PENDAHULUAN
dari hal yang bersifat umum lalu dikhususkan, tetapi juga bisa berpacu
berasal dari kata paham yang mendapatkan imbuhan pe- dan –an yang
1
kemampuan manusia dalam berpikir logis, kreatif, sistematis, analisis,
seseorang. Cerdas itu berarti memiliki ilmu yang dapat digunakan untuk
baik itu dalam persoalan ekonomi, sosial, ataupun persoalan yang lainya.
Ilmu Fiqih.
adalah Ilmu Faro’idh atau juga biasa disebut dengan Ilmu Mawaris. Ilmu
besar bagian-bagian yang diterima ahli waris dari harta yang ditinggalkan
2
Ilmu Faro’idh sendiri sangat penting dalam kehidupan manusia
berdosa.
3
ahli waris telah dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Nisa’ ayat 12 dan
ان لَه َُّن َ ۚد فَِإن َكٞ َك َأ ۡز ٰ َو ُج ُكمۡ ِإن لَّمۡ يَ ُكن لَّه َُّن َول َ ف َما تَ َر ُ ص ۡ ِ۞ولَ ُكمۡ ن َ
ين بِهَ[[ٓا َأ ۡو َد ۡي ۚ ٖن َ [ ُوصِ ص [ي َّٖة ي ِ [رك َن ِم ۢن بَ ۡع[ ِد َوۚ ۡ َ [َ[د فَلَ ُك ُم ٱلرُّ بُ [ ُع ِم َّما تٞ [ََول
[د فَلَه َُّنٞ [َ[ان لَ ُكمۡ َول َ [ۚد فَ [ِإن َكٞ ََولَه َُّن ٱلرُّ بُ ُع ِم َّما تَ َر ۡكتُمۡ ِإن لَّمۡ يَ ُكن لَّ ُكمۡ َول
َ [ون بِهَ[[ٓا َأ ۡو َد ۡي ٖۗن َوِإن َك
[ان َ [ وص ُ ُص [ي َّٖة ت ِ [ر ۡكتُمۚ ِّم ۢن بَ ۡع[ ِد َو َ [َٱلثُّ ُم ُن ِم َّما ت
ت فَلِ ُك [ ِّل ٰ َوحِ ٖد ِّم ۡنهُ َم[[اٞ ة َولَ ٓۥهُ َأ ٌخ َأ ۡو ُأ ۡخٞ ث َك ٰلَلَ [ةً َأ ِو ٱمۡ [ َرَأ ُ [ورَ [ُ[ل ي ٞ [َر ُج
ث ِم ۢن بَ ۡع[ ِد ِ ۚ ُلِك فَهُمۡ ُش[ َر َكٓا ُء فِي ٱلثُّل ٰ
َ [ر ِمن َذ َ [َسُ فَ[ِإن َك[[انُ ٓو ْا َأ ۡكث ۚ ٱلس[ ُد
ُّ
ص[ي َّٗة ِّم َن ٱهَّلل ۗ ِ َوٱهَّلل ُ َعلِي ٌم َ ُوص ٰى بِهَ[[ٓا َأ ۡو َد ۡي ٍن َغ ۡي[ َر ُم
ِ ض[ٓا ۚ ٖ ّر َو َ صي َّٖة ي ِ َو
١٢ يمٞ َِحل
12. Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika
isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat
dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka
buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh
seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat
yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika
seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan
(seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu
seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari
seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah
dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya
dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan
yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan
Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.
Ketentuan bagian yang berhak diterima oleh ahli waris pada ayat
4
ketentuannya dalam ketentuan Al-Qur’an dan Hadits) ahli waris
Bagian ibu seperenam (1/6) berarti satu bagian, bagian ayah seperenam
(1/6) berarti satu bagian, bagian anak perempuan tiga per enam (3/6)
anak laki-laki seperenam (1/6), sebagai penyempurna dua per tiga berarti
satu bagian. Dalam contoh ini tidak ada 'aul, sebab masalahnya sesuai
dengan fardh yang ada.. Pemberlakuan ‘aul dan radd ini tidak
adanya ‘aul dan radd tetap terjaga dengan baik. Perhatikan bahwa bagian
3 4
suami adalah dan bagian dua saudara kandung perempuan .
