Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ALFURUDHUL MUQADDARAH (BAGIAN

YANG TELAH DI TENTUKAN) 1/3 dan 1/4


Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Mawaris
Dosen Pengampu : Saepudin M.Ag

Disusun oleh :

Gena Lilisha 21.03.2906


Marsha Armelia Putri 21.03.2949
Rizky Muhamad Setiadi 21.03.2960

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah Swt, berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah, yaitu membuat
makalah tentang Al-furudhul muqaddarah 1/3 dan 1/4. Makalah ini diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Mawaris. Penulisan makalah ini tidak
terlepas atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

Bpk dosen Pembelajaran Ilmu Mawaris di STAIPI Bandung yang telah banyak
memberikan bimbingan dalam menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya dalam menyusun makalah ini masih
banyak kekurangannya. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah
ini berguna bagi semua pihak.

Bandung, 8 November
2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan......................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................... 3
A. Furudhul Muqaddarah..................................................... 3
B. Yang mendapatkan bagian 1/3......................................... 5
C. Syarat mendapatkan bagian 1/3....................................... 5
D. Yang mendapatkan bagian ¼........................................... 6
E. Syarat mendapatkan bagian ¼......................................... 6

BAB III PENUTUP............................................................................... 8

Kesimpulan............................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara tentang Ilmu Mawaris di bagian Alfurudul Muqaddarah (bagian
yang telah ditentukan) hal yang patut dan penting diketahui sebab jika salah
dalam pembagiannya maka keluar dari tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.
Sistem pembagian harta warisan pada fikih mawaris, hukum kewarisan
Islam atau Kompilasi Hukum Islam (KHI), dan kewarisan versi KUH Perdata
mempunyai perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut didasarkan atas
pertimbangan hukum yang berlaku pada suatu negara termasuk Indonesia.1
Fikih mawaris yang dimaksudkan adalah berdasarkan al-Qur‟an, hadis,
ijtihad (buku-buku fikih/kitab fiqh mawaris). Sedangkan hukum kewarisan
Islam dimaksudkan adalah pembagiannya dilaksanakan berdasarkan aturan
KHI (Kompilasi Hukum Islam) yang berlaku di Indonesia, khususnya bagi
orang Islam, serta KUHPerdata adalah kewarisan yang berlaku bagi warga
negara Indonesia yang non muslim.2
Pembagian harta warisan dalam pembahasan ini terfokus pada
perbedaannya yaitu: pengertian, gonogini, bagian ayah, bagian kakek jika
bersama dengan saudara si pewaris, jika si pewaris tidak mempunyai ahli
waris, bagian anak yang lahir di luar perkawinan yang sah/hamil di luar
nikah, wasiat, hibah, dan kesepakatan para ahli waris, serta bagian-bagian lain
yang terkait dengan warisan yang berlaku di Indonesia, termasuk dalam
KUHPerdata. Pembahasan ini didasarkan atas ilmu farāiḍ yang biasa disebut
fikih mawaris dan KHI yang disebut Kompilasi Hukum Islam di Indonesia
serta KUHPerdata termasuk dalam sekilas kewarisan hukum adat. Oleh
karena itu, berikut ini pembahasan berdasarkan perbedaan dari sistem
penggolongan dan pembagian harta warisan tersebut.3
B. Rumusan Masalah

1
Supardin, Fikih Mawaris & Hukum Kewarisan, Gowa, Pusaka Almaida, 2020, h.61.
2
Ibid
3
Ibid h.61-62.

1
Apa itu Furudhul Muqaddarah?
Siapa saja yang mendapat bagian 1/3 dan ¼.?
Apa saja syarat mendapatkan bagian 1/3 dan ¼.?
Bagaimana Contoh kasus pembagian waris 1/3 dan ¼?

C. Tujuan Pembahasan
Mengetahui tentang Furudhul Muqaddarah.
Mengetahui siapa saja yang mendapatkan bagian 1/3 dan ¼.
Mengetahui syarat mendapatkan bagian 1/3 dan ¼.
Memahami contoh kasus pembagian waris 1/3 dan ¼.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Furudhul Muqaddarah
Furudhul Muqaddarah berarti ahli waris yang bagian-bagian besarnya telah
ditentukan di dalam Al-Qru’an. Furudhul Muqaddarah ada enam, yaitu:
setengah, seperempat, seperdelapan, dua pertiga, sepertiga dan seperenam. 4
Pembagian-pembagian ini tentunya terdapat di Al-Qur’an Surah Annisa ayat
11, 12, dan 176.

‫ظ ااْل ُْنَثَينْي ِ ۚ فَاِ ْن ُك َّن نِ َساۤءً َف ْو َق ا ْثنََتنْي ِ َفلَ ُه َّن‬ ُ


َّ ِ‫يُو ِصْي ُكم ال ٰلّهُ يِف ْٓي اَْواَل ِد ُكم ل‬
ِّ ‫لذ َك ِر ِمثْل َح‬ ْ ُ ْ
‫س مِم َّا َتَر َك اِ ْن‬ ُّ ‫اح ٍد ِّمْن ُه َما‬
ُ ‫الس ُد‬ َ ْ ََ َ ُ ْ َ
ِ ‫ثُلُثَا ما َتر َك ۚ واِ ْن َكانَت و‬
ِ ‫اح َد ًة َفلَها النِّصف ۗ واِل َبوي ِه لِ ُك ِّل و‬
َ ْ َ َ َ
ِ
‫س‬ ُّ ‫ث ۚ فَاِ ْن َكا َن لَهٗٓ ا ْخ َوةٌ فَاِل ُِّم ِه‬
ُ ‫الس ُد‬ ُّ ‫َكا َن لَهٗ َولَ ٌد ۚ فَاِ ْن مَّلْ يَ ُك ْن لَّهٗ َولَ ٌد َّو َو ِرثَهٗٓ اََب ٰوهُ فَاِل ُِّم ِه‬
ُ ُ‫الثل‬
ۚ ‫ِ ۢ ِ ِ ٍ ِ هِب‬
َ ْ‫ب لَ ُك ْم َن ْف ًعا ۗ فَ ِري‬
ً‫ضة‬ ُ ‫م ْن َب ْعد َوصيَّة يُّ ْوص ْي َٓا اَْو َديْ ٍن ۗ اٰبَاُۤؤ ُك ْم َواَْبنَاُۤؤ ُك ْم اَل تَ ْد ُر ْو َن اَيُّ ُه ْم اَْقَر‬
‫ِّم َن ال ٰلّ ِه ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن َعلِْي ًما َح ِكْي ًما‬
Artinya: “Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang
(pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-
laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Dan jika anak itu
semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka
dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu
seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan
untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang
ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang
meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya
(saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal)
mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang
dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan
4
http://www.catatanfiqih.com/2015/05/warisan-furudhul-muqaddarah.html?m=1 diakses pada
8 November 2022 pukul 17:34

3
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih
banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS Annisa: 14)

‫الربُ ُع مِم َّا‬ ِ


ُّ ‫اج ُك ْم ا ْن مَّلْ يَ ُك ْن هَّلُ َّن َولَ ٌد ۚ فَاِ ْن َكا َن هَلُ َّن َولَ ٌد َفلَ ُك ُم‬
ُ ‫ف َما َتَر َك اَْز َو‬
ُ ‫ص‬
ِ
ْ ‫َولَ ُك ْم ن‬
‫الربُ ُع مِم َّا َتَر ْكتُ ْم اِ ْن مَّلْ يَ ُك ْن لَّ ُك ْم َولَ ٌد ۚ فَاِ ْن‬ ۢ
ُّ ‫َتَر ْك َن ِم ْن َب ْع ِد َو ِصيَّ ٍة يُّ ْو ِصنْي َ هِبَٓا اَْو َديْ ٍن ۗ َوهَلُ َّن‬

‫ص ْو َن هِبَٓا اَْو َديْ ٍن ۗ َواِ ْن َكا َن َر ُج ٌل‬ ٍِ ِ ۢ ‫مِم‬


ُ ‫َكا َن لَ ُك ْم َولَ ٌد َفلَ ُه َّن الث ُُّم ُن َّا َتَر ْكتُ ْم ِّم ْن َب ْعد َوصيَّة ُت ْو‬
ِ ِ ۚ ُّ ‫اح ٍد ِّمْنهما‬
ِ ‫ث َك ٰللَةً اَ ِو امراَةٌ َّولَهٗٓ اَ ٌخ اَو اُخت فَلِ ُك ِّل و‬
َ ‫الس ُدسُ فَا ْن َكانُ ْٓوا اَ ْكَثَر ِم ْن ٰذل‬
‫ك‬ َُ َ ٌ ْ ْ َْ ُ ‫يُّ ْو َر‬
ٰ ِٰ ِ ‫هِب‬ ٍ ِ ۢ ِ ِ ُ‫الثل‬
َ ‫ث م ْن َب ْعد َو ِصيَّة يُّ ْو ٰصى َٓا اَْو َديْ ۙ ٍن َغْيَر ُم‬
ُ‫ضاٍّۤر ۚ َوصيَّةً ِّم َن اللّه ۗ َواللّه‬ ُّ ‫َف ُه ْم ُشَر َكاۤءُ ىِف‬

‫َعلِْي ٌم َحلِْي ۗ ٌم‬


Artinya: “Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika
mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat
dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat
atau (dan setelah dibayar) utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta
yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang
kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah
dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak,
tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara
perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu
seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang,
maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah
(dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan
tidak menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah
Maha Mengetahui, Maha Penyantun.” (QS Annisa: 12)

4
ِ ِ ٰ
‫ف‬
ُ ‫ص‬
ْ ‫ت َفلَ َها ن‬
ٌ ‫س لَهٗ َولَ ٌد َّولَهٗٓ اُ ْخ‬ َ َ‫يَ ْسَت ْفُت ْونَ ۗكَ قُ ِل اللّهُ يُ ْفتِْي ُك ْم ىِف الْ َك ٰللَ ِةۗا ِن ْامُرٌؤ ا َهل‬
َ ‫ك لَْي‬
‫الثلُٰث ِن مِم َّا َتَر َك ۗ َواِ ْن َكا ْٓنوُا‬
ُّ ‫ك َو ُه َو يَِرثُ َهٓا اِ ْن مَّلْ يَ ُك ْن هَّلَا َولَ ٌد ۚ فَاِ ْن َكا َنتَا ا ْثنََتنْي ِ َفلَ ُه َما‬
َ ۚ ‫َما َتَر‬

‫ضلُّ ْوا ۗ َوال ٰلّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء‬


ِ َ‫ظ ااْل ُْنَثي ۗ ِن يبنِّي ال ٰلّه لَ ُكم اَ ْن ت‬ ِ َّ ِ ِ ِ
ْ ُ ُ َُ ‫ا ْخ َوةً ِّر َجااًل َّون َساۤءً فَللذ َك ِر مثْ ُل َح ِّ َ نْي‬
‫َعلِْي ٌم‬
Artinya: “Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah).
Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika
seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara
perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta
yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta
saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara
laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan
bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu,
agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS Annisa:
176).

B. Yang mendapatkan bagian 1/3


Sepertiga (1/3) bagian dua orang : 1) Ibu. 2) Dua saudara seibu atau lebih
/ dua saudari seibu atau lebih.

C. Syarat mendapatkan bagian 1/3


1. Ibu mendapat 1/3 dengan syarat tidak ada Anak laki-laki, Cucu laki-
laki dari anak laki-laki, Anak perempuan, Cucu perempuan dari anak
laki-laki (Far’u warits). Jumlah saudara ( 2 atau lebih ) laki-laki atau
perempuan baik dari sekandung, sebapak, juga seibu.
Contoh : Ibu - Suami - Paman sekandung
1/3 ½ sisa

5
2. Bagi saudara laki-lakiseibu atau saudari-saudari seibu mendapat 1/3
dengan syarat tidak ada : Anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-
laki, Anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki (Far’u
warits), Bapak, Kakek (Ashlu Dzakar).
Contoh : 2 saudara seibu - Seorang istri - Paman sebapak
1/3 ¼ sisa

D. Yang mendapatkan bagian ¼


Seperempat (1/4) bagian dua orang : 1) Suami, 2) seorang istri atau lebih.

E. Syarat mendapatkan bagian ¼


1. Suami mendapat ¼ dengan syarat ada : Anak laki-laki,Cucu laki-laki
dari anak laki-laki, Anak perempuan, Cucu perempuan dari anak laki-
laki (Far’u warits)
Contoh : Suami - Seorang anak perempuan
¼ ½

2. Seorang istri atau lebih mendapat ¼ dengan syarat tidak ada : Anak
laki-laki, Cucu laki-laki dari anak laki-laki, Anak perempuan, Cucu
perempuan dari anak laki-laki (Far’u warits).
Contoh : 2 istri – Saudari sekandung – Saudara sebapak
¼ ½ sisa

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa yang mendapat Sepertiga


(1/3) bagian dua orang : 1) Ibu. 2) Dua saudara seibu atau lebih / dua saudari
seibu atau lebih. Dan yang mendapat Seperempat (1/4) bagian dua orang : 1)
Suami, 2) seorang istri atau lebih.

7
DAFTAR PUSTAKA

Supardin, Fikih Mawaris & Hukum Kewarisan, Gowa, Pusaka Almaida, 2020
http://www.catatanfiqih.com/2015/05/warisan-furudhul-muqaddarah.html?m=1
diakses pada 8 November 2022 pukul 17:34

Anda mungkin juga menyukai