Anda di halaman 1dari 9

Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018 p - ISSN (Cetak) :2407-8484

Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie e - ISSN (Online) :2549-7618

TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP BROWNIES KUKUS


DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG MANIS
1) 2)
Febriyanti Hunowu dan Fitri Yani Arbie

Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo, Jalan Taman Pendidikan


No.36, Kota Gorontalo, Kode Pos 96113
E-mail: fitri.y.arbie@gmail.com

ABSTRACT

Background: In general, sweet corn is only used as a staple food. For that we need a special approach,
so that the sweet corn plant is known to benefit the community. The purpose of this study was to
determine the level of consumer acceptance of steamed brownies by adding sweet corn through an
organoleptic test which included color, aroma, texture, and taste with the addition of sweet corn 0 grams,
50 grams, 100 grams, 150 grams.
Method: The method used in this study was an organoleptic test experiment with a hedonic scale
approach whose results were processed using the effectiveness index test and hedonic test with 4
treatments. Untrained panelists as many as 40 people.
Results: The results showed that organoleptic test with the highest level of acceptance was brownies
without the addition of sweet corn 0 grams (0.194 Nh) to taste. Addition of sweet corn 50 grams (0.186
Nh) to color. Addition of sweet corn 100 grams Nh (0.176) to the texture. Addition of sweet corn 150
grams (0.171 nh) to color.
Conclusion: Based on the effectiveness index test explains that the overall level of consumer acceptance
in steamed brownies with the addition of sweet corn for the best rating is in the sample P0 or without the
addition of sweet corn.

Keywords: sweet corn, brownies, organoleptic test.

ABSTRAK

Latar belakang: Pada umumnya jagung manis hanya dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Untuk itu perlu suatu cara pendekatan khusus, agar tanaman jagung manis dikenal manfaatnya oleh
masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap brwonies
kukus dengan penambahan jagung manis melalui uji organoleptik yang meliputi warna, aroma, tekstur,
dan rasa dengan penambahan jagung manis 0 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram.
Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen uji organoleptik dengan
pendekatan skala hedonik yang hasilnya diolah menggunakan uji indeks efektivitas dan uji hedonik
dengan 4 perlakuan. Panelis tidak terlatih sebanyak 40 orang.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan uji organoleptik dengan tingkat penerimaan yang paling tinggi
adalah brownies dengan tanpa penambahan jagung manis 0 gram (Nh 0,194) pada rasa. Penambahan
jagung manis 50 gram (Nh 0,186) pada warna. Penambahan jagung manis 100 gram Nh (0,176) pada
tekstur. Penambahan jagung manis 150 gram (Nh 0,171) pada warna.
Kesimpulan: Berdasarkan uji indeks efektivitas menjelaskan bahwa secara keseluruhan tingkat
penerimaan konsumen pada brownies kukus dengan penambahan jagung manis untuk penilaian terbaik
adalah pada sampel P0 atau tanpa penambahan jagung manis.

Kata Kunci: jagung manis, brownies, organoleptik test

77 | Health and Nutritions Journal (JHN)


Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018
Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie

PENDAHULUAN Glikemik (IG) yang relatif rendah, jagung


Selama ini Indonesia bergantung juga merupakan salah satu bahan pangan
pada beras untuk memenuhi sumber yang banyak mengandung berbagai
karbohidrat. Pencapaian swasembada mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh
beras tahun 1984 telah menggeser pola yaitu: fosfor, magnesium, mangan, seng,
konsumsi pokok beras meningkat menjadi besi dan tembaga, serta mengandung
81,1%, berlanjut hingga tahun 1999. mineral seperti selenium. Selain itu jagung
Sementara, konsumsi jagung hanya 3,1% juga mempunyai sifat antioksidan
dan ubi kayu 8,8%. Nilai gizi jagung (Krisnamurthi, 2010).
mempunyai kadar protein lebih tinggi Jagung mempunyai daya manfaat
(9,5%) dibandingkan dengan beras (7,4%) yang demikian banyak untuk kehidupan
(Aini, 2013). yaitu sebagai bahan baku industri
Jagung termasuk salah satu makanan, pakan ternak, digunakan dalam
tanaman pangan dunia yang penting penambahan brownies kukus, diolah
karena merupakan sumber pangan dalam berbagai bentuk olahan lain seperti
alternatif dan juga sebagai serealia sumber dikalengkan, dikeringkan, dibuat krim,
karbohidrat yang murah harganya dan diolah menjadi susu dan diolah menjadi
dapat dikembangkan menjadi pangan yoghurt jagung (Prabandari, 2011).
pokok alternatif. Yang dimaksud dengan Di Indonesia khususnya 2 di
alternatif yaitu bertujuan untuk Gorontalo, jagung sangat banyak
mengeksplorasi sumber bahan baru (selain ditemukan, tetapi masyarakat sebagian
beras dan gandum) yang digunakan besar belum mengetahui manfaat jagung
sebagai bahan pangan dan berasal dari manis. Hal ini disebabkan karena
sumber pangan lokal (Aini, 2013). perkembangan zaman sekarang yang
Secara umum di Indonesia sudah banyak produk-produk makanan
terdapat dua jenis jagung yang dibedakan lain. Berdasarkan data yang diperoleh dari
berdasarkan warnanya. Ada yang BPS Gorontalo tahun 2015, produksi
berwarna putih dan kuning. Jenis jagung jagung yang dihasilkan pada tahun 2014
yang berbeda berdasarkan warnanya yaitu 76.268 ton (10,60 persen).
mempunyai kelebihan masing-masing Sedangkan pada tahun 2015 terjadi
dalam hal kandungan gizi yang berguna kenaikan yaitu sebanyak 643.513 ton
bagi tubuh. Jagung kuning mengandung pipilan kering, dengan luas panen sebesar
karotenoid berkisar antara 6,4-11,3 g/g 19.685 ha (13.23) (BPS Gorontalo, 2015).
yang terkandung yaitu pigmen xantofil Perkembangan teknologi
dimana 22% diantaranya mengandung pengolahan pangan yang semakin pesat
beta-karoten dan 51% mengandung dapat mengembangkan jagung sebagai
xantofil. Sedangkan jagung putih pangan pokok menjadi produk jagung
mengandung kadar karbohidrat dan olahan yang dapat diterima secara sensoris
protein sama dengan jagung kuning, tetapi dan mudah dalam penyajiannya (Aini,
tidak mengandung vitamin A (Aini, 2013).
2013). Brownies merupakan makanan
Jagung juga mempunyai Indeks yang dari dulu hingga sekarang yang
Glikemik (IG) karena jagung relatif rendah banyak disukai anak-anak, remaja maupun
dibanding beras dari padi sehingga orang tua. Kue ini menjadi suatu tradisi di
konsumsi jagung bisa dianjurkan bagi berbagai macam acara sebagai suguhan
orang yang menderita diabetes. atau pun antaran untuk para kerabat dekat.
Sedangkan Indeks Glikemik (IG) sedang Karena macam dan bentuknya sangat
pada jagung yaitu sebesar 59 (Aini, 2013). beragam serta menarik sehingga banyak
Manfaat jagung selain mempunyai Indeks disukai orang. Kue ini semakin berkibar

78 | Health and Nutritions Journal (JHN)


Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018
Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie

namanya dengan bermunculan berbagai secara organoleptic test (warna, rasa,


macam rasa dan variasi baru yang aroma dan tekstur) dengan 4 kali
semakin menarik untuk dicoba. Bahkan perlakuan. Penelitian dilakukan di
sekarang teknik mengolahnya pun tidak laboratorium kuliner dan teknologi pangan
hanya dipanggang saja tapi juga bisa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
dikukus (Chendawati, 2015). Kemenkes Gorontalo pada bulan February
Brownies sangat banyak disukai 2018.
konsumen. Berdasarkan data Statistik Penelitian ini menggunakan
Konsumsi Pangan Tahun 2015, konsumsi variabel mandiri yaitu tingkat kesukaan
kue brownies ini pada Tahun 2015 brownies kukus dengan penambahan
mencapai 1,245 kg/Kapita/Minggu (Putri, jagung manis dengan 4 kali perlakuan:
2017). P0: Brownies kukus tanpa penambahan
Penelitian ini bertujuan untuk jagung manis.
mengetahui tingkat penerimaan konsumen P1: Brownies kukus + 50 gram jagung
terhadap brownies kukus dengan manis.
penambahan jagung manis. P2: Brownies kukus + 100 gram jagung
METODE PENELITIAN manis.
Penelitian ini menggunakan P3: Brownies kukus + 150 gram jagung
metode eksperimen untuk uji kesukaan manis
Tabel 1.
Proporsi Berat Bahan Setiap Perlakuan
Bahan P0 P1 P2 P3
Tepung Terigu 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram
Jagung Manis 0 gram 50 gram 100 gram 150 gram
Gula Pasir 200 gram 200 gram 200 gram 200 gram
Margarin 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram
Telur Ayam 4 butir 4 butir 4 butir 4 butir
Cokelat Bubuk 15 gram 15 gram 15 gram 15 gram
Cokelat Batang 15 gram 15 gram 15 gram 15 gram
Elmusifier ½ sdt ½ sdt ½ sdt ½ sdt
Garam ½ sdt ½ sdt ½ sdt ½ sdt

Instrumen yang digunakan dalam Skor penilaian yang diberikan


penelitian ini yakni menggunakan check sebagai berikut:
list, dimana panelis diberikan formulir Sangat tidak suka : Skor 1
isian tentang warna, rasa, tekstur dan
aroma kemudian mereka memberikan Tidak suka : Skor 2
nilai terhadap brownies kukus dengan Agak suka : Skor 3
penambahan jagung manis. Suka : Skor 4
Untuk mengetahui tingkat Sangat suka : Skor 5
penerimaan konsumen dilakukan uji Untuk pengolahan data dan
organoleptik terhadap warna, aroma, analisis data pada tingkat penerimaan
tekstur, rasa. Pada uji organoleptik ini konsumen terhadap brwonies kukus
mengambil panelis yang tidak terlatih dengan penambahan jagung manis,
sebanyak 40 panelis. Uji kesukaan dilakukan dengan menggunakan
menggunakan skala hedonik skor dan perhitungan indeks efektifitas. Prosedur
pada pengisian format panelis dimohon perhitungan ini, digunakan berdasarkan
mengisi sesuai dengan kode tertentu pada hasil dari uji kesukaan dan pengisian
brownies tersebut. atribut produk. Dalam penelitian ini, akan
diambil perlakuan terbaik yang didasarkan

79 | Health and Nutritions Journal (JHN)


Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018
Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie

hasil perhitungan indeks efektivitas Untuk parameter dengan rerata


sebagai berikut : memberikan bobot nilai semakin besar semakin baik, maka nilai
pada masing-masing variabel dengan terendah sebagai nilai terjelek dan nilai
angka relatif 0-1. tertinggi sebagai nilai terbaik, demikian
Bobot nilai yang diberikan juga sebaliknya.
tergantung dari kepentingan masing- HASIL DAN PEMBAHASAN
masing variabel yang hasilnya diperoleh 1. Warna
dari perlakuan. Mencari bobot normal dari Tingkat penerimaan terhadap warna
masing-masing parameter, yaitu bobot yang paling tertinggi terdapat pada
parameter dibagi bobot total (Mulyadi, kriteria (suka) yaitu sebanyak 26
2013). orang atau (65,0%) pada perlakuan P2
Bobot = penambahan jagung manis 100 gram.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.
Menghitung nilai efektivitas dengan
Dari hasil uji tingkat penerimaan
rumus:
warna pada brownies kukus yang
NE = dilakukan kepada 40 orang panelis,
Ket: penilaian rata-rata panelis pada
NE= Nilai Efektivitas tingkat penerimaan warna brownies
Np= Nilai Perlakuan
kukus dapat dilihat pada grafik 1.
Ntj= Nilai Terjelek
Ntb= Nilai Terbaik
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Panelis pada Tingkat Penerimaan
Warna Brownies Kukus
Kriteria PO (0 gram) P1 (50 gram) P2 (100 gram) P3 (150
gram)
Orang % Orang % Orang % Orang %

Sangat tidak suka 0 0 0 0 1 2,5 2 5,0


Tidak suka 1 2,5 2 5,0 1 2,5 2 5,0

Agak suka 15 37,5 8 20,0 8 20,0 10 25,0

Suka 20 50,0 22 55,0 26 65,0 19 47,5

Sangat suka 4 10,0 8 20,0 4 10,0 7 17,5

Total 40 100 40 100 40 100 40 100

Hasil dari uji tingkat penerimaan jagung manis dibandingkan dengan


terhadap warna brownies kukus dengan penambahan tepung jagung 60% dan 80%.
penambahan jagung manis paling tinggi Hal ini dapat disebabkan karena pada saat
terdapat pada perlakuan P1 (50 gram) proses penilaian warna brownies kukus
yaitu sebesar 3,9. dengan penambahan jagung manis,
Hasil ini bertentangan dengan pencahayaan ruangan yang kurang terang
penelitian yang dilakukan Astriyani sehingga panelis tidak dapat melihat dan
(2009) yaitu tingkat penerimaan tertinggi membandingkan perbedaan warna
dengan penambahan tepung jagung brownies kukus tersebut.
terdapat pada penambahan 100% tepung

80 | Health and Nutritions Journal (JHN)


Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018
Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie

4
Warna
3,9
P0
3,8
P1
3,7 P2
P3
3,6

3,5
P0 P1 P2 P3
Grafik 1. Nilai Rata-Rata Tingkat Penerimaan Warna
Brownies Kukus dengan Penambahan Jagung Manis

2. Aroma tertinggi terdapat pada kriteria (suka)


Tingkat penerimaan terhadap yaitu sebanyak 23 orang atau (57,5%)
aroma pembuatan brownies kukus dengan pada tanpa penambahan jagung manis (0
penambahan jagung manis yang paling gram). Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Panelis pada Tingkat Penerimaan


Aroma Brownies Kukus
Kriteria P0 (0 gram) P1 (50 gram) P2 (100 gram) P3 (150 gram)
Orang % Orang % Orang % Orang %
Sangat tidak suka 0 0 1 2,5 1 2,5 1 2,5
Tidak suka 1 2,5 4 10,0 6 15,0 4 10,0
Agak suka 10 25,0 11 27,5 8 20,0 13 32,5
Suka 23 57,5 21 52,5 19 47,5 18 45,0
Sangat suka 6 15,0 3 7,5 6 15,0 4 10,0
Total 40 100 40 100 40 100 40 100

Dari hasil uji tingkat penerimaan rata panelis pada tingkat penerimaan
aroma brownies kukus yang dilakukan aroma brownies kukus dapat dilihat pada
kepada 40 orang panelis, penilaian rata- grafik 2.
.

81 | Health and Nutritions Journal (JHN)


Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018
Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie

3,9
Aroma
3,8

3,7 P0
P1
3,6
P2
3,5 P3

3,4

3,3
P0 P1 P2 P3
Grafik 2. Nilai Rata-Rata Tingkat Penerimaan Aroma Brownies Kukus dengan
Penambahan Jagung Manis

Hasil dari nilai rata-rata uji 100% persentase jagung manis karena
tingkat penerimaan terhadap aroma mempunyai aroma khas jagung yang
brownies kukus dengan penambahan tajam dibandingkan dengan penambahan
jagung manis paling tinggi terdapat pada jagung 60% dan 80% persentase. Hal ini
perlakuan P0 atau tanpa penambahan berbeda dengan hasil penelitian brownies
jagung manis yaitu sebesar 3,85. Hasil ini kukus dengan penambahan jagung manis,
tidak sesuai dengan penelitian yang yaitu panelis lebih memilih perlakuan
dilakukan Astriyani (2009) yaitu aroma tanpa penambahan jagung manis
brownies kukus dari hasil penambahan dikarenakan panelis kurang suka dengan
tepung jagung terdapat pada penambahan aroma khas dari jagung yang agak tajam.
3. Tekstur Dari hasil uji tingkat penerimaan
Tingkat penerimaan terhadap pada brownies kukus yang dilakukan
tekstur yang paling tertinggi terdapat pada kepada 40 orang panelis, penilaian rata-
kriteria (suka) yaitu sebanyak 15 orang rata panelis pada tingkat penerimaan
atau (37,5%) pada perlakuan P2 tekstur brownies dapat dilihat pada grafik
penambahan 100 gram jagung manis. 3.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Panelis pada Tingkat Penerimaan


Tekstur Brownies Kukus
Kriteria P0 (0 gram) P1 (50 gram) P2 (100 gram) P3 (150 gram)

Orang % Orang % Orang % Orang %

Sangat tidak suka 0 0 2 5,0 1 2,5 2 5,0


Tidak suka 5 12,5 2 5,0 5 12,5 4 10,0

Agak suka 15 37,5 13 32,5 9 22,5 13 32,5

Suka 14 35,0 15 37,5 15 37,5 13 32,5

Sangat suka 6 15,0 8 20,0 10 25,0 8 20,0

Total 40 100 40 100 40 100 40 100

82 | Health and Nutritions Journal (JHN)


Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018
Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie

Hasil dari uji tingkat penerimaan menghasilkan tekstur lembab, pori rapat
berdasarkan nilai rata-rata tingkat dan kurang mengembang. Hal ini
penilaian terhadap tekstur brownies kukus disebabkan pada penelitian ini digunakan
dengan penambahan jagung manis paling jagung manis yang langsung diblender,
tinggi terdapat pada perlakuan P2 (100 sehingga brownies yang dihasilkan
gram) yaitu sebesar 3,7. memiliki pori yang sangat rapat dan
Hasil penelitian yang didapatkan kurang mengembang. Faktor lain yang
berbeda dengan penelitian yang dilakukan mempengaruhi yaitu panelis yang
oleh Astriyani (2009) yaitu semakin digunakan tidak terlatih sehingga tidak
tinggi/banyak jumlah tepung jagung yang spesifik dapat membedakan perbedaan
ditambahkan maka semakin baik tekstur tekstur tersebut.
brownies yang dihasilkan karena

Grafik 3. Nilai Rata-Rata Tingkat Penerimaan Tekstur


Brownies Kukus dengan Penambahan Jagung Manis
3,75

3,7
3,65
P0
3,6 P1
P2
3,55
P3
3,5
3,45
3,4
P0 P1 P2 P3

4. Rasa Dari hasil uji tingkat


Tingkat penerimaan terhadap penerimaan yang dilakukan kepada 40
rasa yang paling tertinggi terdapat pada orang panelis, penilaian rata-rata
kategori (suka) yaitu sebanyak 22 panelis pada tingkat penerimaan rasa
orang (55,0%) dengan tanpa brownies dapat dilihat pada Grafik 4.
penambahan jagung manis 0 gram.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.
.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Panelis pada Tingkat Penerimaan
Rasa Brownies Kukus
Kriteria P0 (0 gram) P1 (50 gram) P2 (100 gram) P3 (150 gram)
Orang % Orang % Orang % Orang %
Sangat tidak suka 0 0 0 0 1 2,5 2 5,0
Tidak suka 1 2,5 1 2,5 2 5,0 3 7,5
Agak suka 7 17,5 10 25,0 13 32,5 12 30,0
Suka 22 55,0 19 47,5 15 37,5 14 35,0
Sangat suka 10 25,0 10 25,0 9 22,5 9 22,5
Total 40 100 40 100 40 100 40 100

83 | Health and Nutritions Journal (JHN)


Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018
Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie

Hasil dari uji tingkat penerimaan karena rasa jagung yang sangat khas
terhadap rasa brownies kukus dengan karena komposisi tepung jagung yang
penambahan jagung manis paling tinggi digunakan paling banyak, dibandingkan
terdapat pada perlakuan P0 (0 gram) yaitu dengan penambahan jagung 60% dan 80%
sebsar 4,025. persentase. Hasil yang diperoleh berbeda
Rasa brownies kukus berdasarkan dengan penelitian Astriyani tersebut. Hal
penelitian Astriyani (2009) didapatkan ini disebakan oleh rasa jagung yang khas
bahwa 100% tepung jagung paling disukai kurang disukai oleh panelis.

Grafik 4. Nilai Rata-Rata Tingkat Penerimaan Rasa Brownies Kukus


dengan Penambahan Jagung Manis

4,1
4 Rasa
3,9
P0
3,8 P1
3,7 P2
P3
3,6
3,5
3,4
P0 P1 P2 P3

5. Uji Indeks Efektivitas Brownies yang dinilai. Dari hasil uji


Kukus Penambahan Jagung Manis kesukaan yang dilakukan kepada 40
Tujuan dari uji indeks orang panelis, penilaian panelis pada
efektivitas ini untuk melihat perlakuan uji indeks efektivitas brownies kukus
yang terbaik pada setiap perlakuan dari penambahan jagung manis dapat dilihat
semua variabel pada tabel 6.

Tabel 6. Tingkat Penerimaan Panelis Berdasarkan Uji Indeks Efektivitas


Brownies Kukus Penambahan Jagung Manis
Variabel P0 P1 P2 P3
Bv Nh Bv Nh Bv Nh Bv Nh
Warna 0,942 0,161 1 0,1867 0,967 0,175 0,948 0,171
Aroma 1 0,182 0,922 0,151 0,928 0,156 0,915 0,154
Tekstur 0,952 0,154 0,979 0,165 1 0,176 0,972 0,169
Rasa 1 0,194 0,981 0,1863 0,925 0,164 0,900 0,158
Jumlah 3,895 0,693 3,883 0,690 3,821 0,673 3,737 0,653

Perlakuan yang memiliki nilai uji P0 (0,194). Perlakuan terbaik terdapat


indeks efektivitas tertinggi untuk pada perlakuan P0 yang merupakan
variabel warna yaitu pada perlakuan P1 kelompok kontrol dengan nilai hasil
(0,186), untuk variabel aroma pada (Nh) yaitu 0,693. Perlakuan dengan
perlakuan P0 (0,182), untuk variabel nilai hasil mendekati perlakuan kontrol
tekstur pada perlakuan P2 (0,176) dan tersebut yaitu perlakuan P1 dengan
untuk variabel rasa yaitu pada perlakuan penambahan jagung manis 50 gram (Nh

84 | Health and Nutritions Journal (JHN)


Health and Nutritions Journal Volume IV / Nomor II / 2018
Febriyanti Hunowu, Fitri Yani Arbie

0,690). Sedangkan perlakuan yang Astriyani, I, 2009, Pembuatan


paling tidak disukai atau terjelek yaitu Brownies Kukus Dari Tepung Jagung,
pada perlakuan P3 dengan (Nh) yaitu Skripsi, Jurusan Teknologi Jasa dan
0,653. Hal ini telah sesuai dengan teori Produksi, Fakultas Teknik Univeristas
yaitu semakin tinggi nilai hasil (Nh) Negeri Semarang.
suatu produk maka semakin baik BPS Gorontalo, 2015, Berita Resmi
produk tersebut. Statistik, Gorontalo.
SIMPULAN Chendawati, 2015, 50 Resep Brownies
1. Tingkat penerimaan konsumen Paling Laris untuk Usaha Boga, PT.
terhadap warna brownies kukus Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
dengan nilai tertinggi untuk sampel Krisnamurthi, B, 2010, Manfaat
P1 (Nh 0,186). Jagung dan Peran Produk
2. Tingkat penerimaan konsumen Bioteknologi Serealia dalam
terhadap aroma brownies kukus Menghadapi Krisis Pangan, Pakan
dengan nilai tertinggi untuk sampel dan Energi di Indonesia, Prosiding
P0 (Nh 0,182). Pekan Serealia Nasional, 1-9.
3. Tingkat penerimaan konsumen Mulyadi Arie Febrianto, dkk, 2013.
terhadap tekstur brownies kukus Karakteristik Organoleptik Serbuk
dengan nilai tertinggi untuk sampel Perisa Alami Dari Cangkang
P2 (Nh 0,176). Rajungan (Portunus pelagicus):
4. Tingkat penerimaan konsumen Kajian Konsentrasi Dekstrin dan Suhu
terhadap rasa brownies kukus dengan Pengering. Jurusan Teknologi Industri
nilai tertinggi untuk sampel P0 (Nh Pertanian, Fakultas Teknologi
0,194). Pertanian, Universitas Brawijaya.
5. Tingkat penerimaan brownies kukus Prabandari, W, 2011, Pengaruh
berdasarkan uji indeks efektivitas Penambahan Berbagai Jenis Bahan
dengan nilai perlakuan terbaik untuk Penstabil Terhadap Karakteristik
sampel P0 (Nh 0,693). Fisikokimia dan Organoleptik Yoghurt
Jagung, Skripsi, Fakultas Pertanian,
UCAPAN TERIMA KASIH Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kepada Direktur Politeknik Kesehatan Putri, S, 2017, Kajian Aktivitas Indeks
Kementerian Kesehatan Gorontalo Glikemik Brownies Kukus Subtitsui
Tepung Ubi Jalar Termodifiaksi,
DAFTAR PUSTAKA Skripsi, Jurusan Gizi Poltekkes
Aini, N, 2013, Teknologi Fermentasi Tanjungkaran.
Pada Tepung Jagung, Edisi pertama,
Graha Ilmu, Yogyakarta.

85 | Health and Nutritions Journal (JHN)

Anda mungkin juga menyukai