Disusun oleh :
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai
upaya, tugas makalah mata kuliah Ibadah & Muamalah yang membahas
tentang studi Faraidh dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam
penyusunan makalah ini, ditulis berdasarka jurnal-jurnal, dan serta informasi
dari media massa yang berhubungan dengan bahan kajian.
Kelompok 12
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Faraidh adalah “faridlah” diartikan oleh ulama semakna dengan
“mafrudlah”, yaitu bagian yang telah dipastikan kadarnya. Faraid dalam
istilah mawarris dikhususkan untuk suatu bagian ahli waris yang telah
ditentukan besar kecilnya oleh syara’.
Bagi mslim adalah sebuah kewajiban bagian untuk melaksanakan kaidah-
kaidah hukum Islam yang telah mempunyai dalil yang sangat jelas
(sharih). Begitupun tentang Faraidh, Al-Qur’an dan Al-Hadist telah
menerangkan tentang kewajiban untuk melaksanakannya.
Adapun dasar-dasar hukum yang dapat ditemukan dalam Al-Qur’an Surat
An-Nisa’ Ayat 11,12,13 dan 176 yang artinya : “ Allah mensyariatkan
bagi kalian tetang (pembagian gharta waris untuk) anak-anak kalian “
Sedangkan dalam Al-Hadist kita dapat menemukan yang diriwayatkan
oleh Muslim dan Abu Dawud: “Bagilah harta pusaka antara ahli-ahli waris
menurut Kitabullah”. Dalam riwayat lain yaitu Ahmad, Nasa’I dan Dar
Qathny : “Pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkan kepada orang-orang dan
pelajarilah Faraidh dan ajarkan kepada orang lain. Sesungguhnya aku
adalah orang yang bakal dicabut nyawanya, sesungguhnya ilmu itupun
akan tercabut pula. Hampir saja dua orang bertengkar karena pembagian
harta warisan. Kemudian keduanya tidak mendapatkan orang yang akan
memberi keputusan kepada mereka”
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
Mengetahui dan memahami lebih dalam tentang Faraidh, Ahli
waris, Ashabah
BAB II
PEMBAHASAN
Faraidh adalah ilmu yang diketahui siapa yang berhak mendapat waris, siapa
yangberhak mendapat waris, siapa yang tidak berhak, dan juga berapa ukuran
untuk setiap ahli waris.
Ilmu alfaraidh adalah pembagian harta waris yang ditinggalkan si mayit
kepada ahli warisnya, sesuai bimbingan Allah dan Rasul-Nya.
Dalam hadist disebutkan :
اس َوت َ َع َّل ُمواا ْل َف َرائِضَ َوع َِل ُم ْوهَافَاِنِى ا ْم ُر ٌؤ َ ت َ َعلَّ ُمواا ْلق ُ ْرا َنَ َوع َِل ُم ْو ُه ال َّن: سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ ُ َّللا َ َوقَا َل
َان أ َ َحدًا ِب َخبَ ِر ِه َم
ِ سأَلَ ِة فَ ََل َي ِجد
ْ ض ِة َوالْ َم ِ َِف اثْن
َ ان فِى ا ْلفَ ِر ْي َ شكُ أَنْ َي ْختَل ِ َم ْقبُ ْوضٌ َوا ْل ِع ْل ِم َم ْر فُ ْوعٌ َويُ ْو
Rasulullah ﷺbersabda: Belajarlah Alquran dan ajarkan olehmu kepada
manusia. Belajarlah ilmu faraidh dan ajarkanlah tentang faraidh itu.
Karena sesungguhnya aku akan mati sedang ilmu juga akan diangkat.
Khawatir berselisih dua saudara mengenai warisan dan bagi waris lalu
keduanya tidak mendapatkan orang yang dapat menjelaskannya.
(Kasyful Ghummah, hlm. 31, jilid 2)
Ahli waris adalah orang yang memiliki hubungan darah atau perkawinan
dengan pewaris. Besarnya pembagian harta pun berbeda untuk masing-masing
aturan ahli waris dalam Islam. Sedangkan pewaris adalah orang yang
meninggal berdasarkan putusan Pengadilan yang meninggalkan ahli waris
serta harta peninggalannya.
Harta warisan yang ditinggalkan oleh pewaris merupakan harta bawaan dan
harta bersama setelah digunakannya untuk keperluan pewaris seperti
pembayaran hutang, pengurusan jenazah dan pemberian kepada saudara.
Dalam surah an-nisa ayat 11 dijelaskan ada 6 persentase pembagian harta
waris yaitu :
1. Ahli waris mendapatkan setengah (1/2)
Ahli waris mendapatkan setengah (1/2) setidaknya satu dari kelompok
laki-laki dan empat perempuan, yakni suami, anak perempuan, cucu
perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung, dan saudara
perempuan sebapak.
2. Ahli waris mendapatkan seperempat (1/4)
Ahli waris yang mendapatkan seperempat (1/4) adalah dua orang, yakni
suami atau istri.
3. Ahli waris mendapatkan seperdelapan (1/8)
Jumlah seperdelapan (1/8) ini diberikan kepada satu pihak, yakni istri
yang memiliki anak dan atau cucu dari anak laki-laki.
4. Ahli waris mendapatkan dua pertiga (2/3)
Jumlah dua pertiga (2/3) diberikan oleh ahli waris yang terdiri dari empat
orang yang semuanya adalah perempuan. Ahli waris ini antara lain cucu
perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung, dan saudara
perempuan sebapak.
5. Ahli waris dapat sepertiga (1/3)
Ahli waris yang mendapatkan sepertiga (1/3) adalah ibu dan dua saudara
baik laki-laki atau perempuan dari satu ibu.
6. Ahli waris mendapatkan seperenam (1/6)
Ahli waris yang mendapatkan bagian seperenam (1/6) adalah 7 orang
yakni bapak, ibu, cucu perempuan dari anak laki-laki, kakek, saudara
perempuan sebapak, nenek, dan saudara seibu.
كل وارث ليس له سهم مقدر ويأخذ كل المال اذا انفرد ويأخذ الباقي بعد أصحاب الفروض
Artinya: “Setiap ahli waris yang tidak memiliki bagian yang telah ditentukan,
ia mengambil semua harta waris bila ia seorang diri dan mengambil sisa harta
waris setelah sebelumnya diambil oleh orang-orang yang memiliki bagian
pasti.” (Wahbah Az-Zuhaili, al-Mu’tamad fil Fiqhis Syâfi’i, Damaskus, Darul
Qalam, 2011, juz IV, halaman 383)
ُ ُُس أم َّما ت ََركَ أإ ْن َكانَ لَه ُ َولَد ٌ فَإ أ ْن لَ ْم يَكُ ْن لَهُ َولَد ٌ َو َو أرثَهُ أَبَ َواهُ فَ أِل ُ أم أه الثُّل
ث ُّ َو أِلَبَ َو ْي أه ألكُ أل َواحأ ٍد مأ ْن ُه َما ال
ُ سد
Hijab menurut bahasa adalah tutup atau mencegah. Sedangkan menurut istilah
ulama ahli faraidl (ilmu waris) hijab berarti tidak bisanya seseorang mendapat
warisan yang sebenarnya bisa mendapatkan dikarenakan adanya ahli waris
yang lebih dekat dengan si mayit.
Hijab ini mencegah seseorang dari mendapatkan warisan bukan karena adanya
sebab-sebab yang menghalanginya mendapat warisan. namun dikarenakan
adanya ahli waris yang lebih dekat posisinya dengan si mayit. Jadi
sesungguhnya ahli waris yang terhalang (mahjub) ini memiliki hak untuk
mendapatkan harta waris si mayit, hanya saja karena ada ahli waris yang lebih
dekat ke mayit dari pada dirinya maka ia terhalang haknya untuk
mendapatkan warisan tersebut. Bila orang yang terhalang ini disebut dengan
“mahjub” maka ahli waris yang menghalangi disebut dengan “hajib”.
a. Warisan
Warisan adalah peninggalan yang ditinggalkan pewris kepada ahli
waris atau berdasarkan keturunan.
Warisan dalam pengertian bahasa Indonesia kebanyakan tidaklah sama
. dengan waris dalam islam. Waris dalam budaya arab dan islam
memiliki maka yan lebih luas.
Waris dalam pengertian hukum waris Islam merupakan aturan yang
dibuat untuk mengatur dalam hal pengalihan atau perpindahan harta
seseorang yang telah meninggal dunia kepada orang atau keluarga
yang disebut juga sebagai ahli waris. Sedangkan dalam Kompilasi
Hukum Islam pada pasal 171 yang menjelaskan tentang waris,
memiliki pengertian “Hukum waris islam sepenuhnya adalah hukum
yang dibuat untuk mengatur terkait pemindahan hak kepemilikan harta
peninggalan pewaris, serta menentukan siapa saja yang berhak
menerima dan menjadi ahli warisnya, dan juga jumlah bagian tiap ahli
waris”.
b. Syarat warisan
Syarat bagi ahli waris yang berhak mendapatkan warisan menurut
hukum waris Islam antara lain:
Sedangkan jika wasiat itu berisi tentang pembagian harta warisan, maka
wasiat itu tidak boleh dilaksanakan karena Islam telah mengatur tentang
pembagian warisan dalam Al Quran. Sebagaimana firman Allah SWT:
َ ٱَّللُ ف ٓأى أ َ ْو َٰلَ أدكُ ْم ۖ لألذَّك أَر مأثْ ُل َح أظ ْٱِلُنثَيَي أْن ۚ فَإأن كُ َّن نأ
سا ٓ ًء فَ ْوقَ ٱثْنَتَي أْن فَلَ ُه َّن ثُلُثَا َما ت ََركَ ۖ َوإأن َّ ُوصيكُ ُم
ي أ
َُُّس مأ َّما ت ََركَ إأن َكانَ لَ ۥهُ َولَد ٌ ۚ فَإأن لَّ ْم يَكُن لهۥ ُ سد ْ ُ َ
ُّ ْف ۚ َو أِلبَ َو ْي أه ألك أل َٰ َوحأ ٍد أمن ُه َما ٱل َ
ُ َت َٰ َوحأ دَة ً فَل َها ٱلنأص ْ كَان
َ ٓ
ۗ ُوصى بأ َها أ ْو دَي ٍْن صيَّ ٍة ي أ ۢ
ُس ۚ مأن بَ ْع أد َو أُ سد ُ ٌ ْ ُ ُ ُّ ُ َ
ُّ َولَد ٌ َو َو أرث ٓۥهُ أبَ َواهُ فَ أِل أم أه ٱلثلث ۚ فَإأن َكانَ ل ٓۥه ُ إأخ َوة فَ أِل أم أه ٱل
َ َ
علأي ًما َحكأي ًما َ َٱَّلل َكان ضةً أمنَ َّ أ
َ َّ ٱَّلل ۗ إأ َّن َ ب لَكُ ْم نَ ْفعًا ۚ فَ أريُ َءابَا ٓ ُؤكُ ْم َوأ َ ْبنَا ٓ ُؤكُ ْم ََل تَد ُْرو َن أَيُّ ُه ْم أ َ ْق َر
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Faraidh adalah ilmu yang diketahui siapa yang berhak mendapat waris, siapa
yangberhak mendapat waris, siapa yang tidak berhak, dan juga berapa ukuran
untuk setiap ahli waris. Sedangkan ahli waris adalah orang yang memiliki
hubungan darah atau perkawinan dengan pewaris.
2. SARAN
Perlunya memelajari ilm faraidh adalah agar bisa menentukan bagaimana
carayang baik dan benar dalam islam dan hukum dalam membagi harta
warisan, dikarenakan masih banyak hal yang membuat harta warisan ini
menjadi suatu masalah didalam suatu keluarga karna kurangnya ilmu dalam
faraidh.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_faraid
https://www.republika.co.id/berita/r33p20366/pentingnya-belajar-ilmu-
faraidh-atau-aturan-waris
https://eprints.utdi.ac.id/593/10/105410056_BAB%20I.pdf
https://www.suara.com/news/2021/11/11/104038/ahli-waris-dalam-islam-dan-
pembagian-harta-sesuai-syariat?page=all
https://islam.nu.or.id/warisan/mengenal-bagian-ashabah-dalam-warisan-
definisi-dan-macamnya-UyLm7
https://id.wikipedia.org/wiki/Warisan
https://islam.nu.or.id/warisan/hijab-dalam-ilmu-waris-definisi-jenis-dan-
contohnya-
czrcW#:~:text=Hijab%20berarti%20tidak%20bisanya%20seseorang,lebih%2
0dekat%20dengan%20si%20mayit
https://www.qoala.app/id/blog/keuangan/administrasi/hukum-waris-islam/
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-tidak-melaksanakan-wasiat
https://republika.co.id/berita/qz4m3f366/hukum-berwasiat-wajib-atau-sunnah
http://andhikhariz.blogspot.com/2012/06/filosofi-hukum-islam-tentang-
waris.html?m=1