Anda di halaman 1dari 13

Mengenal Pintu Surga

Disebutkan dalam hadits Sahl bin Sa’ad As Sa’idi radhiallahu’anhu,


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

‫ ال يَ ْد ُخلُهُ َّإال‬، َ‫الريَّان‬


َّ ‫س َّمى‬
َ ُ‫اب ي‬ ٍ ‫فِي ال َجنَّ ِة ثَ َمانِيَةُ أب َْوا‬
ٌ َ‫ فِي َها ب‬،‫ب‬
َ‫صائِ ُمون‬
َّ ‫ال‬
“Di surga ada delapan pintu, diantaranya ada pintu yang disebut dengan ar-
Rayyan. Tidak ada yang bisa memasukinya kecuali orang-orang yang
berpuasa” (HR. Bukhari no. 3257).

Dari Ubadah bin Ash Shamit radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi


Wasallam bersabda:

ُ‫ع ْب ُده‬ َّ ،‫يك له‬


َ ‫وأن ُم َح َّمدًا‬ َ ‫وح َدهُ ال ش َِر‬ َّ ‫أن ال إلَهَ َّإال‬
ْ ُ‫َّللا‬ ْ ‫ أ ْش َه ُد‬:‫َمن قا َل‬
‫ و َك ِل َمتُهُ ْألقاها إلى َم ْريَ َم‬،‫وابن أ َمتِ ِه‬
ُ ،ِ‫سى عب ُد هللا‬ َّ ،ُ‫ورسولُه‬
َ ‫وأن ِعي‬ َ
‫ب‬ َّ ُ‫ أ ْد َخلَه‬،‫ار َح ٌّق‬
ِ ‫َّللاُ ِمن أي ِ أبْوا‬ َ َّ‫وأن الن‬ َّ ،‫وأن ال َجنَّةَ َح ٌّق‬
َّ ،‫ورو ٌح منه‬
ُ
‫ال َجنَّ ِة الثَّما ِن َي ِة شا َء‬
“Barangsiapa yang mengucapkan: aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan
yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu baginya, dan
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan
bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak dari umat-Nya, dan ia
adalah kalimat Allah yang diberikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan
bersaksi bahwa surga itu benar adanya dan neraka itu benar adanya, maka
Allah akan masukan ia ke surga dari delapan pintu surga yang mana
saja” (HR. Muslim no.28).

Maka wajib kita mengimani dan membenarkan kabar dari


Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang shahih ini, bahwa surga memiliki
delapan pintu.

Apa Saja Delapan Pintu Tersebut?


Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

،‫ب‬ ِ ‫ي ِمن أبْوا‬ َ ‫ ُد ِع‬،ِ‫َّللا‬


َّ ‫سبي ِل‬ َ ‫ياء في‬ِ ‫َمن أ ْن َفقَ زَ ْو َجي ِْن ِمن شيءٍ ِمنَ األ ْش‬
‫ي‬
َ ‫صالةِ ُد ِع‬َّ ‫ ف َمن كانَ ِمن أ ْه ِل ال‬،‫َّللا هذا َخ ْي ٌر‬ َ ‫ – يا‬،َ‫– يَ ْعنِي ال َجنَّة‬
ِ َّ ‫ع ْب َد‬
،ِ‫الجهاد‬
ِ ‫ب‬ ِ ‫ي ِمن با‬ ِ ‫ و َمن كانَ ِمن أ ْه ِل‬،ِ‫صالة‬
َ ‫الجها ِد ُد ِع‬ َّ ‫ب ال‬
ِ ‫ِمن با‬
‫ و َمن كانَ ِمن أ ْه ِل‬،‫ص َدقَ ِة‬ َّ ‫ب ال‬ ِ ‫ي ِمن با‬َ ‫ص َدقَ ِة ُد ِع‬
َّ ‫و َمن كانَ ِمن أ ْه ِل ال‬
‫ان‬
ِ ‫الري‬َّ ‫ب‬ ِ ‫ وبا‬،‫يام‬ ِ ‫الص‬
ِ ‫ب‬ ِ ‫ي ِمن با‬ َ ‫يام ُد ِع‬
ِ ‫الص‬ ِ
“Siapa yang berinfaq sedikit saja untuk dua kendaraan di jalan Allah, maka dia
akan dipanggil dari pintu-pintu surga: wahai hamba Allah ini adalah hasil
kebaikanmu! Jika ia ahli shalat, maka akan dipanggil dari babus shalah (pintu
shalat), jika ia ahli jihad maka akan dipanggil dari babul jihad (pintu jihad), jika
ia ahli sedekah maka akan dipanggil dari babus shadaqah (pintu sedekah),
jika ia ahli puasa maka akan dipanggil dari pintu puasa atau babur rayyan
(pintu ar Rayyan)” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no.1027).

Al Qadhi ‘Iyadh rahimahullah mengomentari hadits ini:


‫ وزاد غيره بقية‬،‫ذكر مسلم في هذا الحديث من أبواب الجنة أربعة‬
‫ وباب‬،‫ وباب الكاظمين الغيظ‬،‫ باب التوبة‬:‫ فذكر منها‬،‫الثمانية‬
‫ والباب األيمن الذي يدخل منه َمن ال حساب عليه‬،‫الراضين‬
“Imam Muslim dalam hadits ini menyebutkan 4 pintu surga, kemudian beliau
menyebutkan 4 sisanya. Diantaranya: babut taubah (pintu taubat), babul
kazhiminal ghaizha (pintu menahan marah), babur radhiin (pintu ridha), dan
babul ayman (pintu kanan) yang dimasuki oleh orang yang masuk surga
tanpa hisab” (At Tadzkirah bi Ahwalil Mauta wal Akhirah, 16/183).

Kemudian dalam penjelasan yang lain, dari Ibnu Hajar Al


Asqalani rahimahullah, beliau menjelaskan:

‫وقع في الحديث ذكر أربعة أبواب من أبواب الجنة … وبقي من‬


‫ وأما الثالثة األخرى فمنها” باب‬،‫األركان الحج فله باب بال شك‬
‫ باب األيمن وهو باب‬:‫الكاظمين الغيظ والعافين عن الناس… ومنها‬
:‫ وأما الثالث‬.‫المتوكلين الذي يدخل منه من ال حساب عليه والعذاب‬
‫ ويحتمل أن يكون‬،‫ فإن عند الترمذي ما يومئ إليه‬،‫فلعله باب الذكر‬
‫باب العلم‬
“Di dalam hadits disebutkan 4 pintu surga … kemudian orang yang
melaksanakan rukun-rukun haji ia akan mendapatkan pintu khusus, tanpa
keraguan. Tersisa 3 pintu lagi, diantaranya babul kazhiminal ghaizha wal
‘afina ‘anin naas (pintu menahan marah dan memaafkan manusia) …
diantaranya juga babul ayman (pintu kanan) yaitu pintu yang dimasuki orang-
orang yang sempurna tawakalnya sehingga masuk surga tanpa hisab dan
tanpa adzab. Adapun yang ketiga, bisa jadi adalah babudz dzikri (pintu dzikir).
Karena terdapat hadits riwayat Tirmidzi yang mengisyaratkan hal itu. Atau
bisa jadi adalah babul ilmi (pintu ilmu)” (Fathul Baari, 7/34).

Juga terdapat hadits tentang babul walid (pintu berbakti pada orang tua). Dari
Abud Darda’ radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:

ْ َ‫الباب أو احف‬
‫ظه‬ َ ‫فأضع ذلك‬
ِ ‫شئت‬
َ َّ ،‫ب الجنَّ ِة‬
‫فإن‬ ُ ‫الوا ِل ُد أوس‬
ِ ‫ط أبوا‬
“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika engkau mau menyia-
nyiakannya, silakan. Atau jika engkau mau menjaganya, silakan” (HR.
Tirmidzi no.1900, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah,
no. 914).
Dari hadits dan penjelasan-penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa
pintu surga ada delapan, namun yang disepakati ulama ada empat:

1. Babus shalah (pintu shalat), yang dimasuki oleh orang-orang yang


mendirikan shalat
2. Babul jihad (pintu jihad), yang dimasuki oleh orang-orang yang
berjihad di jalan Allah.
3. Babus shadaqah (pintu sedekah), yang dimasuki oleh orang-orang
yang gemar bersedekah.
4. Babur rayyan (pintu ar rayyan) atau disebut juga babus
shiyam (pintu puasa), yang dimasuki oleh orang-orang yang
berpuasa.

Namun empat sisanya ulama berbeda pendapat. Diantara kemungkinannya


adalah,

1. Babul kazhiminal ghaizha (pintu menahan marah), yang dimasuki oleh


orang-orang yang bisa menahan amarahnya.
2. Babul ayman (pintu kanan), yang dimasuki oleh orang-orang yang
sempurna tawakalnya.
3. Babur radhiin (pintu ridha), yang dimasuki oleh orang-orang yang ridha
kepada takdir Allah.
4. Babut taubah (pintu taubat), yang dimasuki oleh orang-orang yang
bertaubat nasuha.
5. Babul walid (pintu berbakti pada orang tua), yang dimasuki oleh orang-
orang yang berbakti kepada orang tua.
6. Babul hajji (pintu haji), yang dimasuki oleh orang-orang yang
menyempurnakan hajinya.
7. Babudz dzikri (pintu dzikir), yang dimasuki oleh orang-orang yang
banyak berdzikir
8. Babul ilmi (pintu ilmu), yang dimasuki oleh orang-orang yang memiliki
ilmu yang bermanfaat.

‘Ala kulli haal, yang lebih penting bagi kita adalah berusaha mengamalkan
amalan-amalan di atas agar kita layak memasuki pintunya di surga kelak.
Jangan sampai ketika surga memiliki delapan pintu namun tidak ada satupun
yang terbuka untuk kita. Allahumma inna nas’alukal jannah wa na’udzubika
minannar.
11 Amalan Dapat Jaminan Rumah di Surga

Pertama: Membangun masjid dengan ikhlas karena Allah

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

‫اّلِلُ لَهُ بَ ْي تًا ِِف‬


‫َصغََر بَ ََن ه‬ ِِ ِ
ٍ ِ ‫ّلِل َكم ْفح‬
ْ ‫ص قَطَاة أ َْو أ‬ َ َ ‫َم ْن بَ ََن َم ْسج ًدا ه‬
‫ا ْْلَن ِهة‬
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat
burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah)
seperti itu pula di surga. ”(HR. Ibnu Majah, no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Mafhash qathaah dalam hadits artinya lubang yang dipakai burung menaruh
telurnya dan menderum di tempat tesebut. Dan qathah adalah sejenis burung.

Hadits tentang keutamaan membangun masjid juga disebutkan dari hadits


‘Utsman bin ‘Affan. Di masa Utsman yaitu tahun 30Hijriyah hingga khilafah
beliau berakhir karena terbunuhnya beliau, dibangunlah masjid Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Utsman katakan pada mereka yang membangun
sebagai bentuk pengingkaran bahwa mereka terlalu bermegah-megahan. Lalu
Utsman membawakan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫اّلِلُ لَهُ ِِف ا ْْلَن ِهة ِمثْ لَ ُه‬ ِ‫من بَن مس ِج ًدا ِه‬
‫ّلِل بَ ََن ه‬ ْ َ ََ ْ َ
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun
baginya semisal itu di surga. ”(HR. Bukhari, no. 450; Muslim, no. 533).

Kata Imam Nawawi rahimahullah, maksud akan dibangun baginya semisal itu di
surga ada dua tafsiran:

1- Allah akan membangunkan semisal itu dengan bangunan yang disebut bait
(rumah). Namun sifatnya dalam hal luasnya dan lainnya, tentu punya
keutamaan tersendiri. Bangunan di surga tentu tidak pernah dilihat oleh mata,
tak pernah didengar oleh telinga, dan tak pernah terbetik dalam hati akan
indahnya.

2- Keutamaan bangunan yang diperoleh di surga dibanding dengan rumah di


surga lainnya adalah seperti keutamaan masjid di dunia dibanding dengan
rumah-rumah di dunia. (Syarh Shahih Muslim, 5: 14)

Kedua: Membaca surat Al-Ikhlas sepuluh kali

Dari Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ٍ ‫اّلِل أَح ٌد) ح هَّت ََيْتِم َها َع ْشر م هر‬


‫ات بَ ََن ه‬
ً‫صرا‬
ْ َ‫اّلِلُ لَهُ ق‬ َ َ َ َ َ ُ‫َم ْن قَ َرأَ (قُ ْل ُه َو ه‬
‫ِِف ا ْْلَن ِهة‬
“Siapa yang membaca qul huwallahu ahad sampai ia merampungkannya (surat
Al-Ikhlas, pen.) sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya rumah
di surga. ”(HR. Ahmad, 3: 437. Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah
mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguat)

Ketiga: Mengerjakan shalat dhuha empat raka’at dan shalat sebelum Zhuhur
empat raka’at

Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ت ِِف ا ْْلَن ِهة‬


ٌ ‫بين لَهُ ِِبَا بَ ْي‬
َ ‫ا‬‫ع‬ً ‫ب‬
َ‫َر‬
ْ ‫أ‬ ‫وَل‬
َ ُ
‫أل‬‫ا‬ ‫ل‬ ‫ب‬
ْ
َ َ ‫ق‬
َ ‫و‬ ،‫ا‬‫ع‬ً ‫ب‬
َ‫َر‬
ْ ‫أ‬ ‫ى‬‫ح‬َ ُّ
‫الض‬ ‫ى‬‫ه‬
‫صل‬َ ‫َم ْن‬
“Siapa yang shalat Dhuha empat raka’at dan shalat sebelum Zhuhur empat
raka’at, maka dibangunkan baginya rumah di surga. ”(HR. Ath-Thabrani dalam
Al-Awsath. Dalam Ash-Shahihah no. 2349disebutkan oleh Syaikh Al-Albani
bahwa hadits ini hasan)
Keempat: Mengerjakan 12raka’at shalat rawatib dalam sehari

Dari Ummu Habibah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Rasulullah–


,shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda

‫ت ِِف ا ْْلَن ِهة‬ ِِ ٍ ٍ ‫َم ْن َ ه‬


ٌ ْ َ ‫َّت َع ْش َرَة َرْك َعةً ِِف يَ ْو َ ْ ُ َ ُ ه‬
‫ي‬ ‫ب‬ ‫ن‬‫ِب‬ ‫ه‬‫ل‬
َ ِ
‫َن‬ ‫ب‬ ‫ة‬ ‫ل‬
َ ‫ي‬َ‫ل‬‫و‬ ‫م‬ ْ َ َ‫صلى اثْ ن‬
“Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12
raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah
di surga. ”(HR. Muslim, no. 728)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اّلِلُ لَهُ بَ ْي تًا ِِف ا ْْلَن ِهة‬


‫السن ِهة بَ ََن ه‬ ُّ ‫َّت َع ْش َرَة َرْك َعةً ِم َن‬ ‫ن‬
ِْ
ْ َ ‫َم ْن ََثبَ َر َعلَى ث‬
ِ ‫ْي بَ ْع َد ال َْمغْ ِر‬
‫ب‬ ِ ْ َ‫ْي بَ ْع َد َها َورْك َعت‬ِ ْ َ‫ات قَ ْبل الظُّ ْه ِر َورْك َعت‬ ٍ ‫أَرب ِع رَكع‬
َ َ َ َ َ َْ
‫ْي قَ ْب َل الْ َف ْج ِر‬ِ ْ َ‫ش ِاء َورْك َعت‬
َ ِ ‫ْي ب ْع َد ال‬
‫ْع‬ َ ِ ْ َ‫َوَرْك َعت‬
َ
“Barangsiapa merutinkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari, maka
Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas raka’at
tersebut adalah empat raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudah zhuhur,
dua raka’at sesudah maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at
sebelum shubuh. ”(HR. Tirmidzi, no. 414; Ibnu Majah, no. 1140; An-Nasa’i, no.
1795. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Kelima: Meninggalkan perdebatan

Keenam: Meninggalkan dusta

Ketujuh: Berakhlak mulia

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,
ٍ ‫ض ا ْْلن ِهة لِمن تَ ر َك ال ِْمراء وإِ ْن َكا َن ُُِم ًّقا وبِب ْي‬
‫ت‬ ِ ‫ب‬‫ر‬ ‫ِف‬ِ ‫ت‬ٍ ‫أ َََن َز ِعيم بِب ْي‬
ََ َََ َ َْ َ ََ َ ٌ
‫ت ِِف أَ ْعلَى‬ ٍ ‫ِِف وس ِط ا ْْلن ِهة لِمن تَ ر َك الْ َك ِذب وإِ ْن َكا َن ما ِزحا وبِب ْي‬
ََ ً َ َ َ َ َْ َ ََ
‫ا ْْلَن ِهة لِ َم ْن َح ه‬
‫س َن ُخلَُق ُه‬
“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang
meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan
jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan
walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga
yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya. ”(HR. Abu Daud, no. 4800. Al-
Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Kedelapan: Mengucapkan alhamdulillah dan istirja ’(inna ilaihi wa innaa ilaihi


raaji’’un) ketika anak kita wafat

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ فَ يَ ُقولُو َن‬.‫ضتُ ْم َولَ َد َع ْب ِدى‬ ْ َ‫اّلِلُ لِ َمالَئِ َكتِ ِه قَ ب‬


‫ال ه‬ َ َ‫ات َولَ ُد ال َْع ْب ِد ق‬َ ‫إِ َذا َم‬
‫ال‬
َ َ‫ول َماذَا ق‬ ُ ‫ فَ يَ ُق‬.‫ فَ يَ ُقولُو َن نَ َع ْم‬.‫ضتُ ْم ََثََرةَ فُ َؤ ِاد ِه‬ ْ َ‫ول قَ ب‬ُ ‫ فَ يَ ُق‬.‫نَ َع ْم‬
‫اّلِلُ ابْ نُوا لِ َع ْب ِدى بَ ْي تًا ِِف‬
‫ول ه‬ ُ ‫ فَ يَ ُق‬.‫اس َ َْت َج َع‬ْ َ ‫و‬ ‫ك‬َ ‫د‬
َ ِ
‫َح‬َ ‫ن‬
َ ‫و‬ ‫ل‬
ُ‫و‬ ‫ق‬
ُ ‫ي‬
َ ‫ف‬
َ ‫ى‬ ِ ‫َعب‬
‫د‬ ْ
‫ت ا ْْلَ ْم ِد‬ َ ‫ا ْْلَن ِهة َو ََسُّوهُ بَ ْي‬
“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, Allah berfirman kepada
malaikat-Nya, “Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku? ”Mereka
berkata, “Benar. ”Allah berfirman, “Kalian telah mencabut nyawa buah
hatinya? ”Mereka menjawab, “Benar. ”Allah berfirman, “Apa yang diucapkan
oleh hamba-Ku saat itu? ”Mereka berkata, “Ia memujimu dan mengucapkan
istirja ’(innaa lilaahi wa innaa ilaihi raaji’uun). ”Allah berfirman, “Bangunkan
untuk hamba-Ku di surga, dan namai ia dengan nama baitul hamdi (rumah
pujian). ”(HR. Tirmidzi, no. 1021; Ahmad, 4: 415. Syaikh Al-Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan).

Kesembilan: Membaca doa masuk pasar

Dari Salim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dari bapaknya Ibnu ‘Umar, dari kakeknya
(‘Umar bin Al-Khattab), ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫ْك‬
ُ ‫يك لَهُ لَهُ ال ُْمل‬ ‫ال الَ إِلَهَ إِاله ه‬
ُ ‫اّلِلُ َو ْح َدهُ الَ َش ِر‬ َ ‫السو َق فَ َق‬ ُّ ‫َم ْن َد َخ َل‬
ْ ‫وت بِيَ ِد ِه‬
‫اْلَ ْْيُ َو ُه َو َعلَى ُك ِل‬ ُ ُ‫يت َو ُه َو َح ٌّى الَ َُي‬ ُ ِ‫َولَهُ ا ْْلَ ْم ُد ُُْيِي َوُُي‬
‫ْف َسيِئَ ٍة‬
ِ ‫ْف أَل‬ َ ‫سنَ ٍة َوَُمَا َع ْنهُ أَل‬ ‫ح‬ ِ
‫ْف‬ ‫ل‬َ
‫أ‬ ‫ْف‬
َ ‫ل‬َ
‫أ‬ ‫ه‬ َ‫ل‬ ‫ه‬
‫اّلِل‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ك‬َ ‫ير‬ ِ
‫د‬ َ‫ق‬ ٍ ‫َشى‬
‫ء‬
ََ ُ ُ ََ ٌ ْ
‫ْف َد َر َج ٍة‬ ِ ‫ْف أَل‬َ ‫َوَرفَ َع لَهُ أَل‬
“Siapa yang masuk pasar lalu mengucapkan, “Laa ilaaha illallah wahdahu laa
syariika lahu, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiit wa huwa hayyun laa
yamuut biyadihil khoir wahuwa ‘alaa kulli syain qodiir (tidak ada sesembahan
yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah yang
memiliki kekuasaan dan segala pujian untuk-Nya. ”Allah akan menuliskan
untuknya sejuta kebaikan, menghapus darinya sejuta kejelekan, mengangkat
untuknya sejuta derajat, dan membangunkan untuknya sebuah rumah di
surga. ”(HR. Tirmidzi, no. 3428. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad
hadits ini dha’if).

Dalam riwayat lain disebutkan, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ الَ إِلَهَ إِاله للاُ َو ْح َد ُه‬: ‫ال‬ َ ‫ فَ َق‬، ‫َتى‬ ََ ‫اع فِ ْي َها َوا ْش‬
َ َ‫الس ْو َق فَ ب‬
ُّ ‫َم ْن َد َخ َل‬
‫ َو ُه َو َعلَى ُك ِل‬، ‫ت‬ ُ ‫ ُُْييِي َوُُيِْي‬، ‫ َولَهُ اْلَ ْم ُد‬، ‫ْك‬ َ ْ‫الَ َش ِري‬
ُ ‫ لَهُ املل‬، ُ‫ك لَه‬
‫ْف‬ َ ‫ َوَُمَا َع ْنهُ أَل‬، ‫سنَ ٍة‬
ِ ‫ْف أَل‬ ‫ح‬ ِ
‫ْف‬‫ل‬َ
‫أ‬ ‫ْف‬
َ ‫ل‬َ
‫أ‬ ‫ه‬‫ل‬
َ ‫للا‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ك‬
َ ، ‫ر‬ ‫ي‬‫د‬ِ ‫ق‬
َ ٍ ‫َشي‬
‫ء‬
ََ ُ ُ ََ ْ ْ
‫ َوبَ ََن لَهُ بَ ْي تًا ِِف اْلَن ِهة‬، ‫َسيِئَ ٍة‬
“Siapa yang memasuki pasar lalu ia melakukan jual beli di dalamnya, lantas
mengucapkan: Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul
hamdu, yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir; maka Allah akan
mencatat baginya sejuta kebaikan, akan menghapus darinya sejuta kejelekan
dan akan membangunkan baginya rumah di surga. ”(HR. Al-Hakim dalam
Mustadrak, 1: 722)

Meskipun riwayatnya dha’if atau lemah namun karena kita diperintahkan


berdzikir ketika orang itu lalai seperti kala di pasar, maka dzikir di atas masih
boleh diamalkan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

‫“إذا تضمنت أحاديث الفضائل الضعيفة تقديراً وحتديداً ؛ مثل‬


‫ أو على صفة معينة ؛ مل جيز‬، ‫ بقراءة معينة‬، ‫صالة ِف وقت معْي‬
‫ألن استحباب هذا الوصف املعْي مل –أي العمل ِبا –ذلك‬
‫(من دخل السوق‬
َ : ‫ خبالف ما لو روي فيه‬، ‫يثبت بدليل شرعي‬
‫ ال إله إال للا كان له كذا وكذا) فإن ذكر للا ِف السوق‬: ‫فقال‬
‫ فأما تقدير الثواب‬، ‫ ملا فيه من ذكر للا بْي الغافلْي‬، ‫مستحب‬
‫املروي فيه فال يضر ثبوته وال عدم ثبوته‬
“Jika suatu hadits yang menerangkan fadhilah atau keutamaan suatu amalan
dari sisi jumlah atau pembatasan tertentu seperti shalat di waktu tertentu,
membaca bacaan tertentu, atau ada tata cara tertentu, tidak boleh diamalkan
jika haditsnya berasal dari hadits dha’if. Karena menetapkan tata cara yang
khusus dalam ibadah haruslah ditetapkan dengan dalil.

Adapun mengenai doa masuk pasar yaitu haditsnya berbunyi, siapa yang
masuk pasar lantas membaca laa ilaha illallah dan seterusnya, maka perlu
dipahami bahwa secara umum berdzikir ketika masuk pasar itu disunnahkan.
Karena kita diperintahkan berdzikir saat orang-orang itu lalai. Besarnya pahala
yang disebutkan dalam hadits tersebut (hingga disebutkan sejuta, pen.)
tidaklah menimbulkan problema ketika bacaan tersebut diamalkan, baik
nantinya hadits tersebut dihukumi shahih ataukah tidak. ”(Majmu ’Al-Fatawa,
18: 67)

Dalil umum yang memerintahkan kita banyak dzikir termasuk di pasar adalah
hadits berikut.

Dari ‘Abdullah bin Busr, ia berkata,

‫ال‬
َ ‫ فَ َق‬-‫صلى للا عليه وسلم‬- ‫اّلِل‬ ِ‫ول ه‬ ِ ‫ان إِ ََل ر ُس‬ ِ ‫جاء أَ ْعرابِيه‬
َ َ ََ
‫ال عُ ُم ُرُه‬َ َ‫ال « َم ْن ط‬ ِ ‫َى الن‬
َ َ‫هاس َخ ْْيٌ ق‬ ِ‫ول ه‬
ُّ ‫اّلِل أ‬ َ ‫َح ُد ُُهَا ََي َر ُس‬َ‫أ‬
ِ‫ول ه‬
‫اّلِل إِ هن َش َرائِ َع ا ِإل ْسالَِم‬ َ ‫ال اآل َخ ُر ََي َر ُس‬ َ َ‫ َوق‬.» ُ‫س َن َع َملُه‬ ُ ‫َو َح‬
‫ك‬َ ُ‫سان‬ ِ‫ال ل‬
ُ ‫ز‬ ‫ي‬ ‫ال‬
َ ‫ال‬َ ‫ق‬
َ َ‫ف‬ . ِ ِ‫ث ب‬
‫ه‬ َ َ‫ت َعلَ هى فَ ُم ْرِِن ِِب َْم ٍر أَت‬
ُ ‫شبه‬ ْ ‫قَ ْد َكثُ َر‬
َ ََ
‫اّلِل َع هز َو َج هل‬ِ‫رطْباً ِمن ِذ ْك ِر ه‬
ْ َ
“Ada dua orang Arab (badui) mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, lantas salah satu dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia
bagaimanakah yang baik?“ ”Yang panjang umurnya dan baik amalannya, ”
jawab beliau. Salah satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya
syari’at Islam amat banyak. Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa
kubergantung padanya.“ ”Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir
pada Allah, ”jawab beliau. (HR. Ahmad 4: 188, sanad shahih kata Syaikh Syu’aib
Al-Arnauth). Hadits ini menunjukkan bahwa dzikir itu dilakukan setiap saat,
bukan hanya di masjid, sampai di sekitar orang-orang yang lalai dari dzikir, kita
pun diperintahkan untuk tetap berdzikir.

Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, “Ketika hati seseorang terus
berdzikir pada Allah maka ia seperti berada dalam shalat. Jika ia berada di
pasar lalu ia menggerakkan kedua bibirnya untuk berdzikir, maka itu lebih
baik. ”(Lihat Jami ’Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 524)

Kesepuluh: Menutup celah dalam shaf shalat

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,

ً‫َم ْن َس هد فُ ْر َجةً بَ ََن للاُ لَهُ بَ ْي تًا ِِف اْلَن ِهة َوَرفَ َعهُ ِِبَا َد َر َجة‬
“Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam shaf), niscaya Allah akan
mengangkat derajatnya karena hal tersebut dan akan dibangunkan untuknya
sebuah rumah di dalam surga. ”(HR. Al-Muhamili dalam Al-Amali, 2: 36.
Disebutkan dalam Ash-Shahihah, no. 1892)

Kesebelas: Beriman pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dari Fadhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫يل ِل ام ْن أ ام ان ِِب او َأ ْس ا اَل اوهاا اج ار ِب ابيْ ٍت ِِف ارب ا ِض الْ اجنَّ ِة او ِب ابيْ ٍت ِِف‬ ُ ‫َأَنا از ِع ٌمي او َّالز ِع ُمي الْ اح ِم‬
‫اَّلل ِب ابيْ ٍت ِِف ارب ا ِض‬ِ َّ ‫او اسطِ الْ اجنَّ ِة او َأَنا از ِع ٌمي ِل ام ْن أ ام ان ِِب او َأ ْس ا اَل او اجاهادا ِِف اس ِب ِيل‬
‫الْ اجنَّ ِة او ِب ابيْ ٍت ِِف او اسطِ الْ اجنَّ ِة او ِب ابيْ ٍت ِِف َأ ْع اَل ُغ ار ِف الْ اجنَّ ِة ام ْن فا اع ال اذ ِ اِل فا ا َْل يادا ْع‬
‫وت‬‫وت اح ْي ُث اشا اء َأ ْن ي ا ُم ا‬ ِ ‫ِللْخ ْ ِاْي ام ْطلا ًبا او اَل ِم ْن َّ ر‬
ُ ‫الّش امه اْر ًًب ي ا ُم‬
“Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berhijrah
dengan sebuah rumah di pinggir surga, di tengah surga, dan surga yang paling
tingggi. Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan
berjihad dengan rumah di pinggir surga, di tengah surga dan di surga yang
paling tinggi. Barangsiapa yang melakukan itu, maka ia tidak membiarkan satu
pun kebaikan, dan ia lari dari setiap keburukan, ia pun akan meninggal, di
mana saja Allah kehendaki untuk meninggal. ”(HR. An-Nasa’i, no. 3135. Al-
Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Moga kita dimudahkan mendapatkan kaveling rumah atau istana di surga.


Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

Sumber https://rumaysho.com/11-13072-amalan-dapat-jaminan-rumah-di-
surga.html

Anda mungkin juga menyukai