Disusun oleh :
Puji syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah Swt, berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah, yaitu membuat
makalah tentang Al-furudhul muqaddarah 1/3 dan 1/4. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Mawaris. Penulisan makalah ini tidak
terlepas atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
Bpk dosen Pembelajaran Ilmu Mawaris di STAIPI Bandung yang telah banyak
memberikan bimbingan dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya dalam menyusun makalah ini masih
banyak kekurangannya. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah
ini berguna bagi semua pihak.
Bandung, 8 November
2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan......................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................... 3
A. Furudhul Muqaddarah..................................................... 3
B. Yang mendapatkan bagian 1/3......................................... 5
C. Syarat mendapatkan bagian 1/3....................................... 5
D. Yang mendapatkan bagian ¼........................................... 6
E. Syarat mendapatkan bagian ¼......................................... 6
Kesimpulan............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang Ilmu Mawaris di bagian Alfurudul Muqaddarah (bagian
yang telah ditentukan) hal yang patut dan penting diketahui sebab jika salah
dalam pembagiannya maka keluar dari tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.
Sistem pembagian harta warisan pada fikih mawaris, hukum kewarisan
Islam atau Kompilasi Hukum Islam (KHI), dan kewarisan versi KUH Perdata
mempunyai perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut didasarkan atas
pertimbangan hukum yang berlaku pada suatu negara termasuk Indonesia.1
Fikih mawaris yang dimaksudkan adalah berdasarkan al-Qur‟an, hadis,
ijtihad (buku-buku fikih/kitab fiqh mawaris). Sedangkan hukum kewarisan
Islam dimaksudkan adalah pembagiannya dilaksanakan berdasarkan aturan
KHI (Kompilasi Hukum Islam) yang berlaku di Indonesia, khususnya bagi
orang Islam, serta KUHPerdata adalah kewarisan yang berlaku bagi warga
negara Indonesia yang non muslim.2
Pembagian harta warisan dalam pembahasan ini terfokus pada
perbedaannya yaitu: pengertian, gonogini, bagian ayah, bagian kakek jika
bersama dengan saudara si pewaris, jika si pewaris tidak mempunyai ahli
waris, bagian anak yang lahir di luar perkawinan yang sah/hamil di luar
nikah, wasiat, hibah, dan kesepakatan para ahli waris, serta bagian-bagian lain
yang terkait dengan warisan yang berlaku di Indonesia, termasuk dalam
KUHPerdata. Pembahasan ini didasarkan atas ilmu farāiḍ yang biasa disebut
fikih mawaris dan KHI yang disebut Kompilasi Hukum Islam di Indonesia
serta KUHPerdata termasuk dalam sekilas kewarisan hukum adat. Oleh
karena itu, berikut ini pembahasan berdasarkan perbedaan dari sistem
penggolongan dan pembagian harta warisan tersebut.3
B. Rumusan Masalah
1
Supardin, Fikih Mawaris & Hukum Kewarisan, Gowa, Pusaka Almaida, 2020, h.61.
2
Ibid
3
Ibid h.61-62.
1
Apa itu Furudhul Muqaddarah?
Siapa saja yang mendapat bagian 1/3 dan ¼.?
Apa saja syarat mendapatkan bagian 1/3 dan ¼.?
Bagaimana Contoh kasus pembagian waris 1/3 dan ¼?
C. Tujuan Pembahasan
Mengetahui tentang Furudhul Muqaddarah.
Mengetahui siapa saja yang mendapatkan bagian 1/3 dan ¼.
Mengetahui syarat mendapatkan bagian 1/3 dan ¼.
Memahami contoh kasus pembagian waris 1/3 dan ¼.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Furudhul Muqaddarah
Furudhul Muqaddarah berarti ahli waris yang bagian-bagian besarnya telah
ditentukan di dalam Al-Qru’an. Furudhul Muqaddarah ada enam, yaitu:
setengah, seperempat, seperdelapan, dua pertiga, sepertiga dan seperenam. 4
Pembagian-pembagian ini tentunya terdapat di Al-Qur’an Surah Annisa ayat
11, 12, dan 176.
3
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih
banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS Annisa: 14)
4
ِ ِ ٰ
ف
ُ ص
ْ ت َفلَ َها ن
ٌ س لَهٗ َولَ ٌد َّولَهٗٓ اُ ْخ َ َيَ ْسَت ْفُت ْونَ ۗكَ قُ ِل اللّهُ يُ ْفتِْي ُك ْم ىِف الْ َك ٰللَ ِةۗا ِن ْامُرٌؤ ا َهل
َ ك لَْي
الثلُٰث ِن مِم َّا َتَر َك ۗ َواِ ْن َكا ْٓنوُا
ُّ ك َو ُه َو يَِرثُ َهٓا اِ ْن مَّلْ يَ ُك ْن هَّلَا َولَ ٌد ۚ فَاِ ْن َكا َنتَا ا ْثنََتنْي ِ َفلَ ُه َما
َ ۚ َما َتَر
5
2. Bagi saudara laki-lakiseibu atau saudari-saudari seibu mendapat 1/3
dengan syarat tidak ada : Anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-
laki, Anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki (Far’u
warits), Bapak, Kakek (Ashlu Dzakar).
Contoh : 2 saudara seibu - Seorang istri - Paman sebapak
1/3 ¼ sisa
2. Seorang istri atau lebih mendapat ¼ dengan syarat tidak ada : Anak
laki-laki, Cucu laki-laki dari anak laki-laki, Anak perempuan, Cucu
perempuan dari anak laki-laki (Far’u warits).
Contoh : 2 istri – Saudari sekandung – Saudara sebapak
¼ ½ sisa
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
Supardin, Fikih Mawaris & Hukum Kewarisan, Gowa, Pusaka Almaida, 2020
http://www.catatanfiqih.com/2015/05/warisan-furudhul-muqaddarah.html?m=1
diakses pada 8 November 2022 pukul 17:34