Anda di halaman 1dari 6

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

LEMBAGA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA


LDNU KABUPATEN KEDIRI
Sekertariat: Jl. Imam Bonjol 38 Kediri 64122
==============================================================================
BERSYUKUR ATAS NIKMAT LAHIR & BATIN

Khutbah Pertama
َ َْ َ ََ َ َ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ ْ
ُ،‫الصلاةُ ُوالسلامُ ُعلى ُمحمدُ ُس هي هُد ُول هُد ُعدنان‬ ُ ‫ ُو‬،‫ان‬ َ
‫ك ُالدي ه‬
َ
ُ ‫لل ُالم هل ه‬ ُ‫الح ْمدُ ُ ه‬َ
َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ََ َ ُ ‫حب هُه ُ َوتَاب هعيْ هُه ُ َعلَى ُ َم ُر‬
َ ‫الز‬ ْ َ َ ََ َ
ُ‫له ُ هإلا ُاللُ ُوحدهُ ُلا‬ُ ‫ن ُلا ُ هإ‬
ُ ‫ ُوأشهدُ ُأ‬،‫ان‬ ‫ه‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ص‬ ‫و‬ ُ ُ
‫ه‬
‫ه‬ ‫ل‬
‫ه‬ ‫آ‬ُ ‫ى‬ ‫وعل‬
َ َ َ َ َ َ ْ ََ َ َْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ
ُ‫ن ُس هيدنا‬ ُ ‫ ُوأشهدُ ُأ‬،‫ان‬ ‫ان ُو ُالمك ه‬ُ‫ن ُال هجس همي هُة ُوال هجه هُة ُوالزم ه‬ ُ ‫ك ُلهُ ُالمنـزهُ ُع ه‬ ُ ‫ش هري‬
َ ْ َ َ ْ َ ْ ََ َْ ً َ َ
،‫انُخلقهُُالق ْرآن‬ ُ ‫يُك‬ ُ ‫محمداُعبدهُُورسولهُُال هذ‬
َْ َ َ َ َْ ََْ ْ ْ ْ َ ْ َ َ َ َْ ََ
ُ‫ل‬
ُ‫ُالقائه ه‬،‫ان‬
‫للُالمن ه‬
ُ‫ُفإنهيُأو هصيك ُمُونف هسيُبهتقوىُا ه‬،‫ادُالرحمُ هن‬ ُ ‫ُ هعب‬،‫أماُبعد‬
ََ ََ َ َ ْ َ َ ََْ َ ْ َ ْ
ُ:‫اللُلغفورُُ َر هحيمُُ(النحل‬ ُ ُ‫ن‬ ُ ‫اللُلاُتحصوهاُ هإ‬ ُ‫نُتعدواُ ُنهعم ُةُ ه‬ ُ ‫ُو هإ‬:‫آن‬ ُ‫هفيُ هكتَابه هُهُالق ْر ه‬
)81

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini,
khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi
untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan
semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat
yang Ia anugerahkan kepada kita. Tiada satu pun selain-Nya yang mampu
menghitungnya. Nikmat terbagi menjadi dua macam, nikmat lahir dan

ًَ ََ ً َ َ َ َ ْ َْ َ ََ ْ ََ
nikmat batin. Allah ta’ala berfirman:
ُ )02ُ:‫اطن ُةُ(لقمان‬
‫وأسب ُغُعليكُ ُمُنهعمهُُظا ههر ُةُوب ه‬
Maknanya: “Dan Allah telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang
lahir dan batin untukmu.” (QS. Luqman: 20)
Nikmat lahir adalah nikmat yang terlihat oleh mata seperti harta,
penghormatan orang, ketampanan, kecantikan, diberi taufiq
(kemudahan) untuk melakukan amal ketaatan, kesehatan, keturunan,
harta, kedudukan, sungai, hujan, tanaman, hewan ternak, air dingin dan
banyak lagi lainnya. Sedangkan nikmat batin adalah nikmat yang didapati
oleh seseorang dalam dirinya seperti memiliki ilmu tentang Allah,
kokohnya keyakinan kepada Allah dan dijauhkan dari penyakit dan
berbagai marabahaya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kewajiban setiap mukallaf (baligh dan berakal) adalah bersyukur
kepada Allah atas nikmat-nikmat tersebut. Bersyukur kepada Allah
adalah dengan tidak menggunakan nikmat-nikmat dari Allah untuk
bermaksiat kepada-Nya, tidak kufur kepada Allah dan para utusan-Nya.
Barang siapa melakukan syukur seperti ini, maka ia adalah seorang
hamba yang telah bersyukur kepada Tuhannya. Sedangkan orang yang
mengucap syukur kepada Allah dengan lidahnya sebanyak apapun
namun masih menggunakan nikmat Allah untuk berbuat maksiat kepada-
Nya, maka hakikatnya ia belumlah bersyukur kepada Tuhannya
sebagaimana yang diwajibkan.
Dan hendaklah diketahui bahwa kita semua di hari kiamat akan
dimintai pertanggungjawaban atas nikmat yang Allah anugerahkan

ََ ْ َ َ
kepada kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ُ‫ل‬
َََ َ
ُ ‫فيمُفع‬ َ َ َ ْ
ُ ُ‫عمرهُ هفي ُمُأفناهُُوعنُعل هم هُه‬ُ ‫ن‬ َ
‫ع‬ ُ ُ
‫ل‬ ‫أ‬ ‫س‬ ‫ي‬ُ ‫ى‬ ‫ت‬‫ح‬ ُ ُ
‫ة‬ ‫القيام‬ ُ َ ُُ‫لَاُتَز ْولُُقَ َد َماُ َعبْد‬
ُ
‫يوم‬
‫ه‬ ‫ه‬
ََْ َ ْ َ
ُُ‫وعن ُجس همه ُ هفي ُم ُأبلاهُ ُ(رواه ُالترمذي‬ ُ ُ ‫أين ُاكتسبَه ُو هفيْ َُم‬
َ ُ ُ‫أنفقه‬ َُ ُ ‫وعن ُما هل هُه ُمن‬ َ

)‫وصححه‬
Maknanya: “Seorang hamba tidak akan berpindah dari suatu fase ke fase
yang lain di hari kiamat hingga ditanya tentang umurnya dalam hal apa
dihabiskan, tentang ilmunya dalam hal apa digunakan, tentang hartanya
dari mana ia perolah dan dalam hal apa disalurkan dan tentang jasadnya
dalam hal apa difungsikan.” (HR. at-Tirmidzi dan ia menilainya shahih)

ََ َ َ َ ْ َ َ َ َ َْ ْ َ َ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ
ُ‫ك ُ همن‬
ُ ‫ك ُجسمك ُوأُر هو‬
ُ ‫ح ُل‬
ُ ‫ال ُلهُ ُأل ُم ُأ هص‬
ُ ‫ن ُ يق‬
ُ ‫أولُ ُما ُيحاسبُ ُبه هُه ُالعبدُ ُيو ُم ُال هقيام هُة ُأ‬
)‫الما هُءُالبار هُدُ(رواهُالحاكمُوصححه‬
Maknanya: “Hal pertama yang seorang hamba akan dihisab tentangnya di
hari kiamat adalah dikatakan kepadanya: Bukankah telah Aku sehatkan
badanmu dan aku hilangkan dahagamu dengan air yang dingin?” (HR. al
Hakim dan ia menilainya shahih)
Oleh karenanya, mari kita hisab diri kita. Mari kita renungkan,
sudahkah kita bersyukur atas berbagai nikmat yang Allah kurniakan
kepada kita sebagaimana mestinya?
Saudara-saudara seiman,
Di antara nikmat batin adalah nikmat teragung yang tidak
sebanding dengan nikmat apapun, yaitu nikmat iman kepada Allah dan
nikmat-nikmat yang mengikutinya, yaitu berserah diri kepada Allah,
mencintai orang-orang shaleh, kokohnya keyakinan kita kepada Allah,
mengagungkan ilmu agama dan semacamnya. Iman kepada Allah dan
Rasul-Nya adalah modal utama bagi seorang muslim, sehingga ia adalah
nikmat yang paling agung, paling utama dan paling tinggi yang diberikan
kepada manusia. Orang yang diberi dunia (harta, jabatan dan
semacamnya) namun tidak diberi iman, maka seakan ia tidak diberi
nikmat apapun. Sebaliknya, orang yang diberi iman dan tidak diberi
dunia, maka seakan ia tidak terhalang dari satu nikmat pun. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
َ َ ْ َ َ ْ ََ َ َ َ
ُ‫ين ُإلا ُل ه َمن‬ ُ‫طي ُالدنيَا ُ َمن ُي هحبُ ُ َو َمن ُلا ُي هحبُ ُ َولا ُيع ه‬
ُ ‫طي ُالد‬ ُ‫ل ُيع ه‬
ُ ‫عز ُوج‬
ُ ُ ‫الل‬
ُ ُ‫ن‬ُ ‫هإ‬
َ َ َ
)‫ب (رواهُأحـمد‬ُ ‫أح‬
Maknanya: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla memberikan (nikmat) dunia
kepada orang yang Ia cintai dan kepada orang yang tidak Ia cintai, dan
tidak memberikan nikmat agama kecuali kepada orang yang Ia cintai” (HR.
Ahmad)
Di antara nikmat ada juga yang merupakan akibat atau buah dari
nikmat iman. Nikmat ini tampak pada anggota badan seseorang, seperti
melaksanakan kewajiban, menjauhi perkara haram dan memperbanyak
amal sunnah. Nikmat iman sebenarnya adalah nikmat batin, akan tetapi
pengaruhnya terlihat pada anggota badan. Iman adalah syarat
diterimanya amal shaleh. Tanpa iman, bentuk amal kebaikan sebanyak
apapun tidak akan diterima oleh Allah ta’ala.
Orang yang mati dalam keadaan kafir akan datang di hari kiamat
tanpa memiliki sedikit pun kebaikan, karena ia tidak mengenal Allah dan
tidak beriman kepada-Nya. Sedangkan seorang muslim yang tidak
bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya, lalu meninggal sebagai
pelaku dosa besar, maka ia tergantung pada kehendak Allah. Jika Allah
menghendaki, Ia akan menyiksanya dan jika Allah menghendaki, Ia akan
mengampuninya. Sedangkan orang yang diberi taufiq untuk bersyukur
kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin, dengan
melaksanakan perintah Allah sehingga ia melaksanakan kewajiban dan
menjauhi perkara haram serta menggunakan nikmat-nikmat Allah untuk
menaati Tuhan-nya, maka balasan dari Tuhannya adalah kenikmatan yang
abadi, yang tidak akan punah dan sirna. Allah ta’ala berfirman:
ْ ْ َ َ َ َ ‫ن ُالَ هذ‬َ
ُ‫)ُ َج َزاؤه ُْم ُ هعن َُد ُ َربه هه ُْم‬7(ُ ‫ك ُه ُْم ُخيْرُ ُالبَ هر َي هُة‬
ُ ‫ات ُأول هئ‬ َ ُ ‫آمنوا ُ َو َعملوا‬
ُ ‫الصا هل َح ه‬ ‫ه‬
َ ُ ‫ين‬
ُ ُ ‫هإ‬
ْ َ َ َ َ ً ََ َ َ َ َ َْْ َ ْ َ ْ ْ َ ْ
َ َ
ُ‫الل ُعنه ُم ُورضوا‬ ْ ُ ُ‫ي‬ ُ ‫ين ُ هفيها ُأبدا ُر هض‬ ُ ‫ن ُتح هتها ُالأنهارُ ُخا هل هد‬ ُ ‫َجنَاتُ ُ َعدنُ ُتج هري ُ هم‬
َ ْ َ َ َ َْ
ُ )1-7ُ:‫)ُ(البينة‬1(ُُ‫يُ َر َبه‬ َُ ‫نُخ هش‬ ُ ‫كُلهم‬
ُ ‫عنهُُذل ه‬
Maknanya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka dari
Tuhannya adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridla terhadap mereka
dan mereka pun ridla kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada Tuhannya.” (QS. al Bayyinah: 7-8)
Mereka adalah makhluk yang paling berbahagia, karena Allah ridla
terhadap mereka sebagaimana mereka ridla kepada-Nya. Ridla Allah
adalah salah satu sifat-Nya, yang tidak menyerupai ridla makhluk. Karena
makna ridla Allah adalah kehendak untuk memberikan nikmat.
Sedangkan ridla para hamba kepada Tuhannya adalah berimannya
mereka kepada Allah, menerima ketetapan-Nya dan menyerahkan segala
hal kepada-Nya. Mereka tidak memprotes dan menyalahkan Allah dalam
satu pun musibah yang menimpa mereka. Sebaliknya mereka bersabar
untuk tetap melaksanakan kewajiban dan menjauhi perkara haram serta
menahan diri dari menggunakan nikmat Allah dalam perbuatan maksiat
kepada-Nya. Mereka juga bersabar atas ujian-ujian yang menimpa
mereka, sehingga balasan untuk mereka adalah ridla Allah terhadap
mereka. Sungguh beruntung mereka. Alangkah berbahagianya mereka.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan

َْ ْ ََ َ ْ َْ ْ َ
ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
ْ َ ْ َْ َ َ ْ َْ ْ َ ْ ََ ْ َ
.ُ‫ُ هإنهُُه ُوُالغفورُُالر هحيم‬،‫ُفاستغ هفروه‬،‫يُولكم‬
ُ ‫اللُ هل‬
ُ ُُ‫لُهُذاُوأستغ هفر‬
ُ ‫أقولُُقو ه‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫َ‬ ‫ْ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َْ‬
‫ي ُ َوأ َس هلمُ ُ َعلى ُ َس هي هدنا ُم َح َمدُ ُالمص َطفى‪َ ُ ،‬و َعلى ُآ هل هُهُ‬ ‫لل ُ َوكفى‪َ ُ ،‬وأ َص هل ُْ‬ ‫ال َح ْمدُ ُ هُ‬
‫َ ْ َ َ َ ْ َ َ ََ ْ َ َ َ َ َ َ‬ ‫ََ ْ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ‬
‫ن ُس هيدناُ‬ ‫ك ُله‪ُ ،‬وأشهدُ ُأ ُ‬ ‫لإ ُ هإلا ُاللُ ُوحدهُ ُلا ُش هري ُ‬ ‫ن ُلا ُ ُ‬ ‫ل ُالوفا‪ُ.‬أشهدُ ُأ ُ‬ ‫وأصحابه هُه ُأه هُ‬
‫َ‬
‫م َح َم ًداُعبْدُهُُ َو َرس ْولهُ‪.‬‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ََ َْ ََ َ َ ْ ْ ْ َ ْ ْ ْ ََْ ْ َْ‬
‫ي ُالع هظي هُمُ‬ ‫لل ُالع هل ه ُ‬ ‫ي ُبهتقوى ُا هُ‬ ‫ُأما ُبعد‪ُ ،‬فيا ُأيها ُالمس هلمون‪ُ ،‬أو هصيك ُم ُونف هس ُ‬ ‫ُ‬
‫ْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬
‫السلامهُ ُ َعلى ُن هب هي هُه ُالك هريْ هُمُ‬ ‫الل ُأ َم َرك ُْم ُبهأمرُ ُ َع هظيْم‪ُ ،‬أ َم َرك ُْم ُبهالصلا هُة ُو‬ ‫ن ُ َُ‬ ‫َواعلم ْوا ُأ ُ‬
‫ْ‬ ‫ََ‬ ‫َ َ َ َ‬ ‫ََ َ َ َ َََ ََ َ َ َ‬
‫ين ُآمنوا ُصلوا ُعلي هُهُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ون ُ َعلى ُالنَ هب هي‪ُ ،‬يا ُأيها ُال هذ ُ‬
‫َ‬ ‫الل ُوملائهكتهُ ُيصل ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫ال‪ ُ :‬هإ ُ‬ ‫فق ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ً َ‬
‫تُ‬ ‫آلُ َس هي هدناُم َح َمدُُك َماُ َصليْ َ ُ‬ ‫لُ َعلىُ َس هي هدناُم َح َمدُُ َو َعلىُ هُ‬ ‫يما‪ُ،‬اللُه َُمُ َص هُ‬ ‫َو َس هلمواُتس هل‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َْ َْ ََ ْ َ‬ ‫َ َ َ َ َْ َْ َ َ َ‬
‫آلُ‬‫ك ُ َعلى ُ َس هي هدنا ُم َح َمدُ ُ َو َعلى ُ هُ‬ ‫ار ُ‬ ‫ه‬ ‫ب‬‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬
‫ه‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬
‫على ُس هي هدنا ُ هإبرا ههي ُم ُوعل ه ه ه‬
‫ُ‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫د‬
‫ه‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ى‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ َ َ َْ‬ ‫َ‬
