Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. 


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“KONSENTRASI SENI RUPA” dapat kami selesaikan dengan baik. Penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang seni rupa sebagai sarana untuk memenuhi nilai seremonial,
artistic, naratif, fungsional, dan persuasif. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini
dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, bapak guru seni budaya dan sejarah indo kami, Bapak Ujang
Hermawan., dan Bapak Heri Supriatman., dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi
dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya
dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.
Garut, 02 Februari 2023

PenulisJudul: Konsentrasi Seni Rupa

ii
DAFTAR ISI

Cover........................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................iii
Pembahasan..............................................................................................
A. Asal Usul Seni..........................................................................................1
B. Sifat, Wujud, Dan Fungsi Seni.................................................................3
C. Unsur-unsur Seni Rupa............................................................................6
D. Pengartian Seni.......................................................................................11
E. Fungsi Seni.............................................................................................13
F. Perkembangan Seni Rupa.......................................................................14
Penutup......................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................34
B. Saran.......................................................................................................35

iii
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Seni


Pelajaran “Seni Budaya” namanya, ada dua kata dari judul mata pelajaran ini
yang masing-masing kata sebenarnya mempunyai arti dan makna yang berbeda,
dua kata ini selalu berdampingan dan sudah tidak asing lagi dikenal di
masyarakat, bahkan pemerintahpun melalui kementrian Pendidikan
menamakannya mata pelajaran Seni Budaya. Pemahaman budaya di masyarakat
umum sangat sederhana seolah-olah cabang dari kebudayaan itu hanya seni saja
atau paling tidak ditambah dengan adat-istiadat. Maka dari itu saya sebagai guru
dari mata pelajaran seni budaya mempunyai tugas untuk menjelaskan seni secara
rinci.

Pada dasarnya keberadaan seni secara social tidak terlepas dari keberadaan
masyarakat itu sendiri, bahkan secara individu selalu melekat dalam jiwa manusia
baik disadari maupun tidak di sadarinya, karena manusia itu memiliki tiga fotensi
untuk mendukung kehidupannya yaitu: Etika, Logika dan Estetika (rasa
keindahan). Estetika atau rasa keindahan bermuara pada Seni, jadi tidak ada
alasan lagi kalian tidak bisa belajar seni karena tidak punya bakat, semua orang
bisa mempelajarinya karena rasa keindahan melekat ada pada jiwa setiap manusia
Cuma perbedaan kafasitas dan nlai kepekaanya saja yang berbeda, sehingga
disebutkan bahwa seni itu dari manusia untuk manusia.

Maka dari itu, peta materi yang minggu lalu sudah bapak sampaikan dimulai dari
kata MANUSIA, karena tadi seni itu dari manusia untuk manusia, meskipun
banyak karya seni yang dibuat untuk asesoris binatang tetapi tetap yang bisa
menikmati nilai keindahannya atau nilai kepuasanya adalah manusianya, baik
pemilik karya seni itu maupun pembuat karya seni itu contohnya:
- Sangkar burung yang secara estetika memiki nilai keindahahan yang
sangat tingi yang merasa puas dengan sangkar burung itu bukan
burungnya melainkan pemiliknya bahkan mungkin kalau burungnya akan
lebih senang tidak berada dalam sangkar dia akan merasa senang terbang
di alam bebas.
- Atribut domba baju atau kalungnya yang dibuat sangat bagus yang merasa
puas dengan barang itu bukan dombanya tapi pemilknya, mungkin kalau
dombanya akan lebih senang tidak pakai baju.

Dan masih banyak contoh karya seni lainya berupa karya seni rupa pakai yang
dibuat untuk atribut atau asesoris binatang pada dasarnya yang menikmati nilai
keindahan dari karya itu adalah manusianya karena manusia mempunya rasa
estetika, sedangkan binatang tidak mempunyai rasa estetika meskipu sama-sama
punya hati, demikian juga otak binatang dan manusia sama-sama punya otak

1
tetapi otak manusia mempunyai daya pikir (logika) maka dari itulah manusia
diciptakan oleh Alloh sebagai mahkluk yang paling sempurna karena manusia itu
punya hati dan rasanya punya otak dan pikirnya yang akhirnya manusia itu harus
punya akhlak atau berprilaku berdasarkan rasa dan logika, kalau kata agama
disebutkan Iman, Ilmu dan Amal, kalau kata filsafat budaya disebutkan tekad,
ucap dan lampah. Hal ini dinamakan trinitras manusia.

Di dalam ilmu sosiologi manusia dikatakan sebagai makhluk individu dan


makhul social, hal ini menjadi modal untuk tumbuh dan berkembangnya
kehidupan manusia, ketika manusia secara individu sudah mampu berhubungan
berinteraksi dengan manusia lain bahkan dengan alam lingkungannya atau didalm
ilmu filsafat disebut Makrokosmos dan manusia itu dinamakan mikrokosmos maka
mansia itu sudah bisa disebut mampu bermasyarakat dan lingkungan itu
dinamakan masyarakat, bahkan sekarang itu disebutkan masyarakat budaya. Jadi
bisa diartikan masyarakat itu terbentuk dari individu-individu yang menempati
suatu wilayah dan mengakui system interaksi soaial dengan norma social
kemasyarakatan yang dibuat dan disepakati oleh seluruh anggota masyarakat itu.

Dari lingkungan masyarakat inilah lahir suatu budaya atau yang disebut
budaya masyarakat meskipun pada dasarnya budaya itu tadinya diciptakan secara
individu tetapi kalau sudah diakui dan diikuti oleh manusia lain dilingkungan
masyarakat itu maka akan jadi budaya masyarakat itu. Maka dari itulah di Negara
kita ini ( Indonesia) dikenal dengan Negara yang sangat kaya budaya karena
memang sanga banyak kelompok masyarakatnya dan hal ini didukung oleh
banyaknya suku bangsa banyaknya kepulauan. Inilah yang menjadi ciri bangsa
Indonesia (Berbeda-beda) tetapi satu bangsa, bangsa Indonesia. Bahkan Presiden
Suharto mengatakan “ Budaya Daerah Adalah Akar Dari Budaya Bangsa’.

Bicara mengenai budaya atau kebudayaan supaya pemikiran kita itu tidak
terlalu sempit seperti pemahaman pada umumnya identic dari budaya itu hanya
sebatas seni dan adat istiadat saja, mari kita telusura apa arti budaya itu ?

Secara etimologis (asal kata) budaya berasal dari dua kata yaitu Budi dan
Daya budi yang artinya pikiran dan daya artinya usaha/ hasil, jadi secara harfah
kebudayaan itu bisa diartikan adalah segala macam hasil usaha manusi yang
didasari oleh pikiran yang sehat. Atau di dalam kamus Bahasa kebudayaan
diartikan sebagai hasil karya, karsa, Cipta dan Rasa manusia. Itulah pengertian
dasar dari kebudayaan sedangan SENI itu adalah hasil usaha manusia yang
didasari oleh pertimbangan RASA, yaitu rasa estetika (Keindahan) sedangkan
yang diciptakan manusia itu sangat banyak bukan hanya yang berdasari oleh
pertimbangan rasa saja, ada yang berdasar kepada pertimbangan karsa, cipta dan
karya. Pada intinya semua yang dihasilkan manusia itu namanya budaya. Ciri dari

2
budaya itu tumbuh dan berkembangan bahkan berubah sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan zaman. Contohnya Bahasa, Ilmu pengetahuan,
tekhnologi, Adat istiadat, seni, hukum (norma) system kepercayaan, system
perekonomian system pemerintahan dan masih banyak system social lainya.
Semua contoh bagian kebudayaan tadi mempunya ciri yang sama yaitu
berkembang bahkan berubah. Ada satu cabang kebudayaan yang perlu bapak garis
bawahi yaitu system kepercayaan, system kepercayaan jangan diartikan sama
dengan agama (khususnya agama Islam), system kepercayaan itu hasil cipta
manusia yang berdasarkan kepada imanensi kolektif masyarakatnya sedangkan
Agama berlandasaan pada kitab suci yang mana kitab suci itu merupakan Firman
Alloh yang didalamnya berisi norma untuk mengatur kehidupan manusia baik
yang berhubungan dengan Alloh maupun manusia lain bahkan dengan alam
sekitarnya (Metakosmos, makrokosmos dan mikrokosmos lainnya) yang
dicontohkan dan dianjurkan oleh Rosul Alloh Muhammad S.Aw. Perbedaan ciri
Antara norma Budaya dengan norma Agama adalah kalau budaya menyesuaikan
dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman sedangkan Agama akan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman.

Dilihat dari sejarah perkembangan budaya manusia pada awalnya budaya itu
lahir sangat sederhana sebagai penunjang kebutuhan pokok manusia lama yaitu
kebutuhan hidup dan kebutuhan melangsungkan kehidupan. Kebutuhan hidup
atau untuk mempertahankan hidup maka manusia memerlukan makan dan untuk
melangsungkan kehidupan maka manusia memerlukan kawin, untuk
memperjuangkan dua hal tersebut maka lahirlah budaya-budaya penunjang
lainnya seperti system kepercayaan ( Animisme dan Dinamisme ), system
pereknomian foodcethering tergantung kepada alam (berburu dan meramu),
system pemerintahan (Berkelompok dan berpindah-pindah (nomaden), Hukum
alam/ hukum rimba, Bahasa isarat, seni (upacara adat) dan masih banyak budaya
lainnya

B. Sifat, Wujud, dan Fungsi seni


A).Sifat Seni Rupa
Karya seni rupa mempunyai dua sifat yaitu karya seni rupa Murni dan
karya seni rupa pakai atau terapan, dalam pengertiannya :
1. Karya seni rupa murni adalah karya seni rupa yang didalam proses
penciptaan dan penikmatannya hanya mempertimbangkan nilai
estetika saja. Atau sering disebutkan karya seni murni adala karya seni
untuk seni.
Itulah pengertian dasar dari karya seni murni maka dari itu karya seni
murni mempunyai nilai estetika yang sangant tinggi dan bersifat original hanya
ada satu karya didunia ini meskipun dibuat berulang kali bahkan oleh senimannya
itu sendiri tidak akan menghasilkan karya yang sama Antara yang satu dengan

3
yang lainnya, karena karya seni rupa murni sangat dipengaruhi oreh ruang dan
waktu didalam proses penciptaannya. Apalagi dibuat atau ditiru oleh oleh orang
lain atau disebutnya efigon akan menghasilkan karya yang jauh berbeda, seperti
halnya tulisan seseorang Antara tulisan si A akan berbeda dengan tulisan si B, C,
D, dan orang lainya.
Maka dari itu kalau bapak kasih tugas praktek jangan sekali” dikerjakan
oleh orang lain nanti akan ketahuan karena didalam coretan seseorang akan
terlihak karakter dan jiwa orang tersebut.
Kalau kalian yang kerjakan maka jiwa kalian yang akan muncul tetapi
dikerjakan oleh orang lain maka jiwa orang lain yang mucul bukan kalian yang
mengupulkannya.
2. Karya seni rupa pakai atau terapan adalah kara seni rupa yang didalam
proses penciptaan dan penikmataannya selain mempertibangkan nlai
estetika juga mempertibankan nilai guna atau fungsi, bahkan nilai
estetika harus menyesuaikan terhadap nilai guna.

Pembuatan karya seni rupa pakai ini sangat ditentukan oleh orang lain
terutama pemesannya atau orang yang akan memakainya, maka dari itu karya seni
rupa pakai harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya :
a. Harus unity
Artinya harus ada satu kesatuan atau harmonisasi Antara nilai keidahan
dengan nilai guna.
Dalam pembuatan karya seni ini ada keterbatasan berekspresi, jangan
semena- mena hanya memperhatikan nilai seninya saja tapi nilai guna dilupakan,
contohnya baju, baju itu suatu karya seni pakai sebelum dibuat dirancang dulu
atau didisain dulu, kalau kita sebagai disainernya kita cari tau dulu fungsi baju itu
untuk apa, untuk baju pesta, baju kerja, baju sekolah atau yang lainnya. Disain
baju sekolah negeri yang kalian pakai di tiap daerah se Indonesia itu sama baik
warnanya maupun bentuknya hal ini sudah disesuaikan dengan fungsinya yaitu
belajar, kalau dibandingkan denga dengan baju yang biasa dipakai ke pesta jauh
lebih bagus “Indah” baju yang biasa dipakai ke pesta bahkan mungkin harganya
pun lebih mahal, tapi meskipun lebih bagus dan lebih mahal baju itu tidak akan
nyaman dipakai belajar bahkan berbenturan dengan norma sekolah. Contoh
lainnya meja kursi belajar kalian di sekolah disekolah manapun juga sama terbuat
dari kayu bentuknya kaku kalau dibandingkan dengan kursi sofa jauh lebih bagus
dan lebih mahal sofa tetapi kalh nilai gunanya oleh meja kursi sekolah.

b. Harus Flexybility
Artinya karya seni rupakai yang akan kita buat itu harus bisa dipakai oleh
banyak orang aatau masyrakat umum.
Selain unity karya seni rupa pakai itu harus pleksibel bisa dipakai oleh
masyarakat umum maksudnya supaya nilai jual karya itu tinggi sebab banyak

4
orang yang membutuhkannya, hal ini akan berdampak kepada harga, kalau karya
seni rupa pakai itu, dibuat banyak karena banyak yang membutuhkannya maka
harga karya itu akan murah dan konsekwensinya akan laku banyak yang akhirnya
berdampak kepada nilai seni juga, nilai original seni akan hilang yang muncul
hanya modifikasi atau cofy disain / peniruan saja. Kalau diklasifikasikan karya
seni rupa pakai berdasarka dua kriteria tadi akan rahir karya seni kerajinan dan
karya seni kria, karya seni kerajinan bersifat konvensional sedangkan karya seni
kria bersifat inovatif meskipun sama kedua-duanya mempunya nila guna bahkan
nilai gunanya sama juga. Kerajinan dibuat oleh pengrajin dan seni kria dibuat oleh
kriawan, untuk karya seni kria nilai seni lebih tinggi dari kerajinan maka dariitu
karya seni kria harganya lebih mahal tetapi kai dibandingkan dengan seni muri
jauh lebih tinggi seni murni dan harganyapun jauh lebih mahal seni murni bahkan
untuk harga nilai keindahan seni murni sudah tidak rasional karena dibuat tidak
beradasarkan akal tetapi berdasarkan rasa / hati, inilah jiwa seni. Pembuatnya
disebut seniman.
Kalau kita implementasi kepada diri kita sebagai manusia dari nilai suatu
karya seni jauh lebih tinggi nilai hati, rasa atau jiwanya dari pada nilai pisik atau
raganya. Hati atau jiwa seseorang itu semakin lama atau semakin tua akan
semakin matang semakin tinggi sedangkan pisik atau raga semakin tua itu akan
semakin rapuh dan semakin menurun.
c. Sexurity
Yang dimaksud sexurity untuk karya seni adala harus nyaman dan aman
digunakannya.

Jadi ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan karya seni rupa
pakai selain unity, plexibilty juga sexurity, jangan hanya memperhatikan nilai
guna untuk apa karya itu buat dan nilai keindahannya tetapi harus
mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan bagi pemakainya percuma nilai
seninya tinggi kalai dipakainya tidak nyaman apalagi bisa mencelaki pemakainya
apalagi ditambah dengan tidak tepat guna. Kita sebagai seniman membuar baju
yang inovatif, yang lain dari yang lain dengan bentuk yang baru dari bahan ram
nyamuk misalnya secara estetika mungkin lebih tinggi nilainya tetapi tidak akan
pleksibel dan tidak akan nyaman bagi yang memakainya justru akan
mencelakakannya. Dan karya seni hanya bisa dipajang untuk dipamerkan untuk
untuk dipakai dalam kehidupan sehari-hari, atau masih banyak contoh yang lain
seperti sepatu kaca Cinderela itu hanya Bahasa seni bukan bahasanya nyata.

B).Wujud karya Seni Rupa


Seperti yang sudah bapak jelaskan pada pertemuan pertama dalam gambar
peta materi bahwa secara wujudnya karya seni rupa itu dibagi dua yaitu karya seni
dua dimensi dan karya seni tiga dimensi, pengertiannya:

5
1. Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang hanya
bisa dilihat dari satu arah karena hanya memiliki ukuran panjang dan
lebar saja.Contohnya gambar, lukisan, relief, grafis dan lain-lain.
2. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni rupa
yang bisa dilihat dari sebala arah atau banyak arah karena memiliki
ukuran panjang, lebar dan tinggi.maka dariitu karya seni rupa ini
akan memiliki volume dan ruang. Contohnya patung, bangunan,
peralatan rumah tangga pakaian kendaraan dan masih banyak yang
lainnya.

Kalau kita maknai dari penjabaran diatas ternyata manusia itu tidak akan lebih
dari kebutuhan hidupnya dan kabutuhan pokok kehidupan manusia itu diantaranya
karya seni khususnya karya seni rupa pakai baik yang berwujud dua dimensi
maupun yang tiga dimensi baik untuk kebutuhan pisik maupun untuk kebutuhan
fsikys, untuk kebutuhan fsikys, kebutuhan batin kepuasan biasanya lebih bersifat
kaya seni rupa murni, tetapi dari karya seni rupa pakai juga ada tetapi jauh akan
lebih puas bilamana kita memliki atau bahkan bisa membuat karya seni rupa
murni baik dari yang berwujud dua dimensi maupun tiga dimensi.
C.Unsur – unsur Seni Rupa
A). Unsur Fsykis (Komposisi)
Komposisi merupakan susunan dari unsur-unsur pisik seni rupa yang mana
komposisi itu lahir dari suatu proses kontemplasi seorang seniman atau
perupanya. Pertimbangan komposisi itu baraneka ragam, ada pertimbangan
simetris, asimetris, segi tiga, acak dan lain sebagainya, yang jelas pertimbangan-
pertimbangan itu harus menghasilkan keseimbangan atau keharmonisan dari suatu
bidang karya atau karya seni rupa. Jadi yang namanya seimbang/ harmonis itu
bukan hanya lahir dari sesuatu yang simetris saja. Pengertian simetris adalah
bilamana dua bagian kiri dan kanan, atas dan bawah itu sama, baik sama
bentuknya, ukurannya, warnanya dan lainnya.

Kalau kita mau dan bisa memaknai dari suatu komposisi karya seni ini,
maka kita akan banyak mendapatkan manfaat untuk kehidupan kita di masyarakat,
contohnya di dalam lingkungan keluarga kita harus bisa membangun keluarga
yang seimbang atau harmonis baik Antara suami dan istri maupun Antara orang
tua dan anak. Demikian juga dalam masyarakat sekolah kita harus bisa
membangun hubungan yang harmonis/ seimbang baik dengan guru, stap TU
maupun sesama teman dilingkungan sekolah, dan dalam segala hal kehidupan
yang harus kita lakoni selama kita hidup bahkan dalam urusan amal dan ibadah
secara sakral.

Inilah yang saya harapkan dari pembelajaran ini bukan hanya kalian
mampu mengapresiasi karya seni, atau membuat karya seni tapi mampu

6
memaknai karya seni dan mengaflikasikannya dalam kehidupan sehari-hari inilah
kearifan dari suatu budaya atau sekarang dipopulerkan oleh pemerintah “
Kearifan Budaya Lokal (local genius)”.

B). Unsur –unsur Pisik

Kalau unsur fsykis seni rupa itu adalah komposisi sedangkan unsur-unsur
pisik dari karya seni rupa itu banyak macamnya, yaitu:

1. Titk
Titik merupakan unsur seni rupa yang paling kecil atau
paling sederhana, kalau titik dibuat tampa pertimbangan komposisi
mungkin tidak akan memiliki nilai estetika atau titik hanya dipai
sebagai tanda akhir dari suatu kalimat saja. titik yang dibuat
berdasarkan pertimbangan estetika akan menghasilkan suatu karya
seni yang indah contohnya lukisan fointilisme yang dibangun oleh
titik-titik dan tentunya berdasarkan pertimbangan komposisi, atau
juga karya seni batik sebagai karya seni tradisional kita, biasanya
dalam karya seni batik selalu ada titik sebagai bagian dari gambar
yang disebut “cecek”. Dan masih banyak contoh titik estetik dalam
karya seni rupa yang lainnya.

Contoh; gambar fointilisme yang hanya menglah titik

7
Contoh; penggambaran titik yang digunakan sebagai aksen
dari lukisan batik

2. Garis

Garis adalah gabungan dari titik-titikyang disusun secara


berdampingan dan saling menempel Antara satu dengan yang lainnya. Ada
banyak karya seni menggunakan pengolahan garis baik secara khusus
hanya menonjolkan garis saja maupun garis dipakai seabagai aksen dari
unsur-unsur pisik seni rupa yang lain.

Berdasarkan wujudnya garis terdiri dari berbagai macam,


diantaranya: garis lurus, garis lengkung, garis patah, garis putus, garis tak
beraturan. Demikian juga dilihat dari ukurannya ada yang beraturan
artinya dari ujung awal sampai ujung akhir sama ada juga yang tidak
beraturan ukuran artinya satu garis ukurannya beraneka ragam tak
beraturan Ada yang kecil, sedang dan besar, demikian juga dalam
penempatannya ada yang beraturan dan ada yang tidak beraturan

Lukisan yang menonjolkan pembuat garis misalnya yang beraliran


atau bergaya impresionisme.

8
Contoh; lukisan impresionis yang menekankan unsur garis sebagai
kelanjutan dari ekspresionisme, Karya maestro Indonesia Affandi
Koesoemah ( potret diri)

Contoh; gambar hasil pengolahan garis lengkung

3. Bidang
Bidang adalah perwujudan dari sebuah garis yang ujungnya
bersambung. Dilihat dari wujudnya bidang itu ada yang beraturan dan ada
yang tidak beraturan atau disebut bidang sembarang. Perwujudan dari
bidang dinamakan bentuk. Bidang yang dibuat dari garis yang teratur
maka perwujudannya menghasilkan bentuk yang teratur juga contohnya
bentuk segi tiga, segi empat, segi lima, segi enam, sgi tujuh dan lain
seterusnya, bidang ini dibangun oleh garis patah. Bidang yang mempunyai
bentuk lingkaran atau bulat dibangun oleh garis lengkung dan bidang yang
bentuknya sembarang itu dibangun oleh garis senbarang pula artinya garis
itu berwujud lurus, lengkung, patah dan putus.

9
Contoh; gambar komposisi bidang segi tiga

Contoh: komposisi bidang-bidang beratutaran

Contoh; gambar komposisi bidang yang memiliki bentuk lingkaran

10
D.Pengertian Seni

Materi Pembelarana Seni Budaya minggu lalu sudah saya jelaskan tentang
perkembangan seni atau asala usul keberadaan seni di masyarakat. Hal itu sengaja
saya jelaskan untuk menumbuhkan rasa oftimis kalian dalam belajar seni, sebab
pemahaman masyarakat seolah–olah seni hanya milik orang tertentu yang mereka
anggap punya bakat seni saja atau seniman saja padahal kenyataan tidak seperti
itu. Saya tegaskan sekali lagi kita semua mempunyai potensi untuk bisa berkarya
seni atau mengapresiasi karya seni termasuk kalian semua, buktinya kalian bisa
membedakan atau memilih mana barang yang bagus untuk kalian pake atau kalian
beli, bagus itu merupakan bagiam dari rasa estetika atau keindahan dan barang
yang kalian pake itu adalah karya seni rupa pakai, dalam hal ini kita bisa
menentukan suatu benda itu bagus atau tidak karena kita mempunya rasa estetka
selain logika dan etika.
Contoh yang kedua saya yakin kalian semua sudah bisa menulis, menulis itu
bagian dari berkarya seni rupa yang tergolong kedalam “menggambar grafis” atau
menggambar hurup, yang selanjutnya berkembang ke cabang seni yang lain
diantaranya ada ilmu Desian Grafis, ada kaligrafis dan lain sebagainya yang jelas
ilmu itu menggambar hurup atau menulis indah. Sebelum kita menulis terlebih
dahulu kita membayangkan hurup atau kata bahkan kalimat yang akan kita
gambar atau kita tulis, hal ini sama dengan melukis atau menggambar sbelum kita
melukis terlebih dahulu kita lakukan kontemplasi dulu, kontemplasi artinya
merenung mencari inspirasi atau membayangkan atau melamun dalam artian
lamuanan kreatif.
Dengan bisanya kalian menulis itu bukti bahwa kalian mempunyai potensi
untuk bisa berkarya seni rupa, jadi tidak ada lagi alasan tidak punya bakat
sehingga tidak mau mengerjakan tugas menggambar, semua punya bakat yang
beda hanya volumenya atau tingkat kepekaannya saja ada.
Hilangkan rasa malas semangat untuk berkarya apa lagi pelajaran seni rupa
merupakan pelajaran praktek dibutuhkan latihan yang cukup banyak baik latihan
mengolah rasa, olah piker maupun keterampilan, itu semua untuk menyatukan
atau mengharmoniskan Antara keinginanan (Rasa) ide ( Pikiran ) tubuh
( tindakan). Ini sama dengan mata pelajaran praktek yang lainnya seperti olah raga
tidak cukup untuk dibaca dan dipahami saja tapi justru yang paling penting adalah
latihan praktek. Pemaknaan lebih luasnya untuk kehidupan tidak cukup hanya
dipelajari secara teori justru yang paling bermakna adalah praktek/ proses/
tindakan. Seperti halnya manusia untuk meningkatkan nilai dimata masyarakat itu
karena tindakan kita dimasyarakat kita akan dihargai oleh orang lain itu karena
kita punya nilai kita punya nilai di masyarakat karena kita melakukan tindakan di
masyarakat itu. Maka itu kita sering dengar kalimat bahwa manusia itu punya
harga diri itu artinya karena manusia itu punya nilai. Nilai dari hati manusia itu

