Anda di halaman 1dari 56

Praproposal Perencanaan Skripsi Penciptaan Karya Seni Rupa

REPRESENTASI BURUNG KICAU DALAM


KARYA SENI LUKIS KONTEMPORER

Disusun oleh:
Rizki Ade Putra (1206618028)

Dosen Pembimbing yang diajukan:


Nama Dosen 1
Nama Dosen 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Psuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas

segala nikmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun praproposal

Skripsi Penciptaan karya seni rupa ini dengan sebaik-baiknya. Praproposal ini pun

ditulis dengan judul “Representasi Burung dalam Karya SeniLukis Kontemporer”.

Adapun penulisan praproposal skripsi penciptaan karya seni rupa ini

bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan Seni Rupa

yang diampu oleh Bapak Dr. Indro Moerdisuroso, M.Sn.

Dalam proses penyusunan praproposal, penulis menyadari sepenuhnya

bahwa praproposal ini masih jauh dari kata sempurna. Dikarenakan pengalaman

dan pengetahuan penulis yang masih terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari

semua pihak sangat perupa harapkan demi terciptanya proposal yang lebih baik.

Jakarta, 24 Januari 2021

Rizki Ade Putra


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Perkembangan Ide Penciptaan ...................................................................... 4

C. Masalah Penciptaan ...................................................................................... 5

D. Fokus Penciptaan .......................................................................................... 5

E. Tujuan Penciptaan .......................................................................................10

F. Manfaat Penciptaan .....................................................................................10

G. Tinjauan Pustaka .........................................................................................12

H. Kajian Teori ................................................................................................23

I. Kerangka Berpikir .......................................................................................37

J. Metode Penciptaan ......................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 42


A. Latar Belakang

Dalam ranah seni rupa kontemporer yang terus berkembang, pengalaman

beternak burung muncul sebagai sumber inspirasi yang menawan. Hubungan

simbiosis antara artis dan pendamping unggas menawarkan lensa unik untuk

melihat dan menciptakan seni. Dengan mengintegrasikan kehadiran, perilaku, dan

emosi dari teman berbulu ini, seniman kontemporer menggali wilayah yang belum

dipetakan, mendorong batas ekspresi artistik. Mari kita memulai perjalanan yang

mengeksplorasi bagaimana beternak burung dapat memicu penciptaan karya seni

kontemporer.

Karya seni merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari

pengalaman pribadi dalam kehidupan, sebab karya seni merupakan bahasa

ungkapan melalui media visual dari intepretasi seniman terhadap permasalahan

yang mampu menggugah pikiran, perasaan, yang selanjutnya menimbulkan daya

kreasi untuk dikomunikasikan melalui karya seni. Suatu karya seni tidak dapat

dilepaskan dari pengalaman estetik dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam

menjalani rutinitasnya, manusia selalu bersinggungan dengan hal-hal terdekat

seperti hewan peliharaan, kegiatan tersebut membentuk pendekatan manusia

terhadap perilaku hewan yang menimbulkan suatu ide dalam membuat sebuah

karya seni.

Pengaruh lingkungan yang bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari dapat

memberikan sumbangan ide dalam menciptakan sebuah karya. Berawal dari

pengalaman pribadi dalam memelihara burung yang timbul karena lingkungan

rumah yang mayoritas juga memiliki hobi memelihara burung dengan beragam

jenis yang berbeda, dari lingkungan tempat tinggal yang seperti itu maka timbulah

kesadaran dalam diri untuk mengamati burung-burung yang dipelihara.


Dari hal tersebut munculah keinginan dan ketertarikan lebih dalam untuk

ikut memiliki hewan peliharaan burung. Pengamatan mengenai beragam jenis

burung dilakukan dengan mengunjungi kios burung yang tidak jauh dari rumah,

melihat kontes burung kicau dan berkunjung ke Kebun Binatang Lembah Hijau

Lampung. Kunjungan pada beberapa tempat tersebut dilakukan untuk mengetahui

berbagai jenis ragam burung pada setiap jenisnya untuk mengenal dan membangun

hubungan yang lebih dekat secara emosional terhadap burung-burung tersebut.

Keingin tahuan lebih dalam mengenai burung juga dilakukan dengan mengajak

diskusi beberapa sesama pecinta burung kicau.

Sebagai hewan peliharaan, burung mempunyai daya tarik tersendiri karena

keindahan suara dan warna bulunya yang beragam. Burung yang dipelihara tidak

hanya untuk dinikmati keelokannya semata, namun juga harus diperlakukan dengan

baik selayaknya makhluk hidup. Manusia yang memelihara seekor burung harus

memperhatikan segala kebutuhan hidup burung tersebut. Makanan yang bergizi,

minuman yang steril, tempat tinggal yang bersih, serta kesehatan badannya yang

prima wajib dipenuhi untuk mempertahankan keindahannya.

Ketertarikan akan burung bukan sekedar hanya dalam hal memelihara

namun juga mengembangbiakan jenis-jenis burung tersebut sehingga dapat

mengurangi tingkat kepunahan burung mulai dari jenis burung yang ada di sekitar.

Dalam pengalaman memelihara dan mengembangbiakkan burung, timbul

juga perasaan merasa ingin mengetahui proses-proses perubahan wujud pada

burung yang di pelihara, hal tersebut akan sangat menarik jika dipelajari lebih

dalam. Pengamatan pada burung dapat meliputi pengamatan secara fisik dan juga

perilaku burung di dalam ataupun di luar habitatnya.

Burung berkembang biak dengan cara bertelur. Telur burung mirip telur
binatang buas hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Burung membuat

sarang untuk mengerami telurnya hingga menetas. Sarang bisa dibuat secara

sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu, atau sekedar tanah berpasir

yang sedikit melekuk sehingga telur yang diletakkan.

Dalam pemahaman kita, burung merupakan hewan yang mayoritas

aktivitasnya adalah terbang diudara. pengertian "burung peliharaan" dikorelasikan

dengan keadaan bahwa sebagian besar atau seluruh bagian hidupnya baik tempat,

makanan, reproduksi, pengelolaan dan pemanfaatannya diatur dan dilakukan oleh

manusia serta dipelihara secara khusus dengan tujuan agar memberikan hasil dan

kepuasan bagi yang mempunyainya.

Burung dipelihara dengan tujuan bahwa manfaat yang diperoleh manusia

tersebut dari keberadaan burung itu pun sangat bermacam - macam. Manusia dapat

menikmati keindahan dari warna bulunya dan suaranya yang merdu ataupun

keterampilan khusus yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas kemudian penulis tertarik

merumuskan ke dalam judul “Representasi Burung Kicau dalam Penciptaan

Karya Seni Lukis Kontemporer” . Latar belakang sensasi emosional ini

terinspirasi dari sumber internal yakni pengalaman emosional pribadi, oleh karena

itu melalui skripsi penciptaan ini, hal tersebut berusaha direfleksikan ke dalam

karya seni rupa berupa lukisan pop art kontemporer.


Kondisi ini disebabkan karena banyak sekali manfaat yang dirasakan

setelah memelihara burung, antara lain yaitu dapat menumbuhkan rasa kasih

sayang terhadap makhluk hidup, dan juga dapat mengurangi stres pada seseorang.

Burung merupakan salah satu hewan yang bisa berinteraksi dengan manusia

sehingga banyak dipelihara oleh masyarakat

B. Perkembangan Ide Penciptaan

Perkembangan ide penciptaan karya dalam skripsi penciptaan ini dimulai saat

pencarian gagasan penciptaan pada eksplorasi seni lukis. Dengan pengalaman

internal penulis yang memiliki hobi dalam memelihara burung, awalnya ide atau

gagasan yang ingin penulis angkat sebagai bahan skripsi penciptaan ialah bentuk

visual burung yang rencananya akan disajikan kedalam sebuah karya lukisan.

