Kelompok 2 :
Dipani Husna Mahrima (202110080)
Dito Frama Rahman (202110081)
Erika Wulandari Agustin (202110082)
Faizal Mustari (202110083)
Farhan Nurfalah (202110084)
Ferdiansyah Nurul Fadilah (202110085)
Ilmu mawaris adalah salah satu cabang ilmu yang penting dalam
Islam. Ilmu yang menyangkut pembagian waris ini memberikan
ketentuan mengenai pembagian harta waris agar dapat dapat
disalurkan kepada yang berhak menerima sekaligus mencegah
kemungkinan terjadinya konflik dalam keluarga maupun perselisihan
dalam pembagian harta warisan tersebut. Dengan ilmu mawaris ini,
harta akan dibagikan secara adil dan tidak ada pihak-pihak yang
merasa dirugikan.
Adapun dalilnya :
Pengertian Mawaris
Kata mawaris berasal dari kata waris atau Al-miirats, waritsa yang
berarti berpindahnya sesuatu yakni harta yang berupa materi dari
seseorang yang disebut sebagai pewaris kepada orang lain yang disebut
sebagai ahli waris. Ilmu yang mempelajari hal-hal yang menyangkut waris
disebut dengan ilmu mawaris atau dikenal juga dengan istilah fara’id
(baca hukum menuntut ilmu). Kata fara’id atau dalam bahasa arab,
mafrud’ah, adalah bagian pada harta peninggalan yang telah ditentukan
kadarnya. sedangkan secara istilah mawaris atau Warisan diartikan
sebagai perpindahan harta atau kepemilikan suatu benda dari orang
meninggal dunia atau pewaris kepada ahli warisnya yang masih hidup.
ِللِّر َج اِل َنِص يٌب ِمَّم ا َتَر َك اْلَو اِلَداِن َو اَأْلْقَر ُبوَن َو ِللِّنَس اِء َنِص يٌب ِمَّم ا َتَر َك اْلَو اِلَداِن َو اَأْلْقَر ُبوَن ِمَّم ا َقَّل
ِم ْنُه َأْو َك ُثَر ۚ َنِص يًبا َم ْفُروًضا
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa
dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut
bahagian yang telah ditetapkan”. (QS. An-nisa (4): 7)
ُيوِص يُك ُم ُهَّللا ِفي َأْو اَل ِد ُك ْم ۖ ِللَّذ َك ِر ِم ْثُل َح ِّظ اُأْلْنَثَيْيِن ۚ َفِإْن ُك َّن ِنَس اًء َفْو َق اْثَنَتْيِن َفَلُهَّن ُثُلَثا َم ا َتَر َك ۖ َو ِإْن
َكاَنْت َو اِح َد ًة َفَلَها الِّنْص ُف ۚ َو َأِلَبَو ْيِه ِلُك ِّل َو اِح ٍد ِم ْنُهَم ا الُّس ُد ُس ِمَّم ا َتَر َك ِإْن َك اَن َلُه َو َلٌد ۚ َفِإْن َلْم َيُك ْن َلُه
ۗ َو َلٌد َو َو ِر َثُه َأَبَو اُه َفُأِلِّمِه الُّثُلُث ۚ َفِإْن َك اَن َلُه ِإْخ َو ٌة َفُأِلِّمِه الُّس ُد ُس ۚ ِم ْن َبْع ِد َو ِص َّيٍة ُيوِص ي ِبَها َأْو َد ْيٍن
آَباُؤ ُك ْم َو َأْبَناُؤ ُك ْم اَل َتْد ُروَن َأُّيُهْم َأْقَر ُب َلُك ْم َنْفًعا ۚ َفِر يَض ًة ِم َن ِهَّللا ۗ ِإَّن َهَّللا َك اَن َع ِليًم ا َح ِكيًم ا
1. Al-Muwaris (pewaris)
Orang yang memiliki harta warisan yang telah meninggal dunia dan
mewariskannya kepada ahli warisnya. Syaratnya adalah al-muwaris benar-
benar telah dinyatakan meninggal baik secara hukum maupun medis.
3. Tirkah
Tirkah adalah harta atau hak yang berpindah dari al muwaris atau
pewaris kepada ahli warisnya. Harta tersebut dapat dikatakan tirkah
apabila harta peninggalan almuwaris yang telah dikurangi biaya
perawatan, pengurusan jenazah, hutang dan wasiat yang sesuai syariat
agama islam untuk selanjutnya diberikan kepada ahli waris
(baca keutamaan bersedekah). Dari pengertian tersebut maka dapat
diketahui perbedaan harta peninggalan dengan harta warisan. Harta
peninggalan adalah semua materi yang ditinggalkan oleh pewaris yang
telah meninggal dunia secara keseluruhan sedangkan harta waris atau
tirkah adalah harta peninggalan yang sesuai syara berhak diberikan kepada
ahli waris setelah dikurangi hak orang lain di dalamnya.
Kekerabatan artinya hubungan nasab (baca arti nasab dan muhrim dalam
islam) antara orang yang Memberi warisan atau almuwaris dengan orang
yang diwarisi dan hal ini disebabkan oleh kelahiran atau hubungan darah.
Kekerabatan atau hubungan darah adalah sebab yang paling utama dalam
menerima warisan karena hubungan darah tidak dapat dihilangkan. Allah
swt berfirman dalam Qur’an Surat Al Anfal
3. Karena wala’
Wala’ adalah sebab memperoleh warisan akibat jasa seseorang yang telah
memerdekakan seorang hamba dikemudian hari budak atau hamba sahaya
tersebut menjadi kaya. Jika bekas hamba atau budak tersebut yang
dimerdekakan meninggal dunia, maka orang yang memerdekakannya
berhak mendapatkan warisan.
Ilmu mawaris penting dipelajari bagi umat islam agar harta warisan dapat
diberikan sesuai ketentuan kepada yang berhak dan dimanfaatkan untuk
hal-hal yang bermanfaat.
Hukum yang mengatur warisan dalam Islam telah dipaparkan dalam ayat Al-
Qur’an Surah An-Nisa ayat 7:
ِللِّر َج اِل َنِص ْيٌب ِّم َّما َتَر َك اْل َو اِلٰد ِن َو اَاْلْق َر ُبْو َۖن َو ِللِّنَسۤا ِء َنِص ْيٌب ِّم َّما َتَر َك اْل َو اِلٰد ِن َو اَاْلْق َر ُبْو َن ِم َّما َقَّل ِم ْنُه َاْو َكُثَر ۗ َنِص ْيًبا
َّم ْف ُر ْو ًض ا
“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan
bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,
baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.” (Q.S. An-Nisa: 7)
Pembagian warisan menurut agama Islam juga dibahas lebih detail pada surat yang
sama di ayat ke-11.
ُيْو ِص ْي ُك ُم الّٰل ُه ِفْٓي َاْو اَل ِد ُك ْم ِللَّذَك ِر ِم ْث ُل َح ِّظ اُاْلْن َثَيْي ِن ۚ َفِاْن ُك َّن ِنَسۤا ًء َفْو َق اْث َنَتْي ِن َفَلُهَّن ُثُلَثا َما َتَر َك ۚ َو ِاْن َك اَنْت َو اِحَدًة َفَلَها
الِّنْص ُف ۗ َو َاِلَبَو ْيِه ِلُك ِّل َو اِحٍد ِّم ْن ُهَما الُّسُدُس ِم َّما َتَر َك ِاْن َك اَن َلٗه َو َلٌدۚ َفِاْن َّلْم َيُك ْن َّلٗه َو َلٌد َّو َو ِر َثٓٗه َاَبٰو ُه َفُاِلِّمِه الُّثُلُث ۚ َفِاْن َك اَن
َلٓٗه ِاْخ َو ٌة َفُاِلِّمِه الُّسُدُس ِم ْۢن َبْع ِد َو ِص َّيٍة
ُّيْو ِص ْي ِبَهٓا َاْو َدْي ٍن ۗ ٰا َبۤا ُؤُك ْم َو َاْب َنۤا ُؤُكْۚم اَل َتْدُر ْو َن َاُّيُهْم َاْق َر ُب َلُك ْم َنْفًعاۗ َفِر ْيَض ًة ِّمَن الّٰل ِه ۗ ِاَّن الّٰل َه َك اَن َع ِلْيًما َح ِك ْيًما
Untuk kedua orang tua, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika
dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak
dan dia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang
meninggal) mempunyai beberapa saudara, ibunya mendapat seperenam. (Warisan tersebut
dibagi) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan dilunasi) utangnya. (Tentang)
orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih
banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (Q.S. An-Nisa: 11)
Dengan berlandaskan firman Allah pada Surat An-Nisa ayat 11, pembagian harta
waris menurut Islam telah ditentukan siapa saja ahli warisnya dan besaran yang akan
didapat. Pembagian ini sudah tidak bisa diubah-ubah lagi dan wajib diikuti oleh
seluruh umat Muslim.
Ahli waris yang mendapatkan setengah bagian dari harta waris dalam pembagian
warisan menurut Islam adalah satu kelompok laki-laki dan empat perempuan, yaitu
suami tanpa anak, anak perempuan, cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki,
saudara kandung perempuan, dan saudara kandung sebapak.
Pihak yang mendapatkan seperdelapan bagian dari warisan adalah seorang istri yang
memiliki anak atau cucu dari anak laki-laki.
Ahli waris yang akan menerima dua per tiga bagian dari harta waris adalah empat
orang perempuan, yaitu anak perempuan kandung, cucu perempuan dari anak laki-
laki, saudara perempuan sekandung, dan saudara perempuan sebapak.
Terdapat dua orang yang mendapatkan warisan menurut pembagian warisan dalam
Islam, yaitu ibu yang tidak memiliki anak, dan juga dua saudara laki-laki ataupun
perempuan dari satu ibu.
Ahli waris yang mendapatkan seperenam bagian untuk harta waris adalah bapak,
kakek, ibu, cucu perempuan, keturunan anak laki-laki, saudara perempuan sebapak,
nenek, dan saudara laki-laki dan perempuan satu ibu.
Terima kasih!