Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

“CHOLELITHIASIS”

OLEH :

JEALFIE A L SOKOY

P07120119016

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
T/A 2022/2023
DEFINISI

Penyakit batu empedu atau cholelithiasis adalah kondisi yang ditandai dengan sakit perut
mendadak akibat terbentuknya batu di dalam kantung empedu. Penyakit batu empedu juga bisa
terjadi di saluran empedu.
Kantung empedu berfungsi memproduksi dan menyimpan cairan empedu, yang berperan
penting dalam proses pencernaan, termasuk mencerna kolesterol dari makanan yang
dikonsumsi. Sebagian besar batu empedu berasal dari endapan kolesterol yang mengeras dan
membentuk batu.
Cholelithiasis (kolelitiasis) umumnya ringan dan tidak membutuhkan penanganan di rumah sakit.
Namun, jika batu empedu sampai menyumbat saluran empedu, upaya penanganan perlu segera
dilakukan untuk mencegah komplikasi.

ETIOLOGI

Batu empedu diduga muncul akibat endapan kolesterol dan bilirubin di dalam kantung
empedu. Endapan tersebut terjadi akibat cairan empedu tidak mampu melarutkan kolesterol
dan bilirubin berlebih yang dihasilkan hati.
GEJALA 

Batu empedu mungkin tidak menimbulkan tanda atau gejala. Jika batu empedu tersangkut di
saluran dan menyebabkan penyumbatan, tanda dan gejala yang bisa terjadi antara lain:

 Rasa sakit yang tiba-tiba dan meningkat dengan cepat di bagian kanan atas
perut.
 Rasa sakit yang tiba-tiba dan meningkat dengan cepat di bagian tengah perut,
tepat di bawah tulang dada.
 Sakit punggung di antara tulang belikat.
 Sakit di bahu kanan.
 Mual atau muntah.
 Nyeri batu empedu dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.

Segera buat janji dengan dokter jika kamu memiliki tanda atau gejala yang mengkhawatirkan,
seperti misalnya: 

 Sakit perut begitu hebat sehingga kamu tidak bisa duduk diam atau
menemukan posisi yang nyaman.
 Menguningnya kulit dan bagian putih mata (jaundice).
 Demam tinggi disertai menggigil.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes lain mungkin melibatkan penggunaan tes diagnostik yang membantu dokter melihat ke
dalam tubuh. Beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain: 

 USG. Ultrasonografi menghasilkan gambar perut. Ini adalah metode pencitraan


pilihan untuk memastikan apakah kamu memiliki penyakit batu empedu. Ini juga
dapat menunjukkan kelainan yang terkait dengan kolesistitis akut.
 CT-Scan Perut. Tes pencitraan ini mengambil gambar dari hati dan daerah perut.
 Pemindaian Radionuklida Kandung Empedu. Pemindaian penting ini
membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk diselesaikan. Seorang spesialis
menyuntikkan zat radioaktif ke dalam pembuluh darah dan zat tersebut berjalan
melalui darah ke hati dan kantong empedu. Pada pemindaian, dapat mengungkapkan
bukti yang menunjukkan infeksi atau penyumbatan saluran empedu dari batu.
 Tes Darah. Dokter juga mungkin meminta kamu menjalankan tes darah yang akan
menghitung jumlah bilirubin dalam darah. Tes darah juga membantu menentukan
seberapa baik fungsi hati.

PENGOBATAAN

Metode pengobatan batu empedu meliputi operasi pengangkatan kantung empedu


(kolesistektomi) atau obat-obatan. Meski demikian, pemberian obat jarang dilakukan karena
kurang efektif dalam mengatasi batu empedu.
Kolelitiasis dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan menghindari
makanan bersantan atau berminyak. Upaya pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah
membatasi konsumsi minuman beralkohol, berolahraga teratur, memperbanyak konsumsi
cairan, dan menghindari diet terlalu ketat.
Pohon masalah

Batu empedu

Abstruksi batu Pecahnya batu


empedu pada empedu
duktus sistius

Infeksi pada
Tekanan intralumen duktus sitikus
kandung emepdu

Trauma epitel
kandung empedu

Inflamasi pada
Sistem protaglandin
kandung empedu
12 dan E2
PENETALAKSAAN KOLESITITIS

Terapi pembedahan Infeksi pada Kandung


koleistektomi kandung empedu empedu tidak
mampu
mengeluarkan
Luka insisi vakularisasi hipertermii cairan empedu
s
Permeabilitas
Gangguan
pembuluh darah metabolisme lemak
Bakteri mudah Merangsang
masuk saraf nyri
Kebocoran cairan Resiko
intravaskuler ke
ketidaksei
intrastisual Pe rasa
Nyeri akut mbangan
Resiko infeksi mual dan
cairan
muntah
Oedem

Anorexia

Tekanan intra
abdomen

Defisit
Penekanan gaster nutrisi
DIANGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan Dengan agen pincidera (Neoplasma) ditandai dengan mengeluh
nyeri.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditanai dengan suhu tubuh diatas
nilai normal.
 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan di tandai
dengan nyeri abdomen.

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Nyeri akut (D.0077) luaran, Tingkat nyeri Intervensi utama:
berhubungan Dengan (L.08066) Tujuan kenajemen nyeri (L.08239)
agen pincidera setelah dilakuakan Observasi:
(Neoplasma) ditandai intervensi -IdentifikasiLokasi,karakteristik,
dengan mengeluh nyeri, keperawatan selama durasi, frekuensi,kualitas, intesitan
tampak meringis 1x24jam,diharapkan nyeri.
tingkat nyeri menurun  Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil  Identifikasi respon nyeri
 keluhan nyeri non verbal
menurun (5)  Identifikasi faktor yang
 meringis Memperberat dan
menurun(5) memperingan nyeri
 kesulitan tidur Terapeutik :
menurun (5)  Berikan teknis
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis, terapi
musik,hipnosis,terapi
pijat,compres
hangat/dingin
Edukasi:
 Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat.
 Anjurkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian
analgetik.
2. Hipertermi (D.0130) luaran, term regulasi Intervensi
berhubungan dengan (L.14134) Tujuan regulasi temperatur (I.14578)
proses penyakit ditanai setelah dilakuakan Observasi
dengan suhu tubuh intervensi  Monitor an catat tanadan
diatas nilai normal keperawatan selama gejala hipotermia atau
1x24jam,diharapkan hipertermia
termoregulasi  Monitor warna dan suhu
membaik dengan kulit
kriteria hasil Terapeutik
 suhu tubuh  Tingkatkan asupan cairan
membaik (5) dan nutrisi yang adekuat
 suhu kulit Kolaborasi
membaik (5)  Kolaborasi pemberian
antipiretik
-
3. Defisit nutrisi (D.0019) luaran,Status nutrisi Intervensi
berhubungan dengan (L.03030)) Tujuan menajem nutrisi (I.03119)
ketidak mampuan setelah dilakuakan Observasi
mencerna makanan intervensi  Identifikasi status nutrisi
tandai dengan keperawatan selama  Monitor asupan makanan
nyeri abdomen. 1x24jam,diharapkan  Identifikasi intolenrasi
status nutrisi membaik makanan
dengan kiteria hasil  Identifikasi nutrient dan
 Porsi makan jenis makanan
dihabiskan Kolaborasi
meningkat (5)  Kolaborasi pemberian
 Nyeri medikasi isebelum makan
abdomen (pereda nyeri)
menurun
menurun(5)
 Frekuensi
makan
membaik (5)

Anda mungkin juga menyukai