‫يُ‬ ‫آل ُ َس هي هدنا ُ هإبْ َرا ههيْ َم‪ ُ ،‬هف ُْ‬ ‫ت ُ َعلى ُ َس هي هدنا ُ هإبْ َرا ههيْ َُم ُ َو َعلى ُ هُ‬ ‫ارك َ ُ‬ ‫َس هي هدنا ُمحمدُ ُكما ُب‬
‫ْ ْ‬ ‫َْ َ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ْ ْ َْ ْ‬
‫نُ‬ ‫ات ُوالمؤ هم هنيْ َُ‬ ‫ن ُ َوالم ْس هل َم ه ُ‬ ‫ك ُح هميدُ ُم هجيدُ‪ُ .‬اللُه ُم ُاغ هُف ُر ُلهلمس هل همي ُ‬ ‫ن ُ هإن ُ‬ ‫العال همي ُ‬
‫اءَُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ َ َ ََْ َ َ َْ َ َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ْ َ َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ْ‬
‫اء ُوالوب ُ‬ ‫اء ُوالغل ُ‬ ‫ات‪ُ ،‬امهلل ُادف ُع ُعنا ُالبل ُ‬ ‫ات ُالأحيا هُء ُ همنه ُم ُوالأمو ه‬ ‫والمؤ همن ه ُ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ ْ ََ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ َْ ْ َ َ ْ ْ َ‬
‫ف ُالمختَ هلف ُة ُ َوالش َدائه َُد ُ َوال هم َح َن‪َ ُ ،‬ما ُظ َه َُر ُ همن َهاُ‬ ‫ي ُ َوالسيو ُ‬ ‫اء ُ َوالمنك َُر ُ َوالبَغ َُ‬ ‫والفحش ُ‬
‫َ‬ ‫ْ ْ َْ َ ًَ َ َ َ‬ ‫ََ ََ َ ْ ََ َ َ َ َ َ ً َ ْ ْ‬
‫ل ُش ْيءُُ‬ ‫كُ َعلى ُك هُ‬ ‫ن ُعامة‪ ُ ،‬هإن ُ‬ ‫ان ُالمس هل همي ُ‬ ‫ن ُبل َد هُ‬ ‫ن ُبل هدنا ُهذا ُخاص ُة ُو هم ُ‬ ‫وما ُبطن‪ ُ ،‬هم ُ‬
‫َ‬
‫ق هديْرُ ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َْ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َْ ْ َ ْ ْ‬ ‫َ َ َْ‬ ‫َ‬
‫نُ‬ ‫ب ُوينهى ُع هُ‬ ‫ان ُو هإيتا هُء ُ هذي ُالقر ُ‬ ‫َ‬
‫الل ُيأمرُ ُبهالعد هُل ُوالإحس هُ‬ ‫إن ُ ُ‬ ‫لل‪ُ ُ ،‬‬ ‫اد ُا ه‬‫هعبَ ُ‬
‫الل ُالْ َعظيْ ُمَُ‬ ‫ن‪ُ .‬فَاذكروا ُ َُ‬ ‫ْ َََ ْ ََ َ ْ َ‬
‫الفحشا هُء ُوالمنك هُر ُوالبغ هي‪ُ ،‬ي هعظك ُم ُلعلك ُم ُتذكرو ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ ْ َ َ َْ‬ ‫َ ْ َ‬
‫ه‬
‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬
‫للُأكبرُ‪ُ .‬‬ ‫يَذك ْرك ُْمُ َول هذكرُُا هُ‬

‫‪Ust. Nur Rohmad, S.Ag., M.Pd.I, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU‬‬
‫‪Jawa Timur dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kab. Mojokerto,‬‬
‫‪Tinggal di Kec. Dawarblandong, Mojokerto‬‬
‫‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai