http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Sudiarto
SMK Negeri 5 Jember, Jl. Brawijaya No. 55 Jember; massudiarto@gmail.com
20
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
1. Pendahuluan
Menurut Hidayati, dkk (2008) logika adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir yang
logis. Logika matematika adalah salah satu cabang ilmu matematika yang mempelajari
tata cara berpikir atau penalaran berdasarkan kaidah-kaidah logika dan matematika.
Maksud mempelajari logika matematika antara lain agar lebih cermat, teliti, kritis dalam
menganalisis dan memecahkan persoalan sehari-hari. Mosley (2019) menyatakan
bahwa orang yang memiliki logika yang baik berarti penalarannya baik pula sehingga
komunikasi dan interaksi dengan orang lain akan lebih baik. Penalaran yang baik adalah
penalaran sistematis sehingga efisien dalam berbagai aspek (waktu, tenaga, dan biaya).
Penalaran yang demikian ini akan efektif untuk memecahkan suatu permasalahan.
Penalaran yang baik pada umumnya diasah melalui dunia pendidikan dan pengamatan
pada dunia sekitarnya. Oleh karena itu penalaran yang baik biasanya terdapat pada
orang yang berpendidikan dan berwawasan luas. Salah satu ciri orang yang mempunyai
penalaran yang baik adalah terbiasa menganalisis data/informasi sebelum
menyimpulkan. Orang yang demikian biasanya akan menjadi orang yang bijak, tidak
mudah ditipu, dan tidak mudah diadu domba atau tidak mudah terprovokasi.
Penerapan logika matematika pada pernyataan sehari-hari atau sesuai fakta dalam
kehidupan sehari-hari sangat penting. Namun sampai saat ini terdapat perbedaan dalam
menentukan nilai kebenaran antara implikasi sehari-hari (ordinary implication) dengan
implikasi material (material implication) dalam logika matematika. Pada implikasi
material, alur logika lebih mudah dipahami sedangkan dalam implikasi sehari-hari agak
sulit mengidentifikasinya. Seperti dinyatakan Seputro (1992) bahwa berbeda dengan
implikasi sehari-hari, maka pengertian implikasi di sini hanya ditentukan oleh nilai
kebenaran dari anteseden dan konsekuennya saja, dan bukan oleh ada atau tidaknya
hubungan isi antara anteseden dan konsekuen. Implikasi ini disebut implikasi material.
Sedang yang dijumpai dalam percakapan sehari-hari disebut implikasi biasa.
21
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Penentuan nilai kebenaran implikasi material ketika diterapkan dalam implikasi sehari-
hari agak sulit diidentifikasi. Seperti dinyatakan Spitznagel (2005) bahwa Whenever we
present a reasoned argument on some topic, and whenever we present a proof of a
mathematical fact, we are using logic. In both cases, the logic being used follows exactly the
same structures. When used in mathematics, the structure of a logical argument is
relatively easy to discern, but when embedded in ordinary language, the logic may not be
so readily identifiable. But nonetheless, an understanding of at least the basics of logic is
essential both in mathematics and in everyday life (setiap kali kita berikan suatu
argumentasi beralasan pada beberapa topik, dan setiap kali kita berikan suatu bukti
fakta matematika, kita menggunakan logika. Di dalam kedua kasus tersebut logika yang
digunakan mengikuti struktur yang sama. Ketika digunakan dalam matematika, struktur
argumentasi logis secara relatif mudah untuk dilihat, tetapi ketika diterapkan dalam
bahasa sehari-hari, logika mungkin tidak begitu mudah untuk diidentifikasi. Namun
demikian, pemahaman tentang dasar-dasar logika adalah sangat penting baik dalam
matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari).
Nilai kebenaran pernyataan sebab-akibat dalam implikasi material tidak selalu dapat
diterapkan pada pernyataan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun demikian dalam
implikasi material di Logika Matematika banyak yang menggunakan pernyataan sehari-
hari. Hal ini bisa menimbulkan nilai kebenaran yang sulit diterima logika. Seperti
dinyatakan oleh Meserve (1991) menyatakan jika anda mengalami kesulitan dalam
menerima salah satu dari pernyataan ini bernilai benar, maka anda harus meninjau
ulang definisi nilai kebenaran pernyataan jika-maka. Ingat juga bahwa tidak perlu
memperhatikan hubungan antara p dan q di pernyataan jika-maka, walaupun kita
cenderung untuk menggunakan pernyataan yang dikaitkan dengan cara ini dalam
kehidupan sehari-hari.
Lebih rinci Krowne (2006) menyatakan bahwa implication is often confused for "if and
only if". The item of confusion is usually the fact that the implication is true even if only is
true. So the statement "pigs have wings, therefore it is raining today", is true if it is indeed
raining, despite the fact that the first item is false. Also sometimes confusing is the fact that
"false implies false" is true. That is, "pigs have wings, therefore it is raining today" is true
even if it is not raining! (implikasi sering dikacaukan dengan "jika dan hanya jika". Hal
yang membuat kebingungan pada umumnya fakta bahwa implikasi adalah benar
sekalipun benar. Sehingga pernyataan "babi mempunyai sayap, oleh karena itu hari ini
hujan", adalah benar jika itu memang hujan, meskipun faktanya bahwa hal yang pertama
adalah salah. Juga kadang-kadang membingungkan adalah pada fakta bahwa "salah
mengakibatkan salah" adalah benar. Pernyataan "babi mempunyai sayap, oleh karena itu
hari ini hujan" adalah benar sekalipun tidak hujan). Sedangkan Dau (2005) menyatakan
kebenaran dari implikasi yang diperlukan tidak tergantung pada fakta aktual yang
diungkapkan dalam premis dan kesimpulannya, tetapi hanya pada bentuknya. Sejalan
dengan pernyataan sebelumnya, Mosley (2019) menyatakan bahwa logika mengabaikan
konten dan hanya berfokus pada pertanyaan tentang bentuk).
Djadir (2017) menyatakan bahwa pada suatu implikasi 𝑝 ⇒ 𝑞 tidak diharuskan adanya
hubungan antara pernyataan 𝑝 dan𝑞. Contoh: (1) Jika 7 merupakan bilangan genap maka
22
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
hari akan hujan, (2) Jika pelangi terlihat maka Ani ke pasar. Penggunaan contoh
pernyataan sehari-hari dalam implikasi material inilah yang kadang-kadang membuat
terjadinya kontroversi dalam menentukan nilai kebenarannya atau terjadinya paradoks
dalam implikasi material.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana agar tidak terjadi perbedaan
dalam penentuan nilai kebenaran antara implikasi sehari-hari dengan implikasi
material. Penentuan nilai kebenaran semua implikasi memperhatikan pola hubungan
antara pernyataan sebab (anteseden) dengan pernyataan akibat (konsekuen). Sehingga
tidak akan terjadi kontroversi dan tidak terjadi paradoks pada nilai kebenaran implikasi.
Harapan peneliti, tidak ada lagi perbedaan dalam proses penentuan nilai kebenaran
implikasi material dan implikasi sehari-hari. Proses penentuan nilai kebenaran implikasi
harus terlebih dahulu memperhatikan pola hubungan antara pernyataan sebab dengan
pernyataan akibatnya. Dengan demikian maka penentuan nilai kebenaran implikasi
akan menjadi lebih mudah, tidak membingungkan, mudah diterima akal, bisa diterapkan
23
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak akan terjadi kontroversi dan paradoks dalam
nilai kebenarannya.
2. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka atau
penelitian kepustakaan. Menurut Yaniawati (2020) bahwa penelitian kepustakaan
merupakan suatu jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan
data melalui berbagai literatur, buku, dan referensi lainnya, serta hasil penelitian
sebelumnya yang relevan, untuk mendapatkan jawaban dan landasan teori tentang
masalah yang akan diteliti.
Peneliti melaksanakan penelitian yang bersifat studi pustaka untuk menganalisis proses
penentuan nilai kebenaran implikasi material dan implikasi sehari-hari melalui pola
hubungan antara pernyataan sebab dan akibat menggunakan teori himpunan dengan
Diagram Venn.
Notasi anteseden (pernyataan sebab) ditulis dengan huruf “a” dan dinyatakan sebagai
himpunan dengan notasi huruf “A” atau {A}. Sedangkan notasi konsekuen (pernyataan
akibat) ditulis dengan huruf “k” dan dinyatakan sebagai himpunan dengan notasi huruf
“K” atau {K}. Hal ini untuk mempermudah pemahaman terhadap pernyataan yang
digunakan sebagai anteseden (sebab) dan konsekuen (akibat).
24
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
25
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
1. Implikasi Bagian
Pada pernyataan ini pernyataan sebab (anteseden) merupakan bagian dari pernyataan
akibat (konsekuen) dan konsekuen lingkup dari anteseden. Dalam teori himpunan, maka
bisa dituliskan A K dan bisa digambarkan dengan Diagram Venn. Implikasi Bagian
dinyatakan dengan simbol: a k | A K (dibaca: jika a maka k dimana A bagian dari K).
26
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Contoh:
1. Jika Ali seorang pegawai swasta, maka Ali seorang pegawai.
2. Jika Fatimah siswa SMK, maka Fatimah seorang pelajar.
3. Jika ayam petelur, maka unggas.
Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Bagian seperti pada
tabel berikut.
2. Implikasi Lingkup
Hubungan anteseden dengan konsekuen adalah anteseden lingkup dari konsekuen. Jika
anteseden dan konsekuen dinyatakan himpunan, bisa dituliskan A K dan digambarkan
dengan Diagram Venn. Simbol: a k | A K (dibaca: jika a maka k, A lingkup dari K).
27
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Contoh:
1. Jika Maman pengemudi kendaraan bermotor, maka Maman sopir.
2. Jika binatang buas, maka singa.
3. Jika Fatimah pelajar, maka Fatimah siswa SMK
3. Implikasi Berpotongan
Pada pernyataan sebab-akibat ini, ada sebagian anteseden dan konsekuen yang masing-
masing saling mengakibatkan atau saling mempengaruhi. Namun ada juga sebagian
anteseden dan konsekuen yang masing-masing saling tidak mengakibatkan atau tidak
saling mempengaruhi.
Implikasi Berpotongan dinyatakan dengan simbol: a k | A () K (dibaca: jika a maka k
dimana A berpotongan dengan K).
Contoh:
1. Jika Ahmad berpuasa, maka Ahmad mendapat pahala.
2. Jika Rudi belajar, maka Rudi lulus ujian.
3. Jika anda pintar, maka anda minum jamu.
Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Berpotongan seperti
pada tabel berikut.
28
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
4. Implikasi Sepadan
Implikasi ini menunjukkan hubungan bahwa anteseden dan konsekuen adalah
sama atau sepadan. Sehingga anteseden dapat mengakibatkan terjadinya atau
menunjukkan adanya konsekuen demikian pula kebalikannya. Jika anteseden
dinyatakan sebagai A dan konsekuen dinyatakan sebagai K, maka bisa dituliskan A = K
dan digambarkan dengan Diagram Venn. Implikasi sepadan dinyatakan dengan simbol:
a k | A = K (dibaca: jika dan hanya jika a maka k dimana A sepadan dengan K).
Contoh:
1. Jika manusia hidup, maka manusia bernyawa.
2. Jika air mulai mendidih, maka air mencapai titik didih
3. Jika ada angin, maka ada udara bergerak.
Penentuan Nilai Kemungkinan dan Nilai Kebenaran Implikasi Sepadan seperti
pada tabel berikut.
29
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Tabel 5. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Saling Lepas
Nilai Nilai Nilai
Hubungan Irisan
Kebenaran Kemungkinan Kebenaran
A dengan K A dengan K
a K a k | A || K a k | A || K
B B A || K Ms A K= S
B S A K’ Ps A K’ B
S B A’ K Mk A’ K B
S S A’ () K’ Mk A’ K’ B
30
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Contoh:
1. Jika burung punya sayap, maka saya pergi ke sekolah.
2. Jika Ali seorang pegawai, maka sungai Ciliwung banjir.
3. Jika burung camar beterbangan, maka roda sepada bundar.
Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Saling Bebas adalah
sebagai berikut.
Tabel 6. Penentuan Nilai Kemungkinan Dan Nilai Kebenaran Implikasi Beda Semesta
Nilai Nilai Nilai
Hubungan Irisan
Kebenaran Kemungkinan Kebenaran
A dengan K A dengan K
a K ak |A$K ak|A$K
B B A $ K Ms AK= S
B S A $ K’ Ms A K’ = S
S B A’ $ K Ms A’ K = S
S S A’ $ K’ Ms A’ K’ = S
7. Implikasi Negasi
Pada implikasi ini, konsekuen merupakan negasi dari anteseden. Jika anteseden
dan konsekuen dinyatakan sebagai himpunan, maka bisa dituliskan A = K’ dan
digambarkan dengan diagram Venn. Implikasi Negasi dinyatakan dengan simbol: a k
| A = K’ (dibaca: jika a maka k dimana A adalah negasi dari K).
Contoh:
1. Jika Fulan jujur, maka Fulan bukan pendusta.
2. Jika Dedi gembira, maka Dedi tidak sedih.
3. Jika Amin lulus ujian, maka Amin tidak gagal ujian.
Penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran Implikasi Negasi seperti berikut.
