Anda di halaman 1dari 5

Kisi Kisi Syariah

1. Hukum Warisan Dalam Islam


-. Pengertian Ilmu Mawaris
Menurut Bahasa mawaris, merupakan bentuk jama’ dari kata Mirast artinya Harta yang di
wariskan. Sedangkan secara istilah merupakan Ilmu yang mempelajari car acara pembagian
harta peninggalan setelah seseorang meninggal dunia.

Ilmu Mawaris juga disebut Ilmu Faraid yaitu ilmu menjelaskan perkara pusaka. Lalu dengan
demikian Ilmu Mawaris adalah Ilmu yang mempelajari tentang ketentuan ketentuan
pembagian harta pusaka bagi ahli waris menurut hukum islam.

-. Hal Hal yang berhubungan dengan Ilmu Muwaris


>. Orang yang meninggal dunia (Al-Muwarits)
>. Ahli Waris (Al Waritsu)
>. Harta peninggalan (Al Miratsu)

-. Tujuan Ilmu Muwarits


Menyelamatkan harta si mati agar terhinfar dari pengambilan harta orang orang yang tifsk
berhak menerimanya dan agar jangan ada orang orang makan harta hak milik orang lain.

-. Sumber Hukum Ilmu Mawaris


Q.S An Nisa’ Ayat 11
‫ُيْو ِص ْيُك ُم ُهّٰللا ِفْٓي َاْو اَل ِد ُك ْم ِللَّذ َك ِر ِم ْثُل َح ِّظ اُاْلْنَثَيْيِن ۚ َفِاْن ُك َّن ِنَس ۤا ًء َفْو َق اْثَنَتْيِن َفَلُهَّن ُثُلَثا َم ا‬
‫َتَر َك ۚ َو ِاْن َكاَنْت َو اِح َد ًة َفَلَها الِّنْص ُف ۗ َو َاِلَبَو ْيِه ِلُك ِّل َو اِح ٍد ِّم ْنُهَم ا الُّس ُد ُس ِمَّم ا َتَر َك ِاْن َك اَن َلٗه‬
‫َو َلٌد ۚ َفِاْن َّلْم َيُك ْن َّلٗه َو َلٌد َّو َو ِر َثٓٗه َاَبٰو ُه َفُاِلِّمِه الُّثُلُث ۚ َفِاْن َك اَن َلٓٗه ِاْخ َو ٌة َفُاِلِّمِه الُّس ُد ُس ِم ْۢن َبْع ِد‬
ۗ‫َو ِص َّيٍة ُّيْو ِص ْي ِبَهٓا َاْو َد ْيٍن ۗ ٰا َبۤا ُؤ ُك ْم َو َاْبَنۤا ُؤ ُك ْۚم اَل َتْد ُرْو َن َاُّيُهْم َاْقَر ُب َلُك ْم َنْفًعاۗ َفِر ْيَض ًة ِّم َن ِهّٰللا‬
‫ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ِلْيًم ا َحِكْيًم ا‬

Terjemahan
Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-
anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.
Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia
memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-
masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika
dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja),
maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara,
maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi)
wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-
anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu.
Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
Q.S An Nisa 12
‫َو َلُك ْم ِنْص ُف َم ا َتَر َك َاْز َو اُج ُك ْم ِاْن َّلْم َيُك ْن َّلُهَّن َو َلٌد ۚ َفِاْن َك اَن َلُهَّن َو َلٌد َفَلُك ُم الُّر ُبُع ِمَّم ا َتَر ْك َن‬
‫ِم ْۢن َبْع ِد َو ِص َّيٍة ُّيْو ِص ْيَن ِبَهٓا َاْو َد ْيٍن ۗ َو َلُهَّن الُّر ُبُع ِمَّم ا َتَر ْك ُتْم ِاْن َّلْم َيُك ْن َّلُك ْم َو َلٌد ۚ َفِاْن َك اَن‬
‫َلُك ْم َو َلٌد َفَلُهَّن الُّثُم ُن ِمَّم ا َتَر ْك ُتْم ِّم ْۢن َبْع ِد َو ِص َّيٍة ُتْو ُصْو َن ِبَهٓا َاْو َد ْيٍن ۗ َو ِاْن َك اَن َر ُجٌل ُّيْو َر ُث‬
‫َك ٰل َلًة َاِو اْمَر َاٌة َّو َلٓٗه َاٌخ َاْو ُاْخ ٌت َفِلُك ِّل َو اِحٍد ِّم ْنُهَم ا الُّس ُد ُۚس َفِاْن َك اُنْٓو ا َاْكَثَر ِم ْن ٰذ ِلَك َفُهْم‬
‫ُش َر َك ۤا ُء ِفى الُّثُلِث ِم ْۢن َبْع ِد َو ِص َّيٍة ُّيْو ٰص ى ِبَهٓا َاْو َد ْيٍۙن َغْيَر ُمَض ۤا ٍّر ۚ َو ِص َّيًة ِّم َن ِهّٰللاۗ َو ُهّٰللا َع ِلْيٌم‬
‫َحِلْيٌۗم‬

Terjemahan
Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika
mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka
buat atau (dan setelah dibayar) utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu
tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang
kamu buat atau (dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki
maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka
bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara
seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu,
setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak
menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
Penyantun.

Q.S An Nisa 176


‫َيْسَتْفُتْو َنَۗك ُقِل ُهّٰللا ُيْفِتْيُك ْم ِفى اْلَك ٰل َلِةۗ ِاِن اْم ُر ٌؤ ا َهَلَك َلْيَس َلٗه َو َلٌد َّو َلٓٗه ُاْخ ٌت َفَلَها ِنْص ُف َم ا َتَر َۚك َو ُهَو َيِر ُثَهٓا‬
‫ِاْن َّلْم َيُك ْن َّلَها َو َلٌد ۚ َفِاْن َك اَنَتا اْثَنَتْيِن َفَلُهَم ا الُّثُلٰث ِن ِمَّم ا َتَر َكۗ َو ِاْن َك اُنْٓو ا ِاْخ َو ًة ِّر َج ااًل َّو ِنَس ۤا ًء َفِللَّذ َك ِر ِم ْثُل َح ِّظ‬
‫ࣖ اُاْلْنَثَيْيِۗن ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ْم َاْن َتِض ُّلْو اۗ َو ُهّٰللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌم‬

Terjemahan
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa
kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi
mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari
harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara
perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka
bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri
dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama
dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu
tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
2. Sebab dan Halangan Mewarisi
-. Sebab Mewarisi
>. Pernikahan
>. Nasab
Adanya hubungan darah yang mengikat antara orang yang meninggal dengan orang orang yang
akan mewarisi harta penggalannya.
>. Wala
Wala dapat terjadi jika seseorang tuan mempunyai kemurahan hati memerdekakan hamba
sahayanya.
>. Agama
Orang seagma (islam dengan islam) dapatt mewarisi harta saudaranya yang meninggal, yang
tidak mempunyai ahli waris sama sekali.

-. Halangan Waris Mewarisi


>. Pembunuhan
>. Perbedaan agama
>. Perbudakan

3. Furudul Muqaddarah
Syariat Islam menetapkan jumlah furudhul muqaddarah (bagian-bagian yang sudah ditentukan)
sejumlah 6 macam. Berdasarkan buku Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaruan Hukum
Positif di Indonesia (Edisi Revisi) oleh Moh. Muhibbin dan Abdul Wahid, furudhul muqaddarah
adalah sebagai berikut:

1. Dua per tiga (2/3)


a. Dua anak perempuan atau lebih, dengan ketentuan apabila si mayit tidak meninggalkan anak
laki-laki. Dengan kata lain mereka tidak bersama-sama dengan mus'ashshib-nya (orang yang
menjadikan ashabah)
b. Dua cucu perempuan pancar laki-laki atau lebih, dengan ketentuan apabila si mayit tidak
meninggalkan: anak dan cucu laki-laki
c. Dua orang saudari sekandung atau lebih, dengan ketentuan apabila si mayit tidak
meninggalkan: anak, cucu, bapak, kakek, dan saudara laki-laki sekandung
d. Dua orang saudari seayah atau lebih, dengan ketentuan apabila si mayit tidak meninggalkan:
anak perempuan kandung, cucu perempuan pencar laki-laki, saudari kandung, bapak, kakek, dan
saudara seayah

Adapun saudara-saudari tunggal ibu tidak termasuk ahli waris yang memiliki bagian dua per tiga
(2/3) andaikata ia seorang diri ia tidak menerima setengah (1/2) fardh (bagian).
2. Sepertiga (1/3)
a. Ibu, dengan ketentuan apabila si mayit tidak meninggalkan: anak, cucu, saudara-saudari lebih
dari seorang, sekandung atau seayah atau seibu saja.
b. Anak-anak ibu (saudara seibu atau saudara tiri bagi si mayit) laki-laki, maupun perempuan,
dua orang atau lebih, dengan ketentuan apabila si mayit tidak meninggalkan: anak, cucu, bapak,
dan kakek

3. Seperenam (1/6)
a. Ayah, dengan ketentuan apabila si mayit meninggalkan: anak dan cucu
b. Ibu, dengan ketentuan apabila si mayit meninggalkan: anak, cucu, dan saudara lebih dari
seorang
c. Kakek shahih, dengan ketentuan apabila si mayit meninggalkan: anak dan cucu
d. Nenek shahihah, dengan ketentuan apabila si mayit tidak meninggalkan: (tidak bersama-
sama) dengan ibu
e. Saudara seibu, laki-laki maupun perempuan apabila si mayit tidak meninggalkan: anak, cucu,
bapak, dan kakek
f. Cucu perempuan pancar laki-laki seorang atau lebih, apabila si mayit meninggalkan (bersama-
sama) dengan seorang anak perempuan
g. Seorang saudari seayah atau lebih, apabila si mayit meninggalkan saudara perempuan
sekandung, tidak lebih, dan tidak meninggalkan: anak laki-laki, cucu laki-laki, bapak, saudara
laki-laki sekandung, dan saudara laki-laki seayah

4. Setengah (1/2)
a. Seorang anak perempuan, dengan ketentuan apabila ia tidak bersama dengan anak laki-laki
yang menjadi mu'ashshib-nya (tidak ada anak laki-laki)
b. Seorang cucu perempuan pancar laki-laki, dengan ketentuan apabila ia tidak bersama-sama
dengan anak perempuan atau cucu laki-laki yang menjadi mu'ashshib-nya
c. Suami, dengan ketentuan apabila si mayit tidak meninggalkan: anak dan cucu
d. Seorang saudari sekandung, dengan keentuan apabila si mayit tidak meninggalkan: anak laki-
laki, cucu laki-laki, anak perempuan lebih dari seorang, cucu perempuan lebih dari seorang,
saudara laki-laki sekandung, bapak, dan kakek
e. Seorang saudari seayah, dengan ketentuan apabil si mayit tidak meninggalkan: anak laki-laki,
cucu laki-laki, anak perempuan lebih dari seorang, cucu perempuan lebih dari seorang, bapak,
kakek, saudara laki-laki sekandung, saudara perempuan sekandung, dan saudara laki-laki
sebapak

5. Seperempat (1/4)
a. Suami, dengan ketentuan apabila si mayit meninggalkan: anak dan cucu
b. Istri, dengan ketentuan apabila si mayit meninggalkan: anak dan cucu

6. Seperdelapan (1/8)
Istri, seorang atau lebih dengan ketentuan apabila si mayit meninggalkan: anak dan cucu
4. Cara Menghitung Warisan
Berdasarkan hukum waris Islam, contoh perhitungan atau kalkulator waris Islam adalah sebagai
berikut.

-. Jika suami meninggal dengan ahli waris ayah, ibu, istri, serta tiga anak (1 pria, 2 wanita). Maka
1/6 bagian milik ayah dan ibu, 1/8 bagian milik istri, dan sisanya untuk anak dengan bagian pria
2 : 1 wanita.
-. Jika ayah meninggal dengan ahli waris tiga anak pria, maka 1/3 bagian untuk tiap anak, atau
bisa langsung dibagi menjadi tiga.
-. Jika ibu meninggal dengan ahli waris suami, ibunya, dan anak pria, maka 1/4 bagian milik
suami, 1/6 bagian milik ibunya, dan sisanya untuk anak pria pewaris.

Diatas hanyalah contohnya

Anda mungkin juga menyukai