Exposure Checklist Pada Praktikan Bidang Keahlian Chassis Otomotif
Jurnal Journal of Mechanical Engineering Education
Volume dan Halaman Vol. 5, No. 1 dan Hal 84 - 90
Tahun Juni 2018
Penulis Ramdhani Ramdhani, Ridwan A. M. Noor
Alya Ratna Trimutia
Andhini Calista Diah Hardiani Ningrum Reviewer Farid Karyanto Hanna Stephanny Victoria Putri Nike Astica Situmorang
Tanggal 17 Maret 2022
Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
Tujuan Penelitian risiko ergonomi pada saat praktik chassis otomotif pada kompetensi roda dan ban.
Subjek Penelitian Mahasiswa angkatan 2014 sebanyak 26 orang berusia
20 tahun dengan postur tubuh beragam dari tinggi badan 154 cm sampai 174 cm di Departemen Pendidikan Teknik Mesin UPI konsentrasi otomotif pada praktik chassis otomotif yang bertempat di workshop otomotif.
Menggunakan Metode Penelitian Deskriptif Kuantitatif
dengan cara observasi langsung terhadap proses Metode Penelitian pekerjaan serta menilai tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan Quick Exposure Checklist (QEC).
Hasil Penelitian Mahasiswa pratikum berlatih pekerjaan Chassis
Otomotif di Workshop Otomotif menggunakan chassis dan mobil. Setiap mahasiswa memiliki postur tubuh yang berbeda-beda. Jika praktik menggunakan mobil yg sama, maka mahasiswa harus menyesuaikan posisi tubuh dengan mobil mahasiswa lain.
Posisi tubuh mahasiswa saat penyetelan mobil
mengharuskan berbaring di bawah mobil dengan posisi lengan keatas dan dengan waktu yang cukup lama. Sementara itu, risiko tertinggi ada pada kompetensi roda dan ban dengan mahasiswa berpostur tinggi. Posisi punggung mahasiswa membungkuk, leher menekuk, dan posisi lengan kebawah dengan mengangkat beban secara langsung, mengecek, membongkar, dan merakit dalam waktu yang lama dan bahkan berulang membuat mahasiswa cepat lelah.
Permasalahan terkait dengan risiko ergonomi perlu
dievaluasi dan dianalisis untuk memperbaiki postur kerja. Tingkat risiko ergonomi diukur menggunakan metode QEC. Hasil analisis QEC digunakan sebagai acuan dan penilian faktor risiko rancangan yang direkomendasikan yang dialami oleh mahasiswa.Diharapkan hal ini dapat diterapkan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko cedera.
Dalam penelitian tersebut, posisi praktik mahasiswa
diukur menggunakan metode QEC dan memasuki kategori skor keseluruhan 51%-70%. Artinya, risiko ergonomis sangat tinggi sehingga diperlukan perbaikan posisi kerja.
Skor akhir dari analisis menunjukkan bahwa tingkat
risiko ergonomi tinggi dan harus melakukan perubahan rancangan pada alat praktek.
Hasil antropometri yang direkomendasikan berupa
rancangan alat pengangkat ban yang ideal untuk populasi. Data antropometri akan membentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoprasikan/menggunakan produk tersebut
Kelebihan Penelitian skala luas dengan waktu yangrelatif singkat.
Pengukuran antropometri tidak dapat mendeteksi status
Kelemahan Penelitian dalam waktu singkat
Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa rata-rata postur kerja
mahasiswa dalam praktik tidak melakukan gerakan tubuh yang ergonomis yaitu pada postur punggung, terlaalu membungkuk, leher menekuk, dan lainnya. Posisi tubuh perlu dinilai dan segera diubah untuk mengurangi risiko ergonomis. Postur mahasiswa berdasarkan hasil data antropometri harus dirancang untuk memungkinkan penyesuaian dimensi alat praktis yang dapat disesuaikan ketinggiannya. Fleksibilitas ketinggian mesin latihan membuat posisi kerja nyaman dan aman.