31
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Salah satu contoh isu yang berkaitan dengan pendidikan dan bisa dibuat pernyataan
sebab-akibat atau implikasi seperti diungkapkan oleh Listmann (2021): “Jika kamu akan
menghadapi ujian yang materinya belum dipelajari dengan baik, kamu tentu merasa
khawatir tidak lulus. Sekalipun belajar untuk ujian dari jauh-jauh hari adalah strategi
terbaik, kamu masih bisa lulus tanpa belajar. Kamu bisa menggunakan kombinasi dari
beragam teknik menghadapi ujian, seperti membaca soal baik-baik, menjawab
pertanyaan mudah terlebih dahulu, serta menggunakan strategi khusus untuk
menjawab soal pilihan ganda dan pertanyaan benar/salah di dalam ujian. Kamu juga
harus datang ke tempat ujian dalam kondisi prima, kenyang, dan rileks.”
32
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Terdapat dua nilai pada implikasi, yaitu nilai kemungkinan dan nilai. Penentuan nilai
tersebut berdasarkan pola hubungan antara pernyataan sebab (anteseden) dan
pernyataan akibat (konsekuen) yang dikaji menggunakan teori himpunan dan
digambarkan menggunakan diagram Venn. Berdasarkan pola hubungan tersebut tidak
terjadi kontroversi dan paradoks pada nilai kebenaran implikasi. Tidak terjadi
perbedaan dalam proses penentuan nilai kemungkinan dan nilai kebenaran antara
implikasi sehari-hari dengan implikasi material.
1. Implikasi Bagian, yaitu {A} bagian dari {K} atau A K. Pernyataan sebab-akibat ini di
dalam Logika Matematika disebut Implikasi.
2. Implikasi Lingkup, yaitu {A} lingkup dari {K} atau A K.
3. Implikasi Berpotongan, yaitu {A} berpotongan dengan {K} atau A () K.
4. Implikasi Sepadan, yaitu {A} sepadan dengan {K} atau A = K. Pernyataan sebab-akibat
ini di dalam Logika Matematika disebut disebut Bimplikasi.
5. Implikasi Lepas, yaitu {A} lepas dari {K} atau A || K.
6. Implikasi Beda Semesta, yaitu {A} berbeda semesta dengan {K} atau A $ K.
7. Implikasi Negasi, yaitu {A} sepadan {K’} atau {A’} sepadan {K}.
Daftar Pustaka
33
Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education Volume 9 Nomor 1 2022
http://p4tkmatematika.kemdikbud.go.id/journals/index.php/idealmathedu/
p-ISSN 2407-8530 | e-ISSN 2502-602X
Holmes, M. R. (2019). Proof, Sets, and Logic. Boise: Boise State University, USA.
Jenine. (2006). Logic. http://www.efn.org/~kinne/geogirls/info/logic.html. Diakses 13 Maret
2020.
Krowne, A. (2006). Implication. http://www.planetmath.org/?op=getobj& from=objects& name.
Diakses 09 Maret 2021.
Listmann, E. (2021). Cara Lulus Ujian tanpa Belajar. https://id.wikihow.com/Lulus-Ujian-tanpa-
Belajar. Diakses 12 Desember 2021.
Meserve, B.E. dan Max A. S.. 1981. Contemporary Mathemathics. New York: Prentice-Hall, Inc.,
Englewood Cliffs.
Mosley, A. and Baltazar, E. (2019). An Introduction to Logic: From Everyday Life to Formal Systems.
Northampton: Smith College, Northampton, MA.
Seputro, T. (1992). Pengantar Dasar Matematika. Jakarta: Erlangga.
Spitznagel, Carl R. (2005). Logic, Truth and Language. http://www.jcu.edu/math/ vignettes/logic.
htm. Diakses 11 Juli 2018.
Suryana. (2010). Metodologi Penelitian – Metode Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Utama, I. G. B. R. (2013). Filsafat Ilmu dan Logika. Badung: Universitas Dhyana Pura.
Van Benthem, J., Dekker, P., van Eijck, J., de Rijke, M., & Venema, Y. (2001). Logic in action.
Universiteit van Amsterdam: Institute for Logic.
Yaniawati, R.P. (2020). Penelitian Studi Kepustakaan (Library Research) – Presentasi “Penyamaan
Persepsi Penelitian Studi Kepustakaan” di Lingkungan Dosen FKIP Unpas. Bandung:
Universitas Pasundan.
34