2, Desember 2018
Available at: a ETTISAL JOURNAL OF COMMUNICATION
P-ISSN: 2503-1880 E-ISSN: 2599-3240
https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/ettisal
http://dx.doi.org/10.21111/ettisal.v3l1.1976
Abstrak
Yogyakarta adalah tujuan wisata bagi wisatawan lokal dan asing. Persaingan bisnis di
Yogyakarta semakin ketat karena investor dan pemangku kepentingan semakin melirik Kota
Pelajar ini sebagai tempat untuk berinvestasi dan mendapatkan keuntungan dari segmentasi pasar
yang ada. Bisnis yang semakin cepat, padat dan ketat di Yogyakarta adalah bisnis perhotelan. Saat
ini, konsumen memiliki banyak pilihan hotel di Yogyakarta mulai dari hotel berbintang hingga
hotel budget. Semakin ketatnya persaingan bisnis membuat hotel-hotel berbintang berlomba-
lomba untuk meningkatkan fasilitas, layanan, dan strategi promosi yang lebih efektif. E-commerce
adalah pilihan untuk meningkatkan strategi promosi untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Tidak hanya berfokus pada konsumen besar, membangun dan memelihara hubungan baik
dengan pemangku kepentingan dan investor, menjaga dan mempertahankan harapan pemangku
kepentingan, tetapi juga memberikan pencapaian hotel berbintang untuk keberlangsungan bisnis
mereka. Oleh karena itu hotel berbintang harus memiliki strategi komunikasi dengan pemangku
kepentingan untuk mengelola hubungan pemangku kepentingan dan harapan pemangku
kepentingan.
Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Mengelola Hubungan, Pemangku Kepentingan
hubungan dengan pemangku kepentingan dan bagaimana itu bisa bekerja. Pada saat
dengan menyediakan kebutuhan dan yang ini, hal ini bersifat deskriptif, preskriptif,
keinginan pemangku kepentingan sehingga dan instrumental, dan, seperti pendapat dari
akan memenuhi harapan para pemangku Donaldson dan Preston (1995), hal tersebut
kepentingan, terutama para pemangku adalah manajerial. Teori stakeholder adalah
kepentingan yang memiliki kekuatan di tentang penciptaan nilai dan perdagangan
perusahaan. Apa yang membuat mengelola dan bagaimana caranya mengelola bisnis
hubungan pemangku kepentingan dan secara efektif. “Efektif” dapat dilihat sebagai
harapan pemangku kepentingan penting bagi “menciptakan nilai sebanyak mungkin.” Jika
perusahaan atau organisasi bisnis? Tulisan teori stakeholder adalah untuk memecahkan
ini akan menguraikan lebih lanjut tentang masalah penciptaan nilai dan perdagangan,
mengelola hubungan pemangku kepentingan harus menunjukkan bagaimana bisnis
dan apa harapan para pemangku kepentingan sebenarnya dapat dijelaskan melalui
yang harus diperhatikan khususnya bisnis hubungan dengan stakeholder. Jika untuk
perhotelan. memecahkan masalah etika kapitalisme, hal
Hotel Gallery Prawirotaman adalah tersebut harus menunjukkan bagaimana
salah satu hotel berbintang di Yogyakarta yang bisnis dapat dikelola untuk memperhitungkan
ikut merasakan bagaimana mempertahankan sepenuhnya dampaknya dan tanggung jawab
target pasar ditengah persaingan bisnis terhadap stakeholders. Dan jika itu untuk
perhotelan yang terlampau ketat di memecahkan masalah pola pikir manajerial,
Yogyakarta. Hotel Gallery Prawirotaman harus mengadopsi cara praktis untuk
memiliki nuansa tradisional Jawa klasik. menempatkan bisnis dan etika bersama yang
Mengingat ketatnya persaingan antar hotel di dapat diterapkan didunia nyata.
Stakeholder Attributes
Yogyakarta, peneliti ingin melihat lebih dalam
Stakeholder Attributes
tentang manajemen pemangku kepentingan
dan harapan pemangku kepentingan dari
Gallery Prawirotaman Hotel.
Kajian Teori
Stakeholder Theory
Dunia bisnis yang kita temui di abad
kedua puluh satu ini memberikan pemahaman
bisnis yang berbeda. Munculnya globalisasi,
dominasi teknologi informasi, liberalisasi
negara, kepemilikan industri, membuat kita Gambar 1. Stakeholder Types
Gambar 1. Stakeholder Types
harus merubah cara pandang kita terhadap Menurut model diatas, entitas tanpa
aktivitas bisnis. Dunia bisnis saat ini mungkin Menurutkekuatan, legitimasi
model diatas, entitas atau
tanpa kekuatan, urgensi
legitimasi atau urgensi dalam
dalam kaitannya
saja tidak se-simple ketika kita berbicara dengan systemkaitannya dengan
stakeholder bukanlah system
stakeholder stakeholder
dan akan dianggap tidakbukanlah
memiliki arti penting,
tentang ada proses jual-beli saja, tetapi adamenjadi “jauh”stakeholder dan
dari masalah yang akanKetiga
ditangani. dianggap
atribut yaitutidak memiliki
power (kekuatan), legitimacy
sebuah kerangka kerja, model, dan strategi artiurgency
(legitimasi), dan penting,
(urgensi) menjadi
telah terbukti “jauh”
sangat penting dari
untukmasalah
proses identifikasi
didalamnya. stakeholder. yang ditangani. Ketiga atribut yaitu power
“Teori stakeholder” pada dasarnya adalah Power.(kekuatan),
Sebagian besar legitimacy (legitimasi),
definisi kekuasaan dan urgencysebagai
saat ini mendefinisikannya
teori tentang cara kerja bisnis yang terbaik, (urgensi) telah terbukti sangat penting untuk
“kemungkinan bahwa aktor dalam suatu hubungan sosial akan berada dalam posisi untuk
Legitimasi didefinisikan “persepsi umum atau asumsi bahwa tindakan entitas yang diinginkan,
gagasan ke dalam realitas. Selain itu, berarti berupaya semaksimal mungkin untuk
observasi jika digabungkan dengan metode mengorganisir keinginan dan kebutuhan
lain, akan menghasilkan temuan-temuan para pemangku kepentingan. Dalam hal
yang mendalam dan memiliki cakupan yang ini, sangat penting bagi Hotel Gallery
lebih luas sehingga dapat mengukuhkan Prawirotaman untuk mengelola pemangku
konsistensi dan validitas temuan (Wahyuni, kepentinganuntuk menjaga kelangsungan
2012). bisnis mereka ditengah persaingan yang
sangat ketat. Keterlibatan pemangku
Hasil dan Pembahasan
kepentingan atau stakeholder engagement
Hotel Gallery Prawirotaman adalah
merupakan sebuah indikator penting lainnya
salah satu hotel bintang empat di Yogyakarta
dalam berinovasi dan perluasan bisnis.
yang bernuansa herritage. Hotel ini sudah
Perusahaan atau organisasi bisnis
berdiri selama empat tahun dan terletak di
mempunyai tingkatan atau langkah yang
jalan Prawirotaman II/ Jalan Gerilya no. 839
berbeda-beda dalam keterlibatan pemangku
B Yogyakarta. Hotel Gallery Prawirotaman
kepentingan. Menentukan pemangku
adalah hotel milik independen atau milik
kepentingan yang menguntungkan bagi pihak
perseorangan. 80% tamu yang menginap
perusahaan harus sesuai dengan seberapa
adalah tamu asing atau yang mendominasi
jauh perusahaan tersebut akan melangkah.
adalah tamu asal Jerman. Yang membedakan
Dalam kasus ini, Hotel Gallery Prawirotaman
Hotel Gallery Prawirotaman dengan hotel
yang notabene harus bersaing dengan
yang bersaing dikelasnya adalah segmentasi
ribuan hotel di Yogyakarta memiliki strategi
pasar. Pihak Hotel Gallery Prawirotaman
komunikasi dan pemasaran yang kuat karena
hanya fokus dalam mengelola overseas market.
mereka hanya fokus dengan segmentasi pasar
Berbeda dengan bisnis hotel lainnya yang
bisnis mereka yaitu pasar luar negeri.
juga mengelola dan mengambil segmentasi
Setiap perusahaan mempunyai teknik
meeting yang identik dengan government/
sendiri untuk meyakinkan para pemangku
Lembaga Pemerintahan sebagai pemangku
kepentingan. Ada tiga tahapan dalam
kepentingan, Hotel Gallery Prawirotaman
keterlibatan pemangku kepentingan di Hotel
tidak memasukkan Lembaga Pemerintahan
Gallery Prawirotaman;
sebagai pemangku kepentingan mereka.
Ditengah persaingan hotel yang terbilang
sudah sangat “chaos” di Yogyakarta,
Hotel Gallery Prawirotaman menegaskan
diferensiasi atau pembeda mereka terletak
pada segmentasi pasar, karena jika diukur
dari fasilitas mungkin rasanya akan sama
dengan hotel bintang empat lainnya yang ada
di Yogyakarta.
Manajerial dalam mengelola pemangku
kepentingan tentu bukanlah hal yang mudah Gambar 2. The Stakeholder Engagement
Process at the Gallery Prawirotaman Hotel
bagi perusahaan atau organisasi bisnis
manapun karena manajemen pemangku Tahap pertama adalah mengidentifikasi
kepentingan dalam sebuah perusahaan masalah. Pada tahap ini, Hotel Gallery
Prawirotaman mengidentifikasi apa saja
membawa
sasaran dan harapan sesuai
bagaimana dengandapat
mereka apa yang diharapkan
menciptakan oleh pemangku
atmosfer yang kepentingan eksternal,
terutama
dengan pihak
apa yangtamu hotel yang
diharapkan mana
oleh 80%nyakepentingan
pemangku adalah tamu eksternal,
asing. Vol.3, No.2, Desember 2018
170 Astri Wulandari