Anda di halaman 1dari 15

Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022

http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

IMPLIKASI PADA PERNYATAAN SEHARI-HARI

Sudiarto
SMK Negeri 5 Jember, Jl. Brawijaya No. 55 Jember; massudiarto@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap


pernyataan sebab-akibat atau implikasi pada pernyataan sehari-hari berdasarkan
logika matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan
terapan dan analisis konsep. Peneliti menganalisis implikasi pada pernyataan
sehari-hari berdasarkan hubungan pernyataan sebab dengan akibat menggunakan
teori himpunan yang digambarkan dengan Diagram Venn. Pola hubungan
pernyataan majemuk dalam Diagram Venn digunakan untuk menentukan nilai
kebenaran implikasi. Terdapat tujuh pola hubungan pernyataan sebab-akibat pada
pernyataan sehari-hari yang digambarkan dalam Diagram Venn. Berdasarkan pola
hubungan tersebut, maka terdapat tujuh jenis implikasi pada pernyataan sehari-
hari, yaitu: (1) Implikasi Bagian yang dalam logika matematika disebut Implikasi,
(2) Implikasi Lingkup, (3) Implikasi Berpotongan, (4) Implikasi Sepadan yang dalam
Matematika disebut Biimplikasi, (5) Implikasi Saling Lepas, (6) Implikasi Saling
Bebas, dan (7) Implikasi Negasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka
pemberian contoh pernyataan logika matematika yang menggunakan pernyataan
sehari-hari harus memperhatikan pola hubungan pernyataan sebab-akibat agar
lebih mudah menentukan nilai kebenarannya.

Kata Kunci. Implikasi, Logika matematika, Pernyataan Sehari-hari

Implications for Everyday Statements

Abstract. This study aims to facilitate the understanding of if-then statements or


implications in everyday statements based on mathematical logic. The research
method used is applied literature study and concept analysis. The researcher analyzes
the implications of everyday statements based on the relationship between cause and
effect statements using set theory which is described by a Venn Diagram. The pattern
of compound statement relationships in the Venn Diagram is used to determine the
truth value of the implications. There are seven patterns of causal statement
relationships in everyday statements depicted in the Venn Diagram. Based on the
pattern of the relationship, there are seven types of implications in everyday
statements, namely: (1) Section Implications which in mathematical logic are called
Implications, (2) Scope Implications, (3) Intersecting Implications, (4) Equivalence
Implications, which in Mathematics called Biimplications, (5) Independence
Implication, (6) Different Universal Implication, and (7) Negation Implication. The
results of this study indicate that giving examples of mathematical logic statements
using everyday statements must consider the pattern of causal statements to make it
easier to determine the truth value.

Keyword: Implications, Mathematical Logic, Everyday Statements.

20
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

1. Pendahuluan

Pernyataan sebab-akibat atau implikasi merupakan pernyataan yang memerlukan


kemampuan berpikir atau menalar untuk penarikan kesimpulan. Kemampuan menalar
adalah kemampuan menganalisis pernyataan secara logika (akal sehat) dan ilmiah (ilmu
pengetahuan). Menurut Utama (2013) bahwa manusia mencari kebenaran atau
kesimpulan menggunakan akal sehat (common sense) dan ilmu pengetahuan.
Kesimpulan yang tepat akan menghasilkan keputusan yang akurat. Terdapat empat hal
pokok dalam melakukan penalaran, yaitu: (1) data atau pernyataan harus valid, (2)
memperhatikan pola hubungan pernyataan, (3) menganalisis pengaruh hubungan antar
pernyataan dengan alur berpikir logis dan ilmiah, dan (4) menarik kesimpulan dengan
kaidah logika dan ilmu pengetahuan.

Menurut Hidayati, dkk (2008) logika adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir yang
logis. Logika matematika adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari
tata cara berpikir atau penalaran berdasarkan kaidah-kaidah logika dan matematika.
Maksud mempelajari logika matematika antara lain agar lebih cermat, teliti, kritis dalam
menganalisis dan memecahkan persoalan sehari-hari. Mosley (2019) menyatakan
bahwa orang yang memiliki logika yang baik berarti penalarannya baik pula sehingga
komunikasi dan interaksi dengan orang lain akan lebih baik. Penalaran yang baik adalah
penalaran sistematis sehingga efisien dalam berbagai aspek (waktu, tenaga, dan biaya).
Penalaran yang demikian ini akan efektif untuk memecahkan suatu permasalahan.

Penalaran yang baik pada umumnya diasah melalui dunia pendidikan dan pengamatan
pada dunia sekitarnya. Oleh karena itu penalaran yang baik biasanya terdapat pada
orang yang berpendidikan dan berwawasan luas. Salah satu ciri orang yang mempunyai
penalaran yang baik adalah terbiasa menganalisis data/informasi sebelum
menyimpulkan. Orang yang demikian biasanya akan menjadi orang yang bijak, tidak
mudah ditipu, dan tidak mudah diadu domba atau tidak mudah terprovokasi.

Penerapan logika matematika pada pernyataan sehari-hari atau sesuai fakta dalam
kehidupan sehari-hari sangat penting. Namun sampai saat ini terdapat perbedaan dalam
menentukan nilai kebenaran antara implikasi sehari-hari (ordinary implication) dengan
implikasi material (material implication) dalam logika matematika. Pada implikasi
material, alur logika lebih mudah dipahami sedangkan dalam implikasi sehari-hari agak
sulit mengidentifikasinya. Seperti dinyatakan Seputro (1992) bahwa berbeda dengan
implikasi sehari-hari, maka pengertian implikasi di sini hanya ditentukan oleh nilai
kebenaran dari anteseden dan konsekuennya saja, dan bukan oleh ada atau tidaknya
hubungan isi antara anteseden dan konsekuen. Implikasi ini disebut implikasi material.
Sedang yang dijumpai dalam percakapan sehari-hari disebut implikasi biasa.

Penerapan pernyataan sehari-hari ke dalam implikasi material akan membuat adanya


paradoks yang bisa membuat bingung dalam memahami penentuan nilai kebenaran
implikasi material. Seperti dinyatakan Detlovs (2021) bahwa fenomena yang disebut
paradoks dari implikasi material.

21
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Penentuan nilai kebenaran implikasi material ketika diterapkan dalam implikasi sehari-
hari agak sulit diidentifikasi. Seperti dinyatakan Spitznagel (2005) bahwa Whenever we
present a reasoned argument on some topic, and whenever we present a proof of a
mathematical fact, we are using logic. In both cases, the logic being used follows exactly the
same structures. When used in mathematics, the structure of a logical argument is
relatively easy to discern, but when embedded in ordinary language, the logic may not be
so readily identifiable. But nonetheless, an understanding of at least the basics of logic is
essential both in mathematics and in everyday life (setiap kali kita berikan suatu
argumentasi beralasan pada beberapa topik, dan setiap kali kita berikan suatu bukti
fakta matematika, kita menggunakan logika. Di dalam kedua kasus tersebut logika yang
digunakan mengikuti struktur yang sama. Ketika digunakan dalam matematika, struktur
argumentasi logis secara relatif mudah untuk dilihat, tetapi ketika diterapkan dalam
bahasa sehari-hari, logika mungkin tidak begitu mudah untuk diidentifikasi. Namun
demikian, pemahaman tentang dasar-dasar logika adalah sangat penting baik dalam
matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari).

Nilai kebenaran pernyataan sebab-akibat dalam implikasi material tidak selalu dapat
diterapkan pada pernyataan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian dalam
implikasi material di Logika Matematika banyak yang menggunakan pernyataan sehari-
hari. Hal ini bisa menimbulkan nilai kebenaran yang sulit diterima logika. Seperti
dinyatakan oleh Meserve (1991) menyatakan jika anda mengalami kesulitan dalam
menerima salah satu dari pernyataan ini bernilai benar, maka anda harus meninjau
ulang definisi nilai kebenaran pernyataan jika-maka. Ingat juga bahwa tidak perlu
memperhatikan hubungan antara p dan q di pernyataan jika-maka, walaupun kita
cenderung untuk menggunakan pernyataan yang dikaitkan dengan cara ini dalam
kehidupan sehari-hari.

Lebih rinci Krowne (2006) menyatakan bahwa implication is often confused for "if and
only if". The item of confusion is usually the fact that the implication is true even if only is
true. So the statement "pigs have wings, therefore it is raining today", is true if it is indeed
raining, despite the fact that the first item is false. Also sometimes confusing is the fact that
"false implies false" is true. That is, "pigs have wings, therefore it is raining today" is true
even if it is not raining! (implikasi sering dikacaukan dengan "jika dan hanya jika". Hal
yang membuat kebingungan pada umumnya fakta bahwa implikasi adalah benar
sekalipun benar. Sehingga pernyataan "babi mempunyai sayap, oleh karena itu hari ini
hujan", adalah benar jika itu memang hujan, meskipun faktanya bahwa hal yang pertama
adalah salah. Juga kadang-kadang membingungkan adalah pada fakta bahwa "salah
mengakibatkan salah" adalah benar. Pernyataan "babi mempunyai sayap, oleh karena itu
hari ini hujan" adalah benar sekalipun tidak hujan). Sedangkan Dau (2005) menyatakan
kebenaran dari implikasi yang diperlukan tidak tergantung pada fakta aktual yang
diungkapkan dalam premis dan kesimpulannya, tetapi hanya pada bentuknya. Sejalan
dengan pernyataan sebelumnya, Mosley (2019) menyatakan bahwa logika mengabaikan
konten dan hanya berfokus pada pertanyaan tentang bentuk).

Djadir (2017) menyatakan bahwa pada suatu implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞 tidak diharuskan adanya
hubungan antara pernyataan 𝑝 dan𝑞. Contoh: (1) Jika 7 merupakan bilangan genap maka

22
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

hari akan hujan, (2) Jika pelangi terlihat maka Ani ke pasar. Penggunaan contoh
pernyataan sehari-hari dalam implikasi material inilah yang kadang-kadang membuat
terjadinya kontroversi dalam menentukan nilai kebenarannya atau terjadinya paradoks
dalam implikasi material.

Penyebab terjadinya kontroversi pada penentuan nilai kebenaran adalah ketika


implikasi material menggunakan pernyataan sehari-hari tanpa memperhatikan pola
hubungan antara pernyataan sebab dengan pernyataan akibatnya. Benthem (2016)
menyatakan bahwa sometimes, the logical form of what is stated is even controversial
(terkadang, bentuk logis dari apa yang dikemukakan malah kontroversial). Holmes
(2019) menyatakan bahwa it is important to notice that unlike previous (and subsequent)
constructions this one is not symmetrical: “if A, then B" is not equivalent to “if B, then A"
(penting untuk diperhatikan bahwa tidak seperti konstruksi sebelumnya (dan
selanjutnya) yang ini tidak simetris: “jika A, maka B" tidak ekuivalen dengan “jika B,
maka A". Sehingga pada implikasi harus diperhatikan pola hubungan antara pernyataan
sebab dengan pernyataan akibatnya.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana agar tidak terjadi perbedaan
dalam penentuan nilai kebenaran antara implikasi sehari-hari dengan implikasi
material. Penentuan nilai kebenaran semua implikasi memperhatikan pola hubungan
antara pernyataan sebab (anteseden) dengan pernyataan akibat (konsekuen). Sehingga
tidak akan terjadi kontroversi dan tidak terjadi paradoks pada nilai kebenaran implikasi.

Melalui penelitian ini peneliti mencoba menganalisis penerapan pernyataan sehari-hari


dalam implikasi dengan memperhatikan pola hubungan antara pernyataan sebab
dengan pernyataan akibatnya. Pola hubungan tersebut dikaji melalui teori himpunan
yang digambarkan dengan Diagram Venn. Seperti dinyatakan Anonimus (2006) bahwa
Diagram Venn sering digunakan dalam matematika untuk menunjukkan hubungan antar
himpunan. Bahkan Diagram Venn bisa digunakan untuk menggambarkan kesimpulan
dari pernyataan sebab-akibat seperti yang dinyatakan Jenine (2006) bahwa
Menggambarkan kesimpulan dari pernyataan kondisional tidak sulit. Hal itu dapat
ditunjukkan dengan Diagram Venn.

Tujuan penggunaan Diagram Venn untuk menggambarkan pola hubungan antara


pernyataan sebab dan pernyataan akibat pada implikasi adalah untuk mempermudah
identifikasi dan penalaran dalam menentukan nilai kebenarannya. Dengan demikian
maka penentuan nilai kebenaran implikasi material dan implikasi sehari-hari bisa
dianalisis menggunakan kaidah logika matematika melalui teori himpunan dengan
Diagram Venn.

Harapan peneliti, tidak ada lagi perbedaan dalam proses penentuan nilai kebenaran
implikasi material dan implikasi sehari-hari. Proses penentuan nilai kebenaran implikasi
harus terlebih dahulu memperhatikan pola hubungan antara pernyataan sebab dengan
pernyataan akibatnya. Dengan demikian maka penentuan nilai kebenaran implikasi
akan menjadi lebih mudah, tidak membingungkan, mudah diterima akal, bisa diterapkan

23
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak akan terjadi kontroversi dan paradoks dalam
nilai kebenarannya.

2. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka atau
penelitian kepustakaan. Menurut Yaniawati (2020) bahwa penelitian kepustakaan
merupakan suatu jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan
data melalui berbagai literatur, buku, dan referensi lainnya, serta hasil penelitian
sebelumnya yang relevan, untuk mendapatkan jawaban dan landasan teori tentang
masalah yang akan diteliti.

Peneliti melaksanakan penelitian yang bersifat studi pustaka untuk menganalisis proses
penentuan nilai kebenaran implikasi material dan implikasi sehari-hari melalui pola
hubungan antara pernyataan sebab dan akibat menggunakan teori himpunan dengan
Diagram Venn.

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi, merujuk kepada


berbagai referensi ilmiah, dan menganalisis menggunakan teori himpunan dan kaidah
logika untuk mendapatkan solusi dari rumusan masalah. Penelitian ini pada dasarnya
bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap implikasi yang menggunakan
pernyataan sehari-hari.

Peneliti melakukan analisis terhadap implikasi pada pernyataan sehari-hari kemudian


dikaji berdasarkan teori himpunan, diagram Venn, dan logika matematika. Penggunaan
implikasi pada pernyataan dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah
identifikasi dan penalaran secara logis dan matematis. Seperti dinyatakan Suryana
(2010) bahwa analisis data bersifat induktif/kualitatif berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan di lapangan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Implikasi yang menggunakan pernyataan sehari-hari memperhatikan pola hubungan


antara pernyataan sebab (anteseden) dan pernyataan akibat (konsekuen). Adanya pola
hubungan antara anteseden dengan konsekuen akan mempermudah penalaran secara
logis dan matematis. Pola hubungan antara anteseden dengan konsekuen pada implikasi
sehari-hari dibuat berdasarkan teori himpunan dan digambarkan menggunakan
diagram Venn.

