Anda di halaman 1dari 26

EKONOMI MAKRO INTERMEDIATE

PEREKONOMIAN TERBUKA
(KONSEP DAN KASUS)

Oleh Kelompok 2
I Gede Werdi Putra Kesumayasa 2381411005
I Made Budi Satya Weda 2381411013

MAGISTER ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2023
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam
pereko-nomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan, yaitu:
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Melakukan perdagangan
internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak
berabad-abad yang lalu, ketika berbagai perekonomian masih belum begitu berkembang,
perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Kegiatan ekspor dan impor merupakan
bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walaupun kepentinganya berbeda
dari satu negara ke negara lain.

1. Ekpor, Impor, dan Pengeluaran Agregat


Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran
yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat
sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang
sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri
ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau
bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar
atau bocoran ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai.
Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan
nasional tergantung kepada ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor neto
adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan
meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
1.1 Sirkulasi Aliran Pendapatan
Dengan menggunakan gambar dengan lebih jelas akan dapat dilihat bagaimana ekspor
dan impor akan mempengaruhi kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi aliran
pendapatan yang berlaku. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sektor perusahaan akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga. Aliran pendapatan tersebut meliputi
gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan-yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Aliran 1.
Aliran pendapatan ini telah dikurangi oleh pajak keuntungan perusahaan (Aliran 2), tetapi
belum dikurangi oleh pajak pendapatan perseorangan atau individu.
Rumah tangga, yang menawarkan faktor-faktor produksi kepada perusahaan untuk
memperoleh berbagai pendapatan di atas, akan menggunakan dan membelanjakan
pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berikut:
1) Membayar pajak pendapatan individu kepada pemerintah dan pengeluaran ini
ditunjukkan oleh Aliran 3. Seperti telah diterangkan pendapatan yang diterima setelah
pajak dinamakan pendapatan disposebel.
2) Pendapatan disposebel yang diterima rumah tangga terutama akan digunakan untuk
membeli barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negeri. Pengeluaran ini akan
digolongkan sebagai pengeluaran konsumsi ke atas barang-barang dalam negeri-atau
secara ringkas: Cdn. Pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 4.
3) Mengimpor barang-barang yang diproduksikan di negara-negara lain. Pengeluaran ini
ditunjukkan oleh Aliran 5. Gabungan di antara Aliran 4 dan Aliran 5 meliputi
keseluruhan pembelajaan rumah tangga-yaitu nilai "C".
4) Menabung sisa pendapatan yang tidak digunakan ke dalam institusi atau badan
keuangan seperti bank perdagangan, bank tabungan dan institusi penabungan lainnya.
Penyimpanan atau penabungan ini ditunjukkan oleh Aliran 6.

Aliran 1: Pendapatan Faktor-faktor Produksi

Aliran 3:
Aliran 2: pajak pajak
perushaan individu

PEMERINTAH

Aliran 9:Pengeluaran
pemerintah
RUMAH TANGGA
PERUSAHAAN

Aliran 8: Aliran 7: Pinjaman Aliran 6:


Investasi Tabungan
PENANAMAN INSTITUSI
MODAL KEUANGAN

Aliran 10 : Ekspor Aliran 5: Impor


LUAR NEGERI

Gambar 1 Sirkulasi Aliran Pendapatan dalam Perekonomian Terbuka


1.2 Komponen Pengeluaran Agregat

Daripada aliran pendapatan dan pengeluaran yang dinyatakan di atas, hanya satu aliran
yang merupakan aliran pengeluaran ke atas barang-barang yang diproduksikan sektor
perusahaan. Aliran tersebut adalah Aliran 4, yaitu pengeluaran rumah tangga ke atas barang
buatan dalam negeri (C). Walau bagaimanapun dalam keseluruhan ekonomi masih terdapat
beberapa jenis pengeluaran lain ke atas barang yang diproduksikan sektor perusahaan. yaitu:
investasi perusahaan (Aliran 8) dan pengeluaran pemerintah (Aliran 9). Dalam perekonomian
terbuka pengeluaran ke atas barang dalam negeri akan bertambah sebagai akibat dari ekspor,
yaitu pengeluaran oleh negara-negara lain. Pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 10.
Berdasarkan kepada aliran-aliran pengeluaran ke atas produksi sektor perusahaan dan ke atas
barang impor, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Gambar, dapatlah disimpulkan bahwa
dalam ekonomi terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran berikut:
1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang-barang yang dihasilkan di dalam
negeri (C)
2) Investasi perusahaan (1) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan
barang dan jasa.
3) Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh di dalam negeri (G).
4) Ekspor, yaitu pembelian negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan di
dalam negeri (X).
5) Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri (M).
Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam ekonomi terbuka adalah:
pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran
pemerintah, pengeluaran barang impor dan pengeluaran orang luar negeri ke atas barang
buatan dalam negeri (ekspor). Pengeluaran agregat tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan
menggunakan formula berikut:
AE=C + I +G+ X + M

