Anda di halaman 1dari 6

jadipintar.

com
Blog Tentang Tafsir, Fikih Sunnah, Adab, Konsultasi Waris Syariah,
Pengetahuan Umum dan Tutorial
Dalil atau Landasan Pembagian Waris Menurut Hukum Islam

Jika memperturutkan hawa nafsu belaka, tentulah para manusia di dalam


membagi harta warisan untuk keluarganya, akan menggunakan cara sesuai
kemauan pemilik harta , yang pembagiannya sangat subjektif, memberi
kepada hanya ahli waris tertentu saja, besarannya terserah maunya dsb.,
padahal pembagian dan besaran waris itu berdasar kehendak Allah. Maka
dituangkanlah dasar ketentuan-ketentuan itu di dalam Al-Qur'anul Karim,
hadits Rasulullah saw., dan beberapa bagian yang detail atau lebih rinci bisa
berdasarkan fatwa para sahabat atau ijma' para ulama sesudahnya.
Berikut adalah ayat-ayat al-Qur''an dan hadits yang menjadi pedoman
pembagian waris menurut hukum Islam
1. Harta Waris ANAK Yatim
Ditahan jika mereka belum dewasa.

; Dan ujilah anak-anak yatim itu (sebelum baligh) sehingga mereka cukup
umur (dewasa). Kemudian jika kamu nampak dari keadaan mereka (tandatanda yang menunjukkan bahawa mereka) telah cerdik dan berkebolehan
menjaga hartanya, maka serahkanlah kepada mereka hartanya.(Q.S.An-Nisa:
6).
Jangan dimakan melampaui batas...(Q.S. An-Nisa: 6).

; dan janganlah kamu makan harta anak-anak



yatim itu secara yang melampaui batas dan secara terburu-buru (merebut
peluang) sebelum mereka dewasa dan sesiapa (di antara penjaga harta anakanak yatim itu) yang kaya maka hendaklah dia menahan diri (dari
memakannya) dan sesiapa yang miskin maka bolehlah dia memakannya
dengan cara yang sepatutnya.... (Q.S. An-Nisa: 6).
Menghadirkan saksi ketika menyerahkannya.
;Kemudian apabila kamu menyerahkan kepada mereka hartanya, maka
hendaklah kamu adakan saksi-saksi (yang menyaksikan penerimaan) mereka
dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (akan segala yang kamu lakukan).
(Q.S. An-Nisa: 6).

2. Hak Laki-Laki dan Perempuan:


Keduanya memiliki hak mewarisi peninggalan orang tua dan kerabatnya
(jaman jahiliyyah hanya laki-laki saja.)
- Besaran bagian keduanya sudah menjadi ketetapan Allah.

Orang-orang lelaki ada bahagian pusaka dari peninggalan ibu bapa dan
kerabat, dan orang-orang perempuan pula ada bahagian pusaka dari
peninggalan ibu bapa dan kerabat, samada sedikit atau banyak dari harta
yang ditinggalkan itu; iaitu bahagian yang telah diwajibkan (dan ditentukan
oleh Allah). (Q.S. An-Nissa: 7).

3. Memberi Kepada Yang Hadir


- Kerabat (ulul arham)
- Anak yatim (ortunya meninggal lebih dahulu)
- Fakir miskin.

Dan apabila kerabat (yang tidak berhak mendapat pusaka) dan anak-anak
yatim serta orang-orang miskin hadir ketika pembahagian (harta pusaka) itu,
maka berikanlah kepada mereka sedikit daripadanya dan berkatalah kepada
mereka dengan kata-kata yang baik. (Q.S. An-Nisa: 8).

4. Bagian Waris Untuk Anak dan ORANG TUA:


Anak laki-laki 2 x bagian anak perempuan.
;
Allah perintahkan kamu mengenai (pembahagian harta pusaka untuk) anakanak kamu, iaitu bahagian seorang anak lelaki menyamai bahagian dua
orang anak perempuan....(Q.S. An-Nisa: 11).
Bagian anak perempuan jika sendiri (tidak ada anak laki-laki) adalah 1/2,
Jika jumlah anak perempuan itu 2 atau lebih, mereka bersekutu dalam 2/3.

; Tetapi jika anak-anak perempuan itu
lebih dari dua, maka bahagian mereka ialah dua pertiga dari harta yang

ditinggalkan oleh si mati dan jika anak perempuan itu seorang sahaja, maka
bahagiannya ialah satu perdua (separuh)...(Q.S. An-Nisa: 11).
Bagian ortu, jika alm. mempunyai anak, masing-masing= 1/6. Jika alm. tidak
mempunyai anak, maka ibu dapat 1/3, sisanya untuk si bapak. Tetapi jika
alm. mempunyai min 2 saudara, si ibu hanya dapat 1/6, sisanya untuk bapak.



; dan bagi ibu bapa (si mati), tiap-tiap seorang dari keduanya: Satu

perenam dari harta yang ditinggalkan oleh si mati, jika si mati itu mempunyai
anak. Tetapi jika si mati tidak mempunyai anak, sedang yang mewarisinya
hanyalah kedua ibu bapanya, maka bahagian ibunya ialah satu pertiga. Kalau
pula si mati itu mempunyai beberapa orang saudara (adik-beradik), maka
bahagian ibunya ialah satu perenam....(Q.S. An-Nisa: 11).
Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, mengapa menetapkan seperti

itu.


Ibu-bapa kamu dan
anak-anak kamu, kamu tidak mengetahui siapa di antaranya yang lebih dekat
serta banyak manfaatnya kepada kamu. (Pembahagian harta pusaka dan
penentuan bahagian masing-masing seperti yang diterangkan itu ialah)
ketetapan dari Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi
Maha Bijaksana. (Q.S. An-Nisa: 11).
5. Bagian Suami-Isteri dan Saudara se-ibu:
Suami mendapat 1/2 jika si isteri tidak memiliki anak, jika si isteri memiliki
anak, bagian suami= 1/4.:





; Dan bagi kamu satu perdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteriisteri kamu jika mereka tidak mempunyai anak. Tetapi jika mereka
mempunyai anak maka kamu beroleh satu perempat dari harta yang mereka
tinggalkan, ...(Q.S. An-Nisa: 12).
Isteri mendapat 1/4 jika si suami tidak memiliki anak, jika si suami memiliki
anak, bagian isteri= 1/8.



;dan bagi mereka (isteri-isteri) pula satu perempat dari harta yang kamu
tinggalkan, jika kamu tidak mempunyai anak. Tetapi kalau kamu mempunyai
anak maka bahagian mereka (isteri-isteri kamu) ialah satu perlapan dari
harta yang kamu tinggalkan,....(Q.S. An-Nisa: 12).
Jika pewaris adalah kalalah dan mempunyai saudara (seibu), bagian masingmasing= 1/6, jika saudara seibu lebih dari seorang, mereka bersekutu dalam
1/3 (bagian saudara laki=bagian saudara perempuan).



; Dan jika si mati




yang diwarisi itu, lelaki atau perempuan, yang tidak meninggalkan anak atau
bapa, dan ada meninggalkan seorang saudara lelaki (seibu) atau saudara
perempuan (seibu) maka bagi tiap-tiap seorang dari keduanya ialah satu

perenam. Kalau pula mereka (saudara-saudara yang seibu itu) lebih dari
seorang, maka mereka bersekutu pada satu pertiga (dengan mendapat sama
banyak lelaki dengan perempuan),...(Q.S. An-Nisa: 12).
6. Khusu Pewaris Kalalah
Kalalah adalah pewaris yang meninggal tanpa memiliki ayah dan anak.
Dalam kasus seperti ini, maka saudara-saudaranya memiliki hak waris yang
besar, sbb.:
1. Seorang saudara perempuan mendapat 1/2:

jika seseorang mati yang tidak mempunyai anak dan dia mempunyai seorang
saudara perempuan, maka bagi saudara perempuan itu satu perdua dari
harta yang ditinggalkan oleh si mati ...(Q.S. An-Nisa: 176).
2. Jika saudara perempuan lebih dari 1, mereka berserikat dalam 2/3:

Kalau pula saudara perempuannya itu dua orang, maka keduanya mendapat
dua pertiga dari harta yang di tinggalkan oleh si mati ....(Q.S. An-Nisa: 176).
3. Seorang saudara laki-laki mewarisi semua jika tidak ada saudara
prempuan.:

dia pula (saudara lelaki itu) mewarisi (semua harta) saudara perempuannya,
jika saudara perempuannya tidak mempunyai anak...(Q.S. An-Nisa: 176).
4. Jika saudaranya terdiri dari laki-laki dan perempuan, maka laki-laki
mendapat 2 x bagian perempuan:


dan sekiranya mereka (saudara-saudaranya itu) ramai, lelaki dan perempuan,


maka bahagian seorang lelaki menyamai bahagian dua orang perempuan.
(Q.S. An-Nisa: 176).

7. Ketentuan Pembagian waris Dalam Hadits


1. Bagian saudara Perempuan.Sabda Nabi Muhammad SAW :

Allah swt telah menurunkan hukum waris bagi saudara-saudaramu yang


perempuan itu dan Allah swt telah menerangkan bahwa mereka mendapat
bagian 2/3 dari hartamu."
2. Bagian nenek.
)
)

Bahwasanya Nabi SAW. telah memberikan bagian seperenam kepada nenek,


jika tidak terdapat (yang menghalanginya), yaitu ibu.(H.R. Abu Dawud dan
Nasai ).
3. Bagian 2 orang nenek.

Dari Ubadah bin As-Shamith radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW


menetapkan buat dua orang nenek yaitu 1/6 diantara mereka.(HR. Ahmad,
Abu Daud dan Ibnu Majah).
4. Cucu dari anak laki-laki.


)
)

Nabi SAW. telah menetapkan seperenam bagian untuk cucu perempuan dari
anak laki-laki, jika bersama dengan anak perempuan. (H.R. Bukhari ).
5. Anak perempuan

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahuanhu berkata bahwa Rasulullah SAW


menetapkan bagi anak tunggal perempuan setengah bagian, dan buat anak
perempuan dari anak laki seperenam bagian sebagai penyempurnaan dari
2/3. Dan yang tersisa buat saudara perempuan .(HR. Jamaah kecuali Muslim
dan Nasai) .
6. Ashabah
.

Dari Ibnu Abbas radiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda"Bagikanlah


harta peninggalan (warisan) kepada yang berhak, dan apa yang tersisa
menjadi hak laki-laki yang paling utama. " (HR Bukhari).
7. Pembagian jika tidak ada ahli waris dan ulul arhaam

Sesungguhnya hak menerima harta pusaka itu bagi orang yang


memerdekakan ." (H.R. Bukhari, Muslim).
)

"Saya adalah ahli waris bagi orang yang tidak mempunyai ahli waris (HR.
Ahmad dan Abu Dawud).
Ingin konsultasi waris online ? klik di sini.
Sebarkan !!! insyaallah bermanfaat.




Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu.
Sumber:
http://fiqihituindah.wordpress.com/2012/11/10/hukum-mawaris/
http://blogcahyo.blogspot.com/2010/02/bab-pertama.html
Berbagi

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar

Beranda
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai