Atika Hidayati
Najmi
Peby Azmi
Tamara Mareza
Umniy Yatunnisa
ك ْٱل ٰ َولِدَا ِن َوٱَأْل ْق َربُونَ ِم َّما ِ ََصيبٌ ِّم َّما تَ َركَ ْٱل ٰ َولِدَا ِن َوٱَأْل ْق َربُونَ َولِلنِّ َسٓا ِء ن
َ صيبٌ ِّم َّما تَ َر ِ لِّلرِّ َجا ِل ن
صيبًا َّم ْفرُوضًا ِ َقَ َّل ِم ْنهُ َأوْ َكثُ َر ۚ ن
Artinya: Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan
ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula)
dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau
banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
2. Hubungan pernikahan atau musaharah
umat Islam yang memiliki hubungan perkawinan secara sah berhak
menjadi ahli waris yaitu suami atau istri.Sebagaimana firman Allah
SWT dalam surah an-nisa ayat 11 yang sudah dijelaskan sebelumnya.
3. Hubungan seiman dan seagama
Artinya antara orang yang mewarisi dengan orang yang diwarisi
harus sama-sama sebagai orang Islam. sehingga apabila ada keluarga
yang berbeda agama maka tidak berhak untuk memperoleh harta
warisan. Rasulullah saw bersabda sebagai berikut
Yang artinya
"maqdam R.A. berkata, Rasulullah Saw bersabda, barangsiapa yang
(wafat ) meninggalkan 'kallan' (keluarga dan hutang) maka menjadi
tanggunganku" dan terkadang beliau (Rasulullah Saw) mengatakan
"menjadi tanggungan Allah dan rasul-Nya." barang siapa wafat
meninggalkan harta maka untuk para ahli warisnya dan aku adalah
pewaris orang yang tidak memiliki ahli waris aku menanggung
diyatnya dan mewarisinya.Seorang Paman dari pihak ibu adalah
pewaris bagi orang yang tidak memiliki ahli waris,ia menanggung
diyatnya dan mewarisinya." (H.R.Abu Daud)