2. Penentu Ekspor dan Impor


2.1 Faktor-Faktor yang Menentukan Ekspor
Banyak faktor yang akan menentukan hal ini dan pada dasarnya kepentingan ekspor
di sesuatu negara selalu berbeda dengan negara lain. Di sebagian negara ekspor sangat
penting, yaitu meliputi bagian yang cukup besar dari pendapatan nasional. Akan tetapi di
sebagian negara lain peranannya relatif kecil.
Sesuatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang
tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ekspor karet, kelapa sawit dan
petroleum dari beberapa negara Asia Tenggara berlaku oleh karena barang-barang tersebut
dibeli oleh negara-negara yang tidak dapat memproduksinya. Sebaliknya pula negara-negara
Asia Tenggara mengimpor kapal terbang, dan berbagai jenis barang modal oleh karena
mereka tidak dapat menghasilkan sendiri barang-barang tersebut.
Walau bagaimanapun faktor di atas bukanlah faktor yang terpenting yang menentukan
ekspor sesuatu negara. Faktor yang lebih penting lagi adalah kemampuan dari negara tersebut
untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri.
Pendapatan nasional dianggap bukan penentu penting dari ekspor sesuatu negara.
Ekspor akan secara langsung mempengaruhi pendapatan nasional. Akan tetapi hubungan
yang sebaliknya tidak selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu
menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat
kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan
penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.
Bagian (a) daripada Gambar 2 menunjukkan fungsi ekspor. Fungsi ini menunjukkan
ekspor adalah pengeluaran otonomi, yaitu tingkatnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan
nasional. Pada berbagai tingkat pendapatan nasional, seperti ditunjukkan pada Gambar 2,
Ekspor tetap sebanyak X. Grafik (b) dari Gambar 2 menunjukkan perubahan ekspor. Pada
mulanya fungsi ekspor adalah X. Kenaikan ekspor memindahkan fungsi ekspor dari X
menjadi X₁. Perubahan ini berarti pada berbagai tingkat pendapatan nasional, ekspor telah
bertambah dari X menjadi X₁. Keadaan ini menggambarkan bahwa ekspor merupakan
pengeluaran otonomi.
Ada berbagai faktor yang dapat memindahkan fungsi X menjadi X ₁, seperti
perubahan cita rasa menyebabkan negara lain lebih banyak mengimpor dari negara tersebut,
perkembangan teknologi menaikkan mutu barang dan menambah permintaannya, dan
kemajuan di negara-negara lain (yaitu pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat), menaikkan
permintaan ke atas ekspor negara tersebut. Ekspor juga boleh mengalami kemerosotan, yaitu
seperti digambarkan oleh perpindahan fungsi X menjadi X ₁. Perubahan cita rasa penduduk
luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasaran luar negeri dan kemerosotan ekonomi
di luar negeri adalah beberapa faktor penting yang dapat menyebabkan keadaan tersebut.
X X

X1

X0 X0

X2

0 Y 0 Y
a) Fungsi ekspor b) perubahan ekspor

Gambar 2 Fungsi Ekspor dan Perubahanya

2.2 Faktor-Faktor yang Menentukan Impor

ditunjukkan bahwa hanya rumah tangga yang membeli barang- barang dari luar
negara. Dalam praktiknya tidaklah demikian. Barang buatan luar negeri juga diimpor oleh
sektor lain, yaitu oleh perusahaan dan pemerintah. Perusahaan mengimpor bahan mentah dan
barang modal dari luar negeri. Pemerintah juga melakukan hal yang sama, yaitu pemerintah
menggunakan barang konsumsi dan barang modal yang diimpor. Walau bagaimanapun dalam
analisis makroekonomi diasumsikan bahwa impor terutama dilakukan oleh rumah tangga.
Maka fungsi impor sangat berhubungan dengan pendapatan nasional. Yang dimaksudkan
dengan fungsi impor adalah kurva yang menggambarkan hubungan di antara nilai impor yang
dilakukan dengan tingkat pendapatan masyarakat dan pendapatan nasional yang dicapai.
Seperti telah dinyatakan impor adalah pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi
pendapatan nasional maka semakin tinggi pula impor. Oleh sebab itu fungsi impor (M)
menanjak ke sebelah kanan. Dalam Gambar 3 digambarkan fungsi impor dan perubahannya.
Gambar (a) menunjukkan fungsi impor bagi suatu masa tertentu. Dua pendekatan
dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi impor. Pertama, dapat dimisalkan nilai impor
adalah proporsional dengan pendapatan nasional, maka persamaan fungsi impor adalah M =
m Y di mana m menggambarkan tingkat perubahan impor akibat dari perubahan pendapatan
masyarakat dan pendapatan nasional. Seterusnya, dapat pula dimisalkan sebagian dari impor
tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional (misalnya pengusaha membeli barang modal dari
luar negeri tidak tergantung kepada pendapatan nasional). Apabila hal seperti ini
dipertimbangkan fungsi impor haruslah digambarkan oleh fungsi M = M + mY, di mana M
merupakan nilai impor yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Dalam pemisalan
seperti ini formula fungsi impor akan dinyatakan dengan menggunakan persamaan: M= M +
mY.
Gambar (b) menunjukkan perubahan impor yang akan berlaku dari waktu ke waktu. Dalam
gambar b (i) kecondongan mengimpor, yaitu nilai m, mengalami perubahan. Pergeseran dari
M1, ke M2, menggambarkan kecondongan mengimpor berkurang. Perubahan cita rasa
masyarakat yang lebih menyukai barang-barang produksi domestik merupakan salah satu
faktor penting yang dapat menyebabkan perubahan tersebut. Perubahan dari M 1, menjadi M3
menggambarkan kecondongan masyarakat untuk mengimpor semakin meningkat.
Dalam gambar b (ii) ditunjukkan perubahan fungsi impor yang sejajar. Perubahan
fungsi impor dari M1, menjadi M3, menggambarkan impor menjadi semakin meningkat pada
setiap tingkat pendapatan nasional. Sebagai contoh, pada pendapatan nasional Y impor
nilainya telah meningkat dari M a menjadi Mb. Contoh dari perubahan seperti ini adalah efek
inflasi dalam negeri ke atas impor. Inflasi menyebabkan secara keseluruhan barang buatan
dalam negeri menjadi lebih mahal. Ini mendorong masyarakat membeli lebih banyak barang
impor. Fungsi impor yang mengalami perubahan dari M 1, ke M2, menggambarkan
pengurangan impor pada setiap tingkat pendapatan nasional-misalnya, pada pendapatan
nasional Y impor berkurang dari Ma menjadi Mc. Kemampuan suatu negara menghasilkan
barang yang lebih baik mutunya merupakan salah satu faktor yang boleh menimbulkan
perubahan tersebut.

M = M0 +mY
M = mY

M0

0
a) Fungsi impor

M X
M3
Mb
M3 M1
M1
M2
Ma
M2

Mc

0 Y 0 Y
(i) b) perubahan impor Y0 (ii)

Gambar 3. Fungsi Impor dan perubahanya


3. Keseimbangan Perekonomian Terbuka
Kesimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana penawaran
agregat dama denan pengeluaran agregat, dan suntian sama dengan bocoran.
3.1 Penawaran dan Pengelaran Agregat dalam Perekonomian Terbuka
Dalam perekonmian terbuka barang dan jasa yang diperjualbelikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang: yang diproduksi di dalam negeri dan ,eliputi pendapatan
nasional (Y), dan yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian dalam perekonomian
terbuka penawaran agregat atau AS terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). dalam
formula
AS=Y + M
Dalam sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan
bahwa pengeluaran agregat (AE) meliputi lima komponen berikut: pengeluaran rumah tangga
atas barang dalam negeri (Cdn), Investasi Swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X),
dan pengeluaran ke atas impor (M). Dalam persamaan;
AE=Cdn+ I + G+ X + M
Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri dan
pengeluaran atas ke barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan:
C=Cdn+ M
Berdasarkan persamaan (C), Persamaan AE dapat disederhanakan menjadi :
AE=C + I +G+ X
Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila
penawaran agregat (AS) sana dengan pengeluaran agregat (AE). Dengan demikian, dalam
perekonomian terbuka keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila
AS= AE
Y + M = C+ I + G + X
Y = C + I + G + (X-M)
3.2 Suntikan dan Bocoran dalam Perekonomian Terbuka
Dalam pendekatan suntikan dan bocoran, keseimbangan pendaparan nasional dalam
perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut:
I+G+X=S+T+M
Pada dasarnya pendapatan nasional (Y) yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan
perusagaan. Seterusnya, pendapatan nasional yang mengalir ke sektor rumah tangga dikurangi pula
oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan nasional disposebel (Y d).
maka dalam formula:
Yd = Y – pajak Perusahaan – pajak individu
Yd = Y – T
Seterusnya pendapatan yang sudah dikurangi oleh pajak digunakan untuk tujuan-tujuan
berikut: untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor ( C = C dn + M), dan untuk
ditabung (S). beradasarkan penggunaan pendapatan tersebut maka (Y d = C + S) oleh karena (Yd = Y –
T), maka dalam perekonomian terbuka berlaku Y – T = C + S atau Y = C + S + T dengan demikian
dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan pendapatan nasional berlaku kesamaan
beikut;
C + I + G + (X-M) = C + S + T
I+G+X=S+T+M
3.3 Keseimbanan dalam Perekonomian Terbuka
Apabila perekonomian terdiri dari tiga sektor, keseimbangan pendapatan nasional
akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G. dengan demikian pendapatan nasional Y 3. Apabila
perekonomian beruma menjadi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu
ekspor dan impor. Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan
mengurangi pengeluaran agregat. Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari
ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah sebanyak ekspor
neto (X-M). nilai ekpor neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk
perekonomian tertutup (AE = C + I + G) dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat
untuk perekonomian terbuka (AE = C + I + G + (X-M))
Sebagai akiat dari perubahan ini keseimbangan nasional pindah dari E 0 menjadi E1,
dan menyebabkan pendapatan nasional meningkat dari Y3 (Pendapatan nasional dalam
perekonomian tertutup) menjadi Y4 (Pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka). Patut
disadari bahwa fungsi AE = C + I + G + (X-M) tidak sejajar dengan AE = C + I + G dan
dengan fungsi (C). keadaan demikian berlaku karena impor (M) nilainya sebanding dengan
pendapatan nasional, maka fungsi AE + C + I + G + (X-M( lebih landau.
Gambar 4 keseimbangan dalam ekonomi terbuka

bagian (b) dari Gambar menunjukkan keseimbangan pendapatan nasional menurut


pendeketan suntikan dan bocoran. Pada awalnya, yaitu apabila dimisalkan ekonomi terdiri
dari tiga sektor, keseimbangan dicapai pada E0 yaitu apabila S + T = I + G dan pendapatan
nasionala adalah Y3. Perubahan dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian terbuka,
menyebabkan,
1. Suntukan bertambah sebanyak X, dari I + G + menjadi I + G + X. Perubahannya
sejajar karena ekpor adalah pengeluaran otonomi.
2. Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan menjadi S + T + M. fungsi S + T +
M bermula dari garis asal S + T dan semakin menjauhi S + T karena M adalah
pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional)
Dengan demikian, efek perubahan dalam 1 dan 2 dalam perekonomian terbuka
keseimbangan akan dicapai di E1, yaitu pada persilangan di antara I + G + X dan S + T + M.
maka pendapatan nasiona dari ekonomi empat sektor adalah Y4.
Dalah grafik (a) ditunjukkan suatu garis putus-putus C dn. Garis ini menggambarkan
pengeluaran rumah tangga kea ta barang produksi dalam negeri berbagai tingkat pendapatan
nasional. Perbedaan di antaran garis C dan C dn menggambarkan nilai impo. Pada Ketika garis
Cdn memotong garis 45 derjat Y = AE, fungsi bocoran S + T + M harus memotong sumber
datar, keadaan teresebut menggambarkan bahwa nilai S + T + M = 0 dan nilai Cdn = Y.
Dalam perekonomian pendapatan nasional adalah sama dengan pengeluaran berikut:
pengeluaran rumah tangga terhadap produksi dalam negeri, tabungan rumah tangga, pajak
Perusahaan dan individu yang dibayar dan pengeluaran ke atas barang impor. Dalam
persamaan: Y = Cdn + S + T + M. maka apabila Y = Ccn maka S + T + M = 0
3.4 Peubahan-Perubahan Keseimbangan
Perubahan pengeluaran rumah tangga, perubahan komponen-komponen suntikan (1,
G dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S, T atau M) akan menimbulkan
perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam pengeluaran rumah
tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan pendapatan nasional.
Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier sehingga pada
akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari
pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku. Dalam ekonomi empat sektor nilai multiplier
adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga sektor. Sebabnya adalah karena dalam
perekonomian terbuka dimisalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu
persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat "bocoran" (persentasi dari
pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk menimbulkan
proses multiplier selanjutnya) menjadi bertambah besar.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T atau M) akan menimbulkan akibat
yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan
tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier
akan menyebabkan pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan bocoran.
Dalam Gambar ditunjukkan dua contoh yang menggambarkan efek perubahan salah
satu komponen pengeluaran agregat dan bocoran ke atas keseimbangan dan ke atas
pendapatan nasional. Dalam bagian (a) ditunjukkan akibat pertambahan ekspor (AX) dan
dalam bagian (b) ditunjukkan efek pertambahan impor (AM). Terlebih dahulu perhatikan
grafik di bagian (a).
Gambar a(i) menggunakan pendekatan penawaran agregat-pengeluaran agregat untuk
menunjukkan perubahan keseimbangan yang berlaku. Pada awalnya keseimbangan dicapai di
E0 dan pendapatan nasional adalah Y0. Kenaikan ekspor sebanyak (AX) menyebabkan
pengeluaran agregat meningkat dari AE menjadi AE, dan memindahkan keseimbangan dari
E0 ke E₁. Maka akibar dari perubahan ini pendapatan nasional meningkat dari Y 0 ke Y₁.
Gambar a(ii) menunjukkan perubahan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan
suntikan-bocoran. Keseimbangan asal adalah di E., yaitu pada perpotongan fungsi suntikan J
= I + G + X dan fungsi bocoran W = S + T + M. Kenaikan ekspor memindahkan fungsi
suntikan J menjadi J1, dan memindahkan keseimbangan ke E₁. Perubahan ini menyebabkan
pendapatan nasional meningkat dari Y0 menjadi Y₁.
Gambar b(i) menunjukkan akibat kenaikan impor (AM) ke atas keseimbangan. Y =
AE Pertambahan impor akan memindahkan AE menjadi AE, dan pendapatan nasional
merosot dari Y menjadi Y₁. Dalam gambar b(ii) ditunjukkan akibat kenaikan impor dengan
menggunakan pendekatan suntukan-bocoran. Keseimbangan adalah adalah E 0 dan
pertmbahan impor memindahkan keseimbangan ke E 1 dan menyebabkan pendatan nasional
merosot dari Y0 ke Y1.

