbedaan akses ke sumber daya
● Kendala utama produktivitas -> akses ke tenaga kerja drpd ke tanah DAN jaringan sosial
(tenaga kerja) yang bs dimobilisasi → Nah pria lebih mampu melakukan ini drpd cewe
● Soalnya kaya proyek buat ningkatin produktivitas tu harus negosiasiin hub eko, sosial yg
kompleks dan tertanam dlm konteks budaya lokal
● Asumsi tidak dapat dibuat tentang sifat rumah tangga, distribusi sumber daya di dalamnya,
atau hubungan sosial produksi
● Antropolog feminis yg menganalisis gender dr perubahan eko -> ngasi kontribusi ke studi
pembangunan & antrop
● 1970an&1980an -> ada domain baru: konstruksi budaya,pol & eko dr hub antara pria dan
wanita --> ini bikin dekonstruksi domain2 lama
● Antrop feminis jg mematikan fungsionalisme yg selama ini tentang kekuasaan patriarki, yg
gak kredibel -> pokoknya dr sini (1990an) ada dekonstruksi & asumsi androsentris
The social and cultural effects of development projects (and why they fail)
● Teks yg dibahas kebanyakan tent masalah sos bud, tp penulis fokusin ke proyek2
pembangunan -> makanya agenda penelitian lebi ke penilaian pragmatis tent apa yg salah dr
pembangunan dan gmn perbaikinnya
○ Penelitian kek ^^ biasanya punya daftar rekomendasi konkret diakhir tulisan
○ Tp antropolog ni biasanya solusinya mirip2, kaya -> partisipasi lokal, kesadaran
kompleksitas sosbud, gunaik etnografis pada perencanaan
● Kritik paling umum dr antrop -> perencanaan pembangunan pake cara 'top-down' >> jd
perencanaan tu disusun sm pejabat yg gatau kondisi, kebutuhan masy -> jd intervensi
dipaksakan jadinya ya gagal
● Pembangunan tuh bisa berkelanjutkan kalo dr 'akar rumput' nya dukung -> perlu tu partisipasi
masy >> asumsi antrop harusnya ada perubahan kebijakan & praktik yg bikin pembangunan
berhasil dan bantu masy miskin
● Penelitian terkait -> Robert Chambers’s Rural Development: Putting the Last First --> yg
jelasin pembangunan tanpa pengetahuan lokal itu pasti gagal harusnya 'menempatkan yg
miskin terlebih dahulu' dan bikin mereka berpartisipasi pd proyek design & penilaian
● Penelitian lain -> Barnett (1977) >> jelasin produksi kapas irigasi intensif di sudan dia bilang
proyek disitu bikin stagnasi & ketergantungan soalnya tanahnya yg disediain cm buat
disewa2 -> makanya jd ada hub paternalistik & otoriter, mereka jd ga inovatif.
● Intinya kritik antrop kebanyakan soal -> ga peka sm kompleksitas sos bud lokal, efek dr
induksi ekstern
● Nah skrg kita pindah ke pekerjaan yg berhub sm gender dlm proyek pembangunan
viya 93-95
- ga cuma antropolog feminis yg ngasih catatan etnografis ttg hal ini, mrk jg ngembangin berbagai alat analisis
buat ngejelasin knp pembangunan cenderung punya efek yg beda pada pria dan wanita. Banyak dari pekerjaan
ini berfokus sm efek dari proyek2 pembangunan tertentu. Kesalahpahaman ttg pembagian kerja berdasarkan
jenis kelamin, akses ke sumber daya dlm rumah tangga, beban ganda perempuan dlm pekerjaan produktif dan
reproduktif, perencanaan dan proyek pembangunan seringkali menyebabkan marginalisasi perempuan. Nah
berarti laki2 mendingan ditempatin ke peluang new economy yg sesuai & asumsi patriarki para perencana.
- Proses ini dimulai sm administrator kolonial yg mengimpor gagasan etnosentris ttg 'tempat perempuan', dan
berlanjut hingga hari ini melalui pekerjaan para perencana pembangunan Barat. Dalam The Domestication of
Women (1980), Barbara Rogers blg kl perencana pembangunan Barat ngebuat berbagai asumsi Barat dan
makanya patriarki ttg hubungan gender di negara2 berkembang. Misalnya, petani adalah laki-laki & perempuan
gak ngelakuin pekerjaan produktif yg berat & keluarga inti adalah norma. Melalui penelitian androsentris dan
bias menganggap kl laki-laki adalah kepala rumah tangga & perempuan tuh jd gak terlihat. Nah makanya
perempuan didiskriminasi scr sistematis karena ada diskriminasi di dalam badan2 pembangunan itu sendiri.
