Disusun oleh :
Nawang Azzahra
212111317
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami bias menyeselesaikan tugas makalah yang berjudul Furudhul Muqaddarah
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Seno Aris Sasmito, M.H. selaku pengampu mata kuliah Fiqh Mawaris. Makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang Fiqh Mawaris bagi pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Seno Aris Sasmito, M.H. Selaku
dosen pada mata kuliah Fiqh Mawaris yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan sesuai bidang studi yang kami pelajari. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi beberapa ilmunya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Definis Furudhu Muqaddarah.........................................................................................5
B. Dasar Hukum FurudhulMuqaddarah...............................................................................5
C. Pembagian Farudhul Muqaddarah..................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna. Salah satu bentuk kesempurnaannya,
Islam mengatur kehidupan makhluk hidup terutama manusia dengan demikian detail,
diantaranya ialah mengenai hokum wari dalam keluarga yang dijelaskan oleh al-
Qur’an dan al-Hadits yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW sebagai
pedoman hidup.
Waris adalah berbagai aturan tentang perpindahan hak milik seorang yang
telah meninggal dunia kepada ahliwarisannya. Dalam istilah lain waris disebut juga
dengan fara’idh, yang artinya bagian tertentu yang dibagi menurut agama Islam
kepada semua yang berhak menerimanya.
Salah satunya dalam pembagian warisan terdapat ketentuan dalam porsi
warisan yang disebut Furudhul Muqaddarah. Perlunya pengetahuan tentang furudhul
muqaddarah agar tidak terjadinya perselisihan saat pembagian harta warisan dan
nantinya agar sesuai syariat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Furudhul Muqaddarah?
2. Apa dasar hukum Furudhul Muqaddarah?
3. Bagaimana Pembagian Furudhul Muqaddarah?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui defines Furudhul Muqaddarah.
2. Untuk mengetahui dasar hukum Furudhul Muqaddarah.
3. Untuk mengetahui berbagai Pembgian Furudhul Muqaddarah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
لِلرِّ َجالِ َنصِ ْي ٌب ِّممَّا َت َر َك ْال َوال ِٰدن َِوااْل َ ْق َرب ُْو ۖ َن َولِل ِّن َس ۤا ِء َنصِ ْي ٌب ِّممَّا َت َر َك ْال َوال ِٰدن َِوا
اْل َ ْق َرب ُْو َن ِممَّا َقلَّ ِم ْن ُها َ ْو َك ُث ۗ َر َنصِ ْيبًا َّم ْفر ُْوضًا
Artinya: Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua
orang tua dan kerabatnya dan bagi perempuan ada hak bagian dari harta
peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak
menurut bagian yang telah ditetapkan.
1) Surah An-Nisaayat 11
ُي ْوصِ ْي ُكمُال ٰلّ ُه ِف ْٓيا َ ْواَل ِد ُكمْ ل َِّلذ َك ِرم ِْثلُ َح ِّظااْل ُ ْن َث َي ْي ۚ ِن َف ِا ْن ُك َّنن َِس ۤا ًء َف ْو َق ْاث َن َت ْي ِن َف َل ُه َّن ُثلُ َث
ا َما َت َر ۚ َك َو ِا ْن َكا َن ْت َواحِدَ ًة َف َل َهاال ِّنصْ ۗفُ َواِل َ َب َوي ِْهلِ ُكلِّ َوا ِح ٍد ِّم ْن ُه َماال ُّس ُد ُس ِممَّا َت َر َك
ۚ ُّ ُ َ ٰ َ ٓ َ
الثلُ ُث َف ِا ْن َكا َن َلهٗ ٓ ا ِْخ َوةٌ َفاِل ُم ِِّهال ِا ْن َكا َن َل ٗه َو َل ۚ ٌد َف ِا ْنلَّمْ َي ُك ْنلَّهٗ َو َل ٌد َّو َو ِرثهٗ ا َبو ُهفاِل م ِِّه
ُّس ُد ُس ِم ۢ ْن َبعْ د َِوصِ َّي ٍةي ُّْوصِ ي ِْب َهٓااَ ْودَ ْي ۗنٍ ٰا َب ۤاُؤ ُك ْم َواَ ْب َن ۤاُؤ ُك ۚمْ اَل َت ْدر ُْو َنا َ ُّي ُه ْما َ ْق َر ُب َل ُك
ًاح ِك ْيمًا َ ْض ًة ِّم َنال ٰلّ ۗ ِه ِا َّنال ٰلّ َه َكا َن َعلِ ْيم َ مْ َن ْفع ًۗا َف ِري
Artinya: Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang
(pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak
5
laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Dan jika
anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka
bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak
perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta
yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu bapak, bagian masing-masing
seperenam darih arta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal)
mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak
dan dia diwarisi oleh kedua ibu bapaknya (saja), maka ibunya
mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa
saudara, maka ibunya mendapat seper-enam. (Pembagian-pembagian
seperti tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau
(dan setelah dibayar) hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-
anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih
banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh,
Allah MahaMengetahui, Maha bijaksana.
1. Surah An-Nisaayat 12
َو َل ُكمْ ِنصْ فُ َما َت َر َكا َ ْز َوا ُج ُكمْ ِا ْنلَّ ْم َي ُك ْنلَّ ُه َّن َو َل ۚ ٌد َف ِا ْن َكا َن َل ُه َّن َو َل ٌد َف َل ُكمُالرُّ ُب ُع ِممَّا َت َر
ْك َن ِم ۢ ْن َبعْ د َِوصِ َّي ٍةي ُّْوصِ ْي َن ِب َهٓااَ ْودَ ْي ۗنٍ َو َل ُه َّنالرُّ ُب ُع ِممَّا َت َر ْك ُتمْ ِا ْنلَّمْ َي ُك ْنلَّ ُكمْ َو َل ۚ ٌد َف ِا ْن
ٌالث ُم ُن ِممَّا َت َر ْك ُت ْم ِّم ۢ ْن َبعْ د َِوصِ َّي ٍة ُت ْوص ُْو َن ِب َهٓااَ ْودَ ْي ۗنٍ َو ِا ْن َكا َن َرجُل
ُّ َكا َن َل ُكمْ َو َل ٌد َف َل ُه َّن
ِي ُّْو َر ُث َك ٰل َل ًةاَ ِوامْ َراَةٌ َّو َلهٗ ٓ ا َ ٌخا َ ْوا ُ ْخ ٌت َفلِ ُكلِّ َوا ِح ٍد ِّم ْن ُه َماال ُّس ُد ۚ ُس َف ِا ْن َكا ُن ْٓوااَ ْك َث َر ِم ْن ٰذل
ّض ۤا ۚرٍّ َوصِ ي ًَّة ِّم َنال ٰلَ ص ِىب َهٓااَ ْودَ ْي ۙنٍ َغي َْر ُم ٰ ِىالثلُ ِث ِم ۢ ْن َبعْ د َِوصِ َّي ٍةي ُّْو ُّ ش َر َك ۤا ُءف ُ َْك َفهُم
ۗ ِه َوال ٰلّ ُه َعلِ ْيم ٌَحلِ ْي ۗ ٌم
Artinya: Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika
mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu mendapat
seper-empat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat
yang mereka buat atau (dan setelahdibayar) hutangnya. Para istri
memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak
mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri
memperoleh seper-delapan dari harta yang kamu tinggalkan
(setelahdipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar)
6
hutang-hutangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan
anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang
saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis
saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih
dari seorang, maka mereka berama-sama dalam bagian yang sepertiga
itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar)
hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris).
Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
Penyantun.
Para ahli waris yang memperoleh fardh 2/3 (dua pertiga) ada 4 (empat) orang, yaitu :
1. Dua anak perempuan atau lebih, dengan ketentuan apabila pewaris tidak
meninggalkan anak laki-laki atau dengan kata lain, mereka tidak bersama-
sama dengan orang yang menjadikan mereka Asabah.
2. Dua cucu perempuan atau lebih, dengan ketentuan apabila pewaris tidak
meninggalkan anak dan cucu laki-laki.
3. Dua orang saudari sekandung atau lebih, dengan ketentuan apabila pewaris
tidak meninggalkan anak, cucu, bapak, kakek, dan saudara laki-laki
sekandung.
4. Dua orang saudara seayah atau lebih, dengan ketentuan apabila pewaris
tidak meninggalkan anak perempuan kandung, cucu perempuan, saudari
kandung, bapak, kakek, dan saudara seayah.
B. Satu pertiga (1/3)
Para ahli waris yang memiliki fardh 1/3 (satu pertiga) ada 2 (dua) orang yaitu:
1. Ibu, dengan ketentuan apabila pewaris tidak meninggalkan anak, cucu, dan
saudara-saudara lebih dari seorang, sekandung atau seayah atau seibu saja.
7
2. Anak-anak ibu (saudara seibu/saudara tiri pewaris) laki-laki maupun
perempuan, dua orang atau lebih, dengan ketentuan apabila pewaris tidak
meninggalkan anak, cucu, bapak, dan kakek
Para ahli waris yang mendapat fardh 1/6 (satu perenam) ada 7 (tujuh) orang
yaitu :
Para ahli waris yang menerima ½ (setengah) ada 5 (lima) orang, yaitu :
8
seorang, cucu perempuan lebih dari seorang, saudara laki-laki sekandung,
bapak, dan kakek.
5. Seorang saudari seayah, dengan ketentuan apabila pewaris tidak
meninggalkan anak laki-laki, cucu laki-laki, anak perempuan lebih dari
seorang, cucu perempuan lebih dari seorang, bapak, kakek, saudara laki-
laki sekandung,saudara perempuan sekandung, saudara laki-laki sebapak.
E. Satu perempat (1/4)
Para ahli waris yang mendapat ¼ (satu perempat) ada 2 (dua) orang, yaitu:
Ahli waris yang mendapat fardh 1/8 (satu perdelapan) adalah istri, seorang
atau lebih dengan ketentuan pewaris meninggalkan anak dan cucu.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Furudhul Muqaddarah adalah bagian yang di dapat oleh ahli waris yang telah
ada ketentuannya dalam ketentuan AL-Quran dan AlHadist. Ketentuan pembagian
dalam Al-Quran dan Al hadist ada 6 yaitu ½, 1/3, ¼, 1/6, 1/8, 2/3. Bagian-bagian
tersebut itulah yang akan diterima oleh ahli waris menurut jauh dekatnya hubungan
kekerabatan. Setiap orang ahli waris memiliki bagian yang berbeda satu sama lain.
Dasar hukum dari Furudhul muqaddarah adalah Q.S. An-Nisa': 11-12.
B. Saran
Setelah mengkaji materi mengenai furudhul Muqaddarah ini penulus berharap
kita semua bisa jauhlebih baik dalam memahami dan penulis berharap, makalah ini
dapt menjadi motifasi untuk dapat lebih memahami ajaran ketentuan agama Islam dan
bisa menjalankan dan mengamalkan sesuai dengan hukum yang diperintahkan
didalamnya. Semoga makalah ini bermanfaat, penulis mengharapkan kritik terhadap
malah ini
10
DAFTAR PUSTAKA
Suhardi K. Lubis, Komis Simanjuntak, Hukum Waris Islam, Jakarta: Sinar
Grafika, 1995.
Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001.
11