Namun dari pertimbangan pribadi ide tersebut terasa biasa dan kurang menarik jika

disajikan hanya dalam sebuah karya lukis.

Lalu penulis mencoba ingin membuat suatu karya lukis dengan estetika modern,

tentang kegiatan atau aktivitas burung, yang menampilkan situasi kegiatan burung

yang berterbangan, sedang mengerami telur dan memberi makan anaknya.

Namun berdasarkan pertimbangan serta masukan dan saran dari Pak Dr. Indro

Moerdisuroso, M.Sn. selaku dosen yang mengampu mata kuliah Studio Seni Rupa

Murni saya, dengan pengalaman emosional yang saya alami begitu dekat dengan

tema tersebut, beliau memberi saran agar lebih menampilkan kesan sensasi

emosional yang dirasakan untuk disajikan kedalam penciptaan karya.

Akhirnya dengan masukan hal tersebut, saya mendapatkan dasar ide penciptaan

yang lebih baik, yang sesuai dengan kemampuan dan prinsip estetika yang dekat

dengan saya saat ini, yaitu membuat karya seni yang disajikan berupa lukisan, yang
mengusung ide tentang sensasi emosional yang dialami pada saat memelihara

burung.

C. Masalah Penciptaan

1. Bagaimana merefleksikan suatu sensasi emosional dalam sebuah karya

lukis?

2. Bagaimana penyajian visualisasi karya yang bersumber dari pengalaman

emosional?

3. Bagaimana pengoperasian dan pemakaian bahan, alat, dan teknik pada

media dalam menghasilkan karya seni lukis yang merefleksikan sebuah

sensasi emosional ?

D. Fokus Penciptaan

Skripsi penciptaan karya seni rupa ini difokuskan menjadi tiga aspek

penciptaan yakni aspek konseptual, aspek visual dan aspek operasional. Berikut

ialah penjabaran ketiga aspek tersebut:

1. Aspek Konseptual

Pada aspek konseptual, fokus penciptaan karya lebih mengarah

kepada gagasan atau ide terbentuknya penciptaan karya seni rupa ini.

Di antaranya ialah penemuan sumber inspirasi berkarya, interes seni,

interes bentuk dan prinsip estetik seni yang digunakan.

a. Sumber inspirasi

Sumber inspirasi skripsi penciptaan ini berasal dari realitas


internal yang dialami secara langsung oleh perupa melalui

pengalaman personal mengenai sensasi emosional yang dialami

pada saat memelihara burung.

b. Interes seni

Interes seni yang akan digunakan ialah interes seni yang bersifat

reflektif, yakni seni sebagai pencerminan atas sensasi emosional

yang dialami secara personal. Pengalaman personal yang

dirasakan penulis kemudian direfleksikan melalui karya seni rupa.

c. Interes bentuk

Interes bentuk yang dipilih ialah bentuk burung saat beraktivitas,

seperti berterbangan, makan, mengerami telur, merawat anaknya

dan lain sebagainya. Bentuk tersebut dipilihuntuk menghadirkan

refleksi dari sensasi emosional diri.

d. Prinsip estetik seni

Prinsip estetik seni yang digunakan ialah prinsip estetika

kontemporer. Sebabnya ialah karena konsep penciptaan karya ini

menampilkan keberagaman burung kicau sedang beraktivitas

dengan suasana yang terlihat tenang.


2. Aspek Visual

Fokus penciptaan dalam aspek visual, akan menjabarkan pengolahan

subject matter, struktur visual dan komposisi rupa. Hal ini dilakukan

sebagai penghubung antara konseptual yang ingin disampaikan dengan

visual karya yang ditampilkan.

a. Subject Matter

Subject matter merupakan perihal yang menjadi pokok gagasan.

Subject matter diletakkan dalam aspek visual agar dapat

menjelaskan atau menghubungkan aspek konseptual penciptaan

dengan penggambarannya secara visual. Subject matter dalam

skripsi penciptaan ini ialah sensasi emosional, yang menampilkan

pengalaman akan perasaan yang timbul saat memelihara burung

kicau. Setiap orang pasti memiliki pengalaman emosional yang

berbeda-beda terhadap hewan peliharaannya yang terpilih sebagai

objek dalam pembuatan skripsi penciptaan ini. Namun pada proses

penciptaan ini penulis menyajikan pengalaman emosional yang

dirasakan oleh penulis sendiri.

b. Struktur visual

Aspek struktur visual akan didasarkan pada subject matter yang

sudah ditentukan yakni berupa refeksi sensasi emosional yang

dirasakan pada saat memelihara burung. Struktur visual secara

umum akan menampilkan bentuk karya seni rupa dua dimensi

pada kanvas dengan berbagai aktivitas burung peliharaan.


c. Komposisi rupa

Komposisi rupa berisi pengaturan dari berbagai prinsip rupa yang

mungkin digunakan di dalam karya seni rupa seperti prinsip

kesatuan, keseimbangan, irama, komposisi, proporsi, keselarasan,

gradasi dan kontras. Komposisi rupa yang digunakan dalam karya

skripsi penciptaan ini akan menampilkan beberapa prinsip rupa di

antaranya:

1) Prinsip kesatuan akan ditampilkan melalui nuansa warna

yang dipakai sesuai dengan gagasan yang akan dibawakan, serta

memperhatian interaksi antar objek seperti objek burung dengan

aktivitasnya sehari-hari dan penyatuan seluruh elemen- elemen

rupa yang dirangkai menjadi satu dan saling berhubungan pada

lukisan.

2) prinsip keseimbangan yang akan ditampilkan dalam karya

merupakan keseimbangan asimetris dan keseimbangan simetris.

3) prinsip irama akan ditampilkan pada gestur burung pada

lukisan akan disajikan dengan irama dinamis.

4) prinsip komposisi akan ditampilkan dengan konfigurasi

warna dari setiap cat yang membangun objek pada karya.


5) prinsip proporsi akan ditampilkan pada bagian onjek

burung dengan menggunakan skala yang normal, dan akan

dimodifikasi menjadi bentuk dengan gaya pribadi penulis.

6) prinsip kontras akan ditampilkan pada keadaan objek

burung, dengan tampilan imajinasi yang ada pada saat beraktivitas.

Keseluruhan perencanaan visualisasi kemudian diakhiri dengan eksplorasi

bentuk melalui sketsa untuk mendapatkan visual yang tepat dan

memenuhi subject matter, struktur visual dan komposisi rupa yang

diharapkan.

3. Aspek Operasional

Setelah semua perencanaan visualisasi diselesaikan pada aspek visual,

selanjutnya dalam aspek operasional ialah mengenai perwujudan karya

secara teknis mulai dari pemilihan material, teknik, dan proses penciptaan

karya. Pemilihan material secara umum akan menggunakan media kanvas,

dengan bahan menggunakan cat akrilik, dan alat yang akan dipakai dalam

pembuatan karya ialah pencil, kuas, spray, lakban kertas, dan easel.

Material kanvas dipilih karena merupakan media dasar yang biasanya

dipakai sebagai media lukis, memiliki permukaan yang halus, dan tahan

lama. Cat akrilik dipakai sebagai bahan berkarya atas dasar rencana

penciptaan sebuah karya lukis pop art kontemporer, bahan cat minyak

lebih mudah digunakan sebagai bahan untuk menghasilkan karya yang

realis, dan
perupa secara pribadi menguasai teknik melukis dengan cat akrilik.

E. Tujuan Penciptaan

Tujuan Penciptaan Skripsi penciptaan karya seni rupa ini memiliki beberapa

tujuan di antaranya ialah:

1. Merefleksikan sensasi emosional penulis akan pengalaman pada saat memlihara


burung dalam karya seni lukis realis kontemporer.

2. Menciptakan visualisasi karya seni rupa kontemporer berdasarkan

konseptual penciptaan.

3. Menciptakan karya seni lukis realis kontemporer berdasarkan media,

teknik dan proses penciptaannya.

4. Menciptakan karya seni rupa dengan prinsip estetika kontemporer

berdasarkan konsep penciptaan dengan pengalaman menggunakan

metode artistic research.

F. Manfaat Penciptaan

Manfaat yang dapat diketahui setelah membaca skripsi penciptaan karya seni

rupa ini ialah sebagai berikut:

1. Bagi Perupa Skripsi

Penciptaan ini diharapkan dapat memperluas eksplorasi baik secara

konseptual, visual maupun operasional dalam proses penciptaan karya

seni lukis kontemporer. Secara konseptual, topik yang diangkat

diharapkan dapat menjadi refleksi positif oleh perupa. Secara visual,


diharapkan dapat memperluas eksplorasi visual dengan berbagai subject

matter yang telah ditentukan. Secara operasional, diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan teknis dalam berkarya seni. Selain itu,

skripsi penciptaan ini memberikan pengalaman bagi perupa dalam

menciptakan karya seni rupa yang didasarkan pada serangkaian metode

ilmiah.

2. Bagi Mahasiswa Seni Rupa

Skripsi penciptaan ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian

pedoman penulisan, sehingga diharapkan mampu memberikan

pengetahuan dan gambaran mengenai penulisan skripsi penciptaan

dengan metode ilmiah. Selain itu juga diharapkan dapat menjadi acuan

ataupun bandingan atas penelitian-penelitian serupa lainnya.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Secara akademis, skripsi penciptaan ini diharapkan dapat memberi

kontribusi ilmiah terhadap penelitian-penelitian dalam bidang seni rupa.

Selain itu juga diharapkan dapat memperluas koleksi pustaka yang

nantinya akan dijadikan bahan pembanding oleh mahasiswa lain.

Khususnya penulisan ilmiah tentang penciptaan seni rupa.

4. Bagi Peneliti Seni Rupa

Manfaat yang diharapkan bagi peneliti seni rupa ialah agar dapat

menambah pengetahuan melalui eksplorasi-eksplorasi seni rupa yang


telah dilakukan di dalam skripsi penciptaan ini baik dari aspek

konseptual, visual maupun operasional. Selain itu juga sebagai bahan

pembanding dengan penelitian seni rupa lainnya baik secara wacana

penelitian maupun struktur penulisannya.

5. Bagi Pemerhati Seni Rupa

Bagi pemerhati seni rupa, skripsi penciptaan ini diharapkan dapat

memberikan visualisasi dari refleksi pengalaman emosional perupayang

dapat dijadikan sebagai konsep dalam pembuatan karya seni rupa

kontemporer. Selain itu, diharapkan dapat menambah wawasan

mengenai karya lukis realis kontemporer.

G. Tinjauan Pustaka

1. Referensi Pustaka

Proses penciptaan karya tentunya memerlukan referensi agar karya yang

dibuat memiliki hasil yang lebih baik. Maka dari itu berikut beberapa

hasil penetian karya rujukan pustaka terdahulu yang relevan, digunakan

penulis sebagai referensi:

a. Nama : Rayma Risha Shelli Intan D.P

Program Studi : Seni Rupa Murni

Universitas : Institut Seni Indonesia Surakarta

Tahun 2017

Judul Tugas Akhir : Burung Garuda Sebagai Sumber Ide Penciptaan

Motif Batik Untuk Busana Pesta.


Proses penciptaan seni yang berjudul burung garuda

sebagai sumber ide penciptaan motif dalam busana pesta, proses

yang dilakukan pertama kali adalah mencari studi keperpustakaan

untuk mendapatkan referensi dan pengetahuan yang luas agar dapat

menggali dan memahami konsep dasar dalam penciptaan karya seni.

Proses yang dilakukan dalam tinjauan sumber penciptaan, dengan

melakukam penelusuran sumber informasi dalam bentuk buku,

laporan penulisan 6 dan buku sumber pendukung. Tinjauan pustaka

juga berfungai sebagai tinjauan bahwa karya yang dibuat merupakan

karya original, bukan replika atau plagiat.

• Nama : Yerie Yulanda

Program Studi : Pendidikan Seni Rupa

Universitas : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Yogyakarta

Tahun : 2019

Judul Tugas Akhir : Visualisasi Burung Enggang Gading Sebagai

Ide Penciptaan Karya Seni Lukis

Penciptaan karya seni lukis dengan judul Visualisasi


Burung Enggang Gading Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis
ini adalah sebagai media untuk menyampaikan keresahan dari
penulis terhadap fauna yang ada di Indonesia yang dikategorikan
hewan yang terancam punah. Terancamnya tingkat populasi dan
kelangkaan hewan pada kemajuan masa kini yang begitu pesat.
Pulau Kalimantan memiliki banyak spesies burung , bahkan ada
salah satu jenis spesies burung endemik yang dijadikan simbol akan
maskot Provinsi Kalimantan Barat yaitu burung enggang gading,
memiliki ciri khas pada paruh yang menyerupai tanduk dan tubuh
yang besar yang merupakan salah satu fauna yang ada di Indonesia
yang dikategorikan hewan yang terancam punah. Semakin
terancamnya tingkat populasi dan kelangkaan hewan tersebut
disebabkan hilangnya tempat tinggal dan pemburuan liar seperti
diberitakan melalui media masa dan media social. Permasalahan
tersebut yang mendorong penulis untuk menjadikan burung enggang
gading sebagai gagasan utama dalam tugas akhir bukan skripsi ini.
Banyak hal menarik dan keindahan burung enggang gading yang
membuat penulis takjub serta kekhawatiran penulis yang tidak
menginginkan burung enggang gading hanya menjadi hewan mitos
di masa mendatang. Penulis tidak hanya melihat burung enggang
gading sebagai burung khas Kalimantan saja, namun mencoba
membawa nilai estetika melalui eksplorasi keindahan visual, nilai
filosofi , dan fenomena alam serta budaya saat ini. Nilai keindahan
burung enggang gading mengandung makna yang dalam, kemudian
divisualisasikan dengan penyimbolan makna untuk memperkuat dan
memperindah visual yang nantinya akan diterapkan dalam karya seni
lukis.
b. Nama : Cepy Pradikta

Program Studi : Seni Rupa Murni

Universitas : Universitas Sebelas Maret

Tahun 2017

Judul Tugas Akhir : Burung Sebagai Sumber Ide Penciptaan

Karya Seni Lukis”.

Tugas Akhir ini memvisualisasikan gagasan pemikiran

penulis dalam bentuk karya lukis, yang menjadikan karakter bentuk

burung sebagai sumber ide. Pembentukkan karya seni lukis dengan

konsep burung berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis

melihat burung dari sudut pandang yang berbeda. Burung secara

visual terlihat sangat menarik mulai dari bulunya yang indah dan

suaranya yang merdu ketika di dengarkan. Teknik yang digunakan

dalam pembuatan karya seni lukis ini adalah teknik sapuan kuas

diatas kanvas. Teknik ini dipilih penulis karena menyesuaikan objek

yang telah dipilih. Untuk itu teknik ini mempermudah penulis dalam

mengaplikasikan konsep ke dalam karya.

