Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

TEORI EKONOMI MAKRO II

OLEH:

ERMAH ANGKA
A1A1 21 044

KELAS E4B

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
I. CHAPTER REVIEW MATERI PENDAPATAN NASIONAL DALAM SISTEM
PEREKONOMIAN TERBUKA

Gambar 1.1 Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Prekonomian Terbuka

Aliran 1 : Pendapatan Faktor-Faktor Produksi

Aliran 2 : Pajak Aliran 3 :


Perusahaan Pajak Individu
Pemerintah

Aliran 9 : Pengeluaran
Pemerintahh
Perusahaan Rumah Tangga

Aliran 4 : Perbedaan Rumah Tangga (Cdn)


Aliran 8 :
Investasi
Aliran 6 :
Aliran 7 : Tabungan
Pembelanjaan
Penanaman Institusi
Modal Keuangan

Aliran 10 : Ekspor Aliran 5 : Impor

Luar Negeri

A. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka


Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain di dunia ini. Dalam
perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu:
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.
Ekspor, Impor,Dan Pengeluaran Agregat
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang
masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikan pengeluaran agregat akan meningkat sebagai
akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini menyebabkan
peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek sebaliknya.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri
kedalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran
dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar atau
bocoran ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai.dengan
demikian sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional
tergantung kepada ekpor neto, yaitu ekspor dikurangi impor.
Apabila ekspor neto adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah.
Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

B. Sirkulasi Aliran Pendapatan


Dengan menggunakan gambar dengan lebih jelas akan dapat dilihat bagaimana ekspor
dan impor akan mempengaruhi kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi aliran
pendapatan yang berlaku.
Perhatikan gambar 1.1 Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sektor perusahaan akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga. Aliran pendapatan tersebut meliputi gaji
dan upah, sewa, bunga, dan keuntungan yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Aliran 1. Aliran
pendapatan ini telah dikurangi oleh pajak keuntungan perusahaan (Aliran 2), tetapi belum
dikurangi oleh pajak pendapatan perseorangan atau individu. Rumah tangga, yang menawarkan
faktor-faktor produksi kepada perusahaan untuk memperoleh berbagai pendapatan di atas, akan
menggunakan dan membelanjakan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang berikut :
a. Membayar pajak pendapatan individu kepada pemerintah dan pengeluaran ini ditunjukkan
oleh aliran 3. Seperti yang telah diterangkan pendapatan yang di terima setelah pajak
dinamakan pendapatan disposebel.
b. Pendapatan disposebel yang diterima rumah tangga terutama akan digunakan untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negeri. Pengeluaran ini akan digolongkan
sebagai pengeluaran konsumsi ke atas barang-barang dalam negeri-atau secara ringkas : Cdn.
Pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 4.
c. Mengimpor barang-barang yang diproduksikan di negara-negara lain. pengeluaran ini
ditunjukkan oleh Aliran 5. Gabungan di antara Aliran 4 dan Aliran 5 meliputi keseluruhan
pembelanjaan rumah tangga-yaitu nilai “c”.
d. Menabung sisa pendapatan yang tidak digunakan ke dalam institusi atau badan keuangan
seperti bank perdagangan, bank tabungan dan institusi penabungan lainnya. Penyimpanan
atau penabungan ini ditunjukkan oleh Aliran 6.

C. Komponen Pengeluaran Agregat


Daripada aliran pendapatan dan pengeluaran yang dinyatakan di atas, hanya satu aliran
yang merupakan aliran pengeluaran ke atas barang-barang yang diproduksi sektor perushaan.
Aliran tersebut adalah Aliran 4, yaitu pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam
negeri (Cdn). Walau bagaimanapun dalam keseluruhan ekonomi masih terdapat beberapa jenis
pengeluaran lain ke atas barang yang diproduksikan sektor perusahaan. Dalam Bab Empat dan
Lima telah diterangkan dua dan pengeluaran lain tersebut, yaitu : investasi perusahaan ke atas
barang dalam negeri akan bertambah sebagai akibat dari ekspor, yaitu pengeluaran oleh
negaranegara lain. pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 10.
Berdasarkan kepada aliran-aliran pengeluaran ke atas produksi sektor perusahaan dan ke
atas barang impor yaitu: seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.1 dapatlah disimpulkan bahwa
dalam ekonomi terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran berikut :
a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang-barang yag dihasilkan di dalam negeri
(Cdn).
b. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan barang
dan jasa.
c. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh di dalam negeri (G).
d. Ekspor, yaitu pembelian negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan di dalam
negeri (X).
e. Barang impor, yaitu barang yang dibeli di luar negeri (M).
Dengan demikian komponen agregat dalam ekonomi terbuka adalah pengeluaran rumah
tangga ke atass barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke
atas barang impor dan pengeluaran orang luar negeri ke atas barang buatan dalam negeri
(Ekspor). Pengeluaran agregat tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan formula
berikut :
AE = Cdn + I + G + X + M

D. Penentu Ekspor Dan Impor


1. Faktor-Faktor yang Menentukan Ekspor
Gambar 1.2 Fungsi Eksport dan Perubahannya
M

X1

X0 X0

X2

0 Y 0 Y

(a) Fungsi ekspor (b) Perubahan

Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang
tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri.
Faktor yang lebih penting lagi adalah kemampuan dari negara tersebut untuk
mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu
dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah peling sedikit sama baiknya dengan yang
diperjualbelikan dalam pasaran luar negeri. Cita rasa masyarakat di dalam menentukan ekspor
sesuatu negara. Secara umum boleh dikatakan bahwa semakin banyak jenis barang yang
mempunyai keistimewaan yang sedemikian yang dihasilkan oleh sesuatu negara, semakin
banyak ekspor yang dapat dilakukan.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor suatu Negara. Ekspor
akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan yang
sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikkan pendapatan nasional belum tentu menaikkan
ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikkan sebagai akibat kenaikkan
pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaraan pemerintah, dan penggantian
barang impor dengan barang buatan dalam negeri.
Ciri yang baru diterapkan ini menyebabkan ekspor dipandang sebagai pengeluaran
otonomi yaitu seperti yang diterangkan sebelumnya, adalah pengeluaran yang besarnya tidak
tergantung kepada pendapatan nasional. Dalam persoalan ini ciri ekspor adalah sama dengan
investasi perushaan dan pengeluaran pemerintah, yaitu jumlahnya tidak ditentukan oleh
pendapatan nasional. Sesuai degan cirinya ini fungsi ekspor adalah seperti yang digambarkan
dalam gambar 1.2.
Bagian (a) daripada gambar 1.2 menunjukkan fungsi ekspor. Fungsi ini menunjukkan
ekspor adalah pengeluaran otonomi, yaitu tingkatnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan
nasional. Pada berbagai tingkat pendapatan nasional, seperti ditunjukkan padagambar 1.2 ekspor
tetap sebanyak X0. Grafik (b) dari gambar 1.2 menunjukkan perubahan ekspor.
Pada mulanya fungsi ekspor adalah X0. Kenaikan ekspor memindahkan fungsi ekspor
dari X0 menjadi X1. Perubahan ini berarti pada berbagai tingkat pendapatan nasional, ekspor
telah bertambah dari X0 menjadi X1. Keadaan ini menggambarkan bahwa ekspor merupakan
pengeluaran otonomi. Ada berbagai factor yang dapat memindahkan fungsi X0 menjadi X1,
seperti perubahan cita rasa menyebabkan Negara lain lebih banyak mengimpor dari Negara
tersebut, perkembangan teknologi menaikkan mutu barang dan menambah permintaannya.
Kemajuan di Negara-negara lain (yaitu pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat),
menaikkan permintaan ke atas ekspor Negara tersebut. Ekspor juga boleh menglami
kemerosotan, yaitu seperti digambarkan oleh perpindahan fungsi X0 menjadi X2. Perubahan cita
rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasaran luar negeri dan
kemerosotan ekonomi diluar negeri adalah beberapa faktor penting yang dapat menyebabkan
keadaan tersebut.
2. Faktor-Faktor yang Menentukan Impor
Gambar 1.3 Fungsi impor dan Perubahannya

M = M0 + mY

M = mY

M0

Pendapatan negara

(a) Fungsi Impor

M M

M3

M3 M1 Mb M1

M2 Ma M2

Y Mc

0 Y0 Y

(i) (ii)

(b) Perubahan Impor

Gambar (a) menunjukkan fungsi impor bagi suatu bangsa tertentu. Dua pendekatan
dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi impor. Pertama, dapat dimisalkan nilai impor
adalah proporsional dengan pendapatan nasional, maka persamaan fungsi impor adalah M = mY
di mana m menggambarkan tingkat perubahan impor akibat dari perubahan pendapatan
masyarakat dan pendapatan nasional. Seterusnya, dapat pula dimisalkan sebagian dari impor
tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional (misalnya pengusaha membeli membeli barang
modal dari luar negeri tidak tergantun kepada pendapatan nasional). Apabila hal seperti ini
dipertimbangkan fungsi impor haruslah digambarkan oleh fungsi M = M0 + mY, dimana M0
merupakan nilai impor yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Dalam pemisalan
seperti ini formula fungsi impor akan dinyatakan dengan menggunakan persamaan :
M= M0 + My
Gambar (b) menunjukkan perubahan impor yang akan berlaku dari waktu ke waktu.
Dalam gambar b (i) kecondongan mengimpor, yaitu nilai m, mengalami perubahan. Pergeseran
dari M1 ke M2 menggambarkan kecondongan mengimpor berkurang. Perubahan cita rasa
masyarakat yang lebih menyukai barang-barang produksi domestik merupakan salah satu faktor
penting yang dapat menyebabkan perubahan tersebut. Perubahan dari M1 menjadi M3
menggambarkan kecondongan masyarakat untuk mengimpor semakin meningkat.
Dalam gambar b (ii) ditunjukkan perubahan fungsi impor yang sejajar. Perubahan fungsi
impor dari M1 menjadi M3 menggambarkan impor menjadi semakin meningkat pada setiap
tingkat pendapatan nasional. Sebagai contoh, pada pendapatan nasional Y0 impor nilainya telah
meningkat dari Ma menjadi Mb. Contoh dari perubahan seperti ini adalah efek inflasi negeri ke
atas impor. Inflasi menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi lebih
mahal. Ini mendorong masyarakat membeli lebih banyak barang impor. Fungsi impor yang
mengalami perubahan dari M1 ke M2 menggambarkan pengurangan impor pada setiap tingkat
pendapatan nasional. Misalnya, pada pendapatan nasional Y0 impor berkurang dari Ma menjadi
Mc . Kemampuan suatu negara menghasilkan barang yang lebih baik mutunya merupakan salah
satu faktor yang boleh menimbulkan perubahan tersebut.

E. Syarat Keseimbangan Perekonomin Terbuka


Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana (i) penawaran
agregat sama dengan pengeluaran agregat, dan (ii) suntikan sama dengan bocoran. Uraian berikut
akan menerangkan bagaimana keadaan tersebut tercapai dalam perekonomian terbuka.

1. Penawaran dan Pengeluaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka


Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang: (i) yang diproduksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan
nasional (Y), dan (ii) yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian
terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). Dalam
formula :
AS = Y + M
Uraian sebelum ini mengenai sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka
telah menunjukkan bahwa pengeluaran agregat (AE) meliputu lima komponen berikut:
pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn ), investasi swasta (I),
pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X) dan pengeluaran ke atas impor (M). Dalam persamaan:
AE = Cdn + I + G + X + M
Dalam Gambar 1.1 ditunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga terdiri dari
pengeluaran ke atas barang dalam negeri dan pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam
perekonomian terbuka berlku persamaan berikut:
C = Cdn + M
Berdasarkan persamaan di atas, persamaan AE boleh disederhanakan menjadi :
AE = C + I + G + X
Dimana nilai C meliputi pengeluaran ke atas produksi dalam negeri dan barang yang
diimpor.
Dalam setiap perekonomian (apakah ia terdiri dari dua sektor, tiga sektor, atau empat
sektor) keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila penawaran agregat (AS) sama dengan
pengeluaran agregat (AE). Dengan demikian, dalam perekonimian terbuka keseimbangan
pendapatan nasional akan tercapai apabila :
Y +M = C + I + G +X
atau :
Y = C + I + G + (X – M)

2. Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka


Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :
I+G+X=S+T+M
Uraian berikut menerangkan mengapa kesamaan tersebut perlu dicapai untuk
menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka.
Sekali lagi perhatikanlah Gambar 1.1. Aliran 1 pada dasarnya menggambarkan
pendapatan nasional yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan nasional yang mengalir ke
sektor rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu (Aliran 3). Sisa yang
diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Y) maka dalam formula :
𝑌𝑑 = Y – Pajak Perusahaan – Pajak Individu
atau :
𝑌𝑑 = Y – T
Seterusnya pendapatan diposebel tersebut digunakan untuk tujuan – tujuan berikut :
a. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor dalam persamaan :
C = 𝐶𝑑 + M
b. Untuk ditabung, yaitu sebanyak S.
Berdasarkan kepada (i) dan (ii) maka 𝑌𝑑 = C + S. Oleh karena 𝑌𝑑 = Y – T, maka dalam
perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut :
Y – T = C + S atau : Y = C + S + T
Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan
barang impor. Uraian mengenai keseimbangan mengikuti pendekatan penawaran agregat.
Pengeluaran agregat menunjukkan bahwa keseimbangan dicapai apabila :
Y = C + I + G + (X – M)
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan
pendapatan nasional berlaku kesamaan berikut :
C + I + G + (X- M) = C + S + T atau : I + G + X = S + T + M
II. RANGKUMAN DALAM BENTUK BAGAN MATERI KESEIMBANGAN
PENDAPATAN NASIONAL

A. Apa itu Pendapatan Nasional (National Income) ?


Pendapatan Nasional (National Income) pemasukan yang diperoleh masyarakat
disebabkan penjualan factor produksi yang mereka miliki dalam proses produksi. National
Income atau pendapatan nasional suatu negara berasal dari seluruh sektor produksi bidang
ekonomi suatu negara dalam kurun waktu satu tahun. besaran National Income dapat disebabkan
oleh beberapa factor :
a. Ketersediaan factor produksi;
b. Kemampuan tenaga kerja;
c. Teknologi produksi; dan
d. Kestabilan suatu negara.
B. Sirkulasi Pendapatan Nasional (National Income) ?
Sirkulasi Aliran Pendapatan

Faktor-Faktor Produksi
1 1
(Tanah, Modal, TK, & Skill)
2 2

8 10

KONSUMEN PEMERINTAH PRODUSEN

9 11

4 4

Barang dan Jasa


7
5 3 3 1

6
Lembaga Keuangan Penanaman Modal
Penjelasan/Keterangan :
1. Produsen meminjam factor produksi dari konsumen;
2. Produsen memberi kompensasi (jual beli/sewa) kepada konsumen atas factor produksi yang
digunakan;
3. Konsumen membeli produk berupa barang/jasa kepada produsen;
4. Pembelian produk berupa barang/jasa dari konsumen merupakan pendapatan produsen;
5. Semua pendapatan konsumen tidak seluruhnya untuk konsumsi, sebagian ditabung di
Lembaga Keuangan;
6. Dana yang tersimpan di Lembaga Keuangan digunakan untuk penanaman modal;
7. Dana yang tersedia dalam Lembaga Keuangan dan disimpan di penanaman modal
digunakan oleh produsen untuk investasi;
8. Konsumen membayar pajak kepada pemerintah;
9. Pemerintah memberikan subsidi kepada konsumen;
10. Produsen membayar pajak kepada pemerintah;
11. Pemerintah memberikan subsidi kepada produsen.

C. Apa Saja Komponen-Komponen Pendapatan Nasional ?

Komponen-Komponen Pendapatan Nasional

Komponen Pendapatan
Nasional

GDP PDRB GDP NNP NI

D. Keseimbangan Perekonomian Dua Sektor


Pendekatan yang paling sederhana dari analisis keseimbangan pendapatan nasional
adalah analisis pendapatan dua sektor. Dalam pendekatan ini, diasumsikan bahwa perekonomian
hanya digerakkan oleh dua pelaku kegiatan ekonomi, yaitu Rumah Tangga dan Perusahaan
(Swasta). Ini berarti dalam perekonomian dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah
maupunperdagangan luar negeri.
1. Gambaran Aliran-Aliran Pendapatan Yang Terdapat Dalam Perekonomian Dua Sektor

Tanah, capital, tenaga kerja dan enterpreneurship

Pendapatan factor-faktor produksi

(Gaji dan upah, sewa, bunga, profit)

Perusahaan Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga

Barang dan jasa

2. Siklus Aliran Pendapatan Pada Perkonomian Dua Sektor


Gambar (bagan) di atas menunjukkan bahwa pada awalnya rumah tangga menjual faktor-
faktor produksi yang dimilikinya kepada perusahaan (swasta). Kemudian dari penjualan faktor
produksi tersebut, rumah tangga mendapatan penghasilan yang terdiri dari sewa, bunga, upah
dan profit. Selanjutnya adanya penggunaan faktor-faktor produksi oleh perusahaan, maka
perusahaan akan menghasilkan barang dan jasa. Barang dan jasa ini kemudian dijual kepada
rumah tangga. Dengan penghasilan yang dimilikinya, rumah tangga dapat membeli barang dan
jasa yang diproduksi oleh swasta. Pengeluaran sektor rumah tangga akan selalu sama dengan
nilai barang dan jasa yang diproduksi yang diciptakan oleh faktor-faktor produksi tersebut dalam
perekonomian pada waktu penggunaan tenaga kerja penuh tercapai.

3. Asumsi Dalam Menganalisis Keseimbangan Pendapatan Nasional Perekonomian Dua


Sektor
Ada beberapa asumsi dalam menganalisis pendapatan nasional, antara lain:
a. Konsumsi adalah fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan disposable (Yd).
b. Tabungan juga memiliki fungsi linear dan positip dari tingkat pendapatan disposable (Yd).
c. Tidak ada pajak tidak langsung (Tx) dan transfer payment (Tr), maka pendapatan nasional (Y)
sama dengan agregat pendapatan disposable (Y = Yd).
Fungsi konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatan disposable. Pendapatan
disposable diperoleh dari pendapatan nasional dikurangi dengan pajak dan ditambah transfer
payment (Yd = Y – Tx + Tr). Namun karena dalam analisis ini tidak ada pajak (Tx = 0) dan tidak
ada transfer payment (Tr = 0), maka pendapatan nasional memiliki nilai yang sama dengan
agregat pendapatan disposible (Y = Yd).

4. Hubungan Antara Konsumsi, Tabungan Dan Pendapatan


a. Hubungan konsumsi agregat dan tabungan agregat suatu negara dengan pendapatan nasional
(Y) :
Y=C+S
b. Karena pendapatan nasional memiliki nilai yang sama dengan agregat pendapatan disposible
(Y = Yd) maka :
Yd = C + S
Keterangan:
𝑌d : Pendapatan disposebel
C : Konsumsi rumah tangga
S : Tabungan
c. Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga. Daftar
konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat
pendapatan yang berubah–ubah. Semakin tinggi pendapatan disposebel yang diterima oleh
rumah tangga, semakin besar pula konsumsi yang akan mereka lakukan. Akan tetapi
pertambahan konsumsi yang akan terjadi lebih rendah daripada pertambahan pendapatan yang
berlaku. Maka semakin lama kelebihan konsumsi rumah tangga yang wujud akan menjadi
bertambah kecil.

5. Kecondongan Mengonsumsi
a. Kecondongan mengkonsumsi marjinal, atau disebut sebagai MPC (marginal propensity to
consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara pertambahan konsumsi (∆C)
yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel ∆𝑌𝑑 yang diperoleh. Nilai MPC
dapat dihitung dengan menggunakan formula :
∆C
MPC =
∆Yd
b. Nilai MPC akan menentukan kecondongan fungsi konsumsi.
c. Kecondongan mengkonsumsi rata-rata, atau disebut sebagai APC (average propensity to
consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan
tingkat pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan . Nilai APC dapat dihitung
dengan menggunakan formula :
C
APC =
Yd

6. Definisi Kecondongan Menabung


a. Kecondongan menabung marjinal, atau disebut sebagai MPS (Marginal propensity to save),
dapat didefinisikan sebagai perbandingan di antara pertambahan tabungan ∆S dengan
pertambahan pendapatan disposebel ∆Yd . Nilai MPS dapat dihitung dengan menggunakan
formula :
∆S
MPS =
∆Yd

b. Nilai MPS akan menetukan kecondongan fungsi tabungan.


c. Kecondongan menabung rata-rata, atau disebut sebagai APS (Average propensity to save),
menunjukkan perbandingan di antara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel . Nilai APS
dapat dihitung dengan menggunakan formula :
S
APS =
Yd

7. Hubungan Antara Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung


Hubungan diantara Kecondongan mengkonsumsi dan Menabung terbukti bahwa MPS +
MPC = 1 dan APC + APS = 1. Berdasarkan kepada perhitungan tersebut dapatlah dibuat
rumusan seperti berikut:
a. Dalam setiap nilai MPC dan MPS, yaitu apakah nilainya tetap atau berubah, MPC + MPS
akan selalu sama dengan satu.
b. Dalam setiap nilai APC dan APS, yaitu apakah APC dan APS adalah tetap atau berubah, APC
+ APS akan selalu sama dengan satu.

8. Persamaan Fungsi Konsumsi dan Tabungan


Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, selain digambarkan dalam bentuk kurva juga
dapat dinyatakan dalam persamaan aljabar. Persamaan aljabar untuk fungsi konsumsi dan
tabungan dinyatakan dibawah ini :
Fungsi Konsumsi : C = C0 + cYd, (Y = Yd)
= C0 + cY
Fungsi Tabungan : S = Y – C
S = Y – (C0 + cY)
S = -C0 + (1-c)Y, karena (-C0 = S0) dan s = 1 – c maka
S = S0 + sY
Keterangan:
C0 : konsumsi rumah tangga autonom.
c : kecondongan fungsi konsumsi (MPC).
C : tingkat konsumsi.
S0 : tabungan rumah tangga autonom.
s : kecondongan fungsi tabungan (MPS).
S : tingkat tabungan
Y : tingkat pendapatan nasional.
Yd : pendapatan disposebel

E. Keseimbangan Perekonomian Tiga Sektor


1. Pengertian Perekonomian Tiga Sektor
Ekonomi tiga sektor adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor
perusahaan, rumah tangga dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian
tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah atas kegiatan
dalam sesuatu perekonomian.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting
dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
a. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengurangan atas konsumsi rumah tangga.
b. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan
perbelanjaan-perbelanjaan agregat.
Kedua aliran pengeluaran/pendapatan ini akan mengubah pola aliran pendapatan dalam
perekonomian. Dalam ekonomi tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor.
Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor dinamakan juga ekonomi tertutup.

2. Pengaruh Pemerintah Dalam Perekonomian Tiga Sektor


Pengaruh pemerintah dalam perekonomian tiga sektor, adalah sebagai berikut :
a. Pemerintah dapat menjadi peranan sentral sebagai pengatur perekonomian yang terjadi di
masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian masyarakat
agar tetap berjalan baik dan tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Pemerintah bisa
mengatur perekonomian masyarakat dengan cara membuat berbagai kebijakan, peraturan,
bahkan undangundang yang mengatur masalah tersebut;
b. Pemerintah berpengaruh juga menjadi peranan sebagai konsumen produk barang dan jasa.
c. Pemerintah berpengaruh sebagai produsen yang mengelola berbagai perusahaan negara untuk
menghasilkan produk yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak;
d. Pemerintah juga berpengaruh untuk menarik pajak dari setiap wajib pajak untuk
mempertahankan stabilitas ekonomi negara.

3. Aliran Pendapatan dan Pengeluaran


Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru
dalam sirkulasi aliran pendapatan. Ketiga jenis aliran yang baru tersebut adalah:
a. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak
tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah.
b. Aliran baru yang kedua adalah pengeluaran dari sektor pemerintah ke sector perusahaan.
c. Aliran yang ketiga adalah aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sector rumah tangga.
4. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Tiga Sektor

Pasar input (pasar factor produksi)

(Gaji dan upah, sewa, bunga, profit)

Pajak Pajak
Pemerintah
Perusahaan Individu
Pengeluaran
pemerintah
Perusahaan Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga Tabungan


Investasi
Pasar Output (Barang/Jasa)

Penanaman Modal Lembaga Keuangan


Pinjaman

Dalam suatu perekonomian tertutup ciri-ciri pokok dari aliran-aliran pendapatan dan
pengeluarannya adalah :
a. Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
pembayaran kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor- faktor produksi,
dan pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
b. Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber : dari pembayaran
gaji dan upah, sewa, bunga dan untung oleh perusahaan, dan dari pembayaran gaji dan upah
oleh pemerintah.
c. Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga.
d. Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan:
membayar dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan
membayar pajak pendapatan rumah tangga (T). Dalam persamaan :
Y = C + S + T.
e. Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipinjamkan oleh
lembagalembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal.
f. Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu disamping
pengeluaran konsumsi (C) dan investasi (1), sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah
(G). Dalam persamaan :
AE = C + I + G

5. Syarat Keseimbangan
Pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut, meliputi
tiga jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga (C), investasi perusahaan dan pengeluaran
pemerintan membeli barang dan jasa (G). Dengan demikian keadaan yang menciptakan
keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah: Penawaran agregat- Pengeluaran agregat
(Y AE), atau:
Y=C+1+G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan mewujudkan
aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan) dan
aliran in sama nilainya dengan pendapatan nasional (Y). Pendapatan rumah tangga tersebut akan
digunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak (T).
Dengan demikian, berdasarkan kepada aliran pendapatan yang wujud dalam perekonomian tiga
sektor, berlaku kesamaan berikut:
Y=C+S+T
6. Syarat Keseimbangan
Uraian yang terdahulu telah menunjukkan bahwa dalam keseimbangan berlaku kesamaan
berikut: Y = C + I + G. Sedangkan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku kesamaan:
Y= C + S + T. Dengan demikian pada keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan
berikut:
C+I+G=C+S+T
Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka:
I+G=S+T
Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan ke dalam sirkulasi aliran
pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dengan demikian, dalam keseimbangan
ekonomi tiga sektor juga berlaku keadaan: suntikan = bocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah
dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku
keadaan yang berikut:
a. Y= C + I + G, dan
b. I + G = S + T

Anda mungkin juga menyukai