Anda di halaman 1dari 30

KOMPONEN ELEKTRONIKA

MAKALAH INI DI BUAT UNTUK REMEDIAL ULANGAN AKHIR SEMESTER

Disusun oleh :

Nama : Sapitri

Kelas : XlI TOI

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN

CABANG DINAS WILAYAH IV

SMKN 1 TIRTAMULYA

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah membimbing penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW dan keluarganya.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas remedial yang berjudul mengenai materi
komponen elektronika . Dalam makalah ini materi yang berkaitan dengan landasan teori,
prinsip kerja, aplikasi dan pembahasan dari komponenLED (light emiting diode), zener diode
dan schotky diode.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kelemahan baik dari segitatatulis
maupun sistematikanya oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah kami untuk selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca yang berminat pada umumnya.

Tirtamulya, 17 Desember 2022

Penulis

SAPITRI

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................5

B. PERUMUSAN MASALAH........................................................5

C. TUJUAN MEMBUAT MAKALAH.......... .................................6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 LED (Light Emitting Dioda)......................................................7

2.1.1 MACAM -MACAM LED .......................................................7

2.1.2 RANGKAIAN DASAR MENYALAKAN LED.........................8

2.1.3 CARA KERJA LED...............................................................9

2.1.4 NILAI RESISTOR PADA LED .............................................10

2.1.5. KARAKTERISTIK LED ..................................... .................11

2.1.6. APLIKASI PENERAPAN LED.............................................12

2.2 DIODA ZENER ...................................................................12

2.2.1BENTUK DAN SIMBOL DIODA ZENER............... ............. 12

2.2.2 PRINSIP KERJA DIODA ZENER .......................................13

2.2.3 KARAKTERISTIK DIODA ZENER......................................14

2.2.4 PENERAPAN DIODA ZENER............................................15

2.3 DIODA SCHOTTKY (SCR )...................................................16

2.3.1. FUNGSI DIODA SCHOTTKY (SCR) .................................16

2.3.2. PENERAPAN DIODA SCHOTTKY...................................17

2.4 IC ( INTEGRATED CIRCUIT )...................................................17

2.4.1 JENIS INTEGRATED CIRCUIT (IC).............................................18

2.4.2 MACAM MACAM IC ANALOG (LINEAR)...................................19

3
2.5 TRANSISTOR.............................................................................................20

2.5.1 JENIS JENIS TRANSISTOR......................................................21

2.5.2 FUNGSI TRANSISTOR...............................................................23

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .......................................................................28

B. SARAN ..................................................................................29

C.DAFTAR PUSTAKA................................................................30

BAB I

4
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti
komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang
mempelajari alat - alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain
dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan
ilmu/ teknikelektronika dan instrumentasi.
Komponen Elektronika merupakan komponen atau bahan utama dalam pembuatan
suatu alat elektronika dimana mereka memiliki fungsi serta cara kerja masing - masing. Untuk
dapat menggunakannya kita harus memahami terlebih dahulu fung si dari komponen itu
masing -masing.Maka dari itulah kami membuat makalah ini untuk menyalesaikan tugas serta
memahami tentang pengertian serta fungsi dari komponen itu sendiri.

1.1.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terkait dengan pembahasa n Komponen


Elektronika,maka penulis dapat merumu skan permasalahan pokok yaitu :

a. Pengertian dari komponen elektronika?

b. Prinsip kerja komponen elektronika?

c. Karakteristik komponen elektronika?

d. Aplikasi komponen elektronika?

e. Sistem matematis komponen elektronika?

1.1.2 Tujuan Pembuatan Makalah

Adapun tujuan dal am pembuatan makalah ini adalah

a. Dapatmemahami Komponen Elektronika;

b. Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing komponen;


c. Dapatmengetahui cara kerja masing-masing komponen
d.Dapatmengetahui penerapan aplikasi masing-masing komponen
e. Dapat mengetahui karakteristik masing-masing komponen

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LED (Light Emitting Dioda)

6
LED (Light Emitting Dioda)adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat
mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan cahaya
karena menggunakan dopping galium,arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda diata
dapat menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. Simbol dan bentuk fisik dari LED (Light
Emitting Dioda) dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.1 Simbol dan Bentuk fisik LED

2.1.1 Macam -macam LED :

1. Dioda Emiter Cahaya.Sebuahdioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik langsung
menjadi cahaya. Dengan mengubah -ubah jenis dan jumlah bahan yang digunakan untuk bidang
temu PN. LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang
yang berbeda -beda. Warna yangbiasa dijumpai adalah merah, hijau dan kuning.

2. LED Warna Tunggal. LED warna tunggal adalah komponen yang paling banya dijumpai.
Sebuah LED warna tunggal mempunyai bidang temu PN pada satu keping silicon. Sebuah lensa
menutupi bidang temu PN tersebut untuk memfokuskan cahaya yang dipancarkan.

3. LED Tiga Warna Tiga Kaki. satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED. Satu kaki
dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke katoda LED hijau. Apabila
anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka suatu tegangan pada kaki merah atau hijau
akan membuat LED menyala. Apabila satu tegangan diberikan pada kedua katoda dalam waktu
yang bersama, maka kedua LED akan menyala bersama -sama. Pencampuran warna merah dan
hijau akan menghasilkan warna kuning.

4. L ED Tiga Warna Dua Kaki Disini, dua bidang temu PN dihubungkan dalam arah yang
berlawanan. Warna yang akan dipancarkan LED ditentukan oleh polaritas tegangan pada kedua
LED. Suatu sunyal yang dapat mengubah polaritas akan menyebabkan kedua LED menyala dan
m enghasilkan warna kuning.

7
5. Led Seven Segmen biasanya digunakan untuk menampilkan angka berupa angka 0 sampai 9,
angka – angka tersebut dapat ditampilkan dengan mengubah nyala dari 7 segmen yang ada
pada led yang disusun.

2.1.2 Rangkaian Dasar Menyalakan LED (Light Emitting Dioda)

Gambar 1.2 Simbol dan Bentuk Fisik LED

Rangkaian dasar untuk menyalakan LED (Light Emitting Dioda) membutuhkan sumber
tegangan LED dan resistor sebagai pembatas arus seperti pada rangkaian berikut.

Gambar 1.3 Rangkaian LED

Besarnya arus maksimum pada LED (Light Emitting Dioda) adalah 20 mA, sehingga nilai
resistor harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor berbanding lurus dengan besarnya
tegangan sumber yang digunakan. Secara matematis besarnya nilai resistor pembatas arus LED
(Light Emitting Dioda) dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.

Gambar 1.4 Persamaan LED

8
Dimana : R = resistor pembatas arus (Ohm)
Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED
(volt) 2 volt = tegangan LED (volt) 0,02 A = arus maksimal LED (20 mA).

2.1.3 Cara Kerja LED :

LED memiliki 2 kutub yaituanoda dan katoda. Dalamhal ini LED akan menyala bila ada
arus listrik mengalir dari anoda menuju katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik
karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki
karakteristik berbeda -beda menurut warna yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir
pada led maka semakin terang pula cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa
besarnya arus yang diperbolehkan 10mA - 20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V menurut
karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan
terbakar. Untuk menjaga agar LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai
penghambat arus.

Gambar 1.5 LED

Bahan semikonduktor yang sering digunakan dalam pembuatan LED adalah:


1. Ga As (Galium Arsenide,) meradiasikan sinar infra merah,
2. Ga As P (Galium Arsenide Phospide) meradiasikan warna merah dan kuning,

3. Ga P(Galium Phospide) meradiasikan warna merah dan kuning.

9
Gambar 1.6 Fisik LED :

2.1.4 Cara Menghitung Nilai Resistor pada LED :

Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan :

1. Infra merah : 1,6 V

2. Merah : 1,8 V– 2,1 V

3. Oranye : 2,2 V

4. Kuning : 2,4 V

5. Hijau : 2,6 V

6. Biru : 3,0 V– 3,5 V

7. Putih : 3,0– 3,6 V

8. Ultraviolet :3,5 V

Berdasarkan Hukum Ohm, V=I.R

Keterangan : V = tegangan, I = arus listrik,R = Resistor.

Apabila kita mencari nilai resistor maka : R = V/I

10
R =(Vs -Vd) / I

Vs = tegangan sumber(batry,accu,power suply).

Vd = jatuh tegangan.

Menghitung nilai resistor secara parallel :

Gambar 1.7 pemasangan resistor pada LED parallel

R LED Merah = (12 V- 1.8V) /0.02 A = 510 ohm

R LED Biru = (12V – 3V) / 0.02 A = 450 ohm

Menghitung resistor secara seri :

Gambar 1.8 pemasangan resistor pada LED seri

R = (12V – 9.6 V) / 0.02 A = 120 ohm.

2.1.5 KARAKTERISTIK LED :

-> Usia hidup lampu sangat panjang (15.000 s/d 50.000 jam)

-> Lampu LED memiliki sifat yang tidak memancarkan panas.

-> Warnanya natural, terang, tetapi tidak menyilaukan mata

-> Ramah lingkungan dan mendukung GO GREEN, karena Lampu LED bebas merkuri

11
-> Tidak memancarkan radiasi UV

2.1.6 APLIKASI PENERAPAN LED :

Berikut contoh aplikasi led pada umumnya

Gambar 1.9 contoh penerapan LED

2.2 Dioda Zener

Dioda Zener (Zener Diode) adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari
Semikonduktor dan merupakan jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di
rangkaian Reverse Bias (Bias Balik). Pada saat dipasangkan pada Rangkaian Forward Bias (Bias
Maju), Dioda Zener akan memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana Dioda Normal pada
umumnya. Efek Dioda jenis ini ditemukan oleh seorang Fisikawan Amerika yang bernama
Clarence Melvin Zener pada tahun 1934 sehingga nama Diodanya juga diambil dari nama
penemunya yaitu Dioda Zener.

2.2.1 Bentuk dan Simbol Dioda Zener


Dibawah ini adalah bentuk dan Simbol Dioda Zener :

12
Gambar 2.0 dan dioda zener

2.2.2 Prinsip Kerja Dioda Zener

Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau
Tegangan Tembus Dioda Zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya
dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini disebut
juga dengan Tegangan Zener.

Untuk lebih jelas mengenai Dioda Zener, mari kita lihat Rangkaian dasar Dioda Zener dibawah
ini :

Gambar 2.1 rangkaian dasar dioda zener

Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener di pasang dengan prinsip Bias Balik (Reverse
Bias), Rangkaian tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan Dioda Zener. Dalam
Rangkaian tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter
menunjukan tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan akan turun
saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara Bias Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi
Resistor dalam Rangkaian tersebut adalah untuk pembatas arus listrik. Untuk menghitung Arus
Listrik (Ampere) tersebut, kita dapatmenggunakan Hukum Ohm seperti dibawah ini :
(Vinput–Vzener)/R=I

13
(12– 2,8) /460 = 19,6mA

Jika menggunakan Tegangan yang lebih tinggi, contohnya 24V. Maka arus listrik yang
mengalir dalam Rangkaian tersebut akan semakin besar :

(24– 2,8) / 460 = 45mA


Akan tetapi, tegangan yang melewati Dioda Zener akan sama yaitu 2,8V. Oleh karena itu,
Dioda Zener merupakan Komponen Elektronika yang cocok untuk digunakan sebagai Voltage
Regulator (Pengatur Tegangan), Dioda Zener akan memberikan tegangan tetap dan sesuai
dengan Tegangan Zenernya terhadap Tegangan Input yang diberikan.Pada umumnya Tegangan
Dioda Zener yang tersedia di pasaran berkisar di antara 2V sampai 70V dengan daya (power)
dari 500mW sampai dengan 5W.

Untuk menghitung disipasi daya Dioda Zener, kita dapat menggunakan rumus :

P = Vz I

2.2.3 K arakteristik Dioda Zener

Gambar 2.2 Karakteristik Dioda Zener

Pada dioda zener terdapat nilai Izm (Arus zener m aksimum) yang telah ditentukan oleh
pabrik dan arus zener tidak boleh melebihi Izm tersebut, karena akan mengakibatkan kerusakan
pada dioda zener. RS adalah hambatan yang berfungsi sebagai pembatas arus untuk rangkaian
stabilizer tegangan. Apabila tegangan Vi lebih tinggi dari Vz dan RL.
besar dari RL minimum maka fungsi dari stabilizer tegangan pada dioda zener dapat
bekerja,oleh karena itu RL harus lebih besar dari RLmin. RLmin dapat diten tukan pada saat VL =
Vz Sebagai berikut.

14
Gambar 2.3 Rumus dioda zener

Nilai RLmin ini akan menjamin dioda zener bekerja secara konsisten. Bila zener sudah
bekerja, berarti VL = Vz = konstan, dan dengan menganggap Vi tetap maka turun tegangan pada
RS (VR) juga tetap, yaitu :

Gambar 2.4 Rumus dioda zener

Sehingga arus yang mengalir pa da RS dapat diketahui dengan :

Gambar 2.5 Rumus dioda zener

Dan arus yang mengalir pada dioda z ener dapat ditentukan dengan :

Gambar 2.6 Rumus dioda zener

Arus pada dioda zener (Iz) tidak boleh melebihi nilai Izm yang telah ditentukan pabrik, untuk
membatasi arus zener ini dapat mengatur nilai RS dengan rumusan diatas.

2.2.4 PENERAPAN DIODA ZENER

Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai regulator atau stabilizer
tegangan (voltage regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan dioda zener
dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian ini dapat berfungsi dengan baik sebagai
stabilizer tegangan, maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Yaitu dengan
memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari tegangan dioda zener (Vz). Pada dioda
zener terdapat nilai Izm (Arus zener maksimum) yang telah ditentukan ooleh pabrik dan arus
zener tidak boleh melebihi Izm tersebut, karena akan mengakibatkan kerusakan pada dioda
zener.

2.3 Dioda Schottky (SCR)

15
Gambar 2.7 beberapa SCR dan Terminologi

SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Se bagai pengendalinya adalah gate.SCR
sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada
kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang. Ada tiga jenis Dioda SCR
semikonduktor yang berfungsi sama sebagai sebagai Saklar (Switching). Ketiga Dioda SCR
semikonduktor tersebut adalah SCR itu sendiri,DIAC dan TRIAC.

Gambar 2.8 Simbol SCR

2.3.1 Fungsi Dioda Schottky (SCR) :

Dioda Schottky (SCR):

• Sebagai rangkaian Saklar (switch control)


• Sebagai rangkaian pengendali (remote control)

2.3.2 PENERAPAN DIODA SCHOTTKY

16
Gambar 2.9 Regulator switching

2.4 Intregated Circuit (IC)

Kita dapat mendefiniskan Rangkain Terintregasi (Integrated Circuit-IC) sebagai komponen


atau elemen mandiri di atas permukaan yang kontinu membentuk rangkaian yang terpadu.
Komponen atau elemen tersebut dapat berupa diode, transistor, resistor, kapasitor dan lainnya
terdefinisi di atas wafer silicon atau bahan semikonduktor yang lain. Setelah melalui proses
pabrikasi yang kompleks akhirnya IC digunakan dalam rangkaian yang terbungkus rapi dan
mudah digunakan seperti gambar 1.

Gambar 3.0 IC (intregated circuit )

Definisi lain dari Integrated Circuit (IC) adalah Komponen Elektronika aktif yang terdiri
dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang
diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Sebelum
ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat itu umumnya memakai Tabung Vakum sebagai
komponen utama yang kemudian digantikan oleh Transistor yang memiliki ukuran yang lebih
kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks,
memerlukan komponen Transistor dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat
Elektronika yang dihasilkannya pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa
berpergian (portable).

17
2.4.1 Jenis Integrated Circuit (IC)

Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan menjadi IC


Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.
1.IC Linear
IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya berfungsi
sebagai :

a) Penguat Daya (Power Amplifier)

b) Penguat Sinyal (Signal Amplifier)

c) Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)

d) Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)

e) Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)

f) Voltage Comparator

g) Multiplier

h) Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)

i) Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

IC analog adalah IC yang tersusun oleh beberapa rangkaian (linier) dan beroperasi dengan
menggunakan sinyal sinusoidal.

Gambar 3.1 Rangkaian IC linier

2.4.2 macam IC analog (linier) :

a. IC Op-Amp

Disebut amplifier operasional atau op-amp merupakan salah satu jenis IC analog yang
berfungsi sebagai rangkaian penguat. IC Op- Amp, s dibedakan menjadi dua macam/jenis yaitu:

18
b Op- Am Inverting

Gambar 3.2 Inverting Amplifier

Op-amp inverting merupakan rangkaian penguat yang tegangan keluarannya


berbanding terbalik dengan tegangan masuknya. Sinyal masuk ke opamp inverting melalui input
inverting dan menghasilkan keluaran dengan sudut fase yang berkebalikan dengan sudut fase
tegangan masukan. Besarnya penguatan tergantung pada faktor penguatan (gain) yang
dirumuskan sebagai berikut:

Vout = -(R2/R1)Vin

dengan:
Vout : tegangan keluaran penguatan operasional (output)
Vin : tegangan masukan (input)
R1 : hambatan ke-1 (ohm)
R2 : hambatan ke-2 (ohm)

b. Op-Amp Non-Inverting

Gambar 3.3 Non-Inverting Amplifier

2.5 Transistor

19
Gambar 3.4 Transistor

Menurut Wikipedia Indonesia (2013) “Transistor adalah alat semikonduktor yang


dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya” . sedangkan apabila ditinjau dari segi
bahasa transistor berasal dari dua kata yang memiliki arti berbeda yaitu “transfer” yang berarti
penyaluran atau pemindahan dan “resistor” yang berarti penghambat. Sedangkan transistor
menurut dasarelektronika.com (2013) adalah “∙∙∙suatu pemindahan atau peralihan bahan
setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan tertentu”. Jadi bisa
dikatakan transistor adalah alat semi konduktor yang berguna untuk penguat, penyambung,
stabilisasi modulasi sinyal dan lain-lain pada suhu atau keadaan tertentu.

Transistor terdiri dari dua macam dioda, dan banyak dibuat dari bahan-bahan seperti
germanium, silikon dan garnium arsenide. Menurut Fajar (2010) “kemasan dari transistor itu
sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor
yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit)”. Di kehidupan nyata
transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur
arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor merupakan komponen yang
sangat penting dalam dunia elektronik modern. Pada rangkaian analog, transistor digunakan
dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog dapat berupa pengeras suara, sumber listrik stabil,
dan penguat sinyal radio. Pada rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi dan beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga
berfungsi sebagai logic gate, dan memori.

2 5.1 Jenis-jenis Transistor

Sama halnya dengan komponen elektronika yang lain, transistor juga memiliki jenis yang
berbeda-beda. Menurut Fathi (2011) “Jenis-Jenis Transistor yang paling umum dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis transistor tersebut
sangat mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut, beberapa rangkaian yang
sangat dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau dipasang adalah rangkaian
amplifier, rangkaian audio, rangkaian saklar , rangkaian tegangan tinggi dan lain-lain.

20
1. Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)

Gambar 3.5 Transistor

Transistor jenis ini banyak sekali digunakan pada peralatan-peralatan elektronik di


sekitar. Transistor ini memiliki 3 kaki yang berbeda-beda kaki pertama diberi nama Basis atau
biasanya dengan kode (B), kaki Emitor atau (E), dan kaki Kolektor (K).

Transistor bipolar ini terdiri dari dua jenis apabila di tinjau dari jenis susunan lapisan yang ada di
dalam transistor tersebut.

a. Transistor Jenis PNP

Gambar 3.6 Transistor PNP

Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis P dan satu lapis
bahan konduktor jenis N. Menurut Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus kecil yang meninggalkan
basis pada moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor”. Dengan kata lain transistor
jenis PNP akan hidup atau bekerja saat Basis lebih rendah dari pada Emitor. Lambang transistor
ini memiliki tanda panah yang menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).

21
b. Transistor Jenis NPN

Gambar 3.7 Transistor PNP

Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis N, dan satu lapis bahan
semi konduktor jenis P. Transistor jenis ini banyak digunakan karena pergerakan elektron pada
bahan semi konduktor lebih tinggi sehingga memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan
tinggi. Cara kerja transistor ini berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan kata lain
transistor jenis NPN akan bekerja saat Basis lebih tinggi daripada Emitor. Lambang transistor ini
memiliki tanda panah yang menunjuk ke luar pada kaki Emitor.

2. Transistor Efek Medan (Transistor FET)

Gambar 3.8 Transistor Efek Medan (FET)

Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari tegangan.
Menurut komponenelektronika.org (2012) “ FET beroperasi dengan efek medan listrik pada
aliran elektron melalui satu jenis bahan semikonduktor”. Sama dengan transistor bipolar,
transistor efek medan ini memiliki 3 kaki yang diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate (G).
Sistem kerja dari transistor ini adalah dengan cara mengendalikan arus ..aliran elektron dari

22
terminal Source ke Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan oleh
terminal Gate. Saluran tersebut terbuat dari bahan semikonduktor jenis N dan P.

Transistor FET ini memiliki 2 jenis yaitu Enhancement Mode dan Depletion Mode. Kedua
jenis transistor FET tersebut menandakan polaritas tegangan pada Gate dibandingkan dengan
Source saat transistor menghantarkan listrik. Contoh pada depletion mode Gate negatif
dibandingkan dengan Source, sedangkan pada enhancement mode Gate positif. Apabila
tegangan pada Gate di rubah menjadi positif maka aliran arus kedua mode di antara Source dan
Drain akan meningkat.

2 5.2 Fungsi Transistor

Transistor memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah :

ü Amplifier : Penguat

ü Mixer : Mencampur Frekuensi

ü Rectifier : Penyearah

ü Switcher : Penghubung (saklar)

ü Oscilater : Pembangkit getaran

Contoh Rangkaian Elektronik Menggunakan Transistor

Gambar 3.9 transistor Sebagai Gerbang NOT

23
Gambar 4.0 Sebagai Gerbang AND

Gambar 4.1 Transistor Sebagai Gerbang OR

Gambar 4.2 Transistor Sebagai Oscilator

2.3 Menentukan Kaki dan Jenis Transistor

Untuk menentukan jenis transistor dan ketiga kakinya maka dapat menggunakan dua
cara, yang pertama dengan melihat pada datasheetnya. Sedangkan yang kedua dengan
melakukan pengukuran/ tes kondisi menggunakan AVOmeter/ multitester. Pada kesempatan

24
kali ini kami akan menjelaskan cara kedua yaitu dengan melakukan tes kondisi menggunakan
multitester, yaitu:

1.Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor.

Gambar 4.3 Basis dan Jenis Transistor

Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini, yaitu yang dimiliki
pada jenis PNP. Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut dengan nama
lain, sebagai contoh kaki 1, kaki 2, dan kaki 3. Kemudian atur multitester ke Ohm meter x10
atau x10 0 kemudian kita cari kaki basis dengan:

Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe hitam
dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multitester memberikan nilai ukur resistansi yang
rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PN
P. Dan N PN apabila probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak kemungkinan basis-nya 2
atau 3. Ulangi lagi, carilah konfigurasi sampai diketemukan jarum multitester bergerak semua.
Pastikan basis sudah ketemu dan jenis transistor NPN atau PNP:

 NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe
hitam jarum tidak bergerak.
 PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe
merah jarum tidak bergerak.

2.Menentukan Kaki Kolektor dan Emitor.

Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan emitor
dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan emitor setting
multmeter di pindah ke Ohm meter x10 KOhm , Kemudian lakukan teknik berikut.

25
 Misalnya transistor N PN . Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain basis
dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki transistor
dipegang jadi satu).
 Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan disentuh
dengan jari tangan.
 Sentuh kaki basis dengan jari tangan (dengan tujuan memberikan bias pada kaki
tersebut mengingat tubuh kita juga memiliki energi listrik potensial). Jika jarum
multitester tidak bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa dipastikan kaki
yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang lain (probe merah)
adalah emitor.
 Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe hitam dibalik.

Gambar 4.4 Menentukan Kolektor dan Emitor

Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada kemasan
transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda titik bulat, titik kotak atau
titik segitiga yang berada di kemasan transistor.

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan
dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat
seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu
fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari
teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
 LED (Light Emitting Dioda)adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat
mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan
cahaya karena menggunakan dopping galium,arsenic dan phosporus.
 Dioda Zener (Zener Diode) adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari
Semikonduktor dan merupakan jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat
beroperasi di rangkaian Reverse Bias (Bias Balik).
 SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai fungsi
sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan
karateristik yang serupa dengan tabung thiratron.
 Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah komponen elektronika aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan transistor, dioda, resistor dan
kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu rangkaian elektronika dalam sebuah
kemasan kecil.

27
 Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya.

B.Saran

Apabila ada kesalahan dalam makalah ini saya harapkan saran dan kritik dari pembaca
demi kesempurnaan pada makalah ini agar supaya bisa menjadi makalah yang sempurna dan
bermanfaat bagi para pembaca.

28
DAFTAR PUSTAKA

1. http://nurulauliarachman.blogspot.com/2013/10/macam - macam -dioda.html

2. http://www.tugasku4u.com/2013/04/dioda.html

3. http://abisabrina.wordpress.com/2010/07/14/komponen -dasar-elektronika -dioda/


4. http://elektronika -dasar.web.id/teori -elektronika/dioda -zener/
5. http://elektronika -dasar.web.id/komponen/led-light-emitting-dioda/

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Dioda_schottky

7. http://id.wikipedia.org/wiki/Diode_pancaran_cahaya

8. www.shatomedia.com

29
30

Anda mungkin juga menyukai