Surat An-Nisa’ ( ) النّساءmerupakan surah ke 4 dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari 176
ayat yang seluruhnya diturunkan di kota Madinah. Dengan demikian, Surah An-
Nisa’ tergolong Surat Madaniyah.
Nama An-Nisa’ diberikan kepada surah ini karena banyak ayat surah ini membahas hak-
hak perempuan dan soal-soal yang berhubungan dengan kehidupan keluarga secara
umum, termasuk hukum waris, larangan menikah antar-orang yang memiliki tingkat
pertalian darah tertentu, hubungan pernikahan, dan sebagainya.
Ayat pembuka Surah An-Nisa’ menekankan kesatuan mendasar umat manusia dan
kewajiban timbal-balik antara laki-laki dan perempuan, sebagai konsekuensi dari
pertalian keluarga ini. Bagian terbesar surah ini berbicara tentang ketentuan-ketentuan
praktis menyangkut masalah perang dan damai, serta soal hubungan antara orang
beriman dan orang tak beriman, khususnya orang munafik. Ayat 150-152 menegaskan
tentang kemustahilan seseorang beriman kepada Allah tanpa beriman kepada para
nabi-Nya; dan hal ini, pada gilirannya, mengantarkan kita pada topik pembicaraan
tentang kaum Yahudi, yang bukan saja mengingkari kenabian Muhammad, melainkan
juga kenabian Isa (Yesus); serta tentang kaum Nasrani, yang mengingkari Muhammad
dan menuhankan Isa, kendati sesungguhnya Isa “tiada pernah merasa terlalu angkuh
untuk menjadi hamba Allah” (ayat 172). Dan, pada akhirnya, seolah-olah untuk
menegaskan bahwa keimanan seseorang tidak dapat dipisahkan dari perilaku sosialnya,
ayat terakhir surah ini kembali berbicara tentang hukum waris.
Tidak ada keraguan bahwa ayat-ayat dalam Surah An-Nisa’ seluruhnya diturunkan
pada periode Madinah. Dalam urutan pewahyuan, surah ini boleh jadi turun segera
setelah turunnya Surah Al-‘Imran atau, berdasarkan sebagian pendapat ahli, turun
setelah Surah Al-‘Imran, tetapi dengan terlebih dahulu diselingi oleh turunnya Surah Al-
Ahzab dan Al-Mumtahanah. Bagaimanapun, kemungkinan yang paling besar adalah
surah ini diturunkan pada tahun keempat setelah hijrah, walaupun beberapa ayat surah
ini mungkin diturunkan pada periode yang lebih awal. Sedangkan, ayat 58 diturunkan
pada periode yang lebih terkemudian.
Daftar Isi [tampilkan]
Adapun mengenai orangtua kalian dan anak-anak kalian—kalian tidak mengetahui siapa
di antara mereka yang lebih berhak mendapat manfaat dari kalian: [inilah alasan]
ketetapan dari Allah [ini]. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
Dan, jika seorang laki-laki atau seorang perempuan tidak mempunyai ahli waris dalam
garis langsung, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki atau seorang saudara
perempuan, masing-masing dari kedua saudara ini hendaknya mewarisi seperenam;
tetapi, jika ada lebih dari dua (saudara), mereka hendaknya mendapatkan bagian
sepertiga [dari warisan], sesudah [dikurangi] wasiat apa pun yang mungkin telah dibuat,
atau utang apa pun [yang mungkin dia punyai], dengan tidak dimaksudkan untuk
merugikan [para ahli waris].
[Ini merupakan] perintah dari Allah: dan Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun.
Dan, bergaullah dengan istri-istri kalian secara makruf; sebab, jika kalian tidak menyukai
mereka, boleh jadi kalian tidak menyukai sesuatu yang mungkin telah Allah jadikan
sebagai sumber kebaikan yang berlimpah.
Dan kepada perempuan-perempuan, yang bersama mereka itu kalian ingin menikmati
pernikahan, hendaknya kalian memberi mahar yang merupakan hak mereka; tetapi
kalian tidak akan berdosa jika, setelah [menyetujui] kewajiban yang halal ini, kalian
saling bersepakat secara sukarela mengenai apa pun [yang lain]: perhatikanlah, sungguh
Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.
Dan, berbuat baiklah kepada orangtua kalian, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga dari kalangan kalian sendiri, tetangga yang asing, sahabat di sisi
kalian, musafir, dan orang-orang yang kalian miliki secara sah.
Sungguh, Allah tidak menyukai siapa pun di antara orang-orang yang membangga-
banggakan diri dengan penuh kesombongan;
Katakanlah: “Amat singkat kesenangan dunia ini, sedangkan kehidupan akhirat itulah
yang terbaik bagi orang-orang yang sadar akan Allah—karena tiada seorang pun di
antara kalian akan dizalimi walau selebar rambut pun.
Namun, tatkala sesuatu yang baik terjadi pada mereka, beberapa [orang] berkata, “Ini
dari Allah,” sedangkan tatkala keburukan menimpa mereka, mereka berkata, “Ini dari
engkau [Bung]!”
Maka, apa gerangan masalahnya dengan orang-orang ini sehingga mereka sama sekali
tidak dapat menangkap kebenaran dari hal-hal yang dikatakan kepada mereka?
DAN, KAMI telah mengutusmu [wahai Muhammad] sebagai seorang rasul bagi seluruh
manusia: dan tiada satu pun yang dapat memberi kesaksian [atas hal ini] sebagaimana
Allah.
Dan, andai bukan karena karunia Allah terhadap kalian dan rahmat-Nya, niscaya kalian
semua, kecuali sebagian kecil saja, sudah akan mengikuti setan.
Dan, janganlah mengambil seorang pun di antara mereka sebagai sekutu kalian atau
pemberi pertolongan,
Adapun jika yang terbunuh itu termasuk kaum yang sedang berperang dengan kalian,
sedangkan dia adalah oang yang beriman, [batas hukumannya adalah] memerdekakan
seorang yang beriman dari perbudakan; sedangkan, jika dia termasuk kaum yang terikat
perjanjian dengan kalian, [hukumannya berupa] ganti rugi yang harus dibayarkan
kepada keluarganya di samping memerdekakan seorang yang beriman dari perbudakan.
Dan siapa yang tidak mampu, hendaklah berpuasa dua bulan berturut-turut [sebagai
gantinya]—
[Inilah] cara tobat yang ditetapkan Allah: dan, sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahabijaksana.
Surah An-Nisa’ Ayat 93
ُب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َولَ َعنَهُ َوَأ َع َّد لَه ِ َو َم ْن يَ ْقتُلْ ُمْؤ ِمنًا ُمتَ َع ِّمدًا فَ َج َزاُؤ هُ َجهَنَّ ُم َخالِدًا فِيهَا َو َغ
َ ض
َع َذابًا َع ِظي ًما
93. Namun, siapa pun yang dengan sengaja membunuh seorang yang beriman,
balasannya adalah neraka, di sanalah (dia) berkediaman; dan Allah akan memurkainya,
dan akan menolaknya, dan akan menyiapkan baginya derita yang dahsyat.
[Para malaikat itu] akan berkata, “Bukankah bumi Allah itu cukup luas bagi kalian
sehingga kalian dapat hijrah meninggalkan ranah kejahatan?”
Maka, bagi orang-orang seperti itu, tujuannya adalah neraka—suatu akhir perjalanan
yang teramat buruk!
Sungguh, Allah telah menyiapkan derita yang hina bagi semua orang yang mengingkari
kebenaran!
Namun, Allah akan memberi keputusan di antara kalian semua pada Hari Kebangkitan;
dan Allah tidak akan pernah membiarkan orang-orang yang mengingkari kebenaran itu
mencelakakan orang-orang yang beriman.
Padahal, mereka tidak membunuhnya, dan tidak pula mereka menyalibnya, melainkan
hanya tampak bagi mereka [seolah-olah terjadi] demikian; dan sungguh, orang-orang
yang berselisih paham tentang hal itu benar-benar bingung, tidak memiliki
pengetahuan [yang sebenarnya] tentang hal itu, dan tiada lain hanyalah mengikuti
dugaan belaka. Sebab, sudah pasti, mereka tidak membunuhnya:
Allah membuat [semua ini] jelas bagi kalian, agar kalian tidak tersesat; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Sesuai versi The Message of the Quran oleh Muhammad Asad (Leopold Weiss)