Disusun oleh :
Nama : Sapitri
DINAS PENDIDIKAN
SMKN 1 TIRTAMULYA
2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah membimbing penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW dan keluarganya.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas remedial yang berjudul mengenai materi
komponen elektronika . Dalam makalah ini materi yang berkaitan dengan landasan teori,
prinsip kerja, aplikasi dan pembahasan dari komponenLED (light emiting diode), zener diode
dan schotky diode.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kelemahan baik dari segitatatulis
maupun sistematikanya oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah kami untuk selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca yang berminat pada umumnya.
Penulis
SAPITRI
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. PERUMUSAN MASALAH........................................................5
BAB II PEMBAHASAN
3
2.5 TRANSISTOR.............................................................................................20
A. KESIMPULAN .......................................................................28
B. SARAN ..................................................................................29
C.DAFTAR PUSTAKA................................................................30
BAB I
4
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
LED (Light Emitting Dioda)adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat
mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan cahaya
karena menggunakan dopping galium,arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda diata
dapat menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. Simbol dan bentuk fisik dari LED (Light
Emitting Dioda) dapat dilihat pada gambar berikut.
1. Dioda Emiter Cahaya.Sebuahdioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik langsung
menjadi cahaya. Dengan mengubah -ubah jenis dan jumlah bahan yang digunakan untuk bidang
temu PN. LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang
yang berbeda -beda. Warna yangbiasa dijumpai adalah merah, hijau dan kuning.
2. LED Warna Tunggal. LED warna tunggal adalah komponen yang paling banya dijumpai.
Sebuah LED warna tunggal mempunyai bidang temu PN pada satu keping silicon. Sebuah lensa
menutupi bidang temu PN tersebut untuk memfokuskan cahaya yang dipancarkan.
3. LED Tiga Warna Tiga Kaki. satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED. Satu kaki
dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke katoda LED hijau. Apabila
anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka suatu tegangan pada kaki merah atau hijau
akan membuat LED menyala. Apabila satu tegangan diberikan pada kedua katoda dalam waktu
yang bersama, maka kedua LED akan menyala bersama -sama. Pencampuran warna merah dan
hijau akan menghasilkan warna kuning.
4. L ED Tiga Warna Dua Kaki Disini, dua bidang temu PN dihubungkan dalam arah yang
berlawanan. Warna yang akan dipancarkan LED ditentukan oleh polaritas tegangan pada kedua
LED. Suatu sunyal yang dapat mengubah polaritas akan menyebabkan kedua LED menyala dan
m enghasilkan warna kuning.
7
5. Led Seven Segmen biasanya digunakan untuk menampilkan angka berupa angka 0 sampai 9,
angka – angka tersebut dapat ditampilkan dengan mengubah nyala dari 7 segmen yang ada
pada led yang disusun.
Rangkaian dasar untuk menyalakan LED (Light Emitting Dioda) membutuhkan sumber
tegangan LED dan resistor sebagai pembatas arus seperti pada rangkaian berikut.
Besarnya arus maksimum pada LED (Light Emitting Dioda) adalah 20 mA, sehingga nilai
resistor harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor berbanding lurus dengan besarnya
tegangan sumber yang digunakan. Secara matematis besarnya nilai resistor pembatas arus LED
(Light Emitting Dioda) dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.
8
Dimana : R = resistor pembatas arus (Ohm)
Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED
(volt) 2 volt = tegangan LED (volt) 0,02 A = arus maksimal LED (20 mA).
LED memiliki 2 kutub yaituanoda dan katoda. Dalamhal ini LED akan menyala bila ada
arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik
karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki
karakteristik berbeda -beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir
pada led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa
besarnya arus yang diperbolehkan 10mA - 20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V menurut
karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan
terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai
penghambat arus.
9
Gambar 1.6 Fisik LED :
Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan :
3. Oranye : 2,2 V
4. Kuning : 2,4 V
5. Hijau : 2,6 V
8. Ultraviolet :3,5 V
10
R =(Vs -Vd) / I
Vd = jatuh tegangan.
-> Usia hidup lampu sangat panjang (15.000 s/d 50.000 jam)
-> Ramah lingkungan dan mendukung GO GREEN, karena Lampu LED bebas merkuri
11
-> Tidak memancarkan radiasi UV
Dioda Zener (Zener Diode) adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari
Semikonduktor dan merupakan jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di
rangkaian Reverse Bias (Bias Balik). Pada saat dipasangkan pada Rangkaian Forward Bias (Bias
Maju), Dioda Zener akan memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana Dioda Normal pada
umumnya. Efek Dioda jenis ini ditemukan oleh seorang Fisikawan Amerika yang bernama
Clarence Melvin Zener pada tahun 1934 sehingga nama Diodanya juga diambil dari nama
penemunya yaitu Dioda Zener.
12
Gambar 2.0 dan dioda zener
Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau
Tegangan Tembus Dioda Zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya
dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini disebut
juga dengan Tegangan Zener.
Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat Rangkaian dasar Dioda Zener dibawah
ini :
Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener di pasang dengan prinsip Bias Balik (Reverse
Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan Dioda Zener. Dalam
Rangkaian tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter
menunjukan tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan akan turun
saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara Bias Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi
Resistor dalam Rangkaian tersebut adalah untuk pembatas arus listrik. Untuk menghitung Arus
Listrik (Ampere) tersebut, kita dapatmenggunakan Hukum Ohm seperti dibawah ini :
(Vinput–Vzener)/R=I
13
(12– 2,8) /460 = 19,6mA
Jika menggunakan Tegangan yang lebih tinggi, contohnya 24V. Maka arus listrik yang
mengalir dalam Rangkaian tersebut akan semakin besar :
Untuk menghitung disipasi daya Dioda Zener, kita dapat menggunakan rumus :
P = Vz I
Pada dioda zener terdapat nilai Izm (Arus zener m aksimum) yang telah ditentukan oleh
pabrik dan arus zener tidak boleh melebihi Izm tersebut, karena akan mengakibatkan kerusakan
pada dioda zener. RS adalah hambatan yang berfungsi sebagai pembatas arus untuk rangkaian
stabilizer tegangan. Apabila tegangan Vi lebih tinggi dari Vz dan RL.
besar dari RL minimum maka fungsi dari stabilizer tegangan pada dioda zener dapat
bekerja,oleh karena itu RL harus lebih besar dari RLmin. RLmin dapat diten tukan pada saat VL =
Vz Sebagai berikut.
14
Gambar 2.3 Rumus dioda zener
Nilai RLmin ini akan menjamin dioda zener bekerja secara konsisten. Bila zener sudah
bekerja, berarti VL = Vz = konstan, dan dengan menganggap Vi tetap maka turun tegangan pada
RS (VR) juga tetap, yaitu :
Dan arus yang mengalir pada dioda z ener dapat ditentukan dengan :
Arus pada dioda zener (Iz) tidak boleh melebihi nilai Izm yang telah ditentukan pabrik, untuk
membatasi arus zener ini dapat mengatur nilai RS dengan rumusan diatas.
Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai regulator atau stabilizer
tegangan (voltage regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan dioda zener
dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian ini dapat berfungsi dengan baik sebagai
stabilizer tegangan, maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Yaitu dengan
memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari tegangan dioda zener (Vz). Pada dioda
zener terdapat nilai Izm (Arus zener maksimum) yang telah ditentukan ooleh pabrik dan arus
zener tidak boleh melebihi Izm tersebut, karena akan mengakibatkan kerusakan pada dioda
zener.
15
Gambar 2.7 beberapa SCR dan Terminologi
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Se bagai pengendalinya adalah gate.SCR
sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.
Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada
kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang. Ada tiga jenis Dioda SCR
semikonduktor yang berfungsi sama sebagai sebagai Saklar (Switching). Ketiga Dioda SCR
semikonduktor tersebut adalah SCR itu sendiri,DIAC dan TRIAC.
16
Gambar 2.9 Regulator switching
Definisi lain dari Integrated Circuit (IC) adalah Komponen Elektronika aktif yang terdiri
dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang
diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Sebelum
ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat itu umumnya memakai Tabung Vakum sebagai
komponen utama yang kemudian digantikan oleh Transistor yang memiliki ukuran yang lebih
kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks,
memerlukan komponen Transistor dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat
Elektronika yang dihasilkannya pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa
berpergian (portable).
17
2.4.1 Jenis Integrated Circuit (IC)
f) Voltage Comparator
g) Multiplier
IC analog adalah IC yang tersusun oleh beberapa rangkaian (linier) dan beroperasi dengan
menggunakan sinyal sinusoidal.
a. IC Op-Amp
Disebut amplifier operasional atau op-amp merupakan salah satu jenis IC analog yang
berfungsi sebagai rangkaian penguat. IC Op- Amp, s dibedakan menjadi dua macam/jenis yaitu:
18
b Op- Am Inverting
Vout = -(R2/R1)Vin
dengan:
Vout : tegangan keluaran penguatan operasional (output)
Vin : tegangan masukan (input)
R1 : hambatan ke-1 (ohm)
R2 : hambatan ke-2 (ohm)
b. Op-Amp Non-Inverting
2.5 Transistor
19
Gambar 3.4 Transistor
Transistor terdiri dari dua macam dioda, dan banyak dibuat dari bahan-bahan seperti
germanium, silikon dan garnium arsenide. Menurut Fajar (2010) “kemasan dari transistor itu
sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor
yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit)”. Di kehidupan nyata
transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur
arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor merupakan komponen yang
sangat penting dalam dunia elektronik modern. Pada rangkaian analog, transistor digunakan
dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog dapat berupa pengeras suara, sumber listrik stabil,
dan penguat sinyal radio. Pada rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi dan beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga
berfungsi sebagai logic gate, dan memori.
Sama halnya dengan komponen elektronika yang lain, transistor juga memiliki jenis yang
berbeda-beda. Menurut Fathi (2011) “Jenis-Jenis Transistor yang paling umum dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis transistor tersebut
sangat mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut, beberapa rangkaian yang
sangat dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau dipasang adalah rangkaian
amplifier, rangkaian audio, rangkaian saklar , rangkaian tegangan tinggi dan lain-lain.
20
1. Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)
Transistor bipolar ini terdiri dari dua jenis apabila di tinjau dari jenis susunan lapisan yang ada di
dalam transistor tersebut.
Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis P dan satu lapis
bahan konduktor jenis N. Menurut Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus kecil yang meninggalkan
basis pada moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor”. Dengan kata lain transistor
jenis PNP akan hidup atau bekerja saat Basis lebih rendah dari pada Emitor. Lambang transistor
ini memiliki tanda panah yang menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).
21
b. Transistor Jenis NPN
Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis N, dan satu lapis bahan
semi konduktor jenis P. Transistor jenis ini banyak digunakan karena pergerakan elektron pada
bahan semi konduktor lebih tinggi sehingga memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan
tinggi. Cara kerja transistor ini berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan kata lain
transistor jenis NPN akan bekerja saat Basis lebih tinggi daripada Emitor. Lambang transistor ini
memiliki tanda panah yang menunjuk ke luar pada kaki Emitor.
Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari tegangan.
Menurut komponenelektronika.org (2012) “ FET beroperasi dengan efek medan listrik pada
aliran elektron melalui satu jenis bahan semikonduktor”. Sama dengan transistor bipolar,
transistor efek medan ini memiliki 3 kaki yang diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G).
Sistem kerja dari transistor ini adalah dengan cara mengendalikan arus ..aliran elektron dari
22
terminal Source ke Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh
terminal Gate. Saluran tersebut terbuat dari bahan semikonduktor jenis N dan P.
Transistor FET ini memiliki 2 jenis yaitu Enhancement Mode dan Depletion Mode. Kedua
jenis transistor FET tersebut menandakan polaritas tegangan pada Gate dibandingkan dengan
Source saat transistor menghantarkan listrik. Contoh pada depletion mode Gate negatif
dibandingkan dengan Source, sedangkan pada enhancement mode Gate positif. Apabila
tegangan pada Gate di rubah menjadi positif maka aliran arus kedua mode di antara Source dan
Drain akan meningkat.
ü Amplifier : Penguat
ü Rectifier : Penyearah
23
Gambar 4.0 Sebagai Gerbang AND
Untuk menentukan jenis transistor dan ketiga kakinya maka dapat menggunakan dua
cara, yang pertama dengan melihat pada datasheetnya. Sedangkan yang kedua dengan
melakukan pengukuran/ tes kondisi menggunakan AVOmeter/ multitester. Pada kesempatan
24
kali ini kami akan menjelaskan cara kedua yaitu dengan melakukan tes kondisi menggunakan
multitester, yaitu:
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini, yaitu yang dimiliki
pada jenis PNP. Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut dengan nama
lain, sebagai contoh kaki 1, kaki 2, dan kaki 3. Kemudian atur multitester ke Ohm meter x10
atau x10 0 kemudian kita cari kaki basis dengan:
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe hitam
dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multitester memberikan nilai ukur resistansi yang
rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PN
P. Dan N PN apabila probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak kemungkinan basis-nya 2
atau 3. Ulangi lagi, carilah konfigurasi sampai diketemukan jarum multitester bergerak semua.
Pastikan basis sudah ketemu dan jenis transistor NPN atau PNP:
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe
hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe
merah jarum tidak bergerak.
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan emitor
dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan emitor setting
multmeter di pindah ke Ohm meter x10 KOhm , Kemudian lakukan teknik berikut.
25
Misalnya transistor N PN . Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain basis
dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki transistor
dipegang jadi satu).
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan disentuh
dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan (dengan tujuan memberikan bias pada kaki
tersebut mengingat tubuh kita juga memiliki energi listrik potensial). Jika jarum
multitester tidak bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa dipastikan kaki
yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang lain (probe merah)
adalah emitor.
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada kemasan
transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda titik bulat, titik kotak atau
titik segitiga yang berada di kemasan transistor.
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat
seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu
fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari
teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
LED (Light Emitting Dioda)adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat
mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan
cahaya karena menggunakan dopping galium,arsenic dan phosporus.
Dioda Zener (Zener Diode) adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari
Semikonduktor dan merupakan jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat
beroperasi di rangkaian Reverse Bias (Bias Balik).
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron.
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah komponen elektronika aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan transistor, dioda, resistor dan
kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu rangkaian elektronika dalam sebuah
kemasan kecil.
27
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya.
B.Saran
Apabila ada kesalahan dalam makalah ini saya harapkan saran dan kritik dari pembaca
demi kesempurnaan pada makalah ini agar supaya bisa menjadi makalah yang sempurna dan
bermanfaat bagi para pembaca.
28
DAFTAR PUSTAKA
2. http://www.tugasku4u.com/2013/04/dioda.html
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda_schottky
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Diode_pancaran_cahaya
8. www.shatomedia.com
29
30