Anda di halaman 1dari 26

PERTEMUAN KE-5

KODIFIKASI DAN
UNIFIKASI HUKUM
Pembahasan

Pendahuluan dan Sejarah Kodifikasi Hukum

Teori Kodifikasi

Tujuan Kodifikasi

Jenis Kodifikasi
KODIFIKASI HUKUM

PEMBUKUAN
jenis hukum
tertentu dalam
suatu kitab
undang-undang,
dilakukan secara
SISTEMATIS, dan
LENGKAP
Sejarah Kodifikasi Hukum

Kodifikasi selama ini menjadi ciri dari sistem


civil law yang merupakan sistem hukum
yang diilhami dari hukum Romawi dengan
ciri ditulis dalam suatu kumpulan,
dikodifikasi, dan tidak dibuat oleh hakim.
Sumber Hukum Civil Law
Hukum Romawi berasal dari Corpus Iuris Civilis hasil kodifikasi/
kompilasi Kaisar Romawi Iustianus 534 M.

Naskah Iustianus (Corpus Iuris Civilis) terdiri dari 4 bagian


yaitu:
1. Caudex (aturan2 dan putusan2 yg dibuat para kaisar),
2. Novelloe (Undang-Undang Kaisar Iustianus)
3. Instituti ( Buku kecil yg berisi Pengantar bagi yang baru
belajar hukum)
4. Digesta (pendapat para yuris Romawi) yg berisi Proposisi
Hukum (Hk Perdata, H Pidana, HTN, H Kewarganegaraan)
Pengaruh Hukum Kebiasaan dalam
Kemunculan Kodifikasi:

Hukum
kebiasaan
(custom law) Ketentuan-ketentuan
menurut Filips sehari-hari (usance);
Wielant, dan
sebagai hukum Perbuatan-perbuatan
tidak tertulis yang terus menerus.
yang terdiri
dari:
Timbulnya kodifikasi:
Pertengahan abad VI Masehi

Dimulai pada zaman Romawi.


Hukum Romawi yang dituangkan dalam Corpus
Iuris Civil berlaku hampir selama seribu tahun.
Dari sinilah kemudian hukum Romawi
mengembangkan dirinya meliputi wilayah-wilayah
yang semakin luas di seluruh Eropa.
Gejala ini dinamakan penerimaan (resepsi) hukum
Romawi.
Kodifikasi Hukum:

Di abad ke-16 pelbagai


1454 Raja Karel Usaha ini parlemen propinsi
VII memerintahkan dilanjutkan oleh menyatakan keinginan
pencatatan hukum Raja Lodewijk XI mereka untuk
kebiasaan di yang menghendaki membuat penyatuan
seluruh Perancis penyatuan hukum ordonansi-ordonasi
demi kepentingan kebiasaan untuk dan kebiasaan
dalam kitab
kepastian hukum. seluruh kerajaan. undang-undang.
Proses Resepsi hukum Romawi ke dalam Eropa
Barat disebabkan :
Banyak mahasiswa dari Eropa
Barat dan Utara yang belajar di
Universitas-universitas di Italia
dan Perancis Selatan (Pusat
kebudayaan Eropa) yang
mempelajari hukum Romawi.

Setelah mereka tiba di tanah


airnya masing-masing maka
Hukum Romawi akan
diterapkan apabila hukumnya
sendiri tak dapat menyelesaikan
persoalan hukum mereka.
Sumber bahan kodifikasi
adalah hukum Romawi
Kaisar Napoleon pada menurut Peradilan
tanggal 12 Agustus Perancis dan menurut
1800 membentuk suatu tafsiran yang dibuat oleh
panitia yaitu Portalis, Potier dan Domat, hukum
kebiasaan daerah Paris
Trochet, Bigot de (Coutame de Paris),
Preameneu dan peraturan perundangan
Malleville yang yang disebut ordonansi
ditugaskan untuk dan hukum yang dibuat
membuat rancangan pada waktu Revolusi
kodifikasi. Perancis (hukum
Intermedier atau hukum
sementara waktu).
Hasil kodifikasi ini
kemudian
diumumkan pada
tanggal 21 Maret
1804. Pada tahun
1807
diundangkan
menjadi Code
Napoleon.
Code Penal di Perancis

Code Penal tersebut lebih banyak


dipengaruhi oleh ajaran utilitis
Pada tahun 1791 setelah Revolusi Inggris (BENTHAM). Hukum
Perancis terbentuk CODE PENAL Pidana ini dalam banyak hal
yang pertama. masih ditujukan untuk menakut-
nakuti, terutama terlihat dari
ancaman pidananya.
Hukum Pidana di Negeri Belanda

Di Belanda mulai ada gerakan


untuk membuat perundang-
undangan hukum pidana
pada tahun 1795.
Tahun 1809 baru terwujud:
CRIMINEEL WETBOEK VOOR
HET KONINGKlIJK HOLLAND
dalam pemerintahan
LODEWIJK NAPOLEON, yang
merupakan kodifikasi umum
yang pertama yang bersifat
Nasional.
Hukum Pidana di Negeri Belanda Pada Saat
Penjajahan Perancis
Penjajahan Perancis tahun 1811 menyebabkan
diberlakukan Code Penal Perancis sebagai
penggantinya sampai tahun 1886.
Pada masa ini Code Penal tersebut banyak
mengalami perubahan-perubahan terutama
mengenai ancaman pidananya yang kejam menjadi
diperlunak. Pidana penyiksaan dan pidana cap-
bakar, hukuman gantung ditiadakan.
Hukum Pidana di Negeri Belanda

Pada tahun 1881 hukum pidana nasional


Belanda terwujud dan yang mulai berlaku
pada tahun 1886, yang bernama
WETBOEK VAN STRAFRECHT sebagai
pengganti Code Penal warisan dari
Napoleon.
Teori Kodifikasi Hukum
Kodifikasi adalah penggolongan jenis hukum
tertentu berdasarkan asas-asas tertentu ke
dalam buku undang-undang yang baku (Sudarsono,
1999: 222). Atau dalam kamus Blacks Law Dictonary (Bryan A.
Garner, 1999: 252) menyebutkan bahwa kodifikasi meliputi:
The process of compiling (dikompilasi), arranging
(diatur), and systematizing (sistematisasi) the laws of a
given jurisdiction, or of a discrete branch of the law, into
an ordered code.

The code that results from this


process.
Tujuan Kodifikasi Hukum
Kodifikasi hukum dilakukan untuk memenuhi dan
mencapai tujuan tertentu, (Soekanto, dan Mustafa
Abdullah, 1980: 74), yaitu;

Untuk mencapai kesatuan dan keseseragaman hukum


(rechseenheid);

Untuk mencapai kepastian hukum (rechszekerheid);

Untuk penyederhanaan hukum (rechsvereenvoudiging).


CONTOH KODIFIKASI

KUHPerdata
KUHD
KUHP
KUHAP
Jenis Kodifikasi Hukum

Kodifikasi Terbuka

Kodifikasi Tertutup
Kodifikasi Terbuka

Kodifikasi terbuka adalah kodifikasi


yang membuka diri terhadap terdapatnya
tambahantambahan di luar induk
kodifikasi.

Hukum dibiarkan berkembang menurut


kkebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi
disebut sebagai penghambat kemajuan
masyarakat.
Kodifikasi Tertutup

Adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya


dimasukan ke dalam kodifikasi atau buku kumpulan
peraturan.

Dulu kodifikasi tertutup masih bisa dilaksanakan bahkan


tentang bidang suatu hukum lengkap dan prakarsa
perubahan kehendak masyarakat mengenai
suatu bidang hukum agak lambat.

Sekarang nyatanya kepentingan hukum mendesak agar


dimana-mana yang dilakukan adalah Kodifikasi Terbuka.
UNIFIKASI HUKUM

Suatu langkah
PENYERAGAMAN
HUKUM untuk
diberlakukan bagi
SELURUH BANGSA di
suatu WILAYAH
NEGARA tertentu
sebagai hukum
nasional di negara
tersebut.
Unifikasi hukum terkait dengan
upaya pembentukan hukum pada
bidang hukum tertentu agar
menjadi seragam, oleh karena itu
unifikasi dapat dilakukan melalui
jalan kodifikasi dan pembaharuan
hukum.
Unifikasi adalah penyatuan
atau penyeragaman jenis
hukum tertentu, sehingga jenis
hukum tertentu itu berlaku
untuk seluruh warga negara
(Sudarsono, 1999: 528).
TUJUAN UNIFIKASI

1. Menjamin kepastian hukum


2. Memudahkan masyarakat dalam mengetahui
dan menaatinya
3. Mencegah kesimpangsiuran pengertian
terhadap hukum tersebut, mencegah berbagai
penyelewengan dalam pelaksanaannya dan
penyederhanaan
CONTOH UNIFIKASI

KUHPerdata
KUHD
KUHP
KUHAP
UU NO 5 TAHUN 1960 UUPA
UU NO 1 TAHUN 1974 UU PERKAWINAN

Anda mungkin juga menyukai