Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STATISTIKA INFERENSIAL (PENGUJIAN HIPOTESIS)

DOSEN PENGAMPU :

Rahmat Riwayat Abdi, SE., M.SI

DISUSUN OLEH :

OBNUH ALIF HARDY (210903501073)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


PEMBAHASAN

1. Perngertian Statistika Inferensial


Tujuan statistik inferensial adalah untuk memberikan dasar bagi prediksi
dan penilaian dimana informasi diubah menjadi informasi. Dalam proses
pengumpulan data tentunya tidak dapat dilakukan secara acak, akan tetapi
terdapat langkah-langkah dan beberapa metode atau teknik yang disebut
metode sebagai pedoman. Metode ini disebut statistik. Statistika merupakan
pedoman cara penyajian data tertentu dengan cara yang mudah dipahami
sekilas. Misalnya membuat tabel atau grafik rata-rata luas lahan yang dimiliki
petani berdasarkan jenis lahan dan status ekonomi petani. Metode
penyederhanaan data agar mudah dipahami disebut statistik deskriptif.

Statistik deskriptif pada awalnya merupakan bidang studi yang sangat


penting, meskipun saat ini bukan bidang studi utama dalam statistik. Tujuan
utama statistik saat ini adalah interpretasi atau interpretasi (inferensi) data, yang
disebut statistik inferensial. Statistik deskriptif pada awalnya merupakan bidang
studi yang sangat penting, meskipun saat ini bukan bidang studi utama dalam
statistik. Tujuan utama statistik saat ini adalah interpretasi atau interpretasi
(inferensi) data, yang disebut statistik inferensial.

Jenis-jenis statistika ilmiah terbagi menjadi dua, yaitu. (1) statistik


deskriptif dan (2) statistik inferensial. Tujuan dari statistik deskriptif (perian)
adalah untuk menggambarkan atau memberikan gambaran tentang objek
penelitian tanpa kesimpulan atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif ini,
metode penyajian data disajikan dalam tabel dan grafik dimana mean (mean),
modus, median, range dan standar deviasi ditentukan. Statistik deskriptif adalah
statistik yang menggambarkan atau memberikan gambaran tentangobyek yang
diteliti, dengan menggunakan sampel atau data populasi begitu saja, tanpa
analisis dan kesimpulan umum (Sugiyono, 2007:21). Statistik deskriptif
menggambarkan gejala kuantitatif jumlah gejala ini, lebih lanjut dimungkinkan
untuk menafsirkan informasi apa yang ada di balik data. Misalnya, rata-rata usia
mahasiswa baru pada tahun 201 adalah 18,5tahun.
2. Statistik Paramentrik dan Nonparamentik
-Statistik Paramentrik
Proses sosial adalah interaksi antara berbagai bidang kehidupan,
termasuk bidang pendidikan dan kehidupan ekonomi, kehidupan politik,
bidang peradilan dan kehidupan keagamaan. Selain itu, pada dasarnya ada
dua cara atau pendekatan cara sosial untuk menyelidiki sejauh mana suatu
masalah, yaitu melalui solusi kualitatif dan melalui metode penyelesaian
yang bersifat kuantitatif. Metode kuantitatif, atau juga metode parametrik,
adalah metode yang bergantung atau didasarkan pada asumsi-asumsi dalam
menaksir parameter, menentukan selang kepercayaan, dan menguji
hubungan antara dua atau lebih karakteristik. Topik ini memperkenalkan
konsep statistik parametrik; metode penanganan data kelebihan dan
kekurangan statistik parametrik; dan desain pemodelan statistik.

Statistik parametrik (metode kuantitatif) adalah metode statistik yang


meliputi estimasi parameter, pengujian hipotesis, penentuan interval
kepercayaan, dan hubungan dua atau lebih karakteristik (variabel) dengan
distribusi yang diketahui (distribusi normal) untuk parameter. Metode
statistik parametrik didasarkan pada asumsi tertentu yang telah ditentukan
sebelumnya, jika asumsi tersebut tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya,
apalagi jika sebagian besar menyimpang, efektivitas metode tersebut tidak
dapat dijamin atau bahkan dapat menyesatkan. Klasifikasi statistik
parametrik meliputi: korelasi, regresi, analisis jalur (path analysis), structural
equation modeling (SEM), analisis faktor, diskriminan, regresi logistik, dan
analisis multivariat.

-Statistik Nnonparamentik
Metode nonparametrik adalah studi sejarah, komparatif dan kasus.
Untuk melakukan analisis data kualitatif pada berbagai tahapan melakukan
langkah-langkah perhitungan Nominal Order Interval Non-Normal Control
Normal Non-Normal Transformation Approaches Normal PARAMETRIC NON-
PARAMETRIC dan pengujiannya. Statistik nonparametrik adalah statistik yang
tidak memerlukan asumsi tentang bentuk distribusi atau kebebasan
distribusi, sehingga tidak memerlukan asumsi tentang populasi yang diuji.
Pokok bahasan statistika non parametrik adalah informasi (tingkatan) skala
ordinal, dimana informasi memiliki makna berdasarkan urutan
kepentingannya.
Hal ini dipertegas oleh Riduwan (2006:39) yang menyatakan bahwa
statistik non parametrik tidak mengikuti asumsi bahwa populasi atau data
sampel harus berdistribusi normal, dipilih secara acak, mempunyai
hubungan linier dan data bersifat homogen. Oleh karena itu, statistik non
parametrik disebut juga statistik bebas distribusi. Statistik non-parametrik
bekerja lebih baik dengan data nominal dan ordinal.
3. Pengertian Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara untuk masalah penelitian yang


kebenarannya harus diverifikasi. Nasir (1990) berpendapat bahwa hipotesis
dibangun berdasarkan teori, sehingga tidak dapat dipastikan isinya selalu benar
mutlak: Oleh karena itu, data empiris diperlukan untuk memverifikasi bahwa
jawaban yang tercantum dalam hipotesis masih relevan. Hampir senada dengan
pernyataan di atas, Margono (1997:80) menyatakan bahwa “hipotesis adalah
jawaban yang mungkin dari suatu masalah yang dinyatakan dan merupakan
dugaan” yang dapat diterima oleh seorang peneliti berdasarkan teori yang ada.
Akan tetapi, Sugiyono (199:39) mengungkapkan bahwa “hipotesis merupakan
jawaban teoretis karena belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data.

Mengenai kedudukan hipotesis dalam penelitian, Tuckman (1999)


berpendapat bahwa tanpa hipotesis tidak ada pengertian atau pemahaman
ilmiah dalam kumpulan fakta empiris. Sementara itu, Kerlinger (1980)
menyatakan bahwa suatu hipotesis dapat dirumuskan ketika peneliti
menggabungkan atau membandingkan dua variabel atau lebih. Oleh karena itu,
pertanyaan penelitian harus digunakan dalam penelitian yang tidak
menggabungkan atau membandingkan variabel. Artinya tidak semua penelitian
perlu mencantumkan hipotesis.

Secara umum penggunaan hipotesis dalam penelitian adalah sebagai


berikut:

a. Tetapkan batasan dan kurangi ruang lingkup dan upaya penelitian.

b. Memperhatikan peneliti tentang kondisi faktual dan keterkaitan fakta yang


terkadang hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

c. Sebagai alat sederhana, tanpa syarat, untuk menyaring fakta-fakta yang


tersebar menjadi satu kesatuan.

d. Sebagai panduan untuk memverifikasi dan mengoreksi fakta dan antar fakta.

Menurut Mardalis (1995:9), sejumlah pertanyaan harus diperhitungkan ketika


merumuskan hipotesis, antara lain;

a. tahun Sebuah hipotesis harus disajikan sebagai pernyataan, bukan


pertanyaan.

b. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan ringkas.

c. Hipotesis harus menunjukkan hubungan atau perbedaan antara dua variabel


atau lebih.

d. Hipotesis harus dapat diuji, yaitu. dengan adanya data yang diperlukan untuk
memverifikasi mereka
Menemukan hipotesis mengharuskan peneliti untuk mengetahui
bagaimana menghubungkan masalah dengan variabel yang dapat diukur melalui
analisis yang telah disiapkannya. Penelitian dan perumusan hipotesis dapat
berfokus pada masalah sehingga hubungan yang muncul dapat diprediksi.

4. Prinsip dan Prosedur Menyusun Hipotesis


Ciri-ciri perumusan hipotesis penelitian. Perumusan hipotesis memiliki
persyaratan atau karakteristik yang harus dipenuhi oleh peneliti. Tentang
beberapa ciri rumusan hipotesis, menurut Soesilo (2015) sebagai berikut:

- Hipotesis dinyatakan dalam suatu argumentasi (pernyataan deklaratif),


bukan dalam suatu kalimat tanya. Pernyataan ini merupakan pandangan peneliti
berdasarkan hasil penelitian teori terapan.

-Peneliti harus konsisten (tidak berubah-ubah) tentang isi hipotesis.


Oleh karena itu, peneliti harus mengkaji teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis.

-Dalam penelitian eksperimental, hipotesis berisi pernyataan tentang


keefektifan, perbedaan atau pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya.
Setidaknya dua variabel dipelajari dalam hipotesis.

-Hipotesis harus dapat diuji. Selain menjelaskan metode (teknik)


pengukuran masing-masing variabel penelitian, bagian metode penelitian juga
harus menjelaskan teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian.

5. Jenis dan Contoh Hipotesis


Pengujian hipotesis dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kriteria
sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenis parameter
Pengujian hipotesis rata-rata adalah pengujian hipotesis rata-rata populasi
berdasarkan data sampel. Contoh:
1) pengujian hipotesis satu mean
2) pengujian hipotesis dua mean berbeda
3) pengujian hipotesis tiga mean berbeda
b. Pengujian hipotesis asosiasi adalah pengujian hipotesis tentang sebagian
populasi berdasarkan sampel (data) yang informatif
Contoh:
1) pengujian hipotesis satu proporsional
2) pengujian hipotesis perbedaan dua proporsional
3) pengujian a hipotesis tiga beda proporsional
c. Pengujian hipotesis varians adalah pengujian hipotesis tentang varians suatu
populasi berdasarkan data sampel.
Contoh:
1) Pengujian hipotesis satu varian
2) Pengujian hipotesis kesamaan dua varian

2. Berdasarkan ukuran sampel


Pengujian hipotesis sampel besar Adalah pengujian hipotesis dengan
menggunakan sampel lebih besar dari 30 (n > 30) .
Pengujian hipotesis sampel kecil Atau pengujian hipotesis dengan menggunakan
ukuran sampel kurang dari atau sama dengan 30 (n ≤ 30).

3. Berdasarkan jenis distribusinya dibagi menjadi


Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
Contoh:
pengujian hipotesis pertama dan perbedaan antara dua sampel besar berarti
satu pengujian hipotesis dan perbedaan antara dua proporsi
Pengujian hipotesis dengan distribusi t (siswa t)
Contoh:
Pengujian hipotesis mean (selisih satu dan dua mean) dengan sampel kecil
Pengujian hipotesis dengan distribusi x2
Contoh:
1) hubungan hipotesis dapat tiga hubungan hipotesis yang berbeda
2) hipotesis independensi dapat diuji
3) hipotesis kesesuaian dapat diuji

6. Dua Tipe Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis


Kesimpulan dari pengujian hipotesis tidak dapat dianggap sebagai
pembuktian kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan. Hal ini karena
kesimpulan yang ditarik hanya yang diambil dari sampel. Kesalahan dapat terjadi
ketika hipotesis (Ho) benar tetapi kemudian ditolak, atau sebaliknya H0 salah
tetapi diterima. Ada dua jenis kesalahan yang dapat terjadi dalam inferensi, yaitu
Jenis I dan Jenis II

1. Jenis I Kesalahan
Jenis kesalahan ini terjadi ketika Ho ditolak padahal seharusnya diterima.
Kesalahan ini disebut kesalahan alpha (α), yang sering disebut dengan tingkat
signifikansi atau signifikansi. 1 - α adalah tingkat kepercayaan, artinya
kesimpulan dianggap benar dan memiliki tingkat kepercayaan 1- α.

