ABSTRAK
Hasil Distribusi Responden Berdasarkan Umur menunjukkan pada umur 12-17 tahun
sebesar 7,4 persen, umur 18-23 tahun sebesar 53,7 persen, umur 24-29 tahun sebesar 34,7 persen
dan umur 30-35 tahun sebesar 4,2 persen, sedangkan Responden berdasarkan jenis kelamin
memiliki jumlah yang mendekati seimbang antara laki-laki dan perempuan yaitu 49 orang (51,6
persen) laki-laki dan 46 orang (48,4 persen) perempuan. Infrastruktur pendukung yang dimiliki
oleh objek wisata pantai Nambo adalah komponen akomodasi pantai berupa tempat penyewaan
vila, komponen jasa pangan usaha pantai Nambo berupa area makan, tempat Perbelanjaan
Souvenir serta komponen atraksi wisata pantai nambo berupa area atau tempat- tempat berfoto
bagi wisatawan.Ketersediaan infrastruktur pariwisata pada Pantai Nambo yaitu sarana umum
berupa gazebo, mushola, lahan parkir, kamar bilas, toilet, gedung aula, dan tempat sampah. Sarana
penunjang atau pendukung berupa komponen-komponen pendukung pariwisata seperti
transportasi, akomodasi, jasa pangan usaha, dan aktraksi wisata. Darihasilpenelitianpada
wisatawan pantai Nambo dapat disimpulkan bahwa ketersediaan infrastruktur pendukung pantai
nambo berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan wisatawan.
Kata kunci: Ketersediaan infrastruktur pendukung pariwisata, Pantai Nambo,
karakteristik wisatawan, kondisi eksisting.
THE EFFECT OF THE AVAILABILITY OF TOURISM
SUPPORTING INFRASTRUCTURE ON TOURIST
SATISFACTION IN THE CITY OF KENDARI
(CASE STUDY OF NAMBO BEACH)
1
Teguh Suhariadi, 2Adris Ade Putra, 3Siti Nurjanah Ahmad
Jurusan Teknik Sipil Program Studi Teknik Lingkungan
Email : teguhsuhariadi@gmail.com, putra_adris@yahoo.com, nurjanaharifuddin@gmail.com
ABSTRACT
The results of the distribution of respondents by age showed that at the age of 12-17 years
was 7.4 percent, aged 18-23 years was 53.7 percent, aged 24-29 years was 34.7 percent and aged
30-35 years was 4.2 percent. , while the number of respondents based on gender has an almost
equal number between men and women, namely 49 people (51.6 percent) men and 46 people (48.4
percent) women. The supporting infrastructure owned by the Nambo beach tourism object is the
beach accommodation component in the form of villa rentals, the Nambo beach business food
service component in the form of dining areas, Souvenir Shopping areas and the Nambo beach
tourist attraction component in the form of areas or places to take pictures for tourists. The
availability of tourism infrastructure on Nambo Beach, namely public facilities in the form of
gazebos, prayer rooms, parking lots, rinse rooms, toilets, hall building, and trash cans. Supporting
or supporting facilities in the form of tourism supporting components such as transportation,
accommodation, business food services, and tourist attractions. From the results of research on
Nambo beach tourists, it can be concluded that the availability of supporting infrastructure for
Nambo beach has a positive and significant effect on tourist satisfaction.
Keywords: Availability of tourism supporting infrastructure, Nambo Beach,
tourist characteristics, existing conditions.
PENDAHULUAN pemilihan atau pemisahan limbah B3 dan Non
B3 yang dilakukan oleh perawat maupun
1.1 Latar Belakang
petugas yang bertugas pada unit masing-
Rumah sakit merupakan sebuah fasilitas
masing.
pelayanan kesehatan (fasyankes) yang
Hasil observasi pada Rumah Sakit Umum
menyediakan bantuan kesehatan yang merata
Daerah Kota Kendari ditemukan adanya
dengan menyelenggarakan berbagai fasilitas
beberapa masalah dan kekurangan pada
seperti rawat inap, rawat jalan, gawat darurat,
pengelolaan Limbah B3 di RSUD Kota
laboratorium, dan fasilitas pendukung medis
Kendari, seperti kurangnya usaha dalam
lainnya dengan maksud meningkatkan derajat
pengurangan Limbah B3, kegiatan pemilahan
kesehatan masyarakat dan sebagai tempat
atau pemisahan yang kurang baik sehingga
pendidikan atau pelatihan bagi tenaga
menyebabkan bercampurnya limbah B3 dan
kesehatan misalnya dokter, perawat, farmasi
non-B3 dengan ditemukannya tissue, kantong
atau tenaga kesehatan lainnya.
plastic di tempat sampah B3, serta pebakaran
Dalam melaksanakan berbagai
limbah medis yang tidak sesuai dengan
kegiatannya, rumah sakit memproduksi limbah
peraturan yang berlaku. Berdasarkan uraian
yang dikategorikan dalam limbah non medis
diatas, maka penulis mengambil judul “Sistem
(limbah domestik) dan limbah medis yang juga
Pengolahan Limbah Medis Padat di Rumah
dikategorikan menjadi limbah bahan berbahaya
Sakit Umum Daerah Kota Kendari”.
dan beracun (B3).
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
Limbah B3 yang diproduksi rumah sakit
pertimbangan dalam sistem pengolahan limbah
dikelompokkan menurut PERMEN LHK
yang ada di rumah sakit tersebut sehingga
No.P.56 tahun 2015 menjadi 9 kelompok, yakni
sesuai dengan sistem regulasi yang berlaku.
limbah infeksius patologis, limbah benda tajam,
limbah bahan kimia, limbah dengan kandungan 1.2 Rumusan Masalah
logam berat yang tinggi, limbah radioaktif, Permasalahan dalam penelitian ini di
limbah tabung gas (container bertekan), limbah rumuskan sebagai berikut:
farmasi, dan limbah sitotoksik. 1. Bagaimana kondisi eksisting pengelolaan
RSUD Kota Kendari merupakan Rumah limbah medis padat yang meliputi;
Sakit Umum Kelas C Berdasarkan Keputusan pengemasan, pengumpulan, penyimpanan,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi pengolahan/pemusnah dibandingkan
Tenggara Nomor 188/1807/Yankes Dinkes dengan peraturan yang berlaku?
tentang Operasional RSUD kelas C. RSUD 2. Bagaimana alternatif rekomendasi
Kota Kendari memiliki 134 ruangan dan pengelolaan limbah medis padat agar
jumlah tenaga kesehatan yang bekerja sebanyak sesuai dengan peraturan yang berlaku?
271 orang. Pengelolaan limbah B3 pada Rumah 1.3 Tujuan Penelitian
Sakit ini melalui beberapa tahap yakni; Pertama Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:
1. Mengevaluasi kondisi eksisting 2.3 Pariwisata
pengelolaan limbah medis padat meliputi Yoeti (1996:118), menjelaskan
pengemasan, pengumpulan, penyimpanan, bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan
pengolahan/ pemusnahan serta yang dilakukan untuk sementara waktu,
membandingkan dengan peraturan yang yang diselenggarakan dari suatu tempat
berlaku. ke tempat lain, dengan maksud bukan
2. Memberikan alternatif rekomendasi untuk usaha atau mencari nafkah di
pengelolaan limbah medis padat agar tempat yang dikunjungi, tetapi semata-
sesuai dengan peraturan yang berlaku. mata untuk menikmati perjalanan
1.4 Manfaat Penelitian tersebut guna bertamasya dan rekreasi
Manfaat dari penelitian ini adalah atau untuk memenuhi keinginan yang
memberikan masukan bagi pihak-pihak beraneka ragam.
terkait, terutama RSUD kota kendari dengan 2.4 Fasilitas Wisata
alternatif rekomendasi pengelolaan limbah Jenis-jenis Fasilitas Wisata dibagi
medis padat. Hal tersebut bertujuan ke menjadi tiga yaitu:(a).Fasilitas Utama, (b)
depannya untuk lebih dapat ditingkatkan Fasilitas Pelengkap, dan (c) Fasilitas Penunjang
kesesuaiannya dengan peraturan yang berlaku (Abdul kadir LM,1995) :
di Indonesia. a. Fasilitas Utama Yaitu Fasilitas yang harus
TINJAUAN PUSTAKA ada pada objek wisata seperti tempat
2.1 Infrastruktur rekreasi, tempat atraksi (panggung
Pengertian infrastruktur menurut terbuka, tempat pameran, pementasan
Neil S. Grigg (1998) ialah sistem fisik kesenian), tempat bermain (sarana
yang menyediakan sarana drainase, olahraga).
pengairan, transportasi, bangunan gedung b. Fasilitas Pelengkap Yaitu Fasilitas yang
dan fasilitas publik lainnya yang membantu pengelolaan objek seperti :
dibutuhkan untuk dapat memenuhi tempat memperoleh informasi, penyewaan
berbagai macam kebutuhan dasar alat, pos keamanan, ruang pengelola,
manusia baik itu kebutuhan sosial ruang perawatan pemeliharaan, ruang
maupun kebutuhan ekonomi. istirahaat dan lain-lain.
2.2 Sistem Infrastruktur c. Fasilitas Penunjang Yaitu Fasilitas yang
Sistem infrastruktur didefinisikan dapat memberikan kemudahan dalam
sebagai fasilitas atau struktur dasar, berwisata, seperti : penginapan, tempat
peralatan, instalasi yang dibangun dan makan, olah raga, dan lain-lain.
yang dibutuhkan untuk berfungsinya 2.5 Aplikasi Program SPSS
sistem sosial dan sistem ekonomi SPSS adalah aplikasi yang digunakan
masyarakat (Grigg, 2000 dalam untuk melakukan analisis statistika tingkat
Kodoatie,R.J.,2005). lanjut, analisis data dengan algoritma machine
learning, analisis string, serta analisis big data N 1925
n= =
1+N e 1+ ( 1925 x 10% 2)
2
yang dapat diintegrasikan untuk membangun
platform data analisis. SPSS adalah 1925
= = 95,06
kependekan dari Statistical Package for the 20,25
Social Sciences. = 95 Responden
4.2 Hasil Distribusi Frekuensi
Infrastruktur Pendukung Pariwisata
Terhadap Kepuasan Wisatawan
METODOLOGI PENELITIAN 4.2.1 Komponen Transportasi
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian A. Persepsi Wisatawan Terhadap
Penelitian dilakukan di pantai wisata Komponen Transportasi (X1)
nambo yang terletak di Kelurahan Nambo,
Kecamatan Abeli, Kota Kendari. Adapun
waktu dalam perencanaan tugas akhir ini yaitu
B. Kepuasan wisatawan Wisatawan
bulan September - Oktober 2020.
Terhadap Komponen Transportasi (Y1)
3.2 Sampel
Berdasarkan dari populasi yang ada, maka
penulis melakukan penarikan sampel pada
penelitian ini dengan menggunakan teknik
sampel Convenience Sampling (sampel yang
diambil oleh orang-orang yang ditemui
saja).Teknik convenience sampling adalah 4.2.2 Akomodasi wisata
pengambilan sampel didasarkan pada A. Persepsi Wisatawan Terhadap
ketersediaan elemen atau kemudahan untuk Komponen akomodasi (X2)
mendapatkannya. Sampel diambil/ terpilih
karena sampel tersebut ada pada tempat dan
waktu yang tepat.
B. Kepuasan Wisatawan Terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen akomodasi (Y2)
4.1 Gambaran Profil Responden C.
I made sukarsa, 1999. Pengantar pariwisata. 2016 Pengaruh Fasilitas Wisata Dan
perguruan tinggi negri Indonesia timur. Setiyono, S. (2018). Optimasi Alun-alun Kota
Junaidi, Erni. 2019”pengaruh daya tarik wisata Malang Dalam Upaya Penerapan Green