NIM : 21/477248/SA/20953
A. LATAR BELAKANG
Napoleon Bonaparte adalah pemimpin besar yang berasal dari Prancis.
Napoleon Bonaparte lahir di Ajaccio, Korsika pada tanggal 15 Agustus 1769. Korsika
adalah wilayah yang terletak kurang lebih 160 km di barat Italia dan saat itu
menggunakan bahasa Italia. Napoleon lahir dengan nama Napoleone di Buonaparte
lalu disesuaikan namanya ke ejaan Prancis. Ia adalah putra dari Carlo Buonaparte dan
Letizia Ramolino Buonaparte1.
Prancis berhasil menguasai Korsika setahun setelah kelahiran Napoleon.
Bapaknya memilih cara berdamai dan bekerja sama dengan Prancis. Dahulu,
bapaknya tergabung dalam pasukan Paoli yakni adalah pasukan di Korsika. Sikapnya
yang mau bekerja sama membuat bapaknya Napoleon mendapatkan kedudukan di
wilayahnya. Ini memberikan keuntungan buat Napoleon, karena nantinya ia bisa
bersekolah di sekolah bangsawan karena mendapatkan subsidi.
Saat usianya sudah matang dan siap untuk bersekolah, ternyata Napoleon
belum mahir untuk berbahasa Prancis, sehingga ia tidak langsung bersekolah di
sekolah Prancis. Ia bersekolah di sekolah kakaknya yaitu Joseph di Perguruan Tinggi
Autun dengan tujuan untuk belajar bahasa Prancis. Beberapa bulan kemudian, ia
diterima di Brienne Military Academy dan dari sinilah ia nantinya memulai karir
militernya yang cemerlang.
Sekolah yang dimasuki oleh Napoleon termasuk sekolah yang ketat dan disana
Napoleon tampak kurang bahagia. Ia kurang bahagia karena bahasa Prancisnya belum
lancar dan mengalami kesulitan komunikasi dengan teman-temannya. Untuk masalah
ini Napoleon bisa dengan cepat beradaptasi dan kembali belajar dengan tekun. Ia
memilih menekuni mata pelajaran, geografi, sejarah, dan Matematika karena
menurutnya itu sangat berguna untuk kemampuan berperang.
1
Hana Lintang, “Biografi Napoleon Bonaparte – Pemimpin Pertempuran dan Modernisasi Bangsa.”
Napoleon sudah terbukti lihai dalam berperang sejak ia bersekolah dan
menjalani beberapa latihan perang di sekolahnya dan memenangkannya. Akhirnya ia
lulus dengan predikat yang bagus dan disegani teman-teman lainnya. Ia meneruskan
pendidikannya ke École Militaire selama 1 tahun dan lulus pada tahun 1785. Setelah
lulus, ia mendapatkan gelar letnan dua dimana itu sudah merupakan pangkat tinggi di
dalam tingkatan militer.
Karirnya semakin menanjak saat revolusi Prancis. Banyak pertempuran besar
ia berhasil menangkan, yaitu salah satunya adalah Pertempuran Piramida melawan
Mamluks pada tahun 1798. Saat direktori Prancis dibubarkan dan digantikan dengan
konsulat, ia mengangkat dirinya sebagai konsul satu
B. ISI
Napoleon Bonaparte mengangkat dirinya sebagai konsul pertama pada masa
pemerintahan konsulat. Pemerintahan ini hadir karena pada masa pemerintahan
Direktorat tidak efektif dan mendorongnya untuk melakukan kudeta serta merubah
sistemnya. Pemerintahan konsulat ini dibagi menjadi 3 bagian dimana Konsulat I nya
adalah Napoleon, Konsulat II adalah Cambacérès, dan Konsulat III adalah Lebrun.
Tetapi seiring berjalannya waktu, Napoleon seperti memerintah sendiri. Positifnya
adalah di bawah pemerintahan Napoleon, Prancis berhasil masuk ke puncak
kejayaannya.
Pada masa ini, Code Napoleon tercipta dan mulai digunakan serta menjadi
cikal bakal hukum sipil modern. Pada tahun 1803, Napoleon pun terpilih menjadi
Kaisar Prancis atas dasar voting dalam sidang législatif. Code Napoleon sendiri
adalah salah satu peninggalan terbesar Napoleon yang berpengaruh di banyak wilayah
di dunia.
Code Napoleon adalah sebuah sebuah sebuah produk dimana di dalamnya
disatukan hukum-hukum perdata yang sudah ada agar tidak bersifat kedaerahan saja
dan semua orang bisa secara sadar mengetahuinya. Napoleon pernah berkata di Saint
Helena “ Kemuliaan saya yang sebenarnya bukanlah memenangkan empat puluh
pertempuran (...). Apa yang tidak akan terhapus oleh apa pun, yang akan hidup
selamanya, adalah Hukum Perdata saya ” 2. Ia sangat bangga bahwasanya ini adalah
sesuatu yang nanti bisa diterapkan di banyak negara di dunia. Hukum perdata adalah
2
Gouvernement, “Naissance du Code civil des Français, l’une des « masses de granit » napoléoniennes de la
France moderne.”
hukum antar-perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu
terhadap yang lain di dalam hubungan keluarga dan di dalam pergaulan masyarakat3.
Kode seperti ini sudah banyak muncul sebelum kode Napoleon. Kode-kode
tersebut diantaranya adalah kode Hermogenian dan kode Gregorian di sekitar tahun
400 Masehi. Kode ini dahulu hanya sebatas untuk melayani kepentingan pengacara.
Kode lainnya yaitu kode Theodosian dan kode Yustinianus yang kemudian
menggantikannya. Semuanya tidak ada yang seberhasil kode Napoleon. Istilah kode
ini akhirnya masuk ke dalam kosa kata hukum karena banyak digunakan.
Di masa yang lebih modern lagi juga ada kode Theresianus dan kode Prusia.
Bahkan di Prancis sebelum adanya Napoleon pun sudah ada gagasan untuk
menyatukan hukum-hukum yang ada di Prancis, yaitu pada masa pemerintahan Louis
XIV. Dalam pembentukannya, proyek kodifikasi hukum ini menawarkan dua pilihan
terhadap legislator. Pilihannya adalah proyek kodifikasi ini mencakup seluruh hukum
atau hanya cabang hukum saja. Akhirnya, legislator memilih untuk cabang hukum
saja.
Pada tahun 1800, Napoleon mengumumkan 3 ahli hukum yang bertanggung
jawab dalam penyusunan kodifikasi hukum perdata ini. Komisi ini diketuai oleh
Cambacérès yang merupakan konsul kedua republik. Ada 5 prinsip yang dipegang
dalam penyusunan kode ini, yaitu :
- Kesatuan Hukum: Undang-undang yang sama harus berlaku untuk semua
penduduk di wilayah yang sama dan tidak ada perbedaan perlakuan.
- Kesatuan Sumber Hukum: Otoritas tunggal harus memiliki kompetensi untuk
menyusun undang-undang dan keputusan.
- Sifat Hukum yang Lengkap: Semua perselisihan baru harus diselesaikan
dengan satu hukum.
- Kemerdekaan Hukum: Prinsip ini mengambil pemisahan dari tiga kekuatan
yang ditetapkan oleh Montesquieu dalam "De l'esprit des lois". Peradilan harus
independen dari eksekutif dan legislatif
- Evolusi Hukum: Hukum harus beradaptasi dengan perubahan mentalitas.
Kesuksesan penyebaran hukum ini nantinya juga karena sikap nepotisme dari
Napoleon sendiri. Saudara dan kerabatnya juga menjadi pemimpin penting di
wilayah-wilayah lan di Eropa seakan Napoleon sedang meletakkan banyak bidak
3
Fai, “Hukum Perdata Menurut Para Ahli.”
catur untuk nantinya digunakan untuk melegitimasi kekuasaannya. Di sisi lain ini
berhasil untuk kesuksesan penyebaran kode Napoleon dan di sisi lainnya praktik ini
justru tidak baik karena satu keluarga menguasai banyak wilayah dan ini berbahaya.
Kode yang dibuat oleh Napoleon ini sebenarnya juga disebut code civil de
français. Kekuatan namanya yang besar dan berjasalah yang membuat orang-orang
tetap menyebut kode ini sebagai Code Napoleon. Kode ini juga diterapkan di
Indonesia dimana terdapat KUH (Kitab Undang-Undang) yang semua orang bisa
akses dan ketahui. Sehingga pada penerapannya semua orang bisa ikut mengawasi
pelaksanaannya dan membantu membuat sebagai negara yang demokratis.
REFERENSI