Notasi anteseden (pernyataan sebab) ditulis dengan huruf “a” dan dinyatakan sebagai
himpunan dengan notasi huruf “A” atau {A}. Sedangkan notasi konsekuen (pernyataan
akibat) ditulis dengan huruf “k” dan dinyatakan sebagai himpunan dengan notasi huruf
“K” atau {K}. Hal ini untuk mempermudah pemahaman terhadap pernyataan yang
digunakan sebagai anteseden (sebab) dan konsekuen (akibat).

24
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tujuh pola hubungan antara himpunan


pernyataan sebab (anteseden) dan himpunan pernyataan akibat (konsekuen) yang
digambarkan dengan diagram Venn, seperti disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Pola Hubungan antara Anteseden dengan Konsekuen

Berdasarkan pola hubungan antara anteseden dengan konsekuen pada Gambar 1,


kemudian diterapkan ke dalam implikasi pada pernyataan sehari-hari. Terdapat tujuh
macam implikasi, yaitu:
1. Implikasi Bagian, yaitu himpunan A bagian dari himpunan K atau A  K. Pada
pernyataan ditulis a  k | A  K dibaca “Jika a, maka k dimana A adalah bagian dari
K”. Pola hubungan pernyataan ini di dalam Logika Matematika disebut Implikasi.
2. Implikasi Lingkup, yaitu himpunan A lingkup dari himpunan K atau A  K.
Pernyataannya ditulis a  k | A  K dibaca “Jika a, maka k dimana A adalah lingkup
dari K”.
3. Implikasi Berpotongan, yaitu himpunan A berpotongan dengan himpunan K atau A () K.
Pernyataannya ditulis a  k | A () K dibaca “Jika a, maka k dimana A berpotongan
dengan K”.
4. Implikasi Sepadan, yaitu himpunan A sepadan dengan himpunan K atau A = K.
Pernyataannya ditulis a  k | A = K dibaca “Jika a, maka sepadan dengan k”. Pola
hubungan pernyataan ini di dalam Logika Matematika disebut Bimplikasi.
5. Implikasi Lepas, yaitu himpunan A lepas dari himpunan K atau A || K. Pernyataannya
ditulis a  k | A || K dibaca “Jika a, maka k dimana A lepas dengan K”.
6. Implikasi Beda Semesta, yaitu himpunan A berbeda semesta dengan K atau A $ K.
Pernyataannya ditulis a  k | A $ K dibaca “Jika a, maka k dimana A beda semesta
dengan K.
7. Implikasi Negasi, yaitu himpunan A sepadan K’ atau A’ = K. Pernyataannya ditulis a 
k | A = K’ dibaca “Jika a, maka k dimana A sama dengan K’.
Pola hubungan antara anteseden dengan konsekuen pada implikasi akan menentukan
nilai (value) suatu implikasi. Pada implikasi sehari-hari terdapat dua nilai yang bisa
ditentukan, yaitu Nilai Kemungkinan (possible value) dan Nilai Kebenaran (truth value).

25
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Kedua nilai tersebut dianalisis berdasarkan hubungan antara anteseden dengan


