ABSTRACT
Background: In general, sweet corn is only used as a staple food. For that we need a special approach,
so that the sweet corn plant is known to benefit the community. The purpose of this study was to
determine the level of consumer acceptance of steamed brownies by adding sweet corn through an
organoleptic test which included color, aroma, texture, and taste with the addition of sweet corn 0 grams,
50 grams, 100 grams, 150 grams.
Method: The method used in this study was an organoleptic test experiment with a hedonic scale
approach whose results were processed using the effectiveness index test and hedonic test with 4
treatments. Untrained panelists as many as 40 people.
Results: The results showed that organoleptic test with the highest level of acceptance was brownies
without the addition of sweet corn 0 grams (0.194 Nh) to taste. Addition of sweet corn 50 grams (0.186
Nh) to color. Addition of sweet corn 100 grams Nh (0.176) to the texture. Addition of sweet corn 150
grams (0.171 nh) to color.
Conclusion: Based on the effectiveness index test explains that the overall level of consumer acceptance
in steamed brownies with the addition of sweet corn for the best rating is in the sample P0 or without the
addition of sweet corn.
ABSTRAK
Latar belakang: Pada umumnya jagung manis hanya dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Untuk itu perlu suatu cara pendekatan khusus, agar tanaman jagung manis dikenal manfaatnya oleh
masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap brwonies
kukus dengan penambahan jagung manis melalui uji organoleptik yang meliputi warna, aroma, tekstur,
dan rasa dengan penambahan jagung manis 0 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram.
Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen uji organoleptik dengan
pendekatan skala hedonik yang hasilnya diolah menggunakan uji indeks efektivitas dan uji hedonik
dengan 4 perlakuan. Panelis tidak terlatih sebanyak 40 orang.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan uji organoleptik dengan tingkat penerimaan yang paling tinggi
adalah brownies dengan tanpa penambahan jagung manis 0 gram (Nh 0,194) pada rasa. Penambahan
jagung manis 50 gram (Nh 0,186) pada warna. Penambahan jagung manis 100 gram Nh (0,176) pada
tekstur. Penambahan jagung manis 150 gram (Nh 0,171) pada warna.
Kesimpulan: Berdasarkan uji indeks efektivitas menjelaskan bahwa secara keseluruhan tingkat
penerimaan konsumen pada brownies kukus dengan penambahan jagung manis untuk penilaian terbaik
adalah pada sampel P0 atau tanpa penambahan jagung manis.
4
Warna
3,9
P0
3,8
P1
3,7 P2
P3
3,6
3,5
P0 P1 P2 P3
Grafik 1. Nilai Rata-Rata Tingkat Penerimaan Warna
Brownies Kukus dengan Penambahan Jagung Manis
Dari hasil uji tingkat penerimaan rata panelis pada tingkat penerimaan
aroma brownies kukus yang dilakukan aroma brownies kukus dapat dilihat pada
kepada 40 orang panelis, penilaian rata- grafik 2.
.
3,9
Aroma
3,8
3,7 P0
P1
3,6
P2
3,5 P3
3,4
3,3
P0 P1 P2 P3
Grafik 2. Nilai Rata-Rata Tingkat Penerimaan Aroma Brownies Kukus dengan
Penambahan Jagung Manis
Hasil dari nilai rata-rata uji 100% persentase jagung manis karena
tingkat penerimaan terhadap aroma mempunyai aroma khas jagung yang
brownies kukus dengan penambahan tajam dibandingkan dengan penambahan
jagung manis paling tinggi terdapat pada jagung 60% dan 80% persentase. Hal ini
perlakuan P0 atau tanpa penambahan berbeda dengan hasil penelitian brownies
jagung manis yaitu sebesar 3,85. Hasil ini kukus dengan penambahan jagung manis,
tidak sesuai dengan penelitian yang yaitu panelis lebih memilih perlakuan
dilakukan Astriyani (2009) yaitu aroma tanpa penambahan jagung manis
brownies kukus dari hasil penambahan dikarenakan panelis kurang suka dengan
tepung jagung terdapat pada penambahan aroma khas dari jagung yang agak tajam.
3. Tekstur Dari hasil uji tingkat penerimaan
Tingkat penerimaan terhadap pada brownies kukus yang dilakukan
tekstur yang paling tertinggi terdapat pada kepada 40 orang panelis, penilaian rata-
kriteria (suka) yaitu sebanyak 15 orang rata panelis pada tingkat penerimaan
atau (37,5%) pada perlakuan P2 tekstur brownies dapat dilihat pada grafik
penambahan 100 gram jagung manis. 3.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.
Hasil dari uji tingkat penerimaan menghasilkan tekstur lembab, pori rapat
berdasarkan nilai rata-rata tingkat dan kurang mengembang. Hal ini
penilaian terhadap tekstur brownies kukus disebabkan pada penelitian ini digunakan
dengan penambahan jagung manis paling jagung manis yang langsung diblender,
tinggi terdapat pada perlakuan P2 (100 sehingga brownies yang dihasilkan
gram) yaitu sebesar 3,7. memiliki pori yang sangat rapat dan
Hasil penelitian yang didapatkan kurang mengembang. Faktor lain yang
berbeda dengan penelitian yang dilakukan mempengaruhi yaitu panelis yang
oleh Astriyani (2009) yaitu semakin digunakan tidak terlatih sehingga tidak
tinggi/banyak jumlah tepung jagung yang spesifik dapat membedakan perbedaan
ditambahkan maka semakin baik tekstur tekstur tersebut.
brownies yang dihasilkan karena
3,7
3,65
P0
3,6 P1
P2
3,55
P3
3,5
3,45
3,4
P0 P1 P2 P3
Hasil dari uji tingkat penerimaan karena rasa jagung yang sangat khas
terhadap rasa brownies kukus dengan karena komposisi tepung jagung yang
penambahan jagung manis paling tinggi digunakan paling banyak, dibandingkan
terdapat pada perlakuan P0 (0 gram) yaitu dengan penambahan jagung 60% dan 80%
sebsar 4,025. persentase. Hasil yang diperoleh berbeda
Rasa brownies kukus berdasarkan dengan penelitian Astriyani tersebut. Hal
penelitian Astriyani (2009) didapatkan ini disebakan oleh rasa jagung yang khas
bahwa 100% tepung jagung paling disukai kurang disukai oleh panelis.
4,1
4 Rasa
3,9
P0
3,8 P1
3,7 P2
P3
3,6
3,5
3,4
P0 P1 P2 P3