- Jawabannya menurut Rogers karena hal ini sering menghasilkan 'pemisahan baru', dmn perempuan cuma
dilatih dalam ilmu rumah tangga/dikasih mesin jahit buat menghasilkan pendapatan. Sebaliknya, kesadaran
gender hrs dibangun ke dalam prosedur perencanaan, yaitu sebuah proses yg akan melibatkan reformasi
lembaga2 pembangunan yg terlibat. Laporan Dey (1981) ttg proyek irigasi di Gambia mengasumsikan bahwa
laki-laki menguasai tanah, tenaga kerja dan pendapatan, proyek tsb gagal utk meningkatkan produksi beras
nasional dan meningkatkan ketergantungan perempuan pd laki-laki.
- Kyk misalnya sistem pertanian di Mandinka, cuma laki2 yg dikasih hak atas tanah irigasi & semakin byk
memakai tenaga kerja kolektif terampil perempuan, sedangkan perempuannya diberi upah rendah krn kurang
peluang buat menghasilkan pendapatan yg lain (yg tersedia bagi perempuan. Hak-hak ekonomi tradisional
perempuan scr sistematis dirusak oleh proyek2 tsb dimana sebuah proses yg udh dimulai selama masa kolonial.
Dengan mengabaikan kompleksitas sistem pertanian dan berkonsentrasi pd petani laki-laki, proyek tsb ga cuma
merugikan perempuan, tetapi jg kehilangan keahlian mereka yang berharga. Karena hubungan gender bersifat
spesifik scr budaya, proyek2 pembangunan punya efek yg berbeda sesuai dgn tempat pelaksanaannya & cara
pelaksanaannya.
- Data dari Asia nunjukin kl meskipun mekanisasi pertanian menyebabkan menurunnya tenaga kerja perempuan
di desa2 pertanian padi di Filipina, di Jepang partisipasi perempuan tetap relatif tinggi (Ng, 1991: 188).
- Kelas juga merupakan faktor penting. Sementara perempuan dari rumah tangga kaya dan berpenghasilan
menengah (dan keliatannya bahagia) semakin mundur ke arena domestik, perempuan dari rumah tangga miskin
perlu bekerja buat ngumpulin uang tunai utk input baru yg diperlukan utk meningkatkan produktivitas. Jadi, ada
2 tren besar → rumah tangga patriarki di antara rumah tangga kaya dan berpenghasilan menengah, serta rumah
tangga yg dikepalai perempuan. Analisis proyek pembangunan oleh antropolog feminis memiliki implikasi
penting bagi pembuat kebijakan. Tidak ada ruang di sini utk tinjauan komprehensif ttg efek women in
development (WID) dan GAD pd kebijakan pembangunan. Cukup untuk mengatakan bahwa sejak tahun 1975
dgn dimulainya Dekade Pembangunan PBB pertama utk Perempuan, gender semakin diakui sebagai isu sentral
dlm lingkaran pembangunan.
- Banyak lembaga mengembangkan kebijakan eksplisit ttg gender, mempekerjakan 'ahli' buat mastiin bahwa
proyek mereka memberikan pertimbangan yg cukup utk kepentingan perempuan. Misalnya, Bank Dunia,
menciptakan unit WID, sedangkan UNIFEM (United Nations Development Fund for Women) udh jd badan
PBB sejak 1985 (Madeley, 1991:29). Trs pelatihan gender jg dimulai tahun 1980-an dgn lembaga2 yg mendanai
pelatihan staf dan lembaga2 lain di negara2 penerima. Tp, apakah upaya2 ini punya dampak nyata dlm ningkatin
dampak merugikan pembangunan terhadap perempuan ternyata msh bs diperdebatkan. bbrp berpendapat kl
kebijakan dan pelatihan WID mereproduksi asumsi etnosentris ttg sifat gender dan subordinasi perempuan →
mereka mengkooptasi kritik feminis radikal ke dlm wacana pembangunan sehingga menetralkan mereka.
- Penulis bakal kembali ke masalah Juour Jood. Terkait erat sm kritik antropologis perencanaan 'top-down' →
kritik bahwa perencana gagal utk mengakui secara memadai pentingnya, potensi, dan pengetahuan lokal.
Sebaliknya, proyek sering kali berasumsi kl pengetahuan Barat/perkotaan lebih tinggi drpd pengetahuan orang2
yg 'akan dikembangkan', mereka dianggap bodoh meskipun antropolog udh berulang2 nunjukin kl mereka
punya bidang keahlian yg sesuai. Hal ini terkait sm gerakan pertama petani (Chambers et al., 1989; Scoones
dan Thompson, ao09).
raju 96-98
● Kegagalan proyek pembangunan seringkali diakibatkan ketidaktahuan para
perencana (planners) dibanding ketidaktahuan penerima manfaat (beneficiaries).
○ Hal ini mungkin adanya faktor seperti kondisi ekologi lokal, ketersediaan
sumber daya, kondisi fisik dan iklim, dan sebagainya.
● Berhasil atau tidaknya seluruh proyek tergantung secara sosial dan budaya, akan
tetapi faktor dari sosial dan budaya ini yang sering diabaikan.
○ Maka dari itu, banyak literatur berfokus pada kebutuhan pengetahuan
etnografi di tahap perencanaan desain proyek.
● Penerapan konsep top-downisme terdapat sebuah hal yang menarik pada analisis
klasik Mamdani mengenai kegagalan studi Khanna dalam upayanya untuk
memperkenalkan alat kontrasepsi ke desa Manupur, India.
○ Nilai budaya dan ekonomi yang sangat kuat mengenai "banyak anak =
banyak rejeki", Mamdani berpendapat kalo program ini ga mungkin berhasil di
pedesaan India.
○ Pada asumsinya tersebut, Mamdani memandang kalo penolakan kontrasepsi
dari penduduk sana dianggap sebagai hal yang bodoh. Maka dari itu, di
konteks ini, penduduk desa tersebut sama sekali mengabaikan realitas sosial
dan ekonomi di desa.
● Pada studi kasus Zambia Gatter menunjukkan praktik pertanian yang cenderung
disistematisasikan oleh para tenaga development sehingga salah memahami
kompleksitas dan fluiditas mereka.
○ Dalam menghindari misrepresentasi dan membuat pengetahuan etnografi
menjadi bermakna, maka harus ada pengumpulan data etnografi yang
berkelanjutan.
○ Penelitian tersebut tidak perlu dilakukan oleh konsultan ekspatriat namun
juga dapat dilakukan oleh staf lapangan yang terlatih, terutama yang berada
di LSM.
○ Hal terpenting dari Pottier's collection; mengadopsi pendekatan yang
berkembang dalam Antropologi Pembangunan, yaitu mempelajari birokrasi
dan institusi pembangunan di dalam diri mereka sendiri serta wacana yang
mereka hasilkan.
rey 99-101
● penulis menyatakan bahwa perencanaan adalah hal yang penting dalam penelitian
antropologi
● kalo penelitian lain mendekonstruksi dan mempersoalkan gagasan pembangunan
dengan menganalisisnya sebagai bentuk wacana. sedangkan penelitian antropologi
tidak dimaksudkan untuk menjadi instrumen bagi pembuat kebijakan, karena
mengkritik asumsi epistemologis di mana mereka bekerja.
● Sebaliknya, penelitian antropologi memiliki implikasi yang luas terhadap cara di
mana 'pembangunan' dikonseptualisasikan, menunjuk pada penilaian ulang tentang
cara-cara di mana kemiskinan dan ketidaksetaraan global dikonseptualisasikan dan
ditangani.
● untuk dapat mengerti diskursus pembangunan, kita bisa mengambil
pemikiran-pemikiran Foucault (1970)
● Foucault berfokus pada ‘field' of knowledge, seperti ekonomi atau sejarah alam (yang
diklasifikasikan dan diwakili dalam periode tertentu) yang direpresentasikan sebagai
objektif dan netral secara politik,
● Foucault kemudian menunjukkan bagaimana bidang pengetahuan dibangun secara
sosial, historis dan politik. Wacana kekuasaan, meskipun disajikan secara objektif
dan 'alami', sebenarnya mengkonstruksi subjeknya dengan cara-cara tertentu dan
menjalankan kekuasaan atas mereka.
● Dari sini, bidang pengetahuan atau keahlian perkembangan dapat didekonstruksi
sebagai konstruksi realitas yang spesifik secara historis dan politis, yang lebih
berkaitan dengan pelaksanaan kekuasaan dalam konteks sejarah tertentu
● Escobar (1988), meneliti sejarah studi pembangunan dan produksi serta sirkulasi
wacana tertentu, melihat ini sebagai bagian integral dari pelaksanaan kekuasaan;
apa yang disebut sebagai politics of truth
● Praktik pembangunan, menurutnya, menggunakan kumpulan teknik khusus yang
mengatur jenis pengetahuan dan jenis kekuasaan. Keahlian spesialis pembangunan
melampaui realitas sosial 'klien' pembangunan, yang diberi label dan dengan
demikian terstruktur dengan cara tertentu ('rumah tangga yang dikepalai perempuan',
'petani kecil', dll.).
● Dengan demikian, klien dikendalikan oleh pembangunan dan hanya dapat
bermanuver dalam batas yang ditentukan olehnya.
● Ferguson (1990) menyatakan bahwa daripada memikirkan apakah pembangunan itu
'baik' atau 'buruk', atau bagaimana hal itu dapat ditingkatkan, kita harus menganalisis
hubungan antara proyek-proyek pembangunan, kontrol sosial dan reproduksi
hubungan ketidaksetaraan.
● Ferguson dalam the anti politics machine berpendapat bahwa developmental
planning adalah roda penggerak kecil dalam mesin yang lebih besar; wacana dan
praktik diartikulasikan dalam hal ini, tetapi mereka tidak menentukannya.
● Kalo rencana gagal dan tujuannya tidak tercapai, mereka masih memiliki efek
instrumental, karena mereka adalah bagian dari mesin kekuasaan dan kontrol yang
lebih besar.
indah 101-102
rahmi 112-114
● Teori pertukaran yang telah ada dari 1925 masih relevan 90 tahun kemudian karena
hadiah pembangunan sendiri ketika dipahami menjadi investasi makna sosial dan
spiritual yang tertanam dalam hubungan kekuasaan
● Teorinya Mauss ini bikin para antropolog ngeliat ‘bantuan’ lebih dari sekedar makna
yang konvensional. Ini bisa menjadi sebuah keinginan untuk meningkatkan, atau,
menurut Foucauldian ini bisa jadi ‘keinginan untuk mengontrol’
● The Gift yang ditulis sama Mauss menyatakan bahwa ‘pertukaran hadiah’ pada
masyarakat kuno ini tuh menciptakan banyak hal yang berkaitan dengan segala
aspek kehidupan, kayak kondisi ekonomi, hubungan antar kelompok, dan juga dapat
mempengaruhi agama, hukum, moralitas, dan estetika.
● Secara terpusat, pertukaran hadiah menciptakan kewajiban timbal balik. Ini juga
menciptakan ketidaksetaraan antara pemberi dan penerima: memberi berarti
menegaskan kekuasaan atas kelompok yang menerima.
● Mauss sendiri berpendapat bahwa modernisasi bakal ngilangin si ‘pertukaran hadiah’
ini sendiri dan akan berpindah ke hubungan komersial
● Bantuan sendiri berhubungan dengan pembangunan yang ada menurut penulis
karena:
○ Pertama, bantuan dapat dilihat sebagai suatu bentuk pertukaran hadiah, baik
antar negara atau antar individu yang menyumbang kepada LSM yang
dimaksudkan untuk membawa pembangunan atau bantuan lain kepada
Negara Dunia Ketiga (Third World Country).
○ Kedua, Mauss bilang kalo pemberian hadiah ini merupakan sebuah dasar
terciptanya ketidaksetaraan. Stirrat dan Henkel (1997) melihat bahwa,
terlepas dari hubungan kemitraan atas pembangunan, hadiah pembangunan
sendiri merupakan suatu hal yang menandai perbedaan dan hierarki
● Penggunaan teori hadiah dengan demikian menunjukkan bagaimana bantuan, amal
dan kemanusiaan pada dasarnya adalah tindakan sosial, diinformasikan oleh ide-ide
moralitas dan etika tetapi didasarkan pada hubungan kekuasaan yang tidak setara
(lihat Yeh, 2013; Scherz, 2014).
● Salah satu karya Erica Bornstein di Zimbabwe memperlihatkan bagaimana
hubungan pembangunan dan spiritualitas, disini agama, tuh berhubungan. Hal ini
berkaitan dengan bagaimana agama diyakini sebagai sesuatu yang harus dipahami
untuk seluruh aspek kehidupan manusia (jadi kayak kita harus hidup sesuai dengan
ketentuan agama). Hal ini termasuk pada perencanaan, pelaksanaan, dan juga
penerimaan projek pembangunan.
● Lalu bagaimana kontak antara moral dan spiritual atas diterimanya hadiah? Gimana
kepercayaan ini bersinggungan dengan wacana kemajuan dan modernitas?
○ Biasanya hal ini akhirnya dijawab dengan nibari antara tradisi vs modernitas
atau pengetahuan ilmiah vs kearifan lokal, tapi sekarang sudah ada penelitian
yang bisa jadi jawaban
○ Karya terbaru telah meruntuhkan perbedaan ini, menunjukkan tidak hanya
bagaimana orang bergerak di antara posisi yang tampaknya bertentangan,
tetapi juga bagaimana praktik 'tradisional' atau non-modern digunakan untuk
mengkritik bentuk-bentuk pembangunan yang diimpikan tapi gagal terwujud.
○ Pada beberapa karya etnografi, kayak yang ditulis sama Daniel Jordan Smith
tentang praktik dan wacana korupsi di Nigeria, menunjukan bahwa ide
pembangunan dan kepercayaan tradisional tuh bisa berjalan beriringan.
naim 115-116
windi 120-122
● Para antropolog disini berusaha buat jawab pertanyaan tentang dampak kebijakan
neoliberal dan kapitalisme global dalam konteks di mana industrialisasi dan migrasi
perkotaan telah berlangsung.
● Hal ini menarik krn adanya perebutan sumber daya yang sengit dan sering disertai
dgn kekerasan antara berbagai perusahaan yg mana hal ini nunjukin ciri
pembangunan ekonomi di wilayah tempat para antropolog bekerja.
● Para antropolog Asia Selatan disini jg cenderung berfokus pada dialektika antara
industrialisasi, kapitalisme global dan bentuk-bentuk ketidaksetaraan baru, dan jg
perubahan dalam hubungan antar kelompok, sementara yg lain berfokus pada
penyebaran kepentingan perusahaan di wilayah tertentu.
● Disini kadang antropolog tuh perlu terlibat langsung dalam gerakan para pribumi
terhadap pemanfaatan sumber dari para perusahaan sebagai bagian dr penelitian yg
mereka lakuin
● Menurut para antropolog disini daripada cuma melibatkan perjuangan atas akses ke
sumber daya di mana makna dan fenomenologi dibagi, analisis antropologi lebih
mengungkapkan bagaimana berbagai bentuk pengetahuan sering mendasari bentuk
kontestasi
● Tapi krn hal ini antropologi 'terapan', secara etis dipertanyakan. Menurut Stuart
Kirsch, khususnya dia berpendapat bahwa, ketika dihadapkan pada perampasan
atau kekerasan, antropologi etis harus memihak yg mana berar 'tidak ada tindakan
pengamatan yang netral.
ridho 123-124
● pas Chevron ngerayain keberhasilan pembangunan dan keamanan instalasi
berteknologi tinggi lewat data kuantit yg dianggep sbg bukti kuat
○ cerita masy ttg kerusakan lingkungan dan kehilangan mata pencaharian
dianggep sbg desas desus doang sm perusahan (disini pengetahuan dan
dengerin narasi tertentu dipake buat ngebungkam org lain sm PR Chevron
● kaya yg ada di bab 2, berbagai karya antropolog (kirsch, sawyer, dan padel) jadi
upaya untuk mempertahankan perbedaan yg kaku antara penelitian dan aktivis
(antropologi “scientific’objective;pure” lawan antrop terapan)
○ Stuart Kirsch berpendapat kalo pas dihadepin sm perampasan dan
kekerasan, antropologi etis tuh harus mihak (gaada tindakan pengamatan yg
netral, dimana mereka bs ngomong kebenaran sambil jadi mata-mata musuh”
● pas dunia kebagi jadi “si kaya” dan “si miskin” karena pembangunan ekonomi ngarah
ke perpecahan dan perampasan maka mereka yg punya kekuatan paling kecil dan
perusahan dan pengusaha yg paling diuntungkan scr berkelanjutan.
○ disini muncul kapitalisme kreatif yg berkontribyusi buat kebaikan yg lebih luas
lewat program CSR,kemitraan dan keterlibatan masyarakat; dan antropolog
pembangunan harus pake keterampilan kritik dan deskripsi etnografi mereka
sepenuhnya.
● bab berikutnya ngomongin argumen awal buku edisi 1996 yg nyaranin bbrp hal:
1. ada 3 area sentral yg diperiksa antropolog pas liat perkembangan (ttg akses,
efek dan kontrol)
2. alih-alih ada perbedaan mutlak antara antrop praktis (terapan) dan studi
akademis, keduanya saling melengkapi informasi (saling mempengaruhi dan
berpengaruh ke kebijakan dan praktik)
● bab 4 di versi asli thn 1996, penulis nunjukin gimana pertanyaan ttg akses, efek dan
kontrol yg diajuin sm antropolog yg kerjanya di pembangunan ngasilin wawasan
penting buat masukan ke pemahaman baru ttg hasil proyek (studi kasus dari periode
sebelumnya)
● bab 5 meninjau lagi gagasan yg ada pas thn 1996 yg menumbangkan wacana
pembangunan konvensional dan nawarin cara pandang dan tindakan baru (ya
meskipun ide ini banyak yg berubah jadi buruk kedepannya, tp masih ada harapan)