Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Redy Agustin Gultom

NIM : F1G121056
KELAS : R002

Teknologi Sawit dan Karet

Triglyceride (triasilgliserol atau triasilgliserida) adalah sebuah gliserida yang terbentuk dari


esterifikasi di ketiga gugus hidroksil gliserol dengan asam lemak melalui reaksi dehidrasi.
Trigliserida adalah ester alkohol gliserol dan asam lemak yang terdiri dari tiga molekul asam
lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Suatu
trigliserida R1 – COOH, R2-COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang terikat
pada gliserol.

Triglyceride terdiri dari jenis yang sama atau campuran dua atau lebih asam lemak bebas.
Rumus kimia Triglyceride CH2COOR-CHCOOR'-CH2- COOR", dimana R, R' dan R"
masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Suatu trigliserida R1 – COOH, R2-
COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Gugus hidroksil
polar pada gliserol dan gugus karboksil polar pada asam lemak akan membentuk ikatan ester.
Trigliserida yang terbentuk bersifat nonpolar, hidrofobik dan tidak larut dalam air.

Asam Lemak Bebas mengandung asam lemak jenuh yang berantai Panjang. Asam
lemak bebas atau Free Faty Acid (FFA) adalah asam lemak yang telah bebas dari molekul
gliserol yang seharusnya membentuk trigliserida (gliserol yang mengikat 3 asam lemak). Free
Fatty Acid adalah sekelompok molekul asam organik yang terkandung dalam minyak
nabati.FFA di dalam minyak sawit, sebagian besar palmitat, stearat dan oleat.
Plamitat CH3(CH2)14COOH, 16 rantai karon. Struktur kimiannya adalah sebagai berikut :
Stearat CH3(CH2)16COOH.

Oleat
CH3(CH2)7CHCH(CH2)7)COOH.

Reaksi Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk
ester dengan mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung di dalam trigliserida menjadi
metil ester dan hasil samping dari reaksi ini terbentuk air. Hasil samping berupa air tersebut
dapat diatasi dengan menggunakan metanol berlebih, air yang terbentuk akan larut dalam
metanol dan tidak menghambat proses reaksi. Selain itu, metanol juga dapat menghambat laju
hidrolisis dalam suasana basa karena metanol dalam bentuk ion metoksida bereaksi dengan
trigliserida menghasilkan metil ester.

Esterifikasi umumnya dilakukan dengan pemanasan secara konvensional menggunakan


katalis asam pendonor proton seperti asam sulfat (H2SO4) serta metanol sebagai jenis
alkohol pereaktannya mengingat metanol adalah senyawa alkohol berantai karbon pendek
dan bersifat polar, sehingga dapat bereaksi lebih cepat dengan asam lemak serta dapat
melarutkan semua jenis katalis baik basa maupun asam dan lebih ekonomis. Reaksi
esterifikasi dilakukan pada suhu 600C selama 2 jam dan dilakukan pengadukan secara terus
menerus untuk mempercepat reaksi dan agar seluruh katalis dapat bereaksi dengan reaktan.
Hasil esterifikasi selanjutnya dianalisis kandungan asam lemak bebasnya dengan metode
titrasi menggunakan KOH dan indikator phenolphtalein yang ditandai dengan terjadinya
perubahan warna larutan dari kuning menjadi warna merah muda. Dengan tercapainya titik
ekivalen titrasi ini maka dapat diketahui bilangan asam dari stearin sawit. kandungan asam
lemak Sehingga berdasarkan hasil reaksi esterifikasi dengan katalis H2SO4 asam lemak
bebas berkurang dari 2,85% menjadi 0,56%.

Reaksi Transesterifikasi merupakan metode yang saat ini paling umum digunakan
untuk memproduksi biodiesel dari minyak nabati. Pada dasarnya proses transesterifikasi ini
bertujuan untuk mengubah (tri, di, mono) gliserida yang mendominasi komposisi minyak
kelapa sawit dan berviskositas tinggi menjadi metil ester asam lemak dimana metanol atau
etanol menggantikan gliserin.

Reaksi trasesterifikasi bertujuan untuk memecah dan menghilangkan trigliserida serta


menurunkan viskositas pada minyak, Pemilihan KOH sebagai katalis ini di karenakan dengan
adanya katalis basa reaksi akan berjalan lebih cepat walaupun dengan suhu reaksi rendah di
bandingkan menggunakan katalis asam . yang mempercepat reaksi sebenarnya adalah kalium
metoksida (KOCH3) katalis terbentuk sebagai hasil reaksi antara KOH dan methanol.
Berdasarkan literatur suhu yang sesuai untuk kondisi reaksi transesterifikasi yaitu pada suhu
60°C (Vicente, 2005). waktu yang di gunakan 2 jam serta jumlah katalis yang diguanakn
dengan variasi jumlah katalis sebesar 1% (b/v), 2% (b/v) 3% (b/v), 4% (b/v), dan 5% (b/v).
Berat katalis merupakan salah satu faktor penentu dalam laju reaksi. Katalis dapat
mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga laju pembentukkan
metil ester menjadi lebih cepat. Dari proses transesterifikasi diperoleh 2 fasa, yaitu metil ester
pada bagian atas, gliserol pada bagian bawah kemudian rendemen biodiesel di hitung dari

konversi metil ester berdasarkan variasi konsentrasi katalis dengan menggunakan persamaan
di bawah ini.

Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid) adalah asam lemak yang telah lepas dari molekul
gliserol. Seharusnya, asam lemak tersebut berikatan dengan gliserol membentuk trigliserida
(gliserol yang mengikat 3 asam lemak). Asam lemak bebas merupakan jumlah miligram
KOH atau basa-basa lainnya yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak. Asam
lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan
penyimpanan.
Cara menghitung %FFA :
%FFA = N x V x 25,6
…..
Keterangan : N = Normalitas

V = Volume larutan NaOH yang terpakai dalan titrasi

W = Berat sampel minyak

25,6 = Asam Palmitat

Panjang rantai asam lemak bebas


Rantai asam lemak berbeda panjangnya, sering kali dikategorikan sebagai pendek hingga
sangat panjang.

 Asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acid, SCFA), adalah asam lemak
dengan ekor alifatik yang memiliki jumlah karbon lima atau kurang
(misalnya, asam butirat).
 Asam lemak rantai sedang (medium-chain fatty acid, MCFA), adalah asam lemak
dengan ekor alifatik yang memiliki jumlah karbon 6 sampai 12, yang dapat
membentuk trigliserida rantai sedang.
 Asam lemak rantai panjang (long-chain fatty acid, LCFA), adalah asam lemak
dengan ekor alifatik 13 sampai 20 karbon
 Asam lemak rantai sangat panjang (very long chain fatty acid, VLCFA) adalah
asam lemak dengan ekor alifatik sama dengan 22 karbon atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai