Anda di halaman 1dari 10

TAFSIR AYAT PERNIKAHAN

Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur

Mata kuliah: Tafsir Ayat Hukum Keluarga

Dosen Pengampu: H. Ahmad Abu Nashor Lc, M.H.I

Disusun oleh:
Kelompok 1
Qori Maulidina ( 2108201080)
Iman Nursyamsi (2108201090)
Nining Nirmala (2108201091)

HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
1443 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tafsir Ayat Pernikahan”
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Tafsir Ayat Hukum
Keluarga. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang “Tafsir Ayat
Pernikahan”, bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Ahmad Abu Nashor Lc,
M.H.I selaku dosen Pengampu Mata Kuliah Tafsir Ayat Hukum Keluarga. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 2 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Definisi Pernikahan ............................................................................................... 2

B. Tafsir Ayat-Ayat Pernikahan ............................................................................... 2

C. Analisis Tafsir Ayat Al Quran Tentang Pernikahan Menurut Pandangan


Para Ulama ......................................................................................................................... 4

D. Hikmah Pernikahan .............................................................................................. 5

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 6

A. Kesimpulan............................................................................................................. 6

B. Saran ....................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah diketahui bahwa pernikahan merupakan sunatullah, bahwa makhluk yang


bernyawa itu diciptakan berpasang-pasangan, baik laki-laki maupun perempuan
(Q.S.Dzariat :49). “dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu
mengingat akan kebesaran allah”.
Pernikahan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat
manusia. Dengan adanya pernikahan rumah tangga dapat ditegakkan dan dibina sesuai
dengan norma agama dan tata kehidupan masyarakat.
Hubungan antara seorang laki - laki dan perempuan merupakan tuntunan yang telah
diciptakan oleh Allah SWT dan untuk menghalalkan hubungan ini maka disyariatkanlah
akad nikah. Pergaulan antara laki - laki dan perempuan yang diatur
dengan pernikahan ini akan membawa keharmonisan, keberkahan dan kesejahteraan baik b
agi laki-laki maupun perempuan, bagi keturunan diantara keduanya bahkan bagi
masyarakat yang berada disekeliling kedua insan tersebut.
Dalam agama samawi, masalah pernikahan mendapat tempat yang sangat terhormat
dan sangat terjunjung tinggi tata aturan yang telah ditetapkan dalam kitab suci. Negara
Indonesia misalnya, masalah pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga pemerintah Indonesia sejak Proklamasi
Kemerdekaan hingga sekarang menaruh perhatian yang sangat serius dalam hal pernikahan
ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Pernikahan?
2. Bagaimana tafsir ayat-ayat Pernikahan?
3. Bagaimana analisis tafsir ayat al Quran tentang pernikahan menurut pandangan
para ulama?
4. Bagaimana hikmah Pernikahan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pernikahan
2. Untuk mengetahui ayat-ayat yang mensyariatkan Pernikahan
3. Untuk mengetahui analisis tafsir ayat al Quran tentang pernikahan menurut
pandangan para ulama
4. Untuk mengetahui hikmah Pernikahan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pernikahan
Istilah nikah berasal dari bahasa Arab yaitu ( ‫) اﻟﻨﻜﺎح‬, adapula yang mengatakan
perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah dan perkataan zawaj sedangkan
menurut istilah Indonesia adalah perkawinan1 Menurut KBBI dikutip dari kumparan,
kawin merupakan kata kerja dari memboyong atau hubungan antara dua orang untuk
membentuk keluarga. Sedangkan pernikahan merupakan hubungan yang sah di mata
agama dan Negara. 2
Para ulama fiqh pengikut mazhab yang empat (Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali)
pada umumnya mendefinisikan perkawinan adalah Akad yang membawa kebolehan (bagi
seorang laki-laki untuk berhubungan badan dengan seorang perempuan) dengan (diawali
dalam akad) lafazh nikah atau kawin, atau makna yang serupa dengan kedua kata tersebut.3
Dalam kompilasi hukum islam dijelaskan bahwa perkawinan adalah pernikahan, yaitu
akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan
melaksanakannya merupakan ibadah. Arti dari pernikahan disini adalah bersatunya
dua insan dengan jenis berbeda yaitu laki-laki dan perempuan yang menjalin
suatu ikatan dengan perjanjian atau akad.4

B. Tafsir Ayat-Ayat Pernikahan


1. QS. An- Nisa, ayat 3
َ َ‫سا ِٓء َمثْنَ َٰى َوث ُ َٰل‬
۟ ُ‫ث َو ُر َٰبَ َع ۖ فَ ِإ ْن ِخ ْفت ُ ْم أَ اَّل تَ ْع ِدل‬
‫وا فَ َٰ َو ِح َدةً أَ ْو‬ َ ِ‫اب لَكُم ِمنَ ٱلن‬
َ ‫ط‬ ۟ ‫وا فِى ٱ ْليَ َٰت َ َم َٰى فَٱن ِك ُح‬
َ ‫وا َما‬ ۟ ‫ط‬ُ ‫س‬ ِ ‫َوإِ ْن ِخ ْفت ُ ْم أ َ اَّل ت ُ ْق‬
َٰ
۟ ُ‫َما َملَكَتْ أ َ ْي َٰ َمنُ ُك ْم ۚ ذَ ِلكَ أَ ْدنَ َٰ ٓى أَ اَّل تَعُول‬
‫وا‬
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut
tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak
yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya.
Tafsir ayat:
Dan apabila kalian takut tidak akan dapat berlaku adil jika kalian menikah dengan
anak-anak perempuan yatim yang berada di bawah perwalian kalian (boleh jadi

1
Wahyu Wibisana, Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 14 No. 2 – 2016,
hlm. 186
2
https://kumparan.com/berita-update/perbedaan-nikah-dan-kawin-dalam-perspektif-agama-islam-
1x6NHAruFvX diakses pada tanggal 2 Maret 2023
3
Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1986), Jilid IV, hlm. 212
4
Muhammad Yunus Samad, Hukum Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Artikel, Volume V No.1, September
2017, hlm. 75

2
takut mengurangi mas kawin yang seharusnya menjadi hak milik mereka, atau
memperlakukan mereka secara buruk) maka hindarilah mereka dan menikahlah
dengan wanita-wanita baik lainnya. Jika kalian mau, menikahlah dengan dua
wanita, tiga wanita atau empat wanita. Namun jika kalian takut tidak akan dapat
berlaku adil kepada mereka, maka cukuplah menikah dengan satu wanita saja. Atau
bersenang-senanglah dengan budak-budak wanita yang kalian miliki, karena hak-
hak mereka tidak sama dengan para istri. Ketentuan yang ada di dalam ayat
tersebut yang berkenaan dengan urusan anak-anak yatim, membatasi diri dengan
menikahi satu orang wanita, dan bersenang-senang dengan budak wanita itu lebih
memungkinkan kalian untuk tidak berbuat sewenang-wenang dan menyimpang dari
kebenaran.5
2. QS. An-Nur, ayat 32
‫ع ِل ْي ٌم‬
َ ‫س ٌع‬ ‫ض ِل ْۗه َو ه‬
ِ ‫ّٰللاُ َوا‬ ‫ص ِل ِح ْينَ ِم ْن ِع َبا ِد ُك ْم َواِ َم ۤا ِٕى ُك ْۗ ْم ا ِْن ياك ُْونُ ْوا فُقَ َر ۤا َء يُ ْغ ِن ِه ُم ه‬
ْ َ‫ّٰللاُ ِم ْن ف‬ ‫َوا َ ْن ِك ُحوا ْاَّلَ َيامَٰ ى ِم ْن ُك ْم َوال ه‬
Artinya: Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan
juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki
dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada
mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha
Mengetahui.
Tafsir ayat:
Dan nikahkanlah (wahai kaum Mukminin) siapa saja yang belum memiliki
pasangan hidup, baik kaum lelaki yang merdeka, kaum wanita yang merdeka, dan
orang-orang shalih dari budak-budak lelaki dan budak-budak perempuan kalian.
Sesungguhnya bila yang berhasrat menikah untuk menjaga kehormatannya adalah
orang yang fakir, niscaya Allah akan mencukupinya dari luasnya karunia rizkiNya.
Dan Allah Mahaluas (rizkiNya), banyak kebaikanNya, besar karuniaNya, lagi
Maha Mengetahui keadaan-keadaan hamba-hambaNya.6
3. QS. Ar-Rum, ayat 21
ٍ َ‫س ُكنُ ٓو ۟ا إِلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْينَكُم ام َو ادةً َو َرحْ َمةً ۚ إِنا فِى َٰذَ ِلكَ َل َءا َٰي‬
‫ت ِلقَ ْو ٍم‬ ْ َ ‫س ُك ْم أ َ ْز َٰ َو ًجا ِلت‬
ِ ُ‫َو ِم ْن َءا َٰيَتِ ِ ٓۦه أَ ْن َخلَقَ لَكُم ِم ْن أَنف‬
َ‫يَتَفَك ُارون‬
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Tafsir ayat:
Dan diantara ayat-ayat Allah yang menunjukkan kebesaran Allah dan
kesempurnaan KuasaNya adalah bahwa Dia menciptakan para istri untuk kalian
(wahai kaum laki-laki) dari jenis kalian sendiri, agar jiwa kalian menjadi tenang
dan damai kepadanya, dan Dia menjadikan kecintaan dan kasih sayang antara
suami dan istri. Sesungguhnya dalam penciptaan Allah terhadap semua itu
terkandung petunjuk atas Kuasa Allah dan keesaanNya bagi kaum yang berpikir
dan mengambil pelajaran.7

5
https://tafsirweb.com/1535-surat-an-nisa-ayat-3.html diakses pada tanggal 2 Maret 2023
6
https://tafsirweb.com/6160-surat-an-nur-ayat-32.html diakses pada tanggal 2 Maret 2023
7
https://tafsirweb.com/7385-surat-ar-rum-ayat-21.html diakses pada tanggal 2 Maret 2023
3
4. QS. AdzDzariyat, ayat 49
َ‫َو ِمن ك ُِل ش َْىءٍ َخلَ ْقنَا َز ْو َجي ِْن لَعَلا ُك ْم تَذَك ُارون‬
Artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah.
Tafsir ayat:
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan seperti lelaki dan
perempuan, langit dan bumi, daratan dan lautan, agar kalian mengingat keesaan
Allah yang menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan dan mengingat
kekuasaan-Nya.8
C. Analisis Tafsir Ayat Al Quran Tentang Pernikahan Menurut Pandangan Para
Ulama
1. Q.S An Nisa ayat 3
Surah Al-Nisā’ayat 3 yang telah ditafsirkan adalah bertalian atau berhubungan
dengan hukum berpoligami dan hal-hal yang bertalian dengannya. Dari penafsiran
yang telah disebutkan di atas, nampak dengan jelas bahwa poligami itu
diperbolehkan akan tetapi itu akan menjadi pintu darurat. Penafsiran dan
pendapatnya ini identik dengan syarat dibolehkan poligami yang disebutkan dalam
Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 4 ayat 2, yaitu boleh
berpoligami dengan beberapa syarat yang ketat sebagai berikut:
a. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri.
b. Isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
c. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.
Dengan demikian, penafsiran ini cukup relevan dengan kondisi di Indonesia
sekarang ini, terutama dengan tuntutan kaum wanitanya yang menginginkan agar
kebolehan berpoligami itu harus diperketat atau hanya dijadikan pintu darurat.
2. Q.S An Nur ayat 32
Surat An-Nur ayat 32 ini berhubungan dengan bilamana ada seseorang yang telah
mampu atau mumpuni maka segeralah menikah untuk menghindari adanya
perbuatan zina. Hal ini senada dengan sabda Nabi SAW
Dari berbagai penafsiran yang sudah ada, ayat ini menunjukkan bahwa seseorang
yang telah mampu menikah atau yang belum mampu namun memiliki niat baik
untuk menjaga kesucian dirinya serta melaksanakan sunnah Rasul SAW, maka
menikahlah. Jangan risau dan gundah gulana akan rizkimu, sebab Allah SWT telah
menggaransi dan menambahi rizki hamba-Nya yang telah menikah. Menikah itu
membuat kaya. Dengan menikah kita tidak sendiri melewati hari-hari, ada istri
atau suami yang saling melengkapi dalam kehidupan.