konsekuen menggunakan teori himpunan.
Nilai Kemungkinan merupakan nilai prediksi “akibat” atau “kesimpulan” atau “konklusi”
yang akan terjadi apabila “sebab” atau “anteseden” terjadi. Sedangkan Nilai Kebenaran
merupakan nilai kelogisan dari suatu pernyataan sebab akibat atau implikasi tersebut.
Nilai Kemungkinan suatu implikasi ditentukan dengan cara menganalisis hubungan
antara anteseden dengan konsekuen menggunakan teori himpunan. Anteseden
dinyatakan sebagai {A} dan konsekuen dinyatakan sebagai {K}. Nilai kemungkinan
menunjukkan peluang anteseden akan mengakibatkan konsekuen atau peluang
anteseden akan menunjukkan adanya konsekuen. Sehingga nilai kemungkinan suatu
implikasi adalah sebagai berikut.
1. Pasti (Ps) jika A  K atau A = K, berarti anteseden (A) pasti akan mengakibatkan
konsekuen (K) atau anteseden (A) pasti akan menunjukkan adanya konsekuen (K);
2. Mungkin (Mk) A  K atau A () K, berarti anteseden (A) bisa jadi akan mengakibatkan
konsekuen (K) atau anteseden (A) bisa jadi menunjukkan adanya konsekuen (K);
3. Mustahil (Ms) jika A || K, berarti anteseden (A) mustahil akan mengakibatkan
konsekuen (K) atau anteseden (A) mustahil menunjukkan adanya konsekuen (K).
Nilai kebenaran suatu implikasi, juga ditentukan menganalisis hubungan antara
anteseden dengan konsekuen menggunakan teori himpunan. Anteseden dinyatakan
sebagai {A} dan konsekuen dinyatakan sebagai {K}. Kemudian anteseden dan konsekuen
ditentukan nilai kebenarannya masing-masing. Implikasi yang mempunyai nilai Benar
atau (B) adalah implikasi yang memenuhi syarat anteseden mengakibatkan konsekuen
atau anteseden menunjukkan adanya konsekuen. Sedangkan implikasi yang mempunyai
nilai Salah atau (S) adalah implikasi yang tidak memenuhi syarat anteseden
mengakibatkan konsekuen atau anteseden menunjukkan adanya konsekuen Sehingga
nilai kebenaran implikasi adalah sebagai berikut.
1. Benar (B) jika A  K  , berarti anteseden (A) mengakibatkan konsekuen (K) atau
anteseden (A) menunjukkan adanya konsekuen (K);
2. Salah (S) jika A  K = , berarti anteseden (A) tidak mengakibatkan konsekuen (K)
atau anteseden (A) tidak menunjukkan adanya konsekuen (K).
Hubungan antara Nilai kemungkinan dengan Nilai kebenaran adalah sebagai berikut.
1. Nilai kemungkinan Pasti (Ps) mempunyai nilai kebenaran Benar (B)
2. Nilai kemungkinan Mungkin (Mk) mempunyai nilai kebenaran Benar (B) atau Salah
(S)
3. Nilai kemungkinan Mustahil (Ms) mempunyai nilai kebenaran Salah (S).
Berdasarkan pola hubungan antara anteseden dengan konsekuen, maka implikasi pada
pernyataan sehari-hari dibahas sebagai berikut.

1. Implikasi Bagian
Pada pernyataan ini pernyataan sebab (anteseden) merupakan bagian dari pernyataan
akibat (konsekuen) dan konsekuen lingkup dari anteseden. Dalam teori himpunan, maka
bisa dituliskan A  K dan bisa digambarkan dengan Diagram Venn. Implikasi Bagian
dinyatakan dengan simbol: a  k | A  K (dibaca: jika a maka k dimana A bagian dari K).

26
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Gambar 2. Implikasi Bagian

Contoh:
1. Jika Ali seorang pegawai swasta, maka Ali seorang pegawai.
2. Jika Fatimah siswa SMK, maka Fatimah seorang pelajar.
3. Jika ayam petelur, maka unggas.
Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Bagian seperti pada
tabel berikut.

Tabel 1. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Bagian


Nilai Nilai
Hubungan Irisan Nilai Kebenaran
Kebenaran Kemungkinan
A dengan K A dengan K ak|AK
a K ak |AK
B B A  K Ps A  K  B
B S A || K’ Ms A  K’=  S
S B A’ () K Mk A’ K   B
S S A’  K’ Mk A’ K’  B
Pernyataan ini di dalam Logika Matematika disebut sebagai pernyataan sebab-akibat
atau Implikasi. Untuk menghindari terjadinya nilai kebenaran yang sulit diterima oleh
logika, hendaknya pada pembahasan implikasi dalam Logika Matematika menggunakan
contoh pernyataan fakta sehari-hari dimana anteseden merupakan bagian dari
konsekuen atau (A  K). Jika dalam implikasi masih menggunakan contoh pernyataan
sehari-hari selain anteseden merupakan bagian dari konsekuen, maka terjadilah
kesulitan bahkan kebingungan dalam penalaran implikasi. Sehingga timbullah paradoks
atau kontroversi dalam penentuan dan pemahaman nilai kebenaran implikasi.

2. Implikasi Lingkup

Hubungan anteseden dengan konsekuen adalah anteseden lingkup dari konsekuen. Jika
anteseden dan konsekuen dinyatakan himpunan, bisa dituliskan A  K dan digambarkan
dengan Diagram Venn. Simbol: a  k | A  K (dibaca: jika a maka k, A lingkup dari K).

Gambar 3. Implikasi Lingkup

27
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Contoh:
1. Jika Maman pengemudi kendaraan bermotor, maka Maman sopir.
2. Jika binatang buas, maka singa.
3. Jika Fatimah pelajar, maka Fatimah siswa SMK

Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Lingkup adalah


sebagai berikut.

Tabel 2. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Lingkup


Nilai Nilai
Hubungan Irisan Nilai Kebenaran
Kebenaran Kemungkinan
A dengan K A dengan K ak|AK
a K ak |AK
B B A  K Mk A  K  B
B S A () K’ Mk A  K’  B
S B A’ || K Ms A’ K=  S
S S A’  K’ Ps A’ K’  B

3. Implikasi Berpotongan

Pada pernyataan sebab-akibat ini, ada sebagian anteseden dan konsekuen yang masing-
masing saling mengakibatkan atau saling mempengaruhi. Namun ada juga sebagian
anteseden dan konsekuen yang masing-masing saling tidak mengakibatkan atau tidak
saling mempengaruhi.
Implikasi Berpotongan dinyatakan dengan simbol: a  k | A () K (dibaca: jika a maka k
dimana A berpotongan dengan K).

Gambar 4. Implikasi Berpotongan

Contoh:
1. Jika Ahmad berpuasa, maka Ahmad mendapat pahala.
2. Jika Rudi belajar, maka Rudi lulus ujian.
3. Jika anda pintar, maka anda minum jamu.
Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Berpotongan seperti
pada tabel berikut.

Tabel 3. Penentuan Nilai Kemungkinan dan Nilai Kebenaran Implikasi Berpotongan


Nilai Nilai Nilai
Hubungan Irisan
Kebenaran Kemungkinan Kebenaran
A dengan K A dengan K
A K a  k | A () K a  k | A () K
B B A () K Mk AK B
B S A () K’ Mk A  K’  B
S B A’ () K Mk A’ K   B
S S A’ () K’ Mk A’ K’  B

28
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Pada pernyataan sebab-akibat berpotongan inilah yang sangat memerlukan kehati-


hatian dalam penarikan kesimpulan, karena pada nilai kemungkinan semuanya bernilai
mungkin Benar. Anteseden dan konsekuen yang keduanya bernilai Benar maka nilai
kemungkinannya Benar. Demikian pula jika anteseden dan konsekuen keduanya bernilai
Salah maka nilai kemungkinannya tetap Benar. Termasuk pada pernyataan yang salah
satu dari anteseden atau konsekuen bernilai Benar atau Salah, nilai kemungkinannya
tetap Benar. Sehingga pada nilai kebenaran semuanya bernilai Benar.

4. Implikasi Sepadan
Implikasi ini menunjukkan hubungan bahwa anteseden dan konsekuen adalah
sama atau sepadan. Sehingga anteseden dapat mengakibatkan terjadinya atau
menunjukkan adanya konsekuen demikian pula kebalikannya. Jika anteseden
dinyatakan sebagai A dan konsekuen dinyatakan sebagai K, maka bisa dituliskan A = K
dan digambarkan dengan Diagram Venn. Implikasi sepadan dinyatakan dengan simbol:
a  k | A = K (dibaca: jika dan hanya jika a maka k dimana A sepadan dengan K).

Gambar 5. Implikasi Sepadan

Contoh:
1. Jika manusia hidup, maka manusia bernyawa.
2. Jika air mulai mendidih, maka air mencapai titik didih
3. Jika ada angin, maka ada udara bergerak.
Penentuan Nilai Kemungkinan dan Nilai Kebenaran Implikasi Sepadan seperti
pada tabel berikut.

Tabel 4. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Lingkup


Nilai Nilai
Hubungan Irisan Nilai Kebenaran
Kebenaran Kemungkinan
A dengan K A dengan K ak|A=K
a K ak |A=K
B B A=K Ps AK B
B S A || K’ Ms A  K’=  S
S B A’|| K Ms A’ K =  S
S S A’= K’ Ps A’ K’  B
Implikasi Sepadan inilah yang di dalam Logika Matematika disebut pernyataan
Biimplikasi atau pernyataan Bikondisional. Untuk menghindari nilai kebenaran yang
sulit diterima oleh logika, hendaknya pada pembahasan Biimplikasi dalam Logika
Matematika menggunakan contoh pernyataan dimana pernyataan sebab (anteseden)
merupakan kesamaan atau kesepadanan dari pernyataan akibat (konsekuen). Jika
menggunakan contoh pernyataan dimana pernyataan sebab (anteseden) tidak sepadan
atau tidak sama dari pernyataan akibat (konsekuen), maka nilai kemungkinan dan nilai
kebenaran terkadang sulit diterima akal.

29
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

5. Implikasi Saling Lepas


Implikasi saling lepas menunjukkan hubungan antara anteseden dengan
konsekuen tidak ada kaitannya walaupun dalam semesta yang sama. Sehingga tidak
saling mengakibatkan. Jika anteseden dan konsekuen dinyatakan sebagai himpunan,
maka bisa dituliskan A || K. Implikasi saling lepas dinyatakan dengan simbol: a  k | A
|| K (dibaca: jika a maka k dimana A saling lepas dengan K).

Gambar 6. Implikasi Saling Lepas


Contoh:
1. Jika Ani berlari, maka Ani diam saja.
2. Jika saya naik becak, maka saya naik taksi.
3. Jika Anton bermain sepak bola, maka Anton bermain bulu tangkis.
Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Saling Lepas seperti
tabel berikut.

Tabel 5. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Saling Lepas
Nilai Nilai Nilai
Hubungan Irisan
Kebenaran Kemungkinan Kebenaran
A dengan K A dengan K
a K a  k | A || K a  k | A || K
B B A || K Ms A  K=  S
B S A  K’ Ps A  K’  B
S B A’  K Mk A’ K   B
S S A’ () K’ Mk A’ K’  B

6. Implikasi Beda Semesta


Pada pernyataan ini, anteseden dengan konsekuen tidak saling menujukkan atau
tidak saling mengakibatkan karena semesta pembicaraannya berlainan. Hal ini berarti
antara anteseden dengan konsekuen saling tidak ada pengaruhnya sama sekali. Jika
anteseden dan konsekuen dinyatakan sebagai himpunan, maka bisa dituliskan A $ K.
Implikasi Beda Semesta dinyatakan dengan simbol: a  k | A $ K (dibaca: jika a maka k
dimana A beda semesta dengan K).

Gambar 7. Implikasi Beda Semesta

30
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Contoh:
1. Jika burung punya sayap, maka saya pergi ke sekolah.
2. Jika Ali seorang pegawai, maka sungai Ciliwung banjir.
3. Jika burung camar beterbangan, maka roda sepada bundar.
Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Saling Bebas adalah
sebagai berikut.

Tabel 6. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Beda Semesta
Nilai Nilai Nilai
Hubungan Irisan
Kebenaran Kemungkinan Kebenaran
A dengan K A dengan K
a K ak |A$K ak|A$K
B B A $ K Ms AK= S
B S A $ K’ Ms A  K’ =  S
S B A’ $ K Ms A’ K =  S
S S A’ $ K’ Ms A’ K’ =  S

7. Implikasi Negasi

Pada implikasi ini, konsekuen merupakan negasi dari anteseden. Jika anteseden
dan konsekuen dinyatakan sebagai himpunan, maka bisa dituliskan A = K’ dan
digambarkan dengan diagram Venn. Implikasi Negasi dinyatakan dengan simbol: a  k
| A = K’ (dibaca: jika a maka k dimana A adalah negasi dari K).

Gambar 8. Implikasi Negasi

Contoh:
1. Jika Fulan jujur, maka Fulan bukan pendusta.
2. Jika Dedi gembira, maka Dedi tidak sedih.
3. Jika Amin lulus ujian, maka Amin tidak gagal ujian.

Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Negasi seperti berikut.

Tabel 7. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Negasi


Nilai
Nilai Nilai
Kebenara Hubungan Irisan
Kemungkinan Kebenaran
n A dengan K A dengan K
a  k | A = K’ a  k | A = K’
a K
B B A || K Ms A  K=  S
B S A = K’ Ps A  K’  B
S B A’ = K Ps A’ K   B
S S A’ || K’ Ms A’ K’=  S

31
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Salah satu contoh isu yang berkaitan dengan pendidikan dan bisa dibuat pernyataan
sebab-akibat atau implikasi seperti diungkapkan oleh Listmann (2021): “Jika kamu akan
menghadapi ujian yang materinya belum dipelajari dengan baik, kamu tentu merasa
khawatir tidak lulus. Sekalipun belajar untuk ujian dari jauh-jauh hari adalah strategi
terbaik, kamu masih bisa lulus tanpa belajar. Kamu bisa menggunakan kombinasi dari
beragam teknik menghadapi ujian, seperti membaca soal baik-baik, menjawab
pertanyaan mudah terlebih dahulu, serta menggunakan strategi khusus untuk
menjawab soal pilihan ganda dan pertanyaan benar/salah di dalam ujian. Kamu juga
harus datang ke tempat ujian dalam kondisi prima, kenyang, dan rileks.”

Isu tersebut termasuk Implikasi Berpotongan dengan pernyataan:


a: Kamu belajar
k: Kamu lulus ujian
“Jika kamu belajar, maka kamu lulus ujian”

Berdasarkan tabel penentuan Nilai Kemungkinan dan Nilai Kebenaran Implikasi


Berpotongan sebagai berikut.

Tabel 8. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Berpotongan


sebagai berikut.
Nilai Nilai Nilai
Hubungan Irisan
Kebenaran Kemungkinan Kebenaran
A dengan K A dengan K
a K a  k | A () K a  k | A () K
B B A () K Mk AK B
B S A () K’ Mk A  K’  B
S B A’ )( K Mk A’ K   B
S S A’ () K’ Mk A’ K’  B

a. Nilai Kebenaran anteseden atau a (B) dan konsekuen atau k (B)


a: Kamu belajar (B)
k: Kamu lulus ujian (B)
“Jika kamu belajar, maka kamu lulus ujian” (Mk = Mungkin)
“Jika kamu belajar, maka kamu lulus ujian” (B = Benar)

b. Nilai Kebenaran anteseden atau a (B) dan konsekuen atau k (S)


a: Kamu belajar (B)
k: Kamu tidak lulus ujian (S)
“Jika kamu belajar, maka kamu tidak lulus ujian” (Mk = Mungkin)
“Jika kamu belajar, maka kamu tidak lulus ujian” (B = Benar)

c. Nilai Kebenaran anteseden atau a (S) dan konsekuen atau k (B)


a: Kamu tidak belajar (S)
k: Kamu lulus ujian (B)
“Jika kamu tidak belajar, maka kamu lulus ujian” (Mk = Mungkin)
“Jika kamu tidak belajar, maka kamu lulus ujian” (B = Benar)

32
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

d. Nilai Kebenaran anteseden atau a (S) dan konsekuen atau k (S)


a: Kamu tidak belajar (B)
k: Kamu tidak lulus ujian (B)
“Jika kamu tidak belajar, maka kamu tidak lulus ujian” (Mk = Mungkin)
“Jika kamu tidak belajar, maka kamu tidak lulus ujian” (B = Benar)

4. Simpulan dan Saran

Terdapat dua nilai pada implikasi, yaitu nilai kemungkinan dan nilai. Penentuan nilai
tersebut berdasarkan pola hubungan antara pernyataan sebab (anteseden) dan
pernyataan akibat (konsekuen) yang dikaji menggunakan teori himpunan dan
digambarkan menggunakan diagram Venn. Berdasarkan pola hubungan tersebut tidak
terjadi kontroversi dan paradoks pada nilai kebenaran implikasi. Tidak terjadi
perbedaan dalam proses penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran antara
implikasi sehari-hari dengan implikasi material.

Terdapat tujuh macam implikasi, yaitu:

1. Implikasi Bagian, yaitu {A} bagian dari {K} atau A  K. Pernyataan sebab-akibat ini di
dalam Logika Matematika disebut Implikasi.
2. Implikasi Lingkup, yaitu {A} lingkup dari {K} atau A  K.
3. Implikasi Berpotongan, yaitu {A} berpotongan dengan {K} atau A () K.
4. Implikasi Sepadan, yaitu {A} sepadan dengan {K} atau A = K. Pernyataan sebab-akibat
ini di dalam Logika Matematika disebut disebut Bimplikasi.
5. Implikasi Lepas, yaitu {A} lepas dari {K} atau A || K.
6. Implikasi Beda Semesta, yaitu {A} berbeda semesta dengan {K} atau A $ K.
7. Implikasi Negasi, yaitu {A} sepadan {K’} atau {A’} sepadan {K}.

Implikasi tidak dibedakan menjadi implikasi sehari-hari dengan implikasi material.


Namun implikasi dibedakan berdasarkan pola hubungan antara pernyataan sebab
(anteseden) dan pernyataan akibat (konsekuen) yang dikaji menggunakan teori
himpunan dan digambarkan menggunakan diagram Venn.

Daftar Pustaka

Anonimus. (2006). Venn Diagram. http://www.sdcoe.k12.ca.us/score/actbank/ tvenn.htm.


Diakses 02 Januari 2019.
Dau, F. (2005). Mathematical logic with diagrams--based on the existential graphs of Peirce.
Dresden: Technische Universität Dresden.
Detlovs, V. and Podnieks, K. (2021). Introduction to Mathematical Logic-Textbook for students.
Riga: University of Latvia.
Djadir, dkk. (2017). Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket Keahlian
Matematika - Logika Matematika. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hidayati, Kana, dkk. (2008). Aktif Menggunakan Matematika 2: untuk kelas XI Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan Rumpun Sosial, Administrasi Perkantoran, dan
Akuntasi. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

33
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X

Holmes, M. R. (2019). Proof, Sets, and Logic. Boise: Boise State University, USA.
Jenine. (2006). Logic. http://www.efn.org/~kinne/geogirls/info/logic.html. Diakses 13 Maret
2020.
Krowne, A. (2006). Implication. http://www.planetmath.org/?op=getobj& from=objects& name.
Diakses 09 Maret 2021.
Listmann, E. (2021). Cara Lulus Ujian tanpa Belajar. https://id.wikihow.com/Lulus-Ujian-tanpa-
Belajar. Diakses 12 Desember 2021.
Meserve, B.E. dan Max A. S.. 1981. Contemporary Mathemathics. New York: Prentice-Hall, Inc.,
Englewood Cliffs.
Mosley, A. and Baltazar, E. (2019). An Introduction to Logic: From Everyday Life to Formal Systems.
Northampton: Smith College, Northampton, MA.
Seputro, T. (1992). Pengantar Dasar Matematika. Jakarta: Erlangga.
Spitznagel, Carl R. (2005). Logic, Truth and Language. http://www.jcu.edu/math/ vignettes/logic.
htm. Diakses 11 Juli 2018.
Suryana. (2010). Metodologi Penelitian – Metode Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Utama, I. G. B. R. (2013). Filsafat Ilmu dan Logika. Badung: Universitas Dhyana Pura.
Van Benthem, J., Dekker, P., van Eijck, J., de Rijke, M., & Venema, Y. (2001). Logic in action.
Universiteit van Amsterdam: Institute for Logic.
Yaniawati, R.P. (2020). Penelitian Studi Kepustakaan (Library Research) – Presentasi “Penyamaan
Persepsi Penelitian Studi Kepustakaan” di Lingkungan Dosen FKIP Unpas. Bandung:
Universitas Pasundan.

34

Anda mungkin juga menyukai