Anda di halaman 1dari 11

Eduarts 5 (1) (2016)

Eduarts: Journal of Visual Arts


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduarts

THE AFFECTION OF CAT TO IT’S CHILD AS IDEA OF THE CREATION OF


WOODEN BATIK ART
(KASIH SAYANG INDUK KUCING TERHADAP ANAKNYA SEBAGAI IDE
PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS BATIK KAYU)

Hafida Akuwati Putri, Purwanto


Program Studi Pendidikan. Seni Rupa S1.
Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Info Artikel Abstrak


____________ ___________________________________________________________________
____
Sejarah Artikel: The ellegance and prettyness of a cat, and also it’s pampered behaviour is what couse the writer has a deep
Diterima. Januari effection towards cat. Just like human, cat also share the felling of effection towards it’s children. In relation with
2016 cat’s effection, writer pour any form of cat’s love towards it’s children into work project of wooden batik painting.
Disetujui Maret The working process starts from the searching of an idea around the surrounding, and followed by theprocessing
idea with making the sketch on paper, and next the transfer process to the wood, and the canting process. The
2016
coloration process is done in two steps, starting with coloration using indigosol, and continued with naptol. The last
Dipublikasikan process is nglorot or the removal of the wax with boiling. The total of wooden batik painting made are ten works
April 2016 with alot of variety in size and also different kind of wooden struckture. Cat as an object in wooden batik painting
____________ is very interesting since it’s body has a lithe character, is very relevant to be used in any batik work wich is
Keywords: dominated with decorative element.
Cat Affection;
Wooden Batik
Abstrack
Painting
___________________________________________________________________
___________
Kata Kunci: Kasih
Sayang Kucing; Keanggunan dan kecantikan kucing serta kemanjaan sebagai respon yang mendalam membuat penulis sangat
Seni Lukis Batik menyayangi kucing. Sama seperti manusia, kucing juga memiliki perasaan kasih sayang terhadap anaknya.
Berkaitan dengan rasa kasih sayang kucing, penulis menuangkan berbagai bentuk kasih sayang kucing terhadap
Kayu
anaknya ke dalam karya proyek studi seni lukis batik kayu. Proses berkarya dimulai dari pencarian ide yang ada
disekitar lingkungan, kemudian dilanjutkan proses pengolahan ide dengan membuat sket pada kertas gambar,
selanjutnya proses pemindahan sket pada kayu dan proses mencanting. Proses pewarnaan dilakukan dua tahapan,
mulai dari pewarnaan indigosol atau, kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan naptol. Proses yang terakhir adalah
nglorot atau menghilangkan malam yang melekat dengan cara direbus. Karya seni lukis batik kayu yang dihasilkan
berjumlah sepuluh karya dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi dan juga karakter kayu yang berbeda. Kucing
sebagai objek pada karya seni lukis batik kayu sangat menarik, dengan karakter kucing yang memiliki tubuh lentur,
sangat relevan digunakan dalam karya-karya batik yang di dominasi unsur dekoratif.

© 2016 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-7516


Gedung B5 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail, purwanto_senirupa@mail.unnes.ac.id

19
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN dilahirkan hingga anaknya dapat menjilati atau


Lingkungan merupakan faktor yang membersihkan bulunya sendiri, selain itu menyusui
mempengaruhi dan mempunyai peranan penting. dan menjaga anaknya sepanjang hari tidak bosan
Bagi penulis, lingkungan dapat dijadikan objek dilakukan oleh seekor induk kucing.
sebagai sumber inspirasi dalam proses penciptaan. Sama halnya dengan manusia, kasih sayang
Penulis dilahirkan dan dibesarkan dalam ibu yang tulus mulai dari mengandung, melahirkan,
lingkungan keluarga penyayang binatang, sejak menjaga dan merawat anak-anaknya sepanjang
kecil dibiasakan oleh orang tua hidup bertoleransi waktu. Kucing betina sudah dikaruniai insting
dengan binatang terutama kucing. Hingga saat ini,
interaksi, toleransi dan menyayangi binatang masih untuk bereproduksi, seekor induk kucing tidak
tetap mewarnai kehidupan sehari-hari di dalam akan dengan sengaja meninggalkan anaknya,
keluarga. Di rumah, penulis memiliki beberapa menurut penulis hal tersebut sangat menarik. Di
kucing yang setiap kucing memiliki pesona sisi lain banyak diberitakan seorang ibu yang
masing-masing. Keanggunan dan kecantikan dengan sengaja membuang bayinya di tempat-
kucing serta kemanjaan sebagai respon yang
mendalam membuat penulis sangat menyayangi tempat yang tidak layak. Ketulusan dan kasih
kucing. Kesenangan kucing bermain juga menjadi sayang yang dapat dilihat lagi dari kucing yaitu
sumber hiburan tersendiri bagi penulis. Kucing- ketika dalam masa menyusui, ketika kucing dalam
kucing yang berada di rumah bukan didapatkan masa menyusui dengan sabar menghabiskan
dari hasil membeli di pasar hewan atau toko-toko waktunya bersama anaknya agar anaknya
yang menjual kucing-kucing dengan harga yang
mahal, tetapi, kucing-kucing tersebut datang mendapatkan susu yang cukup sehingga tumbuh
dengan sendirinya kepada penulis. Kucing sehat dan terlindung dari penyakit.
memiliki kehidupan yang spesifik, sama halnya Seperti yang dikatakan oleh Wikraman SD
dengan manusia, kucing memiliki perasaan kasih dan Masanto, selama 36 jam setelah melahirkan,
sayang, baik kasih sayang terhadap pemiliknya, induk kucing memproduksi susu ekslusif yang
terhadap keturunannya dan juga terhadap sesama
kucing. Banyak yang mengatakan kucing tidak mengandung zat tanggap kebal (antibodi), yang
memiliki emosi, namun ketika penulis mencermati dapat melindungi anak kucing dari pemyakit. Oleh
kehidupan kucing, banyak kisah-kisah kucing yang sebab itu anak kucing menyusu pada induknya
memperlihatkan besarnya kasih sayang yang dalam waktu 24 jam setelah dilahirkan, hingga
ditunjukkan melalui pengorbanan kucing-kucing umurnya mencapai empat minggu.
tersebut.
Menurut Petcentric (2014), dalam beberapa Kucing melahirkan anaknya lebih dari satu
kasus seperti ketika pemiliknya meninggal kucing namun induk kucing dengan sabar merawat anak-
akan berubah temperamen, kucing tidak nafsu anaknya, jika induk kucing tidak merawat anak-
makan dan terlihat lemah bahkan sakit. anaknya memungkinkan tidak akan bertahan hidup.
Permyataan tersebut menunjukkan bahwa Kucing yang baru dilahirkan memiliki keterbatasan
untuk beradaptasi dengan suhu lingkungan.
kucing memiliki emosi, kasih sayang dan Berbagai pesona yang ditunjukkan oleh
kesetiaan, meskipun sebagian besar kucing tidak kucing menurut penulis yang paling menarik
menunjukkan kesetiaan terhadap pasangan maupun adalah kasih sayang induk kucing terhadap
terhadap pemilik, namun kesetiaan akan selalu anaknya, karena hubungan tersebut sangat terlihat
ditunjukkan dengan tulus terhadap anaknya. tulus.
Melihat keadaan tersebut timbul dalam hati
Kesetiaan itu merupakan bentuk kasih sayang yang dan pikiran penulis untuk menuangkan semangat
tulus dari induk kucing terhadap anaknya layaknya dari induk kucing dalam menjaga dan merawat
kasih sayang manusia terhadap anaknya. anak-anaknya ke dalam karya seni lukis batik kayu,
Salah satu cara utama seekor kucing sebagai upaya kepedulian dan solidaritas penulis
menunjukkan kasih sayang pada sesama kucing terhadap sesama makhluk hidup yang berkaitan
dengan rasa kasih sayang kucing. Pengalaman-
adalah dengan menjilati bulu dan merapikannya. pengalaman tersebut akan sangat bermanfaat untuk
Perhatian seekor induk kucing memandikan anak- memunculkan ide-ide dalam berkarya seni
anaknya atau kakak beradik kucing yang saling sehingga dapat dijadikan objek dalam proses
menjilati wajah saudaranya (Petcentric 2010). penciptaan yang akan melahirkan sebuah karya
Bentuk kasih sayang seekor induk kucing seni.
terlihat saat induk kucing dengan sabar menjilati Hasil karya seni tidak dapat lepas begitu
atau membersihkan bulu anaknya dari mulai saja dari dari pengaruh lingkungan, hal tersebut

20
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

juga disampaikan oleh Soedarso; Triyanto (.2014) HASIL DAN PEMBAHASAN


suatu hasil seni selalu merefleksi lingkungannya
(bahkan diri si seniman itupun terkena pengaruh Hasil keterangan karya berupa nama
pula). Lingkungan itu dapat berwujud alam sekitar pembuat, judul, tahun, ukuran, media diskripsi
maupun masyarakat sekitar. karya, berupa penjelasan secara visual mengenai
Berdasarkan semua pertimbangan maupun keadaan visik atau menarasikan karya secara
uraian yang telah dibahas maka dapat ditegaskan menyeluruh dan analisis karya interprestasi atau
bahwa ide atau gagasan pemilihan tema proyek penafsiran nilai-nilai merinci lebih detail.
studi ini bertitik tolak pada kasih sayang induk
kucing terhadap anaknya, terutama dalam hal Jumlah karya yang dihasilkan dan dilaporkan
melindungi dan pengorbananyang dapat menjadi dalam laporan sebanyak 10 karya. Karya-karya
sumber inspirasi bagi semua terutama bagi penulis. tersebut menggunakan objek kucing yang
Gagasan diungkapkan dalam sebuah karya ukuranya berbeda antara karya satu dengan yang
seni lukis batik kayu sehingga mampu lainya. Dalam karya ini kucing sebagai ide
mengungkapkan gambaran kasih sayang induk penciptaan karya seni lukis batik, penulis
kucing terhadap anaknya ke dalam bahasa visual. terinspirasi dari karakter, dan kasih sayang induk
kucing terhadap anaknya yang diungkapkan
METODE BERKARYA melalui karya seni lukis batik kayu.

1. Bahan 1. Karya Batik 1


Bahan adalah material atau bahan dasar
yang sudah melalui proses tertentu sehingga dapat
digunakan untuk menciptakan suatu karya seni.
Bahan yang digunakan penulis yaitu, Kayu,
malam/ lilin, dan zat warna, sedangkan zat warna
yang digunakan adalah zat warna kimia indigosol
dan natpol.
a. Spesifikasi Karya
2. Alat Judul : Gross
Alat yang digunakan dalam pembuatan Media : Batik pada kayu albesia
karya seni lukis batik kayu ini antara yaitu, Kertas Ukuran : 24cm x90 cm (5 panel)
gosok/amplas, pinsil, canting, kuas, wajan, Tahun : 2013
kompor, ember, Gelas Plastik, kapas, panci besar
dan kompor gas. b. Deskripsi Karya
Karya yang berjudul “Gross” divisualisasikan
Proses Berkarya seekor kucing betina yang bertubuh panjang
dengan ekor pendek melengkung. Kaki kucing
langkah awal dalam menciptakan karya digambarkan sedang melangkah mengendap-endap
seni lukis batik kayu adalah pencarian ide atau dengan memamerkan kuku-kuku yang panjang
gagasan yang dimunculkan. Setelah memperoleh serta tajam. Pada bagian tubuh kucing terdiri dari
tema, penulis membuat konsep karya melalui berbagai isen yang berwarna cerah seperti cecek
perenungan, sebelumnya penulis juga melakukan dan sisik, kemudian beberapa isen kreasi baru
pendekatan secara langsung dengan mengamati lebih sederhana sehingga tidak hanya terpaku pada
kucing-kucing di sekitar tempat tinggal dan motif-motif batik tradisional namun tetap
mendatangi rumah-rumah penampungan kucing memperhatikan unsur-usur batik. Pada bagian
terlantar. Setelah menemukan ide atau gagasan wajah dan kaki tidak terdapat isen-isen seperti
tema yang dimunculkan, penulis berusaha pada bagian tubuh kucing, pada wajah dan kaki
menuangkan pengalaman tersebut ke dalam karya kucing terdapat garis-garis kecil yang merupakan
seni lukis batik kayu. Tahap ini juga dapat disebut bulu-bulu tipis sebagai pendukung visual untuk
sebagai tahap penciptaan karya yaitu, Persiapan, lebih memunculkan karakter dari seekor kucing.
meliputi proses pembatikan (Purwanto, 2009) yaitu:
nyanting, nembok, nyolet, nyelup, nglorot dan c. Analisis Karya
penyajian. Karya yang berjudul “Gross” dibuat dengan
pola garis tebal berwarna hitam yang dihasilkan
dari naptol ASBO dan garam Biru B yang
menghasilkan warna biru dan proses pewarnaan

21
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

dilakukan berulang-ulang sehingga menghasilkan berserakan. Kucing betina digambarkan dengan


warna hitam pekat, garis pola dibuat tebal agar leher yang panjang, ekor yang menjuntai ke atas
mempertegas isen-isen dengan warna cerah yang dan lekukan tubuh yang menonjol untuk
ada pada tubuh kucing. Bentuk tubuh kucing memperlihatkan kesan feminin, lembut, dan penuh
dibuat tidak proporsi dengan tubuh yang kasih sayang. Seekor anak kucing yang
dipanjangkan dan kaki yang pendek tetapi tetap digambarkan dengan ukuran yang lebih kecil
memperhatikan karakter dari seekor kucing. Warna dibandingkan dengan induknya, memiliki perut
isen-isen pada karya menggunakan warna yang buncit dan menyandarkan kepalanya pada
indigosol biru dan hijau, sedangkan warna jingga tubuh induknya. Uuntuk memunculkan
dihasilkan dari campuran warna kuning dan merah karakteristik karya batik, ditambahkan isen-isen
muda, kemudian terdapat warna merah yang batik seperti sisik, cecek telu dan cecek renteng,
menjadi latar isen cecek telu, dihasilkan dari warna selain itu juga terdapat isen hasil modifikasi agar
naptol ASBO dan garam merah B. Warna latar tidak terlihat konvensional.
yang memanfaatkan warna alami dari serat kayu
yang tidak ditambahkan warna lain dan tata letak c. Analisis Karya
objek kucing diatas lima panel kayu yang Pada karya ini, pola dibuat dari susunan titik-
mempertimbangkan prinsip keseimbangan, titik yang membentuk objek dua ekor kucing yaitu
menjadikan karya tersebut terlihat serasi antara induk kucing dan anak kucing. Kedua objek
latar yang sederhana dengan objek kucing yang kucing dihiasi dengan isen yang bermacam-
dipenuhi isen-isen dan terlihat mendominasi. macam, isen yang bnyak digunakan adalah isen
Karya lukis batik yang berjudul “Gross” sisik, sedangkan isen-isen lainnya merupakan
bercerita tentang kucing betina yang baru saja kreasi baru dari penulis. Antara kedua objek
menjadi dewasa, dan diberi nama Gross oleh memiliki isen yang berkesinambungan sehingga
pemilik kucing betina tersebut. Kucing betina terjalin kesatuan antara keduanya. Berbagai warna
digambarkan bertubuh panjang secara berlebihan, dari indigosol menghiasi isen-isen tersebut seperti,
dimaksudkan untuk memunculkan karakter Gross merah muda, biru, hijau, kuning, ungu, dan jingga.
yang memang memiliki tubuh lebih panjang Warna hijau pada karya ini, dicampurkan dengan
dibandingkan kucing pada umumnya. Gross warna kuning dengan perbandingan 1:1 sehingga
merupakan kucing yang cerdik, gross sangat menghasilkan warna hijau muda yang segar,
pandai menyembunyikan anaknya dari bahaya sedangkan warna jingga dihasilkan dari warna
predator lain, bahkan pemilik kucing tersebut tidak kuning yang dicampurkan dengan warna merah
pernah mengetahui Gross menyembunyikan anak- muda dengan takaran 3 gram warna kuning dan 2
anaknya. gram warna merah muda. Dibeberapa bagian
terdapat warna merah yang dihasilkan dari 10
2. Karya Batik 2 gram naptol ASBO dan 10 gram merah B,
sedangkan warna hitam dihasilkan dari naptol
ASBO dan biru B masing-masing 10 gram, karena
sebelumnya sudah diberi warna merah, warna biru
berubah menjadi pekat. Pertimbangan bentuk kayu
yang berliku-liku dan lebih tinggi di sisi kiri, induk
kucing digambarkan lebih tinggi dan diletakkan di
sisi kiri, sedangkan anak kucing digambarkan lebih
kecil dibandingkan induk kucing dan diletakkan di
sisi kanan, kemudian ekor dari kucing tersebut
yang panjang menjuntai mengikuti irama lekukan
kayu sehingga tercipta keseimbangan antara
a. Spesifikasi Karya bentuk kayu dan dua objek kucing.
Judul : Bersandar Pada karya yang berjudul “Bersandar”
Media : Batik pada kayu angsana menceritakan anak kucing yang bersandar pada
Ukuran : Variabel induknya selepas makan bersama induknya. Ikan
Tahun : 2014 yang berserakan dan perut anak kucing yang
buncit, kemudian mata yang sayu mulai
b. Deskripsi Karya mengantuk menggambarkan bahwa anak kucing
Karya lukis batik berjudul “Bersandar” sudah kenyang. Induk kucing dengan mata biru
terdapat dua ekor kucing, satu ekor kucing betina berbinar dan mulut yang digambarkan tersenyum
dan satu ekor anak kucing. Pada karya tersebut kecil, memperlihatkan bahwa induk kucing senang
digambarkan seekor anak kucing yang bersandar anaknya sudah kenyang.
kepada induknya di atas tumpukan ikan yang

22
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

3. Karya Batik 3 kayu yang tidak beraturan. Pada objek kucing


terdiri dari berbagai isen seperti sisik, cecek telu,
grompol dan beberapa isen-isen kreasi baru. Tidak
hanya pada objek kucing, pada objek tiga bukit
juga diisi isen-isen namun bentuknya lebih
sederhana, sedangkan pada objek tiga anak kucing
tidak diberikan isen-isen agar objek induk kucing
lebih mendominasi. Warna isen-isen pada karya ini
tidak jauh berbeda dengan karya sebelumnya yang
menggunakan warna indigosol yaitu hijau, biru,
dan merah muda. Pada karya ini, warna kuning
dihasilkan dari warna naptol ASG dan
garam/warna merah R, dengan takaran masing-
masing 10 gram untuk seluruh bagian karya
termasuk warna kuning pada latar, sehingga antara
a. Spesifikasi Karya objek dan latar lebih terlihat senada.
Judul : Boyong Karya yang berjudul boyong menceritakan
Media : Batik pada kayu angsana tentang induk kucing yang memindahkan anak-
Ukuran : Variabel anaknya dari satu tempat ke tempat lain. “Boyong”
Tahun : 2014 dalam bahasa jawa berarti berpindah, boyong
identik dengan perpindahan dengan turut serta
b. Deskripsi Karya membawa barang-barang yang berharga. Seekor
Karya yang berjudul “Boyong” terdiri dari induk kucing setelah melahirkan anaknya akan
seekor induk kucing dan tiga ekor anaknya yang selalu berpindah-pindah dengan serta membawa
berada di punggung induk kucing. Induk kucing seluruh anak-anaknya. Hal tersebut bertujuan
digambarkan sedang berjalan sambil menengok melindungi anak-anaknya dari bahaya.
anak-anaknya yang berada di punggung. Ekor dari Dalam karya yang berjudul “Boyong”
induk kucing yang kecil melengkung ke depan menggambarkan induk kucing yang menggendong
menaungi ketiga anaknya yang sedang bersantai di anak-anaknya di punggung walaupun sebenarnay
atas punggung induknya. Ketiga anak kucing acara kucing menggendong anaknya cukup unik
digambarkan sedang bersantai dengan berbagai yaitu dengan menggigit tengkuk anaknya dan
pose, yang pertama anak kucing yang berwarna segera membawa anaknya satu-persatu ke tempat
biru sedang duduk diam melihat ke depan, lain.
kemudian anak kucing kedua berwarna hijau 4. Karya Batik 4
sedang duduk sambil memejamkan matanya dan
yang ketiga anak kucing berwarna merah yang
sedang tertidur pulas. Ada beberapa bukit kecil
yang berbeda motif untuk tempat pijakan induk
kucing yang sedang melangkah. Untuk menambah
kesan estetis ditambahkan motif berbagai warna
pada objek kucing dan pada objek bukit.
Warna yang digunakan tidak jauh berbeda
dengan karya sebelumnya menggunakan warna
indigosol yang terdiri dari warna kuning, merah
muda, hijau, dan biru kemudian ditambahkan
warna merah dari naptol dan sedikit warna hitam.

c. Analisis Karya
Pada karya ini, pola yang membentuk objek
kucing berupa garis warna putih. Objek induk
kucing diletakkan ditengah bidang kayu dengan
bentuk tubuh yang melengkung ke bawah, a. Spesifikasi Karya
kemudian ketiga anak kucing diletakkan di atas Judul : Dewi
punggung induk kucing yang melengkung. Ekor Media : Batik pada kayu angsana
kucing menjuntai keatas mengisi ruang kosomg Ukuran :Variabel
mengikuti irama lekukan kayu sehingga terlihat Tahun : 2016
proporsi antara objek dan bidang kayu. Bukit yang
berderetan, menyeimbangkan kedua ujung bidang b. Deskripsi Karya

23
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

Pada karya seni lukis batik yang berjudul 5. Karya Batik 5


“Dewi” terdapat objek utama kucing betina yang
berada di tengah dengan tubuh sedikit gemuk dan
ekor yang panjang menjuntai ke atas. Lima ekor
anak kucing yang mengelilingi induk kucing
merupakan objek pendukung, kemudian terdapat
objek gedung-gedung dan satu bukit yang dihiasi
isen-isen sebagai latar objek utama. Kucing betina
yang merupakan induk dari kelima anak kucing
digambarkan compang-camping namun tetap
mengandung unsur estetis. Satu ekor anak kucing
bersembunyi di ketiak kucing dan keempat anak
kucing lainnya digambarkan bersembunyi
dibelakang tubuh induknya.
Pada karya ini tetap menggunakan warna dari
indigosol namun lebih menekankan warna hitam
a. Spesifikasi Karya
untuk memberikan kesan suram. Sebagian objek
utama terdapat isen-isen yang serupa dengan Judul : Pemanjat
karya-karya sebelumnya yaitu menggunakan isen Media : Batik pada kayu mahoni
sisik maupun cecek dan beberapa isen yang telah Ukuran : Variabel (12 panel)
dimodifikasi baik warna maupun bentuk. Tahun : 2014
c. Analisis Karya
b. Deskripsi Karya
Karya yang berjudul “Dewi”, tata letak objek
induk kucing terdapat di tengah, sedangkan objek Karya yang berjudul “Pemanjat” terdapat
lima anak kucing diletakkan dengan irama objek kucing yang sedang memanjat sebuah
mengitari induk kucing. Objek induk kucing dan pohon. Kucing tersebut digambarkan berada di
lima anak kucing terbentuk dari garis berwarna antara dua dahan pohon dengan posisi duduk,
hitam yang entur, sedangkan pada objek gedung- cakarnya mencengkram pohon dan kakinya
gedung menggunakan garis lurus dan kaku. Agar menggantung. Matanya membuka lebar fokus
timbul keserasian dan tidak terlihat kaku dengan melihat sesuatu di depan dan ekor panjang
garis-garis lurus yang membentuk objek gedung- menjuntai ke bawah. Pada bagian tubuh kucing
gedung, Isen-isen ditambahkan pada objek hanya terdiri dari dua macam isen yaitu sisik dan
gedung-gedung. Secara keseluruhan karya ini isen bulatan-bulatan menyerupai tekstur
didominasi warna hitam yang dihasilkan dari batuan.Pada bagian wajah terdapat isen cecek yang
warna naptol ASBO dan garam biru B dengan menghiasi sehingga memunculkan karakter kucing
proses pewarnaan berulang-ulang hingga lima kali betina yang cantik. Pada bagian kaki dan ekor
pencelupan, namun pada isen-isen tetap tidak ada ornamen seperti pada bagian tubuh. Kaki
menggunakan warna-warna cerah dari indigosol dan ekor kucing terdapat bulu-bulu tipis sebagai
seperti warna kuning, biru, hijau, merah muda, dan pendukung visual untuk lebih memunculkan
ungu. Wrna merah yang terdapat pada beberapa karakter dari seekor kucing.
bagian menggunakan warna naptol ASBO dan
garam/warna merah R. c. Analis Karya
Karya ini bercerita tentang seekor kucing Pada karya yang berjudul “pemanjat” hanya
betina yang tinggal di perkotaan yang penuh ada satu objek kucing yang digambarkan secara
dengan gedung-gedung tinggi. Kucing tersebut distorsi dengan bentuk kepala yang pipih, leher
tidak memiliki tuan dan hidup sendiri di jalan. yang mengecil dan pnjang, namun karakter kucing
“Dewi” adalah sebutan untuk kucing betina tetap terlihat pada bentuk kuping, kuku dan
tersebut, begitulah orang-orang sekitar memanggil ekor.Penempatan objek kucing disusun secara
kucing betina tersebut. Kucing betina tersebut simetris dan diapit dua dahan pohon. Isen-isen
selalu terlihat bersih meskipun tidak memiliki tuan yang digunakan dalam objek karya ini tidak
yang merawatnya. Namun ketika Dewi melahirkan banyak, yaitu sisik, cecek dan bulatan-bulatan.
kelima anaknya, Dewi terlihat compang-camping Warna keseluruhan pada objek kucing didominasi
dan tidak terawat. Kucing tesebut melupakan warna cokelat yang dihasilkan dari warna
dirinya sendiri demi merawat dan melindungi indigosol, dalam satu karya ini membutuhkan lebih
anak-anaknya. Dewi rela dipukul karena mencuri banyak warna cokelat yaitu 8 gram yang dilarutkan
di sebuah warung makan demi kelangsungan hidup dengan 40 ml air panas, untuk menghasilkan warna
anak-anaknya. cokelat yang terang ditambahkan sedikit warna
kuning dengan perbandingan 2:1, selain warna

24
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

cokelat dan kuning, terdapat warna indigosol perutnya digambarkan empat bentuk kepala kucing
lainnya seperti biru dan hijau. Pada bagian pohon tampak samping dan pada panel yang keempat
berwarna merah di gradasikan dengan warna hitam digambarkan kucing betina bersama empat ekor
yang dihasilkan dari naptol dan terdapat isen cecek anaknya yang sedang berebut susu induknya.
renteng yang disusun membentuk pola seperti Induk kucing digambarkan sedang duduk dengan
bunga. Warna pohon yang gelap dipadukan dengan ekor melengkung ke atas, dan empat ekor anak
daun dan bunga yang berwarna cerah serta warna kucing yang seluruhnya menghadap ke tubuh
latar yang memunculkan warna asli serat kayu induknya.
sehingga terjalin keserasian secara keseluruhan.
Karya yang berjudul “Pemanjat” c. Analisis Karya
merupakan gambaran salah satu perilaku kucing Pada karya ini terdiri dari empat gambar
yaitu memanjat pohon. Meskipun kucing bukan berbeda yang disusun menjadi satu kesatuan karya.
hewan yang berada di pepohonan, tapi kucing Objek kucing yang ditampilkan pada masing-
adalah pemanjat yang baik. Kucing selalu masing panel memiliki bentuk yang tidak
mengasah kuku-kukunya di pohon kemudian proporsional, meskipun begitu karakteristik kucing
memanjat untuk melihat keadaan sekitar daerah tetap melekat pada objek tersebut. Secara
jelajah. Kucing akan membawa anak-anaknya ke keseluruhan, objek disusun dari pola berupa garis-
tempat yang lebih tinggi karena dianggap lebih garis lengkung berwarna putih, kemudian garis
aman. Induk kucing juga akan mengajarkan putih dikelilingi isen carat atau garis tebal yang
kepada anak-anaknya untuk memanjat dengan berwarna hitam. Pada setiap objek dipenuhi
mengajak anak-anaknya bermain di sekitar pohon. dengan isen-isen berwarna cerah, isen-isen tersebut
mengibaratkan corak dari seekor kucing, sehingga
6. Karya Batik 6 keempat gambar kucing betina pada karya ini
diberikan isen yang sama agar terjalin kesatuan
antara keempat gambar tersebut dan terlihat bahwa
karya tersebut merupakan sebuah rangkaian cerita.
Warna yang digunakan secara menyeluruh
didominasi warna merah muda yang dihasilkan
dari warna indigosol dengan takaran 5 gram yang
dilarutkan dengan 40 ml air panas sehingga warna
a. Spesifikasi Karya merah muda terlihat sangat tipis dan lembut.
Judul : Betina Warna-warna lain seperti biru, kuning, merah dan
Media : Batik pada kayu albesia hijau digunakan pada isen-isen namun tidak
Ukuran : 24 cm x 60 cm (4 panel) mendominasi. Warna merah juga terdapat pada
Tahun : 2015 bagian tertentu yang dihasilkan dari naptol ASBO
10 gram dan warna merah B 10 gram, kemudian
b. Deskripsi Karya terdapat warna hitam yang dihasilkan dari ASBO
Karya yang berjudul “Betina” terdiri dari dan biru B dengan perbandingan 1:1.
empat gambar yang disusun menjadi suatu Karya yang berjudul “Betina” adalah
rangkaian sebuah siklus kehidupan kucing betina. gambaran dari siklus kehidupan kucing betina.
Gambar pertama pada panel pertama terdiri dari Pada panel yang pertama digambarkan kucing
satu objek kucing betina dengan warna merah betina yang masih sendiri, seiring waktu berjalan
muda menggambarkan sisi feminin dengan hiasan kucing betina akan mengalami fase birahi untuk
isen-isen yang berwarna cerah. Kucing betina berkembang biak seperti pada panel yang kedua
digambarkan dengan lekukan-lekukan menonjol digambarkan perkawinan antara kucing betina dan
dengan leher yang panjang dan ekor yang panjang. kucing jantan setelah melewati fase birahi, pada
Pada panel ke dua terdapat dua objek kucing yang panel ketiga digambarkan kucing betina yang
menyatu sehingga dua ekor kucing digambarkan sedang mengandung. Pada panel yang terakir
hanya dengan empat kaki namun tetep memiliki digambarkan kucing betina bersama empat ekor
dua kepala dan dua ekor yang melengkung anaknya menandakan kucing betina sudah
membentuk hati. Kucing yang pertama berwarna melahirkan anaknya dan kucing betina tersebut
merah muda sama seperti objek kucing pada panel telah menjadi induk tunggal.
yang pertama, kucing yang kedua berwarna biru Dilihat dari siklus kehidupan seekor kucing
untuk menunjukkan karakter kucing jantan. Motif betina, ketika kucing betina mengandung dan
yang digunakan juga tidak jauh berbeda dengan melahirkan anaknya kucing betina akan menjadi
gambar pada panel yang pertama. induk tunggal, sementara kucing jantan akan pergi
Panel yang ketiga digambarkan kucing betina meninggalkan kucing betina bahkan dapat juga
yang sedang hamil dengan perut yang besar dan di memangsa anak-anaknya. Tidak seperti manusia

25
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

yang membesarkan dan merawat anak-anaknya dua kaki yang menghadap ke atas pada sisi sebelah
bersama-sama induk kucing akan berjuang sendiri kiri, namun masih terlihat kseimbangan dengan
untuk melindungi anak-anaknya dan memberi penempatan ekor kucing yang menjuntai ke atas
makan agar tetap bertahan hidup, hal tersebut dan melengkung dibagian ujungnya memenuhi
dilakukan induk kucing sendiri tanpa bantuan bidang kosong pada sisi sebelah kanan. Pola atau
kucing lain hingga anak-anaknya siap untuk hidup garis kontur menggunakan Isen carat atau satu
sendiri. garis tebal mengelilingi objek kucing. kaki dan
ekor kucing, ditambahkan garis-garis halus sebagai
7. Karya Batk 7 karakter bulu kucing, sedangkan pada tubuh
kucing dipenuhi berbagai isen-isen batik dan motif
kucing seperti anak kucing yang sedang menyusu.
Warna yang mendominasi pada karya tersebut
adalah kuning yang dihasilkan dari 7 gram
indigosol yang dilarutkan dengan 50 air panas.
Hampir seluruh tubuh kucing dipenuhi warna
kuning, bagian yang berwarna jingga, juga
sebelumya sudah diberi warna kuning, sebelum
diberi pembangkit warna ditambahkan warna
merah muda sehingga menghasilkan warna jingga,
begitu juga dengan warna cokelat, sebelumya
diberi warna kuning dan ditambahkan warna coklat
sebelum di beri pembangkit warna yang
menghasilkan warna cokelat yang cerah.
a. Spesifikasi Karya Menyusui merupakan bentuk kasih sayang
Judul : Menyusui konkrit yang ditunjukkan induk kucing, menyusui
Media : Batik pada kayu albesia sangat penting untuk kelangsungan hidup seekor
Ukuran : 100cm x 90cm (9 panel) anak kucing. Ketika anak kucing baru saja
Tahun : 2016 dilahirkan, anak kucing hanya mengkonsumsi air
susu yang di hasilkan dari induk kucing hingga
b. Deskrpsi Karya berusia tiga bulan. Induk kucing harus
menghabiskan banyak waktu untuk menyusui
Karya yang berjudul “Menyusui terdiri dari
sebab hanya susu yang menjadi sumber utama bagi
satu objek kucing dengan kepala menghadap ke
anak-anak kucing, sementara induk kucing juga
samping dan tubuh berbentuk bundar dengan dua
harus mencari makan untuk dirinya sendiri dan
kaki belakang menghadap ke atas, Kaki depan
induk kucing tidak memiliki banyak waktu untuk
tidak digambar namun tubuh kucing yang
mencari makan sebab induk kucing tidak dapat
berbentuk bundar mengesankan kaki depan
terlalu lama meninggalkan anaknya yang
berfungsi sebagai tangan yang seolah sedang
dikhawatirkan dimangsa oleh kucing lain.
menimang. Ekornya panjang dan melengkung di
bagian ujung. Pada badan kucing terdapat tiga ekor
8. Karya Batik 8
anak kucing yang disamarkan dengan motif-motif
yang terdapat pada tubuh kucing. Posisi ketiga
anak kucing sedang meringkuk seperti bayi yang
sedang di timang dalam pelukan ibunya. Motif
guratan yang diibaratkan kelenjar susu terletak di
atas gambar anak kucing masing-masing. Tiga
anak kucing memiliki warna yang berbeda, anak
kucing yang berada paling atas berwarna jingga,
kemudian yang kedua berwarna biru dan anak
kucing yang paling bawah berwarna coklat.

c. Analisis Karya
Pada karya yang berjudul “Menyusui” media
yang digunakan adalah kayu yang disusun menjadi
bentuk segi empat dengan objek gambar kucing
menghadap ke samping dengan tubuh bulat yang
diletakkan secara simetris dan hanya digambarkan

26
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

a. Spesifikasi Karya Karya yang berjudul “Si Kurus yang Tak


Judul : Si Kurus yang Tak Menyrah Menyrah” menggambarkan seekor induk kucing
Media : Batik pada kayu jati yang hidup di pasar tradisional bersama anaknya.
Ukuran : 60 cm x 75 cm Sayur dan buah-buahan serta tempat yang terbuat
Tahun : 2016 dari anyaman bambu menggambarkan suasana
pasar, ikan-ikan yang berserakan dan genangan air
b. Deskripsi Karya menggambarkan suasana pasar tradisional yang
Pada karya yang berjudul “Si Kurus yang Tak kotor, becek dan berantakan. Dua ekor kucing
Menyerah” terdiri dari dua objek utama yaitu satu berwarna hitam digambarkan sangat kurus dengan
ekor kucing dewasa dan satu ekor anak kucing tulang-tulang sendi yang menonjol, hanya dibalut
kemudian objek pendukung lainnya yaitu ikan- kulit yang tidak tampak berbulu, ekor yang kurus
ikan yang berserakan dan genangan air di bawah meruncing mengesankan keadaan kucing di pasar
objek utama, sayur dan buah-buahan serta tempat yang tidak terawat dan warna pada latar berwarna
yang terbuat dari anyaman bambu diletakan di senja menandakan hari mulai gelap.
samping kanan dan kiri. Objek pendukung tersebut
menggambarkan suasana pasar tradisional yang 9. Karya Batik 9
kotor, becek dan berantakan.
Dua ekor kucing digambarkan sangat kurus
dengan tulang-tulang sendi yang menonjol, dibalut
kulit yang tidak tampak berbulu. Ekor yang kurus
meruncing mengesankan keadaan kucing yang
tidak sehat dan tidak terawat. Warna pada latar
berwarna merah dengan gradasi kuning, kemudian
ikan yang berserakan berwana hijau dan berbagai
macam sayuran beragam warna dengan sebuah
tempat dari anyaman bambu berwarna cokelat.
Dua ekor kucing sebagai objek utama berwarna
hitam dengan diberikan unsur batik yaitu berbagai
isen-isen.

c. Analisis Karya
a. Spesifikasi Karya
Pada karya ini dua objek kucing diletakkan
Judul : Hitam
berdampingan dengan ukuran induk kucing yang
Media : Batik pada kayu jati
lebih besar dari ukuran objek anak kucing.
UkUran : 60 cm x 75 cm
Peletakkan gambar sayuran di sebelah kanan yang
Tahun : 2016
menumpuk hingga menjualang ke atas untuk
menyeimbangkan ukuran gambar anak kucing
b. Deskripsi Karya
yang lebih kecil sehingga menghasilkan komposisi
yang seimbang. Warna dari kedua kucing tersebut Karya yang berjudul “Hitam” terdiri dari satu
adalah hitam yang dihasilkan dari 10 garam ASBO objek utama yaitu seekor kucing berwarna hitam.
dan 10 gram biru B yang dicelupkan secara Kucing digambarkan sedang mengendus dengan
berulang-ulang hingga mendapatkan warna hitam tubuh yang ramping dan posisi punggung
yang pekat, sebelum pemberian warna hitam, membungkuk sehingga kepalanya hampir
kedua objek kucing tersebut diberi hiasan berupa menyentuh tanah. Mata yang digambarkan tajam
isen-isen batik dengan warna yang berbeda-beda penuh kewaspadaan dan kuku-kuku yang tajam
pada setiap isen, agar timbul keserasian antara dua siap menerkam mangsa. Ekor yang belang
objek kucing tersebut, Isen-isen pada induk kucing melengkung ke atas dan terdapat isen-isen pada
dibuat senada dengan isen-isen pada anak kucing. bagian tubuh, kaki dan dahi, untuk menambah
Warna isen-isen dihasilkan dari warna indigosol karakter karya batik, pada ekor yang belang juga
dengan takaran cukup 5 gram setiap warna dan terdapat isen-isen berupa titik-titik/ cecek
dilarutkan 20 ml air panas pada setiap warna yang berwarna kuning. Selain objek utama juga terdapat
akan dicoletkan. Pada bagian latar terdapat warna objek pendukung berupa potongan ikan yang
kuning dan merah yang dihasilkan dari pewarna berserakan dan sisa duri ikan yang terletak di
naptol yaitu ASG dan merah B untuk warna telapak kaki kucing. Kuku tajam kucing hitam
kuning, sedangkan warna merah dihasilkan dari pada posisi mencengkeram sisa duri ikan.
ASBO dan merah R.

27
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

c. Analisis Karya
Pada karya yang berjudul “hitam” objek 10. Karya Batik 10
kucing tersusun dari garis-garis lengkung untuk
menunjukkan karakter kucing yang memiliki tubuh
lentur dan gesit. Tata letak dan ukuran objek
kucing dibuat memenuhi seluruh bidang agar
terkesan kucing tersebut tetap bisa bergerak bebas
meskipun di tempat yang sempit karena memiliki
tubuh yang lentur. Ekor kucing melengkung ke
atas untuk menyeimbangkan bagian bawah objek
kucing yang dipenuhi objek ikan yang berserakan.
Warna latar yang memanfaatkan warna serat
kayu yang berwarna terang terlihat kontras dengan
objek kucing yang berwarna hitam, namun masih a. Spesifikasi Karya
terlihat keserasian dengan penambahan warna
Judul : Penjaga di Waktu Malam
kuning dan hijau pada objek ikan berserakan
Media : Batik pada kayu jati
sebagai objek pendukung. Objek kucing juga
Ukiran : Variabel
ditambahkan unsur-unsur batik dengan isen-isen
Tahun : 2016
berbagai macam warna, isen-isen yang digunakan
b. Deskripsi Karya
antara lain sisik, cecek, dan grompol serta isen-
isen tambahan hasil kreasi baru. Isen carat juga Pada karya ini terdapat objek induk kucing
digunakan sebagai garis kontur yang mengelilingi yang sedang berdiri tegak di tengah dan matanya
objek kucing. Warna isen-isen menggunakan mengarah ke atas menatap langit yang gelap,
warna indigosol kuning, merah muda, ungu, hijau terdapat juga dua ekor anak kucing yang sedang
dan biru dengan menggunakan 5 gram setiap bersandar di kaki induknya dan sedang tertidur.
warnanya, akan menghsilkan komposisi warna Suasana yang digambarkan gelap langit yang
yang seimbang. Warna merah juga digunakan pada hitam hanya ada titik-titik cahaya di langit yang
beberapa isen, namun warna merah dihasilkan dari berwarna hitam.Induk kucing berwarna merah
10 gram naptol ASBO dan 10 gram garam warna muda terkesan cantik dengan motif yang bervariasi
merah B. Tubuh kucing yang bwerwarna hitam namun kecantikan tersebut tertutup warna hitam
juga menggunakan 10 gram naptol ASBO tetapi karena suasana malam yang gelap membias ke
dikombinasikan dengan garam warna biru B bulu-bulu kucing yang berwarna merah muda.
sebanyak 10 gram sehingga menghasilkan warna Pada karya yang berjudul “Penjaga di Waktu
hitam. Malam” terdapat objek pendukung berupa padang
Objek yang terdapat pada karya yang berjudul rumput kecil yang terbentuk dari warna hijau yang
“hitam” adalah seekor kucing betina, meskipun di beri isen cecek.
seekor kucing betina, di visualkan dengan tubuh
yang kekar dan garang.Matanya yang tajam dan
tidak bersahabat.Dalam karya ini penulis ingin c. Analisis Karya
bercerita tentang seekor kucing betina yang hidup Pada karya ini, objek kucing diletakkan
di pinggiran kota. Hitam hidup liar di jalanan, simetris dan objek kucing digambarkan dengan
hitam tidak memiliki tuan bahkan sangat tidak pendistorsian tubuh yang memanjang keatas
bersahabat dengan manusia. Tidak ada kemanjaan mengikuti bentuk kayu yang panjang sehingga
yang ditunjukkan oleh kucing hitam tersebut. perbandingan dengan bidang kayu menjadi
Tidak ada yang menyangka kucing garang proporsional. Pada karya ini warna-warna yang
bertubuh kekar itu adalah seekor kucing betina. digunakan mengesankan gelap sebagai pendukung
Kucing hitam tersebut pandai berburu dan mencuri suasana malam yang suram, untuk pencapaian
seperti yang digambarkan pada karya seekor kesan suram digunakan banyak warna hitam pada
kucing hitam yang sedang mengendus ikan hasil warna latar dan dibiaskan juga pada objek-objek
buruan. lain agar terjadi kesatuan antara latar dan objek-
objek lainnya. Pada objek kucing terdapat berbagai
isen hasil kreasi baru dengan menggunakan warna
indigosol merah muda, kuning, biru, dan hijau
dengan takaran 2 gram pada setiap warna.
Terdapat juga warna merah yang dihasilkan dari
naptol ASBO dan garam merah B, kemudian
warna hitam yang mendominasi diperlukan 10
gram ASBO dan 10 gram warna biru B.

28
Hafida Akuwati Putri / Eduarts: Journal of Visual Arts 5 (1) (2016)

Karya yang berjudul “Penjaga di Waktu DAFTAR PUSTAKA


Malam” menamilkan bentuk kasih sayang induk Hamidi, Aep S. 2012. Batik Warisan Budaya Asli
kucing yang diberikan kepada anak-anaknya dalam Indonesia. Yogyakarta: Narasi.
bentuk pengorbanan dan memberi rasa aman, Hamzuri. 1994. Clasikal Batik. Jakarta: Djambatan.
dengan suasana yang gelap namun masih ada Marsanto dan Wikraman, SD. 2011. Merawat Kucing
Kesayangan. Yogyakarta: Citra Aji Pratama.
bintang-bintang di langit yang mengibaratkan Pamungkas, EA. 2010. Mengenal Batik dan
masih ada harapan di tengah kegelapan meskipun CaraMembatik. Yogyakarta: Gita Nagari.
hanya sedikit.Bentuk visual dari objek induk Petcentrik. 2010. San’s Stories.
kucing yang berdiri tegak dengan mata yang http//www.kucinggue.blogspot.com. diakses pada
terbuka lebar menghadap langit menandakan 9 September 2014 Pukul 13:11.
seekor kucing betina tetap waspada pada saat Petcentrik. 2014. San’s Stories.
malam hari untuk selalu menjaga anak-anaknya http//www.kucinggue.blogspot.com. diakses pada
yang tertidur. 9 September 2014 Pukul 13:02.
Purwanto, 2009, Revitalisasi nilai pendidikan
PENUTUP dalam Batik, Prosiding dalam Seminar
Nasional Batik “Empowering Batik dalam
Kucing memiliki kehidupan masing- Membangun Karakter Budaya Bangsa”,
masing dan memiliki sifat serta kebiasaan masing- diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan
masing.Kucing tidak hanya memiliki insting Cara Seni Rupa – Fakultas Bahasa dan Seni –
kucing menunjukkan kasih sayang sangat unik Universitas Negeri Yogyakarta
terutama ketika seekor induk kucing yang baru Ramadan, Iwet. 2013. Cerita Batik. Ciputat: Lentera
Hati.
saja melahirkan anaknya, induk kucing memiliki Ramirez, Laura M. 2009. Mengasuh Anak dengan Visi.
cara tersendiri untuk merawat anak-anaknya. Jakarta: Buana Ilmu Pupbliser.
Keunikan tersebut memunculkan ide untuk Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2010. Nirmana Elemen-Elemen
menuangkan rasa kasih sayang kucing terhadap Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
anaknya ke dalam sebuah karya seni lukis batik Soedarso, Sp. 1988. Tinjauan Seni Sebuah Pengantar
kayu. untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku Daya
Pemilihan media kayu untuk dijadikan Sana.
karya seni lukis batik karena, kondisi pandangan Soesanto, 1985. Ornamentik Batik Tradisional pada Seni
Lukis Batik Dekoratif di Kotamadia Surakarta
masyarakat yang menganggap seni batik hanya
antara Tahun 1974-1983, Skripsi Jurusan Seni
berkutat pada hal-hal yang konvensional, Rupa UNS.
menjadikan seni lukis batik semakin ditinggalkan, Shahab, Fairus Hilwa. 2013. All About Cat.
padahal dalam karya seni lukis batik tidak hanya http//wawashahab.blogspot.com. diakses pada 23
mengacu pada pola-pola lama untuk September 2014
mengungkapkan makna yang ingin disampaikan. Sukur, Sylvester G. 2002. Republik Plato, The Repubik.
Dalam pembuatan karya seni lukis batik Yogyakarta: Benteng Budaya.
menggunakan berbagai macam jenis kayu yang Triyanto, T. (2014). Pendidikan Seni Berbasis Budaya.
berbeda dengan ukuran dan bentuk yang berbeda, Imajinasi: Jurnal Seni, 7(1), 33-42.
hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam
proses penciptaan karya. Proses pewarnaan batik
menggunakan warna cair sehingga, harus
mempertimbangkan daya serap media dasar yang
digunakan. Setiap jenis kayu memiliki sifat
penyerapan air yang berbeda-beda, sehingga
dalam proses pewarnaan sulit untuk memprediksi
kepekatan warna yang akan muncul. Ada sepuluh
karya yang masing-masing menampilkan visual
objek kucing dengan berbagai gaya pada setiap
karya. Diharapkan makna yang tertuang dalam
karya seni lukis batik dapat dipahami oleh semua
orang.

29

Anda mungkin juga menyukai