Gambar 5 perubahan keseimbangan dalam ekonomi terbuka

4. Multiplier dalam Perekonmian terbuka


4.1 Peramaan Multiplier Perekonomian Terbuka
Untuk menentukan formula multiplier dari perekonomian terbuka perlu dibuatkan
beberapa pemisalan mengenai fungsi konsumsi, investasi Perusahaan, pengeluaran
pemerintah, ekspor, impor dan pajak. Untuk menerangkan multiplier dalam perekonomian
terbuka asumsi-asumsi berikut digunakan
1. C = a + bYd
2. I = I0
3. G = G0
4. T = tY
5. X = X0
6. M = mY

Berdasarkan sumsi di atas pendapatan nasional pada keseimbangan adalah


Y = C + I + G + (X-M)
Y = a + bYd + I0 + G0 + X0 – mY
Y = a + b(Y – tY) + I0 + G0 + X0 – mY
Y – b(1 – t) Y + mY = a + I0 + G0 + X0
Y [1- b(1 – t) + m] = a + I0 + G0 + X0
1
Y= ¿ a + I0 + G0 + X0 )
1−b ( 1−t ) +m
Seterusnya misalkan ekspor meningkat sebanyak ∆ X , maka pendpaatan nasional baru
adalah
1
Y= ¿ a + I0 + G0 + X0 + ∆ X )
1−b ( 1−t ) +m
Dari perhitungan tersebut dapat ditentukan efek pertambahan ekspor kepada
pendapatan nasional, yaitu:
1
Y1 – Y = ¿)
1−b ( 1−t ) +m
1
∆ Y = Y1 + Y = = ¿)
1−b ( 1−t ) +m
Multiplier adalah nsibah pertambahan pendapatan nasional dengan pengeluaran
agregat. Dengan demikian multiplier dalam perekonomian terbuka bagi system pajak
proposional adalah
∆Y 1
Mtp = =
∆ X 1−b ( 1−t ) +m
Apabila system pajak adalah pajak tetap dalam persamaan multiplier di atas nilai t =
0. Maka multiplier dalam ekonomi terbuka yang bersistem pajak tetap adalah
1
Mtp =
1−b+ m

5. Harga untuk Transaksi Internasional : Nilai Tukar Nonimal dan Riil


5.1 Nilai Tukar Nominal
Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah nilai di mana seseorang dapat
memperdagangkan mata uang satu negara untuk mata uang negara lainnya. Dalam penukaran mata
uang uang, sering terdengar istilah “kuat” atau “lemah”. Deskripsi ini biasanya merujuk pada
perubahan nilai tukar nominal terbaru. Ketika mata uang terapresiasi, mata uang tersebut dikatakan
menguat karena dapat membeli mata uang asing lebih banyak. Begitu pula ketika suatu mata yang
terdepresiasi, ia dikatakan melemah.
5.2 Nilai Tukar Riil
Makroekonomi berfokus pada harga keseluruhan bukan harga item individu. Artinya,
untuk mengukur nilai tukar riil, menggunakan indeks harga, seperti indeks harga konsumen,
yang mengukur harga barang dan jasa. Dengan menggunakan indeks harga untuk barang
domestik (P), indeks harga barang asing (P *), dan nilai tukar nominal antaran mata uang dan
mata uang asing (e), dapat menghitung nilai tukar riil keseluruhan antara satu negara dengan
negara asing.
Nilai tukar riil = (e x P) / P*
6. Penwaran dan Permintaan untuk Loanble Fund, Serta Bursa Valuta Asing
6.1 Pasar Loanable Fund
Semua penabung mengunjungi pasar yang disebut dengan pasar loanable Fund untuk
mendepositkan tabungan mereka, dan semua peminjam mengunjungi pasar ini untuk
mendapatkan pinjaman. Di pasar ini, ada satu tingkat suku bunga, yang merupakan
keuntungan dari tabungan serta biaya peminjaman.
S = I + NCO
Tabungan = investasi domestik + aliran keluar modal neto
Kepanpun sebuah negara menyimpanuang sebagaian pendapatanya, negara tersebut
dapat menggunakan tabungan tersebut untuk membiayai pembelian modal domestik atau
untuk membiayai pembelian asset luar negeri. Kedua sisi indentitas ini mempresentasikan
kedua sisi pasar untuk loanable fund. penawaran untuk loanable fund berasal dari simpanan
nasional (S). permintaan untuk loanable fund berasal dari investasi domestik (I), dan alura
keluar neto (NCO)
Loanable fund seharusnya diinterpretasikan sebagai aliran sumber daya tersedia
dihasilkan secara domestik untuk penambahan modal. Pembelian aset modal menambahkan
permintaan untuk loanable fund, terlepas apakah aset itu disimpan di dalam negeri (I) atau di
luar nengeri (NCO). Karena aliran keluar modal neto bisa menjadi positif ataupun negatif,
aliran modal itu juga bisa menambah atau mengurangi permintaan loanable fund yang
muncul dari investasi domestik. Ketika NCO > 0, negara mengalami aliran keluar modal
neto; yaitu pembelian modal luar negeri neto menambahkan permintaan untuk loanable fund
yang dihasilkan secara domestik. Ketika NCO < 0, negara mengalami aliran masuk modal
neto; yaitu sumber daya modal yang datang dari luar negeri mengurangi permintaan untuk
loanable fund yang dihasilkan secara domestik.
Jumlah loanable fund yang tersedia serta jumlah loanable fund yang diminta
bergantung pada tingkat suku bunga riil. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi mendorong
orang untuk menabung dan, oleh karena itu, meningkatkan jumlah loanable fund yang
tersedia. Tingkat suku bunga yang tinggi juga membuat pinjaman untuk proyek pembiayaan
modal lebih mahal; dengan demikian, hal ini mematahkan semangat investasi dan
mengurangi jumlah loanable fund yang diminta.
pada Gambar 1. kurva penawaran miring ke atas karena tingkat suku bunga yang lebih
tinggi meningkatkan jumlah loanable fund yang tersedia, dan kurva permintaan miring ke
bawah karena tingkat suku bunga yang lebih rendah menurunkan jumlah loanable fund yang
diminta. Namun, tidak seperti situasi pada pembahasan kita sebelumnya, sisi permintaan
pasar kini merepresentasikan perilaku investasi domestik dan aliran keluar modal neto.
Artinya, pada ekonomi terbuka, permintaan untuk loanable fund tidak hanya berasal dari
mereka yang menginginkan loanable fund untuk membeli barang-barang modal domestik,
tetapi juga dari mereka yang menginginkan loanable fund untuk membeli aset asing.
Tingkat suku bunga menyesuaikan dengan keseimbangan penawaran dan permintaan untuk
loanable funds. Jika tingkat suku bunga di bawah tingkat ekuilibrium, jumlah loanable fund
yang tersedia akan kurang dari jumlah yang diminta. Kekurangan loanable fund akan
mendorong tingkat suku bunga naik. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga di atas tingkat
ekuilibrium, jumlah loanable fund yang tersedia melebihi jumlah yang diminta. Kelebihan
loanable fund ini akan mendorong tingkat suku bunga turun. Pada tingkat suku bunga
ekuilibrium, persis dengan jumlah penawaran loanable fund seimbang dengan
permintaannya. Artinya, pada tingkat suku bunga ekuilibrium, jumlah orang yang ingin
menabung sama investasi domestik dan aliran keluar modal neto yang diinginkan.

Tingkat Penawaran loanable fund


suku (dari tabungan nasional)
bunga
asing

Tingkat
bunga
ekuilibrium
Permintaan loanable fund
(untuk investasi domestik dan
aliran keluar modal neto )

Jumlah ekuilibrium Jumlah loanable fund

Gambar 6 pasar untuk loanable fund


Bursa Valuta Asing
Pasar kedua adalah pasar valuta asing. Partisipasi dalam pasar ini mempertukarkan
matang uang dengan mata uang asing
NCO = NX
Identitas ini menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara pembelian dan penjualan
aset modal di luar negeri (NCO) sama dengan ketidakseimbangan antara ekspor dan impor
barang dan jasa (NX). Contohnya, ketika ekonomi AS mengalami surplus perdagangan (NX
> 0), pihak asing membeli lebih banyak barang dan jasa AS dibandingkan warga AS yang
membeli barang dan jasa asing, apa yang dilakukan warga AS terhadap mata uang asing yang
mereka dapatkan dari penjualan bersih barang dan jasa di luar negeri? Mereka tentunya
membeli aset asing, sehingga modal negara Anda mengalir ke luar negeri (NCO > 0).
Sebaliknya, jika AS mengalami defisit perdagangan (NX < 0), warga AS menghabiskan uang
lebih banyak untuk barang dan jasa asing daripada uang yang mereka dapatkan dari penjualan
di luar negeri. Sebagian dari uang ini tentunya dibiayai oleh penjualan aset AS di luar negeri,
sehingga modal asing mengalir ke dalam negara AS (NCO <0).
Pada gambar ditunjukkan penawaran dan permintaan di bursa valuta asing. Kurva
permintaan miring ke bawah karena nilai tukar yang lebih tinggi membuat barang AS
menjadi lebih mahal dan mengurangi jumlah mata uang dolar yang diminta untuk membeli
barang tersebut. Kurva penawaran berbentuk garis vertikal karena jumlah mata uang dolar
yang tersedia untuk aliran keluar modal bersih tidak bergantung kepada nilai tukar riil.
Nilai tukar riil bergerak untuk menentukan keseimbangan pada pasar ini. Yaitu, nilai
tukar riil menyesuaikan agar menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk dolar,
seperti harga setiap barang menyesuaikan penawaran dan permintaan untuk barang tersebut.
Jika nilai tukar riil di bawah tingkat ekuilibrium, jumlah dolar tersedia akan lebih sedikit dari
jumlah yang diminta. Penurunan jumlah mata uang lokal akan mendorong kenaikan nilai
dolar. Sebaliknya, jika nilai tukar riil di atas tingkat ekuilibrium, jumlah dolar yang tersedia
akan melebihi jumlah yang diminta. Kelebihan dolar akan menurunkan nilai dolar itu sendiri.
Pada nilai tukar riil ekuilibrium, permintaan dolar dari pihak asing yang berasal dari ekspor
neto barang dan jasa AS sama dengan penawaran dolar dari warga AS yang berasal dari
aliran keluar modal neto AS.

Nilai
Suplai mata uang lokal
Tukar
(dari aliran keluar modal neto)
riil

Jumlah
ekuilibrium

Permintaan untuk mata uang lokal


(dari ekspor neto
7. Ekuilibrium pada Ekonomi Terbuka
7.1 Aliran Keluar Modal Neto : Hubungan Antara Dua Pasar
S = I + NCO
dan
NCO = NX
Di pasar untuk loanable fund, penawaran berasal dari simpanan nasional (S),
permintaan berasal dari investasi domestik (I), dan aliran keluar modal bersih (NCO), dan
tingkat suku bunga riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dalam bursa valuta
asing, penawaran berasal dari aliran keluar modal bersih (NCO), permintaan berasal dari
ekspor neto (NX), dan nilai tukar riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Aliran keluar modal bersih adalah variabel yang menghubungkan kedua ini. Di pasar
untuk loanable fund, aliran keluar modal bersih adalah bagian dari permintaan. Seseorang
yang ingin membeli sebuah aset di luar negeri harus membiayai pembelian ini dengan
mendapatkan sumber dari pasar untuk loanable fund. Dalam bursa valuta asing, aliran keluar
modal merupakan sumber Seseorang yang ingin membeli sebuah aset di negara lain harus
menyediakan dolar untuk ditukar dengan mata uang negara tersebut.
Faktor utama yang menentukan aliran keluar modal bersih, seperti yang telah kita
bahas, adalah tingkat suku bunga riil. Ketika tingkat suku bunga AS tinggi, memiliki aset
dalam negeri lebih menarik, dan aliran keluar modal neto negara rendah. Pada gambar,
menunjukkan hubungan negatif antara tingkat suku bunga dengan aliran keluar modal bersih.
Kurva aliran keluar modal neto ini merupakan penghubung antara pasar untuk loanable fund
dengan bursa valuta asing.
Tingkat
suku
bunga
riil

