Anda di halaman 1dari 67

ANALISA PENGENDALIAN RISIKO KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN


HOTEL YELLO BANDAR LAMPUNG

TUGAS AKHIR

OLEH :
YUSRIL HIDAYAT
16311038

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2022

0
ANALISA PENGENDALIAN RISIKO KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN
HOTEL YELLO BANDAR LAMPUNG

Oleh :

YUSRIL HIDAYAT
NPM : 16311038

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Susilowati, S.T.,M.T.

Ketua Program Studi Teknik Sipil


Universitas Bandar Lampung

Dr. Any Nurhasanah, S.T., M.T.

0
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : YUSRIL HIDAYAT

NPM : 163111038

Dengan ini menyatakan bahwa Penelitian yang telah saya buat dengan judul
Analisa Pengendalian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proyek
Pembangunan Hotel Yello Bandar Lampung adalah hasil tulisan saya sendiri dan
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan sumber penulis aslinya.

Apabila saya dengan secara sengaja melakukan tindakan yang bertentangan


dengan hal tersebut di atas, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang
saya ajukan sebagai tulisan saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia
kelulusan dan gelar ijazah saya dicabut atau dibatalkan.

Bandar Lampung, 16 Agustus 2022


Yang Membuat Pernyataan,

YUSRIL HIDAYAT

3
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yusril Hidayat, lahir di kota Serang pada


tanggal 29 Mei 1998 dari pasangan Nur Hasan dan
Yulyana. Penulis memulai pendidikan formal pada tahun
2004 di SD Negeri 1 Runguk dan lulus tahun 2010,
kemudian melanjutkan pendidikan di MTS Mathlaul
Anwar Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2013. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan dengan
mengambil jurusan IPS di SMA Negeri 1 Ketapang dan
lulus pada tahun 2016. Penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di
Program Studi Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung pada tahun 2016.

Selama menjadi mahasiswa, penulis bergabung dalam organisasi internal kampus


yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS) Universitas Bandar Lampung.
Pada bulan Februari sampai dengan April 2021 penulis berkesempatan untuk
melakukan Kerja Praktik (KP) di Proyek Pembangunan Flyover Jalan Sultan
Agung Way Halim Bandar Lampung.

Dengan ketekunan serta motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis
telah berhasil menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisa Pengendalian
Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Pembangunan Hotel
Yello Bandar Lampung”. Semoga Tugas Akhir ini mampu memberikan kontribusi
positif bagi dunia penelitian dan masyarakat luas.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas lulus dan
berhaknya penulis menyandang gelar Sarjana Teknik melalui Ujian Komprehensif
Program Studi Teknik Sipil Universitas Bandar Lampung pada tanggal 16
Agustus 2022.

4
MOTTO

“ Kesempatan Tidak Datang Dua Kali, Tapi Kesempatan Datang


Kepada Siapa Saja Yang Terus Berusaha Dan Tidak Pernah Berhenti
Mencoba”

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Analisa Pengendalian
Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Proyek Pembangunan Hotel
Yello Bandar Lampung” untuk melengkapi syarat dalam menyelesaikan jenjang
pendidikan tinggi Strata Satu (S1) di Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bandar Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak


yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Yusuf. S. Barusman, MBA. selaku Rektor


Universitas Bandar Lampung.
2. Bapak Ir. Juniardi, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bandar
Lampung.
3. Ibu Dr. Any Nurhasanah, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bandar Lampung.
4. Ibu Susilowati, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing dalam penelitian dan
penyelesaian Tugas Akhir.
5. Ayahanda Nur Hasan dan Ibunda Yuliana atas segala kasih sayang dan doa
untuk keberhasilan penulis.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga
Tugas Akhir ini dapat memberi manfaat bagi penulis maupun pihak lain.
Bandar Lampung, 16 Agustus 2022

Yusril Hidayat

6
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................0
ABSTRACT.............................................................................................................1
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN..................................................2
RIWAYAT HIDUP..................................................................................................3
MOTTO...................................................................................................................4
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
KATA PENGANTAR.............................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................10
1.1. Latar Belakang.........................................................................................10
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................11
1.3. Batasan Masalah......................................................................................11
1.4. Maksud Dan tujuan..................................................................................12
1.5. Ruang Lingkup........................................................................................ 13
1.6. Sistematatik Penulisan.............................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................14
2.1. Kecelakaan Kerja.....................................................................................14
2.1.1. Pengertian Kecelakaan Kerja...................................................................14
2.1.2. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja.........................................................15
2.1.3. Pencegahan Kecelakaan Kerja.................................................................19
2.2. Jenis–Jenis Kecelakaan Kerja..................................................................21
2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)..................................................23
2.4. Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi (SMKK)............................23
2.4.1. Standar Keamanan Keselamatan, Kesehatan dan Keberlanjutan
Konstruksi ............................................................................................... 24
2.5. Analisis Risiko.........................................................................................27
2.5.1. Penilaian Risiko....................................................................................... 27

7
2.5.2. Evaluasi Risiko.........................................................................................33
2.5.3. Pengendalian Risiko.................................................................................33
2.6. Unsur Penunjang Keamanan....................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................35
3.1. Metode Pengambilan Data.......................................................................35
3.1.1. Tempat Penelitian.....................................................................................35
3.1.2. Time Schedule Pekerjaan.........................................................................27
3.2. Konsep Penelitian....................................................................................28
3.3. Data Primer dan Sekunder.......................................................................28
3.4. Metode Analisis Data.............................................................................. 29
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................31
4.1. Detail Penelitian.......................................................................................31
4.2. Gambaran Umum Proyek........................................................................31
4.3. Landasan Perundang - Undangan............................................................32
4.4. Anggaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).................................34
4.4.1. Analisis Risko Pelaksanaan Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota
Bandar Lampung .....................................................................................35
4.4.2. Kurva S Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung.......36
4.4.3. Pekerjaan Mobilisasi Alat dan Material...................................................37
4.4.4. Perkerjaan Pondasi...................................................................................39
4.4.5. Pekerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur...........................................42
4.5. Gambaran Umum Peraturan PU No. 10 Tahun 2021..............................44
4.6. Pembahasan............................................................................................. 45
4.7. Analisis Data............................................................................................51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................52
5.1. Kesimpulan..............................................................................................52
5.2. Saran........................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................524

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Lokasi Proyek Pembangunan Hotel Yello........................................35


Gambar 3.2. Time Schedule Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar
Lampung...........................................................................................27
Gambar 3.3. Alir Penelitian...................................................................................30
Gambar 4.1. Kurva S Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar
Lampung...........................................................................................36
Gambar 4.2. Mobilisasi Material Pondasi dan Struktur.........................................39
Gambar 4.3. Drawing Pondasi...............................................................................41
Gambar 4.4. Dokumentasi Pekerjaan Pengecoran Pondasi...................................42
Gambar 4.5. Dokumentasi Pekerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur.............44

9
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan Kontruksi Menurut Permen PU


No.10 Tahun 2021..............................................................................28
Tabel 2.3. Ukuran Dari Dampak Penetapan Tingkat Kekerapan Menurut Permen
PUPR No.10 Tahun 2021...................................................................29
Tabel 2.4. Penetapan Tingkat Keparahan Menurut Permen PU No.10 Tahun 2021
............................................................................................................................29
Tabel 2.5. Matriks Analisis Risiko Menurut Permen PUPR No.10 Tahun 2021..32
Tabel 4.1. Anggaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).............................34
Tabel 4.2. Alat Pelindung Diri Pada Pekerjaan Mobilisasi...................................37
Tabel 4.3. Alat dan Material Yang Dimobilisasi..................................................37
Tabel 4.4. APD (Alat Pelindung Diri) Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Pekerjaan Pondasi...........................................................................40
Tabel 4.5. Alat Kerja dan Material Pada Pekerjaan Pondasi..................................40
Tabel 4.6 APD (Alat Pelindung Diri) Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pekerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur.........................................42
Tabel 4.7. Alat Kerja, Material dan Tenaga Kerja Pekerjaan Struktur..................43
Tabel 4. 8. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Peluang (IBPRP) Proyek
Pembangunan Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar
Lampung...............................................................................................48
Tabel 4.9. Kecelakaan Kerja Proyek Pembangunan Hotel Yello Bandar Lampung
................................................................................................................................51
Tabel 4.10. Rata-rata nilai risiko Proyek Pembangunan Hotel Yello....................51

10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan kontruksi,


maka penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib memenuhi syarat-syarat
tentang keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan
konstruksi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi)
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi. Masalah-masalah
keselamatan dan kesehatan kerja tidak terlepas dari kegiatan dan aktivitas
dalam industri secara keseluruhan, maka pola-pola yang harus
dikembangkan di dalam penanganan bidang keselamatan dan kesehatan
kerja dan pengadaan pengendalian potensi bahaya harus mengikuti
pendekatan sistem yaitu dengan menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

K3 merupakan suatu upaya untuk menekan atau mengurangi resiko


kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam dunia konstruksi penerapan
K3 sangatlah penting untuk diperhatikan. Hal ini dilakukan agar pekerja
terhindar dari berbagai kecelakaan kerja yang dapat berdampak pada
tingkat produktivitas pekerja dan dapat mempengaruhi kualitas produk
dalam suatu produksi (Tjandra, 2006).

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10


Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,

11
Efisien, dan produktif. Dari factor-faktor Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha
sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit
akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila
terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk
menciptakan tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat
menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit (Friend &
Khon, 2007).

Peneliti ingin melakukan penelitian terhadap K3 pada proyek


pembangunan hotel yello yang berlokasi di Jl. P. Emir Moh. Noer
Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Kota Bandar Lampung yang bertujuan
untuk memberikan cara pengendalian K3 dan mengetahui masalah –
masalah yang terjadi pada proyek tersebut serta memberikan solusi
penanganan terhadap masalah yang terjadi guna meningkatkan kinerja
pekerjaan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan penulis,


maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja Tinkatan Resiko kecelakaan kerja pada Pembangunan


Hotel Yello?

2. Bagaimana pengendalian risiko kecelakaan kerja di proyek


Pembangunan Hotel Yello ?

1.3. Batasan Masalah

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini lebih terarah maka penulis membatasi
masalahnya, pemberian batasan masalah ini sangat diperlukan untuk

12
memfokuskan masalah yang akan di analisa. Batasan masalah pada
penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut :

1. Proyek Pembangunan Hotel Yello di Kota Bandar Lampung.

2. Penelitian difokuskan pada faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja dan


masalah K3 seperti kondisi tidak aman (unsafe condition) dan tindakan
tidak aman (unsafe act) ataupun kombinasi dari keduanya (combinate).
Analisis dikhususkan hanya pada pekerjaan mobilisasi, pondasi,
pasangan dan pembesian struktur .

3. Kontraktor, HSE dan pekerja yang terlibat langsung dalam pekerjaan


pembangunan Hotel Yello.

4. Penelitian tingkat risiko K3 konstruksi.

1.4. Maksud Dan tujuan

1.4.1. Maksud Penelitian

Dasar penilaian tingkat risiko yang dipakai adalah Permen PUPR


No.10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum.

1.4.2. Tujuan Penelitian

Melalui latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka maksud


dan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang bisa terjadi pada Proyek


Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung.
2. Menganalisis nilai risiko pada Proyek Pembangunan Hotel Yello
Kota Bandar Lampung.

13
1.5. Ruang Lingkup

Agar penelitian tidak keluar dari konteks yang telah ditetapkan, maka
penulis membatasi permasalah pada:
1. Lokasi Penelitian dilakukan diproyek Pembangunan Hotel Yello Kota
Bandar Lampung.
2. Penelitian dilakukan hanya mengenai risiko-risiko saat Pembangunan
Hotel Yello Kota Bandar Lampung menggunakan acuan dasar
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.

1.6. Sistematatika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup,
pembahasan, sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAU PUSTAKA
Berisi uraian dasar-dasar teori yang mendukung analisis permasalahan
yang akan dilakukan kemudian.
3. BAB III METODELOGI PENELITIAN
Berisi Metode Pendekatan Masalah dan cara pemecahannya.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi analisis dan pemecahan masalah terhadap hasil pengelolah data.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi berdasarkan
analisis yang dilakukan. Analisis fisik maupun finansial yang tidak
menguntungkan bagi tercapainya sasaran proyek, yaitu biaya, waktu,
dan mutu proyek.

14
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Hotel

Hotel adalah sebuah bangunan, perusahaan atau usaha yang menyediakan


jasa inap dan juga menyediakan makanan dan minuman bagi tamu yang
datang serta mempunyai fasilitas jasa lannya. Yang mana semua
fasilitasnya juga di peruntukkan bagi masyarakat umum. Selain dari
kegunaannya, fungsi hotel juga bisa dilihat dari sisi para penerima
manfaatnya, yaitu pemilik, karyawan, tamu, dan pemerintah sebagai
berikut :
1. Bagi pemiliknya, hotel adalah alat untuk mendapatkan keuntungan
finansial serta menyelamatkan dan mengamankan modal yang sudah
dikeluarkan untuk membangunnya.
2. Bagi karyawan, hotel adalah tempat mencari nafkah untuk mendapatkan
penghasilan demi pemenuhan kebutuhan hidup yang layak bagi diri dan
keluarganya, juga tempat menambah kemampuan dan pengalaman.
3. Bagi para tamu, hotel berfungsi sebagai tempat menginap sementara
yang diharapkan bisa memberikan pelayanan yang nyaman, aman, dan
memuaskan.
4. Bagi pemerintah, keberadaan hotel memiliki fungsi penting untuk
menyerap tenaga kerja setempat, menambah pendapatan daerah; dan
membantu mempromosikan objek wisata setempat.

2.2. Kecelakaan Kerja

2.2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja

A. Pengertian kecelakaan kerja secara umum


1. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak
dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat

15
menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998).
2. OHSAS (18001:2007) Kecelakaan kerja menurut OHSAS
(Occupational Health and Safety Assessement Series) adalah
kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan dan
menyebabkan cidera atau kesakitan, dan kejadian yang dapat
menyebabkan kematian (Syarif, 2007).
B. Pengertian kecelakaan kerja menurut para ahli
1. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang
menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja
(Ervianto, 2005).
2. Menurut Suma’mur (1981) dalam (Pratiwi, 2012) kecelakaan
akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan
Jika mengutip hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja yang
penelitian/referensi dari
dimaksud adalah kecelakaan yang terjadi karena pekerjaan
penulis sebelumnya, maka
wajib dituliskan di daftar
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
pustaka
3. Menurut Rachman (1990) dalam (Pratiwi, 2012) kecelakaan
akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga, tidak
dikehendaki dan dapat menyebabkan kerugian baik jiwa
maupun harta benda.
Berdasarkan definisi-definisi kecelakaan kerja diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kecelakaan adalah kejadian di tempat kerja yang
tidak disengaja dan menyebabkan kerugian baik fisik, harta benda
atau bahkan kematian.

2.2.2. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

Banyak Faktor-faktor penyebab kecelakaan konstruksi. Kasus-


kasus kecelakaan yang terjadi di luar negeri umumnya adalah
metode pelaksanaan konstruksi yang kurang tepat mengakibatkan
gedung runtuh yang menewaskan banyak korban.

16
Sedangkan kasus yang terjadi di Indonesia umumnya terjadi karena
lemahnya pengawasan pada proyek konstruksi. Kurang disiplin nya
tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan K3 dan kurang
memadainya kuantitas dan kualitas alat perlindungan diri di proyek
konstruksi.
Dari kasus-kasus diatas ada beberapa faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja konstruksi adalah akibat dari beberapa hal
berikut:
1. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi dan penggunaan
metode pelaksanaan yang kurang tepat.
2. Lemahnya pengawasan K3
3. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan
peralatanpelindung diri
4. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan
mengenai K3.
Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan kerja
yang pada umumnya disebabkan oleh kesalahan manusia atau
human error baik aspek kompetensi para pelaksana maupun
pemahaman arti penting penyelenggaraan K3.
Hambatan pelaksanaan K3 tersebut antara lain:
1. Terbatasnya persepsi tentang K3
2. Kurang perhatian dan pengawasan
3. Ada anggapan K3 menambah biaya
4. Tanggung jawab K3 hanya pada kontraktor saja
5. Kurang aktifnya perusahaan asuransi terhadap K3
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri
yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.
Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek
konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan
karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja
yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu
pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan

17
fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang
tidak terlatih.Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja
yang sangat lemah,akibatnya para pekerja bekerja dengan
metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi.
Menurut Arianto (2010 ) penyebab kecelakaan kerja pada proyek
konstruksi dapat ditinjau dari 3 aspek:
1. Manusia
Mengingat semakin meningkatnya persyaratan kerja dan
kerumitanhidup, manusia harus meningkatkan efisiensinya,
dengan bantuanperalatan dan perlengkapan, semakin canggih
peralatan yang digunakanmanusia, semakin besar bahaya yang
mengancamnya.Hal-hal yang berpengaruh terhadap tindakan
manusia yang tidakaman (kecerobohan) serta kondisi
lingkungan yang berbahaya dilokasi proyek:
a. Pembawaan diri
b. Persoalan pribadi
c. Usia dan pengalaman kerja
d. Perasaan bebas dalam melaksanakan tugas
e. Keletihan fisik para pekerja
2. Lingkungan dan alat kerja
Lingkungan dan alat kerja. Kondisi lingkungan juga
perludiperhatikan dalam mencegah kecelakaan kerja, terutama
yang disebabkan oleh:
a. Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya: suara
bisingyang berlebihan yang dapat mengakibatkan
terganggunyakonsentrasi pekerja
b. Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan
kerja,sehingga menurunkan efektivitas kerja
c. Cuaca (panas, hujan)
3. Peralatan keselamatan kerja

18
Peralatan keselamatan kerja Berfungsi untuk mencegah dan
melindungi pekerja dari kemungkinan mendapatkan kecelakaan
kerja. Macam-macam dan jenis peralatan keselamatam kerja
dapat berupa:
a. Helm pengaman (safety helmet)
b. Sepatu (safety shoes)
c. Pelindung mata (eye protection)
d. Pelindung telinga (ear plugs)
e. Penutup lubang (hole cover)
Pelaksana proyek harus memperhatikan ketiga faktor tersebut,
dimana ketiga faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Menurut Marihot Tua Efendi (2005) ada beberapa penyebab
kecelakaan kerja yaitu:
1. Faktor manusia
Manusia memiliki keterbatasan diantaranya lelah, lalai, atau
melakukan kesalahan-kesalahan. Yang disebabkan oleh
persoalan pribadi atau keterampilan yang kurang dalam
melakukan pekerjaan.
2. Faktor peralatan kerja
Peralatan kerja bisa rusak atau tidak memadai, untuk itu
perusahaan senantiasa harus memperhatikan kelayakan setiap
peralatan yang dipakai dan melatih pegawai untuk memahami
peralatan kerja tersebut.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan kerja bisa menjadi tempat kerja yang tidak aman,
sumpek dan terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya yang
tidak memadai.
Selain hal diatas menurut Abdurrahmat Fathoni ( 2006) penyebab
terjadi kecelakaan yaitu:
1. Berkaitan dengan system kerja yang merupakan penyebab utama
dan kebanyakan kecelakaan yang terjadi pada suatu organisasi.

19
Diantaranya tempat kerja yang tidak baik, alat atau mesin-mesin
yang tidak mempunyai system pengamanan yang tidak
sempurna, kondisi penerangan yang kurang mendukung, saluran
udara yang tidak baik dan lain-lain.
2. Berkaitan dengan pekerjaannya selaku manusia bisa yang dalam
hal akibat dan sistem kerja, tetapi biasa juga bukan dari
kelalaian manusianya selaku pekerja. Seperti malas, ceroboh,
menggunakan peralatan yang tidak aman dan lain-lain.
Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak
standard) adalah tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang
akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono, Sugeng, 2003):
1. Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang
2. Gagal untuk memberi peringatan
3. Gagal untuk mengamankan
4. Bekerja dengan kecepatan yang salah
5. Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi
6. Memindahkan alat-alat keselamatan
7. Menggunakan alat yang rusak
8. Menggunakan alat dengan cara yang salah
9. Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara
benar

2.2.3. Pencegahan Kecelakaan Kerja

Menurut ILO (1989:20) berbagai cara yang umum digunakan untuk


meningkatkan keselamatan kerja bidang industri :
1. Peraturan
Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi. Peraturan
di industri meliputi kondisi kerja umum, perancangan,
kontruksi, pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan
pengoperasian peralatan industri, kewajiban para pengusaha dan

20
pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan pertama,
dan pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi
Yaitu menetapkan standar resmi, setengah resmi, ataupun tidak
resmi, misalnya jika dikaitkan dengan dunia industri contohnya
konstruksi yang aman dari jenis peralatan industri tertentu
seperti penggunaan alat keselamatan kerja, kebiasaan yang aman
dan sehat, ataupun tentang alat pengaman perorangan.

3. Pengawasan
Pengawasan dilakukan supaya peraturan yang ada benar-benar
dipatuhi atau tidak dilanggar, sehingga apa yang menjadi
sasaran maupun tujuan dari peraturan keselamatan kerja dapat
tercapai. Terutama pengawasan terhadap para pekerja untuk
menghindari kecelakaan kerja.

4. Pendidikan
Pendidikan sangat berpengaruh terhadap karakteristik serta
perilaku seseorang. Pendidikan juga berpengaruh terhadap
angka kecelakaan kerja. Pekerja yang mempunyai tingkat
pendidikan lebih tinggi maka dalam bekerja lebih teliti dan
berhati-hati karna ilmu yang didapat lebih dari pekerja yang
pendidikan rendah.Maka dari itu perlu adanya seleksi dan
pelatihan guna mengurangi hal-hal yang menyebabkan kerugian.

5. Pelatihan atau training


Salah satu contoh pelatihan yaitu berupa pemberian instruksi
praktis bagi para pekerja, khususnya bagi pekerja baru dalam hal
keselamatan kerja. Perlunya pemberian pelatihan karena pekerja
baru cenderung belum mengetahui hal-hal yang ada di
perusahaan yang baru ditempatinya. Pemberian pelatihan
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan sebelum
terjun ke dunia kerja sudah memiliki bekal terlebih dahulu

21
tentang bagaimana cara dan sikap kerja yang yang aman dan
selamat, sehingga ketika terjun ke dunia kerja mereka mampu
menghindari potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka.

2.3. Jenis–Jenis Kecelakaan Kerja

Berikut ini jenis-jenis kecelakaan kerja yang paling umum terjadi di


lingkungan perusahaan:
1. Terjatuh atau terpeleset
Jenis-jenis kecelakaan kerja yang paling umum terjadi adalah terjatuh
atau terpeleset. Entah itu di perkantoran atau pabrik, selalu ada area
tidak rata atau licin yang menyebabkan pegawai berisiko terjatuh.
Selain itu, risiko terjatuh juga cukup besar di area kerja yang
mengharuskan bekerja dari ketinggian seperti terjatuh dari tangga.
Untuk itu, jika Anda bekerja di daerah yang licin dan rawan terpeleset,
gunakanlah alas kaki yang permukaannya cukup kesat.

2. Cedera otot
Kecelakaan kerja yang juga umum dialami saat Anda bekerja adalah
cedera otot. Biasanya, ini kerap terjadi di lingkungan kerja yang
mengharuskan membawa beban cukup berat. Cedera otot paling sering
terjadi di area punggung dan juga leher.
Untuk menghindari hal ini, ada baiknya Anda mencari tahu bagaimana
teknik mengangkat barang berat. Anda bisa bertanya pada rekan sekerja
dan juga kepada tim K3 di tempat Anda bekerja.

3. Tertimpa objek
Bukan hanya di lingkungan kerja dengan konsep pabrik saja,
kecelakaan kerja berupa tertimpa objek bisa terjadi di manapun.
Bahkan, objek yang jatuh dari bagian atas lemari bisa menyebabkan
cedera apabila terjadi tanpa ada antisipasi sebelumnya. Untuk itu,
penting menyediakan tempat penyimpanan yang memadai serta cara
penyusunan yang tidak membahayakan.

22
Saat melewati lorong atau tempat penyimpanan barang, pastikan
tumpukan barang yang berpotensi menimpa Anda sudah berada dalam
posisi yang benar dan aman. Hal ini akan mengurangi risiko Anda
tertimpa.

4. Cedera karena gerakan repetitif


Bagi Anda yang banyak menghabiskan waktu di depan komputer,
waspadai juga risiko cedera karena gerakan repetitif. Istilahnya adalah
repetitive strain injuries. Ini adalah cedera persendian karena kesalahan
gerak atau ketegangan otot yang terjadi terus menerus atau dalam
jangka panjang.
Untuk menghindarinya, Anda harus mengetahui posisi duduk yang
benar saat seharian berada di depan laptop atau komputer. Pastikan pula
perlengkapan pendukung seperti meja atau kursi bersifat ergonomis.
Melakukan peregangan otot secara berkala juga dapat membantu.

5. Luka gores
Perlengkapan yang umum ada di area kerja seperti pemotong kertas
bisa menyebabkan luka gores yang tidak disangka. Bahkan ada istilah
luka gores karena terkena bagian pinggir kertas atau paper cut. Jika
kecelakaan kerja semacam ini kerap terjadi, sebaiknya sosialisasikan
cara aman pengoperasian alat seperti pemotong kertas dan lainnya.

6. Menghirup gas beracun


Bagi Anda yang bekerja di lingkungan dengan zat kimia berbahaya
bahkan beracun juga rentan mengalami kecelakaan kerja. Mulai dari
mengalami reaksi alergi di kulit atau mata, hingga keluhan medis
seperti fibrosis paru akibat terlalu sering menghirup gas beracun.
Agar meminimalisir risiko kecelakaan kerja, pastikan Anda
menggunakan semua perlengkapan yang diwajibkan. Apalagi jika Anda
berada di area berbahaya tersebut dalam jangka waktu yang lama

23
7. Terpapar suara bising
Kesehatan telinga menjadi taruhan bagi pekerja yang setiap harinya
harus terpapar suara bising. Istilah bagi kondisi ini adalah industrial
deafness jika tidak dilakukan penanganan yang tepat. Selain harus
mengenakan alat pelindung telinga, pekerja juga harus mencari jeda
untuk berada di tempat lebih sepi di tiap interval waktu tertentu.

2.4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan Permen PUPR


No.10 Tahun 2021 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi.

2.5. Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi (SMKK)

Menurut Permen PUPR No.10 Tahun 2021 Tentang Sistem Manajemen


Keselamatan Kontruksi Bab 1 Pasal 1, Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi yang selanjutnya disingkat SMKK adalah bagian dari sistem
manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi untuk menjamin
terwujudnya Keselamatan Konstruksi.

1. Perencanaan Keselamatan Kontruski Menurut Menurut Permen PUPR


No. 10 Tahun 2021 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi
adapun perencanaan Keselamatan Kontruksi yaitu:
a. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko
Memuat tabel identifikasi bahaya dan pengendalian risiko terhadap
aktivitas pengawasan pelaksanaan konstruksi sesuai tahapan
pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi (Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan/Konsultansi Konstruksi MK) dan disetujui oleh Kepala
Pengawas/MK Pekerjaan Konstruksi.

24
b. Identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan lainnya
diuraikan menurut identifikasi bahaya dan pengendalian risiko
terhadap aktivitas pengawasan pelaksanaan konstruksi sesuai
tahapan pekerjaan konstruksi.
c. Memuat tabel sasaran dan program berdasarkan identifikasi bahaya
dan pengendalian risiko terhadap aktivitas pengawasan pelaksanaan
konstruksi sesuai tahapan pekerjaan konstruksi.

2. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Plan Execution)


Safety Plan Execution merupakan implementasi dan aplikasi dalam
melaksanakan praktik kegiatan K3 di proyek sesuai dengan standar
yang telah direncanakan. Implementasi tersebut antara lain (Project
Management Body Of Knowladge, 2000).
3. Melakukan sosialisasi setiap saat kepada seluruh pekerja agar mematuhi
peraturan dan rambu – rambu K3.
4. Menugaskan petugas K3 (Safety Officer) agar selalu meninjau lokasi
dan melakukan penanganan praktik sesuai standar yang telah
direncanakan.
5. Pengawasan dan Evaluasi K3 (Administration and Reporting)
Pengawasan dan evaluasi K3 akan berjalan sesuai dengan aturan
pemerintah yang mewajibkan dilaksanakannya kegiatan K3 di setiap
proyek konstruksi, maka segala bentuk laporan yang berkaitan dengan
aktifitas K3 harus dijaga dan dipelihara. Laporan tersebut antara lain

2.5.1. Standar Keamanan Keselamatan, Kesehatan


dan Keberlanjutan Konstruksi

1. Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan


Jasa Konstruksi harus menerapkan SMKK.
2. Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK merupakan
penyedia Jasa yang memberikan layanan:
a. konsultansi manajemen penyelenggaraan konstruksi;

25
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan; dan
c. Pekerjaan Konstruksi.
3. SMKK harus memenuhi standar keamanan, keselamatan,
kesehatan, dan keberlanjutan.
4. Standar keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan
harus memperhatikan:
a. Keselamatan keteknikan konstruksi.
b. Keselamatan dan kesehatan kerja.
c. Keselamatan publik.
d. Keselamatan lingkungan.
Penerapan SMKK oleh Penyedia Jasa dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Penerapan SMKK oleh Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
dilaksanakan dengan berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Penyedia Jasa harus melakukan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi bahaya
b. Penilaian risiko dan pengendalian risiko/peluang (Hazard
Identification Risk Assesment Opportunity) Pekerjaan
Konstruksi; dan
c. Sasaran dan program Keselamatan Konstruksi, yang dibuat
berdasarkan tahapan pekerjaan (Work Breakdown Structure).

Rancangan Konseptual SMKK

1. Rancangan Konseptual SMKK merupakan suatu dokumen yang


berisi konsepsi SMKK yang dibuat pada tahapan:
a. Pengkajian konstruksi.
b. Perencanaan konstruksi dan

26
c. Perancangan konstruksi.

2. Rancangan Konseptual SMKK memuat:


a. Lingkup tanggung jawab pengkajian;
b. Informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit meliputi
lokasi, lingkungan, sosio-ekonomi, dan/atau dampak
lingkungan; dan
c. Rekomendasi teknis yang disusun sesuai dengan format yang
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan menteri ini.
3. Rancangan Konseptual SMKK memuat:
a. Lingkup tanggung jawab perencanaan;
b. Informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit meliputi
lokasi, lingkungan, sosio-ekonomi, dan/atau dampak
lingkungan; dan
c. Rekomendasi teknis yang disusun sesuai dengan format yang
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
4. Rancangan Konseptual SMKK memuat:
a. Lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan
bahwa dalam hal terjadi revisi desain, tanggung jawab revisi
desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi;
b. Metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
c. Identifikasi bahaya, mitigasi bahaya, dan penetapan tingkat
risiko;
d. Daftar standar dan/atau peraturan perundang-undangan
keselamatan konstruksi yang ditetapkan untuk desain;
e. Biaya Penerapan SMKK; dan
f. Rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan
pemeliharaan konstruksi bangunan.
5. Rancangan Konseptual SMKK disusun oleh:

27
a. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi pengkajian.
b. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi perencanaan.
c. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi perancangan.
6. Rancangan Konseptual SMKK harus disetujui oleh Pengguna
Jasa untuk dijadikan rujukan dalam menyusun RKK.
7. Penyedia Jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) harus
memiliki Ahli K3 Konstruksi.
8. Rancangan Konseptual SMKK disusun sesuai dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

2.6. Analisis Risiko

Dalam hal ini analisis risiko dibagi menjadi 2 jenis yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif.
1. Analisis risiko kualitatif yaitu proses yang menilai dampak dan peluang
risiko yang telah diidentifikasi. Proses ini dikerjakan dengan melakukan
penyusunan risiko yang berdasarkan dampak terhadap proyek.
2. Analisis Risiko Kuantitatif Adalah metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi risiko kemungkinan terjadi kegagalan sistem. Analisis
ini dikerjakan dengan mengaplikasikan formula matematis. Secara
matematis perhitungan risiko diajukan dengan melibatkan tingkatan
kemungkinan kejadian dengan efek yang ditimbulkan. Hasil analalisis
ini bisa dipakai untuk menggambil langkah strategis dalam mengatasi
risiko yang telah diidentifikasi.

2.6.1. Penilaian Risiko

Penilaian risiko dimaksudkan untuk penetapan tingkat risiko


keselamatan konstruksi, penyedia jasa konsultansi perancangan
besar, berdasarkan penilaian risiko dari aktivitas subpekerjaan yang

28
berdampak terhadap risiko manusia dan keselamatan publik dan
tabel daftar risiko pekerjaan konstruksi.

Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi


untuk menentukan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi, tidak untuk menentukan kompleksitas
atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi. Berikut dibawah ini tabel
penetapan tingkat risiko pekerjaan Kontruksi menurut Permen
PUPR No.10 Tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan Kontruksi Menurut Permen PU


No.10 Tahun 2021

Keterangan :

Tabel ini dapat menjadi dasar pengguna jasa dalam menentukan


penilaian risiko Keselamatan Konstruksi. Format ini tidak untuk
dituangkan pada dokumen pemilihan.

Catatan :

Dalam hal 1 (satu) uraian pekerjaan memenuhi penilaian tingkat


risiko keselamatan konstruksi lebih tinggi paling sedikit 3 (tiga),

29
maka penentuan Risiko Keselamatan Konstruksi ditentukan dengan
memilih Risiko Keselamatan Konstruksi yang lebih tinggi.

K : Kekerapan, ditetapkan dengan ketentuan Tabel J-2a

A : Akibat (keparahan), ditetapkan dengan ketentuan Tabel J-2b

TR: Tingkat Risiko

Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi


yang sudah ditentukan pada keterangan tabel di bawah, tidak
diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan
Konstruksi sebagaimana tertuang dalam contoh tabel Penetapan
Tingkat Kekerapan Risiko Pekerjaan dibawah ini.

Tabel 2.2. Ukuran Dari Dampak Penetapan Tingkat Kekerapan Menurut Permen
PUPR No.10 Tahun 2021

30
Tabel 2.3. Penetapan Tingkat Keparahan Menurut Permen PU No.10 Tahun
2021

31
32
Tabel 2.4. Matriks Analisis Risiko Menurut Permen PUPR No.10 Tahun 2021

Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi


untuk menentukan kebutuhan Ahli Keselamatan/ Ahli K3
Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, tidak untuk
menentukan kompleksitas atau segmentasi pasar Jasa Konstruksi

33
2.6.2. Evaluasi Risiko

Evaluasi risiko adalah untuk menilai apakah risiko tersebut dapat


Peringkat risiko sangat penting sebagai alat manajemen dalam
pengambilan keputusan. Melalui peringkat risiko manajemen dapat
menentukan skala prioritas dalam penanganannya. Manajemen juga
dapat mengalokasikan sumber daya yang sesuai untuk masing -
masing risiko sesuai dengan tingkat prioritasnya. (Ramli, 2010:98)

Menjalankan Fakta komitmen Keselamatan Konstruksi yang telah


ditandatangani oleh Pimpinan perusahaan, Menjamin Keselamatan
Konstruksi tenaga kerja, tamu, masyarakat sekitar di sekitar tempat
kerja, Melakukan perbaikan keberlanjutan terhadap sistem
Manajemen dan Kinerja Keselamatan Konstruksi guna
meningkatkan budaya Keselamatan Konstruksi yang baik di tempat
kerja. Kutipan Komitmen menurut Permen PUPR No 10 Tahun
2021.

2.6.3. Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan


dalam Pengendalian risiko ke pihak lain, dalam upaya untuk
mengurangi atau menghilangkan potensi bahaya saat perkerjaan
kontruksi. Dapat dilakukan dengan cara :

1. Eliminasi
2. Subsitusi
3. Engineering controls
4. Pengendalian administrasi
5. Alat Pelindung Diri (APD)

Eliminasi adalah pengendalian risiko dengan menghilangkan


sumber bahaya. Subsitusi adalah mengganti bahan/ cara kerja yang
lebih aman. Engieering controls adalah melakukan usaha

34
memodifikasi atau menambahkan instalasi baru (misal untuk
mencegah longsor diberi turap). Pengendalian administrasi
dilakukan dengan prosedur kerja, supervisi, rotasi kerja, house
keeping, maintenance programs, dll. APD menjadi pertimbangan
terakhir jika cara – cara pengendalian diatas belum memenuhi
syarat, dan proteksi tambahan memang diperlukan.

2.7. Unsur Penunjang Keamanan

Unsur – unsur penunjang keamanan yang bersifat material adalah Alat


Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri harus sesuai dengan potensi
bahaya yang bisa terjadi dan kualitas standar yang ditetapkan. Macam-
macam APD antara lain (Permenakertrans 8/2010, Pasal 3) :
1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Helmet /Topi/ Pelindung kepala.
b. Pelindung mata dan muka
c. Pelindung telinga
d. Pelindung pernapasan
e. Pelindung tangan
f. Pelindung kaki
g. Pakaian pelindung
h. Alat pelindung jatuh
2. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Unsur – unsur penunjang keamanan non-material antara lain :
a. Petugas K3 (Safety Officer).
b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
c. Buku petunjuk penggunaan alat.
d. Rambu – rambu petunjuk K3
e. Spanduk K3.
f. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
g. Mandi Cuci Kakus (MCK).

35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Pengambilan Data

3.1.1. Tempat Penelitian

Lokasi Proyek Pembangunan Hotel Yello ini berada di Jl. P. Emir


M. Noer, Kelurahan Durian Payung, Kecamatan Tanjung Karang
Pusat, Bandar lampung, Lampung.

LOKASI

PENELITIAN

Gambar 3.1. Lokasi Proyek Pembangunan Hotel Yello

36
3.1.2. Time Schedule Pekerjaan

KURVA S

TI ME SCHEDULE PROYEK YELLO L (TAHAP 1)

HOTE
TAHUN 2022 2023
NO
DESCRIPTION BOBOT BULAN KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

10 11
Oktober November
1 PEKERJAAN PERSIAPAN (UNTUK TAHAP 1/S 6,2767 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 L 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 L 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853
I I
R
2 PEKERJAAN TANAH 1,5635 0,3127 0,3127 0,3127 0,3127 B 0,3127 B
U U
3 PEKERJAAN PONDASI 16,2026 3,2405 3,2405 3,2405 3,2405 3,2405

R
4 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1 ±0,000 9,1975 B 1,8395 1,8395 1,8395 1,8395 1,8395 B
6 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 3 12,561 2,5123 2,5123 2,5123 2,5123
ELV+8,95 5 A 2,5123 A
7 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 4 10,739 RL 2,147 2,147 L
R 2,1479 2,1479
ELV+12,6 7 A 9 9 A 2,1479
8 PEKERJAAN
5 PEKERJAAN STRUKTUR
STRUKTUR LANTAI
LANTAI 5
2 ELV+3,55 10,739
17,7488 E 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 E 2,147 2,147 2,147 2,1479
N N
ELV+16,2 7 9 9 9 2,1479
9 PEKERJAAN STRUKTUR DAK ATAP 8,559 2,1399 2,1399 2,139
ELV+19,7 7 2,1399 9
10 PEKERJAAN STRUKTUR TOP DAK 0,305 0,152 0,152
ELV+23,00 8 9 9
11 PEKERJAAN STRUKTUR 1,086 0,3621 0,3621
TANGGA 2 0,3621
12 PEKERJAAN STRUKTUR CORE 5,0184 1,0037 1,0037 1,0037 1,003
WALL 1,0037 7
100,000
Progress rencana bulanan 0 0,5980 3,8385 3,8385 - 5,6780 7,9009 4,6603 4,6603 4,6603 2,8208 5,3331 5,3331 2,7976 4,9455 - 4,5812 4,9432 5,9469 5,9389 5,5768 3,5818
Progress rencana bulanan 3,8385 4,4365
0,5980 4,9455 25,6925 30,3528 35,0132 39,6735 42,4943 47,8275 53,1606 55,9582 60,9038 65,8493 65,8493 70,4305
8,2751 12,1136 12,1136 17,7916 3,5818 75,3737 81,3206 87,2595 92,8364 100,000
kumulatif Progress realisasi 96,4182 0
bulanan - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Progress realisasi bulanan
kumulatif Deviasi

Gambar 3.2. Time Schedule Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung
27
3.2. Konsep Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif secara kualitatif dimana


hasil penelitian bukan merupakan suatu penemuan teori yang baru,
melainkan hanya menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
terjadi. Dengan melakukan studi kasus mengenai resiko terhadap aspek
keselamatan saat berkerja yang ada pada Proyek Pembangunan Hotel
Yello Kota Bandar Lampung dengan acuhan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 10 Tahun 2021 Tentang Sistem Keselamatan Kontruksi.
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara dengan
pihak yang terlibat.

3.3. Data Primer dan Sekunder

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan observasi,


serta penyebaran wawancara berupa gambaran bahaya dan potensi risiko
kepada para responden.

1. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap responden dengan cara wawancara
terbuka atau tidak terstruktur dengan tanya jawab yang berkaitan
dengan risiko K3.
2. Observasi
Observasi adalah sebuah pengamatan secara langsung dilapangan yang
secara Visual berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap
Observasi merupakan kegiatan - kegiatan yang benar terjadi dilapang.
Desain Observasi dibuat berdasarkan studi pustaka dan disesuaikan
dengan pengamatan di lapangan. Struktur Observasi terbagi dalam tiga
bagian:
a. Data profil responden Berisi mengenai informasi identitas responden
yaitu usia, pendidikan terakhir, pengalaman bekerja di bidang
konstruksi, dan jabatan (spesifikasi pekerjaan).

28
b. Pengamatan langsung dilapangan, responden diberikan arahan
apabila melanggar aturan K3.
c. Variabel Pertanyaan Pertanyaan secara lamgsung yang digunakan
adalah jenis pertanyaan tertutup untuk mempermudah responden
menjawab pertanyaan dan memfokuskan jawaban yang diharapkan
penulis
d. Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi (SMKK) Meliputi Safety
Planning, Safety Execution dan Evaluating and Monitoring.
Observasi ini bertujuan untuk mengetahuis standar operasional
prosedur yang berlaku pada proyek tersebut.

Data sekunder diperoleh dari pihak kontraktor seperti struktur organisasi,


item pekerjaan, dan lain - lain. Selain itu didapat juga dari penelitian
terdahulu, buku, internet dan sumber - sumber yang menunjang dalam
penelitian seperti Permen PU No 10 Tahun 2021. Data sekunder
digunakan untuk melengkapi data penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

Setelah data didapatkan dengan observasi dan wawancara selanjutnya data


diolah sehingga diperoleh nilai rata - rata kemungkinan dan dampak dari
tiap-tiap risiko. Kemudian nilai rata-rata kemungkinan dijumlahkan
dengan nilai rata-rata dampak sehingga diperoleh nilai indeks risiko
(tingkat risiko). Setelah nilai indeks risiko diperoleh, maka nilai risiko
dibandingkan dengan standar level risiko untuk mengetahui level/tingkatan
risiko berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2021
dan Berdasarkan dari level/tingkatan risiko yang telah diketahui
selanjutnya dilakukan strategi pengendalian terhadap risiko K3.

29
Perhatikan batas
margin kertas
MULAI

STUDI PUSTAKA

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER: DATA SEKUNDER:


Wawancara Penilaian Risiko Kekerapan
Dokumentasi Penilaian Risiko Keparahan
Penilaian Tingkat Risiko

ANALISIS PENGENDALIAN RISIKO K3


DENGAN METODE KUALITATIF

EVALUASI RISIKO K3 PADA PROYEK TERKAIT

PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI

Gambar 3.3. Bagan Alir Penelitian

30
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Detail Penelitian

Pada tahapan ini, didapatkan data penelitian yang berkaitan dengan Sistem
Manajemen Keselamatan Kontruksi (SMKK) pada Proyek Pembangunan
Hotel Yello Kota Bandar Lampung. Data-data tersebut berupa data primer
dan data sekunder yang selanjutnya akan dianalisis dengan melakukan
penilaian tingkat risiko menggunakan rubrik penilaian yang berpedoman
pada Permen PUPR Nomor: 10/PRT/M/2021.

4.2. Gambaran Umum Proyek

Proyek Pembangunan Hotel Yello Bandar Lampung merupakan pekerjaan


pembangunan hotel untuk tempat penginapan di Kota Bandar Lampung.
Data mengenai profil proyek dapat dilihat sebagai berikut:

Nama Pemilik : Rubiyanto

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Hotel Yello


Bandar Lampung

Alamat : Jl. P. Emir M. Noer, Kelurahan Durian


Payung, Kecamatan Tanjung Karang
Pusat, Bandar lampung, Lampung

Spesifikasi Bangunan : 5 Lantai dan 2 Parkiran (Mobil dan


Motor)

Lingkup Pekerjaan : Struktur, Arsitektur, MEP

Kontraktor Pelaksana : PT. Bangun Indah

Graha Konsultan Perencana Struktur : PT. Bangun Indah

Graha Konsultan Perencana Arsitektur : PT. Bangun Indah

Graha

31
Konsultan Perencana MEP : PT. Bangun Indah

Graha Manajemen Konstruksi : PT. Bangun Indah

Graha Luas Lahan : 241.213 𝑚2

Luas Bangunan : 70.628 𝑚2

Jumlah Tower : 3 Tower

Nilai Kontrak : Rp. 20.000.000.000,00-, (Tahap 1)


Rp. 80.000.000.000,00-, (Total)

Masa Pemeliharaan : 1 Tahun

Sistem Kontrak : Harga Satuan

Cara Pembayaran : Progress

Sumber Dana : Pribadi

4.3. Landasan Perundang - Undangan

Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan


sebagai acuan dalam melaksanakan Sistem Manajemen Kesalamatan
Kontruksi (SMKK) antara lain sebagai berikut :

1. Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.


2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 174/MEN/1986 & 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1992 tentang
Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

32
6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000, Nomor 63) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 157).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 63) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 95).
9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3957).
10. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi
Nasional.
11. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
12. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 384/KPTS/M/2004 tentang
Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat
Kegiatan Konstruksi Bendungan.
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/Per/M/2008 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 100);

33
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014
Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

4.4. Anggaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Anggaran penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek


Pembangunan Hotel Yello – Jl. P. Emir M. Noer, Kelurahan Durian
Payung, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar lampung, Lampung
Sesuai dengan Kontrak bersifat Lumsum.

Jadi untuk pekerjaan Mobilisasi, Pondasi dan Struktur dapat saya uraikan
dalam Tabel 4.1. secara singkat dengan kebutuhan yang susuai dilapangan
sebagai berikut.

Tabel 4.1. Anggaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


HARGA JUMLAH
No URAIAN SATUAN VOLUME KET
SATUAN HARGA
1 Sosialisasi K3
a. pengaruh K3
(Safety Talk) Org 40 20.000,00 800.000,00
Sesuai
b. Spanduk
Kebutuhan
(banner) Lbr 5 35.000,00 175.000,00
c. Papan
informasi K3 Bh 5 50.000,00 250.000,00
2 Alat Pelindung Kerja
a. Tali
keselamatan Sesuai
pagar Ls 5 30.000,00 150.000,00 Kebutuhan
b. pengaman Ls 5 30.000,00 150.000,00
c. pembatas area Ls 5 30.000,00 150.000,00
3 Alat Pelindung Diri
a. Helm Proyek Bh 40 45.000,00 1.800.000,00
b. Masker dan
sarung tangan Bh 40 30.000,00 1.200.000,00
c. sepatu Pekerja dan
keselamatan Psg 40 150.000,00 6.000.000,00
Tamu
d. pelindung
mata Bh 40 20.000,00 800.000,00
e. penunjang
tubuh (body
Harness) Bh 40 35.000,00 1.400.000,00

34
f. Rompi
Keselamatan Bh 40 15.000,00 600.000,00
4 Asuransi
BPJS
Ketenagakerjaan
dan Kesehatan Disesuaikan
kerja Ls 1 38.000.000,00 38.000.000,00 nilai kontrak
5 Personil K3
Sesuai
a. Petugas K3 Org 4 2.000.000,00 8.000.000,00
Kebutuhan
b. Petugas P3K Org 1 2.000.000,00 2.000.000,00
6 Rambu – rambu
a. Rambu
Petunjuk Bh 2 40.000,00 80.000,00
b. Rambu
Sesuai
Larangan Bh 2 40.000,00 80.000,00
Kebutuhan
c. Rambu
Peringatan Bh 2 40.000,00 80.000,00
d. Rambu
Informasi Bh 2 40.000,00 80.000,00
7 Alat Pengendlian Risiko K3
a. Alat
Pemadam Api
Ringan (APAR) Sesuai
10kg Bh 2 1.000.000,00 2.000.000,00
Kebutuhan
b. Lampu
Darurat
(emergency
Lamp) Bh 2 150.000,00 300.000,00
TOTAL BIAYA 64.095.000,00

4.4.1. Analisis Risko Pelaksanaan Proyek Pembangunan Hotel


Yello Kota Bandar Lampung

Analisis Penelitian ini Berdasarkan Permen PUPR No.10 Tahun


2021, dengan waktu peneltian dari tanggal 1 s/d 30 Juni 2022,
diasumsikan pekerja pada proyek ini memiliki kopetensi yang
sesuai serta dilengkapi APD dan berikut uraian perkerjaan sebagai
berikut:

1. Perkerjaan Mobilisi Alat dan Material.


2. Pekerjaan Pondasi.
3. Perkerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur.

35
4.4.2. Kurva S Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung

Berikut kurva S Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung.

KURVA S

TIME SCHEDULE PROYEK YELLO HOTEL (TAHAP


1)

TAHUN 2022 2023


NO
DESCRIPTION BOBOT BULAN KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 PEKERJAAN PERSIAPAN (UNTUK TAHAP 1/S 6,2767 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 L 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 L 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853 0,2853
I I
2 PEKERJAAN TANAH 1,5635 0,3127 0,3127 0,3127 0,3127 B 0,3127 B
U U
3 PEKERJAAN PONDASI 16,2026 3,2405 3,2405 3,2405 R 3,2405 3,2405
R
4 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1 ±0,000 9,1975 1,8395 1,8395 1,8395 1,8395 1,8395
L L
5 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 2 ELV+3,55 17,7488 E 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 E
B B
6 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 3 ELV+8,95 12,5615 2,5123 2,5123 2,5123 2,5123 2,5123
A A
7 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 4 ELV+12,6 10,7397 R 2,1479 2,1479 R 2,1479 2,1479 2,1479
A A
8 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 5 ELV+16,2 10,7397 N N 2,1479 2,1479 2,1479 2,1479 2,1479

9 PEKERJAAN STRUKTUR DAK ATAP ELV+19,7 8,5597 2,1399 2,1399 2,1399 2,1399

10 PEKERJAAN STRUKTUR TOP DAK ELV+23,00 0,3058 0,1529 0,1529

11 PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA 1,0862 0,3621 0,3621 0,3621

12 PEKERJAAN STRUKTUR CORE WALL 5,0184 1,0037 1,0037 1,0037 1,0037 1,0037
100,0000
Progress rencana bulanan 0,5980 3,8385 3,8385 3,8385 - 5,6780 7,9009 4,6603 4,6603 4,6603 2,8208 5,3331 5,3331 2,7976 4,9455 4,9455 - 4,5812 4,9432 5,9469 5,9389 5,5768 3,5818 3,5818
Progress rencana bulanan kumulatif 0,5980 4,4365 8,2751 12,1136 12,1136 17,7916 25,6925 30,3528 35,0132 39,6735 42,4943 47,8275 53,1606 55,9582 60,9038 65,8493 65,8493 70,4305 75,3737 81,3206 87,2595 92,8364 96,4182 100,0000
Progress realisasi bulanan
Progress realisasi bulanan kumulatif - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Deviasi

Gambar 4.1. Kurva S Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung

36
4.4.3. Pekerjaan Mobilisasi Alat dan Material

Mobilisasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melangsir alat


kerja dan material – material ke lokasi pekerjaan, Sebelum melakukan
perkerjaan dilapangan, seluruh pelaksana/ personil dilapangan
melakukan persiapan, dalam pengamatan penelitian di lokasi Proyek
Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung dalam proses
pekerjaan ini yang perlu di persiapkan sebagai berikut :

1. APD (Alat Pelindung Diri) Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3) pada pekerjaan mobilisasi dapat dilihat pada Tabel 4.2. di
bawah ini.

Tabel 4.2. Alat Pelindung Diri Pada Pekerjaan Mobilisasi


APD dan Spesifikasi Keterangan
Tenaga Kerja
Alat :
Helm SNI(Standar Nasional Indonesia) 7 bh
Sarung Tangan SNI(Standar Nasional Indonesia) 7 bh
Sepatu SNI(Standar Nasional Indonesia) 7 bh
APD SNI(Standar Nasional Indonesia) 7 bh
Tenaga Kerja : 7 bh
Ahli - 1 Orang
K3 Konstruksi

2. Alat dan Material yang dimobilisasi dapat dilihat pada Tabel 4.3. di
bawah ini.

Tabel 4.3. Alat dan Material Yang Dimobilisasi


Alat dan Material /
Bahan / Spesifikasi Keterangan
Tenaga Kerja
Alat :
Mobil 2 Unit
Concrate Mixer Kap. 0.35 m3 4 Unit
Excavator 4 Unit
Bahan/ Material : Sesuai Kebutuhan
BBM Sesuai Kebutuhan

37
Semen Sesuai Kebutuhan
Pasir Sesuai Kebutuhan
Koral Sesuai Kebutuhan
Air Sesuai Kebutuhan
Tanah Timbunan
Alat/ Pekerjaan
Struktur:
Tenaga Kerja:
Operator/ Supir 1 Orang
Pekerja 7 Orang

3. Metode pekerjaan dan pengamatan pada saat pelaksanaan


perkerjaan sebagai berikut :
a. Membuat Working Permit & SOP.
b. Mempersiapkan APD.
c. Mempersiapkan Form Check List Material.
d. Kendaraan (Mobil).
e. Memerintahakan untuk memulai perkerjaan dengan SOP dan
Berhati – hati.

Pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Adapun pengamatan


yang dilakukan untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada,
sebagai berikut :

a) Bahaya kecelakaan lalu lintas.


b) Bahaya tertimpah material.
c) Bahaya terjepit material.
d) Bahaya benda tajam yang ada dipermukaan tanah.

38
Gambar 4.2. Mobilisasi Material Pondasi dan Struktur

4.4.4. Perkerjaan Pondasi

Pondasi adalah suatu struktur bagian paling bawah dari suatu


konstruksi yang berfungsi menyalurkan beban vertical diatasnya
(kolom) maupun beban horizontal ke tanah.

Sebelum melaksanakan perkerjaan dan pengamatan pondasi pada


Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung Adapun
yang perlu dipersiapkan dapat dilihat pada Tabel 4.4. dan Tabel 4.5. di
bawah ini.

39
Tabel 4.4. APD (Alat Pelindung Diri) Alat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Pekerjaan Pondasi.
APD / Bahan / Spesifikasi Keterangan
Tenaga Kerja
APD :
Helm SNI(Standar Nasional Indonesia) 9 bh
Sarung Tangan SNI(Standar Nasional Indonesia) 9 bh
Sepatu SNI(Standar Nasional Indonesia) 9 bh
Bahan :
P3K SNI(Standar Nasional Indonesia)
Ahli K3 Kontruksi 1 Orang

Tabel 4.5. Alat Kerja dan Material Pada Pekerjaan Pondasi


Alat dan Material /
Bahan / Spesifikasi Keterangan
Tenaga Kerja
Alat :
Exavator 1 Unit
Concrate Mixer Kap. 0.35 m3 1 Unit
Bahan/ Material :
BBM Sesuai Kebutuhan
Semen Sesuai Kebutuhan
Pasir Sesuai Kebutuhan
Koral Sesuai Kebutuhan
Air Sesuai Kebutuhan
Besi Sesuai Kebutuhan
Tenaga Kerja :
Operator 1 Orang
Pekerja 8 Orang

Pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung, adapun pengamatan


yang dilakukan untuk mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada,
sebagai berikut :

a. Bahaya tergelincir ke dalam lubang galian pondasi.


b. Bahaya tertimpah alat dan material kerja.
c. Bahaya benda tajam yang ada dipermukaan tanah seperti bebatuan.
d. Bahaya akan zat Amonia bila lama-lama di dalam galian pondasi.

40
Dibawah ini adalah Drawing untuk pondasi.

Gambar 4.3. Drawing Pondasi

41
Gambar 4.4. Dokumentasi Pekerjaan Pengecoran Pondasi

4.4.5. Pekerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur

Sebelum melaksanakan pekerjaan pasangan dan pembesian struktur,


Adapun yang perlu dipersiapkan dapat dilihat pada Tabel 4.6. dan
Tabel 4.7. di bawah ini.

Tabel 4.6 APD (Alat Pelindung Diri) Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Pekerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur.

APD / Bahan / Spesifikasi Keterangan


Tenaga Kerja
Alat : -
Helm SNI(Standar Nasional Indonesia) 11bh
Sarung Tangan SNI(Standar Nasional Indonesia) 11 bh
Sepatu SNI(Standar Nasional Indonesia) 11 bh
Body Harnest SNI(Standar Nasional Indonesia) 11 bh
Kaca Mata SNI(Standar Nasional Indonesia) 11 bh
Bahan : -
P3K SNI(Standar Nasional Indonesia) 1 Set
Ahli K3 Kontruksi 1 Orang

42
Tabel 4.7. Alat Kerja, Material dan Tenaga Kerja Pekerjaan Struktur
Alat dan Material /
Bahan / Spesifikasi Keterangan
Tenaga Kerja
Alat : -
Semen Sesuai Kebutuhan
Pasir Sesuai Kebutuhan
Koral Sesuai Kebutuhan
Air Sesuai Kebutuhan
Besi Sesuai Kebutuhan
Bekisting Sesuai Kebutuhan
Concrate Mixer Kap. 0.35 m3 1 Unit
Tenaga Kerja : -
Pekerja 25 orang

Metode pekerjaan dan pengamatan pada saat pelaksanaan perkerjaan


sebagai berikut :
a. Membuat Working Permit & SOP
b. Mempersipkan APD.
c. Memasang Rambu – Rambu baha disekitar area perkerjaan.
d. Mempersiapkan Alat Kerja.
e. Memepersiapkan Form Check list.
f. Memberi perintah kepeda pekerja untuk memulai pekerjaan.
g. Memberi arahan untuk bekerja sesuai SOP dan Berhati – hati.
h. Melapor kedireksi apabila perkerjaan selesai.

Pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Adapun pengamatan


yang dilakukan untuk mengathaui potensi bahaya apa saja yang ada,
sebagai berikut :
a. Bahaya Jatuh dari ketinggian.
b. Bahaya tergelicir.
c. Bahaya tertimpa alat kerja yang jatuh dari lantai atas.

43
Gambar 4.5. Dokumentasi Pekerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur

4.5. Gambaran Umum Peraturan PU No. 10 Tahun 2021

Adapun kebijakan dasar yang menjadi pedoman dalam setiap pekerjaan


konstruksi adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi
(SMKK) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Latar belakang dijadikannya
peraturan tersebut adalah dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi, maka penyelenggara pekerjaan konstruksi wajib
memenuhi syaratsyarat tentang keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja
pada tempat kegiatan konstruksi.

Pada penelitian ini, peneliti merujuk pada Permen PUPR Nomor:


10/PRT/M/2021 yang digunakan sebagai acuan dalam analisis pengendalian
risiko Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi (SMKK) pada Proyek

44
Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung. Adapun beberapa prinsip
penting yang termuat pada Permen PUPR Nomor: 10/PRT/M/2021 dan
digunakan sebagai pedoman sudah atau belumnya pengendalian risiko SMKK
secara maksimal di proyek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam Keselamatan Konstruksi.
2. Perencanaan Keselamatan Konstruksi.
3. Dukungan Keselamatan Konstruksi.
4. Operasi Keselamatan Konstruksi.
5. Kinerja Keselamatan Konstruksi.

4.6. Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan oleh Ahli K3, diketahui
bahwa pelaksanaan SMKK pada Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota
Bandar Lampung sudah dilakukan cukup baik sesuai dengan acuhan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 10/PRT/M/2021.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi (SMKK) pada Proyek


Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung sudah dilaksanakan dengan
baik. Hal ini ditunjukan tidak terjadinya insiden kecelakaan kerja atau zero
accident pada saat proyek sedang berjalan. Bisa dilihat pada foto dokumentasi
rambu-rambu K3 sudah terpasang di Proyek tersebut dan selalu melakukan
breifing safety atau identifikasi bahaya sebelum melaksanakan pekerjaan
setiap harinya.

Pada pekerjaan mobilisasi mempunyai tingkat resiko sedang sesuai dengan


peraturan yang telah dibuat, ternyata dilapangan tidak ditemukan adanya
kecelakaan kerja lebih dari 1 tahun terakhir dengan nilai kekerapan 1 sehingga
bisa dikoreksi tingkat resiko menjadi kecil.

45
Pada pekerjaan pondasi mempunyai tingkat resiko sedang sesuai dengan
peraturan yang telah dibuat, ternyata dilapangan tidak ditemukan adanya
kecelakaan kerja lebih dari 1 tahun terakhir dengan nilai kekerapan 1 sehingga
bisa dikoreksi tingkat resiko menjadi kecil.
Pada pekerjaan pasangan dan pembesian struktur mempunyai tingkat resiko
sedang sesuai dengan peraturan yang telah dibuat, ternyata dilapangan tidak
ditemukan adanya kecelakaan kerja lebih dari 1 tahun terakhir dengan nilai
kekerapan 1 sehingga bisa dikoreksi tingkat resiko menjadi kecil.
Berdasarkan Permen PUPR Nomor: 10/PRT/M/2021 nilai kekerapan 1
(hampir tidak pernah terjadi) berlaku untuk jumlah frekuensi kejadian
kecelakaan kerja 1 kali dalam lebih dari 3 tahun terakhir, nilai kekerapan 2
(kecil kemungkinan terjadi) berlaku untuk jumlah frekuensi kejadian
kecelakaan kerja 1 kali dalam 3 tahun terakhir, nilai kekerapan 3 (mungkin
terjadi) berlaku untuk jumlah frekuensi kejadian kecelakaan kerja 2 kali dalam
3 tahun terakhir pada beberapa kondisi tertentu, nilai kekerapan 4 (sangat
mungkin terjadi) Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 1 tahun
terakhir pada hampir semua kondisi, nilai kekerapan 5 (hampir pasti terjadi)
Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 2 kali dalam 1 tahun.
Untuk menghidari kecelakaan kerja terjadi perlu adanya pencegahan sebagai
berikut.
1. Melakukan Safety Briefing mengenai identifikasi bahaya pekerjaan yang
akan dikerjakan.
2. Memastikan pekerja menggunakan Alat pelindung diri (APD).
3. Memastikan lingkungan kerja aman dan akses atau jalur evakuasi tersedia
sebelum melakukan kegiatan di lapangan.
4. Melakukan pengecekan secara berkala kepada pekerja agar menggunakan
metode kerja yang benar dan peralatan kerja yang baik.
Dalam penelitian ini, hal yang akan dianalisis adalah tingkat risiko yang
terjadi di proyek konstruksi dengan pedoman Permen PUPR Nomor:

46
10/PRT/M/2021. Dari data yang diperoleh berupa uraian pekerjaan dan
identifikasi bahaya, data tersebut dimasukkan ke dalam Tabel 4.8. untuk
dilakukan penilaian risiko yang terjadi di proyek ini. Analisis penilaian risiko
pada Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung.

47
Tabel 4. 8. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Peluang (IBPRP) Proyek Pembangunan Proyek Pembangunan Hotel
Yello Kota Bandar Lampung

PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI PENETAPAN
NO DAMPAK TINGKAT
PEKERJAAN BAHAYA KEKERAPAN KEPARAHAN PENGENDALIAN RISIKO K3
RISIKO
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Mobilisasi - Tabrakan - Meninggal 2 3 6 - Melakukan clearing area dan
material - Patah tulang (Sedang) barikade seluruh lokasi kerja
- Memar dengan pagar proyek
- Penyakit - Pengamanan Mobilisasi Alat
Akibat Kerja berat
- Kerusakan - Pemeriksaan Kesehatan
material/ pekerja (MCU)
kendaraan/ - Safety induction pekerja baru
alat berat - Safety briefing setiap pagi
dengan frekuensi jadwal
yang ditentukan
- Toolbox meeting sebelum
memulai aktivitas
- Instruksi kerja Mengemudi
- Rambu lalu lintas area
proyek
- Rambu bahaya medan lalu
lintas area proyek
- Akses pintu masuk dan
lampu Rotary
- Management lalu lintas
2. Perkerjaan - Polusi debu - Meninggal 2 3 6 - Melakukan clearing area dan
Pondasi - Patah tulang (Sedang) barikade seluruh lokasi kerja
- Memar dengan pagar proyek
- Dehidrasi - Melakukan Safety Brefing

48
PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKASI PENETAPAN
NO DAMPAK TINGKAT
PEKERJAAN BAHAYA KEKERAPAN KEPARAHAN PENGENDALIAN RISIKO K3
RISIKO
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
- Tertimpa Akibat Kerja Sebelum pekerjaan
- Kerusakan - Melakukan Pengecekan
material dan Kesehatan Terhadap pekerja
prasarana - Safety induction pekerja baru
- Safety briefing sebelum
melakukan perkerjaan
- Instruksi kerja
- SOP Pekerjaan
- Rambu – Rambu dan Garis
area pekerjaan

3. Pasangan dan - Terjatuh dari - Shock 2 3 9 - Melakukan clearing area dan


Pembesian ketinggian - Patah (Sedang) barikade seluruh lokasi kerja
Struktur dan tertimpa Tulang dengan pagar proyek
- Cacat - Melakukan pemeriksaan
Permanen kesehatan awal kepada
- Meninggal personil dan pekerja
Dunia - Sosialisasi potensi bahaya
- Terjepit saat Safety Induction,
dan - Safety Briefing
tertimpa - Intruksi Kejra
- Melakukan inspeksi
peralatan kerja dan alat
pelindung kerja secara rutin
dan berkala
- Memasang rambu
peringatan, larangan, dan
petunjuk serta barikade di
sekitar lokasi proyek sesuai

49
kebutuhan
- Menggunakan APD Standar
(Helm, Rompi, dan Sepatu)
- Menggunakan APD Khusus
(Sarung Tangan, Masker,
Kacamata Safety, Fullbody
Harness, dll)
- Membuat rencana tanggap
darurat dan simulasi kepada
seluruh personil dan pekerja
yang ada secara rutin dan
berkala
- Menyediakan fasilitas
kesehatan dan pertolongan
pertama sesuai ketentuan
dan standar perusahaan

Keterangan :
Kolom (1), (2), (3) mengikuti table dalam LDP huruf M.6
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia

50
4.7. Analisis Data

Setelah data-data yang akan dianalisis terkumpul, tahapan selanjutnya adalah


tahap pengolahan data atau analisis data. Data yang diperoleh berupa data
kecelakaan kerja yang terjadi di Kerja Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota
Bandar Lampung. dapat dilihat pada Tabel 4.9. sebagai berikut ini.
Tabel 4.9. Kecelakaan Kerja Proyek Pembangunan Hotel Yello.
Kecelakaan Terjadi
NO Uraian Pekerjaan Keterangan
Ya Tidak
1 Mobilisasi Alat √
2 Pekerjaan Pondasi √
Pekerjaan Pasangan dan
3 √
Pembesian Struktur

Jadi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi (SMKK) pada


Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung sudah dijalankan
dengan baik tidak terdapat kecelakaan kerja ketika proyek sedang berjalan
sehingga bisa dikategorikan zero accident.
Untuk rata-rata nilai risiko pada Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota
Bandar Lampung. Dapat dilihat pada tabel 4.10. sebagai berikut ini.
Tabel 4.10. Rata-rata nilai risiko Proyek Pembangunan Hotel Yello.
Uraian Pekerjaan Nilai Risiko Keterangan

Pelaksanaan pekerjaan Mobilisasi Alat 6 R = 6+6+9


dan material nilai risiko 3
=7

Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi 6 Jadi nilai rata – rata Risko


pada 3 pekerjaan tersebut 7,
jadi tingkat Risiko Sedang

Pelaksanaan Pasangan
Pekerjaan 9
dan Pembesian Struktur

Konsisten dengan tipe huruf TNR 12

51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Analisis Pengendalian Risiko


Keselamatan Kontruksi (SMKK) pada Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota
Bandar Lampung didapatkan kesimpulan bahwa:

1. Pada Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung, hasil


indentifikasi bahaya yang berpotensi terjadi sebagai berikut:
a. Pekerjaan Mobilisasi Alat dan Material : bahaya terjadinya kecelakaan
lalu lintas dan bahaya terjadinya kecelakaan alat berat serta bahaya yang
mengakibatkan terluka karena pengoperasian alat berat.
b. Pekerjaan Pondasi : bahaya terjadi longsor akibat jarak antar penggali
terlalu dekat, bahaya terjadi lereng galian longsor, bahaya tumpukan
bahan galian tidak aman, bahaya terjadinya kecelakaan kerja akibat
peralatan yang dioperasikan tidak benar, dan bahaya tertimpa material
batu dan bahaya tergelicir kedalam pondasi.
c. Pekerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur : Bahaya terjadinya
Kecelakaan akibat tergelicir, bahaya yang mengakibatkan luka terkena
alat potong besi, bahaya yang mengakibatkan luka tersangkut besi, dan
bahaya terjadinya kecelakaan atau terluka akibat tertimpa material.

2. Nilai tingkat risiko Proyek Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar


Lampung sebagai berikut.
a. Pekerjaan Mobilisasi Alat dan Material, mempunyai nilai tingkat risiko
sedang dengan nilai risiko 6.
b. Pekerjaan Pondasi, mempunyai nilai tingkat risiko kecil dengan nilai
risiko 6.

52
c. Pekerjaan Pasangan dan Pembesian Struktur, mempunyai nilai tingkat
risiko Sedang dengan nilai resiko 6.

5.2. Saran

Adapun saran untuk perbaikan atas permasalahan yang ditemukan di Proyek


Pembangunan Hotel Yello Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :

1. Meningkatakan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kontruksi


(SMKK) yang sudah berjalan diproyek dengan memperbarui peraturan
SMKK terkini yaitu Peraturan Menteri PU No. 10 Tahun 202, dan
menambah beberapa program yang berkaitan dengan K3 agar tercapai zero
fatal accident dilokasi proyek.
2. Lakukan sosialisasi tentang pentingnya keselamatan dan Kesehatan kerja
(K3).
3. Diadakan Safety Brefing Secara berkala agar pekerja semakin paham dan
sadar akan pentingnya keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) diproyek
kontruksi.
4. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) merupakan ilmu pengetahuan
dalam upaya untuk menciptakan suasana kerja yang aman, nyaman dan
tujuam akhirnya yaitu mencapai produtifitas setinggi-tingginya.

53
DAFTAR PUSTAKA

 Kecelakaan kerja yang dapat berdampak pada tingkat produktivitas pekerja dan
dapat mempengaruhi kualitas produk dalam suatu produksi (Tjandra, 2006).
 Menciptakan tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan
serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit (Friend & Khon, 2007).
 OHSAS (18001:2007) Kecelakaan kerja menurut OHSAS (Occupational Health
and Safety Assessement Series) adalah kejadian yang berhubungan dengan
pekerjaan dan menyebabkan cidera atau kesakitan, dan kejadian yang dapat
menyebabkan kematian (Syarif, 2007).
 Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang menimpa tenaga kerja
karena hubungan kerja di tempat kerja (Ervianto, 2005). Menurut Suma’mur
(1981) dalam (Pratiwi, 2012) kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan
berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja yang
dimaksud adalah kecelakaan yang terjadi karena pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan.
 Menurut Rachman (1990) dalam (Pratiwi, 2012) kecelakaan akibat kerja adalah
suatu kejadian yang tidak diduga, tidak dikehendaki dan dapat menyebabkan
Cobamaupun
kerugian baik jiwa browsingharta
bagaimana
benda.menulis daftar Pustaka yang
benar
 Arianto (2010 ) penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi dapat ditinjau
dari 3 aspek
 Marihot Tua Efendi (2005) ada beberapa penyebab kecelakaan kerja
 Abdurrahmat Fathoni ( 2006) penyebab terjadi kecelakaan
 (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah tingkah laku, tindak-
tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya (Budiono,
Sugeng, 2003)
 Menurut ILO (1989:20) berbagai cara yang umum digunakan untuk meningkatkan
keselamatan kerja bidang industri
 Manajemen juga dapat mengalokasikan sumber daya yang sesuai untuk masing -
masing risiko sesuai dengan tingkat prioritasnya. (Ramli, 2010:98)
 penilaian tingkat risiko menggunakan rubrik penilaian yang berpedoman pada
Permen PUPR Nomor: 10/PRT/M/2021.

54
BILL OF QUANTITY & OWNER ESTIMATION
PRICE
SUB PEKERJAAN :
SIPIL

PROJECT
TITLE TIME SCHEDULE PROYEK YELLO HOTEL
LOCATIO (TAHAP 1)
N LAMPUNG -
SUMATERA
TAHUN 2022 2023
NO
DESCRIPTIO BOBOT BULAN K1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
N
1 PEKERJAAN PERSIAPAN (UNTUK TAHAP 1/STRUKTUR) 6,2767 Januari
0,2853 Februari
0,2853 Maret
0,2853 April
0,2853
LMei Juni
0,2853 Juli
0,2853 Agustus
0,2853 September
0,2853 Oktober
0,2853 November
0,2853 Desember
0,2853 Januari
0,2853 Februari
0,2853 Maret
0,2853 April
0,2853
LMei Juni
0,2853 Juli
0,2853 Agustus
0,2853 September
0,2853 Oktober
0,2853 November
0,2853 Desember
0,2853

I I
2 PEKERJAAN TANAH 1,5635 0,3127 0,3127 0,3127 0,3127 B 0,3127 B
U U
3 PEKERJAAN 16,202 3,2405 3,2405 3,2405 3,2405 3,2405
PONDASI 6 R R
4 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1 ±0,000 9,1975 1,8395 1,8395 1,8395 1,8395 1,8395
L L
5 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 2 ELV+3,550 17,7488 E 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 2,5355 E

6 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 3 12,561


B 2,5123 2,5123 2,5123 2,5123 2,5123
B
ELV+8,950 5 A A
7 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 4 10,739 R 2,1479 2,1479 R 2,1479 2,1479 2,1479
ELV+12,60 7
A A
8 PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 5 10,739 2,1479 2,1479 2,1479 2,1479 2,1479
ELV+16,20 7 N N
8,5597 2,1399 2,1399 2,1399 2,1399
PEKERJAAN STRUKTUR DAK ATAP ELV+19,75
0,3058 0,1529 0,1529
PEKERJAAN STRUKTUR TOP DAK ELV+23,00

PEKERJAAN STRUKTUR TANGGA 1,0862 0,3621 0,3621 0,3621

PEKERJAAN STRUKTUR CORE WALL 5,0184 1,0037 1,0037 1,0037 1,0037 1,0037

100,0000
0,5980 3,8385 3,8385 3,8385 - 5,6780 7,9009 4,6603 4,6603 4,6603 2,8208 5,3331 5,3331 2,7976 4,9455 4,9455 - 4,5812 4,9432 5,9469 5,9389 5,5768 3,5818 3,5818
Progress rencana bulanan
0,5980 4,4365 8,2751 12,1136 12,1136 17,7916 25,6925 30,3528 35,0132 39,6735 42,4943 47,8275 53,1606 55,9582 60,9038 65,8493 65,8493 70,4305 75,3737 81,3206 87,2595 92,8364 96,4182 100,0000
Progress rencana bulanan
kumulatif Progress realisasi
bulanan
Progress realisasi bulanan
kumulatif
Deviasi

Perhatikan batas margin kertas, kanan 4 cm,


kiri atas bawah 3 cm
Perhatikan batas margin kertas, kanan 4 cm,
kiri atas bawah 3 cm

Anda mungkin juga menyukai