Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DEMOKRASI INDONESIA PADA ERA ORDE LAMA


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan
Dosen Pengampu :
Dr. Supriyanto,M.Pd

Disusun oleh :
1. Harnengsih (B2B022004)
2. Umi Nur Samsiah (B2B022014)
3. Daffa Aditya (B2B022016)
4. Yunita Rizki Maharani (B2B022015)
5. Ifta Khamidatu Zufa (B2B022018)
6. Zhories (B2B022019)
7. Niken Sukma Dewi (B2B022029)
8. Nasywa Mufhia Khairunnisa (B2B022045)
9. Reni Dwi Astutik (B2B022047)
10. Sahastian Andi Lala (B2B022049)
11. Ria Irawanty Sianturi (S2H422215)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Demokrasi
indonesia pada era orde lama” ini dengan baik meskipun masih banyak terdapat
kesalahan.
Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu atas terselesaikanya makalah yang berjudul “Demokrasi indonesia
pada era orde lama” ini dengan baik
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para pembaca makalah ini
khususnya mahasiswa dan mahasiswi yang mempelajari makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Semarang, 21 November 2022

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................5
A. Pemerintahan pada Masa Orde Lama..........................................................................5
B. Pelaksanaan Sistem Politik Orde Lama.......................................................................6
C. Peristiwa Pada Masa Orde Lama................................................................................13
BAB III......................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................18
A. Simpulan.......................................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di
Indonesia. Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka
waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan
sistem ekonomi komando. Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia
menggunakan sistem pemerintahan parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan
waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi komando.
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi
demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui
perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia
Timur dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara
Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia
diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik
Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet parlementer.
Era 1950-1959 adalah era di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan
Konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini
berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masa pemerinahan pada waktu Orde Lama?
2. Bagaimana pelaksanaan Sistem Politik Orde Lama?
3. Apa saja perisiwa penting yang terjadi pada masa Orde Lama?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui masa pemerinahan pada waktu Orde Lama
2. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem politik Orde Lama
3. Untuk mengetahui perisiwa penting yang terjadi pada masa Orde Lama

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemerintahan pada Masa Orde Lama

Orde Lama adalah sebuan bagi masa pemerinahan Presiden Soekarno di


Indonesia. Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1965. Dalam jangka
waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi
liberal dan sistem ekonomi komando. Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal,
Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer.

Presiden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi


komando. Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hattasebagai Wakil Presiden
dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian
dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga
pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31
Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8
provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan
Brunei), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua)
dan Nusa Tenggara.
Secara umum, hubungan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan
Soekarno sebagai Presiden, sangat dinamis, bahkan kadang-kadang terjadi gejolak.
Konflik ini mencapai puncaknya. Setelah pemilihan umum 1955, Presiden Soekarno
mengajukan konsep Demokrasi Terpimpin pada tanggal 21 Februari 1957 di hadapan
para pemimpin partai dan tokoh masyarakat di Istana Merdeka. Presiden Soekarno
mengemukakan Konsepsi Presiden, yang pada pokoknya berisi:
a. Sistem Demokrasi Parlementer secara Barat, tidak sesuai dengan kepribadian
Indonesia, oleh karena itu harus diganti dengan Demokrasi Terpimpin.

b. Untuk pelaksanaan Demokrasi Terpimpin perlu dibentuk suatu kabinet


gotong royong yang angotanya terdiri dari semua partai dan organisasi
berdasarkan perimbangan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Konsepsi
Presiden ini, mengetengahkan pula perlunya pembentukan Kabinet Kaki

5|Page
Empat yang mengandung arti bahwa keempat partai besar, yakni PNI,
Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI), turut
serta di dalamnya untuk menciptakan kegotongroyongan nasional.
c. Pembentukan Dewan Nasional yang terdiri dari golongan-golongan
fungsional dalam masyarakat. Dewan Nasional ini, tugas utamanya
adalah memberi nasihat kepada Kabinet, baik diminta maupun tidak
diminta.
B. Pelaksanaan Sistem Politik Orde Lama
1. Demokrasi Liberal (1950 – 1959)

Dalam proses pengakuan kedaulatan dan pembentukan kelengkapan


negara, ditetapkan pula sistem demokrasi yang dipakai yaitu sistem demokrasi
liberal. Dalam sistem demokrasi ini presiden hanya bertindak sebagai kepala
negara. Presiden hanya berhak mengatur formatur pembentukan kabinet. Oleh
karena itu, tanggung jawab pemerintah ada pada kabinet. Presiden tidak boleh
bertindak sewenang-wenang. Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri.
Dalam sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti Masyumi,PNI,dan
PKI mempunyai partisipasi yang besar dalam pemerintahan. Dibentuklah kabinet-
kabinet yang bertanggung jawab kepada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat )
yang merupakan kekuatan-kekuatan partai besar berdasarkan UUDS 1950.
Setiap kabinet yang berkuasa harus mendapat dukungan mayoritas dalam
parlemen (DPR pusat). Bila mayoritas dalam parlemen tidak mendukung kabinet,
maka kabinet harus mengemblikan mandat kepada presiden. Setelah itu,
dibentuklah kabinet baru untuk mengendalikan pemerintahan selanjutnya. Dengan
demikian satu ciri penting dalam penerapan sistem Demokrasi Liberal di negara
kita adalah silih bergantinya kabinet yang menjalankan pemerintahan.
Kabinet yang pertama kali terbentuk pada tanggal 6 september 1950 adalah
kabinet Natsir. Sebagai formatur ditunjuk Mohammad Natsir sebagai ketua
Masyumi yang menjadi partai politik terbesar saat itu. Program kerja Kabinet Natsir
pada masa pemerintahannya secara garis besar sebagai berikut ;
a. Menyelenggarakan pemilu untuk konstituante dalam waktu singkat
b. Memajukan perekonomian, keeshatan dan kecerdasan rakyat
c. Menyempurnakan organisasi pemerintahan dan militer

6|Page
d. Memperjuangkan soal Irian Barat tahun 1950.
e. Memulihkan keamanan dan ketertiban.
Dalam menjalankan kebijakannya, kabinet ini banyak memenuhi hambatan
terutama dari tubuh parlemen sendiri. Bentuk negara yang belum sempurna dengan
beberapa daerah masih berada ditangan pemerintahan Belanda memperuncing
masalah yang ada dalam kabinet tersebut. Perbedaan politik antara presiden dan
kabinet tersebut menyebabkan kedekatan antara presiden dengan golongan oposisi
(PNI). Hal itu menentang sistem politik yang telah berlaku sebelumnya, bahwa
presiden seharusnya memiliki sikap politik yang sealiran dengan parlemen. Secara
berturut-turut setelah kejatuhan kabinet Natsir, selama berlakunya sistem
Demokrasi Liberal, presiden membentuk kabinet-kabinet baru hingga tahun 1959.
Pada masa Demokrasi Liberal ini juga berhasil menyelenggarakan pemilu I
yang dilakukan pada 29 september 1955 dengan agenda pemilihan 272 anggota
DPR yang di lantik pada 20 Maret 1956. Pemilu pertama tersebut juga telah
berhasil badan konstituante (sidang pembuat UUD). Selanjutnya badan konstituante
memiliki tugas untuk merumuskan UUD baru. Dalam badan konstituante sendiri,
terdiri berbagai macam partai, dengan dominasi partai-partai besar seperti
NU,PKI,Masyumi dan PNI. Dari nama lembaga tersebut dapatlah diketahui bahwa
lembaga tersebut bertugas untuk menyusun konstitusi. Konstituante melaksanakan
tugasnya ditengah konflik berkepanjangan yang muncul diantara pejabat militer,
pergolakan daerah melawan pusat dan kondisi ekonomi tak menentu.
Demokrasi liberal pada masa itu telah dinilai gagal dalam menjamin stabilitas
politik. Ketegangan politik demokrasi liberal atau parlementer disebabkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Dominannya politik aliran maksudnya partai politik yang sangat
mementingkan kelompok atau alirannya sendiri dari pada mengutamakan
kepentingan bangsa
b. Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah
c. Tidak mampunyai para anggota konstituante bersidang dalam
menentukan dasar negara.
d. Presiden sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi 3
keputusan yaitu:
1. Menetapkan pembubaran konstituante

7|Page
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara
dan tidak berlakunya UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPRS

2. Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)

Kekacauan terus menerus dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang


disebabkan oleh begitu banyaknya pertentangan terjadi dalam sistem kenegaraan
ketika diberlakukannya sistem demokrasi liberal. Pergantian dan berbagai respon
dari dari daerah dalam kurun waktu tersebut memaksa untuk dilakukannya revisi
terhadap sistem pemerintahan. Ir.Soekarno selaku presiden memperkenalkan
konsep kepemimpinan baru yang dinamakan demokrasi terpimpin. Tonggak
bersejarah di berlakukannya sistem demokrasi terpimpin adalah dikeluarkannya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Peristiwa tersebut mengubah tatanan kenegaraan yang telah terbentuk
sebelumya. Satu hal pokok yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dan
Demokrasi Terpimpin adalah kekuasaan Presiden. Dalam Demokrasi Liberal,
parlemen memiliki kewenangan yang terbesar terhadap pemerintahan dan
pengambilan keputusan negara. Sebaliknya, dalam sistem Demokrasi Terpimpin
presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh bidang pemerintahan.
Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi pergantian kabinet dari
Kabinet Karya (pimpinan Ir.Djuanda) yang dibubarkan pada 10 juli 1959 dan
digantikan dengan pembentukan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Ir.Soekarno
sebagai perdana menteri dan Ir.Djuanda sebagai menteri pertama. Kabinet ini  yang
memiliki program khusus yang berhubungan dengan masalah keamanan,sandang
pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pergantian institusi pemerintahan anatara lain
di MPR (pembentukan MPRS), pemebntukan DPR-GR dan pembentukan DPA.
Perkembangan dalam sistem pemerintahan selanjutnya adalah pernetapan
GBHN pertama. Pidato Presiden pada acara upacara bendera tanggal 17 agustus
1959 berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita”dinamakan Manifestasi Politik
Republik Indonesia(Manipol),yang berintikan USDEK (UUD 1945,Sosialisme
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian Indonesia). Institusi negara
selanjutnya adalah mengitegrasikan sejumlah badan eksekutif seperti MPRS,
DPRS, DPA, Depernas, dan Front Nasional dengan tugas sebgai menteri dan ikut

8|Page
serta dalam sidang-sidang kabinet tertentu yang selanjutnya ikut merumuskan
kebijaksanaan pemerintahan dalam lembaga masing-masing.
Dalam Demokrasi Terpimpin presiden mendapat dukungan dari tiga kekuatan
besar yaitu Nasionalis, Agama dan Komunis. Ketiganya menjadi kekuatan presiden
dalam mempertahankan kekuasaannya. Kekuasaan mutlak presiden pada masa itu
telah menjadikan jabatan tersebut sebagai pusat legitimasi yang penting bagi
lainnya. Presiden sebagai penentu kebijakan utama terhadap masalah-masalah
dalam negeri maupun luar negeri .
Menurut Ketepan MPRS no. XVIII/MPRS /1965 demokrasi trepimpin adalah
kerakyatan yang dipimpn oleh hikmat kebijaksamaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Pelaksanaan masa Demokrasi Terpimpin :
a. Kebebasan partai dibatasi
b. Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan
c. Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945
d. Dibentuk lembaga-lembaga negara antara lain MPRS,DPAS, DPRGR
dan Front Nasional
Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan Demokrasi terpimpin dari UUD
1945 adalah sebagai berikut.
a) Kedudukan Presiden
Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah MPR.
Akan tetapi, kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS 
tunduk kepada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus diputuskan
oleh MPRS. Hal tersebut tampak dengan adanya tindakan presiden untuk
mengangkat Ketua MPRS dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri III serta
pengagkatan wakil ketua MPRS yang dipilih dan dipimpin oleh partai-partai
besar serta wakil ABRI yang masing-masing berkedudukan sebagai menteri
yang tidak memimpin departemen.
b) Pembentukan MPRS
Presiden juga membentuk MPRS berdasarkan Penetapan Presiden No. 2
Tahun 1959. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena
Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga

9|Page
tertinggi negara harus melalui pemilihan umum sehingga partai-partai yang
terpilih oleh rakyat memiliki anggota-anggota yang duduk di MPR.
Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh Presiden dengan syarat  :
Setuju kembali kepada UUD 1945, Setia kepada perjuangan Republik
Indonesia, dan Setuju pada manifesto Politik.
Keanggotaan MPRS terdiri dari 61 orang anggota DPR, 94 orang utusan
daerah, dan 200 orang wakil golongan.
Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-Garis Besar Haluan
Negara (GBHN).
c) Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan
karena DPR menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan pemerintah.
Presiden selanjutnya menyatakan pembubaran DPR dan sebagai gantinya
presiden membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-
GR). Dimana semua anggotanya ditunjuk oleh presiden. Peraturan DPRGR
juga ditentukan oleh presiden. Sehingga DPRGR harus mengikuti kehendak
serta kebijakan pemerintah. Tindakan presiden tersebut bertentangan dengan
UUD 1945 sebab berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat
membubarkan DPR. Tugas DPR GR adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan manifesto politik
b. Mewujudkan amanat penderitaan rakyat
c. Melaksanakan Demokrasi Terpimpin
d) Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasarkan
Penetapan Presiden No.3 tahun 1959. Lembaga ini diketuai oleh Presiden
sendiri. Keanggotaan DPAS terdiri atas satu orang wakil ketua, 12 orang
wakil partai politik, 8 orang utusan daerah, dan 24 orang wakil golongan.
Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan
mengajukan usul kepada pemerintah. Pelaksanaannya kedudukan DPAS
juga berada dibawah pemerintah/presiden sebab presiden adalah ketuanya.
Hal ini disebabkan karena DPAS yang mengusulkan dengan suara bulat
agar pidato presiden pada hari kemerdekaan RI 17 AGUSTUS 1959 yang
berjudul ”Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang dikenal dengan

10 | P a g e
Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol) ditetapkan sebagai GBHN
berdasarkan Penpres No.1 tahun 1960. Inti Manipol adalah USDEK
(Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Sehingga lebih dikenal
dengan MANIPOL USDEK.
e) Pembentukan Front Nasional
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No.13 Tahun
1959. Front Nasional merupakan sebuah organisasi massa yang
memperjuangkan cita-cita proklamasi dan cita-cita yang terkandung dalam
UUD 1945. Tujuannya adalah menyatukan segala bentuk potensi nasional
menjadi kekuatan untuk menyukseskan pembangunan. Front Nasional
dipimpin oleh Presiden Sukarno sendiri. Tugas front nasional adalah sebagai
berikut.
a. Menyelesaikan Revolusi Nasional
b. Melaksanakan Pembangunan
c. Mengembalikan Irian Barat
f) Pembentukan Kabinet Kerja
Tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet Kerja. Sebagai wakil
presiden diangkatlah Ir. Juanda. Hingga tahun 1964 Kabinet Kerja
mengalami tiga kali perombakan (reshuffle). Program kabinet ini adalah
sebagai berikut:
a. Mencukupi kebutuhan sandang pangan
b. Menciptakan keamanan negara
c. Mengembalikan Irian Barat
g) Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom
Perbedaan ideologi dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi
parlementer menimbulkan perbedaan pemahaman mengenai kehidupan
berbangsa dan bernegara yang berdampak pada terancamnya persatuan di
Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin pemerintah mengambil langkah
untuk menyamakan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan menyampaikan ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama,
dan Komunis). Tujuannya untuk menggalang persatuan bangsa.

11 | P a g e
Bagi presiden NASAKOM merupakan cerminan paham berbagai
golongan dalam masyarakat. Presiden yakin bahwa dengan menerima dan
melaksanakan Nasakom maka persatuan Indonesia akan terwujud. Ajaran
Nasakom mulai disebarkan pada masyarakat. Dikeluarkan ajaran Nasakom
sama saja dengan upaya untuk memperkuat kedudukan Presiden sebab jika
menolak Nasakom sama saja dengan menolak presiden.
Kelompok yang kritis terhadap ajaran Nasakom adalah kalangan
cendekiawan dan ABRI. Upaya penyebarluasan ajaran Nasakom
dimanfaatkan oleh PKI dengan mengemukakan bahwa PKI merupakan
barisan terdepan pembela NASAKOM. Keterlibatan PKI tersebut
menyebabkan ajaran Nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan
berbangsa dan bernegara serta mengeser kedudukan Pancasila dan UUD
1945 menjadi komunis. Selain itu PKI mengambil alih kedudukan dan
kekuasaan pemerintahan yang sah. PKI berhasil meyakinkan presiden
bahwa Presiden Sukarno tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap TNI.
h) Adanya ajaran RESOPIM
Tujuan adanya ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan
Pimpinan Nasional) adalah untuk memperkuat kedudukan Presiden
Sukarno. Ajaran Resopim diumumkan pada peringatan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia ke-16.
Inti dari ajaran ini adalah bahwa seluruh unsur kehidupan berbangsa dan
bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan
dikendalikan oleh satu pimpinan nasional yang disebut Panglima Besar
Revolusi (PBR), yaitu Presiden Sukarno. Dampak dari sosialisasi Resopim
ini maka kedudukan lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara
ditetapkan dibawah presiden. Hal ini terlihat dengan adanya pemberian
pangkat menteri kepada pimpinan lembaga tersebut, padahal kedudukan
menteri seharusnya sebagai pembantu presiden.
i) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
TNI dan Polri disatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI) yang terdiri atas 4 angkatan yaitu TNI Angkatan Darat,
TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian.
Masing-masing angkatan dipimpin oleh Menteri Panglima Angkatanyang

12 | P a g e
kedudukannya langsung berada di bawah presiden. ABRI menjadi salah satu
golongan fungsional dan kekuatan sosial politik Indonesia.
j) Penataan Kehidupan Partai Politik
Pada masa demokrasi Parlementer, partai dapat melakukan kegiatan
politik secara leluasa. Sedangkan pada masa demokrasi terpimpin,
kedudukan partai dibatasi oleh penetapan presiden No. 7 tahun 1959. Partai
yang tidak memenuhi syarat, misalnya jumlah anggota yang terlalu sedikit
akan dibubarkan sehingga dari 28 partai yang ada hanya tinggal 11 partai.
Tindakan pemerintah ini dikenal dengan penyederhanaan kepartaian.
Pembatasan gerak-gerik partai semakin memperkuat kedudukan pemerintah
terutama presiden. Kedudukan presiden yang kuat tersebut tampak dengan
tindakannya untuk membubarkan 2 partai politik yang pernah berjaya
masa demokrasi Parlementer yaitu Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia
(PSI). Alasan pembubaran partai tersebuat adalah karena sejumlah anggota
dari kedua partai tersebut terlibat dalam pemberontakan PRRI dan Permesta.
Kedua Partai tersebut resmi dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1960.
Terbatasnya kebebasan pers sehingga banyak media masa yang tidak
dijinkan terbit.
C. Peristiwa Pada Masa Orde Lama
1. Peristiwa penting pada masa Orde Lama

Yang menarik adalah pembangunan politik lebih di utamakan daripada


pembangunan ekonomi pada masa orde lama. Perlu diingat bahwa pembangunan
politik dan pembangunan ekonomi merupakan dua hal yang berbeda namun
saling berhubungan. Orde lama yang di pimpin oleh sang Founding Father
Presiden Soekarno lebih mementingkan pembangunan perpolitikan. Orde lama
membentuk badan – badan negara dengan menyesuaikan fungsinya. Badan
eksekutif, legislative dan yudikatif. Namun dalam proses pasca pembentukan
fungsi masing-masingnya belum maksimal, badan eksekutif masih lebih
mendominasi. Penekanan pada pembangunan politik membuat munculnya
berbagai macam ideology politik yang kemudian ideologi-ideologi tersebut
berkompetisi dengan ketat untuk dapat diterima masyarakat dan diaplikasikan
pada sistem pemerintahan.

13 | P a g e
Pembangunan politik yang ada pada orde lama menimbulkan beberapa
dampak bagi masyarakat Indonesia. Konflik yang terjadi merupakan akibat dari
perang ideologi menghasilkan peristiwa besar seperti:

a. Keadaan ekonomi keuangan pada masa orde lama amat buruk, antara lain
disebabkan oleh :
1. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu
mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara
waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di
wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah
Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada
tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands
East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di
daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946,
pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang
Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori
moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan
tingkat harga.
2. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945
untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
3. Kas negara kosong.
4. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
a. Gerakan 30S PKI
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa
yang dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya
dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye untuk
membentuk “Angkatan Kelima” dengan mempersenjatai
pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang
lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para
pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi
Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut
dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini

14 | P a g e
untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang
yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa
pada1966 mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi
di Jawadan Bali.
b. Super semar ( Surat perintah 11 maret 1966)
Berisi tentang perintah presiden soekarno kepada letnan jendral
Soeharto selaku panglima komando operasi keamanan dan ketertiban
agar mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk
memulihkan stabilitas situasi keamanan yang sanga buruk pada masa
itu, terutama setelah meletusnya peristiwa gerakan G30S PKI.
c. Dekrit presiden yang menyatakan presiden Soekarno sebagai presiden
seumur hidup. Yang melatarbelakangi dikeluarkannya dekrit Presiden
antara lain:
1. Undang-undang Dasar yang menjadi pelaksanaan pemerintahan
negara belum berhasil dibuat sedangkan Undang-undang Dasar
Sementara (UUDS 1950) dengan sistem pemerintahan demokrasi
liberal dianggap tidak sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat
Indonesia.
2. Kegagalan konstituante dalam menetapkan undang-undang dasar
sehingga membawa Indonesia ke jurang kehancuran sebab
Indonesia tidak mempunyai pijakan hukum yang mantap.
3. Situasi politik yang kacau dan semakin buruk.
4. Terjadinya sejumlah pemberontakan di dalam negeri yang semakin
bertambah gawat bahkan menjurus menuju gerakan sparatisme.
5. Konflik antar partai politik yang mengganggu stabilitas nasional
6. Banyaknya partai dalam parlemen yang saling berbeda pendapat
sementara sulit sekali
7. Masing-masing partai politik selalu berusaha untuk menghalalkan
segala cara agar tujuan partainya tercapai.
Demi menyelamatkan negara maka presiden melakukan tindakan
mengeluarkan keputusan Presiden RI No. 75/1959 sebuah dekrit yang
selanjutnya dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

15 | P a g e
Hal ini banyak mendapar kecaman dari berbagai pihak dimana
puncaknya adalah penggantian Presiden Soekarno oleh Presiden
Soeharto.
2. Dampak yang terjadi dari masa Orde Lama

a. Dampak positif: keberanian menolak neo-kolonialisme dan neo-


imperialisme, berani menegaskan wilayah RI (antara lain Irian Jaya
[IRIAN= ikut Republik Indonesia, anti Nederlands] yang masih diduduki
Belanda), berhasil membentuk Undang-Undang Pokok Agraria yang
merombak ketentuan UU gaya kalitalisme kolonial (Agrarische Wet).
b. Dampak negatif: penyimpangan terhadap ketentuan UUD 1945, sentralisasi
kekuasaan, terjadinya peristiwa G.30.S/PKI.

3. Sebab-sebab berakhirnya Orde lama

Masa orde lama berakhir disebabkan karena antara lain sebagai berikut:

a. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa


gerakan 30 september 1965, ditambah adanya konflik di angkatan darat
yang sudah berlangsung lama.
b. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai
600% sedangkan upaya pemerintah melakukan davaluasi rupiah dan
kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan
mastarakat.
c. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa
pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI.  Rakyat melakukan
demostrasi menuntut agar PKI beserta organisasi masanya dibubarkan
serta tokoh-tokohnya diadili.
d. Kesatuan aksi ( KAMI, KAPI, KAPPI, KASI, dsb ) yang ada di
masyarakat bergabung membentuk kesatuan aksi beruoa "Front
Pancasila" yang selanjutnya lebih dikenal dengan "Angkatan 66" untuk
menghancurkan tokoh yang terlibat dalam gerakan 30 September 1965.
e. Kesatuan Aksi "Front Pancasila" pada 10 Januari 1966 didepan gedung
DPR-GR mengajukan tuntunan "TRITURA" (Tri Tuntunan Rakyat) yang

16 | P a g e
berisi pembubaran PKI beserta Organisasi MassanyaPembersihan
Kabinet Dwikor Penurunan harga-harga barang
f. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan
pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat
sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang
terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965
g. Wibawa dan kekuasaan presiden Soekarno semakin menurun setelah
upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa
Gerekan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah
dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub)
h. Sidang paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang
sedang bergejolak tak juga berhasil. maka presidan mengeluarkan Surat
Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi
Letjen Soeharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk
mengatasi keadaang negara yang semakin ka-cau.

17 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Orde Lama berlangsung dari tahun  1945  hingga 1965 dibawah pemerintahan Ir.
Soekarno. System pemerintahan yang dianut adalah demokrasi liberal dan demokrasi
terpimpin. Yang menarik adalah pembangunan politik lebih di utamakan daripada
pembangunan ekonomi pada masa orde lama. Orde lama membentuk badan – badan
negara dengan menyesuaikan fungsinya. Namun dalam proses pasca pembentukan fungsi
masing-masingnya belum maksimal, badan eksekutif masih lebih mendominasi.
Penekanan pada pembangunan politik membuat munculnya berbagai macam ideology
politik yang kemudian ideologi-ideologi tersebut berkompetisi dengan ketat.

Pembangunan politik yang ada pada orde lama menimbulkan beberapa dampak
bagi masyarakat Indonesia, salah satu peristiwa penting orde lama adalah adanya G30S
PKI, dikeluarkannya dekrit Presiden, SUPERSEMAR, dan konflik-konflik yang lain.
B. Saran
Entah mengapa sampai saat ini indonesia masih tertinggal oleh negara lain, tapi
patut kita ketahui bahwa perubahan itu tidak ada dengan sendirinya. Kita sebagai rakyat
indonesialah yang harus memulai perubahan itu. Dimulai dari sistem penetapan politik
yang benar benar tepat dan juga para anak bangsa yang harus memperbaharuinya dengan
perubahan yang membawa indonesia maju.

18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://deppoyaryani.blogspot.co.id/2014/05/orde-lama-dengan-dinamikanya-dan-g30s.html

http://www.slideshare.net/ayuyayayuya/sejarah-38062511

http://idzulafrianto.blogspot.co.id/2013/01/perbandingan-politik-politik.html

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100817002240AAf1iDm

https://docs.google.com/document/d/1dW4Iya1EVViZUgR896GaiFmqlf2XtevAGTjV24IA0SA/edit?
pli=3

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai