Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 2 :

1) Anita Sholihah
2) Mochamad Rijal Nugraha
3) Rizky Muhammad Setiadi

SURGA

A. Bab Tiada Seorang Yang Dapat Masuk Surga Hanya Semata-Mata Dengan

Amalnya

1793 ‫ وال أنت؟‬:‫ «لن ينجي أخذا منكم عمله» قالوا‬:‫ قال رسول اهلل ﷺ‬:‫ قال‬،‫حديث أيب هريرة له‬

‫ شددوا‬،‫ إال أن يتغمدين اهلل برمحة‬.‫ «وال أنا‬:‫يا رسول اهلل! قال‬."

“Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: tiada seorang pun dari kamu yang dapat
diselamatkan oleh amal perbuatannya. Sahabat bertanya: juga engkau Ya Rasulullah. Jawab
Nabi SAW: dan juga tidak saya, kecuali jika Allah meliputi dengan rahmat-Nya, karena itu
tepatkanlah amal perbuatanmu. (Bukhori & Muslim).”

‫ = لن ينجي‬tidak akan selamat

‫= يتغم ;;دين اهلل برمحة‬ mengenakan dan menutupi aibku dengan rahmat-Nya. Berasal dari kata ‫عند‬

‫ الشيف‬artinya sarung pedang.

‫ = ش;;ددو‬titilah kebenaran. Imam An Nawawi menjelaskan, perlu diketahui, mazhab Ahlussunah


mengatakan bahwa pahala ataupun siksa tidak berlaku berdasarkan akal, demikian halnya
kewajiban dan pengharaman, juga taklif-taklif lain, semuanya tidak mengacu pada akal. Semua
ini berlaku berdasarkan syariat. Mazhab Ahlussunnah juga menyatakan, allah tidak berkewajiban
apapun, karena alam ini milik-Nya dunia dan akhirat berada dalam kekuasaan-Nya. Apabila
Allah memuliakan mereka, memberi mereka nikmat dan memasukkan mereka ke surga, ini
semua karena karunia-Nya. Andai Allah memberi nikmat orang-orang kafir dan memasukkan
mereka ke surga, allah berhak untuk itu. Namun, Allah mengabarkan dan kabar yang Ia
sampaikan benar bahwa Allah tidak melakukan itu. Allah mengampuni orang-orang mukmin dan
memasukkan mereka ke dalam surga dengan rahmat-Nya, menyiksa orang-orang munafik dan
menempatkan mereka di neraka kekal selamanya sebagai keadilan-Nya.

Amalan yang dilakukan hamba sama sekali tidak bisa mengganti surga yang Allah beri. Itulah
yang dimaksud, seseorang tidak memasuki surga dengan amalannya. Maksudnya ia tidak bisa
ganti surga dengan amalannya. Sedangkan yang memasukkan seseorang ke dalam surga
hanyalah rahmat dan karunia Allah. (Disarikan dari Bahjah An-Nazhirin, Salim bin ‘Ied Al
Hilali, Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, 1430 H, 3: 18-19).

Imam Nawawi rahimahullah memberikan keterangan yang sangat bagus, “Ayat-ayat Al-Qur’an


yang ada menunjukkan bahwa amalan bisa memasukkan orang dalam surga. Maka tidak
bertentangan dengan hadits-hadits yang ada. Bahkan makna ayat adalah masuk surga itu
disebabkan karena amalan. Namun di situ ada taufik dari Allah untuk beramal. Ada hidayah
untuk ikhlas pula dalam beramal. Maka diterimanya amal memang karena rahmat dan karunia
Allah. Karenanya, amalan semata tidak memasukkan seseorang ke dalam surga. Itulah yang
dimaksudkan dalam hadits. Kesimpulannya, bisa saja kita katakan bahwa sebab masuk surga
adalah karena ada amalan. Amalan itu ada karena rahmat Allah. Wallahu a’lam.” (Syarh Shahih
Muslim, 14: 145)

Jadi kita masuk surga bukan semata-mata dengan amalan kita. Amalan kita itu bisa ada karena
taufik Allah. Taufik Allah itulah karunia dan rahmat-Nya. Jadinya, amalan itu ada karena
karunia dan rahmat-Nya.

1794 ‫ فإنه ال‬،‫ سددوا وقاربوا وأبشروا‬:‫ عن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال‬،‫حديث عائشة رضي اهلل عنها‬

‫ وال أنا إال أن يتغمدين اهلل مبغفرة ورمحة‬:‫ وال أنت يا رسول اهلل قال‬:‫يدخل أحدا اجلنة عملة قالوا‬

“Aisyah meriwayatkan dari Nabi yang bersabda, "Tepatkanlah amal perbuatanmu dan sedang-
sedanglah dan terimalah kabar gembira, maka sesungguhnya tidak seorang pun dari kalian
yang masuk surga karena amalnya." Mereka bertanya, "Tidak juga engkau, wahai Rasulullah?
Beliau menjawab, "Tidak juga aku, kecuali bila Allah melimpahkan rahmat dan ampunan
kepadaku." (Bukhari & Muslim)

‫ = وقاربوا‬titilah segala urusan tanpa berlebihan dan tidak melalaikan. Maknanya, titilah kebenaran
dan kerjakan kebenaran itu. Jika kalian tidak mampu menunaikannya secara sempurna, maka
dekatilah kesempurnaan.

‫= س ;;ددو‬ artinya benar, maksudnya pertengahan antara berlebihan dan melalaikan. Untuk itu,

jangan berlebihan dan jangan pula melalaikan.

‫ = وأبشرو‬bergembiralah akan pahala amal meski sedikit,

Rafi’i menjelaskan, “Tidak sepatutnya bagi seseorang yang telah beramal shaleh untuk hanya
mengandalkan amalnya untuk mencari keselamatan dan derajat yang tinggi. Sebab asal semua
amal adalah dari Taufik Allah Swt., dan meninggalkan maksiat merupakan penjagaan dari Alah.
Jadi, semua itu karena karunia dan rahmat-Nya”.

B. Bab Adanya Kepastian Syafa’at Dan Keluarnya Orang Yang Tauhid Dari Neraka

116 ‫النار‬ ‫ وأهل‬،‫ يدخل أهل اجلنة اجلنة‬:‫حديث أيب سعيد اخلدري ريب اهلل عنه عي اليت صلى اهلل عليه وسلم قال‬

،‫ فيخرجون منها قد اسودوا‬،‫النار مث يقول اهلل تعاىل أخرجوا من كان يف قلبه مثقال حبة من خردل من إميان‬

‫ أمل تر أهنا‬،‫فيلقون يف هلر احلي أو احلياة (قال من أحد رجال السلي) فيتبنون كما تثبت احلبيبة يف جالب السيل‬

‫خترج صفراء ملتوية‬

“abu saied alkhudri r.a. berkata: Nabi SAW bersabda : akan masuk ahli surga ke surga dan ahli
neraka ke neraka, kemudian Allah memerintahkan keluarkanlah dari neraka orang yang
didalam hatinya ada seberat biji sawi dari iman, lalu dikeluarkanlah mereka sudah hitam warna
mereka, lalu mereka dimasukkan dalam sungai (nahrul hayat) hidup, maka tumbuhlah mereka
itu bagaikan biji yang tumbuh setelah ada air-bah, tidaklah tumbuhnya berwarna kuning
berbelit (Bukhori & muslim).
‫ = اجلنة‬seperti tanaman, rerumputan, maksudnya sayuran karena ia tumbuh dengan cepat.

‫ = صفراء‬menyenangkan orang yang memandang.

‫ملتوية‬ = melengkung, ini membuat tanaman-tanaman beraroma harum semakin indah karena

tanaman ini bergerak-gerak dan melengkung. Persamaan di sini dari sisi kecepatan dan
keindahan.

Ada kalangan di negeri kita yang menjadikan dalil surat Al-A’raf ayat 40 sebagai pendukung
keyakinannya bahwa orang muslim yang sudah masuk neraka tidak akan keluar-keluar lagi.

Dalilnya,

‫;ل يِف َس; ; ِّم‬ ِ ِ ِ ِ ِ َّ ‫ِإ‬


ُ ;‫اب ال َّس ; ; َماء َواَل يَ ; ; ْد ُخلُو َن اجْلَنَّةَ َحىَّت يَل َج اجْلَ َم‬
ُ ‫َأبْو‬ ُ ‫ين َ;ك; َّ;ذبُوا بآَيَاتنَ ;;ا َوا ْس; ;تَكَْبُروا َعْن َ;ه;;ا اَل ُت َفت‬
َ ‫َّح هَلُ ْم‬ َ ‫َّن الذ‬
ِ ِ ِ ‫اخْلِي‬
َ ‫ك جَنْ ِزي الْ ُم ْج ِرم‬
‫ني‬ َ ‫اط َو َك َذل‬َ
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula)
mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi
pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.” (QS. Al-A’raf: 40)
Kesimpulan kalangan tersebut, orang mukmin yang sudah masuk neraka tidak akan keluar-keluar
darinya bagaikan unta yang masuk dalam lubang jarum.

Ada empat sanggahan tentang keyakinan tersebut.


Pertama: Rujuk dahulu kitab tafsir tentang surat Al-A’raf ayat 40, ternyata yang
dimaksud dalam ayat adalah orang kafir
Coba kita rujuk pada Tafsir Al-Jalalain, kitab tafsir sederhana yang sudah sangat makruf. Dalam
kitab tersebut disebutkan,
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan diri pada ayat-ayat Allah,
yang dimaksud adalah tidak beriman padanya, maka sekali-kali tidak akan dibukakan bagi
mereka pintu-pintu langit ketika mereka mati. Orang-orang kafir tersebut akan kembali ke Sijjin.
Sedangkan orang beriman akan dibukakan pintu langit bagi mereka dan ruh mereka akan
diangkat ke langit yang ketujuh sebagaimana disebutkan dalam hadits. Orang kafir tadi tidak
akan masuk surga sampai unta masuk dalam lubang jarum, artinya mustahil masuk surga.
Demikianlah balasan untuk orang-orang yang berbuat kekafiran.” (Tafsir Al-Jalalain, hlm. 164)
Dalam kitab tafsir karya Ibnul Jauzi, Zaad Al-Masiir disebutkan bahwa pengibaratan dengan
unta masuk dalam jarum dimaksudkan untuk kemustahilan masuk dalam surga selamanya.
Kesimpulannya, ayat tersebut yang tepat ditujukan pada orang kafir, bukan orang mukmin.

Kedua: Menyatakan orang mukmin yang masuk neraka tidak akan keluar lagi
bertentangan dengan prinsip akidah Islam.

Ketiga: Cerita tentang orang yang terakhir keluar dari neraka dan terakhir kali masuk
surga jadi dalil bantahan terhadap pemahaman keliru di atas.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫;ول اللَّهُ َتبَ; َ;ار َك‬


ُ ;‫ْوا َفَي ُق‬ ِ ِ ِ ِ ‫وج;ا ِمْن ;ه;ا وآ ِخ ر َأه‬ ِ ِ ‫َألعلَم آ ِخ ر َأه‬ ‫ِإ‬
ً ‫;ل خَي ُْر ُج م َن النَّار َحب‬
ٌ ;‫ْل اجْلَنَّة ُد ُ;خ;والً اجْلَنَّةَ َر ُج‬ َ َ َ ;ً ‫ْل النَّار ُخُر‬ َ ُ ْ ‫ىِّن‬
ِ َ‫وَتع ;اىَل لَ ;;ه ا ْذهب فَ ْادخ; ِ;ل اجْل نَّةَ َفيْأتِيه;;ا َفيخيَّل ِإل‬
ُ‫;ول اللَّه‬
ُ ;‫ َفَي ُق‬.‫ب َو َج; ْد ُت َها َمَألى‬ ُ ;‫يْه َأن ََّه;;ا َمَألى َفَي ْر ِج ُع َفَي ُق‬
ِّ ‫;ول يَ ;;ا َر‬ ُ َُ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ
‫ب َو َ;ج ْد ُت َها َمَألى‬ ُ ‫;ال – َفيَْأتِ َيه;ا َفيُ َخيَّ ُل ِإلَي ِْه َأن ََّه;ا َمَألى َفَيْر ِج ُع َفَي ُق‬
ِّ ‫;ول يَ;ا َر‬ َ َ‫ب فَ ْاد ُخ ِل اجْلَنَّةَ – ق‬
ْ ‫َتبَ َار َك َو َت َعاىَل لَهُ ا ْذ َه‬
َ ;َ‫ك َع َش;َرةَ َْأمثَ ِ;ال ال ُّ;د ْنيَا – ق‬ ‫هِل‬ ُّ ‫ك ِمثْ َل‬
‫;ول‬
ُ ;‫;ال – َفَي ُق‬ َ َ‫الد ْنيَا َو َع َشَرةَ َْأمثَا َا َْأو ِإ َّن ل‬ َ َ‫ب فَ ْاد ُخ ِل اجْلَنَّةَ فَِإ َّن ل‬
ْ ‫ول اللَّهُ لَهُ ا ْذ َه‬
ُ ‫َفَي ُق‬

َ ‫ض; ِح‬
‫ك َحىَّت‬ ِ َ ;‫;ال لََق; ْد رَأيت رس‬
َ -‫ص;;لى اهلل علي;;ه وس;;لم‬- ‫ول اللَّه‬ َُ َُْ َ ;َ‫ِك » ق‬ َ ْ‫ك ىِب – َوَأن‬
ُ ‫ت الْ َمل‬ ْ َ‫َأتَ ْس; َخُر ىِب – َْأو َأت‬
ُ ‫ض; َح‬

ُ ‫ قَ َال فَ َكا َن يُ َق‬.ُ‫ت َن َو ِاج ُذه‬


ً‫ال ذَ َاك َْأدىَن َْأه ِل اجْلَن َِّة َمْن ِزلَة‬ ْ ‫بَ َد‬
“Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling
terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak.
Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya
telah penuh.”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga
seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.”
Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku, sedangkan
Engkau adalah Raja Diraja?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai
tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling
rendah derajatnya.” (HR. Bukhari, no. 6571, 7511; Muslim, no. 186).

Hadits di atas menunjukkan bahwa jika orang beriman yang masih memiliki iman walaupun
kecil, ketika masuk neraka, tidak akan kekal di dalamnya.
 
Keempat: Akhirnya menolak syafaat
Hadits berikut menunjukkan ada penduduk neraka yang dapat syafaat sehingga diangkat ke
surga.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫يه;ا واَل حَي ي;;و َن ولَ ِكن نَ;اس َأص;ابْتهم النَّار بِ ُذنُوهِبِم َأو قَ َ خِب‬ِ ‫ِإ‬ ِ َّ ِ
‫;اه ْم‬
ُ ;َ‫;ال َطَاي‬ ْ ْ ُ ُ ُ َ َ ٌ ْ َ ْ َْ َ ;َ ‫ين ُه ْم َْأهلُ َه;ا فَ; ن َُّه ْم اَل مَيُوتُ;;و َن ف‬ ُ ‫ََّأما َأه‬
َ ‫ْل النَّار الذ‬
‫ْل اجْلَن َِّة‬ ِ ِ ِ ‫الش َفاع ِة فَ ِجيء هِبِم ضباِئر ِئ‬ ِ
َ ‫ضبَا َر َفبُثُّوا َعلَى َأْن َ;ه;ار اجْلَنَّة مُثَّ قي َ;ل يَ;;ا َأه‬
َ َ ََ ْ َ َ َّ ِ‫فَ ََأما َت ُه ْم ِإ َماتَةً َحىَّت ِإ َذا َكانُوا فَ ْح ًما ُأذ َن ب‬

َّ ‫ات احْلِبَّ ِة تَ ُكو ُن يِف مَحِ ِيل‬ ِ


‫السْي ِل‬ َ َ‫يضوا َعلَْي ِه ْم َفَيْنبُتُو َن َنب‬
ُ ‫َأف‬
“Adapun penduduk neraka yang mereka merupakan penduduknya, maka sesungguhnya mereka
tidak akan mati di dalam neraka dan tidak akan hidup. Tetapi orang-orang yang dibakar oleh
neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, maka Allah akan mematikan mereka. Sehingga apabila
mereka telah menjadi arang, diizinkan mendapatkan syafaat. Maka mereka didatangkan dalam
keadaan kelompok-kelompok yang berserakan. Lalu mereka dimasukkan dalam sungai-sungai di
surga, kemudian dikatakan, “Wahai penduduk surga tuangkan (air) kepada mereka!” Maka
mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bijian yang ada pada sisa-sisa banjir.” (HR.
Muslim, no. 185).
Dan memang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberikan syafaat bagi pelaku dosa
besar dari umat beliau. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫َأله ِل الْ َكبَاِئِر ِم ْن َُّأمىِت‬


ْ ‫اعىِت‬
َ ‫َش َف‬
“Syafaatku bagi pelaku dosa besar dari umatku.” (HR. Abu Daud, no. 4739; Tirmidzi, no. 2435;
Ibnu Majah, no. 4310; Ahmad, 3: 213. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini
shahih)

Orang yang masuk neraka (Jahannamiyyin) akan dimasukkan dalam surga dengan syafaat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ني‬ ِ ٍ ِ ‫خَي ْرج َقوم ِمن النَّا ِر بِش َف‬


َ ِّ‫ يُ َس َّم ْو َن اجْلَ َهنَّمي‬، َ‫اعة حُمَ َّمد – صلى اهلل عليه وسلم – َفيَ ْد ُخلُو َن اجْلَنَّة‬
َ َ َ ٌْ ُ ُ
“Ada suatu kaum keluar dari neraka dengan Syafaat Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa
sallam-, lalu ia memasuki surga. Mereka disebut dengan Jahannamiyyin.” (HR. Bukhari, no.
6566).

Sebetulnya jika ditinjau dari hadits-hadits sebelumnya mesti diingat kembali bahwa memang kita
harus betul-betul serius dalam meraih rahmat Allah, sebab itu akan menentukan parameter kita
pantas atau tidaknya masuk kedalam Syurga. Dan bocorannya telah diberitahu oleh Rasullullah
saw., yaitu taa dan menjaga dari maksiat, sebab umat Rasulullah pasti masuk Syurga, sepertim
dalam hadits,

‫ قَالُوا‬، ‫ ُك ُّل َُّأميِت يَ ْد ُخلُو َن اجْلَنَّةَ ِإاَّل َم ْن َأىَب‬   : ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َال‬ ِ َ ‫َأن رس‬
َ ‫ول اللَّه‬
ِ
ُ َ َّ ُ‫َن َأيِب ُهَر ْيَر َة َرض َي اهللُ َعْنه‬
ْ‫ع‬
ِ َ ‫ يا ر س‬:
‫صايِن َف َق ْد َأىَب‬ َ َ‫ َم ْن َأط‬: ‫ول اللَّه َو َم ْن يَْأىَب ؟ قَ َال‬
َ ‫اعيِن َد َخ َل اجْلَنَّةَ َو َم ْن َع‬ َُ َ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan, para Sahabat bertanya,
“Wahai Rasûlullâh! Siapakah yang enggan?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Barangsiapa yang mentaatiku niscaya ia akan masuk surga, dan siapa yang bermaksiat
kepadaku maka dia enggan (untuk masuk surga).”

Jangan sampai aneh seperti yang dikatakan sahabat Rasulullah, yaitu Ali bin Abi Thalib,
manusia itu semua mengharapkan Syurgya-Nya, tapi anehnya melakukan perbuatan yang
menjauhkan drirnya dari Syurga.

Anda mungkin juga menyukai