Anda di halaman 1dari 3

Soal UAS Hukum Islam 2024

Matakuliah: Hukum Islam

Semester : 7

Jurusan: PPKN

Dosen: Mardi Hadi, Lc., S.S., M.Hum

1. Sebutkan 3 rukun pewarisan di dalam Islam!


2. Sebutkan 3 sebab-sebab pewarisan di dalam Islam!
3. Sebutkan dalil di dalam Al-Qur’an mengenai pembagian harga warisan dua berbanding satu
antara laki-laki dan perempuan!
4. Menurut Prof. Dr. Syeikh Ali Gum’ah dalam buku karyanya yang berjudul Qadlāyatu al-Mar
ati fi al-Fiqhi al- Islami bahwa perbedaan hak waris lebih disebabkan oleh tiga hal, Sebutkan
3 hal tersebut!
5. Pada suatu hari sepasang suami isteri dalam perjalanan menuju ke Kota Jakarta dengan
tujuan bersilaturrahim dengan keluarga, setelah perjalanan 125 Km terjadilah kecelaan
dimana korban yang meninggal adalah suami. Suami meninggalkan ahli waris seorang isteri,
10 orang anak Lk dan 5 orang anak perempuan. Hitunglah berapa masing-masing ahli waris
mendapatkan harta warisan, jika harta bersama suami dan isteri 500 juta!
Nama : Deni Setiawan

NIM : 41032161200022

Matkul : Hukum Islam

Jawaban

1. Dalam hukum islam rukun pewarisan Atau warisan yang telah dipelajari itu ada 3, hal ini juga
disebutkan oleh Dr. Musthafa Al-Khin ada 3 (tiga) yakni:
 Orang yang mewariskan (al-muwarrits), yakni mayit yang diwarisi oleh orang lain
yang berhak mewarisinya.
 Orang yang mewarisi (al-wârits), yaitu orang yang bertalian dengan mayit dengan
salah satu dari beberapa sebab yang menjadikan ia bisa mewarisi.
 Harta warisan (al-maurûts), yakni harta warisan yang ditinggalkan mayit setelah
kematiannya.
2. Setelah yang dipelajari selama perkuliahan bahawasanya untuk pewarisan dalam islam itu
ada 3 sebab -sebab hal ini di perjelas Dalam kajian fikih Islam hal-hal yang menyebabkan
seseorang mendapatkan warisan ada 4 yaitu:
 Sebab Nasab atau hubungan kekerabatan (al-qarabah),
 Sebab pernikahan yang sah (al-musaharah),
 Sebab wala’ atau sebab jalan memerdekakan budak (al-wala’)
Namun untuk sebab karena memerdekakan budak sudah tidak berlaku Iagi untuk sekarang,
karena praktik perbudakan ini hanya ada pada masa Rasulullah SAW.
3. Mengenai pembagian warisan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1 berdasarkan Q.S.
An-Nisa (4) : 11. Berikut dalil nya

‫ُيْو ِص ْي ُك ُم ُهّٰللا ِفْٓي َاْو اَل ِد ُك ْم ِللَّذ َك ِم ْث ُل َح ِّظ اُاْلْنَث َي ْي ِۚن َف ِاْن ُك َّن ِنَس ۤا ًء َف ْو َق اْث َنَت ْي َف َلُهَّن ُثُلَث ا َم ا َت َر َۚك َو ِاْن َك اَنْت َو اِحَد ًة َف َلَه ا الِّن ْص ُۗف‬
‫ِن‬ ‫ِر‬
‫ُۚث‬
‫َو َاِلَبَو ْيِه ِلُك ِّل َو اِحٍد ِّم ْن ُهَم ا الُّسُدُس ِمَّما َت َر َك ِاْن َك اَن َلٗه َو َلٌۚد َف ِاْن َّلْم َي ُك ْن َّلٗه َو َلٌد َّو َو ِر َثٓٗه َاَب ٰو ُه َف ُاِلِّمِه الُّثُل َف ِاْن َك اَن َلٓٗه ِاْخ َو ٌة َف ُاِلِّمِه‬
‫الُّسُدُس ِم ْۢن َب ْع ِد َو ِص َّيٍة ُّيْو ِص ْي ِبَه ٓا َاْو َد ْي ٍۗن ٰا َب ۤا ُؤ ُك ْم َو َاْب َن ۤا ُؤ ُك ْۚم اَل َتْد ُرْو َن َاُّيُهْم َاْق َر ُب َلُك ْم َن ْف ًع ۗا َف ِر ْي َض ًة ِّم َن ِۗهّٰللا ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ِلْيًما‬
‫( َح ِكْيًما‬An Nisa ayat 11)

Artinya : Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk)


anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak
perempuan. Jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, bagian
mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja,
dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Untuk kedua orang tua, bagian masing-
masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak.
Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua orang tuanya
(saja), ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara,
ibunya mendapat seperenam. (Warisan tersebut dibagi) setelah (dipenuhi) wasiat yang
dibuatnya atau (dan dilunasi) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu
tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah
ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (AN
Nisa 4:11)
4. Perbedaan Hak waris Menurut Prof. Dr. Syeikh Ali Gum’ah dalam buku karyanya yang
berjudul Qadlāyatu al-Mar ati fi al-Fiqhi al- Islami yaitu :
 Dzul-Faraidh (Ashabul Furudh/Dzawil Furudh)
Dzul-Faraidh adalah kelompok ahli waris yang menerima bagian pasti dalam
pembagian warisan. Bagian mereka sudah ditentukan berdasarkan hukum Islam.
Contohnya, seorang ayah memiliki hak pasti atas 1/3 bagian warisan jika pewaris
memiliki anak, atau 1/6 bagian jika pewaris memiliki anak.
Dzul-Faraidh adalah kelompok yang memiliki prioritas dalam pembagian, dan bagian
mereka dikeluarkan terlebih dahulu sebelum warisan dibagi kepada kelompok lain
(‘ashabah).
 Dzul-Qarabat ('Ashabah)
Kelompok ahli waris Dzul-Qarabat mendapatkan bagian yang tidak pasti dalam
pembagian warisan. Bagian mereka akan menjadi sisa setelah bagian Dzul-Faraidh
dikeluarkan. Hubungan kekerabatan dengan pewaris bisa melalui garis keturunan
laki-laki maupun perempuan. Mereka termasuk dalam kelompok ahli waris yang
menerima bagian sisa setelah hak Dzul-Faraidh dipenuhi.
 Dzul-Arham (Dzawil Arham)
Dzul-Arham adalah kelompok ahli waris yang muncul sebagai ahli waris jika
kelompok Dzul-Faraidh dan Dzul-Qarabat tidak ada. Mereka merupakan kerabat
jauh yang akan mendapatkan warisan jika tidak ada ahli waris dari kelompok
sebelumnya.

5. Hitung Warisan
Harta Bersama = Rp. 500.000.000.00-, berarti di bagi dengan Harta istri 50% : 50 %
Harta istri 50% = Rp. 250.000.000.00-,
Harta suami 50% = Rp. 250.000.000.00-,

Warits Bagian
Istri 1/8 30 30 30/240
10 Anak Laki-laki A 210 7/10 7/10
5 Anak Perempuan A 210 7/40 7/40

 Istri
= 30/240 x 250.000.000
= Rp. 31.250.000

 Anak Laki laki


= 7/10 x 250.000.000
= Rp. 17.500.000

 Anak Perempuan
=7/40 x 250.000.000
= Rp. 8.750.000

Anda mungkin juga menyukai