11
adalah kepekaan rasanya, nilai dari otak manusia itu adalah kemampuan daya
pikirnya dan nilai dari tubuh manusia itu adalah prilakunya (tindakannya).
Kalau dalam istilah agama dinamakan : Iman, Ilmu dan Amal. Amal adalah
suatu tindakan yang dipertimbangkan oleh otak, itu namanya ilmu dan yang
paling mendasar itu didasari oleh keinginan, rasa, atau niat yang terdorong dari
hati. Jadi tindakan atau prilaku seseorang itu adalah cerminan dari hati dan
otaknya orang tersebut. Selaras dengan pepatah Sunda (lamun haying ninggali
otak jelema tinggali ucapana tapi lamun haying ninggali hate jelema tinggali
lakuna).
Seperti yang sudah saya gambarkan dalam peta materi dua minggu yang lalu,
pada dasarnya pengertian seni itu adalah: Sedikit, kecil, ringan, halus, lembut.
Dalam kehidupan kita sehari-hari di masyarakat kita sering dengar kata “Air Seni”
itu artinya air yang sedikit maka dikatakan juga “air kecil’ kalau Bahasa Sunda
ketika kita minti ijin untuk buang air seni menyebutnya “kahampangan”.
Demikian juga pengertian seni setelah ditambah dengan kata lain, seperti
halnya “Karya Seni” pengertian dasarnya adalah hasil karya dari pengolahan
kepekaan rasa yang halus dan lembut. Dalam artian sebelum kita meluapkan
emosi atau berekspresi terlebih dahulu seniman melakukan kontemplasi artnya
perenungan untuk mencari ide atau gagasan, nah untuk proses berkontemplasi ini
dibutuhkan perasaan yang halus, lembut atau peka, maka tidak sedikit seniman
melakukakannya dengan cara menyendiri di tempat sepi inilah yang dinamakan
mengasah kepekaan rasa sehingga seniman mampu membaca apa yang belum
tertulis, mampu melihat apa yang belum ada mampu membayangkan apa yang
belum terjadi dalam artian “Karya Seni”. Bahkan selanjutnya berkembang ke ilmu
seni lain contohnya membaca Bahasa rupa, Bahasa gerak, Bahasa tubuh (Gestur)
yang diperdalam dalam suatu ilmu, namanya “Semiotika”. Sedangkan ilmu untuk
membaca atau menafsir artefak dalam artian karya seni rupa hasil peninggalan
manusia lama (pra sejarah) yang mana pelaku sejarahnya sudah pada tiada maka
kita gunakan ilmu “hermenetika”. Dua Ilmu ini nanti akan kalian temukan di
perguruan tinggi khususnya konsentrasi seni atau budaya.
Saya tegaskan sekali lagi bahwa kepekaan rasa, kehalusan rasa dan
kelembutan rasa itu diperlukan ketika proses kontemplasi bukan proses ekspresi,
sebab didalam berekspresi karya seni ada juga yang secara tegas, keras, kuat,
mengebu-gebu bahkan kasar selain yang diekpresikan secara halus dan lembut, itu
semua tergantung konsep berkarya seninya seniman itu sendiri.
Seperti halnya cabang-cabang kebudayaan yang lain ciri dari budaya itu
tumbuh dan berkembang di masyarakat sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan masyarakat itu sendiri, demikian juga seni tumbuh dan
berkembang bahkan berubah yang akhirnya banyak para ahli yang mendefinisikan
pengertian seni berbeda bahkan bertolak belakang.
Contohnya

12
1. Aristoteles dan Plato mengatakan bahwa
- Seni itu indah.
- Seni adalah peniruan terhadap alam (Art immitatur Natural)
1. Faul Klee dan Slobatkyn mengatakan bahya
- Seni itu tiadak indah.
- Seni tdak hanya mampu merepleksikan hal yang kasat mata melainkan
mampu menimbulkan hal yang tadinya tidak ada menjadi ada,
- Seni adalah yang terpenting “transmisi” atau proses.

E.Fungsi Seni
Karya seni rupa baik yang bersifat seni rupa murni maupun karya seni rupa
pakai atau yang berwujud dua dimensi maupun yang tiga dimensi mempunyai
fungsi, apakah itu fungsi individu maupun fungsi social.

1. Fungsi individual seni


Pengertian fungsi individual seni adalah; bilamana suatu karya seni
rupa itu dibuat dan memiliki fungsi atau bermanfaat untuk seseorang baik
itu perupanya maupun orang lain.
Manfaat yang paling mendasar dari suatu karya seni rupa itu adalah
menimbulkan kepuasan terutama untuk perupanya, dia akan memiliki
perasaaan puas ketika ia dapat mengungkapkan semua gejolak/ ide yang
ada didalam dirinya.
Selain bermanfaat untuk perupanya bisa juga karya seni itu bermanfaat
untuk orang lain secara individu, ia akan merasa senang, terpikat dengan
sebuah karya seni itu dan ia akan jatuh cinta terhadap karya tersebut, karya
itu mampu menggerakan perasaan orang tersebut ketika ia
mengapresiasinya dan tidak sedikit orang ingin memilikinya berapapun
harga. Maka dari itu banyak karya seni rupa yang memiliki harga yang
sangat tinggi bahkan di luar akal atau sering disebut harga karya seni tidak
logis, hal ini memang terjadi karena karya seni murni dibuat bukan
berdasarkan logika tapi berdasarkan perasaan.
Demikian juga dalam karya seni rupa pakai karya seni itu hanya
bermanfaat untuk seseorang dan belum tentu bermanfaat untuk orang lain.

2. Fungsi Sosial Seni


Yang dimaksud dengan fungsi social seni adalah bilamana karya seni
tersebut bermanfaat untuk orang banyak. Maka dari itu dalam pungsi
social seni dibagi menjadi beberapa unsur, diantaranya:
a. Fungsi Inspiratif
Fungsi inspiritif adalah bilamana karya seni tersebut
mampu menimbulkan ide baru untuk yang melihatnya atau
yang mengapresiasinya.

13
Contohnya ketika kita memihat suatu karya seni rupa
kemudian timbul perasaan dalam diri kita untuk membuat
karya seperti yang kita liat itu baik ingin meniru, memodifikasi
atau mencipta yang baru.
b. Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif adalah bilamana karya seni tersebut dibuat
untuk tujuan atau sarana dan prasaran pendidikan.
Contohnya pembuatan gedung sekolah, disain buku,
illustrasi bku dll
c. Fungsi Rekreatif
Fungsi rekreatif adalah bilamana karya seni tersebut dibuat
untuk sarana dan prasarana rekreasi atau wisata.
Contohnya penataan tempat wisata
d. Fungsi Informatif
Fungsi inpormatif adalah bilamana suatu karya seni dibuat
untuk tujuan atau sarana dan prasarana informasi
Contohnya pembuatan papan reklame, baligo, dll
e. Fungsi sacral
Fungsi sacral adalah bilamana karya seni dibuat untuk
tujuan atau sarana dan prasarana peribadatan.
Contohnya pembangunan masjid, kaligrafi Arab,
pembuatan patung dewa untuk persembahan.
f. Fungsi Propan
Fungsi propan adala bilamana karya seni dibuat untuk
tujuan keduniawian, kemewahan atau kepuasan. Fungsi ini
merupakan kebalikan dari fungsi sacral.
Contohnya pembangunan rumah tempat tinggal,
pembuatan pakaian khusus pernikahan dll.

F.Perkembangan Seni Rupa


Di dalam isi materi Perkembangan Seni Rupa ini akan lebih banyak
mempelajari sejarah tentang kesenirupaan. Untuk memudahkan mempelajari
perkembangan seni rupa kita bagi menjadi 3 masa sejarah, yaitu: masa seni rupa
Pramodern, masa seni rupa modern dan masa seni rupa Pos modern.

A. Seni Rupa Pramodern


Masa seni rupa pramodern ini memiliki rentang waktu yang sangat
Panjang dari mulai kehidupan manusia sampai zaman industry atau yang kita
kenal sampai masa reformasi industry. Seperti yang sudah bapak jelaskan
sebelumnya bahwa seni rupa itu lahir dari mulai adanya kehidupan manusia kalau
di ilmu sejarah dinamakan dari zaman batu (Paleolithikum), bahkan dari zaman
batu tua dimana kehidupan manusia itu masih berkelompok berpindah-pindah dari

14
suatu tempat ke tempat lain (nomaden) dan bertempat tinggal di gua-gua dengan
aktipitas berburu binatang buruan yang ada di alam bebas (food gathering)
sebagai bahan makanan. Disimpulkan pada waktu itu manusia sudah mampu
berkarya seni dengan bukti peninggalannya berupa lukisan gua meskipun lukisan
itu mereka buat bukan untuk tujuan kepuasan pengungkapan ekspresi melainkan
hanya untuk tujuan ritual yang didasari kepercayaan dan sebagai artefak budaya
dari system kepercayaan masyarakat pada waktu itu.
Berikut ini adalah sebagaian aliran-aliran seni rupa yang lahir pada masa
pramodern yang terus berkembang dan bertahan sampai pada masa sekarang ini:

1. Primitivisme
Primitivisme adalah gaya berkarya seni rupa yang bersahaja, naif,
sederhana, spontan, jujur dari segi tekhnik, penggarapan, bahan dan alat melukis
atau disebut media gamabar. Dengan kejujuran dan kesempontanan proses
berkarya itulah menunjukan kemurnian dari suatu karya seni, mereka tidak
memikirkan hasilnya mau seperti apa, orang bakal suka atau tidak apalagi berpikir
ini karya seninya bakal laku atau tidak, yang terpenting mereka berkarya sesuai
dengan keinginannya, apa yang ada dalam benaknya terungkapkan melalui
ekspresi berkarya seninya. Maka tidaklah heran kalaua seandainya di zaman
sekarang ini banyak para kolektor yang berburu karya seni lama meskipun harga
yang sangait tinggi karena dengan kesepontannya dan kejujurannya karya seni itu
dibuat maka memiliki nilai seni yang sangat tinggi, bahkan tidak sedikit seniman
modern yang menganut gaya primitive.

Lukisan gua menggambarkan telapak Lukisan gua menggambarkan


binatang buruan
Tangan, dibuat sekitar 4.000 tahun SM dibuat sekitar 3.200 tahun SM

15
Lukisan zaman sekarang yang menganut gaya primitivisme

2. Naturalisme

Naturalisme asal kata dari natur/ natural yang artinya alami, aliran
naturalisme adalah corak karya seni rupa yang tekhnik, objek, dan tema
pelukisannya berpedoman pada peniruan alam sehingga seniman dalam
berekspresinya terikat dengan tuntutan kemiripan objek yang ada di alam.
Seniman dituntut untuk memperhatikan proporsi, anatomi, perspektif, dan Teknik
pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan objek yang dilukis.
Sebagaimana definisi seni menurut Aristoteles dan plato; Seni adalah hasil
peniruan terhadap alam “ Art Imitatur natural”.

Contoh
lukisan naturalisme
karya Panji
ukuran 150cm x
80 cm
Judul :
Panen

16
3. Realisme

Pada awalnya pertumbuhan dan perkembangan seni rupa ini muncul di


belahan dunia bagian Barat sekitar pertengahan abad ke-17 yang pada awalnya
sebagai filosofi dari senimanan pada waktu itu adalah karya seni sebagai realitas
yang kasat mata dalam kehidupan duniawi, baik realitas keadaan alam sekitar
maupun realitas sosial masyarakat. Itulah yang menjadi insfirasi atau ide yang
diangkat oleh para seniman pada waktu itu. Seperti halnya yang dikatakan
“Herbert Read : Seni rupa adalah suatu usaha dengan segala daya untuk
menyatakan perwujudan objek dengan tepat”. Sebagaimana halnya filsafat
realisme. Jadi dalam pengertian realisme seniman berusaha menampilkan karya
seninya secara nyata tanpa illusi, fantasi dan imajinasi, betul-betul menampilkan
apa yang ada di dunia ini baik secara tema, objek maupun gaya pelukisannya.
Tetapiu pada kenyataannya aliran realisme lebih menekankan kepada tema yang
menjurus kepada realisme sosialis yang mengungkapkan kehidupan manusia yang
sengsara, getir, pahit, susah atau sebagai ungkapan pemberontakan atau
kecemburuan sosial. Tokoh seniman realisme Indonesia diantaranya: Rd. saleh
Sarif Bustaman (yang perkembangan lukisannya dari realisme menuju ke
romantisme), S. Soedjojono (pada masa penjajahan Belanda banyak melukiskan
suasana penjajahan dan tema lukisannya lebih menjurus kepada ajakan
pemberontakan), Dullah, Rustamadji (realisme fotografi), Dede Eri Supri, Ronald
Manurang (realisme baru) dll.

17
4. Dekoratifisme

Dekoratifisme merupakan aliran seni rupa yang lahir masih pada masa
pramodern yang berkembang sampai sekarang ini. Karya seni rupa dekoratifisme
secara visual lahir dengan wujud penyederhanaan bentuk, bentuk yang sederhana
itu pada awalnya lahir karena belum menguasai tekhnik dan teori idealis
proporsional, tetapi karya seni dekoratif pada masa sekarang ini seniman sengaja
menciptakan dengan dilandasi kreatifitasnya untuk tujuan menghasilkan karya
seni yang inovatif meskipun harus mengesampingkan teori proporsional dengan
melalui cara melakukan distorsi, stilasi dan deformasi.
Secara harfiah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian
distorsi adalah suatu kondisi terjadinya kekacauan dan penyimpangan yang dapat
mengakibatkan terganggunya proses pencapaian sebuah tujuan. Kata “Distorsi”
cukup sering digunakan dalam berbagai bidang, termasuk diantaranya dalam
komunikasi, ekonomi, seni, akuntansi, dan lainnya. Namun, arti kata distorsi
secara umum merupakan suatu kondisi yang tidak efisien, terjadi penyimpangan,
dan terjadi gangguan. Demikian dalam karya seni rupa menciptakan bentuk objek
yang menyimpang atau penggubahan bentuk dari tiori realisme secara ideal.
Pengertian “stilasi” adalah merupakan penggayaan bentuk atau
penggambaran dari bentuk alami menjadi bentuk ornamental (hiasan) yang
dilakukan dengan cara pengurangan atau penyederhanaan objek, sedangkan
gambarnya disebut gambar stilasi yang dapat diartikan sebagai bangun hias yang
menggambarkan sesuatu dan akan disusun pada bidang hias atau bidang gambar.
Stilasi juga bisa diartikan sebagai gambar yang dilebih-lebihkan atau
disederhanakan dan memiliki fungsi hias dan pakai. Objek gambar yang distilasi
ini bisa berupa hewan, tumbuhan, manusia, dll.
Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu objek.
Dalam senirupa istilah deformasi diartikan sebagai suatu kegiatan
penggayaan atau perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu objek yang
dilakukan dengan cara penambahan beberapa unsur visual tertentu sehingga
terciptalah suatu karya seni baru yang inovatif yang lebih menarik dan lebih
estetik berdasarkan pertimbangnan rasa estetika senimannya.
Jadi pada dasarnya pengertian ke-tiga istilah didalam suatu karya seni
dekoratif relative sama yaitu melakukan penggubahan bentuk dengan cara
manambah atau mengurangi bahkan terjadi pengulangan bentuk, hal itu dilakukan
semata-mata hanya untuk menghasilkan suatu karya seni yang inovatif.
Karya seni rupa dekoratif ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu dekoratif figurative dan dekoratif geometris. Dekoratif figurative biasanya
menggambar bentuk yang wujudnya ada dialam dan biasa kinali seperto objek
manuasia, binatang, tumbuhan dll. Sedangkan dekoratif geometris objek gambar
mengolah bentuk-bentuk geometri secara bebas yang akhirnya menghasilkan

18
suatu motif tertentu yang memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan
keindahan pengamat atau apresian.

Contoh gambar yang bergaya dekoratif piguratif

Contoh gambar yang bergaya dekoratif geometris

B. Seni Rupa Modern

Pada dasarnya kelahiran seni rupa modern merupakan kelanjutan dari seni
rupa pra modern sebagai bukti pertumbuhan dan perkembangan seni, sebagaimana
halnya cabang- cabang lain dari kebudayaan senantiasa tumbuh dan barkembang
sesuai denngan pertumbuhan perkembangan zaman.

Pengertian seni rupa modern didefinisikan sebagai seni rupa diciptakan


dengan ide dan wujud yang tidak terbatas pada budaya atau pakem-pakem suatu
daerah.

Seni rupa modern terlahir akibat adanya dorongan untuk tetap menjaga
nilai estetik yang terus terancam oleh beragam permasalahan. Seni rupa modern
melahirkan “Conceptual Art” atau “Seni Konseptual”. Conceptual Art ialah suatu

19
usaha menempatkan ide, konsep dan gagasan sebagai masalah utama dalam
menciptakan karya seni. Adapun bentuk objek dan material yang menjadi unsur
seni rupa hanya dianggap sebagai efek samping dari konsep tersebut.

Pengertian seni rupa modern didefinisikan sebagai seni rupa yang


diciptakan dengan ide dan wujud yang tidak terbatas pada budaya atau pakem-
pakem suatu daerah. Seni rupa modern ialah hasil karya seni rupa yang tercipta
dari kreativitas dan inovasi.

Karya-karya dalam seni rupa modern menekankan beberapa unsur yang


antara lain unsur eksperimen, pembaruan, kebaruan dan orisinalitas. Kendati
diciptakan dengan ide dan wujud yang tidak terbatas pada pakem tertentu, seni
rupa modern tetap mengandung filosofi dan disesuaikan dengan aliran-aliran seni
rupa yang ada.

Aliran-aliran seni yang lahir pada masa modern ini diantaranya:


1. Seni Pop/ Pop Art
Pop art yang berasal dari kata popular art merupakan sebuah aliran seni
yang memanfaatkan simbol-simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa
yang populer seperti majalah, iklan, komik, televisi dan koran.

Pop art pertama kali dipopulerkan oleh Andy Warhol Orang amerika yang
merepetisi foto wajh-wajah artis Hollywood yang menggunakan warna warna
complementary. Dan hasilnya wajah wajah artis tersebut muncul dengan warna
warna yang menarik dan berbeda dengan foto aslinya. Karya seperti ini biasanya
dipopulerkan pada Poster-poster sosial sampai poster komersil. Pada dasarnya Pop
art adalah sebuah penentangan dari budaya modern yang cenderung statis dan
berdesain jangka panjang. sangat aneh jika sebuah desain yang digunakan untuk
projek jangka pendek harus mempunyai nilai estetika yang berlaku selamanya.
Menurut orang orang yang menentang budaya modern, estetika bersifat konsumtif
yang harus berangkat dari budaya midern dan berdasarkan gaya yang mudah
dikenal dan dinikmati secara umum. Misalnya desain mobil harus menampilkan
unsur unsur dekoratif yang sangat kokoh sehingga menimbulkan kesan kuat bagi
orang orang yang melihat.

Pada masa kemunculannya banyak orang beranggapan bahwa karya ini


adalah karya yang tidak mempunyai nilai estetika tetapi hanya memiliki karya
cipta untuk kesenangan belaka. Tetapi disamping itu banyak pula orang yang
beranggapan bahwa karya ini adalah sebuah karya yang diciptakan untuk
berekspresi dan membuktikan bahwa tidak ada dikriminasi dalam seni. Bahkan
sampai ada yang beranggapan bahwa dengan karya pop ini masyarakat diajak
untuk lebih obyektif dalam melihat sebuah karya. Karena pada waktu itu banyak

20
orang yang beranggapan bahwa ada dominasi seniman abstrak eksporesinonis dari
Eropa dan Amerika

Contoh karya seni Pop Art

2. Seni Optik/ Optikal Art

Op art atau juga dikenal dengan nama optical art adalah gaya seni visual


yang menggunakan ilusi optikal (penipuan terhadap mata). "Seni optikal adalah
metode melukis yang memperhatikan interaksi antara ilusi dan menggabungkan
pengertian serta penglihatan." Seni Op art bersifat abstrak, kebanyakan berbentuk
potongan yang hanya dibuat dengan warna hitam putih. Ketika orang melihat
karya ilusi optikal maka akan memberikan sebuah impresi pergerakan, benda yang
tersembunyi, getaran, atau pola tertentu.

Op art berasal dari gaya konstruktivisme di Bauhaus. Sekolah Jerman yang


didirikan oleh Walter Gropius menarik hubungan antara bentuk dan fungsi dengan
analisis gerakan dan rasionalitas. Para murid diajarkan untuk fokus pada desain
keseluruhan, atau komposisi keseluruhan untuk mendapatkan gabungan bentuk
tertentu.

21
Contoh karya seni optikal art

Kapal dilanda badai karya Rd. Saleh Sarif Bustaman

Tokoh seniman dunia dari Aliran Realisme

22
Gustave Courbet adalah salah satu pencetus munculnya aliran seni rupa
Realisme di pertengahan abad ke-19. Ia menolak gaya klasik dan dominasi
Akademi Seni di Prancis. Karyanya berfokus pada realitas fisik benda-benda yang
dia amati walaupun kenyataan itu dinilai tidak indah dan memiliki muatan yang
dianggap terlalu kontras.

Courbet melihat Realisme sebagai sarana untuk memperjuangkan hak-hak


kaum tani dan rakyat biasa di negaranya. Courbet juga telah lama terkenal karena
tanggapannya yang berani terhadap pergolakan politik di Prancis. Para keritikus
menilai karyanya sebagai pengaruh penting dalam memicu para seniman modern
awal lainnya seperti Edouard Manet dan Claude Monet.

Petani; karya Gustave Courbet

Pelayan Bar; karya Edouard manet

Ciri Aliran Realisme


1. Mengangkat peristiwa keseharian yang dialami oleh orang kebanyakan
2. Menggambarkan masyarakat dan situasi kontemporer yang nyata dan khas
dengan lingkungan keadaan sehari-harinya

23
3. Karya realis menggambarkan manusia dari semua kelas dalam situasi dan
kondisi aslinya.
4. Realisme tidak setuju terhadap subjek seni yang dibesar-besarkan
(dramatis) ala Romantisisme.
5. Memiliki detail gambar yang menyerupai aslinya (natural) melalui teknik
tinggi yang dikuasai oleh pelukisnya.
6. Tidak menutupi kehidupan rakyat sederhana yang tidak memiliki rumah
mewah atau pakaian mahal seperti kaum bangsawan.
Objektif terhadap kaum atas, dalam artian tidak hanya kebaikannya
saja yang diperlihatkan, Misalnya: mengangkat peristiwa tragisnya perang
yang hasilkan oleh permainan politik kelas atas, melalui penggambaran
pion-pion kecil dibawahnya
1. Seni Konseptual
a. Pengertian 

Pengertian konseptual dalam Bahasa latin berarti: suatu pikiran, gagasan


atau ide bagi seorang seniman. Dengan demikian seni konseptual ini lebih
menekankan pada gagasan atau ide seninya.

Seni konseptual (conceptual art) artinya seni yang lebih atau berkaitan
dengan konsep. Konsep atau konseptual yang berasal dari bahasa Latin Conceptus
berarti pikiran, gagasan atau ide. Dengan demikian seni konseptual ini lebih
menekankan pada gagasan atau ide seninya, daripada perupaan karyanya. Istilah
ini pertama kali dikemukakan oleh seniman dari California, Edward Keinholz dan
Henry Flint pada awal tahun 1960, yang merupakan sinonim dari idea art. Seorang
seniman Minimalis, So Le Witt, secara formal menggunakan istilah tersebut
dalam sebuah artikelnya Paragraph on Conceptual Art yang dimuat pada ―Art
Forum yaitu majalah terbitan berkala tahun 1967, antara lain mengemukakan: 
“In Conceptual Art idea or concept is the most important aspect of the
work …. All planning and decisions are made before hand and the execution is a
perfunctory affair. The idea becomes the machine that make the art …. (Roberta
dalam Nikos Stangos, 1994:261). 

Dari keterangan Le Witt jelaslah bahwa konsep atau ide penting dalam
penciptaan seni Konseptual. Gerakan ini menempatkan konsep atau gagasan
sebagai hal yang pokok. Obyek seni atau material hanyalah merupakan akibat
samping dari konsep seniman. Mereka menggunakan batasan-batasan seperti
dematerial, immaterial, dan anti form‟.

Seni Konseptual adalah gerakan seni yang lahir bersamaan waktunya


dengan seni Minimal, yakni pada pertengahan tahun 1960. Dalam beberapa kasus
ketidakjelasan politik dan pertumbuhan kesadaran sosial di Eropa dan Amerika

24
pada tahun 1960-an mendorong hasrat sebagian seniman untuk menjauhi tradisi
elit seni. Beberapa seniman tidak tertarik dan menolak ikon tradisional, yaitu
gaya, nilai-nilai dan pengaruhnya. Di samping itu sistem pasar yang tidak masuk
akal, keterbatasan ruang gerak seni dan seniman semakin mempertajam reaksi
seniman untuk menciptakan seni yang baru. 

b. Perkembangan
Sebuah ungkapan dan pernyataan tentang bebas dalam segalanya telah
dimulai dalam dunia seni. Bebas dalam segalanya ini merupakan sebuah
perkembangan yang luar biasa dengan dikenal dengan kelahiran istilah konsep
atau ide, informasi seni, selama berkaitan dengan keanekaragaman bentuk seni,
penampilan seni, dan peristiwa seni. Penampilan karya seni tidak lagi
memperlihatkan bentuk yang unik, tidak wajar, dan tidak biasa. Keberadaannya
lebih rumit lagi sebab segalanya berada dalam alam pikiran seniman dan
penikmat. Hal ini menuntut perhatian baru dan persepsi kejiwaan dari para
penikmat (apresiator). 

Gejala ini mengambarkan berkembangan ide yang diperkenalkan oleh


seorang seniman Marchel Duchamp pada permulaan tahun 1917. Duchamp ialah
seorang seniman muda asal Perancis yang menyatakan bahwa dirinya lebih
tertarik pada ide daripada karya akhir. 

Mutt dan memasukkan kebiasaan itu pada sebuah patung yang diberi judul
air mancur‘ pada suatu pameran di New York. Rekan-rekan Duchamp menolak
cara berkarya seninya seperti itu. Duchamp dijuluki seniman yang ready-made
atau dalam pengertian apapun bisa jadi seni dan gampang. Hal ini mungkin
merupakan bentuk pemurnian dari konsep karya seni, yang pertama adalah
mempertanyakan kesadaran diri dan ketidaksadaran diri, kedua merupakan status
dalam seni dan segi keanekaragaman hubungan pameran, kritik dan penghargaan
apresiator. Duchamp menyatakan bahwa seni dapat berada di luar konsep kriya
(teknis belaka), media lukis dan patung serta pertimbangan emosional. Hal ini
artinya seni lebih dari sekedar hubungan seniman dengan apa yang dikerjakan
dengan tangannya atau rasa keindahannya. Konsep dan pemikiran diletakkan lebih
utama di atas perwujudan plastis dan juga di atas pengalaman pancaindera. Ia
terkenal kemudian sebagai seniman yang kontroversial, yang menggunakan
bahasa dan segala macam cara permainan verbal dan visual. Pengaruh Dadaisme
sangat kuat pada Duchamp, misalnya kekuatan ide untuk membuat sesauatu yang
anarkistik, perselisihan politik, dan inilah yang selanjutnya berperan dalam
perkembangan aliran Surealisme. 

Seni di akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an baik di Eropa maupun di
Amerika telah diwarnai dengan konteks kesadaran tanpa obyek, pasca Duchamp.

25
Pada masa ini pencapaian kemurnian seni dan ekspresi menunjukkan kebebasan
yang lebih menonjol. Ekspresi adalah ide yang telah luluh terpadu dalam seni
yang berupa informasi, kebahasaan, matematika, biografi, kritik sosial, gaya
hidup, lelucon, cerita dan sebagainya. 

Setelah tahun 1966, ketertarikan terhadap hubungan dan kelayakan obyek


seni yang unik mewabah, bergerak dari pinggiran menuju pusat kota. Motivasinya
sangat bervariasi, misalnya politik, estetika, ekologi, teater, filsafat, jurnalistik dan
psikologi. Para seniman muda mengkonfrontasikan hal tersebut dengan cara
meminimalkan dalam berkarya. Yang dikerjakan hanya sedikit, berbagai aturan
dalam berkarya patung dan lukis tidak dihiraukan lagi. Ada sejumlah seniman
yang tidak tertarik pada hal-hal yang berbau moralitas, beralih pada gaya seni
yang berkonotasi tradisional. 

Seni dipengaruhi oleh kondisi-kondisi kemanusiaan atau sejenisnya.


Sejumlah karya yang oleh Weiner dikategorikan bebas aturan dapat diterima.
Akhirnya masyarakat dirasuki oleh pikirannya. Satu saat kamu memahami karya-
karyaku, kata Weiner, Itulah dirimu. Douglas Huebler seorang konsepsionalis
sejaman Weiner, Joseph Kosuth, dan Robert Barry, menulis pada tahun 1968:
Dunia ini dipenuhi dengan obyek, baik yang menarik maupun yang tidak menarik,
tidak bijaksana rasanya kalau mencampuradukannya. Saya lebih suka yang
sederhana, untuk menjadikan suatu benda berada dalam waktu dan udara. 

Salah satu karya Huebler Pertukaran Bentuk antara New York dan Boston,
mempergunakan peta dan petunjuk untuk merencanakan sebuah kreasi segi
delapan tigaribu kaki pada suatu sisi, yang dimaksudkan akan dipasarkan dengan
stiker putih berdiameter 1 inch. Kegiatan seni konseptual telah menyatukan ide
dan bahasa menjadi bagian penting dalam berkarya, selain pengalaman visual dan
kemampuan mengindera. Tanpa bahasa tidak ada seni, kata Lawrence Weiner. 

Bahasa memberikan karakter yang mendasar dan kesempatan yang banyak


untuk berkarya. Bahasa memberikan jalan kebebasan dan melepaskan diri dari
kejenuhan terhadap materi-materi yang mengikat, media berkarya lukis, dan hal
ini merupakan spektyrum baru dalam berkarya lukis dan patung. Berbagai produk
budaya seperti koran, majalah, biro perjalanan, kantor pos, telegram, buku-buku,
katalog, dan mesin fotokopi menjadi pikiran-pikiran baru yang melahirkan subyek
baru dari ekspresi. 

c. Latar belakang
1) Pengaruh Dadaisme 
Duchamp ialah seniman yang paling kontroversial dan berpengaruh di
Amerika. 

26
Dia mempunyai pandangan bahwa seni itu lebih erat berhubungan dengan
identitas seniman daripada yang lainnya. Ia memanfaatkan cara-cara verbal,
secara serampangan seakan-akan dengan sengaja merencanakan perubahan baik
dari hal yang kecil sampai substansinya. Dalam suatu pernyataannya dia
menjelaskan, Saya melemparkan urinoir ke wajah mereka dan sekarang mereka
datang untuk mengaguminya sebagai sesuatu yang indah, kritik telah salah dalam
menginterpretasikannya. (Richter, 1969). Duchamp juga mengatakan bahwa ia
sangat suka dengan gagasan itu daripada produk akhir. Duchamp dengan  ready
made‟s-nya (Fountain dan lebih awal Bicycle Wheel‟ maupun Bottle Rack‘nya)
benar-benar membuat kejutan kemapanan seni pada jamannya. Dengan benda siap
pakainya Duchamp telahh merumuskan seni sebagai ide atau sebaliknya. 
2) Pengaruh seni Pop
Seni konseptual mendapat pengaruh cara-cara seniman Pop Amerika
dalam menggambarkan obyek dan dalam memakai metarial seni. Jasper John
salah satu seniman yang senang menggunakan kombinasi kata atau huruf dengan
aspek visual lainnya adalah salah satu contoh yang ditiru. Kemudian karya foto
dan gambar Rouschenberg, karya Ed Ruscha dan karya Roy Lichtenstein adalah
contoh-contoh karya yang erat kaitannya dengan material seni dan cara yang
digunakan oleh seniman Konseptual. 
3) Pengaruh Seni Minimal
Seni Minimal tidak memanipulasi material industri dan mengukuhkan seni
pada ambang batas cara inilah dengan metode yang tepat. Menggunakan bahasa,
ilmu pengetahuan, matematika, dan berbagai hal yang bersifat empiris, ironis dan
mendorong seni ke seluruh subject-matter. Sebagian para konseptualis mengambil
peluang secara terus terang kepada gaya minimal. Contohnya adalah tentang
pernyataan Robert Barry terhadap karyanya :Saya tidak memanipulasi kenyataan,
apa yang akan terjadii, terjadilah biiarkan benda-benda pada mereka sendiri.
Pernyataan Barrry ini mirip dengan ide kaum Minimalis yang tidak memanipulasi
material. 
4) Pengaruh gaya Ekspresionisme-Abstrak 
Bentuk konseptual yang paling mendapat pengaruh aliran ini adalah
“process Srt” dan “Body Art‖. Yang mengacu pada spirit dan cara-cara Jackson
Pollock yang berkarya lebih menekankan pada proses dan spontanitas. 

d. Konsep Seni Konseptual 


Sesuai dengan namanya, seniman konseptual lebih mengutamakan
gagasan atau ide daripada yang lainnya. Mereka menawarkan suatu sikap yang
paling akstrim, yang nyata-nyata berkeberatan dengan media konvensional,
mencari alternatif yang paling radikal dengan konsep dan sungguh-sungguh
memperjuangkan pada karya mereka. Conceptual Art dapat disatukan oleh suatu
sikap penggunaan bahasa verbal (maupun non verbal) analogi atau ilmu bahasa,
ide dan bahasa menjadi hal yang utama dalam seni. Sedangkan aspek visual yang

27
menyenangkan mata hanyalah bersifat sekunder, apa saja halal dilakukan, baik
yang puritan, yang berpengaruh atau tanpa apa saja. 

Sejak kehadiran seni Konseptual, batas-batas antara seni rupa dengan seni
yang lain secara fisik mulai kabur. Seni Konseptual mencaplok (annexation)
hampir semua potensi beragam seni maupun non seni. Mereka menemukan
nuansa (spectrum) baru dalam seni rupa sebagai pengganti lukisan atau patung.
Bahasa, surat kabar, majalah, advertising, pos telegram, buku-buku, katalogus,
fotokopi, filem, video, anggota badan, penonton, bahkan dunia ini bisa dijadikan
medium maupun obyek seninya. Seni konseptual ibarat black hole (lubang hitam
di angkasa raya) yang sanggup menelan apa saja yang mendekatinya. Begitu
banyaknya jenis-jenis seni konseptual yang secara tipikal maupun empiris dapat
diklasifikasikan sebagai berikut
1). Karya Proto - Konseptual (pra-konseptual) 
Kelompok ini bisa dilacak dengan melihat proto - tipe karya seni rupa
sebelum gerakan ini, tampak pada beberapa fenomena seni non - formalis yang
mendahuluinya. Yang paling jelas kaitannya dengan tipe ini adalah karya ‗siap
pakai‘ Duchamp dan siikap berkesenian Duchamp. Beberapa sumber mengacu
pada karya-karya Rouschenberg terutama karya gambarnya yang berjudul ‗Erased
de Kooning Drawing‟ tahun 1953 dan karya fotografinya yang berjudul ‗potrait‘‘
tahun 1959. Kemudian Ferdinand de Saussure (penulis) menunjuk karya Ed
Ruscha  awal yang berjjudul „Standed Station‟ yang memanfaatkan kata dan
materi visual lainnya masuk kelompok ini. Yang mirip dengan karya Ruscha
dapat kita jumpai pada karya Jasper John, Roy Lichtenstein, Robert Indiana, dan
Andy Warhol, kemudian juga dalam bentuk lain pada karya „action‟nya Jackson
Pollock. 
2). Karya seni Konseptual Murni. 
Jenis karya konseptual ini menekankan perhatian pada penerapan ide yang
menjadi hakikat dari suatu karya seni. Sebagai gerakan yang progresif, mereka
merumuskkan ‗dematerialization of the art object‟ atau ‗anti-form
movement‟sebagai suatu evolusi seni yang mengarah kepada ‗immaterial‟.
Meskipun pada akhirnya para seniman Konseptual murni ini juga
menggunakan material atau bentuk, tetapi itu bukanlah menjadi tujuan tetapi
hanya merupakan akibat dari ide atau konsep mereka. Pada karya-karya jenis ini
banyak memanfaatkan penggunaan bahasa, terutama bahasa verbal dan biasa
dengan obyek seni statis, berupa huruf, kata atau kalimat. Untuk melengkapi
deskripsi, mereka juga memanfaatkan ikon inkonvensional lainnya, dengan tanpa
keunikan, tanpa pengaruh, tanpa apa saja, karena yang penting adalah idenya. 
3). Karya Konseptualisme (ultra konseptualisme) 
Seni Konseptual sebagai suatu ide, adalah suatu gerakan yang akhirnya
membawahi berbagai bentuk kesenian, dan ini salah satu alasan kenapa disebut
sebagai ultra-konseptualisme. Bagaimanapun immaterialnya konseptualisme,

28
sebagai seni, ia berkaitan dengan masalah abstraksi dari gagasan, ide atau
konsep. Seni konsep yang awalnya memperjuangkan ide murni dan immaterial,
pada akhirnya larut dalam abstraksi berkesenian, sehingga menimbulkan berbagai
bentuk seni yang baru, yang meskipun ada kesamaannya, satu sama lain memiliki
perbedaan yang jelas, antara lain : ‗Performance Art‟, „Process Art, Earth atau
Land Art, Happening, Environments Art dan sebagainya. Untuk mengetahui
gambaran tentang beragam bentuk seni yang baru yang cenderung mengarah
kepada ―Conceptual Art”.
4). Performance Art – Ketika kata-kata tertulis dan media statis
dianggap sebagai material yang mengikat, beberapa seniman Konseptual berusaha
membebaskan diri, mencari alternatiff baru dalam ‗Performance Art‟ yang
merupakan transformasi narasi teks (tertulis) ke dalam bentuk teatrikal, personal
maupun kolektif. 
5). Process Art – Secara eksternal karya jenis ini tampak pada substansi
organisnya. Material yang digunakan bisa berupa : minyak, kayu, karet, rumput,
es, debu, daging dan sebagainya serta memanfaatkan kekuatan alam, grafitasi,
temperatur, atmosfir yang selalu membuat subyek selalu berproses seperti
mengembang, menyusut, membusuk, dan sebagainya. 
6). Earth atau Land Art – Seni yang memanfaatkan kekayaan alam,
bentuk amorf, bentuk abstrak, kerucut, ketahanan alam, geologi, cuaca, berbagai
ilusi yang ditimbulkan untuk kepentingan seninya. 
7). Environments Art – Seni yang memanfaatkan berbagai material.
Sebagian besar adalah material bekas atau material yang tidak layak dipakai untuk
berkesenian, para seniman memiliki misi tertentu terhadap lingkungannya. Dalam
format yang kecil, gaya ini disebut ‗Assembladge Art‘. 

8). Happening – Hal ini mengacu kepada aksen dalam action painting.
Para senimannya sebagaimana gaya action painting mengutamakan spontanitas
dengan berbagai gerakan improvisasi seperti halnya ‗performance art‟. Berbeda
dengan Happening yang memanfaatkan ruang dan waktu yang sebenarnya (tidak
dibuat-buat), sedangkan performance pada kesemppatan tertentu saja. 

29
Contoh karya seni konseptual
Karya :Ujang Suherman (penulis)
Proses pembuatan Candi Boko di Jogyakarta (1995)
Dikoleksi oleh Editor Didier Millet Singapura
2. Seni Kontemporer
a. Pengertian

30
Kata “Kontemporer” berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo”
(waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara
tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang
mengatakan bahwa “seni rupa kontemporer” adalah seni yang melawan tradisi
modernisme Barat yang terikat dengan aturan-aturan atau patron-patron atau
disebut juga zaman Rennaissance. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak
terikat oleh aturan-aturan zaman dulu (zaman Rennaissance) dan berkembang
sesuai zaman sekarang.

b. Ciri - ciri
Sesuai dengan pengertian seni kontemporer di atas, Ciri-ciri seni
kontemporer tersebut antara lain:
1. Tidak terikat aturan atau pakem seni rupa zaman dulu
2. Berkembang sesuai zaman
3. Tidak ada sekat antar berbagai disiplin seni
4. Meleburnya batas-batas antara seni lukis, seni patung, grafis, omong
kosong, anarki, hingga aksi politik
5. Memiliki gairah dan nafsu “moralistik”
6. Cenderung diminati media massa
7. Sering dijadikan komoditas pewacanaan
8. Unik (tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya)
9. Individual (bersifat pribadi atau perseorangan)
10. Universal (diperuntuk semua orang atau masyarakat luas)
11. Ekspresif (ungkapan perasaan atau curahan jiwa)
12. Survival (berlangsung sepanjang zaman/abadi)

Keunikan gagasan berkarya seni rupa kontemporer adalah selalu menggali


inspirasi dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru. Mengolah suatu media
dalam penciptaan suatu karya. Teknik berkarya seni rupa kontemporer sangat
dipengaruhi oleh bahan dan alat yang digunakan membuat karya seni. Teknik
berkarya seni rupa kontemporer dapat juga dipengaruhi oleh kreativitas seseorang
dalam proses pengerjaan, sehingga terjadilah keunikan teknik berkarya.

Karya seni rupa kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis, dan


corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll;
tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas para
seniman Indonesia menciptakan suatu karya seni rupa sebagai
perwujudan.ekspresi.jiwanya. Kreativitas para seniman Indonesia ini telah
meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya
seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna
yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi
adalah penghargaan atau penilaian.

31
c. Apresiasi Seni Kontemporer

Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi


penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni
rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau
tanggapan secara lisan/tertulis.

Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil


karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang
mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna
tertentu.

Macam jenis apresiasi seni rupa

a) presiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya


berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
b) Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai
estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau
terharu.
c) Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu
karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa,
dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.

Apresiasi kritis ini akan melahirkan :

1. Deskriptif  (paparan secara obyektif)


2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)

Contoh karya seni rupa kkontemporer

32
Demikian pembahasan materi Perkembangan Seni Rupa saya cukupkan
sampai disni, maka dengan ini materi teori seni rupa juga selesai. Dengan
selesainya materi teori ini saya harap kalian untuk mempelajarinya sebagai bahan
untuk belajar lebih tentang seni.

33
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka kita dapat
mengetahui bahwa, Seni Rupa adalah sebuah konsep atau nama untuk salah satu
cabang seni yang bentuknya terdiri atas unsur-unsur rupa yaitu: garis, bidang,
bentuk, tekstur, ruang dan
warna. Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua yaitu: karya seni rupa
dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Seni Rupa jika dilihat dari segi
fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni
pakai / terapan (applied art).
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa.
Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah
pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Medium lukisan bisa berbentuk
apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotograti bisa
dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-
macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang
digunakan.

B.Saran
Jangan hanya terfokus dengan hal-hal yang sudah dilakukan. Carilah
inspirasi yang baru demi kemajuan karya seni di Indonesia khusunya seni lukis.
Pemerintah juga harus mendukung dan memtasilitasi berbagai kegiatan seni agar
masyarakat lebih inspiratif.

34

Anda mungkin juga menyukai