8
https://tafsirweb.com/9945-surat-az-zariyat-ayat-49.html diakses pada tanggal 2 Maret 2023
4
3. Q.S Ar-Rum ayat 21
Tafsir Surah Ar-Rum ayat 21 menjelaskan tentang salah satu hakikat manusia,
yakni hidup berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan. Dalam ayat ini
diterangkan pula tanda-tanda kekuasaan Allah yaitu kehidupan bersama antara
laki-laki dan perempuan dalam sebuah perkawinan. Manusia mengetahui bahwa
mereka mempunyai perasaan tertentu terhadap jenis yang lain.
Dalam ayat ini dan ayat-ayat yang lain, Allah menetapkan ketentuan-ketentuan
hidup suami istri untuk mencapai kebahagiaan hidup, ketenteraman jiwa, dan
kerukunan hidup berumah tangga. Apabila hal itu belum tercapai, mereka
semestinya mengadakan introspeksi terhadap diri mereka sendiri, meneliti apa
yang belum dapat mereka lakukan serta kesalahan-kesalahan yang telah mereka
perbuat.
Kemudian mereka menetapkan cara yang paling baik untuk berdamai dan
memenuhi kekurangan tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah, sehingga
tujuan perkawinan yang diharapkan itu tercapai, yaitu ketenangan, saling
mencintai, dan kasih sayang.
Demikian agungnya perkawinan itu, dan rasa kasih sayang ditimbul-kannya,
sehingga ayat ini ditutup dengan menyatakan bahwa semuanya itu merupakan
tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah bagi orang-orang yang mau
menggunakan pikirannya.
4. Q.S Adz Dzariyat ayat 49
Dalam ayat yang telah ditafsirkan ini, Allah menyebutkan nikmat-nikmatNya yang
lain bahwa semua makhluk yang berada di bumi diciptakan berpasang-pasangan.
Ada langit dan bumi, timur dan barat, hitam dan putih, laki-laki dan perempuan,
jantan dan betina, positif dan negatif, api dan udara dan semuanya berpasangan-
pasangan. Tujuannya adalah agar manusia mengetahui bahwa yang tidak
berpasang-pasangan hanyalah Allah SWT.
Faedah kedua, bahwa yang namanya berpasang-pasangan memiliki arti saling
membutuhkan antara yang satu dengan yang lain. Seorang lelaki tidak akan
sempurna kecuali dengan pasangannya yaitu seorang perempuan. Adapun Allah
tidak butuh kepada pasangan. Dia sudah Maha Sempurna tanpa ada pasangan
D. Hikmah Pernikahan
1) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan
berketurunan.
2) Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan tercela dan mampu
mengekang syahwat seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
3) Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa dengan cara duduk-duduk dan
bercengkrama dengan bersama.
4) Mengatur rumah tangga dalam kerjasama yang produktif dengan memperhatikan
hak dan kewajiban9.

9
Ahmad Rafi Baihaqi, Membangun Syurga Rumah Tangga, (Surabaya: Gita Mediah Presss, 2006)
5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Istilah nikah berasal dari bahasa Arab yaitu ( ‫) اﻟﻨﻜﺎح‬, adapula yang mengatakan
perkawinan menurut istilah fiqh dipakai perkataan nikah dan perkataan zawaj
sedangkan menurut istilah Indonesia adalah perkawinan. Sedangkan dalam
kompilasi hukum islam dijelaskan bahwa perkawinan adalah pernikahan, yaitu
akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati perintah Allah dan
melaksanakannya merupakan ibadah.
2. Tafsir dan Analisa ayat yang berkaitan dengan pernikahan terdapat pada surah;
QS. An- Nisa, ayat 3
QS. An-Nur, ayat 32
QS. Ar-Rum, ayat 21
QS. AdzDzariyat, ayat 49
3. Salah satu hikmah dari pernikahan ialah mampu menjaga kelangsungan hidup
manusia dengan jalan berkembang biak dan berketurunan, dan mampu menjaga
suami istri terjerumus dalam perbuatan tercela dan mampu mengekang syahwat
seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
B. Saran
Demikianlah makalah tentang “Tafsir Ayat Pernikahan” yang dapat kelompok kami
sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kesalahan. Untuk itu kami mohon maaf dan kritikannya yang membangun untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1986), Jilid
IV, hlm. 212
Ahmad Rafi Baihaqi, Membangun Syurga Rumah Tangga, (Surabaya: Gita Mediah
Presss, 2006), hlm. 10
https://kumparan.com/berita-update/perbedaan-nikah-dan-kawin-dalam-perspektif-agama-
islam-1x6NHAruFvX diakses pada tanggal 2 Maret 2023
https://tafsirweb.com/1535-surat-an-nisa-ayat-3.html diakses pada tanggal 2 Maret 2023
https://tafsirweb.com/6160-surat-an-nur-ayat-32.html diakses pada tanggal 2 Maret 2023
https://tafsirweb.com/7385-surat-ar-rum-ayat-21.html diakses pada tanggal 2 Maret 2023
https://tafsirweb.com/9945-surat-az-zariyat-ayat-49.html diakses pada tanggal 2
Maret 2023
Muhammad Yunus Samad, Hukum Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Artikel, Volume V
No.1, September 2017, hlm. 75
Wahyu Wibisana, Pernikahan Dalam Islam, Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol.
14 No. 2 – 2016, hlm. 186

Anda mungkin juga menyukai