Anda di halaman 1dari 22

1.

Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses keluarnya bayi, plasenta dan selaput ketuban

dari uterus ibu (JNPK, 2008). Menurut sarwono persalinan adalah proses

pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup daro dalam uterus melalui

vagina ke dunia luar (eniyati & melisa, 2012).

Berdasarkan caranya partus terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Persalinan Normal

Partus normal atau partus spontan adalah proses kelahiran bayi

yang terjadi pada usia kehamilan cukup bulan ( lebih dari 37 minggu)

tanpa adanya penyulit yaitu dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan

alat-alat serta tidak melukai bayi dan ibu. Partus spontan umumnya

berlangsung 24 jam (eniyati & melisa, 2012).

b. Persalinan Abnormal

Partus abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan

alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea (eniyati &

melisa, 2012).

2. Karakteristik persalinan normal menurut eniyati & melisa, 2012

a. Terjadi pada kehamilan cukup bulan (aterm) bukan prematur atau

postmatur.

b. Terjadi spontan bukan karena dipacu atau diinduksi.

c. Terjadi selama 4 jam sampai 24 jam, bukan partus presipitatus (kurang

dari 3 jam) atau partus lama (lebih dari 24 jam pada primi dan lebih

dari 18 jam pada multi).


d. Janin tunggal dengan presentasi puncak kepala dan oksiput pada

bagian anterior pelvis.

e. Terlaksana tanpa bantuan artifisial.

f. Tidak adanya penyulit atau komplikasi.

g. Kelahiran plasenta yang normal.

3. Sebab-sebab mulainya persalinan

Menurut eniyati & melisa, 2012 sebab mulainya persalinan sebagai

berikut:

a. Teori penurunan kadar hormon progesteron

Hormon progesteron merupakan hormon yang meni,nulkan

relaksasi pada otot rahim. Sedangkan hormon estrogen meninggikan

kerentaan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara

kadar progesteron dan estrogen di dalam darah. Progesteron

menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sehingga membantu

mencegah ekspulsi fetus. Sebaliknya estrogen meempunyai

kecenderungan meningkatkan derajat kontraktilitas uterus. Baik

progesteron maupun estrogen disekresikan dalam jumlah yang secara

progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan

bulan ke 7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan

sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun

sehingga terjadi kontraksi bracton hicks saat akhir kehamilan yang

selanjutnya bertindak sebagai kontraksi persalinan.

b. Teori oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatkan reseptor oksitosin

dalam otot rahim, sehingga mudah terangsang saat disuntikkan

oksitosin dan menimbulkan kontraksi, diduga bahwa oksitosin dapat

menimbulkan pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat

berlangsung.

c. Teori plasenta menjadi tua

Plasenta yang menjadi tua seiring bertambahnya usia kehamilan

menyebabkan turunyya kadar estrogen dan prgesteron. Hal ini

menyebabkan kejang pada pembuluh darah sehingga akan

menimbulkan kontraksi.

d. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi salah satu

sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa

prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena dan

extramnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur

kehamilan. Ha ini juga di sokong dengan adanya kadar prostaglandin

yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu

hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

e. Distensi rahim (keregangan otot rahim)

Seperti halnya dengan kandung kemih yang bila dindingnya

teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk

mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim. Seiring dengan

bertambahnua usia kehamilan maka semakin otot-otot rahim akan


semakin teregang. Rahim yang membesar dan meregang menyebabkan

iskemi otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter

sehingga timbul adanya kontraksi.

f. Teori iritasi mekanin

Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus franken

hauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala

janin, akan timbul kontraksi uterus.

g. Pengaruh janin

Hypofise dan kelenjar supraneral janin juga memegang peranan

dalam terjadinya persalinan. Pada janin anancephalus, kehamilan

sering lebih lama dari biasanya.

4. Tujuan asuhan persalinan

Tujuan asuhan persalinan normal menurut eniyati & melisa (2012)

yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan

yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui upaya yang terintegrasi dan

lengkap serta intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan

dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Sehingga

intervensi yang diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus

mempunyai alasan dan bukti ilmiah tentang manfaat bagi keberhasilan

proses persalinan. Dalam hal ini, penolong persalinan (bidan, perawat,

dokter umum atau spesialis obstetri) harus meningkatkan kompetensi

dalam asuhan persalinan dengan harapan setiap intervensi yang diberikan

mampu mencapai tujuan asuhan persalinan.


5. Tanda-tanda persalinan

Menurut eniyati & melisa (2012) tanda tanda persalinan meliputi:

a. Kala pendahuluan persalinan (preparatory stage of labor) dapat diduga

ketika ditemui:

1) Lightening (settling atau dropping) yang merupakan penurunan

kepala memasuki pintu atas panggul

2) Sering miksi atau sulit berkemih

3) Serviks mulai lembek dan mendatar

4) Adanya his permulaan atau his palsu (rasa nyeri bagian bawah,

datang tidak teratur, durasi pendek, hilang saat istirahat)

b. Karakteristik atau tanda-tanda persalinan sesungguhnya adalah:

1) Pengeluaran lendir bercampur darah (show)

2) Serviks menipis dan membuka

3) Interval antar rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek

4) Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah

5) Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan menyebar kedepan

6) Dengan berjalan bertambah intensitasnya

7) Ada hubungan anatara ingkat kekuatan kontraksi dengan

intensitas nyeri

8) Ada penurunan bagian terendah janin

9) Kepala janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi

10) Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan

sesungguhnya.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Persalinan dapat erjalan normal (eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3

yaitu power, passage, passanger dapat berkerja sama denga baik. Selain itu

terdapat 2 P yang merupakan faktor lain yang secara tidak langsug dapat

mempengaruhi jalannya persalinan yang terdiri dari psikologis dan

penolong. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

persalinan maka jika terjadi penyimpanan atau kelainan yang dapat

mempengaruhi jalannya persalinan, kita dapat memutuskan intervensi

persalinan untuk mencapai kelahiran bayi dan ibu yang sehat, persalinan

yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan 3P

disebut persalinan distosia (eniyati & melisa, 2012).

a. Passage

Menurut eniyati & melisa (2012) Passage disebut juga jalan lahir.

Jalan lahir dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian keras tulang-tulang

panggul (rangka panggul) dan bagian lunak yaitu otot-otot, jaringan-

jaringan dan ligamen-ligamen.

1) Rangka panggul

Terdiri dari 3 tulang, yaitu:

a) Os coxae terdiri dari os ilium, os ischium dan os pubis

b) Os sacrum (promontorium)

c) Os coccygis

2) Ruang panggul
Terdiri dari pelvis mayor (false pelvis) dan pelvis minor (true

pelvis)

3) Pintu panggul

Terdiri dari

a) Pintu atas panggul (PAP): inlet dibatasi oleh linea terminalis

atau linea inominata.

b) Pintu tengah panggul (RTP): kira kira pada sspina ischiadika,

disebut midlet.

c) Pintu bawah panggul (PBP): dibatasi simpisis dan arcus pubis,

disebut outlet.

d) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada diantara

inlet dan outlet.

4) Bidang bidang hodge

Terdiri dari:

a) Hodge 1: promontorium pinggir atas simphisis

b) Hodge 2: pinggir bawah simpisis

c) Hodge 3: spina ischiadika

d) Hodge 4: ujung coccygeus

5) Jenis-jenis panggul

a) Ginekoid: paling ideal (45%)

i) Bentuk ini khas pada wanita

ii) Diameter sagitalis posterior hanya sedikit lebih pendek

dari diameter sagitalis anterior


iii) Batas samping segmen posteriro membulat dan segmen

anterior juga membulat dan luas

iv) Diameter transversa kira-kira sama panjangnya dengan

diameter antero posterior hingga bentuk PAP mendekati

bentuk lingkaran (bulat)

v) Incisura ischiadika major bulat

vi) Sacrm sejajar dengan symphisis dengan konkavitas yang

normal

vii) Arcus pubis luas

b) Android: panggul pria (15%)

i) Diameter sagitalis posteriro jauh lebih pendek dari

diameter sagitalis anterior

ii) Batas samping segmen posteriro tidak membulat dan

membentuk sudut yang runcing dengan pinggir samping

segmen anteriror

iii) Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga

iv) Dinding samping panggul convergen, spina ischiadika

menonjol, arcus pubis sempit

v) Inchisura ischiadica sempit dan dalam

vi) Sacrum letaknya ke depan, hingga diameter antero

posteriro sempit pada pintu atas panggul dan pintu bawah

panggul
vii) Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung sedangkan

ujungnya menonjol ke depan.

c) Antropoid: agak lonjong seperti telur (35%)

i) Diameter antero posterior dari pintu atas panggul lebih

besar dari diameter transversa hingga bentuk pintu atass

panggul lonjong ke depan

ii) Bentuk segmen anterior sempit dan runcing

iii) Incisura ischiadika mayor luas

iv) Dinding samping convergent, sakrum letaknya agak

kebelakangg hingga ukuran anterior posteriro esar pada

semua bidan panggul

v) Sakrum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul

anthropoid lebih dalam dari panggul-panggul lain

d) Platipeloid

i) Bentuk ini sebetulnya panggul gyncoid yang picak,

diameter anterior posterior kecil, diameter transversa biasa

ii) Segmen anterior lebar

iii) Sacrum melengkung

iv) Incisura ischiadica lebar

6) Jalan lahir lunak

Yang berperan dalam persalinan adlaah segmeen bawah rahim.

Dasar panggul (pelvic floor) terdiri dari:


a) Diafragma pelvis adalah bagian dalam yang terdiri dari m.

Levator ani, m. Pubococcygeus, m. Ileococcygeus, dan m.

Ischipcoccygeus.

b) Diafragma urogenial terdiri dari perineal fascia otot-otot

superficial.

b. Power

Menurut eniyati & melisa (2012) Power disebut juga tenaga atau

kekuatan yang terdiri dari his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diagfragma dan aksi dari ligamen

1) HIS atau kontraksi uterus

a) Sifat sifat HIS:

i) Kontraksi terkoordinasi dan simetris

ii) Fundus dominan kemudian diikuti relaksasi

iii) Kekuatannya seperti memeras isi rahim

iv) Otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang

semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen

bawah rahim

v) Intermitten

vi) Terasa sakit

vii) Kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik,

kimia dan psikis

b) Hal yang harus diobservasi pada his persalinan


i) Frekuensi adalah jumlah his dalam waktu tertentu

biasanya per 10 menit

ii) Amplitudo atau intensitas adalah kekuatan his diukur

dengan mmHg

iii) Aktivitas his adalah frekuensi x amplitudo diukur dengan

unit motevideo

iv) Durasi his adalah lamanya setiap his berlangsung diukur

dengan detik, misalnya selama 40 detik

v) Datangnya his apakah sering, teratur atau tidak

vi) Interval adalah masa relaksasi

c) Pembagian dan sifat-sifat his

i) His pendahuluan: his tidak kuat dan tidak teratur

ii) His pembukaan: his pembukaan serviks sampai terjadi

pembukaan lengkap 10 menit dan mulai teratur kuat serta

sakit

iii) His pengeluaran: sangat kuat, teratur, simetris,

terkoordinasi dan lama

iv) His pelepasan uri: kontraksi sedang untuk melepaskan dan

melahirkan plasenta

v) His pengering: kontraksi lemah, masih sedikit nyeri,

pengecilan rahim dalam bberapa jam atau hari.

c. Passanger (janin dan plasenta)


Menurut eniyati & melisa (2012) Janin dapat mempengaruhi

jalannya kelahiran karena ukuran dan presentasinya. Pada persalinan,

karena tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum

keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara satu dengan yang

lain yang disebut moulage, sehingga kepala bertambah kecil. Biasanya

apabila kepala janin sudah lahir maka bagian-bagian lain dari janin

dengan mudah menyusul. Karena plasenta uga harus melalui jalan

lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin.

Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kelahiran

normal.

1) Tulang tengkorak (cranium)

a) Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak (basis crania):

i) Os. Nasalis

ii) Os. Maksilaris

iii) Os. Mandibularis

iv) Os. Zygomatik

b) Bagian tengkorak

i) Os. Frontalis

ii) Os. Parietalis

iii) Os. Temporalis

iv) Os. Occipitalis

c) Sutura

i) Sutura sagitalis
ii) Sutura koronaria

iii) Sutura lamboidea

iv) Sutura frontalis

d) Ubun-ubun

i) Ubun-ubun besar

ii) Ubun-ubun kecil

e) Daerah-daerah

i) Sinciput

ii) Vertex

iii) Occiput

f) Ukuran diameter

i) D. Occipito occipitalis

ii) D. Mento occipitalis

iii) D. Sub occipito bregmatika

iv) D. Biparietalis

v) D. Bitemporalis

2) Postur janin dalam lahir

Istilah-istilah yang dipakai untuk kedudukan janin dalam rahim

adalah:

a) Sikap (attitude=habitus)

b) Letak (lie)

c) Presentasi (presentation)

d) Posisi (potition)
3) Letak janin dalam rahim

a) Letak membujur

i) Letak kepala

ii) Letak sungsang

b) Letak lintang

c) Letak miring

d. Psikologis

Menurut eniyati & melisa (2012) Banyaknya wanita normal bisa

merasakan kegairahan dan kegembiraan disaat merasa kesakitan awal

menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati,

seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan

sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan ataj memproduksi

anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya

mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah mendapatkan

kepastian bahwa kehamilannya yang semula dianggap sebagai suatu

keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata (eniyati &

melisa, 2012)

Faktor psikologi meliputi:

1) Persiapan fisik untuk melahirkan

2) Pengalaman persalinan

3) Dukungan orang terdekat

4) Integritas emosiona

e. Penolong
Menurut eniyati & melisa (2012) Peran dari penolong persalinan

adalah menganisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi

pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan

skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan

(eniyati & melisa, 2012)

7. Kebutuhan dasar persalinan

Menurut eniyati & melisa (2012) kebutuhan dasar persalinan meliputi:

a. Kebutuhan fisik

1) Menjaga kebersihan diri

Menganjurkan ibu untuk menjaga area kemaluannya setelah

BAB dan BAK dengan tetap bersih dan kering sehingga terasa

nyaman dan mengurangi risiko infeksi. Membersihkan badan

dengan mandi dan mencuci mulut akan sangat menyegarkan ibu

dan memberikan rasa nyaman sehingga ibu merasa sehat.

2) Relaksasi dengan berendam

Beberapa wanita telah berkomentar tentang rileksnya ketika

mereka berada didalam air hangat.

3) Nutrisi dan cairan

Kebutuhan nutrisi termasuk cairan pada ibu dalam masa

persalinan menjadi faktor yang penting dan harus terpenuhi demi

kelancaran proses persalinan. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dan

cairan akan menunjang faktor penting dalam persalinan yaitu

kekuatan ibu mengejan untuk mendorong janin keluar.


4) Oksigen

Asupan oksigen yang cukup diperlukan oleh ibu dalam proses

persalinan. Selain sistem pernafasan ibu, baik saat mengejan

maupun saat relaksasi, oksigen yang cukup merupakan hal utama

bagi kelangsungan hidup janin.

5) Eliminasi

Kebutuhan eliminasi BAK dan BAB ibu dalam masa

persalinan terus terpenuhi, hal ini berkaitan dengan kemajuan

persalinan. Kandung kemih yang penuh akan mengurangi kekuatan

kontraksi dan menghamat penurunan kepala.

b. Kehadiran pendamping

Menurut eniyati & melisa (2012) Kehadiran pendamping

memberikan rasa nyaman pada ibu dalam masa persalinan. Dengan

adanya seseorang yang mendapingi ibu, maka ibu akan lebih percaya

diri untuk bertanya atau meminta secara langsung atau melalui

pendamping tersebut. Dukungan yang diberikan pendamping ibu

dalam persalinan tersebut berupa menggosok punggung ibu,

memegang tangan, mempererat kontak mata, mengusap keringat,

menemani jalan-jalan, memijat punggung, menciptakan suasan

kekeluargaan, menyuapi makanan, atau mengucap kata-kata yang

menunjukan kepedulian untuk membesarkan hati ibu.

c. Pain relief

1) Pendekatan-pendekatan yang dilakukan diantaranya:


a) Menghadirkan seorang untuk mendukung persalinan

b) Pengaturan posisi dalam persalinan

c) Relaksasi dan latihan

d) Istirahat dan relaksasi

e) Informasi mengenai kemajuan persalinan

f) Asuhan diri

g) Sentuhan

2) Metode yang dilakukan dalam pain relief ibu dalam persalinan

a) Perubahan posisi dan pergerakan seperti: berbaring miring kiri,

jongkok, menungging, duduk dan semi duduk.

b) Sentuhan dan counterperssure massage

c) Kompres dingin dan kompres hangat

d) Berendam di air

e) Musik yang lembut dan menyenangkan ibu

8. Asuhan persalinan Kala I

Menurut eniyati & melisa (2012) asuhan persalinan kala I

a. Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan normal terjadi pada usia

cukup bulan (>37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan dimulai

pada saat uterus berkontraksi sampai lahirnya plasenta.

b. Fase dalam kala I persalinan

1) Fase laten
Dimulai sejak awal berkontraksi, pembukaan kurang dari 4

jam dan biasanya berlangsung dlaam 7-8 jam.

2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi meningkat (terjadi 3x dlam 10

menit, berlangsung kurang lebih 40 detik). Pembukaan serviks dari

4-10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam serta

terjadi penurunan bagian terbawah rahim.

c. Persiapan persalinan

Menurut eniyati & melisa (2012) Persiapan ruangan yang bersih

dan hangat, memiliki sirkulasi udara yang baik.

Dimanapun persalinan dan kelahiran bayi, diperluka hal-hal

pokok seperti berikut ini:

1) Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulassi udara yang

baik dan terlindungi dari tiupan angin

2) Sumber air bersih yang menalir untuk cuci tanan dan mandi ibu

sebelum dan sesudah melahirkan

3) Air desinfeksi tingkat tinggi untuk membersihkan vulva dan

perineum sebelum periksa dalam selama persalinan dan

membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir

4) Air bersih dalam jumlah yang cukup, klorin, deterjen, kain

pembersih, kain pel dan sarung tangan karet untuk membersihkan

ruangan, lantai perabotan, dekontaminasi dan proses peralatan.

5) Kamar mandi yang bersih


6) Tempat yang lapang untuk ibu berjalan selama proses persalinan

7) Penerangan yang cukup

8) Tempat yang bersih

d. Tanda bahaya kala I

Menurut eniyati & melisa (2012) tanda bahaya kala I meliputi:

1) Ibu dengan riwayat bedah caesar

2) Perdarahan pervaginam selain dari lendir bercampur darah

3) Persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu)

4) Ketuban pecah disertai mekonium kental

5) Ketuban bercampur dengan sedikit mekonium disertai tanda-tanda

gawat janin

6) Ketuban pecah lama (>dari 24 jam)

7) Infeksi

8) Tekanan darah >160 mmHg

9) Tinggi fundus uteri >40 cm

10) Denyut jantung janin 180 atau >100x/menit

11) Primipara pada fase aktif palpasi kepala masih 5/5


12) Presentasi ganda/majemuk
13) Tali pusat menumbung
14) Nadi cepat dan lemah
15) Nafas cepat dan berkeringat banyak
16) Pembukaan serviks <dari 1 cm/jam
9. Asuhan persalinan pada kala II
Menurut eniyati & melisa (2012) asuhan persalinan kala II meliputi:
a. Tanda-tanda persalinan sudah dekat adalah
Menurut eniyati & melisa (2012) tanda persalinan sudah dekat
meliputi:
1) Ibu merasa ingin meneran saat kontrakssi
2) Terlihat tekanan pada anus ibu yang membuat spinchter ani
membuka dan ibu merasa ingin BAB
3) Perineum menonjol
4) Vulva membuka
b. Kebutuhan ibu dalam kala II
1) Asuhan sayang ibu
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang diberikan kepada ibu
dengan kriteria menghargai budaya, menciptakan kepercayaan ibu,
dan sesuai dengan keinginan ibu. Prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah mengikutsertakan suami atau keluarga selama proses
persalinan. Segala bentuk dukungan dan informasi mengenai
kemajuan proses persalinan memberikan rasa aman dan hasil yang
lebih baik (eniyati & melisa, 2012).
2) Posisi ibu saat meneran
Posisi ibu saat meneran menurut eniyati & melisa (2012)
meliputi:
a) Posisi terlentang
Posisi terlentang dapat menyebabkan hipotensu karena
bobot uterus dan isisnya menekan aorta, vena cava inferior
serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan
suplai darah ke janin menjadi berkurang.
b) Posisi berjongkok, berlutu dan merangkak
Akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa
mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu.
c) Posisi jongkok
Posisi berjongkok akan memaksimalkan sudut dalam
lengkungan carrus, yang akan memungkinkan bahu besar dapat
turun ke rongga panggul dan tidak terhalang diatas simphisis
pubis.
d) Posisi merangkak
Dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam dari
panggul.
10. Asuhan persalinan kala III
a. Pengertian
Kala III merupakan masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya
proses pengeluaran plasenta (eniyati & melisa, 2012).
b. Perubahan fisiologi kala III
1) Fase pelepasan plaseta
a) Secare schultze
Pelepasan dimulai dari bagian tengah dari plasenta dan disini
terjadi hematoma retroplasenter yang selajutnya mengangkat
plasenta dari dasarnya, pada pelepasan secara schultze tidak
menimbulkan perdarahan (eniyati & melisa, 2012).
b) Secara duncan
Pelepasan dengan cara duncan mulai pada pinggir plasenta.
Darah mengalir keluar antara selaput janin dan dinding rahim,
jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari plasenta terlepas
dan terus berlangsung sampai seluruh plasenta lepas (Eniyati &
Melisa, 2012).
c. Tanda-tanda pelepasan plasenta
1) Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uterus
2) Tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina atau
vulva
3) Adanya semburan darah secara tiba-tiba
d. Fase pengeluaran plasenta
Plasenta yang sudah lepas oleh kontraksi rahim akan didorong
kebawah yang oleh rahim sekaarang dianggap sebagai benda asing.
Hal ini dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengedan, maka
plasenta dilahirkan 20% secara spontan dan selebihnya memerlukan
pertolongan (Eniyati & Melisa, 2012).
11. Asuhan persalinan kala IV
a. Pengertian
Merupakan 2 jam pertama setelah persalinan setelah persalinan
merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa, ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke
dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk
memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan
mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi (Eniyati &
Melisa, 2012).
b. Perubahan psikologi kala IV
Selama 2 jam pertama, organ-organ ibu mengalami penyesuaian
awal terhadap keadaan tidak hamil dan system tubuh mulai stabil
(Eniyati & Melisa, 2012).
c. Perubahan psikologi kala IV
Wanita ingin selalu berada dekat dengan bayinya, terkadang sambil
memeriksa apakah keadaan tubuh bayinya normal. Sehingga bonding
attachment sangat diperlukan saat ini. Sehingga dhindarkan pemberian
susu formula (Eniyati & Melisa, 2012).
Daftar pustaka: Eniyati & Melisa Putri. 2012. Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Anda mungkin juga menyukai