Permintaan untuk mata uang lokal


(dari ekspor neto

Nilai aliran keluar Nilai aliran keluar Aliran keluar modal neto
Modal bersih negatif Modal bersih positif

Gambar 8 aliran keluar modal neto bergantung pada tingkat suku bunga

7.2 Ekuilibrium Simultan di Dua Pasar


Gambar menunjukkan bagaimana pasar untuk loanable fund dan bursa valuta asing
secara bersama-sama menentukan variabel-variabel makroekonomi yang penting dari
ekonomi terbuka.
Panel (a) dari gambar menunjukkan pasar untuk loanable fund (diambil dari
penawaran Gambar 6). Seperti sebelumnya, simpanan nasional merupakan sumber loanable
fund. Investasi domestik dan aliran keluar modal neto merupakan sumber permintaan untuk
loanable fund. Tingkat suku bunga ekuilibrium (r.) menyebabkan jumlah loanable fund yang
tersedia dan jumlah loanable fund yang diminta seimbang.
Panel (b) pada gambar menunjukkan aliran keluar modal bersih (diambil dari Gambar
8). Panel ini menunjukkan bagaimana tingkat suku bunga dari panel (a) menentukan aliran
keluar modal neto. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tanah air membuat aset domestik
lebih menarik, dan hal ini mengurangi aliran keluar modal neto. Oleh karena itu, kurva aliran
keluar model neto di panel (b) miring ke bawah.
Panel (c) pada gambar menunjukkan bursa valuta asing (diambil dari Gambar 7).
Karena aset asing harus dibeli dengan mata uang asing, jumlah aliran keluar modal bersih
dari panel (b) menentukan penawaran dolar yang ditukarkan dengan mata uang asing. Nilai
tukar riil tidak memengaruhi aliran keluar modal neto, maka kurva penawarannya vertikal.
Permintaan untuk dolar berasal dari ekspor neto. Karena depresiasi nilai tukar riil
meningkatkan ekspor neto, kurva permintaan untuk valuta asing miring ke bawah. Nilai tukar
riil ekuilibrium (E₁) menyeimbangkan jumlah mata uang yang tersedia dengan jumlah mata
uang lokal yang diminta dalam bursa valuta asing.

Gambar 9 ekuilibrium riil pada ekonomi terbuka

Kedua pasar yang ditunjukkan pada Gambar 9 menentukan dua harga relatif-tingkat
suku bunga riil dan nilai tukar riil. Tingkat suku bunga riil yang ditentukan di panel (a)
adalah harga barang dan jasa sekarang relatif terhadap barang dan jasa pada masa mendatang.
Nilai tukar riil yang ditentukan di panel (c) adalah harga barang dan jasa domestik relatif
terhadap barang dan jasa asing. Kedua harga relative ini disesuaikan secara serentak untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan di dua pasar tersebut. Saat melakukan hal
tersebut, mereka menentukan simpanan nasional, investasi domestik, aliran keluar modal
neto, dan ekspor bersih.
7.3 Bagaimana Kebijakan dan Peristiwa Memengaruhi Ekonomi Terbuka
7.3.1 Defisit Anggaran Pemerintah
Karena defisit anggaran pemerintah merepresentasikan simpanan umum yang negatif,
ini mengurangi simpanan nasional (jumlah simpanan publik dan swasta). Dengan demikian,
defisit anggaran pemerintah mengurangi penawaran loanable fund, meningkatkan tingkat
suku bunga, dan menyingkirkan investasi.
Panel (a) menunjukkan pengaruh defisit anggaran terhadap pasar untuk loanable fund.
Dengan lebih sedikit dana yang tersedia untuk para peminjam difinansial, tingkat suku bunga
naik dari r1 menjadi r2, untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dihadapkan pada
tingkat suku bunga yang tinggi, peminjam di pasar untuk loanable fund memilih untuk
meminjam lebih sedikit uang. Perubahan ini direpresentasikan pada gambar dengan
pergerakan dari titik A ke titik B sepanjang kurva permintaan untuk loanable fund.
Khususnya, rumah tangga dan perusahaan mengurangi pembelian barang modal mereka.
Seperti pada ekonomi tertutup, defisit anggaran menyingkirkan investasi domestik.
Namun, dalam ekonomi terbuka, pengurangan penawaran loanable fund
memiliki efek tambahan. Panel (b) menunjukkan bahwa peningkatan tingkat
suku bunga dari r₁ ke r₂ mengurangi aliran keluar modal neto. [Penurunan
aliran keluar modal neto ini juga merupakan bagian dari penurunan jumlah
loanable fund yang diminta pada pergerakan ini dari titik A ke titik B pada panel
(a). Karena simpanan yang disimpan di tanah air kini mendapatkan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi, berinvestasi di luar negeri kurang menarik, dan
penduduk domestik membeli lebih sedikit aset asing. Tingkat suku bunga yang
lebih tinggi juga menarik para investor asing, yang ingin memperoleh tingkat
keuntungan yang lebih tinggi untuk aset-aset ini. Dengan demikian, ketika
defisit anggaran meningkatkan tingkat suku bunga, perilaku domestik dan asing
menyebabkan aliran keluar modal neto menurun.
Panel (c) menunjukkan bagaimana defisit anggaran memengaruhi bursa
valuta asing. Karena aliran keluar modal neto dikurangi, orang membutuhkan
lebih sedikit mata uang asing untuk membeli aset asing, dan hal ini mendorong
pergeseran ke kiri pada kurva penawaran untuk mata uang lokal dari S, ke S ₂.
Penurunan penawaran dolar menyebabkan nilai tukar riil naik dari E, ke E ₂.
Artinya, dolar menjadi lebih bernilai dibandingkan dengan mata uang asing.
Kenaikan ini, akhirnya, membuat barang dari AS menjadi lebih mahal
dibandingkan barang asing. Karena orang-orang dalam negeri maupun di luar
negeri mengalihkan pembelian mereka dari lebih mahal, ekspor dari Amerika
Serikat menurun, dan barang-barang AS yang impor ke Amerika Serikat
Gambar 10 efek defisitt anggaran pemerintah
meningkat. Untuk
1 defisit kedua alasan tersebut, ekspor neto AS turun. Oleh karena itu,
anggaran
mengurangi penawaran
pada ekonomi terbuka, defisit anggaran pemerintah menaikkan tingkat suku
loanable fund

bunga riil, menyingkirkan investasi domestik,b)menyebabkan mata uang naik,


aliran keluar modal neto
(a) Pasar loanable fund
Tingkat
dan
suku mendorong keseimbangan perdagangan
Tingkat
suku
bunga
menuju defisit.
bunga
riil riil 3 akhirnya
7.3.2 Kebijakan Perdagangan
S2 mengurangi aliran
keluar modal neto
Sebuah kebijakan
B perdagangan (trade policy) merupakan kebijakan pemerintah yang
secara langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau diekspor sebuah
negara. Kebijakan perdagangan ada dalam berbagai bentuk, biasanya
NCO dengan tujuan
Demand
dukungan khusus industri domestik. Salah satu jenis kebijakan perdagangan yangmodal
Aliran keluar umum
neto
Jumlah loanable fund
adalah bea cukai (tariff), pajak barang yang diimpor. Jenislainnya adalah kuota impor (import
2 Yang 4 penurunan aliran
batasan jumlah barang tertentu yang dapat diproduksi di luarkeluar
quota), meningkatkan negerimodal
dannetodijual di
tingkat suku bunga mengurangi
Nilai
dalam negeri. penawaran mata uang
riil Tukar
riil yang akanditukarkan
Langkah pertama dalam menganalisis kebijakan dengan mata
perdagangan uang untuk
adalah
asing
menentukan kurva mana yang bergeser. Dampak awal dari pembatas impor. Karena ekspor

5 menyebabkan demand
naiknya nilai tukar riil
Jumlah mata uang

C) Bursa valuta asing


neto sama dengan ekspor dikurangi impor, kebijakan juga berimbas ekspor neto. Di samping
itu, karena ekspor neto merupakan sumber permintaan untuk dolar pada bursa valuta asing,
kebijakan memengaruhi kurva permintaan di pasar ini.
Langkah kedua adalah untuk menentukan ke arah mana kurva ini bergeser. Karena
kuota membatasi impor, kuota ini mengurangi impor pada semua nilai tukar riil yang ada.
Ekspor neto, yang didapat dari ekspor dikurangi impor, akan naik untuk setiap nilai tukar riil
yang diberikan. Karena orang asing membutuhkan dolar untuk membeli ekspor neto AS, ada
kenaikan permintaan untuk dolar di bursa valuta asing. Kenaikan permintaan untuk dolar ini
ditunjukkan pada panel (c) Gambar 6 dengan pergeseran dari D₁ ke D₂.
Langkah ketiga adalah membandingkan ekuilibrium lama dan baru. Seperti yang bisa
kita lihat di panel (c), kenaikan permintaan untuk dolar menyebabkan nilai tukar riil naik dari
E, ke E₂. Karena tidak ada yang terjadi di pasar untuk loanable fund pada panel (a), tidak ada
perubahan pada tingkat suku bunga riil. Karena tidak ada perubahan pada tingkat suku bunga
riil, perubahan pada aliran keluar modal neto juga tidak ada, yang ditunjukkan pada panel (b).
Selain itu, karena tidak ada perubahan pada aliran keluar modal neto, perubahan pada ekspor
neto juga tidak akan ada, meskipun kuota impor telah mengurangi jumlah barang impor.
Alasan mengapa ekspor bersih bisa tetap sama sementara impor turun. Teka-teki ini
dijelaskan oleh perubahan pada nilai tukar riil: Saat dolar naik nilainya di bursa valuta asing,
barang domestik menjadi lebih mahal relatif terhadap barang asing. Kenaikan ini mendorong
impor dan menyurutkan ekspor-kedua perubahan ini bekerja untuk mengimbangi kenaikan
langsung pada ekspor bersih terhadap kuota impor. Pada akhirnya, kuota impor mengurangi
impor dan ekspor, tetapi ekspor bersih (ekspor dikurangi impor) tidak berubah.
Dengan demikian, kita telah sampai pada sebuah implikasi yang mengejutkan:
Kebijakan-kebijakan perdagangan tidak memengaruhi neraca perdagangan. Artinya,
kebijakan yang langsung memengaruhi ekspor dan impor tidak mengubah ekspor neto.
Kesimpulan ini mungkin tidak terlalu mengejutkan jika mengingat identitas akuntansi:
NX = NCO=S-I
Ekspor bersih sama dengan aliran keluar modal bersih, yang sama dengan simpanan
nasional dikurangi investasi domestik. Kebijakan perdagangan tidak mengubah
keseimbangan perdagangan karena tidak mengubah simpanan nasional maupun investasi
domestik. Untuk tingkat simpanan nasional dan investasi domestik yang diberikan, nilai tukar
riil menyesuaikan untuk mempertahankan neraca perdagangan, tanpa memperhatikan
kebijakan perdagangan yang diterapkan pemerintah.
Meskipun kebijakan perdagangan tidak memengaruhi keseluruhan neraca
perdagangan negara, kebijakan ini memengaruhi beberapa perusahaan, industri, dan negara.

Ketika 11pemerintah
Gambar Amerika impor
dampak dari pembatasan
(b)
Serikat
Pasar loanable fund
menerapkan kuotab) impor untuk
aliran keluar mobil
modal neto Jepang, General
Tingkat Tingkat
Motor
suku menghadapi kompetisi dari luar negeri
suku
bunga
yang lebih sedikit dan akan menjual lebih
bunga
riil riil
banyak mobil. Pada saat yang bersamaan, karena nilai dolar naik, Boeing, perusahaan
pesawat terbang AS akan lebih sulit berkompetisi dengan Airbus,3. perusahaan
namun ekspor pesawata
neto tetap sama
terbang Eropa. Ekspor pesawat terbang Amerika Serikat akan turun, dan impor pesawat
terbang Amerika Serikat naik. Di sini, kuota impor untuk mobil Jepang
NCO akan menaikkan
Demand
ekspor neto mobil dan menurunkan ekspor neto alat elektronik. Selain
Aliranitu,
keluarini
modalakan
neto
Jumlah loanable fund
meningkatkan ekspor neto Amerika Serikat ke Jepang dan menurunkan ekspor neto Amerika
Serikat ke Eropa. Keseluruhan neraca perdagangan ekonomi Amerika Serikat, bagaimanapun,
1 kuota impor
Nilai
tetaplah sama. Tukar
meningkatkan
riil permintaan untuk
7.3.3 Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal (studi Kasus) mata uang

Pada 1994, ketidakstabilan politik di Meksiko, termasuk pembunuhan pimpinan


D2
politik terkemuka, membuat pasar finansial dunia gelisah. Orang-orang mulai melihat
2..Dan menyebabkan D1
Meksiko sebagai negara yangnilai
kurang stabil
tukar riil naik dibanding apa yang sebelumnya mereka pikirkan.

Mereka memutuskan untuk menarik beberapa aset mereka keluar dari Jumlah
Meksiko untuk
mata uang

C) Bursa valuta asing


memindahkannya ke Amerika Serikat dan "tempat berlindung yang aman" lainnya.
Pergerakan dana yang besar dan tiba-tiba keluar dari suatu negara disebut dengan pelarian
modal (capital flight).
Ketika investor di seluruh dunia memperhatikan masalah politik di Meksiko, mereka
memutuskan untuk menjual beberapa aset Meksiko mereka dan menggunakannya untuk
membeli aset AS. Tindakan ini meningkatkan aliran keluar modal neto Meksiko dan, oleh
karena itu, memengaruhi kedua pasar dalam model. Hal yang paling jelas, ia memengaruhi
kurva aliran keluar modal, dan selanjutnya memengaruhi penawaran mata uang Meksiko,
peso, di bursa valuta asing. Selain itu, karena permintaan untuk loanable fund berasal dari
investasi domestik dan aliran keluar modal neto, pelarian modal memengaruhi kurva
permintaan di pasar untuk loanable fund.
Ketika aliran keluar modal bersih meningkat, ada permintaan yang lebih besar untuk
loanable fund untuk membiayai pembelian aset modal di luar negeri ini. Dengan demikian,
seperti yang ditunjukkan panel (a) pada Gambar 12, kurva permintaan untuk loanable fund
bergeser ke kanan dari D1, ke D₂. Selain itu, karena aliran keluar modal neto lebih tinggi
untuk semua tingkat suku bunga, kurva aliran keluar modal neto juga bergeser ke kanan dari
NCO1, ke NCO2, seperti pada panel (b).
Untuk melihat efek pelarian modal terhadap ekonomi Meksiko, kita membandingkan
ekuilibrium lama dan baru. Panel (a) pada Gambar 12 menunjukkanbahwa permintaan untuk
loanable fund yang naik menyebabkan tingkat suku bunga di Meksiko naik dari r1, menjadi
r2. Panel (b) menunjukkan bahwa aliran keluar modal neto Meksiko naik. (Meskipun
kenaikan tingkat suku bunga memang membuat aset Meksiko lebih menarik, ini hanya
mengimbangi sebagian pengaruh pelarian modal terhadap aliran keluar modal bersih.) Panel
(c) menunjukkan bahwa kenaikan pada aliran keluar modal asing meningkatkan penawaran
peso di pasar untuk bursa valuta asing dari S₁ ke S₂. Artinya, saat orang-orang mencoba
keluar dari aset Meksiko, ada ketersediaan peso yang besar untuk ditukarkan dengan mata
uang asing. Kenaikan penawaran peso menyebabkan peso turun dari E1, ke E2. Dengan
demikian, pelarian modal dari Meksiko meningkatkan tingkat suku bunga Meksiko dan
menurunkan nilai peso Meksiko di bursa valuta asing. Inilah yang diamati pada 1994. Dari
November 1994 hingga Maret 1995, tingkat suku bunga jangka pendek surat obligasi
pemerintah Meksiko naik dari 14 persen hingga 70 persen, peso terdepresiasi dari nilai 29
hingga 15 sen AS pe peso
Perubahan harga ini yang dihasilkan dari pelarian modal memengaruhi beberapa
kuantitas makroekonomi penting. Turunnya nilai mata uang membuat ekspor lebih murah dan
impor lebih mahal, mendorong neraca perdagangan menuju surplus. Pada saat yang
bersamaan, kenaikan tingkat suku bunga mengurangi investasi domestik, yang
memperlambat akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi.
b) aliran keluar modal neto
(c) Pasar loanable fund
Tingkat Tingkat
suku suku
bunga
bunga
riil riil 1 kenaikan pada aliran
keluar modal neto

3 yang D2 NCO2

meningka NCO1
tkan D1
Aliran keluar modal neto
tingkat
Jumlah loanable fund
suku
bunga rill 4 pada saat yang
2 meningkatkan permintaan bersamaan, kenaikan
untuk loanable fund aliran keluar modal
Nilai
Tukar bersih meningkatkan
riil penawaran peso

D2

5 peso mengalami D1
depresiasi
Jumlah mata uang

C) Bursa valuta asing

Meskipun pelarian modal memiliki pengaruh yang besar pada negara di mana modal
keluar, ia juga memengaruhi negara-negara lain. Ketika modal mengalir dari Meksiko ke
Amerika Serikat, misalnya, ia memiliki pengaruh yang berlawanan pada ekonomi AS seperti
pengaruhnya pada ekonomi Meksiko. Khususnya, kenaikan pada aliran keluar modal neto
Meksiko terjadi pada waktu yang sama dengan turunnya aliran keluar modal bersih AS. Saat
nilai peso turun dan tingkat suku bunga Meksiko naik, nilai dolar naik dan tingkat suku bunga
AS turun. Ukuran pengaruh ini terhadap ekonomi AS terbilang kecil, bagaimanapun, karena
ekonomi Amerika Serikat sangatlah besar dibandingkan Meksiko.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N. Gregory. 2018. Pengantar Ekonomi Makro Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, Sadono. 2022. MakroEkonomi Teori Pengantar. Depok: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai