PKL
DISUSUN OLEH :
Muhammad Syawal Hidayatulloh 044120130
Sauma Agnita 044120283
Diffa Arcely Iskandar 044120303
Shada Ratu Shifa Salsabilah 044120264
HUMAS 4
PENDAHULUAN
Hubungan masyarakat atau yang biasa disebut dengan Humas memiliki peran
penting di setiap instansi pemerintahan maupun swasta. Hal tersebut dikarenakan salah
satu fungsi humas yaitu sebagai penghubung antara instansi dengan publiknya.
Komunikasi yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan Humas dalam
menjalankan fungsinya. Komunikasi merupakan penyampaian pesan yang dilakukan
oleh komunikator kepada komunikan. Komunikasi yang dilakukan oleh Humas dalam
menjalankan fungsinya sebagai penghubung yaitu menyampaikan informasi kepada
publik dengan baik dan jelas agar mudah di pahami dan dimengerti sehingga
menghasilkan feedback yang sesuai serta pemahaman yang sama.
Peran dan fungsi humas dalam sebuah instansi selalu berkaitan dengan
penyebaran informasi, penerangan terhadap masyarakat ataupun khalayak serta hal
yang berkaitan dengan citra dari instansi itu sendiri. Pada Bagian Protokol dan
Komunikasi Pimpinan Setda Kota Bogor, selalu mendokumentasikan kegiatan-
kegiatan yang sudah dilakukan oleh pimpinan Daerah di Pemerintahan Kota Bogor
untuk kemudian di publikasikan ke masyarakat melalui media. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka penulis penulis mengambil judul Pelaksanaan Peran dan
Fungsi Humas Pada Pengelolaan Informasi dan Publikasi Kegiatan Pimpinan Daerah
Di Pemerintahan Kota Bogor.
1.3 Tujuan
1. Sebagai sarana promosi kepada instansi yang terpilih bahwa mahasiswa dan
mahasiswi dari Universitas Pakuan merupakan mahasiswa dan mahasiswi yang
berkualitas.
2. Menjalin kerja sama yang baik antara Universitas Pakuan Bogor dengan
Pemerintah Kota Bogor khususnya dalam Program Studi Ilmu Komunikasi
konsentrasi Hubungan Masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas mahasiswa dengan pengalaman Magang melalui
Kampus Merdeka.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara spesifik fungsi Humas Pemerintah menurut Cutlip & Center and Canfield
dikutip dalam Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Ruslan, 2012)
merumuskan fungsi Publik Relations sebagai berikut:
Menurut Rosaldy Ruslan (2010), peran dari Public Relations antara lain:
1. Communicator
2. Relationship
3. Back Up Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti
manajemen promosi, pemasaran, oprasional, personalia, dan sebagainya untuk
mencapai tujuan pokok institusi.
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan
sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam melaksanakan
manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi atau
produk yang diwakilinya.
2.2. Citra
Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Relations (2003),definisi citra dalam
konteks humas citra diartikan sebagai "kesan, gambaran, atau impresi yang tepat
(sesuai dengan kenyataan) atas sosok keberadaan berbagai kebijakan personil personil
atau jasa-jasa dari suatu organisasi atau perusaahaan.” Jefkins (2003) menyebutkan
beberapa jenis citra (image). Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni:
Mirror Image (Citra Bayangan). Citra ini melekat pada orang dalam atau
anggota- anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan
pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang
dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini
seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak
memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan
dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam
situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
Current Image (Citra yang Berlaku). Citra yang berlaku adalah suatu citra atau
pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini
sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka
yang mempercayainya.
Wish Image (Citra Yang Diharapkan).Citra harapan adalah suatu citra yang
diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya
dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum
memiliki informasi yang memadai mengenainya.
Pada masa pendudukan Inggris yang menjadi Gubernur Jendralnya adalah Thomas
Rafless, beliau cukup berjasa dalam mengembangkan Kota Bogor, dimana Istana
Bogor direnofasi dan sebagian tanahnya dijadikan Kebun Raya, beliau juga
mempekerjakan seorang Planner yang bernama Carsens yang menata bogor sebagai
tempat peristirahatan yang dikenal dengan Buitenzoorg. Setelah pemerintahan kembali
kepada Hindia Belanda pada tahun 1903, terbutlah undang-undang Desentralisasi yang
bertujuan menghapus system pemerintahan tradisional diganti dengan system
administrasi pemerintahan modern sebagai realisasinya dibentuk Staadsgemeente
diantaranya adalah :
Provinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925 (Staatsblad 1924 No.378 bij
Propincie West Java) yang terdiri dari lima keresidenan, 18 kabupaten dan Kotapraja,
dimana Buitenzoorg menjadi salah satu Kotapraja di Propinsi Jawa Barat dibentuk
berdasarkan (Staatsblad 1905 No.208 jo. Staatsblad 1926 Bo.368), dengan prinsip
desentralisasi modern, dimana kedudukan Burgermeester menjadi jelas. Pada masa
pendudukan Jepang kedudukan pemerintahan Kota Bogor menjadi lemah karena
pemerintahan dipusatkan pada tingkat keresidenan yang berkedudukan di Kota Bogor.
VISI
MISI
A. Layanan Pendidikan
B. LayananKesehatan
C. Layanan Sosial
D. Layanan Ketahanan Pangan dan Pertanian
E. Layanan Komunikasi dan Informasi
F. Layanan Penanaman Modal
G. Layanan Kepemudaan dan Olahraga
H. Layanan Pariwisata dan Kebudayaan
I. Layanan Perdagangan dan Perindustrian
J. Layanan POL-PP
K. Layanan Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
L. Layanan Perpustakaan dan Kearsipan
M. Layanan Ketenagakerjaan
N. Layanan Kependudukan
O. Layanan Keluarga Berencana
P. Layanan Perhubungan
Q. Layanan Koperasi dan UMKM
R. Layanan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak
3.4 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Bogor 3.4.1 Struktur Organisasi
Pemerintah Kota Bogor
D. Analisis Protokol
E. PenyusunBahanInformasidanPublikasi
F. Ajudan
G. Sekretaris
I. Petugas Protokol
J. Jurnalis
- Mengolah hasil peliputan berita yang telah terkumpul sesuai dengan topiknya
untuk penyiapan bahan publikasi dan pemberitaan yang akan dimuat dimedia
Website pemerintah kota bogor, media sosial dan media cetak agar berita tersebar
kemasyarakat luas.
K. Penata Liputan
L. Pengelola Dokumentasi
Pembuatan Video Khusus dilakukan penulis ketika ada perintah dari Kepala
Sub Bagian Komunikasi Pimpinan berhubungan dengan permintaan Pimpinan Daerah
ataupun untuk kebutuhan sosialisasi mengenai layanan publik yang ada di
pemerintahan Kota Bogor. Dalam pembuatannya, penulis bersama rekan PKL yang
ditugaskan melakukan pengumpulan bahan video tersebut dengan cara merekam
langsung objek video atau pun mencari bahan video yang dibutuhkan melalui internet
dan arsip yang ada di pemerintah Kota Bogor. Kemudian bahan tersebut di edit menjadi
sebuah video kemudian dikumpulkan kepada Sub Bagian Komunikasi Pimpinan.
4.2.7 Pemantauan Isu dan aspirasi yang beredar di Masyarakat Kota Bogor
4.3.3 Kendala
4.3.3.1 Penulis pertama kali merasa kesulitan untuk menyusun informasi yang layak
untuk di liput, sehingga membutuhkan waktu seminggu untuk terbiasa menentukan
informasi apa yang harus liput dalam.
4.3.3.2 Penulis mengalami kesulitan dalam mencari naskah berita yang menentukan
apa yang menjadi objek dokumentasi, sehingga membutuhkan waktu tiga hari untuk
mengetahui objek dokumentasi. 4.3.3.3Penulis mengalami kesulitan saat
pengambilan take video dokumentasi, karena segan dan malu didepan pimpinan
sehingga membutuhkan waktu untuk terbiasa.
4.3.3.4 Penulis mengalami kesulitan untuk membuat release yang baik dan benar.
4.3.2 Penyelesaian
4.3.2.1 Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk terus belajar dan bertanya
kepada mentor atau peliput.
4.3.2.2Penulis selalu menanyakan hal yang tidak paham ketika mencari informasi
ataupun saat dokumentasi dan pengeditan.
4.3.2.3 Penulis selalu membawa peralatan kerja sendiri seperti laptop dan handphone
juga sesekali membawa kamera serta menggunakan motor sendiri untuk menuju
lokasi peliputan agar pekerjaan lebih efektif dan tepat waktu.
PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Peran dan Fungsi Humas Pada Pengelolaan Informasi dan
Publikasi Kegiatan Pimpinan Daerah di Pemerintahan Kota Bogor
b. Information seeking, artinya Humas Pemerintah juga sebagai mata dan telinga
lembaga. Oleh sebab itu, Humas Pemerintah harus dapat mendengar aspirasi
masyarakat sebagai masukan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan.
Setiap kegiatan yang dilakukan ataupun dihadiri pimpinan daerah selalu diliput
dan didokumentasikan oleh staf jurnalis maupun staf fotografer dan videografer untuk
kemudian hasil peliputan dan pendokumentasian tersebut di sebarluaskan melalui
sosial media, kanal resmi Pemerintah Kota Bogor ataupun kepada media massa yang
telah bekerja sama dengan pemerintah kota bogor.
Kerja sama yang dilakukan antara Humas Pemerintah Kota Bogor dan Media
di Kota Bogor merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor
sebagai salah satu Institusi Pemerintahan untuk membantu menyebarkan berita dan
informasi kepada masyarakat luas seputar Pemerintah Kota Bogor dan kinerja dari
Pimpinan daerah di Pemerintah Kota Bogor, yang tentu saja sebagai salah satu cara
Pemerintah Kota Bogor untuk menunjang citra dan membangun opini masyarakat
tentang Pimpinan Daerah temasuk Pemerintahan Kota Bogor itu sendiri.
Fungsi humas yang kedua yaitu information seeking juga sudah dilakukan
dengan baik oleh Humas Pemerintah Kota Bogor. Humas Pemerintah Kota Bogor
menjadikan setiap ASN pada Pemerintahan Kota Bogor sebagai agen-agen kehumasan
sesuai pada bidang-bidangnya. Penulis dalam proses praktek kerja lapangan/magang
diperintahkan untuk mencari keluhan dan aspirasi masyarakat di sosial media
Pemerintah Kota Bogor maupun sosial media pimpinan daerah di Pemerintahan Kota
Bogor.
Penulis juga setiap harinya di perintahkan untuk membuat analisis berita buruk
yang berkaitan dengan Pemerintahan Kota Bogor maupun Pimpinan Daerah Kota
Bogor. Setiap harinya penulis mengumpulan dua analisis berita berbeda yang
kemudian penulis juga berkontribusi memberikan solusi untuk penyelesaian terhadap
isu pada berita tersebut. analisis tersebut kemudian dikumpulkan kepada Kepala Sub
Bagian Komunikasi Pimpinan sebagai bahan kajian dan untuk mempercepat tindakan
yang harus dilakukan Pemerintah Kota Bogor dalam menanggapi isu dan aduan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kerja sama yang dilakukan antara Humas Pemerintah Kota Bogor dan Media
di Kota Bogor merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor
sebagai salah satu Institusi Pemerintahan untuk membantu menyebarkan berita dan
informasi kepada masyarakat luas seputar Pemerintah Kota Bogor dan kinerja dari
Pimpinan daerah di Pemerintah Kota Bogor, yang tentu saja sebagai salah satu cara
Pemerintah Kota Bogor untuk menunjang citra dan membangun opini masyarakat
tentang Pimpinan Daerah temasuk Pemerintahan Kota Bogor itu sendiri.
Selama melakukan praktek kerja lapangan, penulis sering diikut sertakan dalam
melakukan peliputan maupun kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kota
Bogor, pihak Humas Pemerintah Kota Bogor pun merasa terbantu dengan kehadiran
penulis dalam tugas dan pekerjaan Humas Pemerintahan Kota Bogor dalam hal
peliputan, penyebaran informasi dan proses sosialisasi. Dalam mengerjakan tugas yang
diberikan, penulis pun merasa terbantu karena staf dari Humas Pemerintah Kota Bogor
dengan senang hati mengajar dan membimbing penulis sehingga penulis dapat
mengerti tugas yang diberikan dan mampu menyelesaikan pekerjaanya dengan baik
dan dengan rasa bertanggung jawab.
Untuk Jurusan
Ruslan, Rosady. (2010). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Edisi
Pertama. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sumber Lainya :