2. Referensi Praktik

Referensi yang digunakan dalam skripsi penciptaan ini tidak cukup hanya

dengan referensi pustaka, namun juga referensi praktik atau rujukan karya

seni sehingga memudahkan dalam proses penciptaan karya. Hal tersebut juga

dilakukan sebagai pembanding dengan karya seni rupa terdahulu. Berikut

ialah referensi praktik yang memiliki kesamaan dengan karya dalam skripsi
penciptaan ini, baik dari segi aspek konseptual, visual maupun operasional.

a. Egg Fiasco (@fiasco)

Gambar 1. Foto Diri Vincent Giarrano


Sumber : wikiart.org/Vincent_giarrano

Egg Fiasco adalah seniman kontemporer Filipina yang lahir


pada tahun 1986. Sebagai seorang anak, ia selalu kagum dengan
ilustrasi, grafik dan gambar di koran dan buku. Egg belajar seni rupa di
sebuah Universitas di Manila, tetapi pada tahun 2006 ia lebih terpikat
pada hiruk-pikuk berisiko penandaan dinding dan grafiti. Dia mengakui
dalam sebuah wawancara, bahwa pada masa itu sebagian besar
pekerjaannya ilegal, sehingga dia merasa perlu untuk membuat
kode/nama jalan untuk menyembunyikan identitas aslinya.
Nama "Telur" umumnya dipengaruhi oleh bagaimana teman-
teman sekelasnya memanggilnya. Alih-alih "Greg", teman-teman
sekelasnya akan memanggilnya "Geg" dan dari sana berkembang
menjadi "Telur". Sedangkan “Fiasco” diambil dari film Elizabethtown,
karena membuatnya penasaran saat sedang memikirkan nama baru.
Meskipun arti kata dalam film itu negatif, dia tetap memutuskan untuk
menggunakannya dan menempelkannya pada "Egg", sebuah nama yang
dia rasa memiliki aura positif dan cocok dengan gaya penulisannya.
Karya dari seniman berhubungan dengan karya perupa,
dikarenakan dalam objek visualnya banyak menggambarkan hewan
terutama burung dengan warna yang full colour. Bedanya, karya perupa
menggambarkan mengenai burung yang spesifiknya kepada burung
peliharaan atau burung kicau, sedangkan karya seniman menggunakan
bentuk visualisasi objek burung yang lain dan dalam karyanya tidak
memfokuskan menggambar burung namun semua hewan.
Berikut beberapa contoh karyanya:

Gambar 2. Kalaw, spray paint


Sumber: instagram.com
Gambar 3. CNY Vibes, acrylic and
spray paint
Sumber: instagram.com
Disini penulis ingin mengambil teknik lukis yang dipakai sang
seniman sebagai referensi berkarya.

b. Fio Silva

Gambar 4. Foto Diri Fio Silva


Sumber : google.images.com

Fio Silva adalah seorang muralis dan ilustrator Argentina.

Alam dan satwa liar khususnya adalah protagonis dalam karya-

karyanya. Representasi gerakannya, kekuatannya dan

fragmentasinya memberikan kepribadian pada intervensinya. Fio

menciptakan gambar realistis tetapi mendekati surealisme dan

gambar abstrak.

Karya dari seniman berhubungan dengan karya perupa,

dikarenakan dalam objek visualnya juga terfokuskan pada objek

hewan burung dengan tone warnanya sendiri, karya saya terinspirasi

sekali dari karyanya Fio Silva. Namun bedanya, karya perupa

menggambarkan mengenai burung yang spesifiknya kepada burung

peliharaan atau burung kicau, sedangkan karya seniman

menggunakan bentuk visualisasi objek burung apa saja.


Berikut beberapa contoh karyanya:

Gambar 5. Mural art


Sumber: Instagram.com

Gambar 6. Mural Art


Sumber: Instagram.com
a. Damian Lechoszest

Gambar 8. Foto Diri Hendra HeHe


Sumber : indoartnow.com

Hendra Harsono, atau yang juga dikenal dengan Hendra

“Hehe”, adalah seniman yang pernah menempuh kuliah di

Institut Seni Indonesia Yogyakarta jurusan Seni Grafis Murni.

Awalnya, Hendra lebih berminat untuk menekuni dunia desain

grafis, tapi karena waktu mau masuk kuliah ia nggak diterima di

jurusan tersebut, maka ia masuk ke jurusan seni murni. Dari situ

Hendra yang tadinya nggak tahu apa-apa mulai mengenal karya-

karya seni rupa dan sering melihat pameran seni rupa.

Untungnya, kecintaan Hendra akan dunia ini mendapatkan

dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

Dari referensi praktik ini, penulis ingin menjadikan

teknik dan warna yang dipakai oleh Hendra Hehe dalam setiap

karyanya sebagai referensi penciptaan karya.


Berikut beberapa contoh karyanya:

Gambar 9. Patuh Tanpa Raja


Sumber: viviyipartroom.com

Gambar 10. Silahturahmi Gorilla Glass


Sumber: viviyipartroom.com

Gambar 11. Hendra “HeHe” Harsono

Sumber: damianlechoszest.com
H. Kajian Teori

Skripsi penciptaan karya seni rupa ini, harus memiliki dasar penjelasan atas

konsep-konsep yang diangkat dalam sebuah karya. Hal tersebut bertujuan untuk

mempertanggungjawabkan karya agar dapat diterima dan dimaknai dengan sesuai

oleh masyarakat atau publik. Oleh karena itu, berikut penjabaran teori-teori terkait

dengan karya seni rupa yang diciptakan.

1. Makna Refleksi

Makna refleksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki

tiga pengertian. Pertama, gerakan atau pantulan di luar kemauan

(kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar;

kedua, gerakan otot (bagian tubuh) yang terjadi karena suatu hal dari luar

dan di luar kemauan atau kesadaran; ketiga, cerminan atau gambaran suatu

hal. Sedangkan dalam Cambridge Dictionary makna refleksi memiliki

beberapa pengertian yakni: gambaran sesuatu di dalam cermin; pantulan

dari cahaya, panas, suara atau energi dari suatu permukaan; sebuah tanda

atau hasil cerminan suatu hal; sebuah pemikiran yang serius dan berhati-

hati.

Makna refleksi yang dimaksud dalam skripsi penciptaan ini lebih

kepada makna kiasan yakni sebagai gambaran atau cerminan sensasi

emosional yang akan ditampilkan dalam sebuah karya seni lukis realis

kontemporer. Sekaligus menampilkan makna refleksi sebagai sebuah

pemikiran yang serius dan berhati-hati. Kata refleksi juga sering

digunakan dalam istilah seni di mana seni dapat bersifat reflektif yakni
sebagai pencerminan realitas aktual (fakta) dan realitas khayali (realitas

yang dibayangkan sebagai sesuatu yang ideal). Seni pada dasarnya

merupakan cerminan diri seniman dalam karya seninya.

Barangkali makna seni reflektif ialah seperti yang dikatakan S.

Sudjojono dalam esainya berjudul Kesenian, Seniman dan Masyarakat,

bahwa kesenian adalah jiwo ketok (jiwa yang tampak). Bahwa karya yang

diciptakan seorang seniman akan selalu menampilkan jiwa senimannya.

Buah kesenian yang diciptakan tidak lain tercipta dari jiwa senimannya

sendiri yang kelihatan (Sudjojono 2000, 92). Sehingga seharusnya setiap

karya seni menjadi cerminan atau refleksi atas ekspresi, perasaan, ataupun

pengalaman dari senimannya.

Karya seni merupakan cara untuk mengungkapkan ekspresi,

sekaligus juga untuk meredakan berbagai tekanan psikis. Secara umum

seni merupakan proyeksi atau refleksi dari kondisi psikis senimannya.

Proyeksi merupakan bentuk mekanisme pertahanan ego untukmengurangi

ketegangan psikis. Proyeksi tersebut dilakukan dengan menyalurkan

energi dan ide-ide yang direpresi ke dalam karya seni. Pengalaman estetik

juga mendorong mekanisme di antara id, ego dan superego dalam proses

kreatif.

Jika dikaji melalui teori psikoanalisis Sigmund Freud, kegiatan

artistik atau seni merupakan dorongan psikis manusia dalam merepresi

tekanan-tekanan di dalam dirinya. Dijelaskan oleh Freud bahwa

tingkahlaku manusia digerakkan oleh dorongan-dorongan impulsif bawah


sadar yang ditransformasi sedemikian rupa menjadi berbagai wujud

tingkahlaku, termasuk perilaku artistik (Memahami Seni bersama Freud

oleh Takwin,1). Freud membagi kepribadian manusia ke dalam tiga zona

yakni id, ego dan superego. Id merupakan bagian kepribadian yang

dibawa sejak lahir dan sepenuhnya berada di wilayah bawah sadar. Ego

merupakan bagian dari kepribadian yang memegang fungsi rasional dan

berada di sebagian wilayah sadar, prasadar dan bawah sadar. Sedangkan

superego merupakan aturan-aturan yang bersumber dari luar diri manusia

dan berada di wilayah sadar, prasadar dan bawah sadar. Id mengandung

energi yang menggerakkan manusia, dan energi tersebut tampil dalam

wujud naluri. Id bersifat tidak realistis, kemudian ego sebagai pengendali

yang berusaha menyelaraskan antara id, superego dan lingkungannya. Hal

ini disebut mekanisme pertahanan ego, yang mampu menyangkal,

memalsukan dan mendistorsi realitas demi menyelaraskan semua tuntutan

dalam diri manusia. Inilah mekanisme yang juga terjadi dalam proses

penciptaan karya seni. Secara tak sadar mekanisme id, ego, superego dan

lingkungan kemudian mendasari proses artistik.

2. Makna Sensasi

Makna sensasi di Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: yang

membuat perasaan terharu; yang merangsang emosi. Sensasi meliputi

penglihatan, bunyi, bau, rasa, dan sentuhan. Sensasi merupakan salah satu

dari tiga komponen utama kesadaran menurut psikologi strukturalis, selain

citra dan afeksi.


Sedangkan arti lainnya ialah deteksi energi fisik yang dihasilkan

atau dipantulkan oleh objek-objek fisik yang terjadi dalam lingkungan

eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ indra.

sensasi meliputi penglihatan bunyi, bau, rasa dan sentuhan. Namun

sensasi dalam dunia psikologi yang sedikit berbeda dari penjelasan yang

tertera diatas.

Istilah sensasi atau yang bahasa inggrisnya sensation ini berasal

dari kata "sense" yang artinya alat pengindraan yang menghubungkan

organisme dalam lingkungannya. Sensasi disini artinya adalah proses

manusia dalam menerima informasi sensoris melalui indra dan

menerjemahkan informasi menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna.

Proses penginderaan itu melaui rangsang dari inderawi. Sensasi pada

dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi dari

lingkungan luar.

3. Makna Emosional

Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary

mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,

perasaan, nafsu; setiap keadaan mental hebat atau meluap-luap”. Emosi

merujuk ada perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis

dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Sejumlah Teoretikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan

besar, Beberapa anggota golongan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal


hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan

barang kali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian

yang patologis.

2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis,

mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi

patologis; depresi berat.

3) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan

takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, kecut; sebagai

patologi, fobia dan panik.

4) Kenikmatan: bahagia gembira, riang, puas, ringan, senang,

terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona,

rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang

sekali, dan batas ujungnya; mania.

5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,

rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

6) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

7) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.

8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati

hancur lebur.

9) Percaya diri: yakin, optimis.

Emosional didasarkan pada perasaan atau sikap seseorang dalam

bereaksi pada suatu kondisi. Emosional adalah suatu perasaan dan pikiran

yang khas, suatu keadaan biologis, psikologis dan serangkaian


kecenderungan untuk bertindak. Pada skripsi penciptaan ini penulis akan

membawakan pengalaman emosional percaya diri, santai, tenang,

nyamanyadang dirasakan di barbershop.

4. Burung Kicau Indonesia

Indonesia memang negara yang memiliki biodiversitas tertinggi

kedua di dunia. Termasuk juga berbagai jenis burung kicaunya.Hal ini

membuat burung kicau memiliki penggemarnya tersendiri.

Komunitasnya dinamakan sebagai kicaumania. Di Indonesia, para

kicau mania mengelompokkan burung kicau menjadi beberapa kategori

seperti burung fighter dan semi fighter.

Burung fighter umumnya hidup sendiri-sendiri dan akan selalu

menjaga daerah teritorinya. Sifatnya yang mudah terpancing emosi

membuat burung ini berkicau dengan keras saat mendengar suara

burung lainnya. Sedangkan burung semi fighter lebih sering hidup

secara berkelompok. Nah, ada juga jenis burung kicau yang lain, yaitu

burung masteran. Jenis tersebut biasa dijadikan guru vokal untuk

burung lainnya. suara kicauan burung master sangat nyaring, tajam, dan

sangat rapat.Nusantara yang kaya akan biodeversitas ini memiliki

beragam jenis burung kicau yang berasal dari Sabang hingga Merauke.

Ciri khas masing-masing jenis burung sangat unik. Mulai dari

warna bulu, bentuk tubuh, suara kicauan, hingga cara dalam

merawatnya. Berikut ini beberapa jenis burung kicau di Indonesia:

a) Cucak Rowo
Pada beberapa daerah, suara cucak rowo dikenal dengan istilah

seperti semi ropel, ropek, nglagu, engkel, isian dan juga rusak.

Burung cucak rowo bisa Anda temui mulai dari Pulau Sumatera,

Jawa bagian barat, Kalimantan, hingga ke Semenanjung Malaysia.

Berdasarkan tempat asalnya, jenis cucak rowo terbagi menjadi 6

macam. Yaitu, cucak rowo Bengkulu, cucak rowo Malaysia, cucak

rowo Medan, cucak Rowo Jawa Barat, cucak rowo Kalimantan, dan

cucak rowo Lampung. Harga jual jenis burung kicau yang satu ini

tergolong mahal. Tentu saja sebanding dengan kicaunya yang merdu.

b) Murai Batu

Masih tergolong sebagai jenis burung kicau dengan harga yang

mahal, Murai batu memang terkenal dengan kecerdasannya. Burung

ini memiliki kebiasaan yang cukup unik yaitu dapat menirukan suara

burung lain. Tak heran jika Murai batu memiliki fans tersendiri.

Salah satu jenis Murai batu yang paling terkenal adalah Murai batu

Medan sebagai burung kicau terbaik yang telah diakui dunia.

c) Lovebird atau Labed

Ciri fisik dari burung Lovebird yang paling mencolok adalah

warna bulu-bulunya yang eye-catching. Biasanya terdapat beberapa

perpaduan warna pada tubuhnya seperti hijau, kuning, dan orange.

Burung ini sudah mulai dipelihara sejak beberapa tahun yang lalu.

Harganya lumayan tinggi, akan tetapi tidak membuat kicaumania

melewatkan Lovebird ke dalam koleksinya. Secara fisik, burung ini


mirip dengan jenis parkit.Suara Lovebird sangat unik, sehingga bisa

dikategorikan sebagai jenis burung kicau dengan suara termerdu.

Kebiasaan burung Lovebird ketika bersuara disebut juga dengan

istilah ngekek. Burung ini sering diikutsertakan dalam perlombaan

karena suaranya.

d) Cendet atau Pentet

Jenis burung kicau yang satu ini memiliki kicauan yang

begitu keras. Sehingga, banyak dicari oleh para pecinta burung.

Alasan lainnya adalah warnanya cenderung indah. Kombinasi warna

burung Cendet sangat elegan. Pada bagian paruh dan kepala hitam

pekat membuatnya tampil sangar. Sedangkan bagian leher berwarna

putih dan tubuhnya berwarna cokelat muda. Saat ini, banyak

penghobi burung yang mengadakan kontes lomba burung Cendet.

e) Cucak Ijo

Sesuai dengan namanya, cucak hijau didominasi dengan warna

hijau pada bagian tubuhnya. Terdapat pula perpaduan warna hitam

pada bagian kepala dan paruh. Cucak hijau dapat dengan mudah

ditemukan dibarbagai daerah di Indonesia, meliputi Banyuwangi,

Sumatera, Bali dan Kalimantan. Salah satu jenis Cucak ijo yang

sedang menjadi primadona adalah yang berasal dari Banyuwangi.

Burung ini digemari karena suaranya yang merdu. Cucak Ijo biasa

hidup berkelompok di dalam hutan.


f) Pleci atau kacamata

Pleci adalah salah satu jenis burung kicau yang awalnya tidak

tenar. Berkat unjuk kebolehannya di sebuah perlombaan, kicau

mania mulai memburunya untuk dipelihara. Dapat di ibaratkan kalau

burung pleci adalah artis dadakan. Anda tidak bisa memandang

remeh bentuk fisik Pleci yang kecil. Di balik tubuh mungilnya,

terdapat suara khas yang layak untuk memenangkan perlombaan

kicau burung.

g) Panca Warna atau Robin

Siapa yang tidak tertarik begitu melihat tampilan fisik jenis

burung kicau yang satu ini. warna-warna indah yang menghiasi

tubuh burung Robin membuatnya mendapat julukan Si Cantik

bersuara merdu.Tidak hanya tampilannya saja yang memukau, akan

tetapi suaranya juga khas. Burung Panca Warna ini memiliki 5

paduan warna yang cantik yaitu kuning, cokelat, orange, biru dan

juga hitam.

h) Kenari

Bentuknya yang kecil tidak lantas membuat kicaumania

meremehkan burung Kenari. Kicauan khasnya memiliki istilah

sendiri di kalangan penghobi burung yaitu ngeriwik. Jika Kenari

sudah mampu melakukan variasi kicauan, maka harga jualnya akan

semakin tinggi. Burung Kenari akan cepat bisa ngeriwik jika sering

dilatih dengan suara masteran.


i) Anis Merah

Salah satu jenis burung kicau ini dikenal juga dengan nama

punglor merah, anis bata, punglor cacing, dan punglor bata. Anis

merah cukup populer di kalangan kicau mania karena

kemampuannya dalam berkicau sangat merdu. Ciri Anis Merah ini

adalah si jantan, ketika bertemu dengan burung sejenis, kepalanya

akan mendongak.

j) Kacer

Kacer memiliki ciri fisik yang sangat khas. Yaitu, perpaduan

warna hitam pada bagian kepala, dan warna putih di bagian dada dan

sayap. Burung ini merupakan jenis burung kicau yang banyak dicari

oleh kicau mania. Jenis burung kacer yang paling terkenal berasal

dari Jawa Timur dan Bogor.

k) Tledekan

Burung Tledekan adalah jenis burung kicau yang saat ini sedang

naik daun. Sebab, burung ini sudah mulai diikutsertakan dalam

berbagai lomba dengan kelas tersendiri. Yang paling terkenal adalah

burung Tledekan gunung atau disebut juga sebagai burung Sulingan.

Hampir semua jenis burung Tledekan memiliki warna dominasi

biru. Sedangkan burung yang cukup populer dan banyak dipelihara

ada 4 jenis. Yaitu, Tledekan Gunung, Bakau, Laut, dan Selendang

Biru.
l) Anis Kembang

Performa Anis Kembang sangat memukau saat sedang ngeroll.

Sebab, suara kicaunya sangat merdu dan nyaring. Namun, saat

memelihara Anis kembang terdapat beberapa kekurangan. Yaitu

sulit dibedakan antara burung jantan dan betina. Perawatan

hariannya juga lumayan sulit. Sebab, Anis kembang merupakan

burung yang pemalu. Burung ini akan berkicau hanya saat tidak ada

orang yang melihat atau ketika sedang hujan.

m) Kolibri

Jenis burung kicau yang satu ini sempat naik daun di tahun 2016.

Warna bulunya yang cantik dan suara yang merdu membuatnya

banyak dicari. Keunikan dari burung Kolibri adalah dari caranya

menirukan suara burung lain seperti Cililin dan Kenari. Jenis burung

Kolibri sangat beragam, mulai dari Kolibri Ninja, Sepah Raja,

Manggar, juga Kolibri Sriganti.

5. Seni Lukis

Pada zaman batu (palaeolithicum) manusia sudah mengenal seni,

terbukti dari penemuan pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20

yaitu ditemukannya lukisan-lukisan dinding pada gua-gua yang terdapat

di Prancis selatan dan Spanyol utara, seperti di Combaralles, Font de

Gaume, Altamira dan Alpera berupa gambar binatang-binatang buruan

seperti mamut (Djauhar Arifin, 1984:1). Seni Lukis merupakan salah satu

bagian dari seni, banyak orang yang memilih untuk menekuni dunia seni
lukis karena dianggap lebih bisa menjadi sebuah penyaluran apa yang

dirasakan oleh seseorang. Tidak jarang kita menemui beberapa terapis

lukis yang digunakan sebagai salah satu sarana penyembuhan suatu

penyakit. Penyakit-penyakit tersebut tidak melulu tentang penyakit jiwa.

Namun diyakini semua kesembuhan penyakit berawal dari ketenangan

jiwa dari para penderitanya. Demikian juga pada skripsi penciptaan yanga

akan penulis buat, akan menjadikan seni lukis sebagai penyaluran dan

refleksi dari pengalaman emosional penulis.

Menurut Soedarso Sp (1990: 11): Seni Lukis merupakan cabang

dari seni rupa yang cara pengungkapannya diwujudkan melalui karya dua

dimensional dimana unsur - unsur pokok dalam karya dua dimensional

adalah garis dan warna. Menurut pengertian umum Melukis adalah

kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga

dimensi untuk mendapat kesan tertentu.

Seni berasal dari kata Latin “ars” yang artinya keahlian

mengekspresikan ide-ide dalam pemikiran estetika, termasuk

mewujudkan kemampuan serta imajinasi penciptaan benda, suasana,

yangmampu menimbulkan rasa indah (Ensiklopedia Nasional Indonesia,

1991:525).

Pengertian seni menurut Bastomi (1992:8) adalah: “Seni

merupakan hasil kreativitas penciptanya, yang terwujud dalam bentuk

kreasi dari hasil pengolahan yang kreatif dan salah satu sifat seni yang

menonjol adalah kebaharuannya”. Selanjutnya Sudarmaji (1973:9)

mengatakan bahwa: “Seni adalah segala manifestasi batin dan


pengalaman estetis dengan media grafis, warna, tekstur, volume, dan

ruang”. Dalam berkarya seni, segala manifestasi batin dan pengalaman

estetis yang dituangkan melalui media seni, diperlukan suatu konsentrasi

atau pemusatan pikiran agar dalam menuangkan gagasannya dapat

memuaskan batin penciptanya.

Seni dapat pula dilihat sebagai pengungkapan perasaan atau emosi

penciptanya, sehingga menjadi karakteristik dalam arti mencerminkan

kehidupan perasaan penciptanya. Seperti apa yang telah dikemukakan di

atas, bahwa seni adalah hasil kreativitas manusia yang memiliki sifat

kebaharuan serta mampu membangkitkan rasa indah bagi si penciptanya

maupun si penikmat seni. Seni merupakan hasil dari pengalaman

penciptanya yang telah melalui proses dalam pengungkapan gagasan

maupun cara pengungkapannya. Seni lukis adalah merupakan salah satu

cabang dari seni yang dalam proses berkaryanya mengunakan medium

dua dimensional.

Tentang seni lukis dikemukakan oleh Read (lewat Soedarso

SP.1975:2) dikatakan bahwa: Seni Lukis adalah penggunaan garis, warna,

tekstur, ruang dan bentuk (shape) pada suatu permukaan yang bertujuan

menciptakan image-image, emosi-emosi pengalaman yang di bentuk

sedemikian rupa sehingga mencapai harmonis.

Pengertian seni lukis yang ditinjau dari proses pembuatannya

dikemukakan oleh Mayers ( dalam Sahman,1993:55)


Dari beberapa pendapat di atas telah banyak di kemukakan

pengertian tentang seni lukis sebagai suatu hasil kreativitas ciptaan

manusia melalui pengolahan berbagai unsur rupa seperti: garis, warna,

tekstur, ruang dan bentuk (shape) pada bidang datar yang bertujuan

menciptakan image-image dan emosi pengalaman yang dibentuk

sedemikian rupa dalam suatu harmoni. Berbagai kesan yang ditimbulkan

dari pengolahan unsur-unsur tersebut diharapkan dapat mengekspresikan

makna atau nilai simbolis. Dengan demikian yang dimaksud dengan karya

lukisan ialah suatu bentuk visual pada bidang dua dimensional yang

merupakan wujud hasil ciptaan pelukis melalui pengolahan dan

konfigurasi dari berbagai unsur rupa.

Menurut Cleaver (1966:1-2), seni rupa adalah suatu obyek yang

mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan dan membangkitkan

pengalaman dalam suatu disiplin. Seniman menyusun dalam suatu disiplin

unsur-unsur seperti garis, bidang, warna, gelap-terang, dan tekstur.

Pelukis atau pematung dapat menggunakan unsur-unsur tersebut untuk

menggambarkan obyek-obyek dari kehidupan sehari-hari dan

menyampaikan perasaan tentang obyek itu, atau seniman dapat

menggunakan unsur-unsur tersebut untuk menciptakan suatu bentuk

obyek yang sama sekali baru sebagai bahan renungan. Apapun bidangnya,

seniman menoiptakan karyanya dengan mengkomposisikan unsur-unsur

dasar tersebut, dan kata "komposisi" menjadi sebutan lain dari karya seni

rupa. Obyek-obyek atau keseluruhan obyek dalara karya seni rupa disebut
"bentuk", tetapi "bentuk" juga digunakan untuk menunjuk seluruh ciri-ciri

atau struktur dari suatu komposisi. Karena itu, studi tentang bagaimana

unsur-unsur visual dan rabaan berfungsi dalam seni rupa disebut sebagai

"analisis bentuk" (formal analysis).

Sebagai pendekatan intelektual, analisis bentuk tidak memberikan

rumus-rumus secara pasti, tetapi memberikan ke-rangka umum dan

rasional untuk memahami karya seni rupa. Dengan pendekatan yang

bersifat rasional tersebut, nilai keunikan dan keindahan suatu karya seni

tidak akan hilang, karena apresiator dengan sendirinya tetap menggunakan

intuisinya dalam mengamati karya seni rupa yang visual sifatnya.

Secara teknis, seni lukis adalah seni membubuhkan pigmen ataucairan

warna pada bidang datar (kanvas, papan, dinding, kertas) untuk

menghasilkan sensasi atau ilusi ruang, gerak, tekstur dan bentuk, serta

ketegangan-ketegangan yang dihasilkan oleh kombinasi dari elemen-

elemen tersebut. Melalui perangkat teknis tersebut, seni lukis

mengungkapkan nilai-nilai intelektual, emosional, simbolis, religius, dan

nilai-nilai subyektif yang lain (Myers, 1962: 156).

Untuk mengungkapan perasaan, pelukis dapat mengolah elemen-

elemen garis., warna, gelap-terang, bidang, dan tek-stur. Lukisan yang

mengesankan dinamika, misalnya, biasan-ya menggunakan garis-garis

yang diagonal (miring), bentuk-bentuk yang tidak beraturan, dan

pewarnaan yang kontras, sesuai dengan sifat dinamis dari elemen-elemen

bentuk tersebut. Sebaliknya, lukisan yang berkesan tenang biasan-ya


menggunakan garis-garis yang horizontal atau vertikal dan gradasi warna

yang lembut, sesuai dengan sifat stabil (diam) dari elemen-elemen

tersebut.

Dengan mengatur perspektif, pelukis dapat mengesankan ruang

dengan efek tertentu. Dalam pemdangan alam, misal-nya, garis cakrawala

yang ditarik di atas tinggi normal akan menyebabkan jarak suatu benda

di latar depan terhadap benda di latar belakang berkesan dramatis, lebih

jauh dari jarak yang sesungguhnya. Dengan memilih jenis bahannya (cat

minyak, cat air, pastel), pelukis dapat mengeksploitasi sifat-sifatnyauntuk

mendukung isi yang diekspresikan.


6. Pop Art

Pop Art adalah salah satu yang paling “populer” gerakan seni Era

Modern. Gerakan pop art dimulai sebagai pemberontakan melawan

Ekspresionis Abstrak, yang dianggap megah dan lebih intens. Pop Art

sendiri merupakan sebuah bentuk seni yang mencerminkan kembali ke

realitas material kehidupan keseharian dari rakyat. Seni ini berasal gaya

dari kegiatan visual dan kenikmatan orang: televisi, majalah dan komik.

Warna-warna dominan yang digunakan oleh seniman Pop Art berwarna

kuning, merah dan biru. Warna-warna yang digunakan adalah hidup.

Berbeda dengan gerakan seni lainnya, warna pop art itu tidak

mencerminkan sensasi batin seniman ‘dari dunia. Sebaliknya, warna-

warna ini mengacu pada budaya populer. Budaya yang diilhami Amerika

seniman Andy Warhol untuk bereksperimen dengan teknik seperti

pencetakan silkscreen, yang merupakan teknik yang sangat populer

digunakan untuk produksi massal.