6 6
3 4
mendapat dan dua saudara perempuan kandung mendapat bagian .
7 7
5
Perbandingan bagian mereka tetap 3 : 4. Dari sini jelaslah bahwa
bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu masalah yang sering dihadapi
pelajaran matematika itu sangat membosankan dan tidak menarik. Hal ini
tentang materi yang disampaikan guru. Mereka takut ataupun malu dan
6
pengamatan yang di lakukan melalui observasi kelas pada siswa MTs Al-
B. Identifikasi Masalah
7
3. Siswa kurang penguasaan materi pecahan
C. Batasan Masalah
Al-Amanah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
b. Bagi Siswa
matematika.
c. Bagi Peneliti
9
BAB II
A. Landasan Teori
1. Kajian Teoritis
a. Hakikat Matematika dan pembelajaran matematika
diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika terdiri dari observasi,
10
dari orang lain, memperlakukan orang lain sederajat, kepercayaan
menetukan awal waktu sholat, awal bulan, awal tahun, bahkan arah
menciptakan segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya, salah satu adalah
keilmuan matematika.
secara sistematik
11
4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan
12
Dari beberapa definisi di atas, kita dapat mengambil sedikit gambaran dari
karena pengertian matematika dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Bisa dari sudut pandang yang sederhana hingga definisi yang kompleks, dan itu
obyek itu merupakan obyek pikiran, obyek dasar itu meliputi: (1) Fakta, (2)
Konsep, (3) Operasi ataupun relasi, (4) Prinsip. Dari obyek dasar itu dapat
dalam mendefinisikan.
13
3. Berpola pikir deduktif
berpangkal dari hal yang bersifat umum yang diterapkan atau diarahkan kepada
dengan tanda (+) belum tentu berarti operasi penjumlahan untuk dua bilangan.
Jadi huruf dan tanda dalam model masih kosong dari arti, tergantung kepada
diperlukan kejelasan dalam lingkup apa model itu dipakai. Bila lingkup
pembicaraan. Benar dan salahnya ataupun ada dan tidaknya penyelesaian suatu
14
6. Konsistensi dalam semestanya
kaitan satu sama lain, tetapi juga ada sistem yang terlepas satu sama lain.
geometri. Sistem aljabar dan geometri dipandang terlepas satu sama lain, tetapi
di dalam sistem aljabar sendiri terdapat beberapa sistem yang lebih “kecil”
yang terkait satu sama lain. Disinilah salah satu kekonsistennya dalam
sistemnya.
dan simbol-simbol tersebut tidak dapat diartikan secara langsung, harus melihat
matematika sendiri, tidak ada definisi yang benar-benar disepakati oleh para
ahli, karena mereka melihat matematika dari sudut pandang yang berbeda-beda
15
b. Bilangan Pecahan
a
Bilangan yang membentuk , dimana “A” adalah terbagi/pembilang
b
pecahan ini adalah dengan menggunakan kata “per”, jadi bilangan pecahan
pada contoh di atas dibaca “A per B”. Khusus untuk nilai pembilangnya 1,
maka umumnya dibaca dengan kata depan “seper”. Jadi jika ada bilangan
pecahan “1/3” maka ia dapat dibaca “sepertiga” atau bisa juga dibaca “satu per
tiga”. Juga khusus untuk bilangan pecahan 1/2, selain dapat dibaca dengan kata
“seperdua” atau “satu per dua”, seringkali ia dibaca juga dengan kata “separo”,
16
menunjukkan hasil semakin kecil. Namun, dengan menggunakan
ketidakpahaman tersebut.
a b a+b a b a−b
+ = (penjumlahan) dan − = (pengurangan)
c c c c c c
Contoh :
18 9 27 28 9 19
+ = − =
12 12 12 12 12 12
mencari KPK-nya.
Contoh :
18 9
+ =¿ …
12 6
18 9 18 x 1 9 x 2 18 18 18+18 36
+ =¿ + =¿ + =¿ =
12 6 12 x 1 6 x 2 12 12 12 12
18 9 36
Maka, + =¿
12 6 12
1) Perkalian Pecahan
17
Pecahan antar pecahan dilakukan dengan cara mengalikan suku- suku
a b ax b
x = : c dan d ≠ 0
c c cxd
Contoh :
7 5 7 x 5 35
x = =
9 6 9 x 6 54
2) Pembagian Pecahan
pembagi.
a b a d axd
: = x =
c d c b cxb
Contoh :
5 9 5 4 20
: = x =
7 4 7 9 63
c. Ilmu Faraidh
1. Pengertian
Al-Quran mengatur hukum waris secara terperinci. Hal ini dapat dimengerti
karena setiap orang pasti akan berhubungan dengan warisan, dan kalau tidak
18
di berikan ketentuan pasti akan menimbulkan sengketa diantara para ahli
waris.
Kifayah, artinya kalua dalam suatu masyarakat atau perkampungan tidak ada
Akan tetapi, jika ada yang mempelajari, walau hanya satu orang atau dua
diantaranya adalah :
Kekeluargaan
Perkawinan
Terdapat 15 Ahli waris laki-laki yang telah menjadi ijma’ para Ulama,
yaitu:
19
1. Anak Laki-laki
wanita
3. Bapak
4. Kakek dari pihak bapak dan laki-laki generasi di atasnya yang tidak
11. Paman seayah (saudara laki-laki seayah, baik adik maupun kakak
ayah)
14. Suami
budak perempuan
20
Jika 15 Orang di atas semuanya ada maka yang dapat harta waris dari
mereka hanya 3 orang saja, yaitu : Bapak, Anak laki-laki dan suami.
Ulama, yaitu :
1. Anak Perempuan
3. Ibu
5. Nenek (ibu dari ibu). Nenek, baik ibu dari ayah maupun ibu
9. Istri
21
10. Perempuan yang memerdekakan budak, baik budak laki-laki
Jika 10 orang di atas semuanya ada maka yang dapat harta waris dari
mereka hanya 5 orang saja, yaitu : Istri, anak perempuan, anak perempuan
5. Ashhabul furudh
tersebut kepada ahli waris yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an secara jelas,
kepada ahli waris lainnya, dimana mereka yang mendapatkan sisa harta waris
ini disebut juga sebagai ashabah. Namun jika tidak ada satupun ashbabul
furudh, maka ashabah ini akan mendapatkan seluruh harta waris yang ada.
mendapatkan harta waris secara fardh, yakni mendapatkan bagian waris secara
tetap sebagaimana yang sudah Allah tetapkan di dalam Al-Qur’an secara jelas.
1 1 1 1 1 2
Bagian-bagian tersebut adalah , , , , , dan perinciannya ialah
2 4 3 6 8 3
sebagai berikut :
22
1
1) Furudh , ahli waris yang mendapat furudh ini adalah :
2
1
2) Furudh , ahli waris yang menerima furudh ini adalah :
4
1
3) Furudh , ahli waris yang menerima furudh ini adalah :
3
1
4) Furudh , ahli waris yang menerima furudh ini adalah :
6
1
5) Furudh , ahli waris yang menerima furudh ini adalah :
8
dari seorang
23
2
6) Furudh , ahli waris yang menerima furudh ini adalah :
3
ahli waris yang bagiannya sudah tertentu, sebagaimana dijelaskan dalam fasal
empat kelompok:
1) Ahli waris yang menerima sebagai dzawil furudh saja dan tidak akan
perempuan seibu, ibu, nenek dari pihak bapak, nenek dari pihak ibu
atau mungkin sama sekali tidak menerimanya, yaitu: anak laki-laki, cucu
paman sebapak.
24
3) Ahli waris ada kalanya sebagai dzawil furudh dan adakalanya ashobah,
4) Ahli waris yang ada kalanya menerima bagian sebagai dzawil furudh,
seibu.
orang lain (yaitu laki-laki) untuk menjadikan mereka ashabah dan untuk
25
cucu perempuan, tidak ada anak laki-laki atau cucu laki-laki, dan tidak
7. Hijab
waris, namun karena posisinya terhalang (terhijab) oleh keberadaan ahli waris
yang lain,maka dia menjadi tidak berhak lagi untuk menerima harta warisan
mendapatkan warisan sama sekali karena ada ahli waris yang lebih
melebihi nilai 1, sehingga di antara ashhabul furudh tersebut ada yang belum
menerima bagian yang semestinya. Maka dalam keadaan seperti ini kita harus
26
Misalnya bagian seorang suami yang semestimmnya mendapat 1/2 dapat
dinaikkan, dari 6 menjadi 9. Maka dalam hal ini seorang suami yang
semestinya mendapat bagian 3/6 (1/2) hanya memperoleh 3/9 (1/3). Begitu
pula halnya dengan ashhabul furudh yang lain, bagian mereka dapat
Sarwat,2017:206)
tiap-tiap bagian.
bertambahnya bagian para ahli waris. Hal ini disebabkan sedikitnya ashhabul
sehingga disana ada harta warisan yang masih tersisa, sementara tidak ada
seorangpun ashabah disana yang berhak menerima sisa harta waris. Maka
27
pembaginya sehingga seluruh harta waris dapat mencukupi jumlah ashhabul
Bila dalam pembagian harta waris tidak ada ketiga syarat tersebut maka
penyelesaiannya adalah:
Furudh
Dan jika diantara para ahli waris terdapat seorang yang ditolak menjadi
28
29
d. Penerapan Bilangan Pecahan dalam Menyelesaikan Masalah Harta
Waris
Sistem asal masalah ini ialah suatu cara penyelesaian pembagian harta
Persekutuan Terkecil (KPK) yang dapat dibagi oleh setiap penyebut fard pada
1 1
ahli waris yang ada. Misalnya jika fard-fard para ahli waris terdiri dari , ,
2 3
2
, maka asal masalahnya adalah angka 6, karena angka 6 ini adalah angka
3
kelipatan terkecil yang dapat dibagi oleh masing-masing penyebut 2,3,3. Dan
1 1 1
jika fard –fard ahli waris , , maka asal masalahnya adalah 24, karena
8 6 4
tadi (8,6,4).
ashabah
furudhul muqaddarah
30
4) Dicari saham masing-masing (diperoleh dari hasil perkalian furudhul
saham
Contoh Kasus :
Ahli waris terdiri dari suami, ibu, 1 saudara laki-laki kandung dan
31
Suami :
3 x 12 milyar
= 6 milyar
6
Ibu :
2 x 12milyar
= 4 milyar
6
1 sdr lk kandung
1 x 12milyar
: = 2 milyar
6
b. Sistem Perbandingan
maupun ashabah.
3) Mencari angka yang utuh (hasil perkalian fard -fard dengan KPK)
5) Mencari nilai 1 dari jumlah bilangan yang utuh (harta benda dibagi
Contoh :
32
Ahli Waris terdiri dari : suami, ibu dan 1 saudara laki-laki sekandung
Langkah-langkahnya :
1 1
2) Suami ( ), ibu ( ), saudara laki-laki kandung (Ashobah Bin
2 3
Nafsi)
1 1
3) KPK dari 2 dan 3 adalah 6, maka x 6=3 , x 6=2dan ABN
2 3
4) 3 + 2 + 1 = 6
persoalan ilmu mawaris seperti yang tergambar di atas. Oleh sebab itu,
mengenai kaidah operasi bilangan pecahan dan tak lupa juga untuk
33
3. Kajian Empiris
11,53% dan 16,07%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
kurang dalam pemahaman untuk merinci bagian bagian ahli waris dalam
kitab faro’id.
(2012). dengan peneliti adalah pada bagian rumusan masalah yang diberikan
dan juga pada variabel terikatnya. Rumusan masalah yang diberikan oleh
Nurul adalah: (1) bagaimana tingkat penguasaan materi pecahan siswa, (2)
variabel terikat yang diteliti oleh Nurul adalah kemampuan siswa dalam
34
Mawaris(studi kasus pada siswa kelas XI MAN 1 Cirebon) Jurusan
lain.
35
B. Kerangka Pikir
Faroidh merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati siswa
MTs Al-Amanah. Banyak faktor yang menyebabkan mata pelajaran ini kurang
aljabar.
konsep bilangan siswa terhadap penyelesaian harta waris. Maka dari itu peneliti
Hasil dari tes tentang kedua kemampau tersebut diharapkan ada pengaruh
harta waris.
Secara garis besar kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
36
Bagan 1.
Kerangka Pikir
Keterangan :
- - - - - - - - = Ada pengaruh terhadap penyelesaian Harta Waris
= Tahapan Pengujian
37
C. Hipotesis
Ý= a + bX
(Sugiyono, 2009:204)
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret 2020 sampai dengan Agustus
2020,semester genap tahun ajaran 2020/2021 di kelas IX MTs Al-Amanah
Pesantren Liabuku Baubau.
39
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX MTs Al-
teknik sampling jenuh, karena seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai
Table 3.1
Jumlah Siswa kelas IX MTs Al-Amanah
tahun ajaran 2020/2021
No Kelas Jumlah Siswa
1 IX A 30 Siswa
2 IX B 30 Siswa
3 IX C 30 Siswa
a. Analiis Korelasi
antara dua variabel. Hubungan antara variabel tersebut bukanlah dalam arti
40
dengan :
n = Jumlah Sampel
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
0,20 ≤ R ≤ 0,39 maka hubungan antara kedua variabel rendah atau lemah
0,60 ≤ R ≤ 0,79 maka hubungan antara kedua variabel tinggi atau kuat
0,80 ≤ R ≤ 1,00 maka hubungan antara kedua variabel sangat tinggi atau
sangat kuat
Instrument tes dalam peneitian ini berupa tes uraian yang terdiri atas 5
soal bilangan pecahan dan 5 soal persoalan Faraidh. Pertama-tama soal tersebut
41
42
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Butir Soal Tahap 2
soal valid jika r_hitung > r_tabel. Dari perhitungan dengan SPSS diperoleh
43
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Butir Soal Tahap 2
Untuk ukuran data sebanyak n=60 responden, dan r_tabel-nya 0,254. Item soal
valid jika r_hitung > r_tabel. Dari perhitungan dengan SPSS diperoleh seluruh item
44
b. Uji Reliabilitas
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Karena itu reliabilitas alat itu merupakan syarat
mutlak untuk menentukan pengaruh variable yang satu terhadap variable yang
lain. Selain itu reliability ini juga merupakan syarat bagi validitas suatu tes.
Keterangan :
dengan rtabel yang sesuai dengan jumlah responden dan taraf nyata dengan
45
0,00> r ≤ 0,199 tingkat reliabilitas sangat rendah
program IBM SPSS versi 24.0 dengan uji keterandalan teknik Alpha
Cronbach. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu tes
reliabilitas pada instrument tersebut pada butir soal yang valid. Uji reliabilitas
Instrument yang baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten untuk
butir soal di peroleh r11= 0,254 dan rtabel= 0,703. Untuk lebih jelasnya dapat
46
1. Uji Reliabilitas Bilangan Pecahan
Nilai Cronbach Alpha = 0.753. Nilai ini masuk dalam kategori tingkat
reabilitas kuat.
Nilai Cronbach Alpha = 0.703. Nilai ini masuk dalam kategori tingkat
reabilitas kuat.
47
c. Analisis Tingkat Kesukaran
pada butir soal nomor 1 sampai 5 berada pada rentan nilai 0,61 ≤ TK ≤0,70
kesukaran soal tes kemampuan penyelesaian harta waris pada butir soal nomor
1 sampai 5 berada pada rentang nilai 0,57 ≤ TK ≤0,70 yang berarti sedang,.
Instrumen penelitian (soal) yang telah dinyatakan valid dan reliabel yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Tes yang diujikan ada 2 yaitu tes tentang
Faraidh/harta waris.
normalitas dan uji linearitas data, karena bila asumsi-asmsi ini terpenuhi atau
paling tidak penyimpangan terhadap data sedikit, maka uji regresi bisa
dilakukan.
48
Kegiatan dalam analisis data menurut Sugiyono (2011: 206) meliputi:
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
menjawab semua analisis data tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat.
menguji hipotesis.
a. Uji Normalitas
terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini akan
b. Uji Linearitas
dan variabel terikat terbentuk linier atau tidak, yaitu jika harga p > 0,05 maka
variabel bebas dan variabel terikat memiliki linearitas, namun jika p < 0,05
49
50
2. Uji Hipotesis
variable teikat (Y), dan nilai terikat berdasarkan nilai variabel bebas (X) yang
Y = a + bX
(Sugiyono, 2009:204)
Keterangan :
51
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada Y berdasarkan nilai X.
sebagai berikut :
r √ n−2
t:
√ 1−r 2
c. Membuat criteria uji dan mengambil keputusan
T-test yang digunakan untuk menguji dua sampel, apakah mempunyai rata-rata
yang berbeda secara nyata atau tidak dengan hipotesis sebagai berikut:
persoalan faraidh.
persoalan faraidh
52
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
tanggal 30 Juni 2020 dengan mengambil kelas IX sebagai populasi dan juga
dan setelah melakukan tes. Peneliti pun mengutarakan tujuan utama masuk ke
dalam kelas tersebut dan mereka pun memahami tujuan peneliti. Para siswa
antusias dalam mengerjakan instrumen tes yang diberikan peneliti. Dan setelah
selesai penelitian, tak lupa peneliti berterima kasih kepada para siswa karena
dengan data-data yang terkait dengan penelitian ini. Adapun data-data tersebut
diambil dari tes yang telah diberikan pada responden sebagai sampel penelitian.
Peserta didik yang mengikuti tes uji coba instrument sebanyak 60 siswa, tes uji
pekerjaan peserta didik dianalisis validitas, uji korelasi dengan hasil nilai raport
53
semester terakhir. Sehingga instrument dapat diketahui valid dan tidaknya,
kemudian di ujikan pada kelas yang dijadikan sebagai kelas sampel yaitu kelas
IX A dan IX B. Data yang didapat dari kelas inilah yang menjadi data pokok
untuk diuji regresi yang merupakan uji untuk memperoleh jawaban dari
lampiran.
uji dengan analisis tahap akhir berupa normalitas dan uji hipotesis dengan
54
Tabel 4.1
Daftar Hasil Tes Kemampuan Operasi Bilangan Pecahan
Peserta Didik Kelas IX A MTs Al-Amanah Liabuku
terendahnya 13. Jumlah nilai dari 60 orang peserta didik adalah 3043
55
2. Kemampuan menyelesaikan harta waris{variable terikat (Y)}
sebagai berikut :
Tabel 4.2
56
Berdasarkan table 4.2 diperoleh data tentang kemampuan peserta didik
dalam menyelesasikan harta waris nilai tertinggi 98dan nilai terendahnya 12.
Jumlah nilai dari 60 orang peserta didik adalah 3125
57
2. Analisis Data
1. Analisis Uji Tahap Akhir
Analisis tahap akhir ini didasarkan pada hasil dari tes Kemampuan
Faraidh yang di berikan pada peserta didik dari kelas sampel. Untuk daftar
hasilnya dapat dilihat pada lampiran. Analisis akhir ini meliputi Uji
a) Uji Normalitas
Pada tahap ini, data dari kedua variable yang telah diperoleh, diuji
Tabel 4.3
Tabel 4.7
Tabel Komolgrof-Sminorv
residualnya.
58
Untuk melihat apakah model regresi yang digunakan linear atau
Tabel 4.4
Tabel Anava
Berdasarkan uji linearitas dengan SPSS, diperoleh nilai sig. > 0.05.
b) Uji Linearitas
Pada uji ini, kita juga dapat mengetahui seberapa besar hubungan
penyelesaian persoalan ilmu faro’id (Y), yaitu dengan melihat tabel Model
Summary berikut:
59
Tabel 4.5
Model Summary
60
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar
kemampuan faraidh (Y) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.”
c) Uji Hipotesis
61
B. Pembahasan
ini didapat dari hasil uji linear sederhana variable X dan Y di peroleh
nilai Y tidak hanya dipengaruhi oleh X saja, tetapi ada faktor lain yang
linearitas dengan SPSS, diperoleh nilai sig. > 0.05. Jadi, disimpulkan data
= a + bX. Dari table 4.5 coefficients diatas, dapat kita lihat bahwa nilai a
yang berlaku untuk data tersebut adalah 7,861 dan nilai b yang berlaku
karena nilai koefisien regresi bernilai plus (+) dengan demikian dapat
Dari tabel 4.4 juga dapat kita lihat bahwa nilai signifikansi sebesar
0,192, Lebih dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai konstanta
62
ada hubungan pemahaman materi pecahan terhadap kemampuan dalam
menyelesaikan persoalan ilmu faro’idh pada siswa kelas IX MTs Al-
Amanah.
Besarnya koefisien Korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan
adalah r = 0,810. Nilai ini menunjukkan tingkat hubungan yang baik antara
MTs Al-Amanah cukup baik. Hal ini didapat dari hasil tes instrument
mengubah bentuk presentasi kedalam bentuk lain. Dalam tahapan ini siswa
desimal ataupun sebaliknya.
kelas IX MTs Al-Amanah adalah baik. Hal ini didapat dari hasil tes
dengan jumlah harta waris dan juga dalam tahapan melihat kembali hasil
63
Beberapa tahapan dalam menyelesaikan masalah diantaranya (1)
working for better understanding, (2) hunting for the helpful idea (3)
carriying out the plan, dan (4) looking back, Polya (1973). Siswa dalam
ketiga dari tahapan polya yaitu, carriying out the plan, namun dari semua
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
persoalan harta waris yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi r = 0,810. Hal ini
faro’id adalah sebesar sebesar 81% sedangkan 19% kemampuan faraidh (Y)
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dengan persamaan Y= 0,872X +
7,861 artinya masih tetap diperoleh skor kemampuan menyelesaikan harta waris
B. Saran
saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
1. bagi peneliti, perlu penelitian lebih lanjaut lagi tentang factor-faktor apa
65
kemampuan menyelesaikan harta waris sehingga manfaat yang diberikan
akan lebih maksimal.
2. Bagi guru dilihat dari penelitian ini yang mana terdapat hubungan yang
3. Bagi peserta didik, dilihat dari hasil penelitian ini, yang mana terdapat
4. Bagi pembaca secara umum, semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan
66
DAFTAR PUSTAKA
67
Yani,ST.,M.Kom,Achmad(2017)Faraidh dan mawaris(bunga rampai hukum waris
islam).Medan:Gramedia Digital Nusantara
68