Anda di halaman 1dari 2

Zaskia Andriyana 12 Ips 2

Soal Essay

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu mawarits? Ilmu mawaris biasa disebut dengan ilmu
faraidh, yaitu ilmu yang membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan harta
warisan, yang mencakup masalah-masalah orang yang berhak menerima warisan, bagian
masing-masing dan cara melaksanakan pembagiannya, serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan ketiga masalah tersebut.

2. Apa yang dimaksud dengan dzawil furud dan asabah? Zawil Furudh adalah kelompok
ahli waris yang menerima bagian tertentu. Besarnya bagian yang diterima ditentukan
dalam Alquran dan hadist. Ashabah adalah kelompok yang menerima sisa pembagian
ashab al-furuiid. Ahli waris ini tidak ditentukan bagiannya, melainkan menghabiskan sisa
harta.

3. Mengapa kita harus menerfapkan ilmu mawarits? Mawaris adalah salah satu ilmu
penting dalam syariat Islam, hal ini karena berkaitan dengan prinsip mengenai pembagian
warisan kepada ahli waris. Ilmu mawaris digali supaya bisa melakukan pembagian harta
kepada ahli waris yang berhak menerimanya sesuai ketentuan Islam. Agar diketahui secara
jelas penerima harta warisan yang ditinggalkan pewaris beserta jumlah bagian yang
didapatkannya.

4. Tuliskan dasar hukum penerapan ilmu mawarits, lengkap dengan arti dan
penjelasannya? Quran Surah An-Nisa ayat 11-12
‫ُيۡو ِص ۡي ُك ُم الّٰل ُه ِفۤۡى َاۡو اَل ِد ُك ۡم‬ ‫ِللَّذ َك ِر ِم ۡث ُل َح ِّظ اُاۡلۡن َثَيۡي ِن ۚ َفِاۡن ُك َّن ِنَس ٓاًء َفۡو َق اۡث َنَتۡي ِن َفَلُهَّن ُثُلَثا َم ا َتَر َك ۚ َو ِاۡن َكاَنۡت َو اِح َد ًة َفَلَها‬
‫الِّنۡص ُف ؕ َو َاِل َبَو ۡي ِه ِلُك ِّل َو اِح ٍد ِّم ۡن ُهَم ا الُّسُد ُس ِمَّم ا َتَر َك ِاۡن َك اَن َلٗه َو َلٌد ۚ َفِاۡن َّلۡم َيُكۡن َّلٗه َو َلٌد َّو َو ِر َثۤٗه َاَبٰو ُه َفُاِلِّمِه الُّثُلُث ؕ َفِاۡن‬
‫َك اَن َلۤٗه ِاۡخ َو ٌة َفُاِلِّمِه الُّسُد ُس ِم ۢۡن َبۡع ِد َو ِص َّيٍة ُّيۡو ِص ۡى ِبَهۤا َاۡو َد ۡي ٍن ؕ ٰا َبٓاُؤ ُك ۡم َو َاۡب َنٓاُؤ ُك ۡم ۚ اَل َتۡد ُر ۡو َن َاُّيُهۡم َاۡق َر ُب َلـُك ۡم َنۡف ًعاؕ َفِر ۡي َض ًة‬
١١ ‫ِّم َن الّٰل ِه ؕ ِاَّن الّٰل َه َك اَن َع ِلۡي ًم ا َح ِك ۡي ًم ا‬
۞ ‫َو َلـُك ۡم ِنۡص ُف َم ا َتَر َك َاۡز َو اُج ُك ۡم ِاۡن َّلۡم َيُكۡن َّلُهَّن َو َلٌد ۚ َفِاۡن َك اَن َلُهَّن َو َلٌد َفَلـُك ُم الُّر ُبُع ِمَّم ا َتَر ۡك َن ِم ۢۡن َبۡع ِد َو ِص َّيٍة ُّيۡو ِص ۡي َن‬
‫ِبَهۤا َاۡو َد ۡي ٍن ؕ َو َلُهَّن الُّر ُبُع ِمَّم ا َتَر ۡك ُتۡم ِاۡن َّلۡم َيُكۡن َّلُك ۡم َو َلٌد ۚ َفِاۡن َك اَن َلـُك ۡم َو َلٌد َفَلُهَّن الُّثُم ُن ِمَّم ا َتَر ۡك ُتۡم ِّم ۢۡن َبۡع ِد َو ِص َّيٍة ُتۡو ُص ۡو َن‬
‫ِبَهۤا َاۡو َد ۡي ٍن ؕ َو ِاۡن َك اَن َر ُج ٌل ُّيۡو َر ُث َك ٰل َلًة َاِو اۡم َر َاٌة َّو َلۤٗه َاٌخ َاۡو ُاۡخ ٌت َفِلُك ِّل َو اِح ٍد ِّم ۡن ُهَم ا الُّسُد ُس ۚ َفِاۡن َك اُنۤۡو ا َاۡك َثَر ِم ۡن ٰذ ِلَك َفُهۡم‬
١٢ ؕ ‫ُش َر َك ٓاُء ِفى الُّثُلِث ِم ۢۡن َبۡع ِد َو ِص َّيٍة ُّيۡو ٰص ى ِبَهۤا َاۡو َد ۡي ٍن ۙ َغ ۡي َر ُمَض ٓاٍّر ۚ َو ِص َّيًة ِّم َن الّٰل ِه ؕ َو الّٰل ُه َع ِلۡي ٌم َح ِلۡي ٌم‬
Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-
anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak
perempuan.1 Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka
bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu
seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua
ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang
meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia
diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga.
Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat
seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang
dibuatnya atau (dan setelah dibayar) hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu,
kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini
adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-
istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai
anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi)
wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) hutangnya. Para istri memperoleh
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu
tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) hutang-
hutangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-
laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua
jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang,
maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat)
yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada
ahli waris).1 Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun.

Anda mungkin juga menyukai