Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ibnuh Alif Hardy

Kelas : Manajemen E

Nim : 210903501073

Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme

Etika utilitarianisme berasal dari bahasa Latin, utilitas yang berarti kegunaan. Paham ini
menilai baik atau tidaknya sesuatu ditinjau dari segi kegunaan yang didatangkannya. Dikembangkan
oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill pada abad ke 19 sebagai kritik atas dominasi hukum alam.
Teori ini juga disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happines theory) dan teori
teleologis. Konsep dasar teori ini adalah suatu perbuatan yang secara moral adalah benar, jika:

1. Membuat hal yang terbaik untuk banyak orang.

2. Mampu memberi manfaat bagi setiap orang.

3. Mendapatkan manfaat terbaik dari manfaat-manfaat dari kemungkinan yang dipertimbangkan.

Nilai Positif Etika Utilitarianisme

Menurut Keraf (1998:96) terdapat tiga nilai positif etika utilitarianisme, yaitu:

1.Rasionalitas

Prinsip moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturanaturan
kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika utilitarianisme
memberikan kriteria yang objektif dan rasional.

2. Otonom

Etika utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral untuk berpikir dan
bertindak dengan hanya memperhatikan tiga kriteria objektif dan rasional seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang
tidak diketahui alasannya.

3. Universal

Etika utilitarianisme mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak
orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi
banyak orang. Secara universal semua pebisnis dunia saat ini berlomba-lomba mensejahterakan
masyarakat dunia, selain membuat diri mereka menjadi sejahtera. Berbisnis untuk kepentingan
individu dan di saat yang bersamaan mensejahterakan masyarakat luas adalah pekerjaan profesional
sangat mulia. Dalam teori sumber daya alam dikenal istilah Backwash Effect, yaitu di mana
pemanfaatan sumber daya alam yang terus menerus akan semakin merusakan kualitas sumber daya
alam itu sendiri, sehingga diperlukan adanya upaya pelastarian alam supaya sumber daya alam yang
terkuras tidak habis ditelan jaman.
Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian

Secara umum etika utilitarianisme dapat dipakai dalam dua wujud yang berbeda, yaitu:

1. Etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau
untuk bertindak.

2. Etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah
dilakukan dan digunakan untuk mengevaluasi tindakan yang sudah dijalankan.

Analisis Keuntungan dan Kerugian

a) Keuntungan dan kerugian, cost and benefits yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan
kerugian perusahaan.

b) Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang. Dalam analisis ini
perlu juga mendapat perhatian serius, bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya
menyangkut aspek finansial, melainkan juga aspek-aspek moral.

c) Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang. Benefits yang menjadi sasaran utama
semua perusahaan adalah long term net benefits.

Kelemahan Etika Utilitarianisme

1. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan
menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.

2. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan
hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.

3. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.

4. Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikuantifikasi.

5. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan
dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.

6. Etika Utilitarianisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi


kepentingan mayoritas.

Anda mungkin juga menyukai