Nama :
ARIIBAH DHAIFUULAH ABIPRAYA 22110410044
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata waris berarti Orang yang berhak menerima
harta pusaka dari orang yang telah meninggal. Di dalam bahasa Arab kata waris berasal dari kata
ورثا-يرث- ورثyang artinya adalah Waris. Contoh, ورث اباهyang artinya Mewaris harta (ayahnya).
Waris menurut hukum Islam adalah hukum yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan yang
ditinggalkan seseorang yang meninggal serta akibatnya bagi para ahli warisnya. dan juga berbagai
aturan tentang perpidahan hak milik, hak milik yang dimaksud adalah berupa harta, seorang yang
telah meninggal dunia kepada ahli warisnya. Dalam istilah lain waris disebut juga dengan fara‟id.
Yang artinya bagian tertentu yang dibagi menurut agama Islam kepada semua yang berhak
menerimanya dan yang telah di tetapkan bagianbagiannya. Adapun beberapa istilah tentang waris
yaitu :
1. Waris adalah orang yang termasuk ahli waris yang berhak menerima warisan. Ada ahli waris
yang sesungguhnya yang memiiki hubungan kekerabatan yang dekat akan tetapi tidak berhak
menerima warisan. Dalam fiqih mawaris, ahli waris semacam ini disebut ini disebut Zawil alarham
2. Mawarrits, ialah orang yang diwarisi harta benda peninggalan. Yaitu orang yang meninggal baik
itu meninggal secara hakiki, secara taqdiry (perkiraan), atau melalui keputusan hakim. Seperti
orang yang hilang (al-mafqud), dan tidak tahu kabar beritanya setelah melalui pencaharian dan
persaksian, atau tenggang waktu tertentu hakim memutuskan bahwa ia dinyatakan meninggal
dunia melalui keputusan hakim.
3. Al-Irts, ialah harta warisan yang siap dibagi kepada ahli waris sesudah diambil untuk keperluan
pemeliharaan zenazah (tajhiz al-janazah), pelunasan utang, serta pelaksanaan wasiat.
4. Waratsah, ialah harta warisan yang telah diterima oleh ahli waris. Ini berbeda dengan harta
pusaka yang di beberapa daerah tertentu tidak bisa dibagi-bagi, karena menjadi milik kolektif
semua ahli waris.
5. Tirkah, ialah semua harta peninggalan orang yang meninggal dunia sebelum diambil untuk
kepentingan pemeliharaan zenazah, pelunasan utang, dan pelaksanaan wasiyat yang dilakukan
oleh orang yang meninggal ketika masih hidup
Menurut pakar hukum Indonesia, Prof.Dr. Wirjono Prodjodikoro (1976), hukum waris diartikan
sebagai hukum yang mengatur tentang kedudukan harta kekayaan seseorang setelah ia meninggal
dunia (pewaris), dan cara-cara berpindahnya harta kekayaan itu kepada orang lain (ahli waris)
Undang-undang yang Mengatur Hukum Waris Islam
Asas ini berdasarkan Pasal 174 Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa kelompok ahli
waris terbagi menjadi ahli waris menurut hubungan darah dan hubungan perkawinan.
Sumber utama dalam hukum Waris Islam adalah Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 11, 12, dan 176.
An-nisa ayat 11
ْ احدَة فَلَ َها النا
صف ۗ َو اِلَبَ َو ْي اه ْ س ۤاء فَ ْوقَ اثْنَتَي اْن فَلَهن ثلثَا َما ت ََركَ ۚ َوا ْان كَان
َت َو ا َ ّللا فا ْي ا َ ْو َِلداك ْم اللذك اَر امثْل َح اظ ْاِل ْنثَيَي اْن ۚ فَا ْان كن ناٰ صيْكم ي ْو ا
احد ام ْنه َما السُّدس امما ت ََركَ ا ْان َكانَ لَه َولَد ۚ فَا ْان ل ْم َيك ْن له َولَد و َو ارثَه ا َ َب ٰوه فَ اِل ام اه الثُّلث ۚ فَا ْان َكانَ لَه ا ْاخ َوة فَ اِل ام اه السُّدس الك ال َو ا
ّللاَ َكانَ َع اليْما َح اكيْماٰ ّللاا ۗ اان
ٰ َضة امنَ ص ْي با َها ا َ ْو دَيْن ۗ ٰابَ ۤاؤك ْم َوا َ ْبن َۤاؤك ۚ ْم َِل تَدْر ْونَ اَيُّه ْم اَ ْق َرب لَك ْم نَ ْفعا ۗ فَ ار ْي ام ْن بَ ْع اد َو ا
صية ي ُّْو ا
Artinya:
An-nisa ayat 12
صيْنَ با َها اَ ْو دَيْن صية ي ُّْو االربع امما ت ََر ْكنَ ام ْن بَ ْع اد َو ا ُّ صف َما ت ََركَ ا َ ْز َواجك ْم ا ْان ل ْم يَك ْن لهن َولَد ۚ فَا ْان َكانَ لَهن َولَد فَلَكم ْ ۗ َولَك ْم نا
َصية ت ْوص ْونَ با َها ا َ ْو دَيْن ۗ َوا ْان َكان الربع امما ت ََر ْكت ْم ا ْان ل ْم يَك ْن لك ْم َولَد ۚ فَا ْان َكانَ لَك ْم َولَد فَلَهن الثُّمن امما ت ََر ْكت ْم ام ْن بَ ْع اد َو ا
ُّ َولَهن
ث ام ْن َب ْع اد س فَا ْان كَان ْوا ا َ ْكثَ َر ام ْن ٰذلاكَ َفه ْم ش َرك َۤاء فاى الثُّل ا ۚ احد ام ْنه َما السُّدَرجل ي ُّْو َرث ك َٰللَة ا َ او ا ْم َراَة ولَه اَخ ا َ ْو ا ْخت فَ الك ال َو ا
ّللا َع اليْم َح الي ْۗم
ٰ ّللاا ۗ َو
ٰ َصية امن ضار ۚ َو ا ۤ َ صية ي ُّْوصٰ ى اب َها اَ ْو دَيْن َغي َْر م َو ا
Artinya:
Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika
mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat
atau (dan setelah dibayar) utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan
jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan
setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang
tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-
laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis
saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka
bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan
setelah dibayar) utangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuan
Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun.
An-nisa ayat 176
صف َما ت ََر ۚكَ َوه َو َي ارث َها ا ْان ل ْم َيك ْن ل َها َولَد ۚ فَا ْان كَانَتَا َ ّللا ي ْفتايْك ْم فاى ْالك َٰللَ اة ۗا اان ا ْمرؤا َهلَكَ لَي
ْ ْس لَه َولَد ولَه ا ْخت فَلَ َها نا ٰ َي ْست َ ْفت ْون َۗكَ ق ال
ش ْيء َ ّللا باك ال ُّ
ٰ َضل ْوا ۗ َو ّللا لَك ْم ا َ ْن ت ا ْ ۤ
ٰ ساء فَ اللذك اَر امثل َح اظ ْاِل ْنث َ َيي ۗ اْن ي َبيان ٰ
َ اثْنَتَي اْن فَلَه َما الثلث ان امما ت ََركَ ۗ َوا ْان كَان ْوا ا ْاخ َوة ار َجاِل ونا
ُّ
ࣖ َع اليْم
Artinya:
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu
tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai
saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang
ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika
dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara
laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
1. Budak
Seseorang yang berstatus budak tidak berhak mendapat warisan sekalipun dari saudaranya. Karena
segala sesuatu yang menjadi milik seorang budak adalah milik langsung tuannya.
2. Pembunuhan
Ahli waris yang membunuh seorang ahli waris (misalnya anak laki-laki membunuh ayahnya) tidak berhak
atas harta warisan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
“Tidak ada seorang pembunuh pun berhak mewarisi harta orang yang dibunuhnya.”
3. Perbedaan Agama
Seorang muslim tidak dapat mewaris atau diwariskan kepada non muslim, apapun agamanya. Hal ini
dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya sendiri :
“Tidaklah benar seorang muslim mewarisi orang kafir dan seorang kafir tidak mewarisi seorang muslim.”
(Laporan Bukhari dan Muslim).