2. Kesalahan Tipe II
Kesalahan ini terjadi ketika Ho diterima padahal seharusnya ditolak. Kesalahan
ini disebut beta (β), yang biasa disebut fungsi tanda fungsional, disingkat CO
(fungsi tanda fungsional). 1-β disebut kekuatan uji karena menunjukkan
kekuatan tes yang dilakukan untuk menolak hipotesis yang ditolak.
Hubungan antara α, β dan n adalah antara kesalahan α dan kesalahan β terkait,
jika kesalahan α kecil, kesalahan β besar dan sebaliknya. Untuk membuat
kesimpulan yang baik, kedua kesalahan ini harus dibuat sekecil mungkin. Ini
dapat dilakukan dengan dua cara berikut:

a. Tingkatkan ukuran sampel (n) sehingga rata-rata sampel mendekati rata-rata


populasi. Karena ukuran sampel lebih besar dan α besar, β meningkat sehingga
kemungkinan menolak Ho palsu lebih tinggi.

b. Pertama, tentukan level α sebenarnya, seperti α = 0,01 atau α = 0,05.

7. Langkah-Langkah Pembuktian Hipotesis


Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah:
1. Tentukan Ho.
2. Tentukan Ha yang sesuai, satu sisi atau dua sisi.
3. Tentukan tingkat signifikan/tingkat signifikan →α.
4. Menentukan uji statistik yang sesuai dan melakukan perhitungan uji statistik
berdasarkan sampel.
5. Berdasarkan nilai α, tentukan daerah kritis atau daerah penolakan Ho atau
daerah penerimaan Ha.
6. Keputusan uji statistik adalah menolak Ho atau menerima Ha (berdasarkan
hasil nomor 4 dan 5)
7. Membuat kesimpulan akhir.

8. Statistik untuk Menguji Hipotesis

Statistik digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian,


menggunakan statistik untuk menguji hipotesis melibatkan beberapa langkah,
antara lain:

1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol adalah


hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau hubungan antara variabel
yang diteliti. Sedangkan hipotesis alternatif adalah adanya perbedaan dan
hubungan antar variabel yang diteliti.

2. Tentukan tingkat signifikansi (tingkat α). Tingkat signifikansi adalah tingkat


resiko yang diterima dalam menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol itu
benar-benar benar. Tingkat signifikansi biasanya ditetapkan pada 0,05 atau 0,01.

3. Pilih uji statistik yang benar. Uji statistik yang digunakan tergantung pada jenis
data dan desain penelitian. Beberapa uji statistik yang umum digunakan antara
lain uji-t, uji ANOA. Uji chi-square dan regresi linier.
. Pengumpulan data dan perhitungan nilai statistik. Data dikumpulkan dan
statistik dihitung berdasarkan rumus menurut uji statistik yang dipilih.

5. Tentukan nilai kritis. Nilai kritis yang diusulkan adalah nilai statistik yang harus
dicapai untuk menolak hipotesis nol pada tingkat signifikansi tertentu.

6. Bandingkan nilai statistik dengan nilai kritis. Jika nilai statistik lebih besar dari
nilai kritis, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Jika nilai
statistik tidak melebihi nilai kritis, hipotesis nol diterima.

7. Membuat kesimpulan. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil uji statistik. Jika


hipotesis nol ditolak, ada perbedaan atau hubungan antara variabel yang diteliti.
Jika hipotesis nol diterima, tidak ada perbedaan atau hubungan antara variabel
yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

arsi, a. (2020, December 2). statistika parametrik dan nonparametrik serta statistik
deskriptif dan inferrensial.

Hipotesis Penelitian. (n.d.). Retrieved from Universitas Kristen Satya Wacana:


https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/19730/5/BOOK_Tritjahjo%2
0Danny_Ragam%20dan%20Prosedur%20Penelitian%20Tindakan_Bab%205.pd

Harmoko, M. Pd, Ismail Kilwalaga, S.Pd.I. M.Pd., Dr. Asnah, S.P., M.P., Siti Rahmi., S.Sos.I.,
M.Pd., Vera Selviana Adoe, S.P., M.M., Dr. Ir. Dyanasari, MBA., Dr. Faula Arina, S.Si, M.Si.
(2022).” BUKU AJAR METODOLOGI PENELITIAN”. Feniks Muda Sejahtera.

Moch. Nasir. (1990). Metode Penelitian. Jakarta : PT.Ghalia Indonesia.

Sugiyono. (1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Bruce W, Tuckrnan. (1 999). Con'ciucting Education Research. New York :


Harcourt . .Broce Jovonowich Inc.

Kerlinger Fred N. (1 970). Fondation Behavioral Research. New York University

Mardalis. (1 995). Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai