Anda di halaman 1dari 5

PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA

LEMBAGA DAKWAH NAHDLATUL ULAMA


LDNU KABUPATEN KEDIRI
Sekertariat: Jl. Imam Bonjol 38 Kediri 64122
==========================================================================
Nasihat Kematian dan Kesunnahan Talqin

Khutbah I
َ َْ َ َ
ُ،‫السلامُُ َعلىُم َح َمدُُ َس هي هُدُ َول هُدُ َعدنان‬
َ َ َ َ َ َ
ُ ‫ُوالصلاةُُو‬،‫ان‬ َ ُ‫ك‬
َ‫الدي‬ ُ ‫ل‬ ‫م‬َ ْ ‫للُال‬ ُ‫الح ْمدُُ ه‬
َ
‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬
َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ََ َ ُ ‫حب هُه ُ َوتَاب هعيْ هُه ُ َعلَى ُ َم ُر‬
َ ‫الز‬ ْ َ َ ََ َ
ُ‫له ُ هإلا ُاللُ ُوحدهُ ُلا‬ ُ ‫ن ُلا ُ هإ‬ُ ‫ ُوأشهدُ ُأ‬،‫ان‬ ‫ه‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ‫ص‬ ‫و‬ ُ ُ
‫ه‬
‫وعل ه ه‬
‫ل‬ ‫آ‬ُ ‫ى‬
َ َ َ َ َ َ ْ ََ َ َْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ
ُ‫ن ُس هيدنا‬ُ ‫ ُوُأشهدُ ُأ‬،‫ان‬ ‫ان ُوالم ه‬
‫ك‬ ُ‫ن ُال هجس همي هُة ُوال هجه هُة ُوالزم ه‬ ُ ‫ك ُلهُ ُالمنـزهُ ُع ه‬ ُ ‫ش هري‬
َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ََ َْ ً َ َ
،‫انُخلقهُُالقرآن‬ ُ ‫يُك‬ ُ ‫محمداُعبدهُُورسولهُُال هذ‬
َْ َ َ َ َْ ََْ ْ ْ ْ َ ْ َ َ َ َْ ََ
ُ‫ل‬
ُ‫ُالقائه ه‬،‫ان‬
‫للُالمن ه‬ ُ‫ُفإنهيُأو هصيك ُمُونف هسيُبهتقوىُا ه‬،‫ادُالرحمُ هن‬ ُ ‫ُ هعب‬،‫أماُبعد‬
َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ
)03ُ:‫ونُ(الزمر‬ ُ ‫كُم هُيتُُو هإنه ُمُم هُيت‬ ُ ‫ُ هإن‬:‫آن‬ ُ‫فهيُ هكتَابه هُهُالقر ه‬
ْ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama
kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala dengan
cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh
yang diharamkan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
َ َ َ َ
ُ ‫كُ َم هُيتُُ َو هإنه ُْمُ َم هُيت‬
ُ )03ُ:‫ونُ(الزمر‬ ُ ‫إهن‬
Maknanya: “Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) akan mati dan
sesungguhnya mereka pun akanُmati.” (QS az-Zumar: 30)
Suatu ketika, Malaikat Jibril ‘alaihissalam datang kepada

َ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ ْ ََ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata kepadanya:
َ ُ‫ك‬ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ‫يَا ُم َح‬
ُ‫ارقهُ ُ(رواه‬
‫ه‬ ‫ف‬ ‫م‬ُ ُ
‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬
‫ه‬ ‫ف‬ ُ ُ
‫ت‬ ‫ئ‬‫ش‬‫ه‬ ُ ُ
‫ن‬ ‫م‬ُ ُ
‫ب‬ ‫ب‬
‫ه‬ ‫ح‬ ‫أ‬‫و‬ ُ ، ‫ت‬‫ي‬‫ه‬ ‫م‬ ُ ‫ن‬ ‫إ‬
‫ه‬ ‫ف‬ ُ ُ
‫ت‬ ‫ئ‬ ‫ش‬
‫ه‬ ُ ‫ا‬‫م‬ ُ ُ
‫ش‬ ‫ع‬
‫ه‬ ُ ‫د‬
ُ ‫م‬
)‫الحاكم‬
Maknanya: “Wahai Muhammad, hiduplah selama yang engkau
kehendaki, sungguh engkau akan mati. Dan cintailah orang yang engkau
kehendaki, sungguh engkau akan berpisah dengannya.” (HR al Hakim)

1
Allah ta’ala tidak menciptakan kita untuk hidup selamanya di
dunia yang sementara ini. Tidak pula sekadar agar kita makan, minum
dan tenggelam dalam gemerlap dan kesenangan duniawi. Melainkan
untuk memerintah kita agar beribadah kepada-Nya. Allah ta’ala
berfirman:
ْ َ َْ ْ َ َ ْ َْ َ
ُ‫سُ هإلاُ هليَعبد ه‬
ُ )65ُ:‫ونُ(الذاريات‬ ُ ‫َو َُماُخلقتُُال هج‬
ُ ‫نُوال هإن‬
Maknanya: “Dan tidaklah Aku (Allah) menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk Kuperintahkan mereka agar beribadah kepada-Ku.” (QS
adz-Dzariyat: 56)
Seseorang yang selalu berintrospeksi dan beramal untuk
kehidupan setelah kematian dialah orang yang cerdas. Sedangkan
orang yang lemah dan bodoh adalah orang yang menuruti hawa
nafsunya sehingga melanggar larangan Allah ta’ala, melewati batas-
batas-Nya dan melakukan perbuatan-perbuatan dosa, lalu ia berharap
agar Allah mengangkat derajatnya dan memulaikannya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Janganlah kita tertipu oleh banyaknya harta dan keluarga.

ْ َ ََْ
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ‫ت ُثَلَاثَةُ ُ َفيَ ْرجعُ ُا ْثن‬ َ ‫يَتْبَعُ ُال ْ َمي‬
‫ان ُ َويبقى ُمعهُ ُ َو ه‬
ُ،‫ ُيتبعهُ ُأهلهُ ُومالهُ ُوعمله‬،‫احد‬ ‫ه‬ ‫ه‬ ُ ‫ه‬
َ َ َََْ َ َ ْ َ ََْ
)‫فير هجعُُأهلهُُومالهُُويبقى عملهُُ(رواهُالبخاريُُومسلم‬
Maknanya: “Orang yang meninggal diikuti oleh tiga perkara, dua akan
kembali dan satu lainnya akan tetap bersamanya. Ia diikuti oleh
keluarganya, hartanya dan amal perbuatannya. Maka keluarga dan
hartanya akan kembali (ke rumahnya) sedangkan amal perbuatannya
tetap bersamanya.” (HR al Bukhari dan Muslim)
Karenanya hendaklah kita arahkan fokus dan pusat perhatian
kita kepada amal kita. Sebab jika amal kita baik, maka kita akan
mendapatkan balasan baik atasnya. Dan jika perbuatan kita buruk,
maka kita telah menghadapkan diri kita pada murka dan siksa Allah.
Karena itulah, disunnahkan mempercepat dan menyegerakan proses
pemakaman orang yang meninggal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
َ َ َ َ َ َ ْ َ ََ َ ْ َ َ ً َ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ
ُُ‫ك ُفشر‬
ُ ‫ن ُيكُ ُ هسوى ُذل ه‬
ُ ‫ ُو هإ‬،‫ن ُتكُ ُصا هلح ُة ُفخيرُ ُتق هدمونها‬
ُ ‫ ُف هإ‬،‫أس هرعوا ُ هبال هجناز هة‬
َ ْ َ َ َ َ
)ُ‫نُ هُر ُق ُابهكُ ُْم (رواهُالبخاري‬ُ‫ع‬ُ ُُ‫ونه‬ ُ ُ‫ضع‬
ُ ‫ُت‬
Maknanya: “Bercepat-cepatlah membawa jenazah. Jika jenazah itu
adalah orang shalih, berarti kalian telah mempercepat kebaikan

2
untuknya. Dan jika tidak, berarti kalian telah menyingkirkan kejelekan
dari pundak kalian.” (HR al Bukhari)
Jika seseorang meninggal dunia dan dipikul di atas keranda
untuk dikuburkan, maka rohnya berada di atas keranda. Roh seorang
mukmin yang bertakwa, karena begitu berbahagia dan merindukan
nikmat kubur yang telah diketahui dan diimaninya ketika di dunia, ia
pun berkata, “Segerakanlah aku, bawalah aku segera.” Sedangkan roh
orang kafir akan berkata, “Tundalah aku, ulurlah waktu untukku.”
Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah,
Di antara hal yang bermanfaat bagi seorang mukmin menjelang
kematiannya adalah talqin (menuntunnya untuk mengucapkan kalimat
la ilaha illa Allah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
َ َ َ َ َ
)‫ُل هُقنُواُ َُم ُْو ُتاكُ ُْمُ ُلاُهُإلُ ُهُهُإ ُلاُاللُُ(رواهُمسلم‬
Maknanya: “Talqinlah orang yang hendak meninggal di antara kalian
ucapan la ilaha illa Allah.” (HR Muslim)
Dalam riwayat ath-Thabarani terdapat tambahan:
“Seandainya la ilaha illa Allah diletakkan di satu piringan timbangan, dan
langit dan bumi diletakkan di piringan lainnya, maka la ilaha illa Allah
lebih berat daripada langit dan bumi.” (HR ath-Thabarani)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ
ُ‫ع ُن َُد‬
ُ‫اخرُ ُ ُك هُل َُم هُت هُه ُ ُلا ُهُإلُ ُه ُهُإ ُلا ُاللُ ُ ه‬
ُ‫ان ُ َُء ه‬ ُ ‫ ُ ُف هُإ ُنهُ ُ ُم‬،ُ‫ُل هُقنُوا ُ َُم ُْو ُتاكُ ُْم ُ ُلا ُهُإلُ ُه ُهُإ ُلا ُالل‬
ُ ‫ن ُ ُك‬
َ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ً َْ ََ َ ْ َ َ َ ْ َْ
ُ‫ك ُما ُأصابهُ ُ(رواه ُابن‬ ُ ‫ل ُذُل ه‬ ُ ‫ن ُأصابهُ ُقب‬ ُ ‫الد ُه هُر ُو هإ‬ُ ُ‫ن‬ ُ ‫ج ُن ُة ُ ُي ُو ُما ُ هُم‬
ُ ‫ل ُ ُال‬
ُ‫خ‬ُ ‫ت ُ ُد‬ ُ ‫ُال ُم ُو ه‬
)‫حبُان‬
Maknanya: “Talqinlah (tuntunlah) orang yang akan meninggal di antara
kalian ucapan la ilaha illa Allah. Karena barang siapaُ yang akhir
ucapannya menjelang kematian adalah la ilaha illa Allah, maka ia pasti
akan masuk surga suatu hari nanti, meski sebelumnya terkena siksa yang
mengenainya.” (HR Ibnu Hibban)
Diriwayatkan bahwa Sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu
‘anhu berkata, “Jika seseorang sedang sekarat, maka talqinlah ia ucapan
la ilaha illa Allah. Karena setiap hamba yang usianya ditutup dengan
ucapan itu, maka ucapan itu akan menjadi bekalnya menuju surga.” (HR
Ibnu Abi ad-Dun-ya)
Juga diriwayatkan dari Sayyidina ‘Umar bin al Khaththab
radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Datangilah orang-orang yang
sekarat di antara kalian dan ingatkanlah mereka, karena mereka melihat

3
apa yang tidak kalian lihat. Dan talqinlah mereka ucapan la ilaha illa
Allah.” (HR Ibnu Abi ad-Dun-ya)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di antara hal yang disunnahkan setelah seorang mukmin
dimakamkan adalah membacakan talqin untuknya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian meninggal dan telah kalian tutup
kuburnya dengan tanah, hendaklah salah seorang di antara kalian

ََ َ ْ
berdiri di posisi kepala kuburannya kemudian mengatakan kepadanya,
ََْ َ
(‫)يا عبد الله ابن أم هة الله‬ ‘Wahai hamba lelaki Allah putra hamba
perempuan Allah.’ Maka sesungguhnya mayit itu mendengar dan tidak
mampu menjawab. Kemudian hendaklah ia mengucapkannya kedua kali,
maka sesungguhnya mayit itu tegap duduk. Kemudian hendaklah ia
mengucapkannya ketiga kali, maka sesungguhnya mayit itu
mengatakan, ‘Bimbinglah kami, semoga Allah merahmatimu.’ Akan
tetapi kalian tidak mendengar ucapannya.”
Dalam suatu lafaz hadits, hendaklah ia mengatakan kepada

َ ََ َ َ َ ْ َ ََ َ َ َْ
mayit:
ً َ َ َ ْ ََ َ ْ َ َ َ َ َْْ ْ
ُ‫ن ُمحمدا‬
ُ ‫ن ُلا ُ هإلُ ُه ُ هإلا ُاللُ ُوأ‬
ُ ‫ن ُالدنيا ُشهاد ُة ُأ‬
ُ ‫ت ُعلي هُه ُ هم‬ُ ‫ذك هُر ُالعه ُد ُال هذي ُخرج‬
َ َ ً َ ْ ْ َ ًَ َ َ َ َ ََ
َ
ُُ‫للُرباُوبهال هإسلامهُُ هديناُوبهمحمدُ صلىُاللُعليهُوسلم‬ ُ‫يتُبها ه‬
ُ ‫كُر هض‬ ُ ‫للُوأن‬ ُ‫َرسولُُا ه‬
َ ‫انُإ َم‬
‫اما‬ ُ ‫ء‬َ ‫نَبيًاُ َوبالْق ْر‬
‫ه ه‬ ‫ه ه‬
“Ingatlah janji yang engkau bawa mati, yaitu bersaksi bahwa tiada
Tuhan yang berhak disembah selain Allah, bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusan Allah dan bahwa engkau ridla Allah sebagai Tuhanmu,
Islam sebagai agamamu, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai
nabimu dan al Qur’an sebagai imammu.” (al Hafizh al ‘Asqalani
mengatakan, hadits ini dinilai kuat oleh adl-Dliya’ dalam Ahkam-Nya)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita sadar akan kelalaian kita, karena sesungguhnya kita
pasti akan mati. Sekarang kita mentalqin orang yang meninggal, suatu
saat nanti kitalah yang akan ditalqin. Hari ini kita yang memikul
keranda mayit, bisa jadi besok jenazah kitalah yang giliran dipikul. Saat
ini kita mengubur orang mati, suatu saat nanti kita pasti yang akan
dikubur.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

4
‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh‬‬
‫‪keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita‬‬

‫َ ْ َْ ْ َ ََ ْ َْ‬
‫‪semua.‬‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ ََ ْ َ ْ َْ ْ َ َ َْ‬
‫يُولكم‪ُ،‬فاستغ هفروه‪ ُ،‬هإنهُُه ُوُالغفورُُالر هحيمُ‪.‬‬
‫اللُ هل ُ‬
‫لُهُذاُوأستغ هفرُُ ُ‬
‫أقولُُقو ه ُ‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫َ‬ ‫ْ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َْ‬
‫ي ُ َوأ َس هلمُ ُ َعلى ُ َس هي هدنا ُم َح َمدُ ُالمص َطفى‪َ ُ ،‬و َعلىُ‬ ‫لل ُ َوكفى‪َ ُ ،‬وأ َص هل ُْ‬ ‫ال َح ْمدُ ُ هُ‬
‫َ ْ َ َ َ ْ َ َ ََ ْ َ َ َ‬ ‫ََ ْ َ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ‬
‫نُ‬‫ك ُله‪ُ ،‬وأشهدُ ُأ ُ‬ ‫له ُ هإلا ُاللُ ُوحدهُ ُلا ُش هري ُ‬ ‫ن ُلا ُ هإ ُ‬‫ل ُالوفا‪ُ.‬أشهدُ ُأ ُ‬ ‫آ هل هُه ُوأصحابه هُه ُأه هُ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َس هي َدناُم َح َم ًداُعبْدهُُ َو َرس ْولهُ‪ُ .‬‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ََ َْ ََ َ َ ْ ْ ْ َ ْ ْ ْ ََْ ْ َْ‬
‫يُ‬‫لل ُالع هل ه ُ‬ ‫ي ُبهتقوى ُا هُ‬ ‫ُأما ُبعد‪ُ ،‬فيا ُأيها ُالمس هلمون‪ُ ،‬أو هصيك ُم ُونف هس ُ‬ ‫ُ‬
‫َْ ْ َ َْ ْ َ َ ََ ْ ْ َ ْ ََ ْ َ َ َ َ َ ََ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫الل ُأمرك ُم ُبهأمرُ ُع هظيم‪ُ ،‬أمرك ُم ُبهالصلا هُة ُوالسلامهُ ُعلى ُن هب هي هُهُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫الع هظي هُم ُواع ُلموا ُأ ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ ْ ََ َ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ َ‬
‫آمنواُ َصلواُ‬ ‫ونُ َعلىُالنَ هب هي‪ُ،‬يَاُأي َهاُال هذ َُ‬
‫ينُ َ‬ ‫اللُوملائهكتهُُيصل ُ‬ ‫نُ ُ‬ ‫ال‪ ُ:‬هإ ُ‬‫الك هري هُمُفق ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ً َ‬ ‫َ‬
‫آل ُ َس هي هدنا ُم َح َمدُُ‬ ‫ل ُ َعلى ُ َس هي هدنا ُم َح َمدُ ُ َو َعلى ُ هُ‬ ‫يما‪ُُ ،‬اللُه َُم ُ َص هُ‬ ‫َعليْ هُه ُ َو َس هلموا ُتس هل‬
‫َ‬ ‫َ َ َْ َْ ََ ْ َ‬ ‫َ َ َ َْ َ َ َ َ َ َْ َْ َ َ َ‬
‫ك ُ َعلى ُ َس هي هدناُ‬ ‫ار ُ‬‫ه‬ ‫ب‬‫و‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬
‫ت ُعلى ُس هي هدنا ُ هإبرا ههي ُم ُوعل ه ه ه ه ه‬
‫ا‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ُ‬ ‫ا‬‫ن‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫آل‬ ‫ُ‬ ‫ى‬ ‫كما ُصلي ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ َ َ َ َ َْ َ َ‬ ‫َ‬
‫آلُ َس هي هدناُ‬ ‫تُ َعلىُ َس هُي هدناُ هإبْ َرا ههيْ َُمُ َو َعلىُ هُ‬ ‫آلُس هي هدناُمحمدُُكماُبارك ُ‬ ‫م َح َمدُُ َو َعلىُ هُ‬
‫َْ َْ ْ َْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ْ ْ ْ َ ْ‬
‫ن ُ َوالم ْس هل َم ه ُ‬
‫اتُ‬ ‫ك ُح هميدُ ُم هجيدُ‪ُ .‬اللُه ُم ُاغ هف ُر ُلهلمس هل همي ُ‬ ‫ن ُ هإن ُ‬ ‫ي ُالعال همي ُ‬ ‫هإبرا ههيم‪ ُ ،‬هف ُ‬
‫َْ ْ َ َ َْ َ َ َ َْ َ‬ ‫ْ ْ َ َْ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ْ ْ َْ ْ ْ‬
‫اءَُ‬
‫اء ُوالغل ُ‬ ‫ات‪ُ ،‬امهلل ُادف ُع ُعنا ُ ُالبل ُ‬ ‫َ‬
‫ات ُالأحيا هُء ُ همنه ُم ُوالأمو ه‬
‫َ‬ ‫ن ُ َوالمؤ همنَ ه ُ‬ ‫والمؤ هم هني ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ َْ ََ َ َ َ َ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ َ َ َ َْ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َْ ْ‬
‫ف ُالمخت هلف ُة ُوالشدائه ُد ُوال همحن‪ُ ،‬ماُ‬ ‫ي ُوالسيو ُ‬ ‫اء ُوالمنك ُر ُوالبغ ُ‬ ‫اء ُوالفحش ُ‬ ‫والوب ُ‬
‫ْ ْ َْ َ ًَ َ َ‬ ‫َ ََ َْ َ َ ََ َ ْ ََ َ َ َ َ َ ً َ ْ ْ‬
‫كُ‬‫امة‪ ُ ،‬هإن ُ‬ ‫ن ُع‬‫ان ُالمس هل همي ُ‬ ‫ن ُبل َد هُ‬ ‫ن ُبل هدنا ُهذا ُخاص ُة ُو هم ُ‬ ‫ظه ُر ُ همنها ُوما ُبطن‪ ُ ،‬هم ُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫لُش ْيءُُق هديْرُ ُ‬ ‫َعلىُك هُ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َْ َْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ْ َ ْ ْ َ َ ْ‬ ‫َ َ َْ‬ ‫َ‬
‫نُ‬‫ب ُوينهى ُع هُ‬ ‫ان ُو هإيتا هُء ُ هذي ُالقر ُ‬ ‫الل ُيأمرُ ُبهالعد هُل ُوالإحس هُ‬ ‫إن ُ ُ‬ ‫لل‪ُ ُ ،‬‬ ‫هعبَ ُ‬
‫اد ُا ه‬
‫َ ْ‬ ‫ْ َََ ْ ََ َ ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ َ‬ ‫َ ْ َ‬
‫الل ُال َع هظيْ َُمُ‬ ‫ن‪ُ .‬فاذكروا ُ ُ‬ ‫الفحشا هُء ُ َوالمنك هُر ُ َوالبَغ هي‪ُ ،‬يَ هعظك ُم ُلعلك ُم ُتذكرو ُ‬
‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬
‫للُأكبرُ‪.‬‬ ‫يَذك ْرك ُْمُ َول هذكرُُا هُ‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur‬‬
‫‪dan Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Kab. Mojokerto, Tinggal di‬‬
‫‪Dawarblandong Mojokerto‬‬
‫ُ‬
‫‪5‬‬

Anda mungkin juga menyukai