Karakteristik karya seni Pop Art adalah garis yang jelas dan

representasi simbol, orang dan benda-benda yang ditemukan dalam

budaya populer dan cat yang tajam. Gerakan Pop Art menggantikan,

unsur-unsur destruktif satir dan anarkis dari gerakan Dada (gerakan

berkonsentrasi pada anti-perang politik dan menolak standar yang berlaku

dalam seni dengan menciptakan anti-karya seni budaya) dengan memiliki

penghormatan terhadap konsumerisme dan budaya massa. Selama

gerakan seni pop, seniman menikmati benda satir dengan memperbesar

objek-objek untuk proporsi besar. Makanan adalah tema umum dalam

gerakan pop, serta benda-benda rumah tangga seperti kursi dan toilet yang

terbuat dari plastik


licin bukan bahan apa pun yang mereka biasanya terbuat dari. Sebagai contoh,

Toilet Lembut oleh Claes Oldenburg.

7. Seni Kontemporer

Pengertian seni rupa kontemporer berarti seni rupa yang

diciptakan terikat pada berbagai konteks ruang dan waktu yang

menyelimuti seniman, audiens dan medannya. Istilah kontemporer sendiri

berasal dari Bahasa Inggris “contemporary” yang berarti apa-apa atau

mereka yang hidup pada masa yang bersamaan (D. Maryanto, 2000).

Artinya Seni rupa kontemporer bersifat kekinian karena diciptakan di

masa yang masih bersamaan dengan kita dan dunia seni secara umum.

Meskipun begitu istilah “seni rupa kontemporer” tidak dapat

diterjemahkan begitu saja sebagai seni masa kini seperti yang dijelaskan

di atas. Istilah seni rupa kontemporer di dunia masih menimbulkan

perdebatan. Terutama karena tidak ada ciri khusus yang dominan dan

dapat dirujuk untuk menunjuk pada suatu praktik atau bentuk seni yang

baku. Hal itu sangat wajar karena bentuk seni rupa ini sendiri masih dalam

tahap perkembangan, bahkan berkembang dengan kita baik sebagai

seniman, kritikus maupun hanya sekedar penikmat.

Seni rupa kontemporer adalah sosok yang selalu menjadi sorotan

kontroversi masyarakat. Meskipun sederhananya seni kontemporer adalah

seni masa kini yang tengah mengalami proses perkembangan, namun

representasinya tidak sesederhana itu. Wujud dari ide dan wacananyalah

yang selalu menimbulkan kontroversi.


Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, seni kontemporer

hingga saat ini masih menjadi perdebatan, tidak hanya dalam praktik

wacana seni rupa dunia, tapi juga di seni rupa dunia. Secara umum

polemik tersebut terjadi dari dua kacamata.

Pertama, secara leksikal istilah dari Bahasa Inggris “Contemporary”

terikat dengan waktu, yaitu “masa kini” yang jelas mengandung masalah.

Sebab masa lalu pun ketika masa kini belum muncul adalah masa kini

(Sumartono, 2000, hlm. 23). Temporal sense masa kini atau semasa

(dengan masyarakatnya) menimbulkan persoalan, sebab ‘semasa’ dapat

mengacu pada waktu yang fleksibel, misalnya sepanjang waktu yang

dilalui oleh seniman atau beberapa tahun belakangan ini, atau satu

dekade? (Irianto, 2000, hlm. 75).

Kedua, Ada yang memaknai bahwa istilah seni rupa kontemporer itu lebih

dikatikan dengan eksistensi wujud karya seni yang representasinya

berbeda dari prinsip-prinsip seni modern atau seni klasik yang telah

mapan.

Berakhirnya era seni rupa modern memunculkan kebutuhan untuk


terminologi baru. Munculah istilah post modernism (masa setelah

modern) sebagai penggantinya. Kemudian istilah itu dipakai dalam

praktik seni rupa di Barat yaitu karya seni yang berkecenderungan

denganmasa postmodern (post modernisme). Namun penggunaan istilah

postmodern ternyata mengandung persoalan. Hal itu karena

kompleksitasdan keragaman pengertian yang dibawanya. Pada akhirnya

istilah yang lebih banyak digunakan adalah seni rupa kontemporer


I. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan sebuah peta konsep dalam menjabarkan alur

penelitian atau dalam hal ini alur penciptaan karya seni rupa. Tahap awal dalam

skripsi penciptaan ini dimulai dari penemuan sumber inspirasi. Dari banyaknya

sumber inspirasi baik internal maupun eksternal, akhirnya dipilihlah topik yang

bersumber dari pengalaman internal, yaitu sensasi emosional yang dirasakan di saat

memelihara burung. Pemilihan sumber inspirasi tersebut, dipengaruhi oleh

beberapa faktor pendukung seperti pengalaman personal perupa yang memiliki latar

belakang memelihara burung peliharaan,


J. Metode Penciptaan

Metode yang digunakan dalam skripsi penciptaan ini ialah metode penelitian

artistik (artistic research), di mana penelitian dilakukan bersamaan dengan praktik

artistik atau praktik penciptaan karya. Melalui metode tersebut, dikumpulkan data

penelitian yang bersumber pada data magang, data eksplorasi dan data narasumber

ahli. Data magang dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data berupa

observasi, wawancara dan logbook. Data eksplorasi akan berupa dokumentasi karya

eksplorasi dan tulisan mengenai karya yang dieksplorasi. Sedangkan narasumber

ahli akan dikumpulkan setelah tahap penciptaan karya akhir selesai, kemudian

narasumber ahli diminta untuk memberi tanggapan mengenai karya tersebut

berdasarkan aspek-aspek penciptaan.

Setelah data dikumpulkan, kemudian data tersebut disajikan untuk selanjutnya

dianalisis berdasarkan aspek-aspek penciptaan. Setelah analisis data dilakukan,

kemudian tahap penciptaan karya. Tahap penciptaan karya ini didasarkan pada hasil

analisis data yang sudah dihasilkan sebelumnya. Tahap penciptaan ini diakhiri

dengan pemajangan karya (display) pada ruang pameran. Setelah karya akhir

selesai, kemudian narasumber ahli diminta untuk memberi tanggapan berdasarkan

aspek-aspek penciptaan. Hal tersebut akan menjadi data yang mendukung atau

justru sebaliknya dalam pembahasan dan penarikan kesimpulan.

a. Deskripsi Narasumber Magang


Gambar 12. Foto diri Agusstan
Sumber:https://www.2madison.
com/collections/art/agustan

Nama : Naufal Abshar

Domisili : Jakarta

seorang seniman berbakat yang juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Desain UMB.

Gubahan lukisannya menampilkan wujud boneka sarung yang diilustrasikan dalam

berbagai aktifitas. Lukisan Agu memang banyak menampilkan eksplorasi kain,

terutama menampilkan efek draperi yang hiperealis.


DAFTAR PUSTAKA

Borgdorff, Henk. 2011. The Production of Knowledge in Artistic Research.

Dalam Biggs, Michael and Karlsson, Henrik (Eds.). The Routledge

Companion to Research in the Arts. London dan New York: Routledge.

Brendan Prendeville. Realism in 20th Century Painting. New York: Thames &
Hudson Inc, 2000.

Budiwirman. 2012. Seni, Seni Grafis, dan Aplikasinya dalam Pendidikan. Padang:

UNP Press.

Bustanuddin, Agus. 2006. Agama dalam Kehidupan Manusia. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada.

Couto, Nasbahry & Minarsih. 2009. Seni Rupa Teori dan Aplikasi. Padang: UNP

Press.

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

Keempat. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Read. Herbert. (1991). A Concise History of Modern Painting. New York:

Thames and Hudson.

Rorty. Richard. (1980). Pragmatism, Relativism and Irrationalism, dalam Paul K.

Moser & Arnold Vander Nat, ed. Human Knowledge Classical and

Contemporary Approaches. Oxford: Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai