Anda di halaman 1dari 269

3

i
Lampiran
Keputusan Setjen Depkes
Nomor : HK.00.SJ.SK.VIII.1057
Tanggal : 6 Oktober 2006

SUSUNAN PANITIA TIM PENGEMBANGAN


PENYUSUNAN BUKU STANDAR INTERNASIONAL
PENANGANAN BENCANA
BIDANG KESEHATAN

Pengarah

Ketua : Kepala Pusat Penanggulangan Kisis


Sekretaris : Kepala Bagian Tata Usaha PPK
Anggota :
1. Sesditjen Bina Kesehatan Masyarakat
2. Sesditjen Bina Pelayanan Medik
3. Sesditjen Pemberantasan Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan
4. Sesditjen Pelayanan Farmasi dan Alat
Kesehatan
5. Kepala Biro Kepegawaian

Pelaksana

Ketua : Dr. Lucky Tjahjono, M.kes


Kabid. Tanggap Darurat dan Pemulihan
PPK
Wakil Ketua : Mudjiharto, SKM, MM
Kabid. Pencegahan, Mitigasi dan
Kesiapsiagaan PPK
Sekretaris : Drg. Indah Marwati, MM
Kabid. Pemantauan dan Informasi PPK

ii
Anggota :
1. Dr. Edi Suranto, MPH
Setditjen. Bina Kesehatan Masyarakat
2. Dr. Imran Agus Nur Ali
Dit. Bina Kesehatan Komunitas
3. Dr. Wuwuh Utaminingtyas, M.Kes
Dit. Bina Pelayanan Medik Dasar
4. Drg. Yosephine Lebang, M.Kes
Dit. Bina Pelayanan Medik Spesialistik
5. Dading, SKM, M.Epid
Dit. Penyehatan Lingkungan
6. Marjunet, SKM, M.Kes
Dit. Sepim dan Kesehatan Matra
7. Drs. M. Nur Ginting, Apt, M.Kes
Dit. Bina Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan
8. Heri Radison
Setditjen. Bina Kefarmasian dan Alkes
9. Drg. Astuti, MARS
Biro Kepegawaian
10. Drg. Yeni Mulyawati, MS
Biro Kepegawaian
11. Dr. Rochman Arif, M.Kes
Pusat Penanggulangan Krisis
12. Yus Rizal, DCN, M.Epid
Pusat Penanggulangan Krisis

Sekretaris Jenderal
Departemen Kesehatan

Dr. Sjafii Ahmad, MPH


NIP. 140 086 897

iii
TIM PENYUSUN
PENYUSUN
dr. Rustam S. Pakaya. MPH
drg. Els Mangundap, MM
dr. Lucky Tjahjono, M. Kes
Mudjiharto, SKM, MM
drg. Indah Marwati, MM
dr. Imran Agus Nur Ali, Sp. KO
dr. Wuwuh Utaminingtyas, M.Kes
drg. Yosephine Lebang, M. Kes
Dading Setiawan, SKM, M. Epid
Hary Purwanto, SKM, M. Epid
drs. M. Nur Ginting, Apt, M.Kes
Heri Radison, SKM
drg. Astuti, MARS
Ir. Tatang Sahibul Falah, MSc
dr. Diding Sawaludin, Sp. KJ, M. Kes
dr. Rochman Arif, M. Kes
Yus Rizal, DCN, M. Epid

WHO
dr. Vijay Nath Kyaw Win

TIM PAKAR
Prof. Dr. dr. Aryono D. Pusponegoro, Sp.BD
Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.BO, FICS
Dr. dr. IB Tjakra Wibawa Manuaba, Sp.B, Onc, MPH
Prof. Dr. dr. Eddy Rahardjo, Sp.An, KIC
dr. Hendro Wartatmo, Sp.B
dr. Tri Wahyu, Sp. BTKV
dr. Agung Prayitno Sutiyoso, Sp.OT, MARS, MM
dr. Faisal Baraas, Sp.JP (K)
dr. Indrijono Tantoro, MPH

PENYUNTING
dr. Eva Roswati
Siti Khadijah, Apt
Palupi Widyastuti, SKM

iv
SA M BUTA N
M ENTERI KESEHA TA N REPUBL I K
I NDONESI A

Puj i syukur kam i Panj at kan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa kar ena at as karunia-
Nya kit a dapat m eny elesaikan penyusunan Buku Pedom an Teknis
Penanggulangan Krisis Kesehat an akibat Bencana yang m en gacu kepada st andar
int ernasional ( Technical Guidelines of Healt h Crisis Responses on Disast er) .
Kit a ket ahui ber sam a, I ndonesia m erupakan wilayah yang rawan t erhadap
bencana, baik bencana alam m aupun karena ulah m anusia hingga k edarurat an
kom pleks. Sem ua hal t ersebut j ika t erj adi akan m enim bulkan krisis k esehat an
ant ara lain t im bulnya korban m assal, konsent rasi m assa/ pengungsian, m asalah
pangan dan gizi, m asalah ket ersediaan air bersih, m asalah sanit asi lingkungan,
t er ganggunya pengawasan vekt or, penyakit m enular, lum puhnya pelayanan
kesehat an, m asalah Post Traum at ic St ress, k elangkaan t enaga kesehat an dan
diskoor dinasi. Hal ini t ent unya akan m engganggu j alannya pem bangunan
khususnya pem bangunan kesehat an.
Penanganan krisis kesehat an akibat bencana m eru pakan t ugas dan t anggung
j awab Depart em en Kesehat an yang harus dilakukan dengan baik secara t erpadu
ber sam a pengelola program sek t or kesehat an m aupun sekt or di luar kesehat an.
Dengan adanya ot onom i di bidang kesehat an dim ana salah sat u fungsi
pem erint ah pusat adalah m em persiapkan st andar- st andar dan pedom an-
pedom an. Buku ini dapat dij adikan pet unj uk bagi pet ugas yang bekerj a dalam
penanganan bencana.
Saya m en yam but baik t er susunnya buku pedom an ini dan saya m engharapkan
agar buku ini dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai acuan oleh seluruh
inst it usi kesehat an baik lokal m aupun int ernasional dalam penaganan krisis
kesehat an akibat bencana khususnya di I ndonesia.
Kepada sem ua pihak yang m em bant u t ersusunnya buku ini, saya ucapkan t erim a
kasih dan penghar gaan set inggi- t ingginya.
Selam at bek erj a!

Jakart a, 8 Februari 2007


MENTERI KESEHATAN

D r. dr. Sit i Fa dila h Supa ri, Sp. JP ( K)

i
Sa m b u t a n Per w a k i l a n WHO I n d on esi a

I ndonesia. Locat ed on t he 4 t ect onic m oving plat es and in t he heart of t he Pacific


Ring of Fire, had eexperi enced sev eral m aj or em er gencies from varoius hazar ds
in it s hist ory and m ore evident l y in t he past decade. Em er gencies and disast ers
unpredict able as t hey are, pose a challenge t o hum anit arian act ors t o address
needs in or eder t o provide int er vent ions in an eff ect ive and effiecient m anner . I n
all t hese ev ent s, m any l essons had been drawn but not m an y had been t ruly
learnt . Am ong t h ese lessons, im proving coor dinat ion, writ ing out st andar d
operat ing procedur es, pr eparedness and cont ingency planning st and out . These
are k ey lessons t hat n eed t o be t ranslat ed int o act ion for t hem t o be learnt .

Aft er t h e devast at ing eart quake and t sunam i t hat hit Aceh and ot he neigh boring
count ries in 2004, t he need t o furt her st r engt hen t he Em ergency Prepar edness
and Response program m e for t he Minist ry of Healt h was evident . Toget h er wit h
t he MOH, WHO saw t hat gu delines for operat ions which out line procedur es and
m ore im port ant ly lines of com m and, cont rol, coor dinat ion, and com m unicat ion
was urgent need.

WHO provided n ecessar y t echnical and financial support t o t h e MOH t o dev elop
t he st andard operat ing procedur es for crisis. This current pu blicat ion is a first
st ep in put t ing t oget h er t he procedur es necessar y in pr eparing for and
addr essing em ergencies. The Technical Guidelines for Healt h Act ion in Crisis will
be useful for bot h nat ional and int ernat ional hum anit arian egen cies t o work m ore
effect ivel y and efficient ly base on st andar ds for t he peopl e affect ed. This
guidebook alseo ser ve as a st rong support ing pillar for t h e work of t he 9 Regional
Crisis Cent er s est ablished in 2006 by t h e MOH.

Since t h e eart hquak e and t sunam i of 26 Decem ber 2004 sev eral init iat ives t o
im prov e and coordinat e disast er and em er gency r esponse have been in place.
This has shown t he st rong com m it m ent owner ship of MOH in preparing and
responding t o crisis. Th ese Technical Guidelines is one of t h e k ey st eps in furt her
im proving prepar edness m easur es.

WHO, working in close cooperat ion wit h MOH and ot h er part ner agencies will
cont inue it s support t o furt h er updat e t h e guidelines and st r engt h en t he EPR
Program m e and disast er em ergency m anagem ent as a whole in various sect ors.

I would like t o t hank ev eryon e involved in m aking t his wor k possible. I ndeed,
t oget her we can achieve m or e for pr epar edn ess which is t he best invest m ent and
response for any em ergency .

D r. Ge org Pe t e rson

W H O Re pre se nt a t ive t o I ndone sia

ii
KA TA PENGA NTA R

Negara Kesat uan Repu blik I ndonesia sering m engalam i bencana, baik bencana
alam ( nat ural disast er) m aupun bencana karena ulah m anusia ( m anm ade
disast er) . Kej adian ben cana biasanya diikut i dengan t im bulnya korban m anusia
m aupun kerugian hart a ben da. Adanya korban m anusia dapat m enim bulkan
kerawanan st at us k esehat an pada m asyarakat yang t erk ena bencana dan
m asyarakat yang berada di sekit ar daerah bencana.
Ber dasarkan pengalam an di I ndonesia, perm asalahan yang kerap t im bul dalam
penanganan bencana di lapangan adalah m asalah diskoordinasi, ket erlam bat an
t ranspor t asi dan dist ribusi, sert a k et idak siapan lokal dalam pem enuhan sarana
dan prasarana. Oleh karena it u, dalam rangka pengurangan dam pak risiko perlu
pe ngua t a n upa ya k e se ha t a n pada t ahap sebelum t erj adi ( pencegahan,
m it igasi dan kesiapsiagaan) .
Keberhasilan penanganan krisis kesehat an akibat bencana dit ent ukan oleh
m anaj em en penanganan bencana sert a k egiat an pokok sepert i penanganan
korban m assal, pelayanan kesehat an dasar di pen gungsian, pengawasan dan
pengendalian penyakit , air bersih dan sanit asi, penanganan gizi darurat ,
penanganan kesehat an j iwa, sert a pengelolaan logist ik dan per bekalan
kesehat an.
Pedom an Teknis Penanggulangan Krisis Kesehat an akibat Bencana ini diharapkan
ber m anfaat bagi pet ugas di j aj aran kesehat an, lem baga donor, LSM/ NGO
nasional dan int ernasional sert a pihak lain yang bekerj a/ ber kait an dalam
penanganan krisis kesehat an akibat bencana di I ndonesia sehingga m enj am in
keam anan dan keselam at an pet ugas dalam pelaksanaannya.
Unt uk it u, pedom an ini dirancang sedem ikian rupa sehingga m udah digunakan
sebagai acuan dalam t eknis pelayanan kesehat an pada pen anganan t anggap
darurat dan rehabilit asi sert a penanganan pengelolaan bant uan kesehat an, dat a
dan inform asi dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana.
Akhirnya k epada sem ua pihak dan inst ansi yang t er kait baik Pem erint ah m aupun
Nonpem erint ah, kam i sam paikan penghargaan dan t erim a kasih yang sebesar-
besarn ya at as peran sert anya sehingga buku ini dapat t er wuj ud.
Dem ikian, sem oga buku ini dapat berguna bagi kit a sem ua.

Jakart a, Februari 2007


Sek ret aris Jen deral

dr. Sj a fii Ahm a d, M PH

iii
UCA PA N TERI M A KA SI H
Dengan m em anj at kan puj i dan syukur k ehadirat Tuhan YME, kar ena berkat
rahm at dan anugerah- Nya buku Pedom an Teknis Penan ggulangan Krisis
Kesehat an akibat Bencana yang m engacu pada st andar int ernasional dapat
diselesaikan sesuai dengan yang dir encanakan, m eski dirasakan belum
sem purna.

Pengalam an I ndonesia dalam penanggulangan krisis k esehat an akibat bencana


selam a ini, t elah m em acu kit a unt uk hadapi t ant angan t ersebut . Dengan
per k em bangan sist em yang ada, diperlukan adanya pedom an sebagai st andar
bagi para pet ugas k esehat an yang bekerj a/ berkait an dalam penanganan krisis
kesehat an akibat bencana di I ndonesia.

Buku ini m erupakan kom pilasi dari pedom an- pedom an t ek nis dalam upaya
penanganan krisis kesehat an akibat bencana t erut am a pada t ahap t anggap
darurat dan rehabilit asi. Referensi ut am a buku ini adalah WHO- WPR Em ergency
Response Manual, Guidelines for WHO Repr esent at iv es and Count ry Offices in t h e
West ern Pacific Region, j uga pengalam an kit a di lapangan, t elah m em perkaya
subst ansi buku ini.

Kam i m engucapkan t erim a kasih kepada WHO- EHA ( Em er gency and


Hum anit arian Act ion) yang t elah m em fasilit asi penyusunan buku ini, t im
penyusun, ser t a sem ua pihak t er m asuk para pakar dari univer sit as di t anah air,
at as m asukan, saran dan perbaikan baik dari unit - unit t erk ait di lingkungan
Depar t em en Kesehat an, Unit Pelaksana Teknis, m aupun kalangan Profesional.

Sem oga Pedom an ini dapat m em berikan m anfaat yang besar khususnya bagi
para pelak sana dalam m enj alankan t ugas kem anusiaan.

Jakart a, 8 Februari 2007


Kepala Pusat Penanggulangan Krisis

Dr. Rust am S. Pakaya, MPH

iv
DA FTA R I SI
Sam but an Ment eri Kesehat an Republik I ndonesia i
Sam but an Perwakilan WHO I ndonesia ii
Kat a Pengant ar iii
Ucapan Terim a kasih iv
Daft ar I si v
BAB I PEND AHULUAN 1
A. Lat ar Belakang 1
B. Tuj uan 4
C. Sasaran 4
BAB I I MANAJEM EN PENANGANAN KRI SI S KESEHATAN 5
A. Kebijakan dalam Penanganan Krisis Kesehat an 5
B. Pengorganisasian 7
1. Tingkat Pusat 7
2. Daerah 12
3. Unit Pelaksana Teknis Depkes 14
C. Mekanism e Pengelolaan Bantuan 15
1. Obat dan Perbekalan Kesehat an 15
2. Sum ber Daya Manusia 24
2.1.Tim Reaksi Cepat 24
2.2.Tim RHA 25
2.3.Tim Bantuan Kesehat an 25
D. Pengelolaan Data dan I nform asi Penanganan Krisis 28
1. I nform asi pada Awal Terj adinya Bencana 29
1.1.Jenis I nform asi dan Wakt u Penyam paian 29
1.2.Sum ber I nform asi 29
1.3.Alur Mekanism e dan Penyam paian I nform asi 30
2. I nform asi Penilaian Kebut uhan Cepat 30
2.1.Jenis I nform asi dan Wakt u Penyam paian 30
2.2.Sum ber I nform asi 32
2.3.Alur Mekanism e dan Penyam paian I nform asi 32
3. I nform asi Perkem bangan Kej adian Bencana 33
3.1.Jenis I nform asi dan Wakt u Penyam paian 33
3.2.Sum ber I nform asi 34
3.3.Alur Mekanism e dan Penyam paian I nform asi 34
4. Pengelolaan Data 38
4.1. Pengum pulan Dat a 38
4.2. Pengolahan Data 38
4.3. Penyaj ian Dat a 39
4.4. Penyam paian 40

v
BAB I I I PELAYANAN KESEHATAN 41
1. Penatalaksanaan Korban Massal di Lapangan 41
1.1. Proses Penyiagaan 41
1.1.1. Penilaian Awal 42
1.1.2. Pelaporan ke Tingkat Pusat 42
1.1.3. Penyebaran I nform asi Pesan Siaga 42
1.2. I dent ifikasi Awal Lokasi Bencana 43
1.3. Tindakan Keselam at an 44
1.3.1. Tenaga Pelaksana 45
1.4. Langkah Pengam anan 45
1.5. Pos Kom ando 46
1.5.1.Tenaga Pelaksana 47
1.5.2.Met ode 47
1.6.Pencarian dan Penyelam atan 48
2. Perawat an di Lapangan 50
2.1. Triase 51
2.1.1. Triase di Tem pat 53
2.1.2. Triase Medik 53
2.1.3. Triase Evakuasi 53
2.2. Pert olongan Pertam a 54
2.3. Pos Medis Lanjut an 54
2.3.1. Organisasi Pos Medis Lanj utan 55
2.3.2. Luas Pos Medis Lanj ut an 58
2.3.3. Arus Pem indahan Korban 58
2.3.4. Tenaga Pelaksana Pos
Medis Lanj utan Standar 58
2.4. Pos Penat alaksanaan Evakuasi 63
3. Penerapan Rencana Penatalaksanaan Korban Bencana
Massal Rum ah Sakit 64
3.1. Penerim aan di Rum ah Sakit dan
Pengobat an 64
3.1.1. Proses penyiagaan 65
3.1.2. Mobilisasi 65
3.1.3. Pengosongan Fasilit as
Penerim a Korban 66
3.1.4. Perkiraan Kapasitas
Rum ah Sakit 66
3.2. Penerim aan Pasien 66
3.2.1. Lokasi 66
3.2.2. Tenaga Pelaksana 67
3.3. Hubungan dengan Pet ugas
Lapangan 67
vi
3.4. Tem pat Perawat an di Rum ah Sakit 67
3.4.1. Tem pat Perawatan Merah 67
3.4.2. Tem pat Perawatan Kuning 68
3.4.3. Tem pat Perawatan Hij au 68
3.4.4. Tem pat Korban dengan Hasil
Akhir/ Prognosis Jelek 69
3.4.5. Tem pat Korban Meninggal 69
3.5. Evakuasi Sekunder 69

4. Pelayanan Kesehat an di Pengungsian 70


4.1. Pelayanan Kesehatan Dasar di Pengungsian 70
4.2. Pencegahan dan pem berant asan
penyakit m enular 74
4.3. Menjam in Pelayanan Kesehatan bagi
Pengungsi 75
4.4. Pengawasan dan Pengendalian Penyakit 75
4.4.1. Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Diare 77
4.4.2. Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit I SPA 80
4.4.3. Pencegahan dan Penanggulangan
penyakit Malaria 85
4.4.4. Pencegahan dan Penanggulangan
penyakit Cam pak 92
4.4.5 Pem berant asan Penyakit Menular
Spesifik 97
4.5. Air Bersih dan Sanitasi 97
4.5.1. Perbaikan dan Pengawasan
Kualit as Air Bersih 101
4.5.2. Perbaikan kualit as air 101
4.5.3. Pengawasan Kualit as Air 104
4.5.4. Pem buangan Kot oran 105
4.5.5. Sanitasi Pengelolaan Sam pah 106
4.5.6. Pengawasan dan
Pengendalian Vekt or 107
4.5.7 Pengawasan dan Pengam anan
Makanan dan Minum an 108
4.6. Surveilans Penyakit dan Fakt or Risiko 108
4.6.1. Proses Kegiat an Surveilans 110
4.6.2. Surveilans Fakt or Risiko 114
4.7. Surveilans Gizi Darurat 114
4.7.1. Regist rasi Pengungsi 114
4.7.2. Pengum pulan Data Dasar Gizi 115
v ii
4.7.3. Penapisan 115
4.8. Penanganan Gizi Darurat 117
4.8.1. Penanganan Gizi Darurat pada Bayi dan Anak
117
4.8.2 Pem berian Air Susu I bu (ASI ) pada Bayi 117
4.8.3. Makanan Pendam ping Asi ( MP- ASI ) 118
4.8.4. I dent ifikasi Cara Pem berian Makanan
Bayi dan Anak 121
4.8.5. Penanganan Gizi Darurat pada Kelom pok
Usia > 24 bulan 122
4.9. Tahap Penanganan Gizi Darurat 122
4.9.1. Penanganan Gizi Darurat pada Kelom pok
Rawan 127
5. Penanganan Kesehat an Jiwa 130
5.1. I nt ervensi Psikososial Orang yang Terkena
Bencana 132
5.2. Reaksi Psikologis Masyarakat yang Terkena
Bencana 133
5.3. Gangguan Jiwa 135
5.4. Gangguan Depresi 136
5.5. Gangguan Cem as 137
5.6. Gangguan St res Paskat raum a 138
5.7. Gangguan Cam puran Ansiet as dan Depresi 137
5.8. Gangguan Penyesuaian 138
5.9. Gangguan Som at oform 139
5.10. Psikot ik Akut 140

6. Pelayanan Logist ik dan Perbekalan Kesehatan 141

BAB I V I D ENTI FI KASI KORBAN M ATI PADA BENCANA 146


1. Um um 146
1.1. Kom unikasi dan Koordinasi 146
1.2. Operasi Penyelam atan 147
1.3. Pengam anan TKP 147
1.4. Penat alaksanaan Korban Hidup 148
1.5. Penat alaksanaan Korban Mat i 148

2. Pengum pulan Data Ante Mort em dan


Post Mortem 150
2.1. Dat a Ante Mortem 150
2.2. Dat a Ante Mortem Gigi- Geligi 151
2.3. Dat a Post Mortem 152
2.4. Dat a Post Mortem Gigi- Geligi 153
v iii
3. Met ode dan Proses I dent ifikasi 153
3.1. Met ode Sederhana 154
3.2. Met ode I lm iah 154
4. Set elah Korban Terident ifikasi 157

BAB V M ON I TORI NG DAN EVALUASI 159


A. Monit oring 159
1. Kebij akan 159
1.1. Kebij akan Um um 159
1.2. Kebij akan Bidang Kesehat an 159
2. Pengorganisasian 161
2.1. Pengorganisasian Nasional 161
2.2. Pengorganisasian Bidang
Kesehat an 161
3. Pengelolaan Bant uan 162
3.1. Organisasi Pelaksana Kegiat an 162
3.2. Kegiat an 162
3.3. Fungsi 162
3.4. Form ulir 163
4. Sistem I nform asi 163
5. Gizi Darurat 164
6. Surveilans 164
7. Pert em uan Koordinasi 165
8. Pelayanan Mobil Klinik 167
B. Evaluasi 167

BAB VI PENUTUP 168

DAFTAR I STI LAH 169

DAFTAR PUSTAKA 179

LAMPI RAN 182

ix
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

I ndonesia m erupakan wilayah yang rawan t erhadap


bencana, baik bencana alam m aupun karena ulah m anusia.
Beberapa fakt or yang m enyebabkan t erj adinya bencana ini
adalah kondisi geografis, iklim , geologis dan fakt or- fakt or
lain sepert i keragam an sosial budaya dan polit ik. Wilayah
I ndonesia dapat digam barkan sebagai berikut :

1. Secara geografis m erupakan negara kepulauan yang


t erlet ak pada pert em uan em pat lem peng t ekt onik
yait u lem peng benua Asia dan benua Aust ralia sert a
lem peng sam udera Hindia dan sam udera Pasifik.
2. Terdapat 130 gunung api akt if di I ndonesia yang
t erbagi dalam Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Gunung api
yang pernah m elet us sekurang- kurangnya sat u kali
sesudah t ahun 1600 dan m asih akt if digolongkan
sebagai gunung api t ipe A, t ipe B adalah gunung api
yang m asih akt if t et api belum pernah m elet us dan t ipe
C adalah gunung api yang m asih di indikasikan
sebagai gunung api akt if.
3. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil yang
30% di ant aranya m elewat i kawasan padat penduduk
dan berpot ensi t erj adinya banj ir, banj ir bandang dan
t anah longsor pada saat m usim penghuj an.

Beberapa kej adian bencana besar di I ndonesia ant ara lain:

1. Gem pa bum i dan t sunam i yang t erbesar t erj adi pada


akhir t ahun 2004 yang m elanda Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam dan sebagian Provinsi Sum at era Ut ara t elah
m enelan korban yang sangat besar yait u 120.000 orang
m eninggal, 93.088 orang hilang, 4.632 orang luka- luka.

1
2. Gem pa bum i Nias, Sum at era Ut ara t erj adi pada awal
t ahun 2005 m engakibat kan 128 orang m eninggal, 25
orang hilang dan 1.987 orang luka- luka.
3. Gem pa bum i DI Yogyakart a dan Jawa Tengah t erj adi
t anggal 27 Mei 2006 m engakibat kan 5.778 orang
m eninggal, 26.013 orang luka di rawat inap dan
125.195 orang rawat j alan.
4. Gem pa bum i dan t sunam i t erj adi pada t angal 17 Juli
2006 di pant ai Selat an Jawa ( Pangandaran, Ciam is,
Tasikm alaya, Garut , Banj ar, Cilacap, Kebum en, Gunung
Kidul dan Tulung Agung) t elah m enelan korban
m eninggal dunia 684 orang, korban hilang sebanyak 82
orang dan korban dirawat inap sebanyak 477 orang dari
11.021 orang yang luka- luka.
5. Tanah longsor sam pai pert engahan t ahun 2006 t erj adi di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam , Sum at era Barat ,
Sum at era Selat an, Jawa Barat , Jawa Tengah, Jawa
Tim ur, Bali dan Papua dengan j um lah korban 135 orang
m eninggal dunia.
6. Banj ir bandang sepert i yang t erj adi secara berunt un
pada pert engahan t ahun 2006 di Kab. Sinj ai ( Sulsel) ,
banj ir di Kab. Bolaang
7. Mongondow ( Sulut ) , Kot a Goront alo (Goront alo) Kab.
Tanah Bum bu dan Banj ar ( Kalsel) , Kab. Kat ingan
( Kalt eng) .
8. Gunung Merapi di Jawa Tengah sepanj ang t ahun 2006
m enunj ukkan peningkat an akt ivit as yang
m engakibat kan 4 orang m eninggal, 5.674 orang
pengungsian dengan perm asalahan kesehat annya.
9. Sej ak awal t ahun 1999 t elah t erj adi konflik vert ikal dan
konflik horizont al di I ndonesia yang dit andai dengan
t im bullnya kerusuhan sosial, m isalnya di Sam pit ,
Sam bas Kalim ant an Barat , Maluku, Aceh, Poso,
Sulawesi, Nusa Tenggara Tim ur, Papua dan berbagai
daerah lainnya yang berdam pak pada t erj adinya
pengungsian penduduk secara besar- besaran.

2
10. Ledakan bom Bali I dan I I sert a ledakan bom di wilayah
Jakart a m engakibat kan perm asalahan kesehat an yang
j uga berdam pak kepada aspek sosial, polit ik, ekonom i,
hukum dan budaya di I ndonesia.
10.Kegagalan t eknologi sepert i kasus Pet ro Widada Gresik.
11.Sem buran lum pur panas Sidoarj o Jawa Tim ur.

Sem ua kej adian t ersebut di at as m enim bulkan krisis


kesehat an ant ara lain lum puhnya pelayanan kesehat an,
korban m at i, korban luka, pengungsi, m asalah gizi, m asalah
ket ersediaan air bersih, m asalah sanit asi lingkungan,
penyakit m enular dan st res/ gangguan kej iwaan.

Perm asalahan yang dihadapi dalam penanganan krisis


kesehat an akibat bencana, ant ara lain:
1. Sist em inform asi yang belum berj alan dengan baik
2. Mekanism e koordinasi belum berfungsi dengan baik
3. Mobilisasi bant uan dari luar lokasi bencana m asih
t erham bat akibat m asalah t ransport asi
4. Sist em pem biayaan belum m endukung
5. Sist em kewaspadaan dini belum berj alan dengan baik
6. Ket erbat asan logist ik
Dalam penanganan krisis kesehat an akibat bencana, banyak
bant uan kesehat an dari LSM/ NGO lokal m apun int ernasional
yang t erlibat secara akt if dalam penanganan bencana di
I ndonesia. Oleh karena it u perlu adanya st andar bagi
pet ugas kesehat an di I ndonesia, LSM/ NGO nasional m aupun
int ernasional, lem baga donor dan m asyarakat yang bekerj a
at au berkait an dalam penanganan krisis kesehat an akibat
bencana.

3
B. TUJUAN

Tuj uan Um um :
Mem berikan acuan bagi pet ugas kesehat an dalam
penanganan krisis kesehat an akibat bencana.

Tuj uan Khusus:


1. Tersedianya St andar Teknis Pelayanan Kesehat an dalam
penanganan krisis kesehat an akibat bencana.
2. Tersedianya st andar pengelolaan bant uan kesehat an,
dat a dan inform asi penanganan krisis kesehat an akibat
bencana.

C. SASARAN
Seluruh pet ugas di j aj aran kesehat an, lem baga donor,
LSM/ NGO nasional dan int ernasional sert a pihak lain yang
bekerj a/ berkait an dalam penanganan krisis kesehat an
akibat bencana.

4
BAB II BAB I I
MANAJEMEN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN

A. KEBIJAKAN DALAM PENANGANAN


KRISIS KESEHATAN

Kej adian bencana selalu m enim bulkan krisis kesehat an,


m aka penanganannya perlu diat ur dalam bent uk kebij akan
sebagai berikut :

1. Set iap korban akibat bencana perlu m endapat kan


pelayanan kesehat an sesegera m ungkin secara
m aksim al dan m anusiawi.
2. Priorit as awal selam a m asa t anggap darurat adalah
penanganan gawat darurat m edik t erhadap korban luka
dan ident ifikasi korban m at i disarana kesehat an.
3. Priorit as berikut nya adalah kegiat an kesehat an unt uk
m engurangi risiko m unculnya bencana lanjut an, di
wilayah yang t erkena bencana dan lokasi pengungsian.
4. Koordinasi pelaksanaan penanganan krisis kesehat an
akibat bencana dilakukan secara berj enj ang m ulai dari
t ingkat Kabupat en/ Kot a, Provinsi dan Pusat .
5. Pelaksanaan penanganan krisis kesehat an dilakukan
oleh Pem erint ah dan dapat dibant u dari berbagai pihak,
t erm asuk bant uan negara sahabat , lem baga donor, LSM
nasional at au int ernasional, dan m asyarakat .
6. Bant uan kesehat an dari dalam m aupun luar negeri,
perlu m engikut i st andar dan prosedur yang dikeluarkan
oleh Depart em en Kesehat an.
7. Pengat uran dist ribusi bant uan bahan, obat , dan
perbekalan kesehat an sert a SDM kesehat an
dilaksanakan secara berj enj ang.

5
8. Dalam hal kej adian bencana yang m engakibat kan t idak
berj alannya fungsi pelayanan kesehat an set em pat ,
kendali operasional diam bil alih secara berj enj ang ke
t ingkat yang lebih t inggi.
9. Penyam paian inform asi yang berkait an dengan
penanggulangan kesehat an pada bencana dikeluar- kan
oleh Dinas Kesehat an set em pat selaku anggot a
Sat korlak/ Sat lak
10. Perlu dilakukan m onit oring dan evaluasi berkala yang
perlu diikut i oleh sem ua pihak yang t erlibat dalam
pelaksanaan penanggulangan kesehat an, sekaligus
m enginform asikan kegiat an m asing-m asing.

Gambar 1. Siklus bencana

Tanggap Dar ur at
Kesiapsiagaan

Mit igasi Pr a Bencana Saat Bencana

Pencegahan

Pasca Bencana

Rekonst r uksi Pemulihan

6
Tahap-t ahap penanganan krisis dan m asalah kesehat an lain
m engikut i pendekat an t ahapan Sik lu s Pe n a n gan a n
Be n ca n a ( Disast er Managem ent Cycle) , yang dim ulai dari
wakt u sebelum t erj adinya bencana berupa kegiat an
pencegahan, m it igasi ( pelunakan/ pengurangan dam pak)
dan kesiapsiagaan. Pada saat t erj adinya bencana berupa
kegiat an t anggap darurat dan selanj ut nya pada saat set elah
t erj adinya bencana berupa kegiat an rehabilit asi dan
rekonst ruksi.

B. PENGORGANISASIAN

Tugas penyelenggaraan penanggulangan bencana dit angani


oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) di
t ingkat Pusat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
( BPBD) di t ingkat Daerah.

1. Tingkat Pusat

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB)


m erupakan Lem baga Pem erint ah Nondepart em en set ingkat
m ent eri yang m em iliki fungsi perum usan dan penet apan
kebij akan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bert indak cepat dan t epat sert a efekt if
dan efisien; dan pengoordinasikan pelaksanaan kegiat an
penanggulangan bencana secara t erencana, t erpadu dan
m enyeluruh.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB)


m em punyai t ugas :
a. m em berikan pedom an dan pengarahan t erhadap usaha
penanggulangan bencana yang m encakup pencegahan
bencana, penanganan t anggap darurat , rehabilit asi, dan
rekonst ruksi secara adil dan set ara;
b. m enet apkan st andardisasi dan kebut uhan
penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Perat uran Perundang-undangan;

7
c. m enyam paikan inform asi kegiat an kepada m asyarakat ;
d. m elaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana
kepada Presiden set iap sebulan sekali dalam kondisi
norm al dan pada set iap saat dalam kondisi darurat
bencana;
e. m enggunakan dan m em pert anggungj awabkan
sum bangan/ bant uan nasional dan int ernasional;
f. m em pert anggungj awabkan penggunaan anggaran yang
dit erim a dari Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara;
g. m elaksanakan kewaj iban lain sesuai dengan Perat uran
Perundang-undangan; dan
h. m enyusun pedom an pem bent ukan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.

Tugas dan kewenangan Depart em en Kesehat an adalah


m erum uskan kebij akan, m em berikan st andar dan arahan
sert a m engkoordinasikan penanganan krisis dan m asalah
kesehat an lain baik dalam t ahap sebelum , saat m aupun
set elah t erj adinya. Dalam pelaksanaannya dapat m elibat kan
inst ansi t erkait baik Pem erint ah m aupun non Pem erint ah,
LSM, Lem baga I nt ernasional, organisasi profesi m aupun
organisasi kem asyarakat an sesuai dengan perat uran
perundangan yang berlaku. Selain it u Depart em en
Kesehat an secara akt if m em bant u m engoordinasikan
bant uan kesehat an yang diperlukan oleh daerah yang
m engalam i sit uasi krisis dan m asalah kesehat an lain.

8
Gambar 2. Struktur organisasi BNPB

KEPALA
BNPB

UNSUR
PENGARAH

INSPEKTORAT SEKRETARIAT
UTAMA UTAMA

BIRO BIRO BIRO BIRO


PERENCANAAN KEUANGAN HUKUM & UMUM
KERJASAMA
INSPEKTORAT I INSPEKTORAT II

Kel. Jabatan Kel. Jabatan


Fungsional Fungsional

PUSAT PUSAT DATA


PELATIHAN INFORMASI &
HUMAS

DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG DEPUTI


PENCEGAHAN & PENANGANAN REHABILITASI & BIDANG
KESIAPSIAGAAN DARURAT REKONSTRUKSI LOGISTIK &
PERALATAN

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT


PENGURANGA TANGGAP PENILAIAN DIREKTORAT
N RISIKO DARURAT KERUSAKAN LOGISTIK
BENCANA

DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT PEMULIHAN & DIREKTORAT
BANTUAN
PEMBERDAYAAN PENINGKATAN PERALATAN
DARURAT
MASYARAKAT FISIK

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT


KESIAPSIAGAAN PERBAIKAN PEMULIHAN &
DARURAT PENINGKATAN
SOSEK
UPT

DIREKTORAT
PENANGANAN
PENGUNGSI

9
Gambar 3. Struktur organisasi dalam Departemen Kesehatan pada
penanggulangan bencana

Menkes
(Penanggung Jawab)

Sekjen
(Koordinator)

Pj
Pj.Pj.Eselon
.Eselon
EselonI

PPK
( Pe la k sa n a Koord in a si)
(Unsur teknis)

(Unsur teknis)

(Unsur teknis)

(Unsur teknis)

(Unsur teknis)

(Unsur teknis)
(Unsur teknis)

(Unsur teknis)
t eknis)

(Unsur
teknis)

10
Dalam operasional pem berian bant uan bagi daerah yang
m em erlukan, Depart em en Kesehat an m em bent uk 9
( sem bilan) Pusat Bant uan Regional Penanganan Krisis
Kesehat an yang berperan unt uk m em percepat dan
m endekat kan fungsi bant uan kesehat an dan m asing- m asing
dilengkapi dengan SDM Kesehat an t erlat ih dan sarana,
bahan, obat sert a perlengkapan kesehat an lainnya, yait u di:

1. Regional Sum at era Ut ara berkedudukan di Medan,


dengan wilayah pelayanan Provinsi NAD, Provinsi
Sum at era Ut ara, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan
Riau dan Provinsi Sum at era Barat .
2. Regional Sum at era Selat an berkedudukan di
Palem bang, dengan wilayah pelayanan Provinsi
Sum at era Selat an, Provinsi Jam bi, Provinsi Bangka
Belit ung, dan Provinsi Bengkulu.
3. Regional DKI Jakart a kedudukan di Jakart a, dengan
wilayah pelayanan Provinsi Lam pung, Provinsi DKI
Jakart a, Provinsi Bant en, Provinsi Jawa Barat dan
Provinsi Kalim ant an Barat .
4. Regional Jawa Tengah di Sem arang, dengan wilayah
pelayanan Provinsi DI Yogyakart a dan Provinsi Jawa
Tengah.
5. Regional Jawa Tim ur di Surabaya, sebagai Posko
wilayah t engah dengan wilayah pelayanan Jawa Tim ur.
6. Regional Kalim ant an Selat an di Banj arm asin, dengan
wilayah pelayanan Provinsi Kalim ant an Tim ur, Provinsi
Kalim ant an Tengah dan Provinsi Kalim ant an Selat an
7. Regional Bali di Denpasar dengan wilayah pelayanan
Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Provinsi Nusa Tenggara Tim ur.
8. Regional Sulawesi Ut ara di Manado, dengan wilayah
pelayanan Provinsi Goront alo, Provinsi Sulawesi Ut ara
dan Provinsi Maluku Ut ara.

11
9. Regional Sulawesi Selat an di Makasar, sebagai Posko
Wilayah Tim ur, dengan wilayah pelayanan Provinsi
Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selat an, Provinsi
Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Barat dan
Provinsi Maluku.
10. Sub Regional Papua di Jayapura, dengan wilayah
pelayanan Provinsi Papua dan Provinsi I rian Jaya
Barat .

Pusat Regional Penanganan Krisis Kesehat an berfungsi:

1. Sebagai pusat kom ando dan pusat inform asi ( m edia


cent re) kesiapsiagaan dan penanggulangan kesehat an
akibat bencana dan krisis kesehat an lainnya.
2. Fasilit asi buffer st ock logist ik kesehat an ( bahan, alat
dan obat - obat an)
3. Menyiapkan dan m enggerakkan Tim Reaksi Cepat dan
bant uan SDM kesehat an yang siap digerakkan di
daerah yang m em erlukan bant uan akibat bencana dan
krisis kesehat an lainnya.

2. Daerah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) adalah


perangkat daerah yang dibent uk unt uk m elaksanakan t ugas
dan fungsi penyelenggaraan penanggulangan bencana di
daerah. Pada t ingkat provinsi BPBD dipim pin oleh seorang
pej abat set ingkat di bawah gubernur at au set ingkat eselon
I b dan pada t ingkat kabupat en/ kot a dipim pin oleh seorang
pej abat set ingkat di bawah bupat i/ walikot a at au set ingkat
eselon I I a.

Kepala BPBD dij abat secara rangkap (ex-officio) oleh


Sekret aris Daerah yang bert anggungj awab langsung kepada
kepala daerah.

12
BPBD t erdiri dari Kepala, Unsur Pengarah Penanggulangan
Bencana dan Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana.

BPBD m em punyai fungsi :


a. perum usan dan penet apan kebij akan penanggulangan
bencana dan penanganan pengungsi dengan bert indak
cepat dan t epat , efekt if dan efisien
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiat an penanggulangan
bencana secara t erencana, t erpadu dan m enyeluruh.

BPBD m em punyai t ugas :


a. m enet apkan pedom an dan pengarahan sesuai dengan
kebij akan pem erint ah daerah dan BNPB t erhadap usaha
penanggulangan bencana yang m encakup pencegahan
bencana, penanganan darurat , rehabilit asi, sert a
rekonst ruksi secara adil dan set ara
b. m enet apkan st andardisasi sert a kebut uhan
penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
Perat uran Perundang-undangan
c. m enyusun, m enet apkan, dan m enginform asikan pet a
rawan bencana
d. m enyusun dan m enet apkan prosedur t et ap penanganan
bencana
e. m elaksanakan penyelenggaraan penanggulangan
bencana pada wilayahnya
f. m elaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana
kepada kepala daerah set iap sebulan sekali dalam
kondisi norm al dan set iap saat dalam kondisi darurat
bencana
g. m engendalikan pengum pulan dan penyaluran uang dan
barang
h. m em pert anggungj awabkan penggunaan anggaran yang
dit erim a dari Anggaran Pendapat an dan Belanj a Daerah
i. m elaksanakan kewaj iban lain sesuai dengan Perat uran
Perundang-undangan

13
Dinas Kesehat an Provinsi dan Kabupat en/ Kot a sebagai salah
sat u anggot a Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana
m erupakan penanggungj awab dalam penanganan
kesehat an akibat bencana dibant u oleh unit t eknis
kesehat an yang ada di lingkup Provinsi dan Kabupat en
Kot a. Pelaksanaan t ugas penanganan kesehat an akibat
bencana di lingkungan Dinas Kesehat an dikoordinasi oleh
unit yang dit unj uk oleh Kepala Dinas Kesehat an dengan
surat keput usan.

Tugas dan kewenangan Dinas Kesehat an Provinsi dan


Kabupat en/ Kot a adalah m elaksanakan dan m enj abarkan
kebij akan, m em berikan st andar dan arahan sert a
m engkoordinasikan kegiat an penanganan kesehat an akibat
bencana di wilayah kerj anya.

Dalam hal m em erlukan bant uan kesehat an karena ket idak


seim bangan ant ara jum lah korban yang dit angani dengan
sum ber daya yang t ersedia di t em pat , dapat m em int a
bant uan ke Depkes cq Pusat Penanggulangan Krisis m aupun
ke Pusat Bant uan Regional.

3. Unit Pel aksana Teknis Depkes

Kant or Kesehat an Pelabuhan ( KKP) dan Balai Teknis


Kesehat an Lingkungan Pem berant asan Penyakit Menular
m erupakan unit -unit pelaksana t eknis Depkes di daerah.
KKP berperan dalam m em fasilit asi penanganan keluar
m asuknya bant uan sum ber daya kesehat an m elalui
pelabuhan laut / udara dan daerah perbat asan, karant ina
kesehat an. BTKL berperan dalam perkuat an sist em
kewaspadaan dini dan ruj ukan laborat orium .

14
C. MEKANISME PENGELOLAAN BANTUAN

1. Obat dan Perbekal an Kesehat an

Penyediaan obat dalam sit uasi bencana m erupakan salah


sat u unsur penunj ang yang sangat pent ing dalam pelayanan
kesehat an pada saat bencana. Oleh karena it u diperlukan
adanya persediaan obat dan perbekalan Kesehat an sebagai
penyangga bila t erj adi bencana m ulai dari t ingkat
kabupat en, provinsi sam pai pusat .
Penyediaan dan pendist ribusian obat dan perbekalan
kesehat an dalam penanggulangan bencana pada dasarnya
t idak akan m em bent uk sarana dan prasarana baru, t et api
m enggunakan sarana dan prasarana yang t elah t ersedia,
hanya int ensit as pekerj aannya dit ingkat kan dengan
m em berdayakan sum ber daya daerah ( Kab/ Kot a/ Provinsi) .

Pengat uran dan pendist ribusian obat dan perbekalan


kesehat an adalah sebagai berikut :
1. Posko Kesehat an langsung m em int a obat dan
perbekalan kesehat an kepada Dinas Kesehat an
set em pat .
2. Obat dan Perbekalan Kesehat an yang t ersedia di Pust u
dan Puskesm as dapat langsung dim anfaat kan unt uk
m elayani korban bencana, bila t erj adi kekurangan m int a
t am bahan ke Dinkes Kab/ Kot a ( I nst alasi Farm asi
Kab/ Kot a) .
3. Dinkes Kab/ Kot a ( I nst alasi Farm asi Kab/ Kot a)
m enyiapkan obat dan perbekalan kesehat an selam a 24
j am unt uk seluruh sarana kesehat an yang m elayani
korban bencana baik di Puskesm as, pos kesehat an,
RSU, Sarana Pelayanan Kesehat an TNI dan POLRI
m aupun Swast a.
4. Bila persediaan obat di Dinkes Kab/ Kot a m engalam i
kekurangan dapat segera m em int a kepada Dinkes
Provinsi dan at au Depkes c.q Pusat Penanggulangan
Krisis berkoordinasi dengan Dit j en Binfar dan Alkes.

15
Prinsip dasar dari pengelolaan obat dan perbekalan
kesehat an pada sit uasi bencana adalah harus cepat , t epat
dan sesuai kebut uhan. Oleh karena it u, dengan banyaknya
inst it usi kesehat an yang t erlibat perlu dilakukan koordinasi
dan pem bagian wewenang dan t anggung j awab.

Prinsip ut am a yang harus dipenuhi dalam proses pem berian


bant uan obat dan perbekalan kesehat an m engacu lepada
“ Guidelines for Drug Donat ions” , yait u:

1. Pr in sip pe r t a m a : obat sum bangan harus m em berikan


keunt ungan yang sebesar- besarnya bagi negara
penerim a, sehingga bant uan harus didasarkan pada
kebut uhan, sehingga kalau ada obat yang t idak
diinginkan, m aka kit a dapat m enolaknya.
2. Pr in sip k e du a : obat sum bangan harus m engacu
kepada keperluan dan sesuai dengan ot orit as penerim a
dan harus m endukung kebij akan pem erint ah dibidang
kesehat an dan sesuai dengan persyarat an adm inist rasi
yang berlaku.
3. Pr in sip k e t iga : t idak boleh t erj adi st andar ganda
penet apan kualit as j ika kualit as salah sat u it em obat
t idak dit erim a di negara donor, sebaiknya hal ini j uga
diberlakukan di negara penerim a.
4. Pr in sip k e e m pa t : adalah harus ada kom unikasi yang
efekt if ant ara negara donor dan negara penerim a,
sum bangan harus berdasarkan perm ohonan dan
sebaiknya t idak dikirim kan t anpa adanya
pem berit ahuan.

16
Tabel 1. Koordinasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab
dalam pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan pada
penanggulangan bencana

No Tingk at Koordinat or I nst it usi y ang I nst it usi Tahapan


Koordinasi dik oordinasi Terk ait Bencana
1. Kab/ Kot a Dinas Pust u, Pusk esm as, BPBD Persiapan
Kesehat aan I nst alasi Far m asi Kab/ Kot a
Kab/ Kot a

Pos Kesehat an, BPBD Kej adian


Pust u, Pusk esm as, Kab/ Kot a Bencana
I nst alasi Far m asi
Kab/ Kot a, RSU, RS
Swast a, RS TNI , RS
TNI RS POLRI dan
LSM

Pust u, Pusk esm as, BPBD Pasca


I nst alasi Far m asi Kab/ Kot a Bencana
Kab/ Kot a

2. Prov insi Dinas Dinas Kesehat an BPBD Persiapan


Kesehat an Kab/ Kot a Prov insi

Dinas Kesehat an BPBD Kej adian


Kab/ Kot a, RSU, RS Prov insi Bencana
TNI , RS POLRI
t ingk at Prov insi, RS
Swast a di k ot a
Prov insi

Dinas Kesehat an BPBD Pasca


Kab/ Kot a, RSU Prov insi Bencana
Prov insi
3 Nasional PPK dgn Dit j en PP&PL, BNPB Persiapan,
Leading Dit j en Bina Kej adian
Program Yanm edik , Dit j en Bencana
Dit j en Binfar Bina Kesm as dan Pasca
dan Alk es Bencana

17
Koordinasi obat dan perbekalan kesehat an yang berasal dari
pihak donor harus dikoordinasikan oleh:

1. Pihak Dinas Kesehat an Provinsi berkoordinasi dengan


kant or kesehat an pelabuhan set em pat bila obat dan
perbekalan kesehat an langsung dit erim a oleh Provinsi.
2. Pihak Depart em en Kesehat an ( Dit j en Binfar dan Alkes)
bila obat dan Perbekalan Kesehat an di t erim a di t ingkat
Nasional.
3. Bila obat dan perbekalan kesehat an dit erim a oleh BPBD
at au BNPB, m aka BPBD at au BNPB m em berikan
inform asi bant uan ke Dinas Kesehat an Provinsi di
t ingkat Provinsi at au Depart em en Kesehat an di t ingkat
Nasional.

Persyarat an t eknis obat sum bangan, ant ara lain:

1. Masa Kedaluarsa obat dan Perbekalan sum bangan


m inim al 2 ( dua) t ahun pada saat dit erim a oleh penerim a
bant uan. Hal ini dim aksudkan agar obat dan Perbekalan
Kesehat an t ersebut dapat dim anfaat kan sesuai dengan
kebut uhan program m aupun sit uasi darurat .
2. Obat dan Perbekalan kesehat an sum bangan yang
dit erim a harus berasal dari sum ber resm i dan
t erdaft ar/ m em punyai izin edar di negeri pem beri at au
m endapat pengakuan dari WHO at au lem baga
independen lainnya. Hal ini diperlukan unt uk m enj am in
keam anan dari obat dan perbekalan kesehat an yang
akan dit erim a.
3. Obat yang dit erim a sebaiknya sesuai dengan DOEN
( Daft ar Obat Esensial Nasional) , hal ini diperlukan agar
t idak m engganggu Program Penggunaan Obat Esensial
di sarana kesehat an) .
4. Kekuat an/ pot ensi/ dosis dari obat sebaiknya sam a
dengan obat yang biasa digunakan oleh pet ugas
kesehat an.

18
5. Obat dan Perbekalan kesehat an sum bangan sebaiknya
m em enuhi at uran int ernasional pengirim an barang yait u
set iap obat dan perbekalan kesehat an yang dikirim
hendaknya disert ai dengan det ail isi kart on yang
m enyebut kan secara spesifik bent uk sediaan, j um lah,
nom or bat ch, t anggal kadaluarsa ( expire dat e) , volum e,
berat dan kondisi penyim panan yang khusus.
6. Pengeluaran obat dan perbekalan kesehat an dari
pelabuhan m endapat pem bebasan t arif paj ak apabila
ada rekom endasi dari Sekret ariat Negara ( Masuk dalam
kat egori bant uan t eknis) selanj ut nya dilakukan
pengurusan ke Depart em en Keuangan cq Dit j en Bea dan
Cukai. Dalam sit uasi bencana pengeluaran obat dan
perbekalan kesehat an dikoordinasikan oleh BNPB. Unt uk
Provinsi harus ada rekom endasi dari Dinas Kesehat an
Provinsi dan unt uk Kabupat en/ Kot a harus m endapat kan
rekom endasi Dinas Kesehat an Kab/ Kot a dan kant or Bea
cukai set em pat .
7. Biaya pengirim an dari negara donor, t ransport lokal,
pergudangan/ penyim panan yang baik, urusan be cukai
sebaiknya dibayar oleh negara pem beri
Alur perm int aan dan dist ribusi obat dan perbekalan
kesehat an pada saat t erj adinya bencana dapat dilihat di
Buku St andar Obat dan Perbekkes, Dit j en Bina Yanfar dan
Alkes (lihat Gam bar 5) .

Agar penyediaan obat dan perbekalan kesehat an dapat


m em bant u pelaksanaan pelayanan kesehat an pada saat
kej adian bencana, m aka j enis obat dan perbekalan
kesehat an harus sesuai dengan j enis penyakit ..

Obat dan perbekalan paska bencana harus diperlakukan


sesuai dengan at uran yang ada. Pengelolaan obat unt uk
m endukung pelayanan kesehat an harus dit angani oleh
pet ugas kesehat an yang m em iliki keahlian dibidangnya.
Mengingat obat m em punyai efek t erapi dan efek sam ping,
m aka obat paska bencana yang t ersebar diluar sarana
kesehat an dan dikelola oleh t enaga yang t idak kom pet en
dan t idak m em iliki kewenangan, m aka harus dilakukan

19
penarikan. Langkah yang harus dilakukan oleh pet ugas
kesehat an, khususnya pengelola obat dan perbekalan
kesehat an set elah pasca bencana harus m elakukan
invent arisasi t erhadap obat dan perbekalan kesehat an yang
m asih t ersebar.

Kegiat an invent arisasi t ersebut dilakukan karena:

1. Bent uk pert anggungj awaban t erhadap pihak donor


2. Obat yang m asih t ersisa dapat digunakan unt uk
m enunj ang pelayanan kesehat an.
3. Obat yang t ersisa j angan sam pai ada dibawah
pengelolaan inst it usi at au perorangan yang t idak
m em punyai ot orit as at au keahlian.
4. Pengelolaan obat dan perbekalan kesehat an saat
bencana seringkali t idak t ercat at degan baik, karena
pada saat t ersebut t enaga kesehat an t erfokus pada
pelayanan kesehat an.
5. Obat yang m asih t ersisa j angan sam pai t idak dapat
dim anfaat kan unt uk m enunj ang pelayanan kesehat an
disaat sit uasi norm al
6. I nvent arisasi obat - obat an dan perbekalan kesehat an
yang kedaluarsa unt uk dilakukan penghapusan

20
Gambar 5. Permintaan dan pendistribusian obat dan perbelkes saat
terjadi bencana

DEPKES

Dinkes
Provinsi

DINKES
KAB/KOTA
(UPOPPK)

PKM RSU Yankes Yankes


Swasta TNI/Polri

Posko Kes Pustu

Ket erangan :

Jalur Perm int aan


Jalur Pengirim an

21
Tabel 2. Jenis obat dan jenis penyakit sesuai dengan jenis bencana

No Je n is Be n ca n a Je n is Pe n ya k it Oba t & Pe rbe k a la n Ke se h a t a n


1. Banj ir Diare/ Am ebiasis Oralit , I nfus R/ L, NaCl 0.9% ,
Met ronidazol, infus set , Abocat h,
Wing Needle

Derm at it is: Kont ak CTM Tablet , Prednison, Salep 2-


j am ur, 4, Hidrok ort ison salep, Ant ifungi
bak t eri,sk abies salep, Dek sam et ason Tab,
Prednison Tab, Ant i bak t eri
DOEN salep, Ok si Tet rasik lin
salep 3% , sk abisid salep

Kot rim ok sazol 4 80 m g, 120 m g


I SPA ( Pnem onia Tab dan Suspensi, Am ox y lcilin,
dan Non Penem o OBH, Paraset am ol, Dek st r o-
nia) m et rofan Tab, CTM

Salbut am ol, Efedrin HCL Tab,


ASMA Am inopilin Tab

Am ox y cilin 1000 m g, Am pisilin


Lept ospirosis 1000 m g

Sulfaset am id t .m ,
Konj unct iv it is Chloram penicol, salep m at a,
( Bak t eri, v irus) Ok sit et rasik lin salep m at a

Ant asida DOEN Tab & Suspensi,


Gast rit is Sim et idin t ab, Ex t rak Belladon

Kapas Absorben, k assa st eril


40/ 40 Pov I odine, Fenilbut azon,
Traum a/ Mem ar Met am piron Tab, Paraset am ol
Tab

22
Tabel 2. (Lanjutan)

No Je n is Be n ca n a Je n is Pe n ya k it Oba t ya n g d ibu t u h k a n
2 Longsor Frak t ur t ulang, Kant ong m ay at , St ret cher/ t andu,
Luk a Mem ar, luk a spalk , k asa, elast ic perban, k asa
say at an dan elast is, alk ohol 7 0% , Pov .I odine
Hipok sia 10% , H2O2 Sol, Et hy l Chlorida
Spray , Jarum Jahit , Cat Gut
Chrom ic, Tabung Ok sigen
3. Gem pa/ Tsunam i Luk a Mem ar I dem
Luk a say at an I dem
I SPA I dem
Gast rit is I dem
Malaria Art esunat , Am odiak uin,
Prim ak uin
Asm a I dem
Peny ak it m at a I dem
Peny ak it k ulit I dem
4. Konflik / Huruhara Luk a m em ar I dem
Luk a say at I dem
Luk a bacok I dem
Pat ah t ulang I dem
Diare I dem
I SPA I dem
Gast rit is I dem
Peny ak it k ulit I dem
Cam pak Vak sin cam pak ( bila ada k asus
baru) , v it am in A
Hipert ensi Reserpin t ablet , HCT t ablet
Gangguan j iwa Diazepam 2 m g, 5 m g t ab,
Lum inal Tab 30 m g
5. Gunung Melet us I SPA I dem
Diare I dem
Konj unct iv it is I dem
Luk a bak ar Aquadest st eril, k asa st eril
40/ 40, Bet adin salep, Sofrat ule,
Abocat h, Cairan infus ( RL, NaCl)
Vit C Tab, Am ox y cilin/ Am picilin
t ab, Kapas, Handschoen,
Wingneedle, Alk ohol 70% .

6. Bom Luk a Bak ar I dem


Traum a I dem
Gangguan j iwa I dem
Mialgia Met am piron, Vit B1, B6, B12 oral

23
2. Sumber Daya Manusia

Pada saat t erj adi bencana perlu adanya m obilisasi SDM


kesehat an yang t ergabung dalam suat u Tim
Penanggulangan Krisis yang m eliput i:

1. Tim Reaksi Cepat


2. Tim Penilaian Cepat (Tim RHA)
3. Tim Bant uan Kesehat an

Sebagai koordinat or Tim adalah Kepala Dinas Kesehat an


Provinsi/ Kabupat en/ Kot a ( m engacu Surat Kepm enkes
Nom or 066 t ahun 2006) .

2. 1. Ti m Reaksi Cepat

Tim yang diharapkan dapat segera bergerak dalam wakt u


0–24 j am set elah ada inform asi kej adian bencana, t erdiri
dari:

1. Pelayanan Medik
a. Dokt er Um um / BSB : 1 org
b. Dokt er Sp. Bedah : 1 org
c. Dokt er Sp. Anest esi : 1 org
d. Perawat Mahir
( Perawat bedah, gadar) : 2 org
e. Tenaga Disast er Vict im s
I dent ificat ion ( DVI ) : 1 org
f. Apot eker/ Ass. Apot eker : 1 org
g. Sopir Am bulans : 1 org
2. Surveilans Epidem iolog/ Sanit arian : 1 org
3. Pet ugas Kom unikasi : 1 org

24
2. 2. Ti m RHA

Tim yang bisa diberangkat kan bersam aan dengan Tim


Reaksi Cepat at au m enyusul dalam wakt u kurang dari 24
j am , t erdiri dari:

1. Dokt er Um um : 1 org
2. Epidem iolog : 1 org
3. Sanit arian : 1 org

2. 3. Ti m Bant uan Kesehat an

Tim yang diberangkat kan berdasarkan kebut uhan set elah


Tim Reaksi Cepat dan Tim RHA kem bali dengan laporan
hasil kegiat an m ereka di lapangan, t erdiri dari:

1. Dokt er Um um
2. Apot eker dan Asist en Apot eker
3. Perawat ( D3/ S1 Keperawat an)
4. Perawat Mahir
5. Bidan ( D3 Kebidanan)
6. Sanit arian ( D3 kesling/ S1 Kesm as)
7. Ahli Gizi ( D3/ D4 Kesehat an/ S1 Kesm as)
8. Tenaga Surveilans ( D3/ D4 Kes/ S1 Kesm as)
9. Ent om olog ( D3/ D4 Kes/ S1 Kesm as/ S1 Biologi)

Kebut uhan t enaga kesehat an selain yang t ercant um di at as,


disesuaikan dengan j enis bencana dan kasus yang ada,
m isal:
 Gem pa bum i
 Banj ir bandang/ t anah longsor
 Gunung m elet us
 Tsunam i
 Ledakan bom / kecelakaan indust ri
 Kerusuhan m assal
 Kecelakaan t ransport asi
 Kebakaran hut an

25
Kebut uhan t enaga bant uan kesehat an sesuai j enis bencana
dapat dilihat di Lam piran 1, sedangkan kebut uhan j um lah
m inim al SDM Kesehat an unt uk penanganan korban bencana
berdasarkan:

1. Unt uk j um lah penduduk/ pengungsi ant ara 10.000 –


20.000 orang:
 Dokt er um um : 4 org
 Perawat : 10 – 20 org
 Bidan : 8 – 16 org
 Apot eker : 2 org
 Asist en apot eker : 4 org
 Pranat a laborat orium : 2 org
 Epidem iologi : 2 org
 Ent om olog : 2 org
 Sanit arian : 4 – 8 org
 Ahli gizi : 2 – 4 org

2. Unt uk j um lah penduduk/ pengungsi 5000 orang


dibut uhkan:
 Bagi pelayanan kesehat an 24 j am dibut uhkan:
dokt er 2 orang, perawat 6 orang, bidan 2, sanit arian
1orang, gizi 1 orang, asist en apot eker 2 orang dan
adm inist rasi 1 orang.
 Bagi pelayanan kesehat an 8 j am dibut uhkan: dokt er
1 orang, perawat 2 orang, bidan 1 orang, sanit arian
1 orang dan gizi 1 orang.

3. Berdasarkan fasilit as ruj ukan/ Rum ah sakit , dapat


dilihat dalam rum us pada Gam bar 6.

26
Gambar 6. Rumus kebutuhan tenaga di fasilitas rujukan/rumah sakit


( ∑ pasien/40) – ∑ dr umum di tempat
Kebut uhan dokter um um =


[ ( ∑ pasien dr bedah/5) / 5] - ∑ dr bedah di tempat
Kebut uhan dokter spesialis Bedah =


[ ( ∑ pasien dr bedah/15) / 5] - ∑ dr anestesi di tempat
Kebut uhan dokter spesialis anest esi =

Pendayagunaan t enaga m encakup:

1. Dist ribusi
Penanggung j awab dalam pendist ribusian SDM
kesehat an unt uk t ingkat Provinsi dan Kabupat en/ Kot a
adalah Dinas Kesehat an. Pada saat bencana, bant uan
kesehat an yang berasal dari dalam / luar negeri dit erim a
oleh kant or kesehat an pelabuhan (KKP) yang akan
didist ribusikan kepada inst ansi yang berwenang, dalam
hal ini Dinas Kesehat an.
2. Mobilisasi
Mobilisasi SDM kesehat an dilakukan dalam rangka
pem enuhan kebut uhan SDM kesehat an pada saat dan

▪ Masalah kesehat an yang t im bul akibat bencana t idak


pasca bencana bila:

dapat diselesaikan oleh daerah t ersebut sehingga

▪ Masalah kesehat an yang t im bul akibat bencana


m em erlukan bant uan dari daerah at au regional.

seluruhnya t idak dapat diselesaikan oleh daerah


t ersebut sehingga m em erlukan bant uan dari regional,
nasional dan int ernasional.

27
Langkah- langkah m obilisasi yang dilakukan:
1. Menyiagakan SDM kesehat an unt uk dit ugaskan ke
wilayah yang t erkena bencana
2. Menginform asikan kej adian bencana dan m em int a
bant uan m elalui:

▪ Jalur adm inist rasi/ Depdagri


( Puskesm as  Cam at  Bupat i  Gubernur 

▪ Jalur adm inist rasi/ Depkes


Mendagri)

( Puskesm as  Dinkes Kab/ Kot a  Dinkes Provinsi 

▪ Jalur ruj ukan m edik


Depkes)

( Puskesm as  RS Kab/ Kot a  RS Prov  RS ruj ukan


wilayah  Dit j en Bina Yanm ed/ Depkes)

D. PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI


PENANGANAN KRISIS

I nform asi penanganan krisis akibat bencana harus


dilakukan dengan cepat , t epat , akurat dan sesuai
kebut uhan. Pada t ahap pra, saat dan pasca bencana
pelaporan inform asi m asalah kesehat an akibat bencana
dim ulai dari t ahap pengum pulan sam pai penyaj ian inform asi
dilakukan unt uk m engopt im alisasikan upaya
penanggulangan krisis akibat bencana.

28
1. Inf ormasi pada Awal Terj adinya Bencana

1. 1. Jeni s Inf or masi dan Wakt u Penyampai an

I nform asi yang dibut uhkan pada awal t erj adinya bencana
( Lihat Lam piran 3 dan 6 unt uk Form B- 1 dan Form B- 4)
disam paikan segera set elah kej adian awal diket ahui dan
dikonfirm asi kebenarannya, m eliput i:

1. Jenis bencana dan wakt u kej adian bencana yang t erdiri


dari t anggal, bulan, t ahun sert a pukul berapa kej adian
t ersebut t erj adi.
2. Lokasi bencana yang t erdiri dari desa, kecam at an,
kabupat en/ kot a dan provinsi bencana t erj adi.
3. Let ak geografi dapat diisi dengan pegunungan,
pulau/ kepulauan, pant ai dan lain-lain.
4. Jum lah korban yang t erdiri dari korban m eninggal,
hilang, luka berat , luka ringan dan pengungsi.
5. Lokasi pengungsi.

▪ Kabupat en/ kot a


6. Akses ke lokasi bencana m eliput i akses dari:
ke lokasi dengan pilihan
m udah/ sukar, wakt u t em puh berapa lam a dan sarana

▪ Jalur kom unikasi yang m asih dapat digunakan.


t ransport asi yang digunakan.

▪ Keadaan j aringan list rik.


▪ Kem udian inform asi t anggal dan bulan sert a t anda
t angan pelapor dan lokasinya.

1. 2. Sumber Inf or masi

Sum ber inform asi m engenai kej adian bencana dapat


berasal:
1. Masyarakat
2. Sarana pelayanan kesehat an
3. Dinas Kesehat an Provinsi, Kabupat en/ Kot a
4. Lint as sekt or

29
I nform asi disam paikan m enggunakan:
1. Telepon
2. Faksim ili
3. Telepon seluler
4. I nt ernet
5. Radio kom unikasi
6. Telepon sat elit

1. 3. Al ur Mekani sme dan Penyampai an Inf or masi

I nform asi awal t ent ang krisis pada saat kej adian bencana
dari lokasi bencana langsung dikirim ke Dinas Kesehat an
Kabupat en/ Kot a at au Provinsi, m aupun ke Pusat
Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an dengan
m enggunakan sarana kom unikasi yang paling
m em ungkinkan pada saat it u. I nform asi dapat disam paikan
oleh m asyarakat , unit pelayanan kesehat an dan lain- lain.
Unit penerim a inform asi harus m elakukan konfirm asi.

2. Inf ormasi Penil aian Kebut uhan Cepat

2. 1. Jeni s Inf or masi dan Wakt u Penyampai an

Penilaian kebut uhan cepat penanggulangan krisis akibat


bencana dilakukan segera set elah inform asi awal dit erim a.
I nform asi yang dikum pulkan ( lihat Form B-2 dalam
Lam piran 7) m eliput i:
1. Jenis bencana dan wakt u kej adian bencana.
2. Tingkat keseriusan dari bencana t ersebut , m isalnya
banj ir ket inggian air m encapai 2 m , gem pa bum i
dengan kekuat an 7 Skala Richt er.
3. Tingkat kelayakan yait u luas dari dam pak yang
dit im bulkan dari bencana t ersebut .

30
Gambar 7. Alur penyampaian dan konfirmasi informasi awal kejadian
bencana

Menteri
Kesehatan

Eselon I
Eselon II

PPK

Puskesmas/ Dinkes
Masyarakat Lokasi Provinsi
Bencana

Dinkes
Kab/Kota

Ket erangan:
______ Arus peny am paian inform asi
- - - - - - - - Arus k onfir m asi

4. Kecepat an perkem bangan m isalnya konflik ant ar suku


disat u daerah, bila t idak cepat dicegah m aka dapat
dengan cepat m eluas at au berkem bang ke daerah lain.
5. Lokasi bencana t erdiri dari dusun, desa/ kelurahan,
kecam at an, kabupat en/ kot a dan provinsi.
6. Let ak geografi t erdiri dari pegunungan, pant ai,
pulau/ kepulauan dan lain-lain.
7. Jum lah penduduk yang t erancam .
8. Jum lah korban m eninggal, hilang, luka berat , luka
ringan, pengungsi ( dibagi dalam kelom pok rent an
bayi, balit a, bum il, but eki, lansia) , lokasi pengungsian,
j um lah korban yang diruj uk ke Puskesm as dan Rum ah
Sakit .
9. Jenis dan kondisi sarana kesehat an dibagi dalam t iga
bagian yait u inform asi m engenai kondisi fasilit as

31
kesehat an, ket ersediaan air bersih, sarana sanit asi dan
kesehat an lingkungan.
10. Akses ke lokasi bencana t erdiri dari m udah/ sukar,
wakt u t em puh dan t ransport asi yang dapat digunakan.
11. Kondisi sanit asi dan kesehat an lingkungan di lokasi
penam pungan pengungsi.
12. Kondisi logist ik dan sarana pendukung pelayanan
kesehat an.
13. Upaya penanggulangan yang t elah dilakukan.
14. Bant uan kesehat an yang diperlukan.
15. Rencana t indak lanj ut .
16. Tanggal, bulan dan t ahun laporan, t anda t angan
pelapor sert a diket ahui oleh Kepala Dinas Kesehat an.

2. 2. Sumber Inf or masi

I nform asi dikum pulkan oleh Tim Penilaian Kebut uhan Cepat
yang bersum ber dari:
1. Masyarakat
2. Sarana pelayanan kesehat an
3. Dinas Kesehat an Provinsi, Kabupat en/ Kot a
4. Lint as sekt or

I nform asi disam paikan m elalui:


1. Telepon
2. Faksim ili
3. Telepon seluler
4. I nt ernet dan Radio kom unikasi

2. 3. Al ur Mekani sme dan Penyampai an Inf or masi

I nform asi penilaian kebut uhan cepat disam paikan secara


berj enj ang m ulai dari inst it usi kesehat an di lokasi bencana
ke Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a, kem udian dit eruskan
ke Dinas Kesehat an Provinsi, dari Provinsi ke Depart em en
Kesehat an m elalui Pusat Penanggulangan Krisis
Depart em en Kesehat an dan dilaporkan ke Ment eri
Kesehat an.

32
Gambar 8. Alur penyampaian informasi penilaian kebutuhan cepat
penanggulangan krisis akibat bencana
1 Menteri Kesehatan
2 Sesjen Depkes

Ditjen dan Badan


PPK di Lingkungan
Depkes

Dinkes
Provinsi

Dinkes
Kab/Kota

RSU
Puskesmas/ Setempat
Masyarakat Lokasi
Bencana

3. Inf ormasi Per kembangan Kej adian Bencana

3. 1. Jeni s Inf or masi dan Wakt u Penyampai an

I nform asi perkem bangan kej adian bencana (lihat Form B-3
pada Lam piran 8) dikum pulkan set iap kali t erj adi
perkem bangan inform asi penanggulangan krisis akibat
bencana. I nform asi perkem bangan kej adian bencana
m eliput i:
1. Tanggal/ bulan/ t ahun kej adian.
2. Jenis bencana.
3. Lokasi bencana.
4. Wakt u kej adian bencana.

33
5. Jum lah korban keadaan t erakhir t erdiri dari m eninggal,
hilang, luka berat , luka ringan, pengungsi ( dibagi dalam
bayi, balit a, bum il, but eki, lansia) dan j um lah korban
yang diruj uk.
6. Upaya penanggulangan yang t elah dilakukan.
7. Bant uan segera yang diperlukan.
8. Rencana t indak lanj ut .
9. Tanggal, bulan dan t ahun laporan, t anda t angan pelapor
sert a diket ahui oleh Kepala Dinas Kesehat an.

3. 2. Sumber i nf or masi

I nform asi disam paikan oleh inst it usi kesehat an di lokasi


bencana ( Puskesm as, Rum ah Sakit , Dinas Kesehat an) .
I nform asi disam paikan m elalui:

1. Telepon
2. Faksim ili
3. Telepon seluler
4. I nt ernet
5. Radio kom unikasi
6. Telepon sat elit

3. 3. Al ur Mekani sme dan Penyampai an Inf or masi

I nform asi perkem bangan disam paikan secara berj enj ang
m ulai dari inst it usi kesehat an di lokasi bencana ke Dinas
Kesehat an Kabupat en/ Kot a, kem udian dit eruskan ke Dinas
Kesehat an Provinsi, dari Provinsi ke Depart em en Kesehat an
m elalui Pusat Penanggulangan Krisis dan dilaporkan ke
Ment eri Kesehat an.

34
▪ Menyam paikan inform asi pra bencana ke Dinas
1. Tingkat Puskesm as

▪ Menyam paikan inform asi ruj ukan ke Rum ah Sakit


Kesehat an Kabupat en/ Kot a.

▪ Menyam paikan inform asi perkem bangan bencana ke


Kabupat en/ Kot a bila diperlukan.

Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a.

▪ Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m enyam - paikan


2. Tingkat Kabupat en/ Kot a

▪ Dinas Kesehat an
inform asi awal bencana ke Dinas Kesehat an Provinsi.
Kabupat en/ Kot a m elakukan
penilaian kebut uhan pelayanan di lokasi bencana
Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m enyam - paikan
laporan hasil penilaian kebut uhan pelayanan ke
Dinas Kesehat an Provinsi dan m em beri respon ke

▪ Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m enyam - paikan


Puskesm as dan Rum ah Sakit Kabupat en/ Kot a.

inform asi perkem bangan bencana ke Dinas

▪ Rum ah Sakit
Kesehat an Provinsi.
Kabupat en/ Kot a m enyam paikan
inform asi rujukan dan perkem bangannya ke Dinas
Kesehat an Kabupat en/ Kot a dan Rum ah Sakit
Provinsi bila diperlukan.

▪ Dinas Kesehat an Provinsi m enyam paikan inform asi


3. Tingkat Provinsi

awal kej adian dan perkem bangannya ke Depart em en


Kesehat an m elalui Pusat Penang-gulangan Krisis.

35
Gambar 9. Alur penyampaian informasi perkembangan
penanggulangan krisis akibat bencana

Menteri
Kesehatan

Eselon I
Eselon II

RSUP PPK
Nasional

RSU Dinkes KKP/


Provinsi Provinsi BTKL PPM

RSU Dinkes
Kab/Kota Kab/Kota

Puskesmas/
Masyarakat
Lokasi Bencana

Keterangan :
Arus Penyampaian
Informasi
Arus Konfirmasi

36
▪ Dinas Kesehat an Provinsi m elakukan kaj ian t erhadap
laporan hasil penilaian kebut uhan pelayanan yang


dilakukan oleh Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a.
Dinas Kesehat an Provinsi m enyam paikan laporan
hasil kaj ian ke Pusat Penanggulangan Krisis
Depart em en Kesehat an dan m em beri respons ke
Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a dan Rum ah Sakit


Provinsi.
Rum ah Sakit Provinsi m enyam paikan inform asi
ruj ukan dan perkem bangannya ke Dinas Kesehat an
Provinsi dan Rum ah Sakit Rujukan Nasional bila
diperlukan.

▪ Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an


4. Tingkat Pusat

m enyam paikan inform asi awal kej adian, hasil kaj ian
penilaian kebut uhan
pelayanan dan perkem bangannya ke Sekret aris
Jenderal Depart em en Kesehat an, Pej abat Eselon I
dan Eselon I I t erkait sert a t em busan ke Ment eri

▪ Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an


Kesehat an.

m elakukan kaj ian t erhadap laporan hasil penilaian


kebut uhan pelayanan yang dilakukan oleh Dinas

▪ Rum ah Sakit Um um Pusat Nasional m enyam paikan


Kesehat an Provinsi.

inform asi ruj ukan dan perkem - bangannya ke Pusat


Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an bila

▪ Pusat Penanggulangan Krisis besert a unit t erkait di


diperlukan.

lingkungan Depart em en Kesehat an m erespons


kebut uhan pelayanan kesehat an yang diperlukan.

37
4. Pengelolaan Dat a

4. 1. Pengumpul an Dat a

Jenis dat a yang dikum pulkan m encakup:


1. Dat a bencana
2. Dat a sum ber daya ( sarana, t enaga dan dana)
3. Dat a sanit asi dasar
4. Dat a upaya kesehat an penanggulangan bencana
5. Dat a st at us kesehat an dan gizi
6. Dat a m engenai m asalah pelayanan kesehat an

Peran inst it usi dalam pengum pulan dat a, ant ara lain:

1. Puskesm as m engum pulkan dat a bencana, sum ber daya


( sarana, t enaga dan dana) , sanit asi dasar, upaya
kesehat an, penanggulangan bencana, st at us kesehat an
dan gizi sert a dat a m engenai m asalah pelayanan
kesehat an.
2. Rum ah Sakit m engum pulkan dat a pelayanan kesehat an
ruj ukan korban bencana dan sum ber daya kesehat an.
3. Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m engum pulkan dat a
bencana, m asalah kesehat an dan sum ber daya
kesehat an dari Puskesm as dan Rum ah Sakit .
4. Dinas Kesehat an Provinsi m engum pulkan dat a bencana,
m asalah kesehat an dan sum ber daya kesehat an dari
Dinas Kabupat en/ Kot a at au dari Rum ah Sakit .

4. 2. Pengol ahan Dat a

Beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam pengolahan


dat a, ant ara lain:

1. Puskesm as m elakukan pengolahan dat a m engenai


m asalah kesehat an unt uk m elihat besaran dan
kecenderungan perm asalahan kesehat an unt uk
peningkat an pelayanan.

38
2. Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m elakukan
pengolahan dat a dari Puskesm as dan Rum ah Sakit
m engenai m asalah kesehat an unt uk m elihat besaran
dan kecenderungan perm asalahan kesehat an,
kebut uhan sum ber daya unt uk pelayanan kesehat an dan
sanit asi dasar unt uk m erum uskan kebut uhan bant uan.
3. Dinas Kesehat an Provinsi m elakukan pengolahan dat a
dari Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a dan Rum ah Sakit
Provinsi m engenai m asalah kesehat an unt uk m elihat
besaran dan kecenderungan perm asalahan kesehat an,
kebut uhan sum ber daya unt uk pelayanan kesehat an
unt uk m erum uskan kebut uhan bant uan.
4. Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an
m elakukan pengolahan dat a dari Dinas Kesehat an
Provinsi m engenai m asalah kesehat an unt uk m elihat
besaran dan kecenderungan perm asalahan kesehat an,
kebut uhan sum ber daya unt uk pelayanan kesehat an dan
m erum uskan kebut uhan bant uan bersam a dengan unit
t erkait .

4. 3 . Penyaj i an Dat a

Beberapa hal yang perlu diperhat ikan dalam penyaj ian dat a,
ant ara lain:

1. Puskesm as m enyiapkan dat a m asalah kesehat an dalam


bent uk t abel, grafik, pem et aan, dll unt uk dilaporkan
kepada Dinas Kesehat an kabupat en/ Kot a.
2. Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a m elakukan penyaj ian
dat a dapat dalam bent uk bent uk t abel, grafik,
pem et aan, dll.
3. Dinas Kesehat an Provinsi m elakukan penyaj ian dat a
dapat dalam bent uk t abel, grafik, pem et aan, dll.
4. Pusat Penanggulangan Krisis Depart em en Kesehat an
m elakukan penyaj ian dat a dalam bent uk t abel, grafik,
Pem et aan dan dim uat dalam web- sit e, dan lain-lain.

39
4. 4. Penyampai an

I nform asi yang diperoleh dapat disam paikan dengan


m enggunakan:

1. Kurir
2. Radio Kom unikasi
3. Telepon
4. Faksim ili
5. E- m ail
6. SMS

40
BAB III
BAB I I I
PELAYANAN KESEHATAN

PENANGANAN KORBAN MASSAL

Penanganan m edis unt uk korban cedera dalam j um lah


besar diperlukan segera set elah t erj adinya gem pa bum i,
kecelakaan t ransport asi at au indust ri yang besar, dan
bencana lainnya.

Kebut uhan t erbesar unt uk pert olongan pert am a dan


pelayanan kedarurat an m uncul dalam beberapa j am
pert am a. Banyak j iwa t idak t ert olong karena sum ber-
sum ber daya lokal, t erm asuk t ransport asi t idak dim obilisasi
segera. Oleh karena it u sum ber daya lokal sangat
m enent ukan dalam penanganan korban di fase darurat .

1. Penat al aksanaan di Lapangan

Penat alaksanaan lapangan m eliput i prosedur- prosedur yang


digunakan unt uk m engelola daerah bencana dengan t uj uan
m em fasilit asi penat alaksanaan korban.

1. 1. Pr oses Penyi agaan

Proses penyiagaan m erupakan bagian dari akt ivit as yang


bert uj uan unt uk m elakukan m obilisasi sum ber daya secara
efisien. Proses ini m encakup peringat an awal, penilaian
sit uasi, dan penyebaran pesan siaga. Proses ini bert ujuan
unt uk m em ast ikan t anda bahaya, m engevaluasi besarnya
m asalah dan m em ast ikan bahwa sum ber daya yang ada
m em peroleh inform asi dan dim obilisasi.

41
1. 1. 1. Peni l ai an Awal

Penilaian awal m erupakan prosedur yang dipergunakan


unt uk segera m enget ahui berat nya m asalah dan risiko
pot ensial dari m asalah yang dihadapi. Akt ivit as ini dilakukan
unt uk m encari t ahu m asalah yang sedang t erj adi dan
kem ungkinan yang dapat t erj adi dan m em obilisasi sum ber
daya yang adekuat sehingga penat alaksanaan lapangan
dapat diorganisasi secara benar.

Di dalam penilaian awal dilakukan serangkaian akt ivit as


yang bert uj uan unt uk m engident ifikasi:
1. Lokasi kej adian secara t epat
2. Wakt u t erj adinya bencana
3. Tipe bencana yang t erj adi
4. Perkiraan jum lah korban
5. Risiko pot ensial t am bahan
6. Populasi yang t erpapar oleh bencana.

1. 1. 2. Pel apor an ke Ti ngkat Pusat

Penilaian awal yang dilakukan harus segera dilaporkan ke


pusat kom unikasi sebelum m elakukan akt ivit as lain di lokasi
kecelakaan. Ket erlam bat an akan t im bul dalam m obilisasi
sum ber daya ke lokasi bencana j ika t im m elakukan akt ivit as
lanj ut an sebelum m elakukan pelaporan penilaian awal, at au
inform asi yang dibut uhkan dapat hilang j ika kem udian t im
t ersebut j uga t erlibat dalam kecelakaan.

1. 1. 3. Penyebar an Inf or masi Pesan Si aga

Segera set elah pesan dit erim a, pusat kom unikasi akan
m engeluarkan pesan siaga, m em obilisasi sum ber daya yang
dibut uhkan dan m enyebarkan inform asi kepada t im at au
inst it usi dengan keahlian khusus dalam penanggulangan
bencana m assal. Pesan siaga selanjut nya harus dapat
disebarkan secara cepat dengan m enggunakan t at a cara

42
yang t elah dit et apkan sebelum nya ( lihat bagian Pengelolaan
dat a dan inform asi penanganan krisis) .

1. 2. Ident if ikasi Awal Lokasi Bencana

Tugas kedua t im penilai awal adalah unt uk m engident ifikasi


lokasi penanggulangan bencana. Hal ini m encakup:

1. Daerah pusat bencana


2. Lokasi pos kom ando
3. Lokasi pos pelayanan m edis lanjut an
4. Lokasi evakuasi
5. Lokasi VI P dan m edia m assa
6. Akses j alan ke lokasi.

I dent ifikasi awal lokasi-lokasi di at as akan m em ungkinkan


m asing-m asing t im bant uan unt uk m encapai lokasi yang
m erupakan daerah kerj a m ereka secara cepat dan efisien.
Salah sat u cara t erbaik unt uk proses pra-ident ifikasi ini
adalah dengan m em buat suat u pet a sederhana lokasi
bencana yang m encant um kan t opografi ut am a daerah
t ersebut sepert i j alan raya, bat as- bat as wilayah alam i dan
art ifisial, sum ber air, sungai, bangunan, dan lain- lain.

Dengan pet a ini dapat dilakukan ident ifikasi daerah- daerah


risiko pot ensial, lokalisasi korban, j alan unt uk m encapai
lokasi, j uga unt uk m enet apkan perbat asan area larangan.
Dalam pet a t ersebut juga harus dicant um kan kom pas dan
pet unj uk arah m at a angin.

43
1. 3. Tindakan Keselamat an

Tindakan penyelam at an dit erapkan unt uk m em beri


perlindungan kepada korban, t im penolong dan m asyarakat
yang t erekspos dari segala risiko yang m ungkin t erj adi dan
dari risiko pot ensial yang diperki- rakan dapat t erj adi
( perluasan bencana, kem acet an lalu lint as, m at erial
berbahaya, dan lain-lain) .

Langkah- langkah penyelam at an yang dilakukan, ant ara


lain:
1. Aksi langsung yang dilakukan unt uk m engurangi risiko
sepert i dengan m em adam kan kebakaran, isolasi
m at erial berbahaya, penggunaan pakaian pelindung, dan
evakuasi m asyarakat yang t erpapar oleh bencana.
2. Aksi pencegahan yang m encakup penet apan area

▪ Daerah pusat bencana—t erbat as hanya unt uk t im


larangan berupa:

penolong profesional yang dilengkapi dengan

▪ Area sekunder—hanya diperunt ukkan bagi pet ugas


peralat an m em adai.

yang dit ugaskan unt uk operasi penyelam at an


korban, perawat an, kom ando dan kont rol,
kom unikasi, keam anan/ keselam at an, pos kom ando,
pos m edis lanj ut an, pusat evakuasi dan t em pat
parkir bagi kendaraan yang dipergunakan unt uk

▪ Area t ersier—m edia m assa diijinkan unt uk berada di


evakuasi dan keperluan t eknis.

area ini, area juga berfungsi sebagai “ penahan”


unt uk m encegah m asyarakat m em asuki daerah
berbahaya.
Luas dan bent uk area larangan ini bergant ung pada
j enis bencana yang t erj adi ( gas beracun, m at erial
berbahaya, kebakaran, kem ungkinan t erj adinya
ledakan) , arah angin dan t opografi.

44
1. 3. 1. Tenaga Pel aksana

Langkah penyelam at an akan dit erapkan oleh Tim Rescue


dengan bant uan dari Dinas Pem adam Kebakaran dan unit -
unit khusus ( sepert i ahli bahan peledak, ahli m at erial
berbahaya, dan lain- lain) dalam m enghadapi m asalah
khusus. Area larangan dit et apkan oleh Dinas Pem adam
Kebakaran dan jika diperlukan dapat dilaku- kan koordinasi
dengan pet ugas khusus sepert i kepala bandar udara, kepala
keam anan di pabrik bahan kim ia, dan lain- lain.

1. 4. Langkah Pengamanan

Langkah pengam anan dit erapkan dengan t uj uan unt uk


m encegah cam pur t angan pihak luar dengan t im penolong
dalam m elakukan upaya penyelam at an korban. Akses ke
set iap area penyelam at an dibat asi dengan m elakukan
kont rol lalu lint as dan keram aian.

Langkah penyelam at an ini m em engaruhi penyelam at an


dengan cara:

1. Melindungi t im penolong dari cam pur t angan pihak luar.


2. Mencegah t erj adinya kem acet an dalam alur evakuasi
korban dan m obilisasi sum ber daya.
3. Melindungi m asyarakat dari kem ungkinan risiko t erpapar
oleh kecelakaan yang t erj adi.

Fakt or keam anan ini dilaksanakan oleh Kepolisian, unit


khusus ( Angkat an Bersenj at a) , pet ugas keam anan sipil,
pet ugas keam anan bandar udara, pet ugas keam anan
Rum ah Sakit , dan lain-lain.

45
1. 5. Pos Komando

Pos Kom ando m erupakan unit kont rol m ult isekt oral yang
dibent uk dengan t ujuan:

1. Mengoordinasikan berbagai sekt or yang t erlibat dalam


penat alaksanaan di lapangan.
2. Mencipt akan hubungan dengan sist em pendukung dalam
proses penyediaan inform asi dan m obilasi sum ber daya
yang diperlukan.
3. Mengawasi penat alaksanaan korban.

Sem ua hal di at as hanya dapat t erwuj ud jika Pos Kom ando


t ersebut m em punyai j aringan kom unikasi radio yang baik.

Penat alaksanaan lapangan dari suat u bencana m assal


m em but uhkan m obilisasi dan koordinasi sekt or- sekt or yang
biasanya t idak bekerj a sam a secara rut in. Efisiensi akt ivit as
pra- rum ah sakit ini bergant ung pada t ercipt a-nya koordinasi
yang baik ant ara sekt or- sekt or t ersebut . Unt uk m em enuhi
kebut uhan koordinasi ini Pos kom ando harus dibent uk pada
awal operasi pert olongan bencana m assal.

Krit eria ut am a bagi efekt ifnya Pos Kom ando adalah


t ersedianya sist em kom unikasi radio. Sist em ini dapat
bervariasi ant ara peralat an yang sederhana sepert i radio-
kom unikasi di m obil polisi hingga yang kom pleks pos
kom ando bergerak khusus, bert em pat di t enda hingga yang
dit em pat kan dalam bangunan perm anen.

Pos Kom ando dit em pat kan diluar daerah pusat bencana,
berdekat an dengan pos m edis lanj ut an dan lokasi evakuasi
korban. Pos ini harus m udah dikenali dan dij angkau, dapat
m engakom odasi sem ua m et ode kom unikasi baik kom unikasi
radio m aupun visual.

46
1. 5. 1. Tenaga Pel aksana

Tenaga pelaksana dalam Pos Kom ando berasal dari


pet ugas- pet ugas dengan pangkat t ert inggi dari Kepolisian,
Dinas Pem adam Kebakaran, pet ugas kesehat an dan
Angkat an Bersenj at a. Tenaga int i ini dapat dibant u oleh
t enaga sukarela dari berbagai organisasi yang t erlibat , dan
j ika diperlukan dapat dibant u oleh t enaga khusus sepert i
Kepala Bandar Udara dalam kasus kecelakaan pesawat
t erbang, Kepala Penj ara dalam kasus kecelakaan m assal di
penj ara.

Sudah m enj adi ket ent uan um um bahwa Kepala Pos


Kom ando ini dit unj uk dari Kepolisian. Tet api, dengan
m em pert im bangkan j enis kecelakaan yang t erj adi j abat an
ini dapat dipercayakan kepada pet ugas lain m isalnya kepala
bandar udara pada kecelakaan pesawat t erbang.

Pet ugas- pet ugas yang bekerj a di Pos kom ando harus saling
m engenal sat u dengan lainnya, m enyadari peranan m asing-
m asing, dan t elah sering bert em u dalam pert em uan
reguler. Pert em uan reguler ini diadakan sebagai sarana
lat ihan koordinasi sum ber daya yang diperlukan, j uga unt uk
m endiskusikan t ent ang perubahan sum ber daya dan
prosedur sesuai perkem bangan wakt u. Pert em uan ini
sebaiknya diadakan secara t erat ur sekalipun t idak perlu
t erlam pau sering.

1. 5. 2. Met ode

Pos Kom ando m erupakan pusat kom unikasi/ koordinasi bagi


penat alaksanaan pra Rum ah Sakit . Pos Kom ando ini secara
t erus m enerus akan m elakukan penilaian ulang t erhadap
sit uasi yang dihadapi, ident ifikasi adanya kebut uhan unt uk
m enam bah at au m engurangi sum ber daya di lokasi bencana
unt uk:

1. Mem bebast ugaskan anggot a t im penolong segera


set elah m ereka t idak dibut uhkan di lapangan. Dengan

47
ini, Pos Kom ando t urut berperan dalam m engem balikan
kegiat an rut in di Rum ah Sakit .
2. Secara t erat ur m engat ur rot asi t im penolong yang
bekerj a di bawah sit uasi yang berbahaya dengan t im
pendukung.
3. Mem ast ikan suplai peralat an dan sum ber daya m anusia
yang adekuat .
4. Mem ast ikan t ercukupinya kebut uhan t im penolong
( m akanan dan m inum an) .
5. Menyediakan inform asi bagi t im pendukung dan pet ugas
lainnya, sert a m edia m assa ( m elalui Hum as) .
6. Menent ukan saat unt uk m engakhiri operasi lapangan.

1. 6. Pencarian dan Penyelamat an

Kegiat an pencarian dan penyelam at an t erut am a dilakukan


oleh Tim Rescue (Basarnas, Basarda) dan dapat berasal dari
t enaga suka rela bila dibut uhkan. Tim ini akan:

1. Melokalisasi korban.
2. Mem indahkan korban dari daerah berbahaya ke t em pat
pengum pulan/ penam pungan j ika diperlukan.
3. Mem eriksa st at us kesehat an korban (t riase di t em pat
kej adian) .
4. Mem beri pert olongan pert am a jika diperlukan.
5. Mem indahkan korban ke pos m edis lanj ut an j ika
diperlukan.

Bergant ung pada sit uasi yang dihadapi ( gas beracun,


m at erial berbahaya) , t im ini akan m enggunakan pakaian
pelindung dan peralat an khusus. Jika t im ini bekerj a di
bawah kondisi yang sangat berat , penggant ian anggot a t im
dengan t im pendukung harus lebih sering dilakukan.

48
Gambar 10. Tempat penampungan

D a e r ah Pusa t
be nca na
D a e r ah D a e r ah D a e r ah
Ke r j a Ke r j a Ke r j a

Te m pa t pe na m pungan se m e nt ar a :
Pe r a w a t a n dila pangan

Pos pe la y ana n m edis la nj ut a n, RS r u j uk a n

Di bawah sit uasi t ert ent u dim ana lokalisasi korban sulit
dilakukan ( sepert i korban yang t erj ebak dalam bangunan
runt uh) , pem bebasan korban akan m em but uhkan wakt u
yang lebih lam a. Jika kondisi korban m em buruk, pim pinan
t im SAR m elalui Pos Kom ando dapat m em int a bant uan
t enaga m edis lapangan dari t im m edis unt uk m elakukan
st abilisasi korban selam a proses pem bebasan dilakukan.
Tenaga m edis yang m elakukan prosedur ini harus sudah
dilat ih khusus unt uk it u, dan prosedur ini hanya boleh
dilakukan pada sit uasi- sit uasi yang sangat m endesak.
Jika daerah pusat bencana cukup luas m ungkin perlu unt uk
m em baginya m enj adi daerah- daerah yang lebih kecil dan
m enugaskan sat u t im SAR unt uk set iap daerah t ersebut .
Dalam sit uasi sepert i ini, at au j ika daerah pusat bencana
t idak am an bagi korban, t im SAR dapat m em buat suat u
t em pat penam pungan di dekat daerah pusat bencana

49
dim ana korban akan dikum pulkan sebelum pem indahan
selanj ut nya (Gam bar 10) .

Tem pat penam pungan ini diorganisasikan oleh t enaga m edis


gawat darurat bersam a para sukarelawan dim ana akan
dilakukan t riase awal, pert olongan pert am a dan
pem indahan korban ke pos m edis lanjut an.

2. Per awat an di Lapangan

Jika di daerah dim ana t erj adi bencana t idak t ersedia


fasilit as kesehat an yang cukup unt uk m enam pung dan
m erawat korban bencana m assal (m isalnya hanya t ersedia
sat u Rum ah Sakit t ipe C/ t ipe B) , m em indahkan seluruh
korban ke sarana t ersebut hanya akan m enim bulkan
ham bat an bagi perawat an yang harus segera diberikan
kepada korban dengan cedera serius. Lebih jauh, hal ini
j uga akan sangat m engganggu akt ivit as Rum ah Sakit
t ersebut dan m em bahayakan kondisi para penderit a yang
dirawat di sana. Perlu dipert im bangkan j ika m em aksa
m em indahkan 200 orang korban ke Rum ah Sakit yang
hanya berkapasit as 300 t em pat t idur, dengan t iga kam ar
operasi dan m engharapkan hasil yang baik dari pem indahan
ini.

Dalam keadaan dim ana dij um pai ket erbat asan sum ber
daya, ut am anya ket erbat asan daya t am pung dan
kem am puan perawat an, pem indahan korban ke Rum ah
Sakit dapat dit unda sem ent ara. Dengan ini harus dilakukan
perawat an di lapangan yang adekuat bagi korban dapat
lebih m ent oleransi penundaan ini. Jika diperlukan dapat
didirikan rum ah sakit lapangan ( Rum kit lap) . Dalam
m engoperasikan rum kit lap, diperlukan t enaga m edis,
param edic dan non m edis ( coordinat or, dokt er, dokt er
spesialis bedah, dokt er spesialis anast esi, t iga perawat
m ahir, radiolog, farm asis, ahli gizi, laboran, t eknisi m edis,
t eknisi non m edis, dan pem bant u um um ) .

50
2. 1. Tr iase

Triase dilakukan unt uk m engident ifikasi secara cepat korban


yang m em but uhkan st abilisasi segera ( perawat an di
lapangan) dan m engident ifikasi korban yang hanya dapat
diselam at kan dengan pem bedahan darurat ( life- saving
surgery) . Dalam akt ivit asnya, digunakan kart u m erah, hij au
dan hit am sebagai kode ident ifikasi korban, sepert i berikut .

1. M e r ah , sebagai penanda korban yang m em but uhkan

▪ Syok oleh berbagai kausa


st abilisasi segera dan korban yang m engalam i:

▪ Gangguan pernapasan
▪ Traum a kepala dengan pupil anisokor
▪ Perdarahan ekst ernal m assif

Pem berian perawat an lapangan int ensif dit uj ukan bagi


korban yang m em punyai kem ungkinan hidup lebih
besar, sehingga set elah perawat an di lapangan ini
penderit a lebih dapat m ent oleransi proses pem indahan
ke Rum ah Sakit , dan lebih siap unt uk m enerim a
perawat an yang lebih invasif. Triase ini korban dapat
dikat egorisasikan kem bali dari st at us “ m erah” m enj adi
“ kuning” (m isalnya korban dengan t ension
pneum ot horax yang t elah dipasang drain t horaks
( WSD) .

2. Ku n in g, sebagai penanda korban yang m em erlukan


pengawasan ket at , t et api perawat an dapat dit unda

▪ Korban dengan risiko syok ( korban dengan gangguan


sem ent ara. Term asuk dalam kat egori ini:

▪ Frakt ur m ult ipel


j ant ung, t raum a abdom en)

▪ Frakt ur fem ur / pelvis


▪ Luka bakar luas
▪ Gangguan kesadaran / t raum a kepala
▪ Korban dengan st at us yang t idak j elas

51
Sem ua korban dalam kat egori ini harus diberikan infus,
pengawasan ket at t erhadap kem ungkinan t im bulnya
kom plikasi, dan diberikan perawat an sesegera m ungkin.

3. H ij a u , sebagai penanda kelom pok korban yang t idak


m em erlukan pengobat an at au pem berian pengobat an
dapat dit unda, m encakup korban yang m engalam i:

▪ Frakt ur m inor
▪ Luka m inor, luka bakar m inor
▪ Korban dalam kat egori ini, set elah pem balut an luka
dan at au pem asangan bidai dapat dipindahkan pada

▪ Korban dengan prognosis infaust , jika m asih hidup


akhir operasi lapangan.

pada akhir operasi lapangan, j uga akan dipindahkan


ke fasilit as kesehat an.

4. H it a m , sebagai penanda korban yang t elah m eninggal


dunia.

Triase lapangan dilakukan pada t iga kondisi:

1. Triase di t em pat (t riase sat u)


2. Triase m edik (t riase dua)
3. Triase evakuasi ( t riase t iga)

52
2. 1. 1. Tr i ase di Tempat

Triase di t em pat dilakukan di “t em pat korban dit em ukan”


at au pada t em pat penam pungan yang dilakukan oleh t im
Pert olongan Pert am a at au Tenaga Medis Gawat Darurat .
Triase di t em pat m encakup pem eriksaan, klasifikasi,
pem berian t anda dan pem indahan korban ke pos m edis
lanj ut an.

2. 1. 2. Tr i ase Medi k

Triase ini dilakukan saat korban m em asuki pos m edis


lanj ut an oleh t enaga m edis yang berpengalam an (sebaiknya
dipilih dari dokt er yang bekerj a di Unit Gawat Darurat ,
kem udian ahli anest esi dan t erakhir oleh dokt er bedah) .
Tuj uan t riase m edik adalah m enent ukan t ingkat perawat an
yang dibut uhkan oleh korban.

2. 1. 3. Tr i ase Evakuasi

Triase ini dit uj ukan pada korban yang dapat dipindahkan ke


Rum ah Sakit yang t elah siap m enerim a korban bencana
m assal. Jika pos m edis lanj ut an dapat berfungsi efekt if,
j um lah korban dalam st at us “ m erah” akan berkurang, dan
akan diperlukan pengelom pokan korban kem bali sebelum
evakuasi dilaksanakan.Tenaga m edis di pos m edis lanj ut an
dengan berkonsult asi dengan Pos Kom ando dan Rum ah
Sakit t uj uan berdasarkan kondisi korban akan m em buat
keput usan korban m ana yang harus dipindahkan t erlebih
dahulu, Rum ah Sakit t uj uan, j enis kendaraan dan
pengawalan yang akan dipergunakan.

53
2. 2. Pert olongan Per t ama

Pert olongan pert am a dilakukan oleh para sukarelawan,


pet ugas Pem adam Kebakaran, Polisi, t enaga dari unit
khusus, Tim Medis Gawat Darurat dan Tenaga Perawat
Gawat Darurat Terlat ih.

Pert olongan pert am a dapat diberikan di lokasi sepert i


berikut :

1. Lokasi bencana, sebelum korban dipindahkan.


2. Tem pat penam pungan sem ent ara
3. Pada “ t em pat hij au” dari pos m edis lanj ut an
4. Dalam am bulans saat korban dipindahkan ke fasilit as
kesehat an

Pert olongan pert am a yang diberikan pada korban dapat


berupa kont rol j alan napas, fungsi pernapasan dan j ant ung,
pengawasan posisi korban, kont rol perdarahan, im obilisasi
frakt ur, pem balut an dan usaha-usaha unt uk m em buat
korban m erasa lebih nyam an. Harus selalu diingat bahwa,
bila korban m asih berada di lokasi yang paling pent ing
adalah m em indahkan korban sesegera m ungkin, m em bawa
korban gawat darurat ke pos m edis lanj ut an sam bil
m elakukan usaha pert olongan pert am a ut am a, sepert i
m em pert ahankan j alan napas, dan kont rol perdarahan.
Resusit asi Kardiopulm oner t idak boleh dilakukan di lokasi
kecelakaan pada bencana m assal karena m em but uhkan
wakt u dan t enaga.

2. 3. Pos Medis Lanj ut an

Pos m edis lanj ut an didirikan sebagai upaya unt uk


m enurunkan j um lah kem at ian dengan m em berikan
perawat an efekt if ( st abilisasi) t erhadap korban secepat
m ungkin. Upaya st abilisasi korban m encakup int ubasi,
t rakeost om i, pem asangan drain t horaks, pem asangan
vent ilat or, penat alaksanaan syok secara m edikam ent osa,

54
analgesia, pem berian infus, fasiot om i, im obilisasi frakt ur,
pem balut an luka, pencucian luka bakar. Fungsi pos m edis
lanj ut an ini dapat disingkat m enj adi “ Th r ee ‘T’ r u le ” ( Tag,
Treat , Transfer) at au hukum t iga (label, rawat , evakuasi) .

Lokasi pendirian pos m edis lanj ut an sebaiknya di cukup


dekat unt uk dit em puh dengan berj alan kaki dari lokasi
bencana (50–100 m et er) dan daerah t ersebut harus:
1. Term asuk daerah yang am an
2. Mem iliki akses langsung ke j alan raya t em pat evakuasi
dilakukan
3. Berada di dekat dengan Pos Kom ando
4. Berada dalam j angkauan kom unikasi radio.

Pada beberapa keadaan t ert ent u, m isalnya adanya paparan


m at erial berbahaya, pos m edis lanj ut an dapat didirikan di
t em pat yang lebih j auh. Sekalipun dem ikian t et ap harus
diusahakan unt uk didirikan sedekat m ungkin dengan daerah
bencana.

2. 3. 1. Or gani sasi Pos Medi s Lanj ut an

St rukt ur int ernal pos m edis lanj ut an dasar, t erdiri at as


( Gam bar 11) :

1. Sat u pint u m asuk yang m udah dit em ukan at au


diident ifikasi.
2. Sat u t em pat penerim aan korban/ t em pat t riase yang
dapat m enam pung paling banyak dua orang korban
secara bersam aan.
3. Sat u t em pat perawat an yang dapat m enam pung 25
orang korban secara bersam aan.

55
Gambar 11. Pos pelayanan medis lanjutan dasar

Hit am Hij au
AREA

EVAKUASI
TRI ASE
TRI ASE

Merah Kuning

Tem pat perawat an ini dibagi lagi m enj adi:

1. Tem pat perawat an korban gawat darurat ( korban yang


diberi t anda dengan label m erah dan kuning) . Lokasi ini
m erupakan proporsi t erbesar dari seluruh t em pat
perawat an.
2. Tem pat perawat an bagi korban nongawat darurat
( korban yang diberi t anda dengan label hij au dan
hit am ) .

Pos m edis lanjut an st andar, t erdiri at as (Gam bar 12) :


1. Sat u pint u keluar
2. Dua buah pint u m asuk ( Gawat Darurat dan Non- Gawat
Darurat ) . Unt uk m em udahkan ident ifikasi, kedua pint u
ini diberi t anda dengan bendera m erah ( unt uk korban
gawat darurat ) dan bendera hij au ( unt uk korban non
gawat darurat ) .
3. Dua t em pat penerim aan korban/ t riase yang saling
berhubungan unt uk m em udahkan pert ukaran/ pem in-
dahan korban bila diperlukan.

56
4. Tem pat perawat an Gawat Darurat yang berhubungan
dengan t em pat t riase Gawat Darurat , t em pat ini dibagi

▪ Tem pat perawat an korban dengan t anda m erah


m enj adi:

▪ Tem pat perawat an korban dengan t anda kuning


( berhubungan langsung dengan t em pat t riase)

( set elah t em pat perawat an m erah)

Gambar 12. Pos pelayanan medis lanjutan standar

N ON AKUT
Hit am Hij au
NON AKUT
AREA
EVAKUASI

TRI ASE
AKUT
Merah Kuning
AKUT

5. Tem pat perawat an Non Gawat Darurat , berhubungan


dengan t em pat t riase Non Gawat Darurat , dibagi

▪ Tem pat korban m eninggal (langsung berhubung- an


m enj adi:

▪ Tem pat perawat an korban dengan t anda hij au


dengan t em pat t riase)

( set elah t em pat korban m eninggal)


Set iap t em pat perawat an ini dit andai dengan bendera
sesuai dengan kat egori korban yang akan dirawat di
t em pat t ersebut .
6. Sebuah t em pat evakuasi yang m erupakan t em pat
korban yang kondisinya t elah st abil unt uk m enunggu
pem indahan ke Rum ah Sakit .

57
2. 3. 2. Luas Pos Medi s Lanj ut an

Sebaiknya pos ini m enam pung sekit ar 25 orang korban


bersam a para pet ugas yang bekerj a di sana. Luas pos
m edis lanj ut an yang dianj urkan:

1. Unt uk daerah perawat an 2,6 m 2 unt uk set iap korban.


2. Dengan m em pert im bangkan banyaknya orang yang
berlalu lalang, luas t em pat t riase adalah m inim um 9 m 2 .
3. Luas m inim um t em pat perawat an untuk pos m edis
lanjut an dasar adalah 65 m 2.
4. Luas m inimum t em pat perawat unt uk pos m edis lanjut an
st andar adalah 130 m 2.
5. Tem pat evakuasi 26 m 2 .

Dengan dem ikian, luas m inim um yang diperlukan unt uk


sebuah pos m edis lanj ut an adalah 73 m 2 .

2. 3. 3. Ar us Pemi ndahan Kor ban

Korban yang t elah diberi t anda dengan kart u berwarna


m erah, kuning, hij au at au hit am sesuai dengan kondisi
m ereka, dilakukan regist rasi secara bersam aan dan korban
langsung dipindahkan ke t em pat perawat an yang sesuai
dengan warna kart u yang diberikan hingga keadaannya
st abil. Set elah st abil korban akan dipin- dahkan ke t em pat
evakuasi dim ana regist rasi m ereka akan dilengkapi sebelum
dipindahkan ke fasilit as lain.

2. 3. 4. Tenaga Pel aksana Pos Medi s Lanj ut an St andar

Tenaga m edis yang akan dipekerj akan di pos ini adalah


dokt er dari Unit Gawat Darurat , ahli anest esi, ahli bedah
dan t enaga perawat . Dapat pula dibant u t enaga Perawat ,
Tenaga Medis Gawat Darurat , dan para t enaga pelaksana
Pert olongan Pert am a akan t urut pula bergabung dengan t im
yang berasal dari Rum ah Sakit .

58
Tenaga pelaksana pos m edis lanjut an st andar dapat
dibedakan berdasarkan lokasi t em pat pem berian pelayanan,
baik it u t riase m aupun perawat an sepert i berikut .

▪ Tr ia se Ga w a t D ar u r a t
1. Tem pat Triase, t enaganya t erbagi sesuai:

a. Pelaksana t riase, t erdiri dari seorang dokt er yang


t elah berpengalam an ( dianj urkan dokt er yang
bekerj a di Unit Gawat Darurat Rum ah Sakit , ahli
anest esi at au ahli bedah) .
b. Dibant u oleh perawat , Tenaga Medis Gawat
Darurat , at au t enaga pert olongan pert am a.
c. Pet ugas adm inist rasi yang bert ugas unt uk
m eregist rasi korban.

▪ Tr ia se N on Ga w a t Da r u ra t
a. Pelaksana t riase adalah perawat yang
berpengalam an, Perawat at au Tenaga Medis
Gawat Darurat .
b. Dibant u oleh t enaga Pert olongan Pert am a.
c. Pet ugas adm inist rasi ( diam bil dari t enaga
Pert olongan Pert am a) .

Pada pos m edis lanjut an st andar hanya sat u t im


t riase yang akan bekerj a m em beri pelayanan kepada
seluruh korban dim ana t im ini beranggot akan
sebagaim ana yang t elah disebut kan di at as unt uk
t im t riase Gawat Darurat . Tem pat t riase hanya
diperunt ukkan sebagai t em pat m enerim a korban,
t idak sebagai t em pat perawat an/ pengobat an.

▪ Te m pa t Per a w a ta n Ga w a t D a r ur a t
2. Tem pat perawat an, t enaganya t erbagi sesuai:

a. Penanggung Jawab perawat an gawat darurat ,


m erupakan seorang dokt er spesialis, konsult an
at au dokt er t erlat ih. Penanggung j awab
perawat an gawat darurat ini akan bekerj a

59
unt uk m enj am in suplai ke pos m edis lanj ut an,
m elakukan koordinasi dengan bagian lain dalam
pos m edis lanjut an, m engat ur pem buangan alat
dan bahan yang t elah dipakai dan kom unikasi
radio. I a j uga akan berfungsi sebagai m anaj er
bagi pos m edis lanj ut an t ersebut .

 Ket ua t im , m erupakan seorang ahli


b. Tem pat Perawat an Merah t erdiri dari:

anest esi, dokt er Unit Gawat Darurat at au

 Perawat / penat a anest esi dan/ at au perawat


seorang perawat yang berpengalam an.

 Sebagai t enaga bant uan adalah Tenaga


dari Unit Gawat Darurat .

Medis Gawat Darurat at au para t enaga

 Tenaga pengangkut t andu.


Pert olongan Pert am a.

 Ket ua t im , m erupakan seorang perawat


c. Tem pat Perawat an Kuning t erdiri dari:

( penat a anest esi at au perawat dari Unit

 Sebagai t enaga bant uan adalah Tenaga


Gawat Darurat ) at au seorang Perawat .

Medis Gawat Darurat at au para t enaga

 Tenaga pengangkut t andu


Pert olongan Pert am a.

▪ Te m pa t Per a w a ta n N on- Gaw a t D a ru r a t

 Ket ua t im , m erupakan t enaga m edis gawat


a. Tim Perawat an Area Hij au

 Sebagai t enaga bant uan adalah t enaga m edis


darurat yang berpengalam an

gawat darurat at au para t enaga pert olongan

 Tenaga pengangkut t andu.


pert am a.

60
b. Daerah penem pat an korban yang t elah
m eninggal dunia ( korban yang diberi t anda

 Tidak diperlukan pet ugas di bagian ini.


dengan kart u hit am ) .

3. Lokasi Evakuasi
 Dipim pin oleh seorang Perawat / t enaga m edis gawat
darurat berpengalam an yang m am pu:
a. Mem eriksa st abilit as korban
b. Mem eriksa peralat an yang dipasang pada korban
c. Monit oring korban sebelum dilakukan
pem indahan ke fasilit as lain
d. Supervisi pengangkut an korban
e. Menyediakan / m engat ur pengawalan
 Pet ugas adm inist rasi
 Penanggung j awab t ransport asi yang m erupakan
pet ugas senior dari Dinas Pem adam Kebakaran at au
Layanan Am bulans. Pet ugas ini berhubungan dengan
Kepala pos m edis lanj ut an dan pos kom ando.

▪ Tem pat Triase


4. Peralat an (kebut uhan m inim um ) unt uk:

a. Tanda pengenal unt uk m enandai set iap t em pat /


bagian dan pet ugas
b. Kart u t riase
c. Peralat an adm inist rasi
d. Tandu ( em pat buah)
e. Alat penerangan
f. Sfigom anom et er, st et oskop, lam pu sent er,
sarung t angan

▪ Tem pat Perawat an Gawat Darurat ( m inim um unt uk


kebut uhan 25 orang korban)
a. Tanda pengenal unt uk Ket ua ( j aket m erah
dengan t ulisan “ Ket ua” ) , dan unt uk set iap Ket ua
t im ( kain berwarna m erah / kuning yang
dipergunakan di lengan)
b. Alat penerangan
c. Tandu

61
d. Selim ut
e. Peralat an adm inist rasi
f. Sfigom anom et er, st et oskop, lam pu sent er,
sarung t angan
g. Peralat an m edis bencana alam , t erdiri dari:
 Pe r a la t an r e su sit a si j a la n na pa s
- Oksigen t abung
- Peralat an int ubasi
- Peralat an t rakeost om i
- Peralat an drain t horaks
- Am bu bag
- Alat cricot hiroidect om y

 Pe r a la t an r e su sit a si j a n tu n g
- I nfus set + cairan
- Obat - obat an unt uk penalaksanaan syok
- Alat fiksasi pada t raum a t horaks
( MASTrousers)

 Pe r a la t an list r ik / pn eu m a t ic
- Penghisap lendir (suct ion)
- Lam pu khusus
- Defibrilat or
- Vent ilat or
- Bat erai at au generat or

 Pe r len gk a pa n per a la t a n lu ka Kapas,


verband elast ik
- Peralat an penj ahit an luka
- Sarung t angan
- Obat ant isept ik
- Selim ut pengam an
- Bidai (t erm asuk kolar leher)
- ATS/ ABU

62
▪ Tem pat Perawat an Non Gawat Darurat
a. Peralat an penerangan khusus
b. Alat m em balut / bidai
c. Peralat an adm inist rasi
d. Sfigm anom et er, st et oskop, lam pu sent er, sarung
t angan

▪ Lokasi Evakuasi
a. Alat penerangan
b. Tandu
c. Peralat an adm inist rasi
d. Sfigom anom et er, st et oskop, lam pu sent er,
sarung t angan

2. 4. Pos Penat al aksanaan Evakuasi

Pos penat alaksanaan evakuasi ini berfungsi unt uk:


1. Mengum pulkan korban dari berbagai pos m edis lanj ut an
2. Melakukan pem eriksaan ulang t erhadap para korban
3. Meneruskan/ m em perbaiki upaya st abilisasi korban
4. Mem berangkat kan korban ke fasilit as kesehat an t uj uan

Jika bencana yang t erj adi m em punyai beberapa daerah


pusat bencana, di set iap daerah pusat bencana t ersebut
harus didirikan pos m edis lanjut an. Dengan adanya
beberapa pos m edis lanj ut an ini pem indahan korban ke
sarana kesehat an penerim a harus dilakukan secara
t erkoordinasi agar pem indahan t ersebut dapat berj alan
secara efisien.

Unt uk m encapai efisiensi ini korban yang berasal dari


berbagai pos m edis lanj ut an akan dipindahkan ke sat u
t em pat dengan fasilit as st abilisasi dan evakuasi yang lebih
baik, dim ana dari t em pat ini t ransfer selanjut nya akan
dikoordinasi. Tem pat penam pungan korban sebe-lum
pem indahan ini disebut sebagai Pos Penat alaksanaan
Evakuasi yang dapat berupa sebuah “ Rum ah Sakit
Lapangan” , Poliklinik, Rum ah Sakit t ipe B, at au fasilit as
sej enis.

63
3. Penerapan Rencana Penat alaksanaan Kor ban
Bencana Massal Rumah Sakit

3. 1. Pener i maan di Rumah Saki t dan Pengobat an

Di rum ah sakit , st rukt ur perint ah yang j elas diperlukan dan


pelaksanaan t riase harus m enj adi t anggung j awab dari
klinisi yang berpengalam an hal ini dapat berart i hidup at au
m at i bagi si pasien, dan akan m enet apkan priorit as dan
akt ivit as dari keseluruhan pet ugas.

Prosedur t erapet ik harus dipert im bangkan secara ekonom is


baik m engenai sum ber daya m anusia m aupun m at erial.
Penanganan m edis ini pert am a harus disederhanakan dan
bert uj uan unt uk m enyelam at kan nyawa dan m enghindari
kom plikasi at au m asalah sekunder yang besar:

1. Prosedur yang dist andarisasi ( t elah dit et apkan secara


sungguh- sungguh) , sepert i t indakan debridem en yang
diperluas, penundaan penut upan luka prim er,
penggunaan bidai dibandingkan perban sirkuler, dapat
m em berikan penurunan m ort alit as dan kecacat an j angka
panj ang yang berart i.
2. I ndividu dengan pengalam an yang t erbat as, dapat
m elakukan prosedur sederhana secara cepat dan efekt if,
dalam beberapa keadaan. Teknik yang lebih canggih dan
m em but uhkan individu t erlat ih dan peralat an yang
kom pleks sert a peralat an yang banyak ( sepert i
perawat an luka bakar yang besar) bukan m erupakan
invest asi sum ber daya yang bij aksana dalam
penanganan cedera m assal.

64
3. 1. 1. Pr oses Penyi agaan

Pesan siaga dari pusat kom unikasi harus disam paikan


langsung kepada Unit Gawat Darurat ( m elalui t elepon at au
radio) .

Kepala penanganan korban m assal yang dit unj uk di Rum ah


sakit harus m engakt ifkan rencana penanganan korban
m assal. Dan m ulai m em anggil t enaga penolong yang
dibut uhkan.

3. 1. 2. Mobi l isasi

Jika bencana t erj adi dalam radius 20 m enit dari Rum ah


Sakit , Tim Siaga Penanggulangan Bencana di Rum ah Sakit
akan segera diberangkat kan ke lokasi kej adian. Jika
bencana t ersebut t erj adi dalam j arak lebih dari 20 m enit
dari Rum ah Sakit , t im t ersebut hanya akan diberangkat kan
berdasarkan perm int aan Tim Kesehat an Daerah.

Dalam bencana yang cenderung m enim bulkan banyak


korban (kecelakaan pesawat t erbang, kebakaran di at as
kapal) t im ini harus segera diberangkat kan ke lokasi
kecelakaan t ersebut .

3. 1. 3. Pengosongan Fasi l i t as Pener i ma Korban

Harus diusahakan unt uk m enyediakan t em pat t idur di


Rum ah Sakit unt uk m enam pung korban bencana m assal
yang akan dibawa ke Rum ah Sakit t ersebut . Unt uk
m enam pung korban, Pos Kom ando Rum ah Sakit harus
segera m em indahkan para penderit a rawat inap yang
kondisinya t elah m em ungkinkan unt uk dipindahkan.

65
3. 1. 4. Per ki r aan Kapasi t as Rumah Saki t

Daya t am pung Rum ah Sakit dit et apkan t idak hanya


berdasarkan j um lah t em pat t idur yang t ersedia, t et api j uga
berdasarkan kapasit asnya unt uk m erawat korban. Dalam
suat u kecelakaan m assal, “ perm asalahan” yang m uncul
dalam penanganan korban adalah kapasit as perawat an
Bedah dan Unit Perawat an I nt ensif.

Korban dengan t raum a m ult ipel, um um nya akan


m em but uhkan paling sedikit dua j am pem bedahan. Jum lah
kam ar operasi efekt if ( m encakup jum lah kam ar operasi,
dokt er bedah, ahli anest esi dan peralat an yang dapat
berj alan secara sim ult an) m erupakan penent u kapasit as
perawat an Bedah, dan lebih j auh kapasit as Rum ah Sakit
dalam m erawat korban.

3. 2. Penerimaan Pasien

3. 2. 1. Lokasi

Tem pat penerim aan korban di Rum ah Sakit adalah t em pat


dim ana t riase dilakukan. Unt uk hal it u dibut uhkan:

1. Akses langsung dengan t em pat dim ana am bulans


m enurunkan korban
2. Merupakan t em pat t ert ut up
3. Dilengkapi dengan penerangan yang cukup
4. Akses yang m udah ke t em pat perawat an ut am a sepert i
Unit Gawat Darurat , Kam ar Operasi, dan Unit Perawat an
I nt ensif.

Jika penat alaksanaan pra Rum ah Sakit dilakukan secara


efisien jum lah korban yang dikirim ke Rum ah Sakit akan
t erkont rol sehingga set elah t riase korban dapat segera
dikirim ke unit perawat an yang sesuai dengan kondisi
m ereka. Tet api j ika hal ini gagal akan sangat banyak korban
yang dibawa ke Rum ah Sakit sehingga korban- korban

66
t ersebut harus dit am pung t erlebih dahulu dalam sat u
ruangan sebelum dapat dilakukan t riase. Dalam sit uasi
sepert i ini daya t am pung Rum ah Sakit akan segera
t erlam paui.

3. 2. 2. Tenaga Pel aksana

Pet ugas t riase di Rum ah Sakit akan m em eriksa set iap


korban unt uk konfirm asi t riase yang t elah dilakukan
sebelum nya, at au unt uk m elakukan kat egorisasi ulang
st at us penderit a. Jika penat alaksanaan pra Rum ah Sakit
cukup adekuat , t riase di Rum ah Sakit dapat dilakukan oleh
perawat berpengalam an di Unit Gawat Darurat .

Jika penanganan pra- rum ah sakit t idak efekt if sebaiknya


t riase di Rum ah Sakit dilakukan oleh dokt er Unit Gawat
Darurat at au ahli anest esi yang berpengalam an.

3. 3. Hubungan dengan Pet ugas Lapangan

Jika sist em penat aksanaan korban bencana m assal t elah


berj alan baik akan dij um pai hubungan kom unikasi yang
konst an ant ara Pos Kom ando Rum ah Sakit , Pos Medis
Lanj ut an, dan Pos Kom ando Lapangan.

Dalam lingkungan Rum ah Sakit , perlu adanya aliran


inform asi yang konst an ant ara t em pat t riase, unit -unit
perawat an ut am a dan Pos Kom ando Rum ah Sakit .
Am bulans harus m enghubungi t em pat t riase di Rum ah Sakit
lim a m enit sebelum ket ibaannya di Rum ah Sakit .

3. 4. Tempat Per awat an Di Rumah Sakit

3. 4. 1. Tempat Per awat an Mer ah

Unt uk penanganan korban dengan t raum a m ult ipel


um um nya dibut uhkan pem bedahan sedikit nya selam a dua
j am . Di kot a- kot a at au daerah- daerah kabupat en dengan

67
j um lah kam ar operasi yang t erbat as hal ini m ust ahil unt uk
dilakukan sehingga diperlukan t em pat khusus dim ana dapat
dilakukan perawat an yang m em adai bagi korban dengan
st at us “ m erah” . Tem pat perawat an ini disebut “ t em pat
perawat an m erah” yang dikelola oleh ahli anest esi dan
sebaiknya bert em pat di Unit Gawat Darurat yang t elah
dilengkapi dengan peralat an yang m em adai dan disiapkan
unt uk m enerim a penderit a gawat darurat .

3. 4. 2. Tempat Per awat an Kuni ng

Set elah t riase korban dengan st at us “kuning” akan segera


dipindahkan ke Perawat an Bedah yang sebelum nya t elah
disiapkan unt uk m enerim a korban kecelakaan m assal.
Tem pat ini dikelola oleh seorang dokt er.

Di t em pat perawat an ini secara t erus m enerus akan


dilakukan m onit oring, pem eriksaan ulang kondisi korban
dan segala usaha unt uk m em pert ahankan kest abilannya.
Jika kem udian kondisi korban m em buruk, ia harus segera
dipindahkan ke t em pat “ m erah” .

3. 4. 3. Tempat Per awat an Hi j au


Korban dengan kondisi “ hij au” sebaiknya t idak dibawa ke
Rum ah Sakit , t et api cukup ke Puskesm as at au klinik- klinik.
Jika penat alaksanaan pra Rum ah Sakit t idak efisien, banyak
korban dengan st at us ini akan dipindahkan ke Rum ah Sakit .
Harus t ercant um dalam rencana penat alaksanaan korban
bencana m assal di Rum ah Sakit upaya unt uk m encegah
t erj adinya hal sepert i ini dengan m enyediakan sat u t em pat
khusus bagi korban dengan st at us “hij au” ini. Tem pat ini
sebaiknya berada j auh dari unit perawat an ut am a lainnya.
Jika m em ungkinkan, korban dapat dikirim ke Puskesm as
at au klinik t erdekat .

68
3. 4. 4. Tempat Kor ban dengan Hasi l Akhi r / Pr ognosi s Jel ek

Korban- korban sepert i ini, yang hanya m em but uhkan


perawat an suport if, sebaiknya dit em pat kan di perawat -
an/ bangsal yang t elah dipersiapkan unt uk m enerim a korban
kecelakaan m assal.

3. 4. 5. Tempat Kor ban Meni nggal

Sebagai bagian dari rencana penat alaksanaan korban


bencana m assal di Rum ah Sakit harus disiapkan suat u
ruang yang dapat m enam pung sedikit nya sepuluh korban
yang t elah m eninggal dunia.

3. 5. Evakuasi Sekunder

Pada beberapa keadaan t ert ent u sepert i j ika daya t am pung


Rum ah Sakit t erlam paui, at au korban m em but uhkan
perawat an khusus (m is., bedah saraf) ,

korban harus dipindahkan ke Rum ah Sakit lain yang


m enyediakan fasilit as yang diperlukan penderit a.
Pem indahan sepert i ini dapat dilakukan ke Rum ah Sakit lain
dalam sat u wilayah, ke daerah at au provinsi lain, at au
bahkan ke negara lain.

Pelayanan m edis spesialist ik, sepert i bedah saraf, m ungkin


t ersedia pada rum ah sakit di luar area bencana. Nam un,
evakuasi m edis sem acam ini harus dengan hat i- hat i
dikont rol dan t erbat as bagi pasien yang m em erlukan
penanganan spesialist ik yang t idak t ersedia pada area
bencana. Kebij akan m engenai evakuasi harus
dist andardisasi diant ara t enaga kesehat an yang
m em berikan bant uan pem ulihan di area bencana, dan
kepada rum ah sakit yang akan m enerim a pasien.

69
Rum ah sakit darurat yang dilengkapi pet ugas dan m andiri,
dari pihak pem erint ah, m ilit er, palang m erah at au pihak
swast a didalam negeri at au dari negara t et angga yang
m em iliki kult ur dan bahasa yang sam a, dapat
dipert im bangkan penggunaannya dalam kasus yang ekst rim
t et api lihat m asalah yang pot ensial. Rum ah sakit
didaft arkan sesuai dengan lokasi geografiknya, dim ulai dari
yang t erdekat dengan lokasi bencana.

4. Pelayanan Kesehatan Di Pengungsian

4. 1. Pel ayanan Kesehat an Dasar di Pengungsi an

Pola pengungsian di I ndonesia sangat beragam m engikut i


j enis bencana, lam a pengungsian dan upaya persiapannya.
Pengungsian pola sisipan yait u pengungsi m enum pang di
rum ah sanak keluarga. Pengungsian yang t erkonsent rasi di
t em pat -t em pat um um at au di barak- barak yang t elah
disiapkan. Pola lain pengungsian yait u di t enda- t enda
darurat disam ping kanan kiri rum ah m ereka yang rusak
akibat bencana.

Apapun pola pengungsian yang ada akibat bencana t et ap


m enim bulkan m asalah kesehat an. Masalah kesehat an
berawal dari kurangnya air bersih yang berakibat pada
buruknya kebersihan diri dan sanit asi lingkungan yang
m enyebabkan perkem bangan beberapa penyakit m enular.

Persediaan pangan yang t idak m encukupi juga


m em engaruhi pem enuhan kebut uhan gizi seseorang sert a
akan m em perberat proses t erj adinya penurunan daya t ahan
t ubuh t erhadap berbagai penyakit .

Dalam pem berian pelayanan kesehat an di pengungsian


sering t idak m em adai akibat dari t idak m em adainya fasilit as
kesehat an, j um lah dan j enis obat sert a alat kesehat an,
t erbat asnya t enaga kesehat an. Kondisi ini m akin

70
m em perburuk m asalah kesehat an yang akan t im bul.
Penanggulangan m asalah kesehat an di pengungsian
m erupakan kegiat an yang harus dilakukan secara
m enyeluruh dan t erpadu sert a t erkoordinasi baik secara
lint asprogram m aupun lint as- sekt or.

Dalam penanganan m asalah kesehat an di pengungsian


diperlukan st andar m inim al yang sesuai dengan kondisi
keadaan di lapangan sebagai pegangan unt uk
m erencanakan, m em berikan bant uan dan m engevaluasi apa
yang t elah dilakukan oleh inst ansi pem erint ah m aupun LSM
dan swast a lainnya.

Pelayanan kesehat an dasar yang diperlukan pengungsi


m eliput i:

1 . Pe la ya n an pe n goba t an
Bila pola pengungsian t erkonsent rasi di barak- barak
at au t em pat -t em pat um um , pelayanan pengobat an
dilakukan di lokasi pengungsian dengan m em buat pos
pengobat an. Pelayanan pengobat an dilakukan di
Puskesm as bila fasilit as kesehat an t ersebut m asih
berfungsi dan pola pengungsianya t ersebar berada di
t enda- t enda kanan kiri rum ah pengungsi.

2 . Pe la ya n an im u n isa si
Bagi pengungsi khususnya anak- anak, dilakukan
vaksinasi cam pak t anpa m em andang st at us im unisasi
sebelum nya. Adapun kegiat an vaksinasi lainnya t et ap
dilakukan sesuai program unt uk m elindungi kelom pok-
kelom pok rent an dalam pengungsian.

3 . Pe la ya n an k e seh a t a n ibu da n a na k

▪ Kesehat an I bu dan Anak (pelayanan keham ilan,


Kegiat an yang harus dilaksanakan adalah:

▪ Keluarga berencana ( KB)


persalinan, nifas dan pasca-keguguran)

71


Det eksi dini dan penanggulangan I MS dan HI V/ AI DS
Kesehat an reproduksi rem aj a

4 . Pe la ya n an gizi
Tuj uannya m eningkat kan st at us gizi bagi ibu ham il dan
balit a m elalui pem berian m akanan opt im al. Set elah
dilakukan ident ifikasi t erhadap kelom pok bum il dan
balit a, pet ugas kesehat an m enent ukan st rat egi
int ervensi berdasarkan analisis st at us gizi.Pada bayi
t idak diperkenan diberikan susu form ula, kecuali bayi
piat u, bayi t erpisah dari ibunya, ibu bayi dalam keadaan
sakit berat .

5 . Pe m be r an t a san pe n yak it m e n u lar da n


pe n ge n da lia n ve k tor
Beberapa j enis penyakit yang sering t im bul di
pengungsian dan m em erlukan t indakan pencegahan
karena berpot ensi m enj adi KLB ant ara lain: cam pak,
diare, cacar, m alaria, varicella, I SPA, t et anus.
Pelaksanaan pengendalian vekt or yang perlu
m endapat kan perhat ian di lokasi pengungsi adalah
pengelolaan lingkungan, pengendalian dengan insekt isida,
sert a pengawasan m akanan dan m inum an.
Pada pelaksanaan kegiat an surveilans bila m enem ukan
kasus penyakit m enular, sem ua pihak t erm asuk LSM
kem anusiaan di pengungsian harus m elaporkan kepada
Puskesm as/ Pos Yankes di bawah koordinasi Dinas
Kesehat an Kabupat en sebagai penanggung j awab
pem ant auan dan pengendalian.

6 . Pe la ya n an k e seh a t a n j iw a
Pelayanan kesehat an j iwa di pos kesehat an diperlukan
bagi korban bencana, um um nya dim ulai pada hari ke- 2
set elah kej adian bencana. Bagi korban bencana yang
m em erlukan pert olongan pelayanan kesehat an j iwa
dapat dilayani di pos kesehat an unt uk kasus kej iwaan
ringan. Sedangkan unt uk kasus berat harus diruj uk ke
Rum ah Sakit t erdekat yang m elayani kesehat an j iwa.

72
7 . Pe la ya n an pr om osi k e se ha t a n
Kegiat an prom osi kesehat an bagi para pengungsi
diarahkan unt uk m em biasakan perilaku hidup bersih dan

▪ Kebersihan diri
sehat . Kegiat an ini m encakup:

▪ Pengolahan m akanan
▪ Pengolahan air m inum bersih dan am an
▪ Perawat an kesehat an ibu ham il ( pem eriksaan rut in,
im unisasi)
Kegiat an prom osi kesehat an dilakukan m elekat pada
kegiat an kesehat an lainnya.

St andar m inim al m encakup:

▪ Pe la ya n an k e seh a t a n m asya r a k a t
1 . Pe la ya n an k e seh a t a n

Berfungsi unt uk m encegah pert am bahan


( m enurunkan) t ingkat kem at ian dan j at uhnya korban
akibat penyakit
a. Menggunakan st andar pelayanan puskesm as
b. 1 ( sat u) Pusat Kesehat an Pengungsi unt uk
20.000 orang
c. 1 ( sat u) Rum ah Sakit unt uk 200.000 orang

▪ Ke se h a ta n r e produ k si
Kegiat an yang harus dilaksanakan m encakup:
a. Keluarga Berencana ( KB)
b. Kesehat an I bu dan Anak: pelayanan keham ilan,
persalinan, nifas dan pasca keguguran
c. Det eksi dini dan penanggulangan I MS dan
HI V/ AI DS
d. Kesehat an reproduksi rem aj a

▪ Ke se h a ta n j iw a
Bent uk kegiat an berupa penyuluhan, bim bingan dan
konseling yang dilakukan pada kelom pok besar ( > 20
orang) , kelom pok kecil (5- 20 orang) dan Konseling
perorangan.

73
4. 2. Pencegahan dan pem ber ant asan
penyakit m enular

▪ Va k sin a si
Sebagai priorit as pada sit uasi pengungsian, bagi
sem ua anak usia 6 bulan – 15 t ahun m enerim a
vaksin cam pak dan vit am in A dengan dosis yang
t epat .

▪ M a sa la h u m u m k e seh a t a n di pe n gun gsia n


Beberapa j enis penyakit yang sering t im bul di
pengungsian m em erlukan t indakan pencegahan.
Cont oh penyakit t ersebut ant ara lain, diare, cacar,
penyakit pernafasan, m alaria, m eningit is,
t uberkulosa, t ifoid, cacingan, scabies, xeropt hal- m ia,
anem ia, t et anus, hepat it is, I MS/ HI V-AI DS

▪ M a n a j e m e n k asu s
Sem ua anak yang t erkena penyakit m enular
selayaknya dirawat agar t erhindar dari risiko
penularan t erm asuk kem at ian.

▪ Su r ve ila ns
Dilakukan t erhadap beberapa penyakit m enular dan
bila m enem ukan kasus penyakit m enular, sem ua
pihak t erm asuk LSM kem anusiaan di pengungsian,
harus m elaporkan kepada Puskesm as dibawah
koordinasi Dinas Kesehat an Kabupat en sebagai
penanggung j awab pem ant auan dan pengendalian

74
4. 3. Menj ami n Pel ayanan Kesehat an Bagi
Pengungsi

Apabila kam p penam pungan diat ur dengan baik dan


m em iliki sanit asi, air dan suplai m akanan st andar yang
cukup, kondisi kesehat an dapat disam akan dengan populasi
pada um um nya. Nam un, penyediaan st andar kesehat an
yang lebih t inggi bagi penduduk di pengungsian
dibandingkan dengan populasi secara um um harus
dihindari, kecuali t erdapat alasan m edis yang j elas.

Pelayanan kesehat an dapat disediakan dengan m enugaskan


relawan dan pekerj a kesehat an pem erint ah yang berada di
pengungsian at au m eluaskan kapasit as dari fasilit as
pelayanan kesehat an t erdekat . Fokus dari pelayanan
kesehat an harus t ert uj u kepada pencegahan penyakit
m enular yang spesifik dan pengadaan sist em inform asi
kesehat an.

Apabila pengungsi dalam jum lah besar dikondisikan unt uk


t et ap t inggal di penam pungan sem ent ara unt uk j angka
panj ang, t erut am a di daerah yang t idak t erlayani dengan
baik oleh fasilit as kesehat an yang ada, m aka pengat uran
khusus harus diadakan.

4. 4. Pengawasan dan Pengendalian Penyakit

Penyakit m enular m erupakan m asalah yang perlu m endapat


perhat ian besar, m engingat pot ensi m unculnya KLB
penyakit m enular pada periode
paska bencana yang besar sebagai akibat banyaknya fakt or
risiko yang m em ungkinkan t erj adinya penularan bahkan
KLB penyakit .

Upaya pem berant asan penyakit m enular pada um um nya


diselenggarakan unt uk m encegah KLB penyakit m enular
pada periode pascabencana. Selain it u, upaya t ersebut juga

75
bert uj uan unt uk m engident ifikasi penyakit m enular yang
perlu diwaspadai pada kej adian bencana dan pengungsian,
m elaksanakan langkah-langkah upaya pem berant asan
penyakit m enular, dan m elaksanakan upaya pencegahan
kej adian luar biasa ( KLB) penyakit m enular.

Perm asalahan penyakit m enular ini t erut am a disebabkan


oleh:

1. Kerusakan lingkungan dan pencem aran.


2. Jum lah pengungsi yang banyak, m enem pat i suat u
ruangan yang sem pit , sehingga harus berdesakan.
3. Pada um um nya t em pat penam pungan pengungsi t idak
m em enuhi syarat kesehat an.
4. Ket ersediaan air bersih yang seringkali t idak m encukupi
j um lah m aupun kualit asnya.
5. Diant ara para pengungsi banyak dit em ui orang- orang
yang m em iliki risiko t inggi, sepert i balit a, ibu ham il,
berusia lanjut .
6. Pengungsian berada pada daerah endem is penyakit
m enular, dekat sum ber pencem aran, dan lain-lain.

Pot ensi m unculnya penyakit m enular yang sangat erat


kait annya dengan fakt or risiko, khususnya di lokasi
pengungsian dan m asyarakat sekit ar penam pungan
pengungsi, adalah:

Penyakit Campak
Penyakit Diare
Penyakit Pnemonia
Penyakit Malaria
Penyakit Menular Lain Spesif ik Lokal

76
4. 4. 1. Pencegahan dan Penanggul angan Penyaki t Di ar e

Penyakit Diare m erupakan penyakit m enular yang sangat


pot ensial t erj adi di daerah pengungsian m aupun wilayah
yang t erkena bencana, yang biasanya sangat t erkait erat
dengan kerusakan, ket erbat asan penyediaan air bersih dan
sanit asi dan diperburuk oleh perilaku hidup bersih dan sehat
yang m asih rendah.

Pencegahan penyakit diare dapat dilakukan sendiri oleh


para pengungsi, ant ara lain:
1. Gunakan air bersih yang m em enuhi syarat .
2. Sem ua anggot a keluarga buang air besar di j am ban.
3. Buang t inj a bayidan anak kecil di j am ban.
4. Cucilah t angan dengan sabun sebelum m akan, sebelum
m enj am ah/ m em asak m akanan dan sesudah buang air
besar.
5. Berilah Air Susu I bu (ASI ) saj a sam pai bayi berusia 6
bulan.
6. Berilah m akanan pendam ping ASI dengan benar set elah
bayi berusia 6 bulan dan pem berian ASI dit eruskan
sam pai bayi berusia 24 bulan.

Penyediaan air bersih yang cukup dan sanit asi lingkungan yang
memadai merupakan t indakan pencegahan penyakit diare,
sedangkan pencegahan kemat ian akibat diare dapat dilakukan
melalui penat alaksanaan kasus secara t epat dan kesiapsiagaan
akan kemungkinan t imbulnya KLB diare

a. Tat al aksana pender i t a

Bilam ana dit em ukan adanya penderit a Diare di lokasi


bencana at au penam pungan pengungsi, pert am a- t am a yang
harus dikerj akan pada wakt u m em eriksa penderit a diare
adalah:
1. m enent ukan deraj at dehidrasi
2. m enent ukan pengobat an dehidrasi yang t epat

77
Set iap penderit a diare yang m engalam i dehidrasi harus
diobat i dengan oralit . Seluruh pet ugas kesehat an harus
m em iliki ket eram pilan dalam m enyiapkan oralit dan
m em berikan dalam j um lah besar. Sesuai dengan deraj at
dehidrasinya, penderit a diberikan t erapi sebagai berikut :

▪ Rencana Terapi A: unt uk m engobat i penderit a diare


t anpa dehidrasi.
Rencana Terapi B: unt uk m engobat i penderit a diare


dengan dehidrasi ringan/ sedang.
Rencana Terapi C: unt uk m engobat i penderit a
dengan dehidrasi berat .

Bila penderit a dalam keadaan dehidrasi berat rehidrasi


harus segera dim ulai. Set elah it u pem eriksaan lainnya
dapat dilanj ut kan.

3. Mencari m asalah lain, sepert i, kurang gizi, adanya darah


dalam t inj a diare lebih dari 14 hari. Selain diperiksa
st at us dehidrasinya harus pula diperiksa gej ala lainnya
unt uk m enent ukan adanya penyakit lain sepert i adanya
darah dalam t inj a, panas, kurang gizi dan lain
sebagainya. ( Lihat Lam piran 15.)

▪ Bila t inj a penderit a m engandung darah berart i


penderit a m engalam i disent ri yang m em erlukan


pengobat an ant ibiot ik.
Bila penderit a diare 14 hari at au lebih berart i


m enderit a diare persist en dan perlu diobat i.
Bila penderit a panas ( > 38°C) dan berum ur > 2 bulan


dapat diberikan obat penurun panas.
Bila didaerah t ersebut endem ik m alaria dan anak ada
riwayat panas sebelum nya dapat diberikan
pengobat an sesuai program m alaria. Ket erangan
lengkap t ent ang m asalah lain lihat pada gam bar
t at alaksana penderit a diare.

78
b. Per t ol ongan pender i t a Di ar e di r umah t angga dan t empat
pengungsi an

Langkah- langkah pert olongan penderit a diare di rum ah


t angga, ant ara lain:

1. Berikan segera oralit at au cairan yang t ersedia di rum ah


dan t em pat pengungsian, sepert i air t eh, t ajin, kuah
sayur dan air sup.
2. Teruskan pem berian m akanan sepert i biasa, t idak pedas
dan t idak m engandung serat .
3. Bawalah segera ke pos kesehat an t erdekat at au ke
Puskesm as t erdekat , bila ada suat u t anda sebagai

▪ Diare bert am bah banyak/ sering


berikut :

▪ Munt ah berulang-ulang
▪ Ada dem am
▪ Tidak bisa m inum dan m akan
▪ Kelihat an haus sekali
▪ Ada darah dalam t inj a
▪ Tidak m em baik sam pai 2 hari

c. Pert olongan penderit a Diare di sarana kesehat an at au pos


kesehat an

Langkah- langkah pert olongan penderit a diare di sarana


kesehat an at au pos kesehat an, ant ara lain:
1. Rehidrasi oral dengan oralit
2. Pem berian cairan int ravena dengan Rin ge r La ct a t e
unt uk penderit a diare dehidrasi berat dan penderit a
t idak bisa m inum .
3. Penggunaan ant ibiot ik secara rasional
4. Mem berikan nasehat pada keluarga t ent ang pent ingnya
m eneruskan pem berian m akanan, rujukan dan upaya
pencegahan.

79
d. Kesiapsiagaan t erhadap kemungkinan KLB

Pada fase ini Tim Reaksi Cepat m elakukan kesipasiagaan


yang berupa kegiat an yang dilakukan t erus m enerus
dengan kegiat an ut am anya:

1. Mem persiapkan m asyarakat pengungsi unt uk


pert olongan pert am a bila t erj adi diare sepert i Rencana
Terapi A.
2. Mem buat dan m enganalisa kasus harian diare.
3. Menyiapkan kebut uhan logist ik khususnya oralit cairan
I V- RL, ant ibiot ika, t et rasiklin, kot rim oxazole dan
peralat an lainnya.
4. Mengem bangkan prosedur sederhana kewaspadaan dini
di m asyarakat pengungsi.

4. 4. 2. Pencegahan dan Penanggul angan Penyaki t ISPA

Penyakit I nfeksi Saluran Pernapasan Akut ( I SPA)


m erupakan salah sat u penyebab ut am a kem at ian bayi dan
anak balit a. Kem at ian t ersebut diakibat kan oleh penyakit
Pneum onia berat yang t idak sem pat t erdet eksi secara dini
dan m endapat pert olongan t epat dari pet ugas kesehat an.

Set iap kej adian penderit a pneumonia pada anak balit a di


lokasi bencana dan pengungsian harus dapat dit anggulangi
dengan t at alaksana kasus pneumonia yang benar.

a. Penat al aksanaan penderit a

Klasifikasi penyakit I SPA pada anak usia 2 bulan sam pai < 5
t ahun dapat dilihat pada Tabel 3. Selain t iga klasifikasi

sam pai 5 t ahun yang perlu diperhat ikan, ant ara lain, t idak
t ersebut , t erdapat ‘t anda bahaya’ pada anak usia 2 bulan

bisa m inum , kej ang, sukar dibangunkan, st ridor wakt u


t enang dan gizi buruk. Tanda- t anda ini disebabkan oleh
banyak kem ungkinan.

80
Anak yang m em punyai salah sat u ‘t anda bahaya’, harus
segera diruj uk ke Puskesm as/ Rum ah Sakit secepat
m ungkin:

1. Sebelum anak m eninggalkan Puskesm as, pet ugas


kesehat an dianj urkan m em beri pengobat an seperlunya
( m isal at asi dem am , kej ang, dsb) , t ulislah surat ruj ukan
ke Rum ah Sakit dan anj urkan pada ibu agar anaknya
dibawa ke rum ah sakit sesegera m ungkin
2. Berikan sat u kali dosis ant ibiot ik sebelum anak diruj uk
( bila m em ungkinkan)

b. Pengobat an kasus ISPA

I SPA dapat diobat i dengan ant ibiot ika. Ant ibiot ika yang
dipakai unt uk pengobat an pnem onia adalah t ablet
kot rim oksasol dengan pem berian selam a 5 hari. Ant i- biot ika
yang dapat dipakai sebagai penggant i kot rim ok- sasol
adalah am pisilin, am oksilin, prokain penisilin.

Ca t a t a n : Bila anak t idak m ungkin diberi ant ibiot ika oral


( m isalnya anak t idak bisa m inum at au t idak sadar) , harus
dipakai ant ibiot ika perent eral (sunt ikan) . Kalau t idak ada
pet ugas yang bisa m em berikan sunt ikan, ruj uklah secepat
m ungkin t anpa pem berian ant ibiot ika dosis pert am a.

PERHATI AN dalam Pemberian ANTI BI OTI KA

- J angan member ikan kot r imoksasol pada bayi yang ikt er ik at au


bayi pr emat ur usia kur ang dar i 1 t ahun.
- J angan member ikan amoksisilin, ampisilin, pr okain penisilin at au
benzat in penisilin bila anak ada r iwayat mengalami
anaf ilaksis/ aler gi set elah pember ian penisilin

81
Tabel 3. Klasifikasi penyakit ISPA pada anak usia 2 bulan sampai <5
tahun

 Tak 

ada t arik an Tak ada TDDK, dan
TAN D A Tarik an dinding dinding dada k e
Disert ai nafas cepat

 Nafas cepat
dada bagian bawah dalam ( TDDK )
- 2 bl - 12 bl :  50
k e dalam :

- 2 bl- 12 bl :  50x


:
x / m enit

- 1 t h – 5 t h :  40x - 1 t h – 5 t h:  40x
/ m enit

/ m enit / m enit

KLASI FI KASI PN EUM ON I A PN EUM ON I A BUKAN PN EU M ON I A


BERAT

 Ruj uksegera k e  Nasehat i ibu unt uk  Jik a bat uk 30 hari

 Beri ant ibiot ik a 1  Beri ant ibiot ik a


sarana ruj uk an perawat an dirum ah ruj uk unt uk
pem erik saan

 Obat i peny ak it
TI N D AKAN

 Anj urk an ibu unt uk


dosis bila j arak selam a 5 hari lanj ut an.
sarana ruj uk an lain

 Bila dem am , obat i  Nasehat i ibu unt uk


j auh bila ada
k ont rol 2 hari at au

 Bila wheezing,
lebih cepat bila

 Bila dem am , obat i


k eadaan anak perawat an di rum ah

 Bila dem am , obat i  Bila wheezing, obat i


m em buruk
obat i

 Bila wheezing, obat i

PERI KSALAH DALAM 2 HARI ANAK YANG DI BERI ANTI BI OTI KA

TAN D A MEMBURUK TI DAK BERUBAH MEMBAI K


Tak dapat m inum Nafas m em baik
Ada TDDK Panas t urun
Ada t anda bahay a Nafsu m ak an m em baik
TI N D AKAN Kirim segera k e Gant i ant ibiot ik a at au Terusk an pem berian
sarana ruj uk an ruj uk k e sarana ant ibiot ik a sam pai 5
ruj uk an hari

82
Langkah- langkah pem berian ant ibiot ika, ant ara lain:

1. Tent ukan dosis yang t epat sesuai dengan usia anak,


sesuai Tabel 4.

Tabel 4. Dosis Antibiotik Kotrimoksasol


D OSI S AN TI BI OTI K KOTRI M OKSASOL


Berikan dosis pert am a ant ibiot ik di t em pat berobat
Tunj uk kepada ibu cara pem berian ant ibiot ik di rum ah 2
kali sehari selam a 5 hari
KOTRI MOKSASOL
USI A
2 Kali sehari selam a 5 hari Tablet Dewasa
( 80 m g Trim et oprin + 400 m g
Sulfam et oksasol )
2 bl - 6 bl ¼
6 bl - 3 t h ½
3 - 5 th 1

2. Cam purkan t ablet ant ibiot ika yang t elah digerus dengan
m akanan unt uk m em perm udah anak m enelannya. Bila
anak m inum ASI , m int alah ibu unt uk m encam purkan
puyer dengan ASI secukupnya pada m angkuk yang
bersih.
3. Persilahkan ibunya unt uk m encoba m em beri ant ibiot ika
t ersebut pada anaknya biasanya lebih m udah disuapi
oleh ibunya. Hal ini j uga m erupakan cara unt uk
m em ast ikan bahwa ibunya sudah bisa m em berikan
ant ibiot ika sebelum m eninggalkan Puskesm as. Bila anak
m em unt ahkan obat yang dim inum sebelum set engah
j am , ulangi pem berian ant ibiot ikanya.

83
Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam pem eriksaan ulang 2
hari kem udian pada anak dengan pneum onia yang diberi
ant ibiot ika, ant ara lain:

1. Set iap anak dengan penyakit pnem onia yang m endapat


ant ibiot ika, harus dibawa kem bali 2 hari kem udian.
Pem eriksaan kedua sam a dengan pem eriksaan pert am a,
unt uk m enent ukan apakah penyakit nya: t ida k
m e m ba ik , t e t a p sa m a a t a u m e m ba ik .
2. Penyakit anak m em buruk bila anak m enj adi sulit
bernafas, t ak m am pu m inum , t im bul t arikan dinding
dada kedalam , at au t anda bahaya yang lain. Anak yang
dem ikian diruj uk unt uk rawat t inggal.
3. Anak yang m em baik pernafasannya akan m elam bat .
Tanda-t anda lain juga akan berkurang, m isalnya dem am
m enurun at au m enghilang, nafsu m akan bert am bah.
Mungkin m asih bat uk. Berit ahu ibunya unt uk
m eneruskan pem berian ant ibit ika sam pai 5 hari.
4. Bila keadaan anak m asih t et ap sam a sepert i pada
pem eriksaan sebelum nya, t anyakan t ent ang pem berian
ant ibit ikanya. Mungkin ada m asalah yang
m engakibat kan anak belum m inum ant ibiot ika t ersebut ,
at au m inum dengan t akaran dan j adwal pem berian yang
kurang sem est inya. Apabila dem ikian t eruskan lagi
pem berian ant ibiot ika yang sam a. Bila anak t elah m inum
ant ibiot ik dengan benar, obat t ersebut harus digant i
dengan ant ibiot ika yang lain ( kalau t ersedia) . Kalau
t idak ada ant ibiot ika yang lain, rujuk ke Rum ah Sakit .

c. Saran bagi ibu t ent ang pengobat an ISPA di rumah

Perawat an di rum ah sangat pent ing dalam penat alak-


sanaan anak dengan penyakit I SPA, dengan cara:

▪ Berilah m akanan secukupnya selam a sakit


1. Pe m be r ia n m a ka n a n

▪ Tam bahlah j um lahnya set elah sem buh

84
▪ Bersihkan hidung agar t idak m engganggu pem berian
m akanan

▪ Berilah anak m inum an lebih banyak


2. Pe m be r ia n ca ir a n

▪ Tingkat kan pem berian ASI


3. Pe m be r ia n oba t pe le ga t e n ggor ok an da n pe r e da
ba t u k de n ga n r a m u a n ya n g a m a n dan se der h a n a
4. Pa lin g pe n t in g: Am a t ila h t an da - t a n da pne um on ia

▪ Nafas m enj adi sesak


Bawalah kem bali ke pet ugas kesehat an, bila:

▪ Nafas m enj adi cepat


▪ Anak t idak m au m inum
▪ Sakit anak lebih parah

4. 4. 3. Pencegahan dan Penanggul angan Penyaki t Mal ar ia

Di lokasi penam pungan pengungsi penyakit m alaria sangat


m ungkin t erj adi. Hal ini t erut am a penam pungan pengungsi
t erlet ak pada daerah yang endem is m alaria at au pengungsi
dari daerah endem is dat ang ke lokasi penam pungan
pengungsi pada daerah yang t idak ada kasusnya t et api
t erdapat vekt or (daerah reseptif malaria).

a. Pencegahan penyakit Mal aria

Pencegahan penyakit m enular dapat dilakukan m elalui


beberapa cara berikut :

1 . Pe nce ga h an gigit a n n ya m u k
Beberapa cara pencegahan penularan m alaria ant ara

▪ Tidur Dalam Kelam bu (kelam bu biasa at au yang


lain, m encegah gigit an nyam uk dengan cara:

▪ Mem asang Kawat Kasa


berinsekt isida)

▪ Menggunakan Repelen
▪ Mem bakar Obat Nyam uk
▪ Pencegahan dengan obat ant i m alaria ( Profilaksis)

85
Pengobat an pencegahan m alaria diberikan kepada

▪ pendat ang dan perorangan at au sekelom pok orang


kelom pok berisiko t ert ular m alaria sepert i:

yang non-im un yang akan dan sedang di daerah

▪ I bu Ham il
endem is m alaria

▪ Sasarannya adalah ibu ham il di daerah endem is


m alaria.

2 . Pe n ge lolaa n Lin gk un ga n
Pengelolaan lingkungan dapat m encegah, m engurangi
at au m enghilangkan t em pat perindukan vekt or, ant ara
lain:



Pengeringan


Pengaliran


Pem bersihan lum ut
Kegiat an ini dilakukan unt uk m encegah
perkem bangan larva nyam uk Anopheles sundaicus,
yang m erupakan vekt or ut am a m alaria di daerah
pant ai. Larva nyam uk ini suka hidup pada lum ut di
lagun-lagun daerah pant ai. Dengan pem bersihan
lum ut ini, m aka dapat m encegah perkem bangan
nyam uk An. sundaicus.

Pemberant asan malaria melalui pengobat an penderit a yang t ersangka


malaria at au t erbukt i posit if secara laborat orium, sert a pengendalian
nyamuk melalui perbaikan lingkungan.

86
b. Penat al aksanaan kasus Mal aria

Langkah- langkah dalam penat alaksanaan m alaria


ringan/ t anpa kom plikasi, ant ara lain:

1 . An a m ne sa

▪ Keluhan ut am a, adanya:
Pada anam nesa sangat pent ing diperhat ikan, adalah:

 Dem am
 Menggigil
 Berkeringat
 Dapat disert ai oleh sakit kepala, m ual at au
m unt ah at au disert ai oleh gej ala khas daerah,
sepert i diare pada balit a dan nyeri ot ot at au

▪ Riwayat bepergian 1 – 2 m inggu yang lalu kedaerah


pegal- pegal pada orang dewasa

▪ Riwayat t inggal didaerah m alaria


m alaria

▪ Pernah m enderit a m alaria (unt uk m enget ahui

▪ Riwayat pernah m endapat pengobat an m alaria


im unit as)

( unt uk m enget ahui pernah m endapat obat


pencegahan at au pengobat an t erapeut ik)

▪ Suhu 38º C
2 . Pe m e r ik sa a n fisik

▪ Adanya pem besaran lim pa (splenom egali)


▪ Pem besaran hat i (hepat om egali)
▪ Anem ia

3 . Pe n ga m bila n se dia an da r a h
Puskesm as Pem bant u dapat m elakukan pengam bilan
sediaan darah dan dikirim ke Puskesm as unt uk
pem eriksaan laborat orium .

87
▪ Secara klinis ( t anpa pem eriksaan laborat orium ) :
4 . D ia gn osa m a la r ia

m alaria klinis ringan/ t anpa kom plikasi dan m alaria

▪ Secara Laborat orium ( Dengan pem eriksaan sediaan


klinis berat / dengan kom plikasi.

darah) :
a. Malaria klinis ringan/ t anpa kom plikasi
 Malaria Falciparum (Tropika) , disebabkan oleh

 Malaria Vivax/ Ovale ( Tert iana,


parasit plasm odium falciparum
disebabkan

 Malaria Malariae, disebabkan oleh parasit


oleh parasit plasm odium vivax/ ovale)

plasm odium falciparum


b. Malaria berat / kom plikasi, disebabkan oleh parasit
plasm odium falciparum .

5 . D ia gn osa ban din g


Diagnosis banding unt uk penyakit m alaria, ant ara lain:

▪ D e m a m t ifoid
Dem am t erus m enerus 5 – 7 hari dengan keluhan
abdom inal ( diare, obst ipasi) lidah kot or, bradikardi


relat if, roseola, leukopenia, lim fosit osis relat if.
D e m a m de n gue
Dem am lebih 5 hari, disert ai m anifest asi sakit
kepala, nyeri t ulang, perdarahan pada kulit ( pat ehai,


purpura, hem at om ) .
I SPA ( in fe k si sa lu ra n pe r na pa sa n a ku t )
Penyakit yang disert ai dengan gej ala bat uk,
beringus, dan sakit m enelan.

88
▪ Pe n a t a la ksa n aa n m a la r ia be r a t a t a u de n ga n
6 . Pe n goba ta n m a la r ia k lin is ( lihat Lam piran 16)

k om plik a si

 Adanya gej ala m alaria ringan disert ai dengan


a . An a m ne sa

gej ala m alaria berat / dengan kom plikasi di

 Riwayat bepergian/ t inggal didaerah m alaria 1


at as.

 Riwayat pernah dapat pengobat an m alaria.


– 2 m inggu yang lalu.

 Riwayat pernah m enderit a m alaria.


 Pernah dikunj ungi oleh orang yang dat ang
dari daerah m alaria.

 Tem perat ur 40º C.


b. Pe m e r ik sa a n Fisik

 Tekanan darah sist olik < 70 m m Hg pada


orang dewasa dan pada anak- anak < 50

 Nadi cepat dan lem ah/ kecil.


m m Hg.

 Frekuensi nafas > 35 x per m enit pada orang


dewasa at au > 40 x per m enit pada balit a,

 Tanda dehidrasi (m at a cekung, t urgor dan


anak dibawah 1 t ahun > 50 x per m enit .

elast isit as berkurang, lidah kering, produksi

 Tanda-t anda anem ia berat ( konj ungt iva


urine berkurang) .

pucat , t elapak t angan pucat , lidah pucat dan

 Pem besaran lim pa dan at au hepar.


lain- lain) .

 Gagal ginj al dit andai dengan oliguri sam pai

 Terlihat m at a kuning.
dengan uria.

 Tanda-t anda perdarahan di kulit ( pet eki,


purpura, hem at om ) .

89
c. Pe m e r ik sa a n La bor a tor iu m
Tidak dilaksanakan di Pust u, pet ugas Pust u
m engam bil sediaan darah unt uk diperiksa di
Puskesm as.

d. D ia gn osa M a la r ia Ber a t
Dit em ukan Plam odium falciparum asexual
dengan salah sat u m anifest asi m alaria berat ,
t anpa penyakit lain yang t idak m enyebabkan
m anifest asi diat as.

 Meningit is/ ensefalit is


e . D ia gn osa Ba n din g

 St roke ( gangguan cerebro vaskuler)


 Hepat it is
 Lept ospirosis
 Tipoid ensefalit is
 Adanya gej ala dem am t ifoid dit andai dengan
penurunan kesadaran dan t anda- t anda t ifoid

 Sepsis
lainnya.

Adanya dem am dengan fokal infeksi yang


j elas, penurunan kesadaran, gangguan
sirkulasi, lekosit osis dengan t oksik granula

 Gagal ginj al
didukung hasil biakan m ikrobiologi.

 Tin da k a n Um u m
f. Pe n goba ta n

Persiapan penderit a m alaria berat sebelum


dirujuk ke Puskesm as at au Rum ah Sakit .
 Perbaiki keadaan um um penderit a ( beri
cairan, nut risi dan perawat an um um ) .
 Ukur suhu, nadi, nafas dan t ekanan
darah/ t ensi set iap 30 m enit ..

90
 Pe m be r ia n oba t a n t i- m a la r ia
Sebelum penderit a diruj uk ke Puskesm as
at au Rum ah Sakit bila m em ungkinkan
dilakukan pengobat an sebagai berikut : Kin a
H Cl 2 5 % ( 1 a m pu l be r isi 5 0 0 m l/ 2 cc)
Sebelum diruj uk, 1 am pul Kina HCl, dosis 10
m g/ kg BB dilarut kan dalam 500 m l dekt rose
5% diberikan selam a 8 j am diulang dengan
cairan yang sam a set iap 8 j am sam pai
penderit a sadar at au dapat m inum obat .
Apabila t idak dapat dilakukan infus, Kina HCL
dapat juga diberikan secara int ram uskuler
t iap 8 j am pada dosis yang sam a dengan
pem berian int ravena (infus) .

 Tin da k a n k om plik a si or ga n u m u m
Apabila ada kej ang-kej ang, t indakan
Phenobarbit al ( lum inal) 100 m g int ram uskuler
1 kali at au Diazepam 10 – 20 m g
( int ram uskuler/ int ravenus) .

 Prognosa m alaria berat t ergant ung kecepat an


g. Pr ognosa

diagnosa dan ket epat an dan kecepat an

 Prognosa m alaria berat dengan kegagalan


pengobat an.

sat u fungsi organ lebih baik daripada

 Mort alit as dengan kegagalan 3 fungsi organ


kegagalan 2 fungsi organ.

 Mort alit as dengan kegagalan 4 at au lebih


adalah > 50% .

 Kepadat an parasit lebih 100.000 m ort alit as


fungsi organ adalah > 75% .

> 1% , kepadat an < 100.000 m ort alit as < 1% ,


kepadat an parasit > 500.000 m ort alit as lebih
50% .

91
h. Ru j u k an Pen de r it a
 Tin gk a t r u j u k a n
 Sem ua penderit a m alaria berat diruj uk ke
Puskesm as at au RS Kabupat en/ Kot a
 Apabila penderit a t idak bersedia dirujuk
ke Rum ah Sakit paling kurang m aupun
dirujuk ke Puskesm as rawat inap.

 Ca r a m e r u j u k
 Set iap m eruj uk penderit a harus
disert akan surat ruj ukan yang berisi
t ent ang diagnosa, riwayat penyakit ,
pem eriksaan yang t elah dilakukan dan
t indakan yang sudah diberikan.
 Apabila dibuat preparat sediaan darah
m alaria harus diikut sert akan

4. 4. 4. Pencegahan dan Penanggul angan Penyaki t Campak

a. Pencegahan penyakit Campak pada bencana

Pada dasarnya upaya pencegahan penyakit cam pak adalah


pem berian im unisasi pada usia yang t epat . Pada saat
bencana, kerawanan t erhadap penyakit ini m eningkat
karena:

1. Mem buruknya st at us kesehat an, t erut am a st at us gizi


anak- anak.
2. Konsent rasi penduduk pada suat u t em pat / ruang
( pengungsi) .
3. Mobilit as penduduk ant ar wilayah m eningkat ( kunjungan
keluarga) .
4. Cakupan im unisasi rendah yang akan m eningkat kan
kerawanan yang berat .

92
Oleh karena it u pada saat bencana t indakan pencegahan
t erhadap penyakit cam pak ini dilakukan dengan
m elaksanakan im unisasi, dengan krit eria:

bencana 80% , t idak dilaksanakan im unisasi m assal


1. Jika cakupan im unisasi cam pak didesa yang m engalam i

( sweeping) .
2. Jika cakupan im unisasi cam pak di desa bencana
m eragukan m aka dilaksanakan im unisasi t am bahan
m assal ( crash program ) pada set iap anak usia kurang

im unisasi sebelum nya dengan t arget cakupan 95% .


dari 5 t ahun ( 6–59 bulan) , t anpa m em andang st at us

Bila pada daerah t ersebut belum m elaksanakan im unisasi


cam pak secara rut in pada anak sekolah, im unisasi dasar
j uga diberikan pada kelom pok usia sekolah dasar kelas 1
sam pai 6.

Seringkali karena suasana pada saat dan pasca- bencana


t idak m em ungkinkan dilakukan im unisasi m assal, m aka
diam bil langkah sebagai berikut :

1. Pengam at an ket at t erhadap m unculnya penderit a


cam pak.
2. Jika dit em ukan sat u penderit a cam pak di daerah
bencana, im unisasi m assal harus dilaksanakan pada
kelom pok pengungsi t ersebut , dengan sasaran anak usia
5–59 bulan dan anak usia sekolah kelas 1 sam pai 6 SD
( bila belum m elaksanakan BI AS cam pak) sam pai hasil
pem eriksaan laborat orium m enunj ukkan penderit a
posit if t erkena cam pak. I m unisasi t am bahan m assal
yang lebih luas dilakukan sesuai dengan krit eria
im unisasi t ersebut .

93
3. Jika dit erim a laporan adanya penderit a cam pak di luar
daerah bencana, t et api t erdapat kem udahan hubungan
( kem udahan penularan) dengan daerah bencana,
penduduk di desa t ersebut dan daerah bencana harus
diim unisasi m assal ( sweeping) sesuai krit eria im unisasi.

b. Sist em t at al aksana penderit a Campak

Berikut adalah sist em t at alaksana penderit a cam pak.

1 . Ru j u k an Pen de r it a Ca m pa k da r i M a sya ra ka t – Pos


Ke se h a ta n
Pada saat bencana, set iap keluarga, kepala ket ua
kelom pok pengungsi, kepala desa m endorong set iap
anggot a keluarganya yang m enderit a sakit panas unt uk
segera berobat ke pos kesehat an t erdekat ( t erm asuk
penderit a cam pak) .

Pet ugas m enet apkan diagnosis dan t at alaksana


penderit a cam pak dengan benar dan segera m elaporkan
ke pet ugas pengam at an penyakit .

2 . Ta t a la k san a Ka sus
Bat asan Kasus Cam pak:
 Menderit a sakit panas ( diraba at au diukur dengan
t erm om et er 39C)
 Bercak kem erahan
 Dengan salah sat u gej ala t am bahan: bat uk, pilek,
m at a m erah, diare

Kom plikasi berat cam pak


 Bronchopneum onia
 Radang t elinga t engah
 Diare

94
3 . La n gk a h - La n gk ah Ta t a la ksa n a

 Penet apan diagnosa berdasarkan bat asan diagnosa


dan kom plikasi.
 Panas kurang dari 3 hari, at au panas t anpa bercak
kem erahan dan t idak diket ahui adanya diagnosa lain,
m aka:
a. Be r ik a n : obat penurun panas ( paraset am ol)

 Makan dan m inum yang banyak


b. An j u r a n :

 Mem bersihkan badan


 Jika t im bul bercak kem erahan at au sakit nya
sem akin m em berat / belum sem buh, berobat
kem bali ke pos kesehat an.
 Panas dan bercak kem erahan dengan salah sat u
gej ala t am bahan ( panas 3 – 7 hari) .

 Penurun panas ( paraset am ol)


a . Be r ik a n :

 Ant ibiot ik ( am pisilin, kot rim oksa-sol) , lihat

 Vit am in A
t at alaksana I SPA

 Oralit

 Makan dan banyak m inum


b. An j u r a n:

 Mem bersihkan badan


 Jika t im bul kom plikasi: diare hebat , sesak
napas at au radang t elinga t engah (m enangis,

 Jika 3 hari pengobat an belum m em baik,


rewel) , segera kem bali ke pos kesehat an.

segera kem bali ke pos kesehat an.

95
c. Penyel i di kan dan Penanggul angan KLB Campak

Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam penyelidikan dan


penanggulangan KLB cam pak, ant ara lain:
1 . Su m be r in for m a si k a su s ca m pa k
 Pelaksanaan pengam at an penyakit .
 Laporan pet ugas penanggulangan bencana.
 Laporan m asyarakat ( kepala desa, ket ua kelom pok
pengungsi at au anggot a m asyarakat lain) .
2 . Kr it e r ia KLB
Sat u kasus di daerah bencana pada keadaan bencana
adalah KLB (m asa darurat , m asa rehabilit asi) .

 Penet apan diagnosa.


3 . La n gk a h - La n gk ah Pen ye lidik a n

 Mencari kasus t am bahan dengan pelacakan


lapangan, inform asi sem ua kepala desa, ket ua
kelom pok pengungsi dan keluarga di daerah

 Mem buat grafik penderit a berdasarkan wakt u


bencana.

 Mem buat pem et aan kasus.


kej adian kasus.

 Menet apkan daerah dan kelom pok yang banyak

 Menet apkan daerah at au kelom pok yang t erancam


penderit a.

penularan, karena alasan kem udahan hubungan dan

 Melaksanakan upaya pencegahan dan m elak-


alasan rendahnya cakupan im unisasi.

sanakan sist em t at alaksana penderit a cam pak.


Ca t a t a n: Pada saat im unisasi m assal, pisahkan
ant ara yang sakit dan yang sehat .

96
4. Melaksanakan pengam at an (surveilans) ket at selam a

 Penderit a: peningkat an kasus, wilayah penyebar- an


KLB berlangsung, dengan sasaran pengam at an:

 Cakupan im unisasi set elah im unisasi m assal.


dan banyaknya kom plikasi dan kem at ian.

 Kecukupan obat dan sarana pendukung penang-


gulangan KLB.

5. Penggerakkan kewaspadaan t erhadap penderit a cam pak

 Kepala
dan pent ingnya pencegahan:
Wilayah: pengarahan penggerakkan

 Menyusun sist em t at alaksana penderit a cam pak.


kewaspadaan.

 Dukungan upaya pencegahan ( im unisasi m assal) .

4. 4. 5. Pember ant asan Penyaki t Menul ar Spesi f i k Lokal

Penyakit spesifik lokal di I ndonesia cukup bervariasi


berdasarkan daerah Kabupat en/ Kot a, sepert i penyakit
hepat it is, lept ospirosis, penyakit akibat gangguan asap,
sert a penyakit lainnya. Penyakit ini didet eksi keberada-
annya apabila t ersedia dat a awal kesakit an dan kem at ian di
suat u daerah.

4. 5. Air Bersih dan Sanit asi

Sepert i diket ahui air m erupakan kebut uhan ut am a bagi


kehidupan, dem ikian j uga dengan m asyarakat pengungsi
harus dapat t erj angkau oleh ket ersediaan air bersih yang
m em adai unt uk m em elihara kesehat annya. Bilam ana air
bersih dan sarana sanit asi t elah t ersedia, perlu dilakukan
upaya pengawasan dan perbaikan kualit as air bersih dan
sarana sanit asi.

97
Tuj uan ut am a perbaikan dan pengawasan kualit as air
adalah unt uk m encegah t im bulnya risiko kesehat an aki- bat
penggunaan air yang t idak m em enuhi persyarat an.

Pada t ahap awal kej adian bencana at au pengungsian


k e t e r se dia a n a ir be r sih ba gi pe n gu n gsi perlu m endapat
perhat ian, karena t anpa adanya air bersih sangat
berpengaruh t erhadap kebersihan dan m ening-kat kan risiko
t erj adinya penularan penyakit sepert i diare, t yphus, scabies
dan penyakit lainnya.

1 . St a n da r m in im u m k e bu tu h a n a ir ber sih
 Priorit as pada hari pert am a/ awal kej adian bencana
at au pengungsian kebut uhan air bersih yang harus
disediakan bagi pengungsi adalah 5 lit er/ orang/ hari.
Jum lah ini dim aksudkan hanya unt uk m em enuhi
kebut uhan m inim al, sepert i m asak, m akan dan
m inum .
H a r i I pe n gu n gsian : 5 lit e r / or g/ h ar i

 Pada hari kedua dan set erusnya harus segera


diupayakan unt uk m eningkat kan volum e air sam pai
sekurang kurangnya 15–20 lit er/ orang/ hari. Volum e
sebesar ini diperlukan unt uk m em e-nuhi kebut uhan
m inum , m asak, m andi dan m encuci. Bilam ana hal ini
t idak t erpenuhi, sangat besar pot ensi risiko
t erj adinya penularan penyakit , t erut am a penyakt
penyakit berbasis lingkungan.
H a r i be r ik u t n ya : 2 0 lit e r / or g/ h ar i

 Bagi fasilit as pelayanan kesehat an dalam rangka


m elayani korban bencana dan pengungsian, volum e
sir bersih yang perlu disediakan di Puskesm as at au
rum ah sakit : 50 lit er/ org/ hari.

98
2 . Su m be r a ir be rsih da n pe n golah a nn ya
 Bila sum ber air bersih yang digunakan unt uk
pengungsi berasal dari sum ber air perm ukaan
( sungai, danau, laut , dan lain- lain) , sum ur gali,
sum ur bor, m at a air dan sebagainya, perlu segera
dilakukan pengam anan t erhadap sum ber- sum ber air
t ersebut dari kem ungkinan t erj adinya pence-m aran,
m isalnya dengan m elakukan pem agaran at aupun
pem asangan papan pengum um an dan dilakukan
perbaikan kualit asnya.

 Bila sum ber air diperoleh dari PDAM at au sum ber lain
yang cukup j auh dengan t em pat pengung- sian,
harus dilakukan pengangkut an dengan m obil t angki
air.
 Unt uk pengolahan dapat m enggunakan alat
penyuling air ( wat er purifier/ wat er t reat m ent plant ) .

3 . Be be r a pa ca r a pen dist r ibu sia n a ir be r sih


be r da sa r ka n su m ber n ya
 Air Perm ukaan (sungai dan danau)
a. Diperlukan pom pa unt uk m em om pa air ke
t em pat pengolahan air dan kem udian ke t angki
penam pungan air di t em pat penam pungan
pengungsi
b. Area disekit ar sum ber harus dibebaskan dari
kegiat an m anusia dan hewan

 Sum ur gali
a. Lant ai sum ur harus dibuat kedap air dan
dilengkapi dengan SPAL ( saluran pem buangan air
lim bah)
b. Bilam ana m ungkin dipasang pom pa unt uk
m enyalurkan air ke t angki t angki penam pungan
air

99
 Sum ur Pom pa Tangan (SPT)
a. Lant ai sum ur harus dibuat kedap air dan
dilengkapi dengan SPAL ( saluran pem buangan air
lim bah)
b. Bila lokasinya agak j auh dari t em pat
penam pungan pengungsi harus disediakan alat
pengangkut sepert i gerobak air dan sebagainya
 Mat a Air
a. Perlu dibuat bak penam pungan air unt uk
kem udian disalurkan dengan pom pa ke t angki air
b. Bebaskan area sekit ar m at a air dari kem ungkinan
pencem aran

4 . Ta n gk i pe na m pu n ga n a ir be rsih di t e m pa t
pe n gu n gsia n

Tem pat penam pungan air di lokasi pengungsi dapat


berupa t angki air yang dilengkapi dengan kran air.
Unt uk m encegah t erj adinya ant rian yang panj ang dari
pengungsi yang akan m engam bil air, perlu diperhat ikan
j arak t angki air dari t enda pengungsi m inim um 30 m et er
dan m aksim um 500 m et er.

Unt uk keperluan penam pungan air bagi kepent ingan


sehari hari keluarga pengungsi, sebaiknya set iap
keluarga pengungsi disediakan t em pat penam pungan air
keluarga dalam bent uk em ber at au j erigen volum e 20
lit er.

100
4. 5. 1. Per bai kan dan Pengawasan Kual i t as Ai r Ber sih

Pada sit uasi bencana dan pengungsian um um nya sulit


m em peroleh air bersih yang sudah m em enuhi persya- rat an,
oleh karena it u apabila air yang t ersedia t idak m em enuhi
syarat , baik dari segi fisik m aupun bakt eriologis, perlu
dilakukan:

Buang at au singkirkan bahan pencem ar dan lakukan hal


berikut .

1. Lakukan penj ernihan air secara cepat apabila t ingkat


kekeruhan air yang ada cukup t inggi.
2. Lakukan desinfeksi t erhadap air yang ada dengan
m enggunakan bahan bahan desinfekt an unt uk air
3. Periksa kadar sisa klor bilam ana air dikirim dari PDAM
4. Lakukan pem eriksaan kualit as air secara berkala pada
t it ik- t it ik dist ribusi

4. 5. 2. Perbaikan Kual it as Air

Bilam ana air yang t ersedia t idak m em enuhi syarat , baik dari
segi fisik m aupun bakt eriologis dapat dilakukan upaya
perbaikan m ut u air seprt i berikut :

1 . Pe n j e r n iha n Air Ce pa t , m en ggu n a k an :


 Alu m u n iu m Su lfa t ( Ta w as)
Cara Penggunaan:

a. Sediakan air baku yang akan dij ernihkan dalam


em ber 20 lit er
b. Tuangkan/ cam puran t awas yang sudah digerus
sebanyak ½ sendok t eh dan langsung diaduk
perlahan selam a 5 m enit sam pai larut an m erat a
c. Diam kan selam a 10–20 m enit sam pai t erbent uk
gum palan/ flok dari kot oran/ lum pur dan biarkan
m engendap. Pisahkan bagian air yang j ernih yang

101
berada di at as endapan, at au gunakan selang
plast ik unt uk m endapat kan air bersih yang siap
digunakan
d. Bila akan digunakan unt uk air m inum agar t erlebih
dahulu direbus sam pai m endidih at au didesinfeksi
dengan aquat abs
 Poly Alu m un iu m Ch lor ida ( PAC)
Lazim disebut penj ernih air cepat yait u polim er dari
garam alum unium chloride yang dipergunakan sebagai
koagulan dalam proses penj ernihan air sebagai
penggant i alum unium sulfat .
Kem asan PAC t erdiri dari:

a. Cairan yait u koagulan yang berfungsi unt uk


m enggum palkan kot oran/ lum pur yang ada di
dalam air
b. Bubuk put ih yait u kapur yang berfungsi unt uk
m enet ralisir pH

Cara Penggunaan:

a. Sediakan air baku yang akan dij ernihkan dalam


em ber sebanyak 100 lit er
b. Bila air baku t ersebut pH nya rendah ( asam ) ,
t uangkan kapur ( kant ung bubuk put ih) t erlebih
dahulu agar pH air t ersebut m enj adi net ral ( pH= 7) .
Bila pH air baku sudah net ral t idak perlu digunakan
lagi kapur
c. Tuangkan larut an PAC ( kant ung A) kedalam em ber
yang berisi air lalu aduk perlahan lahan selam a 5
m enit sam pai larut an t ersebut m erat a
d. Set elah diaduk m erat a biarkan selam a 5 – 10
m enit sam pai t erbent uk gum palan/ flok flok dari
kot oran/ lum pur dan m engendap. Pisahkan air yang
j ernih dari endapan at au gunakan selang plast ik
unt uk m endapat kan air bersih yang siap digunakan

102
e. Bila akan digunakan sebagai air m inm agar t erlebih
dahulu direbus sam pai m endidih at au di desinfeksi
dengan aquat abs

2 . D e sinfe k si Air
Proses desinfeksi air dapat m enggunakan

 Ka por it ( Ca ( OCl) 2 )
a. Air yang t elah dij ernihkan dengan t awas at au
PAC perlu dilakukan desinfeksi agar t idak
m engandung kum an pat ogen. Bahan desinfekt an
unt uk air yang um um digunakan adalah kaporit
( 70% klor akt if) .
b. Kaporit adalah bahan kim ia yang banyak
digunakan unt uk desinfeksi air karena m urah,
m udah didapat dan m udah dalam penggunaanya.
c. Banyaknya kaporit yang dibut uhkan unt uk
desinfeksi 100 lit er air unt uk 1 KK ( 5 orang)
dengan sisa klor 0,2 m g/ lit er adalah sebesar
71,43 m g/ hari ( 72 m g/ hari) .

 Aqu a t a bs ( Aqua t a ble t )


a. Sesuai nam anya aquat abs berbent uk t ablet ,
set iap t ablet aquat abs ( 8,5 m g) digunakan unt uk
m endesinfeksi 20 lit er air bersih, dengan sisa klor
yang dihasilkan 0,1 – 0,15 m g/ lit er
b. Set iap 1 KK ( 5 j iwa) dibut uhkan 5 t ablet
aquat abs per hari unt uk m endesinfeksi 100 lit er
air bersih.

 Air r a h m a t , m erupakan bahan desinfeksi unt uk


m em perbaiki kualit as air bersih.

103
4. 5. 3. Pengawasan Kual it as Air

Pengawasan kualit as air dapat dibagi m enj adi beberapa


t ahapan, ant ara lain:

1. Pada awal dist ribusi air


 Air yang t idak dilakukan pengolahan awal, perlu
dilakukan pengawasan m ikrobiologi, t et api unt uk
m elihat secara visual t em pat nya, cukup m enilai ada
t idaknya bahan pencem ar disekit ar sum ber air yang
digunakan.
 Perlu dilakukan t est kekeruhan air unt uk
m enent ukan perlu t idaknya dilakukan pengolahan
awal.
 Perlu dilakukan t est pH air, karena unt uk desinfeksi
air m em erlukan proses lebih lanjut bilam ana pH air
sangat t inggi ( pH > 5) .
 Kadar klor harus t et ap dipert ahankan agar t et ap 2
kali pada kadar klor di kran t erakhir ( rant ai akhir ) ,
yait u 0,6 – 1 m g/ lit er air.
2. Pada dist ribusi air ( t ahap penyaluran air) , sepert i di
m obil t angki air perlu dilakukan pem eriksaan kadar sisa
klor.
3. Pada akhir dist ribusi air, sepert i di t angki penam pungan
air, bila air t idak m engandung sisa klor lagi perlu
dilakukan pem eriksaan bakt eri Coliform .

Pem eriksaan kualit as air secara berkala perlu dilakukan


m eliput i:

1. Sisa klor
Pem eriksaan dilakukan beberapa kali sehari pada set iap
t ahapan dist ribusi unt uk air yang m elewat i pengolahan
2. Kekeruhan dan pH
Pem eriksaan dilakukan m ingguan at au bilam ana t erj adi
perubahan cuaca, m isalkan huj an.
3. Bakt eri E. coli t inj a
Pem eriksaan dilakukan m ingguan disaat KLB diare dan
periode em ergency dan pem eriksaan dilakukan bulanan

104
pada sit uasi yang sudah st abil dan pada periode paska
bencana.

4. 5. 4. Pembuangan Kot oran

Langkah langkah yang diperlukan:


1. Pada awal t erj adinya pengungsian perlu dibuat j am ban
um um yang dapat m enam pung kebut uhan sej um lah
pengungsi.
Cont oh j am ban yang sederhana dan dapat disediakan
dengan cepat adalah j am ban kolekt if ( j am ban j am ak) .

Pada awal pengungsian:

1 ( sa t u) j a m ba n dipa k a i ole h 5 0 – 1 0 0 or g

Pem eliharaan t erhadap j am ban harus dilakukan dan


diawasi secara ket at dan lakukan desinfeksi di area
sekit ar j am ban dengan m enggunakan kapur, lisol dan
lain- lain.

2. Pada hari hari berikut nya set elah m asa em ergency


berakhir, pem bangunan j am ban darurat harus segera
dilakukan dan 1 ( sat u) j am ban disarankan dipakai t idak
lebih dari 20 orang.

1 ( sa t u) j a m ba n dipa k a i ole h 2 0 or an g

Jam ban yang dibangun di lokasi pengungsi disarankan:


 Ada pem isahan perunt ukannya khusus laki laki dan
wanit a
 Lokasi m aksim al 50 m et er dari t enda pengungsi dan
m inim al 30 m et er dari sum ber air.
 Konst ruksi j am ban harus kuat dan dilengkapi dengan
t ut up pada lubang j am ban agar t idak m enj adi
t em pat berkem bang biak lalat

105
4. 5. 5. Sani t asi Pengel ol aan Sampah

Kegiat an yang dilakukan dalam upaya sanit asi pengelolaan


sam pah, ant ara lain:

1 . Pe n gu m pu lan Sa m pa h
 Sam pah yang dihasilkan harus dit am pung pada
t em pat sam pah keluarga at au sekelom pok keluarga
 Disarankan m enggunakan t em pat sam pah yang
dapat dit ut up dan m udah dipindahkan/ diangkat
unt uk m enghindari lalat sert a bau, unt uk it u dapat
digunakan pot ongan drum at au kant ung plast ik
sam pah ukuran 1 m x 0,6 m unt uk 1 – 3 keluarga
 Penem pat an t em pat sam pah m aksim um 15 m et er
dari t em pat hunian
 Sam pah dit em pat sam pah t ersebut m aksim um
3( t iga) hari harus sudah diangkut ke t em pat
pem buangan akhir at au t em pat pengum pulan
sem ent ara.

2 . Pe n ga n gku t a n Sa m pa h
Pengangkut an sam pah dapat dilakukan dengan gerobak
sam pah at au dengan t ruk pengangkut sam pah unt uk
diangkut ke t em pat pem buangan akhir.
3 . Pe m bu a n gan Akh ir Sa m pa h
Pem buangan akhir sam pah dapat dilakukan dengan
beberapa cara, sepert i pem bakaran, penim bunan dalam
lubang galian at au parit dengan ukuran dalam 2 m et er
lebar 1,5 m et er dan panj ang 1 m et er unt uk keperluan
200 orang. Perlu diperhat ikan bahwa lokasi pem buangan
akhir harus j auh dari t em pat hunian dan j arak m inim al
dari sum ber air 10 m et er.

106
4. 5. 6. Pengawasan dan Pengendal i an Vekt or

Jenis vekt or yang perlu m endapat kan perhat ian di lokasi


pengungsi adalah lalat , t ikus sert a nyam uk.
Upaya yang dilakukan berupa:

1. Pem buangan sam pah/ sisa m akanan dengan baik


2. Bilam ana diperlukan dapat m enggunakan insekt isida
3. Tet ap m enj aga kebersihan individu selam a berada di
lokasi pengungsi
4. Penyediaan sarana pem buangan air lim bah (SPAL) dan
pem buangan sam pah yang baik
5. Kebiasaan penanganan m akanan secara higienis

Pelaksanaan pengendalian vekt or pada kej adian bencana


dapat dilakukan m elalui:

1 . Pe n ge lolaa n Lin gk un ga n
 Menghilangkan t em pat perindukan vekt or sepert i
genangan air, t um pukan sam pah
 Bersam a sam a pengungsi m elakukan :
a. Mem beri t ut up pada t em pat sam pah
b. Menim bun sam pah yang dapat m enj adi sarang
nyam uk
c. Mem buat saluran air lim bah
d. Menj aga kebersihan lingkungan
e. Mem bersihkan dan m enj aga kebersihan j am ban

2 . Pe n gen da lia n de n ga n ba ha n k im ia
 Dilakukan dengan cara penyem prot an,
pengasapan/ pengkabut an diluar t enda pengungsi
dengan m enggunakan insekt isida
 Penyem prot an dengan insekt isida sedapat m ungkin
dihindari dan hanya dilakukan unt uk m enurunkan
populasi vekt or secara drast is apabila dengan cara
lain t idak m em ungkinkan
 Frekuensi penyem prot an, pengasapan/ peng- kabut an
sert a j enis insekt isida yang digunakan sesuai dengan
rekom endari dari Dinas Kesehat an set em pat .

107
4. 5. 7. Pengawasan dan Pengamanan Makanan dan Mi numan

Pengawasan t at a cara pengolahan dan penyediaan m akanan


m inum an bagi pengungsi bert ujuan m encegah t erj adinya
penularan penyakit m elalui m akanan dan m inum an.

Upaya yang dilakukan ant ara lain:


1. Menj aga kebersihan pengolahan m akanan yang
m em enuhi syarat kesehat an dengan cara cara
penanganan yang benar
2. Penyim panan bahan m akanan m aupun m akanan m at ang
dilakukan secara baik dan benar agar t idak m enj adi
m edia perkem bang biakan vekt or sert a bibit penyakit .

4. 6. Surveil ans Penyakit dan Fakt or Risiko

Surveilans penyakit dan fakt or risiko pada um um nya


m erupakan suat u upaya unt uk m enyediakan inform asi
kebut uhan pelayanan kesehat an di lokasi bencana dan
pengungsian sebagai bahan t indakan kesehat an segera.
Secara khusus, upaya t ersebut dit ujukan unt uk
m enyediakan inform asi kem at ian dan kesakit an penyakit
pot ensial wabah yang t erjadi di daerah bencana; m engiden-
t ifikasikan sedini m ungkin kem ungkinan t erj adinya
peningkat an j um lah penyakit yang berpot ensi m enim bul-
kan KLB; m engident ifikasikan kelom pok risiko t inggi
t erhadap suat u penyakit t ert ent u; m engident ifikasikan
daerah risiko t inggi t erhadap penyakit t ert ent u; dan
mengidentifikasikan st atus gizi buruk dan sanitasi lingkungan.

108
Langkah- langkah surveilans penyakit di daerah bencana
m eliput i:
1. Pengum pulan dat a
 Dat a kesakit an dan kem at ian
a. Dat a kesakit an yang dikum pulkan m eliput i j enis
penyakit yang diam at i berdasarkan kelom pok
usia ( lihat Lam piran 8 dan 10 unt uk form BA-3
dan BA-5)
b. Dat a kem at ian adalah set iap kem at ian
pengungsi, penyakit yang kem ungkinan m enj adi
penyebab kem at ian berdasarkan kelom pok usia
( lihat Lam piran 11 dan 12 unt uk form BA-6 dan
BA-7)
c. Dat a denom inat or ( jum lah korban bencana)
diperlukan unt uk m enghit ung pengukuran
epidem iologi, m isalnya angka insidensi, angka
kem at ian, dsb
 Sum ber dat a
Dat a dikum pulkan m elalui laporan m asyarakat ,
pet ugas pos kesehat an, pet ugas Rum ah Sakit ,
koordinat or penanggulangan bencana set em pat .
 Jenis form
a. Form BA-3: Regist er Harian Penyakit pada
Korban Bencana
b. Form BA- 4: Rekapit ulasi Harian Penyakit Korban
Bencana
c. Form BA-5: Laporan Mingguan Penyakit Korban
Bencana
d. Form BA- 6: Regist er Harian Kem at ian Korban
Bencana
e. Form BA-7: Laporan Mingguan Kem at ian Korban
Bencana

109
2. Pengolahan dan penyaj ian dat a
Dat a surveilans yang t erkum pul diolah unt uk
m enyaj ikan inform asi epidem iologi sesuai kebut uhan.
Penyaj ian dat a m eliput i deskripsi m aupun grafik dat a
kesakit an penyakit m enurut um ur dan dat a kem at ian
m enurut penyebabnya akibat bencana.

3. Analisis dan int erpret asi


Kaj ian epidem iologi m erupakan kegiat an analisis dan
int erpret asi dat a epidem iologi yang dilaksanakan oleh
t im epidem iologi.
Langkah- langkah pelaksanaan analisis:
 Menent ukan priorit as m asalah yang akan dikaji
 Merum uskan pem ecahan m asalah dengan m em -
perhat ikan efekt ifit as dan efisiensi kegiat an
 Menetapkan rekomendasi sebagai tindakan korektif.

4. Penyebarluasan inform asi


Penyebaran inform asi hasil analisis disam paikan kepada
pihak- pihak yang berkepent ingan.

4.6.1. Proses Kegiatan Surveilans

a. Kegiatan di Pos Kesehatan

Kegiatan surveilans yang dilakukan di pos kesehatan, antara lain:


1. Pengum pulan dat a kesakit an penyakit yang diam ati dan
kematian melalui pencat atan harian kunjungan rawat jalan
(form BA-3 dan BA-6).
2. Validasi dat a agar dat a m enjadi sahih dan akurat ,
Pengolahan dat a kesakitan m enurut jenis penyakit dan
golongan umur per minggu (form BA-4).

110
3. Pem buat an dan pengirim an laporan (form BA-5 dan BA-7).
Dalam kegiatan pengumpulan data kesakitan penyakit yang
ditujukan pada penyakit-penyakit yang mempunyai potensi
menim bulkan terjadinya wabah, dan masalah kesehatan
yang bisa mem berikan dam pak jangka panjang terhadap
kesehatan dan/ at au m em iliki fat alit as t inggi.

Jenis penyakit yang diam at i , ant ara lain:


1. Diare berdarah
2. Cam pak
3. Diare
4. Dem am berdarah dengue
5. Pnem onia
6. Lum puh layuh akut (AFP)
7. I SPA non- pneum onia
8. Tersangka hepat it is
9. Malaria klinis
10. Gizi buruk, dsb.

Apabila pet ugas kesehat an di pos kesehat an, m aupun


puskesm as m enem ukan at au m encurigai kem ungkinan
adanya peningkat an kasus-kasus t ersangka penyakit yang
dit ularkan m elalui m akanan ( foodborne diasease) at aupun
penyakit lain yang jum lahnya m eningkat dalam kurun
wakt u singkat , m aka pet ugas yang bersangkut an harus
m elaporkan keadaan t ersebut secepat m ungkin ke
Puskesm as terdekat atau Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

b. Kegiatan di Puskesmas

Kegiatan surveilans yang dilakukan di puskesmas, antara lain:


1. Pengum pulan dat a kesakit an penyakit - penyakit yang
diam at i dan kem at ian m elalui pencat at an harian
kunj ungan rawat j alan dan rawat inap pos kesehat an
yang ada di wilayah kerj a ( form BA-3, BA- 6) .
2. Validasi dat a agar dat a m enj adi sahih dan akurat .

111
3. Pengolahan dat a kesakit an m enurut j enis penyakit ,
golongan usia dan t em pat t inggal per m inggu (form BA-
4) .
4. Pem buat an dan pengirim an laporan (form BA- 5 dan BA-
7) .

c. Kegiatan di Rumah Sakit

Kegiat an surveilans yang dilakukan di Rum ah Sakit, ant ara lain:


1. Pengumpulan dat a kesakit an penyakit yang diam ati dan
kem atian m elalui pencat at an rujukan kasus harian
kunjungan rawat jalan dan rawat inap dari para korban
bencana (form BA-3, BA-6).
2. Validasi data agar dat a m enjadi sahih dan akurat.
3. Pengolahan data kesakit an m enurut jenis penyakit ,
golongan usia dan t em pat tinggal per minggu (form BA-4).
4. Pembuat an dan pengirim an laporan (form BA-5 dan BA-7).

d. Kegiatan di Kabupaten/ Kota

Kegiatan surveilans yang dilakukan di tingkat Kabupaten/ Kota,


ant ara lain:
1. Pengum pulan dat a berupa j enis bencana, keadaan
bencana, kerusakan sarana kesehat an, angka
kesakit an penyakit yang diam at i dan angka kem at ian
korban bencana yang berasal dari puskesm as,
Rum ah Sakit , at au Poskes khusus (form BA-1, BA- 2) .
2. Pengum pulan dat a berupa j enis bencana, keadaan
bencana, kerusakan sarana kesehat an, angka
kesakit an penyakit yang diam at i dan angka kem at ian
korban bencana yang berasal dari Puskesm as,
Rum ah Sakit at au Poskes khusus (form BA- 1, BA- 2)
3. Surveilans akt if unt uk penyakit t ert ent u ( form BA-3
dan BA-6)
4. Validasi dat a agar dat a m enj adi sahih dan akurat
5. Pengolahan dat a kesakit an m enurut j enis penyakit ,
golongan um ur dan t em pat t inggal per m inggu ( form
BA-4)

112
6. Pert em uan t im epidem iologi kabupat en/ kot a unt uk
m elakukan analisis dat a dan m erum uskan
rekom endasi rencana t indak lanjut Penyebar- luasan
inform asi.

e. Kegiatan di Provinsi

Kegiatan surveilans yang dilakukan di tingkat Provinsi, antara


lain:
1. Pengumpulan dat a kesakit an penyakit-penyakit yang
diam ati dan kem atian korban bencana yang berasal dari
Dinas Kesehat an Kabupaten/ Kot a (form BA-1, BA-2, BA-6
dan BA-7).
2. Surveilans aktif untuk penyakit-penyakit t ertentu.
3. Validasi data agar dat a m enjadi sahih dan akurat.
4. Pengolahan dat a kesakit an menurut jenis penyakit ,
golongan um ur dan tem pat tinggal per minggu (form BA-4).
5. Pert emuan tim epidemiologi provinsi untuk m elakukan
analisis dat a dan m erumuskan rekomendasi rencana tindak
lanjut . > Penyebarluasan informasi > Pem buat an dan
pengirim an laporan (form BA-5 dan form BA-7).

f. Keluaran

Adanya rekomendasi dari hasil kajian analisis dat a oleh tim


epidemiologi diharapkan dapat m enet apkan rencana kegiat an
korektif yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan.
Rencana kegiat an korektif ini tentunya dapat menekan
peningkatan penyakit khususnya penyakit menular di lokasi
bencana yang akhirnya m enekan angka kematian akibat
penyakit pada pasca bencana.

113
4. 6. 2. Sur vei l ans Fakt or Ri si ko

Survailans fakt or risiko dilakukan terhadap kondisi lingkungan


disekit ar lokasi bencana atau lokasi penampungan pengungsi
yang dapat m enjadi fakt or ririko tim bulnya at au persebaran
penyakit t erhadap pengungsi. Kegiat an ini dilakukan dengan
cara mengidentifikasi:
1. Cakupan pelayanan air bersih.
2. Cakupan pem anfaat an sarana pem buangan kot oran.
3. Pengelolaan sampah.
4. Pengam anan m akanan.
5. Tingkat kepadat an vektor.
6. Kebersihan lingkungan.
7. Tempat-tem pat yang berpot ensi menjadi t empat perindukan
vekt or (genangan air, sumber pencemaran, dll)

4. 7. Surveil ans Gizi Darurat


4. 7. 1. Regist rasi Pengungsi

Regist rasi perlu dilakukan secepat m ungkin unt uk


m enget ahui j um lah Kepala Keluarga, j um lah j iwa, j enis
kelam in, usia dan kelom pok rawan ( balit a, bum il, but eki,
dan usila) . Di sam ping it u diperlukan dat a penunj ang
lainnya m isalnya: luas wilayah, j um lah cam p, dan sarana
air bersih. Dat a t ersebut digunakan unt uk m enghit ung
kebut uhan bahan m akanan pada t ahap penyelam at an dan
m erencanakan t ahapan surveilans berikut nya.

114
4. 7. 2. Pengumpul an Dat a Dasar Gizi

Dat a yang dikum pulkan adalah dat a ant ropom et ri yang


m eliput i, berat badan, t inggi badan dan um ur unt uk
m enent ukan st at us gizi, dikum pulkan m elalui survei dengan
m et odologi surveilans at au survei cepat .

Disam ping it u diperlukan dat a penunj ang lainnya sepert i,


diare, I SPA, Pneum onia, cam pak, m alaria, angka kem at ian
kasar dan kem at ian balit a. Dat a penunj ang ini diperoleh
dari sum ber t erkait lainnya, sepert i survei penyakit dari
P2PL. Dat a ini digunakan unt uk m enent ukan t ingkat
kedarurat an gizi dan j enis int ervensi yang diperlukan.

4. 7. 3. Penapisan

Penapisan dilakukan apabila diperlukan int ervensi PMT


darurat t erbat as dan PMT t erapi. Unt uk it u dilakukan
pengukuran ant ropom et ri ( BB/ TB) sem ua anak unt uk
m enent ukan sasaran int ervensi. Pada kelom pok rent an
lainnya sepert i bum il, but eki dan usila, penapisan dilakukan
dengan m elakukan pengukuran Lingkar Lengan At as/ LI LA.

Unt uk keperluan surveilans gizi pengungsi, beberapa hal


yang perlu disiapkan adalah:
1. Pet ugas pelaksana adalah t enaga gizi ( Ahli gizi at au
t enaga pelaksana gizi) yang sudah m endapat lat ihan
khusus penanggulangan gizi dalam keadaan darurat .
Jum lah pet ugas pelaksana gizi m inim al t iga orang
t enaga gizi t erlat ih, agar surveilans dapat dilakukan
secepat m ungkin. Tenaga pelaksana gizi ini akan
bekerj a secara t im dengan surveilans penyakit at au
t enaga kedarurat an lainnya.

115
2. Alat unt uk ident ifikasi, pengum pulan dat a dasar,

 Form ulir unt uk regist rasi awal dan pengum pulan


pem ant auan dan evaluasi:

dat a dasar dan screening/ penapisan; dan j uga


form ulir unt uk pem ant auan dan evaluasi secara

 Alat ukur ant ropom et ri unt uk balit a dan kelom pok


periodik.

um ur golongan rawan lainnya. Unt uk balit a


diperlukan t im bangan berat badan ( dacin/ salt er) ,
alat ukur panj ang badan ( port able) , dan m edline

 Monit oring pert um buhan unt uk balit a ( KMS) .


( m et eran) .

 Jika m em ungkinkan disiapkan kom put er yang


dilengkapi dengan sist em aplikasi unt uk pem ant auan
set iap individu.
3. Melakukan kaj ian dat a surveilans gizi dengan
m engint egrasikan inform asi dari surveilans lainnya
( penyakit dan kem at ian) .

Peran LSM Internasional dan Lokal

LSM internasional maupun lokal yang mempunyai pos kesehatan untuk


memberikan pelayanan kesehatan kepada para korban bencana
sangat diharapkan bisa menginformasikan kepada petugas
kesehatan yaitu melaporkan penyakit-penyakit yang telah disebut
dalam petunjuk teknis ini kepada Puskesmas atau Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota setempat sesuai dengan format yang ada dalam
buku petunjuk ini.

116
4. 8. Penanganan Gizi Darurat

4. 8. 1. Penanganan Gi zi Dar ur at pada Bayi dan Anak

Penanganan gizi darurat pada bayi dan anak pada


um um nya dit uj ukan unt uk m eningkat kan st at us gizi,
kesehat an, dan kelangsungan hidup bayi dan anak dalam
keadaan darurat m elalui pem berian m akanan yang opt im al.
Sem ent ara, secara khusus, penanganan t ersebut dit ujukan
unt uk m eningkat kan penget ahuan pet ugas dalam
pem berian m akanan bayi dan anak badut a; m eningkat kan
ket ram pilan pet ugas dalam m engenali dan m em ecahkan
m asalah pada pem berian m akanan bayi dan badut a dalam
keadaan darurat ; dan m eningkat kan kem am puan pet ugas
dalam m endukung t erhadap pem berian m akanan yang baik
dalam keadaan darurat .

4. 8. 2. Pember i an Ai r Susu Ibu (ASI) pada Bayi

Pem berian ASI m erupakan cara pem berian m akanan alam i


dan t erbaik bagi bayi dan anak badut a, baik dalam sit uasi
norm al t erlebih dalam sit uasi darurat .
Pem berian ASI pada bayi 0- 6 bulan:
1. Berikan hanya ASI saj a (ASI Eksklusif)
2. Berikan kolost rum
3. Berikan ASI dari kedua payudara. Berikan ASI dari sat u
payudara sam pai kosong, kem udian pindah ke payudara
lainnya. Pem berian ASI dilakukan 8-10 kali set iap hari.

117
Pe m be r ia n M a k a na n pa da An a k 6 - 1 2 Bu la n

Set elah um ur 6 bulan, set iap bayi m em but uhkan m akanan


lunak yang bergizi yang sering disebut .

Anj uran Cara Pemberian Makanan Bayi


 Ber ikan ASI seger a set elah lahir (dalam wakt u 30 menit per t ama)
 Ber ikan hanya ASI saj a sej ak lahir sampai umur 6 bulan (ASI
Eksklusif )
 Tet ap member ikan ASI sampai anak ber umur 2 t ahun.
 Ber ikan makanan pendamping ASI set elah bayi ber usia 6 bulan.

4. 8. 3. Makanan Pendampi ng ASI (MP-ASI)

MP- ASI m erupakan m akanan peralihan dari ASI ke


m akanan keluarga. Pengenalan dan pem berian MP- ASI
harus dilakukan secara bert ahap baik bent uk m aupun
j um lahnya, sesuai dengan kem am puan pencernaan
bayi/ anak.

Pada keadaan biasa, MP- ASI dibuat dari m akanan pokok


yang disiapkan secara khusus unt uk bayi, dan diberikan 2–3
kali sehari sebelum anak berusia 12 bulan. Kem udian
pem berian dit ingkat kan 3–5 kali sehari sebelum anak
berusia 24 bulan. MP- ASI harus bergizi t inggi dan
m em punyai bent uk yang sesuai dengan um ur bayi dan anak
badut a. Sem ent ara it u ASI harus t et ap diberikan secara
t erat ur dan sering.

118
Gambar 13. Pola makanan bayi usia 0 – 24 bulan

Usia ASI M a k a n an M a k a n an M a k a n an
( bu la n ) Lu m a t Lu n a k Pa da t

0 – 6
6 – 9
9 – 12
12 – 24

Dalam keadaan darurat , bayi dan balit a seharusnya


m endapat MP-ASI unt uk m encegah kekurangan gizi. Unt uk
m em peroleh MP- ASI yang baik yang dibuat secara lokal,
perlu diberi t am bahan vit am in dan m ineral pada m akanan
wakt u akan dihidangkan. Jenis- j enis MP- ASI dapat dilihat
dari buku st andar.

Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam pem berian m akanan


bayi dan anak badut a yang dihadapi di lapangan, sebagai
berikut :

1. Mem aham i perasaan ibu t erhadap kondisi yang sedang


dialam i
2. Mem berikan priorit as kepada ibu m enyusui unt uk
m endapat kan dist ribusi m akanan t epat wakt u
3. Anj urkan ibu agar t enang dan bangkit kan m ot ivasi ibu
unt uk m enyusui bayinya
4. Anj urkan ibu agar m engonsum si m akanan bergizi
seim bang yang cukup jum lahnya
5. Mem ast ikan ibu m endapat t am bahan m akanan dan
cairan yang m encukupi
6. Beri pelayanan dan perawat an kesehat an yang
m em adai
7. Mem berikan perhat ian khusus dan dukungan t erus-
m enerus pada ibu unt uk m engat asi m it os at au
kepercayaan yang salah t ent ang m enyusui

119
8. Mem berikan penyuluhan pada t okoh m asyarakat ,
t okoh agam a dan keluarga yang dapat m endukung ibu
unt uk m enyusui
9. Menyediakan t em pat -t em pat unt uk m enyusui yang
m em adai at au kam ar lakt asi
10. Mengawasi sum bangan susu form ula sert a m enolak
sum bangan yang t idak m em iliki label, kem asan yang
rusak, bahasa yang t idak dipaham i pengguna, bat as
kedaluarsa (m inim al 6 bulan sebelum t anggal
kadaluarsa)
11. Jika ibu bayi t idak ada (m eninggal) , ibu sakit berat ,
at au ibu t idak dapat m enyusui lagi, m aka kepada bayi
diberikan alt ernat if lain yait u:

 Mencari kem ungkinan donasi ASI dari ibu yang


sedang m enyusui
 Khusus unt uk bayi 0- 6 bulan dapat diberikan susu
form ula, dengan m enggunakan cangkir dan t idak
boleh m enggunakan bot ol at au dot . Susu form ula
diberikan sesuai dengan pet unjuk penggunaan
 Susu form ula harus dipersiapkan dengan
m enggunakan air m asak.
 Tidak dianj urkan diberikan m akanan lain
 Susu kent al m anis t ida k boleh diberikan pada
bayi ( < 1 t ahun) .

120
Apabila bayi t erpaksa diber ikan susu f or mula, gunakan cangkir / gelas,
j angan diber ikan dengan bot ol dan dot , kar ena:a) dalam bot ol dan dot
ser ing t er t inggal sisa susu bayi, b) sisa susu bayi menj adi t empat
yang subur bagi t umbuhnya kuman sehingga membuat bayi diar e,
bat uk dan demam, c) bagian dalam bot ol dan dot sangat sulit sekali
diber sihkan.

Susu f or mula t idak dianj urkan diber ikan kepada bayi kar ena:
- susu f or mula mudah t er kont aminasi
- pember ian susu f or mula yang t er lalu encer akan membuat bayi
kur ang gizi
- pember ian susu f or mula yang t er lalu kent al akan membuat bayi
kegemukan

4. 8. 4. Ident i f i kasi Car a Pember i an Makanan Bayi dan Anak


1 . I de n t ifik a si Se de r h an a
I dent ifikasi sederhana m em iliki beberapa kelebihan,
ant ara lain:
 Mudah dilakukan
 Dilakukan secara individu
 Tidak diperlukan ket eram pilan m edis at au gizi
 Dapat m enent ukan apakah dalam wakt u singkat bayi
berisiko kekurangan m akanan

Hasil ident ifikasi sederhana akan m enent ukan apakah


pasangan ibu dan bayi perlu diruj uk unt uk m endapat
ident ifikasi lengkap.

2 . I de n t ifik a si Le n gk a p
I dent ifikasi lengkap biasanya dilakukan di t em pat
fasilit as kesehat an unt uk m enget ahui:
 Apakah posisi ibu dan bayi saat m enyusui sudah
benar?
 Apakah perlekat an bayi pada payudara ibu sudah
benar?

121
 Apakah ibu percaya diri dalam m enyusui?
 Apakah produksi ASI cukup dan lancar?
 Apakah pem berian m akanan bayi dan anak badut a
sesuai um ur?
 Keadaan gizi dan kesehat an bayi dan anak badut a?

4. 8. 5. Penanganan Gi zi Dar ur at pada Kel ompok Usi a >24


Bul an

Upaya penanganan gizi darurat pada bayi usia > 24 bulan


pada um um nya dilakukan unt uk m encegah m em buruk-nya
st at us gizi dan unt uk m eningkat kan st at us gizi m asyarakat
di pengungsian. Upaya ini j uga dit uj ukan unt uk m em ant au
perkem bangan st at us gizi pengungsi m elalui kegiat an
surveilans, m enyelenggarakan pelayan- an gizi sesuai
dengan t ingkat m asalah gizi ( t ingkat kedarurat an) , dan
unt uk m ewujudkan koordinasi lint as program dan lint as
sekt or. Upaya ini dit ujukan bagi m asyarakat pengungsi
t erut am a kelom pok rawan yait u balit a, ibu ham il, ibu
m enet eki dan usia lanj ut .

Prinsip penanganan gizi darurat t erdiri dari 2 t ahap yait u


t ahap penyelam at an dan t ahap t anggap darurat .

4. 9. Tahap Penanganan Gi zi Dar ur at

Tahapan di dalam penanganan gizi darurat , ant ara lain:

▪ Pengungsi baru t erkena bencana.


1 . Fa se per t a m a ( fa se I ) adalah saat :

▪ Pet ugas belum sem pat m engident ifikasi pengungsi

▪ Belum ada perencanaan pem berian m akanan t erinci


secara lengkap.

sehingga sem ua golongan um ur m enerim a bahan

▪ Khusus unt uk bayi dan badut a harus t et ap diberikan


m akanan yang sam a.

ASI dan MP- ASI .

122
Fase ini m aksim um sam pai dengan hari ke- 5, Fase ini
bert uj uan m em berikan m akanan kepada m asyarakat
agar t idak lapar. Sasarannya adalah seluruh pengungsi,

▪ Pem berian m akanan j adi dalam wakt u sesingkat


dengan kegiat an:

▪ Pendat aan awal: j um lah pengungsi, j enis kelam in,


m ungkin.

▪ Penyelenggaraan da pur u m u m ( m erujuk ke


golongan um ur.

Depsos) , dengan st andar m inim al.

2 . Fa se k e du a ( fa se I I ) adalah:

▪ Pengungsi sudah lebih dari 5 hari berm ukim di


t em pat pengungsian.
Sudah ada gam baran keadaan um um pengungsi
( j um lah, golongan um ur, j enis kelam in, keadaan
lingkungan dan sebagainya) , sehingga perencanaan


pem berian bahan m akanan sudah lebih t erinci.
Penyediaan bahan m akanan disesuaikan kebut uhan
kelom pok rawan.

Sasaran pada fase ini adalah se lu ru h pen gu n gsi

▪ Pengum pulan dan pengolahan dat a dasar st at us gizi.


dengan kegiat an:

▪ Menent ukan st rat egi int ervensi berdasarkan analisis

▪ Menent ukan st rat egi int ervensi berdasarkan analisis


st at us gizi.

▪ Merencanakan
st at us gizi.
kebut uhan pangan unt uk

▪ Menyediakan Paket Bant uan Pangan ( ransum ) yang


suplem ent asi gizi.

cukup m elalui koordinasi dengan sekt or t erkait , yang


m udah di konsum si oleh sem ua golongan um ur
dengan syarat m inim al. Set iap orang diperhit ungkan

123
m enerim a ransum senilai 2 .1 0 0 Kk a l, 4 0 gr a m
le m a k da n 5 0 gr a m pr ote in pe r h a r i.
a. Diusahakan m em berikan pangan sesuai dengan
kebiasaan dan ket ersediaan set em pat , m udah
diangkut , disim pan dan didist ribusikan.
b. Harus m em enuhi kebut uhan vit am in dan m ineral.

c. Mendist ribusikan ransum sam pai dit et apkan-nya


j enis int ervensi gizi berdasarkan hasil dat a dasar
( m aksim um 2 m inggu) .
d. Mem berikan penyuluhan kepada pengungsi
t ent ang kebut uhan gizi dan cara pengolahan
bahan m akanan m asing-m asing anggot a
keluarga.

3 . Fa se k e t iga ( fa se I I I ) adalah:

Tahap ini dim ulai selam bat - lam bat nya pada hari ke- 20
di t em pat pengungsian. Kegiat an t ahap ini bert uj uan
unt uk m enanggulangi m asalah gizi m elalui int ervensi
sesuai t ingkat kedarurat an gizi.

▪ Melakukan penapisan (screening) bila prevalensi gizi


Ke gia t a n

kurang balit a 10 - 14,9% at au 5- 9,9% yang disert ai

▪ Menyelenggarakan pem berian m akanan t am bah- an


dengan fakt or pem buruk.

sesuai dengan j enis int ervensi yang t elah dit et apkan

▪ Melakukan penyuluhan baik perorangan atau kelompok


pada t ahap 1 fase I I .

▪ Mem ant au perkem bangan st at us gizi m elalui


dengan m at eri penyuluhan sesuai dengan but ir b.

surveilans.

124
▪ Melakukan m odifikasi/ perbaikan int ervensi sesuai
dengan perubahan t ingkat kedarurat an:
a. Jika prevalensi gizi kurang > 15% at au 10- 14,9%
dengan fakt or pem buruk, diberikan paket pangan
dengan st andar m inim al per orang per hari
( ransum ) , dan diberikan PMT darurat unt uk
balit a, ibu ham il, ibu m enet eki dan lansia; sert a
PMT t erapi bagi penderit a gizi buruk.

b. Jika prevalensi gizi k u r a n g 1 0 - 1 4 ,9 % a t a u 5 -


9 ,9 % de n gan fa k t or pe m bu ru k diberikan PMT
darurat t erbat as pada balit a, ibu ham il, ibu
m enet eki dan lansia yang kurang gizi sert a PMT
t erapi kepada penderit a gizi buruk.

c. Jika prevalensi gizi k u r an g < 1 0 % t a n pa


fa k t or pe m bu ru k a t a u < 5 % de n ga n fa k - tor
pe m bu r u k m aka dilakukan penanganan
penderit a gizi kurang m elalui pelayanan
kesehat an set em pat .

125
Gambar 14. Tahapan penanganan gizi darurat

Pengungsi Tiba di Lokasi


(Surveilans: Registrasi Pengungsi)
Fase I
(Maksimum 5 Hari)

Tahap Penyelamatan Dimulai


Dapur Umum Dihentikan, Diganti dengan Ransum
Fase II
(Surveilans: Pengumpulan Data Dasar Gizi)
(Maksimum 14 Hari)

Data Dasar Status Gizi dan Penyakit Pengungsi Selesai Dianalisis


Fase III

Prevalensi Gizi Prevalensi Gizi Prevalensi Gizi


Kurang (BB/TB) Kurang (BB/TB) Kurang (BB/TB)
≥15% atau 10 – 14,9% atau 5-9,9% atau
Prevalensi Gizi Prevalensi Gizi Prevalensi Gizi
Kurang (BB/TB) Kurang (BB/TB) Kurang (BB/TB) <5%
10-14,9% disertai <10% disertai disertai Faktor
Faktor Pemburuk Pemburuk Pemburuk

Surveilans: Surveilans:
Penapisan Penapisan
Gizi Buruk Gizi Kurang
dan Gizi Buruk

Darurat : Perlu Diperhatikan: Normal


 Ransum  PMT Darurat Tidak Perlu Intervensi
 PMT Darurat Terbatas Khusus (melalui
 PMT Terapi  PMT Terapi Pelayanan Rutin)

Surveilans: Pemantauan dan Evaluasi

126
4. 9. 1. Penanganan Gi zi Dar ur at pada Kel ompok Rawan

a. Bayi dan Anak Usia <2 Tahun (Badut a)

Dalam keadaan darurat bayi dan anak badut a m erupakan


kelom pok yang paling rawan dan m em erlu- kan penanganan
khusus agar t erhindar dari kesakit an dan kem at ian. Pola
pem berian m akanan yang t erbaik bagi bayi dan anak um ur
di bawah 2 t ahun adalah:

1. Mem berikan Air Susu I bu ( ASI ) segera set elah lahir


dalam wakt u ½ - 1 j am pert am a.
2. Mem berikan hanya ASI saj a sej ak lahir sam pai usia 6
bulan (ASI eksklusif) .
3. Mem berikan Makanan Pendam ping ASI ( MP- ASI ) pada
bayi m ulai um ur 6 bulan sam pai um ur 2 t ahun.
4. Tet ap m em berikan ASI sam pai anak berum ur 2 t ahun
at au lebih.
5. Unt uk bayi dan badut a diberikan suplem ent asi kapsul
vit am in A dengan dosis 100.000 I U unt uk bayi um ur 6-
11 bulan dan dosis 200.000 I U unt uk anak 1- 5 t ahun.

Dalam sit uasi darurat pem berian m akanan bayi dan badut a
perlu diperhat ikan:

1. Menyusui sangat pent ing karena t erbat asnya sarana air


bersih, bahan bakar dan kesinam bungan ket ersediaan
susu form ula dalam j um lah yang m em adai.
2. Su su for m u la t ida k dipe r k en a n k an dibe r ik a n
k e pa da ba yi kecuali kepada bayi piat u, bayi t erpisah
dari ibunya, ibu bayi dalam keadaan sakit berat .
3. Pada keadaan sangat m em erlukan susu form ula

▪ Hanya diberikan dengan pengawasan pet ugas


diberikan secara t erbat as dan m engikut i ket ent uan:

▪ Diberikan dengan cangkir at au gelas karena m udah


kesehat an.

dibersihkan. Bot ol dan dot t idak dianj urkan karena


sulit dibersihkan dan m udah t erkont am inasi.

127
▪ Bersifat sem ent ara sam pai ibu bisa m enyusui
kem bali, oleh karena it u relakt asi (m enyusui
kem bali) harus diupayakan sesegera m ungkin.

▪ Diberikan at as perset ujuan Kepala Dinas Kesehat an


4. Sum bangan susu form ula harus :

set em pat (sesuai dengan Kepm enkes RI No:


237/ MENKES/ SK/ I V/ 1997 t ent ang pem a-saran
Penggant i Air Susu I bu, yang akan diperbaharui

▪ Mem enuhi st andar Codex Alim ent arius.


m enj adi PP) .

▪ Mem punyai label yang j elas t ent ang cara penyaj ian
dalam bahasa yang dim engert i oleh ibu, pengasuh

▪ Mem punyai m asa kadaluarsa sekurang- kurangnya 1


at au keluarga.

t ahun t erhit ung sej ak t anggal didist ribusikan oleh

▪ Disert ai dengan air m inum dalam kem asan ( AMDK) .


produsen.

5. Susu bubuk skim t idak boleh diberikan kepada bayi.

MP- ASI hanya boleh diberikan set elah bayi berum ur 6


bulan. Pem berian MP-ASI m em enuhi ket ent uan sebagai
berikut :
1. Sebaiknya berdasarkan bahan lokal, m enggunakan
peralat an m akan yang higienis.
2. Mudah dim akan, m udah dicerna dan penyiapannya
higienis.
3. Sesuai dengan um ur dan kebut uhan bayi.
4. Mengandung zat gizi sesuai kecukupan gizi yang
dianjurkan.

128
b. Makanan Anak Usia 2 - 5 Tahun

Hal-hal yang perlu diperhat ikan dalam pem berian m akanan


unt uk anak usia 2 – 3 t ahun, ant ara lain:

1. Makanan ut am a yang diberikan adalah berasal dari


makanan keluarga, yang tinggi energi, vitamin dan mineral.
2. Bant uan pangan yang dapat diberikan berupa m akanan
pokok, kacang-kacangan dan m inyak sayur.
3. Khusus pada anak yang m enderit a gizi kurang at au anak
gizi buruk pada fase t indak lanjut ( set elah perawat an)
perlu diberikan m akanan t am bahan, sepert i m akanan
j aj anan, dengan nilai zat gizi: Energi 350 kkal dan
Prot ein 15 g per hari.

c. Makanan Ibu Hamil dan Menyusui

I bu ham il dan m enyusui m em erlukan t am bahan zat gizi. I bu


ham il perlu penam bahan energi 300 Kal dan Prot ein 17
gram , sedangkan ibu m enyusui perlu t am bahan Energi 500
Kal dan Prot ein 17 gram .

Suplem ent asi vit am in dan m ineral unt uk ibu ham il adalah
Fe 1 t ablet set iap hari. Khusus ibu nifas ( 0- 42 hari)
diberikan 2 kapsul vit am in A dosis 200.000 I U, yait u 1
kapsul pada hari pert am a, dan 1 kapsul pada hari
berikut nya ( selang wakt u m inim al 24 j am ) . Pem berian
vit am in dan m ineral dilakukan oleh pet ugas kesehat an.

d. Makanan Usia Lanj ut

Kebut uhan energi pada usia lanj ut pada um um nya sudah


m enurun, t et api kebut uhan vit am in dan m ineral t idak. Oleh
karena it u diperlukan m akanan porsi kecil t et api padat gizi.
Dalam pem berian m akanan pada orang t ua harus
m em perhat ikan fakt or psikologis dan fisiologis agar
m akanan yang disajikan dapat dikonsum si habis. Selain it u,
m akanan yang diberikan m udah dicerna sert a m engandung

129
vit am in dan m ineral cukup. Dalam sit uasi yang
m em ungkinkan usila dapat diberikan ble n de d food berupa
bubur at au biskuit .

5. PENANGANAN KESEHATAN JIWA

Fase- fase di dalam penanganan kedarurat an akut , ant ara


lain:

▪ I nt ervensi m asalah psikososial dini dilakukan


1 . Fa se k e da ru r a t an a k u t

bersam a dengan t im lain yang t erkait dim ulai set elah

▪ I nt ervensi kesehat an j iwa :


48 j am kej adian bencana.

a. Menangani keluhan psikiat rik yang m endesak


( m isalnya keadaan yang m em bahayakan diri
sendiri at au orang lain, psikosis, depresi berat ,
m ania, epilepsi) di pos kesehat an.
b. Melaksanakan prinsip 'pert olongan pert am a pada
kelainan psikologik akut ' yait u, m endengarkan,
m enyat akan keprihat inan, m enilai kebut uhan,
t idak m em aksa berbicara, m enyediakan at au
m engerahkan pendam ping dari keluarga at au
orang yang dekat , m elindungi dari cedera lebih
lanj ut .
c. Tidak dianjurkan unt uk m em aksa orang unt uk
berbagi pengalam an pribadi m elebihi yang akan
dilakukan secara alam i.

▪ Melanjut kan int ervensi sosial yang relevan


2 . Fa se r e kon solida si

▪ Mengorganisasi kegiat an psikoedukasi yang


m enj angkau ke m asyarakat unt uk m em beri
pendidikan t ent ang ket ersediaan pilihan pelayanan
kesehat an j iwa. Dilakukan t idak lebih awal dari
em pat m inggu set elah fase akut , beri penj elasan
dengan hat i- hat i t ent ang perbedaan psikopat ologi

130
dan dist res psikologik norm al, dengan m enghindari
sugest i adanya psikopat ologi yang luas dan
m enghindari ist ilah at au idiom yang m em bawa


st igm a.
Mendorong dilakukannya cara coping m echanism
yang posit if yang sudah ada sebelum nya. I nform asi
it u harus m enekankan harapan t erj adinya pem ulihan


alam iah.
Melat ih pet ugas kem anusiaan lain dan pem uka
m asyarakat ( m isalnya kepala desa, guru dll.) dalam
ket ram pilan int i perawat an psikologik ( sepert i
'pert olongan pert am a psikologik', dukungan
em osional, m enyediakan inform asi, penent eram an
yang sim pat ik, pengenalan m asalah kesehat an
m ent al ut am a) unt uk m eningkat kan pem aham an dan
dukungan m asyarakat dan unt uk m eruj uk orang ke


puskesm as j ika diperlukan.
Melat ih dan m ensupervisi pet ugas pelayanan
kesehat an dasar dalam penget ahuan dan
ket ram pilan dasar kesehat an j iwa (m isalnya
pem berian m edikasi psikot ropik yang t epat ,
“ pert olongan pert am a psikologi” , konseling suport if,
bekerj a bersam a keluarga, m encegah bunuh diri,
penat alaksanaan keluhan som at ik yang t ak dapat


dij elaskan, m asalah penggunaan zat dan ruj ukan) .
Menj am in kesinam bungan m edikasi pasien psikiat rik
yang m ungkin t idak m em punyai akses t erhadap


m edikasi selam a fase kedarurat an akut .
Melat ih dan m ensupervisi pet ugas m asyarakat
( m isalnya pet ugas bant uan, konselor) unt uk
m em bant u pet ugas Pelayanan kesehat an dasar yang
beban kerj anya berat . Pet ugas m asyarakat dapat
t erdiri dari relawan, paraprofesional, at au
profesional, t ergant ung keadaan. Pet ugas
m asyarakat perlu dilat ih dan disupervisi dengan baik
dalam berbagai ket ram pilan int i: penilaian persepsi
individual, keluarga dan kelom pok t ent ang m asalah
yang dihadapi, pert olongan pert am a psikologik,

131
m enyediakan dukungan em osional, konseling
perkabungan ( grief counseling) , m anaj em en st res,
'konseling pem ecahan m asalah', m em obilisasi
sum ber daya keluarga dan m asyarakat sert a


ruj ukan.
Bekerj a sam a dengan penyem buh t radisional
( t radit ional healers) jika m ungkin. Dalam beberapa
keadaan, dim ungkinkan kerj a sam a ant ara prakt isi
t radisional dan kedokt eran.

5. 1. Int er vensi Psi kososi al Or ang yang Ter kena Bencana

Berikut langkah- langkah int ervensi psikososial t erhadap

▪ Selam a fase em ergensi (3 m inggu pert am a)


m ereka yang t erkena bencana.

▪ Menyediakan inform asi yang sederhana dan m udah

▪ Tidak m engecilkan art i dari upacara pengurusan j enazah


diakses pada daerah yang banyak j enazah

▪ Menyediakan pencarian keluarga unt uk yang t inggal

▪ Menganjurkan m ereka m em bent uk kelom pok-kelom pok


sendiri, orang lanj ut usia dan kelom pok rent an lainnya

▪ Menganjurkan anggot a t im lapangan unt uk secara akif


sepert i, keagam aan, rit ual dan sosio keagam aan lainnya

▪ Menganjurkan kegiat an berm ain unt uk anak


berpart isipasi selam a m asa duka cit a

▪ Mem berikan inform asi t ent ang reaksi psikologi norm al


yang t erj adi set elah bencana. Yakinkan m ereka bahwa
ini adalah NORMAL, SEMENTARA, dan DAPAT HI LANG
DENGAN SENDI RI NYA, dan SEMUA AKAN MERASAKAN

▪ Tokoh agam a, guru dan t okoh sosial lainnya harus


HAL YANG SAMA

▪ Menganjurkan m ereka unt uk bekerj a bersam a- sam a


t erlibat secara akt if

▪ Libat kan korban yang sehat dalam pekerj aan bant uan
m enj aga apa yang m ereka but uhkan

132
▪ Mot ivasi t okoh m asyarakat and t okoh kunci lainnya
unt uk m engaj ak m ereka dalam diskusi kelom pok dan


berbagi t ent ang perasaan m ereka


Jam in dist ribusi bant uan secara t epat
Sediakan layanan “ cara penyem buhan” yang dengan
orang dan m em perlihat kan sikap peduli t erhadap set iap
orang (m isalnya, kelem ahan at au m inorit as) dari
m asyarakat

5. 2. Reaksi Psi kol ogi s Masyar akat yang Ter kena Bencana

Reaksi psikologis yang t im bul pada m asyarakat yang


t ert im pa bencana, ant ara lain:

1 . Re a k si se ge r a ( da la m 2 4 j a m )



Tegang, cem as dan panik


Kaget , linglung, syok, t idak percaya


Gelisah, bingung


Agit asi, m enangis, m enarik diri
Rasa bersalah pada korban yang selam at

Reaksi ini t am pak ham pir pada set iap orang di daerah
bencana dan ini dipert im bangkan sebagai Reaksi
Alam iah pada Sit uasi Abnorm al, TI DAK m em but uhkan
int ervensi psikologis khusus.

2 . Re a k si t er j a di da la m h ar i sa m pa i m in ggu se t e la h

▪ Ket akut an, waspada, siaga berlebihan


be n can a

▪ Mudah t ersinggung, m arah, t idak bisa t idur


▪ Khawat ir, sangat sedih
▪ Flashbacks berulang ( ingat an t erhadap perist iwa
yang selalu dat ang berulang dalam pikiran)

133


Menangis, rasa bersalah


Kesedihan


Reaksi posit if t erm asuk pikiran t erhadap m asa depan
Menerim a bencana sebagai suat u Takdir

Sem ua it u adalah reaksi alam iah Dan H AN YA


m em but uhkan int ervensi psikososial.

3 . Te r j a di k ir a - k ir a 3 m in ggu se t e lah be n can a


Reaksi yang sebelum nya ada dapat m enet ap dengan
gej ala sepert i:



Gelisah


Perasaan panik
Kesedihan yang m endalam dan berlanj ut , pikiran


pesim ist ik yang t idak realist ik
Tidak m elakukan akt ivit as keluar, isolasi, perilaku


m enarik diri
Ansiet as at au kecem asan dengan m anifest asi gej ala
fiisk sepert i palpit asi, pusing, m ual, lelah, sakit
kepala

Reaksi ini TI DAK PERLU diperhit ungkan sebagai


gangguan jiwa. Gej ala ini dapat diat asi oleh t okoh
m asyarakat yang t elah dilat ih agar m am pu m em berikan
int ervensi psikologik dasar.

Respons dari orang- orang yang t erkena bencana dibagi at as


3 kat egori ut am a:
 Respon psikologis norm al, t idak m em but uhkan int evensi
khusus
 Respon psikologis disebabkan dist res at au disfungsi
sesaat , m em but uhkan bant uan pert am a psikososial
( psychological first aid)
 Dist ress at au disfungsi berat yang m em but uhkan
bant uan profesi kesehat an j iwa

134
Copin g sk ills ya n g SEH AT, ant ara lain:
 Kem am puan unt uk m enghadapi sendiri m asalah dengan
cepat
 Tepat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiat an
 Tepat m enggunakan bant uan
 Tepat m engekpresikan em osi yang m enyakit kan
 Toleransi t erhadap ket idak j elasan t anpa m em ilih
perilaku agresif

5. 3. Gangguan Jiwa

Sem ent ara it u, gangguan j iwa yang sering t am pak set elah
bencana, ant ara lain:
 Reaksi st res akut
 Kehilangan dan Berduka
 Gangguan j iwa yang dapat diagnosis
a. Depresi ( vs kesedihan)
b. Gangguan cem as ( vs cem as)
c. Gangguan penyesuaian
d. Gangguan som at oform
 Penyalahgunaan zat dan alkohol
 Gangguan st res pasca t raum a ( Post -t raum at ic st ress
disorder ( PTSD))
 Kam buh/ relaps gangguan j iwa yang sudah ada
 Penyakit psikosom at ik

Gej ala psikologis hanya dapat dinyat akan bila m em enuhi


krit eria dibawah ini:

 Gej ala hebat dan m enunj ukkan gangguan yang


berm akna pada fungsi sosial dan pekerj aan.
 Gej ala m enet ap selam a beberapa m inggu (4–6 m inggu)
( kecuali psikosis dim ana cukup sat u m inggu bila ada
gej ala sudah dapat dit egakkan diagnosis)

135
5. 4. Gangguan Depresi

Gangguan depresi yang dialam i oleh m asyarakat yang


t ert im pa bencana, ant ara lain:
 Suasana hat i ( m ood) yang depresif: perasaan sedih,
m enderit a, m udah t ersinggung at au gelisah
 Kehilangan m inat dan rasa senang
 Berkurangnya t enaga, m udah lelah, m enurunnya
akt ivit as
 Menurunnya konsent rasi dan perhat ian t erhadap t ugas
 Berkurangnya rasa percaya diri dan rendahnya harga
diri
 Rasa bersalah dan rasa t idak berguna
 Pandangan suram dan pesism ist ik t erhadap m asa depan
 Merusak diri at au usaha bunuh diri
 Gangguan t idur
 Berkurangnya libido dan nafsu m akan

Terapi farm akologi unt uk m engat asi gangguan depresi,


ant ara lain:
 Select ive Serot onin Reupt ake I nhibit or ( Fluoxet ine: 20 –
40 m g/ hari)
 I m ipram ine (150 – 250 m g/ hari) . Saat ini kurang disukai
karena efek sam pingnya
 Mulailah sem ua obat dengan dosis rendah dan
t ingkat kan secara bert ahap set elah 7- 10 hari
 Lanj ut kan pem berian ant idepresan selam a 6–8 m inggu
 Bila respons m asih kurang naikkan dosis
 Bila pasien m em perlihat kan hasil yang baik lanj ut kan
pengobat an sam pai 6–9 bulan
 Turunkan dosis obat set elah 4–6 m inggu sesudah
m enyelesaikan pengobat an.

136
5. 5. Gangguan Cemas

Gangguan cem as yang m uncul, ant ara lain:


 Ansiet as biasanya t am pak dengan gej ala som at ik,
kognit if dan em osional
 Gangguan ansiet as t erm asuk Gangguan Cem as
Menyeluruh Gangguan Panik, Fobia sosial dan spesifik,
Gangguan st res pasca t raum a ( post t raum at ic st ress
disorder ( PTSD)
 Gej ala dapat t erj adi secara episodik at au berlanj ut ,
m ereka dapat m uncul secara t iba-t iba t anpa sebab at au
sebagai respon at as sit uasi t ert ent u.

Terapi farm akologi unt uk gangguan cem as, ant ara lain:
 Gangguan ansiet as m enyeluruh:
a. Diazepam 5 m g dua kali sehari pada kasus ringan
dan 3 kali 10 m g sehari pada kasus berat at au
b. Alprazolam 0,75 – 1,5 m g/ hari at au
c. Buspirone 30 – 60 m g/ hari
d. Propranolol 40 – 80 m g/ hari dibagi dua dosis
 Gangguan Panik:
a. Fluoxet ine 20 – 40 m g/ hari at au
b. Alprazolam 1,5 – 6 m g/ hari dalam dua at au t iga
dosis at au
c. I m ipram ine 50 m g/ hari dalam dua dosis sam pai
m aksim um 150 – 250 m g/ hari

137
5. 6. Gangguan St res Pascat rauma

Unt uk gej ala gangguan st res pascat raum a yang sering


dialam i korban bencana, ant ara lain:
 Pengalam an berulang t erhadap perist iwa ( m isal dalam
bent uk m im pi yang m enakut kan)
 Menghindar dari hal yang dapat m engingat kan perist iwa
 Secara um um kurang responsif
 Berkurangnya m inat
 Meningkat nya gangguan t idur dan buruknya konsent rasi

Diagnosis hanya dit egakkan bila gej ala di at as t erdapat


lebih dari sat u bulan.

5. 7. Gangguan Campuran Ansiet as dan Depresi

Gangguan cam puran ansiet as dan depresi yang dialam i


m asyarakat yang t ert im pa bencana, ant ara lain:

 Kadangkala gangguan ansiet as dan depresi dapat t erj adi


pada wakt u yang sam a m em berikan t anda dan gej ala
dari kedua gangguan t ersebut
 Pengobat an dapat dilakukan unt uk kedua kondisi diat as

5. 8. Gangguan Penyesuaian

Gangguan penyesuaian adalah:


 Perasaan nyeri at au reaksi m aladapt if unt uk suat u st res
yang spesifik dan t erj adi dalam wakt u 3 bulan dari
wakt u kej adian st res
 Suat u kej adian st res berakhir, gej ala biasanya hilang
dalam wakt u 6 bulan.

138
Tanda dan gej ala gangguan penyesuaian, ant ara lain:
 Depresi
 Menangis
 Put us asa
 Kecem asan yang berm anifest asi dengan palpit asi dan
hipervent ilasi
 Gangguan m enant ang sepert i: m erusak, m engendari
ugal-ugalan, berkelahi (hak orang dilanggar at au acuh
t ak acuh)
 Gangguan pada pekerj aan ( gangguan pada bidang
akadem ik yang dim anifest asikan pada kesulit an dalam
fungsi pekerj aan at au sekolah)
 Menarik diri, m anifest asi dengan perilaku m enarik diri
dari lingkungan sosial , ini t idak khusus pada sem ua
orang

Terapi farmakologi untuk gangguan penyesuaian, ant ara lain:

 Bila gej ala ansiet as berat , gunakan obat ansiolit ik unt uk


beberapa hari pert am a
 Alprazolam 0,5 – 1 m g dapat diberika t iga kali sehari

5. 9. Gangguan Somat of orm

Gangguan sot am oform yang t am pak pada m asyarakat yang


t ert im pa bencana, ant ara lain:

 Pasien m em punyai berbagai keluhan fisik t api t idak


dit em ukan adanya et iologi yang spesifik
 Gej ala biasanya m em bant u individu unt uk m elarikan diri
dari sit uasi yang m enekan at au unt uk m encari perhat ian
 Gangguan Som at oform t erm asuk:
a. Gangguan konversi: paralisis dan kej ang yang t idak
dapat dij elaskan
b. Hypokondriasis
c. Gangguan Som at isasi dit andai dengan berbagai
keluhan som at ik

139
Prinsip um um penat alaksanaan gangguan som at oform ,
ant ara lain:

 Jangan m asukkan penyakit t et api hindari pem e- riksaan


yang t idak perlu
 Dengar pasien, pasien m encari pert olongan
 Jangan label m ereka dengan sebagai hyst erical at au
gangguan buat an ( m alingering)
 Fokus unt uk m eringankan gej ala secara sim pt om at ik
dan t idak pada m encari penyebab
 Berikan “ reassurance” pada pasien
 Fokuskan pada fungsi dari pada gej ala at au penyakit
 Ant ipsikot ik dapat digunakan secara bij aksana

5. 10. Psikot ik Akut

Gej ala yang t am pak pada psikot ik akut , ant ara lain:
 Hallusinasi ( sensasi at au bayangan yang salah, m isalnya
m endengar suara-suara bila t idak ada sat upun orang
disekelilingnya)
 Waham (ide at au keyakinan salah yang benar- benar
dipert ahankan pasien)
 Gangguan proses pikir: pem bicaraan aneh dan assosiasi
 Perilaku abnorm al sepert i m enarik diri dari lingkung- an
sosial, kecurigaan, m engancam .

Terapi farm akologi unt uk psikot ik akut : Berikan inj eksi


Haloperidol ( 5-10 m g) int ram uskular

140
6. PELAYANAN LOGISTIK DAN PERBEKALAN
KESEHATAN

Pelayanan logist ik dan perbekalan kesehat an dit uj ukan


unt uk m endukung upaya pelayanan kesehat an dalam sit uasi
darurat , pengelolaan logist ik dan perbekalan kesehat an
agar dapat dilakukan dengan baik, sehingga pelayanan
kesehat an dapat dilakukan secara cepat , t epat dan sesuai
dengan kebut uhan.

Upaya t ersebut j uga dit uj ukan unt uk m em enuhi kebut uhan


obat dan perbekalan kesehat an sesuai dengan persyarat an
yang berlaku unt uk m endukung pelayanan kesehat an dasar
m aupun pelayanan ruj ukan dan unt uk m em enuhi
kebut uhan obat dan perbekalan kesehat an dalam sit uasi
darurat sesuai dengan kebut uhan.

Tuj uan akhir dari pelayanan obat adalah agar t erpenuhinya


kebut uhan obat dan perbekkes sert a t ercipt anya pelayanan
penyediaan obat dan perbekkes yg cepat , t epat dan sesuai
kebut uhan. Penyediaan obat dan perbekalan kesehat an
unt uk sit uasi darurat m erupakan salah sat u unsur
penunj ang yang sangat vit al, oleh karena it u diperlukan
pengelolaan obat dan perbekalan kesehat an dengan baik,
dalam sit uasi norm al m aupun darurat .

Pengelolaan logist ik dan perbekalan kesehat an m erupakan


rangkaian kegiat an secara t erpadu yang m eliput i:
 perencanaan kebut uhan
 pengadaan
 penyim panan
 pendist ribusian
 penggunaan
 pencat at an dan pelaporan
 penghapusan.

141
Sebelum dilakukan perencanaan kebut uhan obat pada saat
bencana, m aka biasanya dilakukan t erlebih dahulu RHA
t erhadap sum ber daya yang t ersedia. Survei cepat
dilakukan dalam penilaian t erhadap:
 Sum ber daya m anusia
 Ket ersediaan dan m ut u obat
 Kondisi gudang t em pat penyim panan
 Sarana dan prasarana
 Pendanaan

Berikut penj elasan m engenai rangkaian kegiat an dalam


pengelolaan logist ik dan perbekalan kesehat an.

1 . Pe r en can a a n Ke bu t u h an
Bahan pert im bangan dalam perencanaan kebut uhan
adalah:
 Jenis bencana
Berdasarkan prakiraan kej adian bencana yang sudah
t erj adi, diharapkan Kabupat en/ Kot a sudah
m em perkirakan jum lah dan j enis obat yang harus
direncanakan. Unt uk m em udahkan Dinas Kesehat an
Kabupat en/ Kot a dalam m erenca-nakan kebut uhan
obat dan perbekalan kesehat an, t elah dibuat kan
paket - paket sesuai kebut uhan berdasarkan bencana
yang ada. Rincian dapat dilihat dalam st andar
pengelolaan obat pada saat bencana ( Dit . OPPK).
 Luas bencana dan j um lah korban
Berdasarkan t ingkat keparahan bencana, dilakukan
rapid assessm ent kebut uhan dan t idak dilakukan
t erlalu cepat unt uk m em ut uskan m em int a bant uan
j ika t idak perlu.
 St ok obat yang dim iliki
Usahakan m enggunakan persediaan obat dan
perbekalan kesehat an dari st ok Unit Pelayanan
Kesehat an at au Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a
yang ada, dan j ika kurang dapat m enggunakan st ok
dari Kabupat en/ Provinsi t erdekat .

142
2 . Pe n dist r ibusia n oba t da n per be k a la n k e se ha t a n k e
da e r a h be nca na

 Persyarat an pendist ribusian obat dan perbekalan


kesehat an adalah adanya perm int aan dari daerah
bencana.
 Apabila obat dan perbekalan kesehat an t idak t er-
sedia di provinsi yang m engalam i bencana m aka
diusahakan dari Depkes at au provinsi t erdekat .
 Provinsi t erdekat waj ib m em bant u daerah t et angga
yang t erkena bencana.
 Adanya est im asi Tingkat keparahan bencana
 Perlu dianggarkan biaya dist ribusi dari Kabupa-
t en/ Kot a agar jika t erj adi bencana t idak m engalam i
kesulit an dalam m endist ribusikan obat dan
perbekalan kesehat an.
 Kerj asam a lint as sekt or dan lint as program m ut lak
dilakukan.

3 . Pe n ye dia an

 Yang ut am a adalah m enggunakan persediaan obat


dan perbekalan kesehat an yang ada di Dinkes
Provinsi/ Kabupat en/ Kot a.
 Jika t idak cukup dapat m em int a kepada inst it usi
yang lebih t inggi ( buffer st ock provinsi, nasional)
 Bant uan donasi dari organisasi int ernasional, LSM,
orm as, dan sebagainya adalah pilihan t erakhir.

4. Pe r sya ra t a n Oba t ban t u a n


 Jenis obat sesuai kebut uhan ( sesuai dengan pola
penyakit )
 Dosis sesuai dengan kondisi di I ndonesia/ biasa
digunakan
 Berasal dari/ dibuat oleh sum ber yang j elas
 Wakt u kadaluarsa sekurang- kurangnya 2 ( dua)
t ahun pada saat dit erim a
 Penandaan/ label dan kem asan yang lazim dikena-
kan di I ndonesia

143
 Mencant um kan nam a generik
 Bahasa yang dikenal
 Bila m enerim a bant uan dari donor, biaya
pengirim an, gudang harus dit anggung oleh pihak
donor

5. Pen yim pa n a n oba t da n per be k a la n k ese h a t an di


da e r a h be nca na
Unt uk m enj aga m ut u obat m aka penyim panan obat dan

yang m em enuhi persyarat an ( suhu 25◦ C, tidak lembab)


perbekalan kesehat an harus dilakukan pada t em pat

dan dilengkapi dengan pet ugas yang t eram pil


( kom pet en)

6 . Pe nca t a t an da n pe la por an
 Pencat at an dilokasi bencana berupa pencat at an
pem asukan dan pencat at an pengeluaran obat
 Pencat at an dilokasi Posko Bencana Kab/ Kot a/ Provinsi
 Menggunakan form at laporan penggunaan dan
laporan perm int aan obat ( LPLPO)
 Wakt u pelaporan sesuai dengan kebut uhan harian,
m ingguan dan bulanan

7 . Pe m u sna h a n oba t - oba t an


 Mengacu pada Prosedur Tet ap pem usnahan obat -
obat an dengan m em pert im bangkan dam pak
lingkungan
 Proses Pem usnahan obat :
 Mem ilah, m em isahkan dan m enyusun daft ar obat
yg akan dim usnahkan
 Menent ukan cara pem usnahan
 Menyiapkan pelaksanaan pem usnahan
 Menet apkan lokasi pem usnahan
 Mem buat berit a acara pem usnahan
 Melaporkan kepada Gubernur/ Bupat i/ Walikot a

144
 Tat acara pem usnahan obat dan perbekalan
kesehat an m engacu kepada st andar yang dit erbit kan
oleh Dit BOPPK.

Gambar 15. Alur bantuan luar negeri

ALUR BAN TUAN LUAR N EGERI

D ON OR PEN ERI MA

PEM ERI N TAH PEM ERI N TAH

LSM/
PBB
SW ASTA

LSM/
SW ASTA M ASYARAKAT
( BEN CAN A)

145
BAB IV
IDENTIFIKASI KORBAN MATI PADA BENCANA BAB I V

SAAT KEJADIAN

1. Umum

Pelaksanaan penanggulangan bencana m assal dibagi


m enj adi 4 t ahap, yait u: kom unikasi dan koordinasi; operasi
penyelam at an; penat alaksanaan korban hidup; dan
penat alaksanaan korban m at i.

1. 1. Komuni kasi dan Koor di nasi

Sangat pent ing sedini m ungkin m endirikan suat u pusat


kom unikasi yang sebaiknya didirikan di Polres/ Polsek at au
di t em pat lain di dekat t em pat t erj adinya bencana. Pusat
kom unikasi ini m erupakan pusat pelayanan yang harus
m am pu m elayani sem ua unit t erkait , m isalnya:
 Mendirikan Poskodal dan st asiun radio kom unikasi yang
siaga 24 j am , bekerj a sam a dengan ORARI / RAPI .
 Menerim a dan m elakukan inst ruksi- inst ruksi kepada
yang berkepent ingan di lapangan.
 Melayani pert anyaan- pert anyaan dan inform asi t im bal
balik dari kaum keluarga korban, pers, m edia m assa,
dan pej abat- pej abat .
 Menggandakan dokum en.
 Melayani penerj em ahan at au m enghubungi kedokt eran
kesehat an kepolisian apabila ada korban asing yang
t erlibat dalam m usibah t ersebut , dapat juga
m enghubungi Sekret ariat NCB I nt erpol di Jakart a agar
m em bant u dalam m asalah kom unikasi dengan negara
asal korban.

146
 Set iap inform asi yang disam paikan kepada m ass m edia
hendaknya m enj adi t anggung j awab Pej abat t ert inggi di
daerah t ersebut at au yang dit unj uk.

1. 2. Oper asi Penyel amat an

Operasi- operasi penyelam at an harus segera dim ulai begit u


berit a m engenai t erj adinya suat u bencana dit erim a. Berit a
pert am a j arang sekali m em uat cukup rincian baik m engenai
luasnya daerah bencana at aupun jum lah korban. Bagian
operasi penyelam at an (SAR) harus segara m endapat kan
inform asi lebih lanj ut dari set iap sum ber yang dicapai
dengan kendaraan m obil/ kendaraan pat roli kepolisian yang
t elah dilengkapi dengan radio kom unikasi di TKP. Pada
m usibah pesawat t erbang sebaiknya diusahakan j alur
t elepon t erbuka dengan pangkalan udara t erdekat dan
dengan perusahaan penerbangan yang bersangkut an.

Tugas ut am a dari bagian SAR adalah m enem ukan dan


m enyelam at kan sem ua korban yang m asih hidup sert a
m engusahakan perawat an m edik bagi para korban dan
m elakukan evakuasi ke t em pat yang am an.

1. 3. Pengamanan TKP

Di TKP bencana biasanya banyak m assa yang t erlibat baik


yang m au m enolong m aupun yang hanya m em enuhi rasa
keingint ahuan. Penont on yang rasa ingin t ahunya lebih
besar dapat m engganggu j alannya operasi penyelam at an.
Tim pengam anan TKP harus segara bergerak dengan
m elibat kan unsur-unsur Pem da set em pat , TNI - POLRI
dengan peralat an m edan yang baik sepert i gergaj i
pem ot ong, t am bang derek, kapak dan paralat an lain yang
disesuaikan dengan m edannya. Kem udian TKP diam ankan
dengan m em buat bat as/ pagar dengan pit a kuning/ police
line sehingga t idak sem barang orang bisa m asuk di TKP.

147
1. 4. Penat aksanaan Kor ban Hi dup

Mengikut i st andar penat alaksanaan korban hidup yang


sudah ada.

1. 5. Penat aksanaan Kor ban Mat i

Dilaksanakan oleh Tim I dent ifikasi Provinsi – Unit TKP.


Penat alaksanaan korban m at i t erbagi m enj adi beberapa
t ahap.

a. Tahap I: Penanganan di TKP

Kegiat an dalam t ahap I ini, ant ara lain:


 Mem beri t anda dan label di TKP.
a. Mem buat sekt or- sekt or/ zona pada TKP dengan
ukuran 5 x 5 m yang disesuaikan dengan sit uasi dan
kondisi geografis.
b. Mem berikan t anda pada set iap sekt or.
c. Mem berikan label oranye pada j enazah dan
pot ongan j enazah, lebel diikat kan pada t ubuh/ ibu
j ari kaki kanan j enazah.
d. Menent ukan label put ih pada barang- barang pem ilik
yang t ercecer.
e. Mem buat sket sa dan fot o set iap sekt or.

 Evakuasi dan t ransport asi j enazah dan barang.


a. Mem asukkan j enazah dan pot ongan j enazah dalam
karung plast ik dan diberi label sesuai label j enazah.
b. Mem asukkan barang- barang yang t erlepas dari
t ubuh korban dan diberi label sesuai nam a j enazah.
c. Diangkat ke t em pat pem eriksaan dan penyim panan
j enazah dan dibuat berit a acara penyerahan kolekt if.

148
b. Tahap IIA: Penanganan di Pusat Ident if ikasi ol eh Unit
Dat a Post Mort em

Kegiat an dalam t ahap I I A ini, ant ara lain:


 Menerim a j enazah/ pot ongan j enazah dan barang dari
unit TKP.
 Regist rasi ulang dan m engelom pokkan kirim an t ersebut
berdasarkan j enazah ut uh, t idak ut uh, pot ongan
j enazah, dan barang- barang.
 Mem buat fot o j enazah.
 Mencat at ciri-ciri korban sesuai form ulir yang t ersedia.
 Mengam bil sidik j ari korban dan golongan darah.
 Mencat at gigi- geligi korban.
 Mem buat ront gen fot o j ika perlu.
 Melakukan ot opsi.
 Mengam bil dat a- dat a ke unit pem banding dat a.

c. Tahap IIB: Penanganan Unit Dat a Ant e Mort em (Dat a


Korban)

Kegiat an dalam t ahap I I B ini, ant ara lain:


 Mengum pulkan dat a- dat a korban sem asa hidup sepert i
fot o dan lain- lainnya dari inst ansi t em pat korbanbekerj a,
keluarga/ kenalan, dokt er gigi pribadi, dan polisi ( sidik
j ari) .
 Mem asukkan dat a yang ada/ m asuk dalam form ulir yang
t ersedia.
 Mengelom pokkan dat a- dat a Ant e Mort em berdasarkan:
a. Jenis kelam in
b. Usia
 Mengirim kan dat a yang t elah diperoleh ke unit
pem banding dat a.

149
d. Tahap III: Penanganan Unit Pembanding Dat a

Kegiat an dalam t ahap I I I ini, ant ara lain:


 Mengoordinasikan rapat -rapat penent uan ident it as
korban ant ara unit TKP, unit dat a Post Mort em , dan unit
dat a Ant e Mort em .
 Mengum pulkan dat a- dat a korban yang dikenal unt uk
dikirim ke Tim ident ifikasi.
 Mengum pulkan dat a- dat a t am bahan dari unit TKP Post
Mort em dan Ant e Mort em unt uk korban yang belum
dikenal.

e. Tahap IV: Penanganan Tim Ident if ikasi Provinsi

Kegiat an dalam t ahap I V ini, ant ara lain:


 Cek dan cek ulang hasil unit pem banding dat a.
 Mengum pulkan hasil ident ifikasi korban.
 Mem buat surat ket erangan kem at ian unt uk korban yang
dikenal dan surat -surat lain yang diperlukan.
 Menerim a keluarga korban.
 Publikasi yang benar dan t erarah oleh Tim ident ifikasi
sangat m em bant u m asyarakat dalam m endapat
inform asi yang t erbaru dan akurat .

2. Pengumpulan Dat a Ant e Mort em dan Post


Mort em

2. 1. Dat a Ant e Mor t em

Dat a Ant e Mort em ( dat a korban m asih hidup) yang


dikum pulkan m encakup:
1. Dat a um um :
 Nam a
 Berat badan – Tinggi badan (BB – TB)
 Jenis kelam in/ usia/ alam at
 Pakaian
 Perhiasan

150
 Sepat u
 Kepem ilikan lainnya
2. Dat a m edis:
 Warna kulit
 Warna dan j enis ram but
 Mat a
 Cacat dan t at t o at au t anda- t anda khusus lainnya
 Cat at an m edis/ perawat an pat ah t ulang/ operasi
 Golongan darah.

Dat a- dat a ini dapat dikum pulkan dari:


1. Keluarga
2. Dokt er yang m erawat
3. Kant or Cat at an Sipil Kelurahan, dll.

Apabila di ant ara korban ada warga negara asing, m aka


dat a ant e m ort em dapat diperoleh m elalui perant ara NCB
I nt erpol Polri dan perwakilan negara asing
( kedut aan/ konsulat ) .

Unt uk korban WNI pengam bilan dat a ant e m ort em


m engikut i prosedur yang berlaku pada kepolisian RI .

2. 2. Dat a Ant e Mor t em Gi gi -Gel i gi

Dat a Ant e Mort em Gigi Geligi adalah ket erangan t ert ulis,
cat at an, at au gam baran dalam kart u perawat an gigi at au
ket erangan dari keluarga at au orang yang t erdekat .

Ket erangan dat a- dat a biasanya berisi:


 Nam a penderit a
 Usia
 Jenis kelam in
 Pekerj aan
 Tanggal perawat an, penam balan, pencabut an, dan lain-
lain

151
 Pem buat an gigi t iruan, ort hodont i, dan lain- lain
 Fot o Ront gen.

Sum ber dat a Ant e Mort em t ent ang kesehat an dan gigi,
diperoleh dari:

 Klinik gigi rum ah sakit pem erint ah, TNI / Polri, dan
swast a.
 Lem baga- lem baga pendidikan.
 Prakt ik pribadi dokt er gigi.

2. 3. Dat a Post Mor t em

Dat a ini didapat dari t ubuh j enazah berdasarkan


pem eriksaan dari berbagai keahlian, ant ara lain: sokt er
forensik, dokt er um um , dokt er gigi forensik,sidik j ari,
fot ografi, dan DNA.

Urut an pem eriksaan pada j enazah, ant ara lain:


 Mayat dilet akkan pada m ej a aut opsi at au m ej a lain.
 Dicat at nom or j enazah.
 Fot o awal sesuai apa adanya.
 Am bil sidik j ari.
 Pakaian dilepaskan dan dikum pulkan sert a diberi nom or
sesuai nom or j enazah.
 Perhiasan difot o, kem udian dikum pulkan dan diberi
nom or sesuai nom or j enazah.
 Periksa secara t elit i m ulai dari kepala sam pai dengan
kaki yang m eliput i:
a. Perlukaan
b. Ciri-ciri khusus ( BB, TB, dan cacat badan)
c. Tat t o, dll.
 Am bil sam pel unt uk pem eriksaan serologi, DNA, dan
lain- lain.
 Fot o akhir sesuai kondisi korban.
 Serahkan bagian pem eriksaan gigi.

152
2. 4. Dat a Post Mor t em Gi gi -Gel i gi
Urut an pem eriksaan gigi-geligi, ant ara lain:
 Pem eriksaan dilaksanakan oleh dokt er gigi at au dokt er
gigi forensik.
 Jenazah dilet akkan pada m ej a at au brankar.
 Unt uk m em udahkan pem eriksaan j enazah, j enazah
diberi bant alan kayu pada punggung at assehingga
kepala j enazah m enengadah ke at as.
 Pem eriksaan dilakukan m ulai dari bibir, pipi, dan bagian-
bagian lain yang dianggap perlu.
 Apabila rahang kaku dapat diat asi secara buka paksa
dan bila dengan t angan t idak bisa m aka dapat
diergunakan T chissel yang diisikan pada regio 4765,
at au dilakukan pem ot ongan m uskulus m assest er dari
dalam sepanj ang t epi m andibula sesudah it u condyl
dilepaskan dari sendi.
 Apabila m em ungkinkan, rahang bawah dapat dilepaskan
dan j aringan kulit / ot ot pada rahang at as dikupas ke at as
agar gigi t am pak j elas, kem udian dibersihkan.
 Cat at kelainan-kelainan sesuai form ulir yang ada.
 Lakukan ront gen gigi.
 Bila perlu fot ront gen kepala j enazah.
 Juga bula perlu dibuat cet akan gigi j enazah unt uk
analisis.

3. METODE DAN PROSES IDENTIFIKASI

Dikenal 2 m et ode pokok ident ifikasi, yait u:

 Met ode sederhana


a. Visual
b. Pem ilikan ( perhiasan dan pakaian)
c. Dokum ent asi.

153
 Met ode ilm iah
a. Sidik j ari
b. Medik: serologi
c. Odont ologi
d. Ant ropologi
e. Biologi.

Pada prinsipnya, pem eriksaan ident it as seseorang


m em erlukan berbagai m et ode m ulai dari yang sederhana
sam pai yang rum it .

3. 1. Met ode Sederhana

Met ode yang digunakan, ant ara lain:

 Cara visual dapat berm anfaat bila kondisi m ayat m asih


baik, cara ini m udah karena ident it as dikenal m elalui
penam pakan luar baik berupa profil t ubuh/ m uka.

Cara ini t idak dapat dit erapkan t erut am a bila m ayat


t elah busuk, t erbakar, m ut ilasi, dan cara pengenalan
oleh keluarga harus m em perhat ikan fakt or psikologi
( keluarga, sedang st res, berduka, sedih, dan lain- lain) .
 Melalui kepem ilikan ident it as cukup dapat dipercaya
t erut am a bila kepem ilikan t ersebut ( pakaian, perhiasan,
surat j at i diri) m asih m elekat pada t ubuh korban.

3. 2. Met ode Ilmiah

Cara- cara ini sekarang berkem bang dengan pesat , berbagai


disiplin ilm u t ernyat a dapat dim anfaat kan unt uk ident ifikasi
korban t idak dikenal.

Dengan m et ode ilm iah ini didapat akurasi yang sangat


t inggi j uga dapat dipert anggungj awabkan secara hukum .

154
Met ode ilm iah yang paling m ut akhir saat ini adalah DNA
Profiling (sidik j ari DNA) . Cara ini banyak m em punyai
keungulan t et api m em erlukan penget ahuan dan sarana
yang canggih dan m ahal. Dalam m elakukan ident ifikasi
selalu diusahakan cara- cara yang m udah dan t idak rum it .
Apabila dengan cara yang m udah t idak bisa, baru
m eningkat ke cara yang rum it . Selanj ut nya dalam
m elakukanident ifikasi t idak hanya m enggunakan sat u cara
saj a, segala cara yang m ungkin dilakukan harus diperiksa,
hal ini pent ing karena sem akin banyak kesam aan yang
dit em ukan sem akin akurat . I dent ifikasi t ersebut m inim al
harus m enggunakan 2 cara.

Pada prinsipnya, proses ident ifikasi m udah yait u hanya


m em bandingkan dat a- dat a t ersangka korban dengan dat a
dari korban t ak dikenal, sem akin banyak kecocokan
sem akin t inggi keakurat annya.

Dalam m elaksanakan ident ifikasi m anusia m elalui gigi, kit a


dapat kan 2 kem ungkinan.
 Mem peroleh inform asi m elalui dat a gigi dan m ulut unt uk
m em bat asi at au m enyem pit kan ident ifikasi.

I nform asi yang dapat diperoleh, ant ara lain:


1. Usia
2. Jenis kelam in
3. Ras
4. Golongan darah
5. Bent uk waj ah
6. DNA.

Dengan adanya inform asi m engenai perkiraan bat as-


bat as usia korban, m isalnya, m aka pencarian dapat
dibat asi pada dat a- dat a orang hilang yang berada di
sekit ar usia korban. Dengan dem ikian, penyidikan akan
m enj adi lebih t erarah.

155
 Mencari ciri-ciri yang m erupakan t anda khusus pada
korban t ersebut .
Di sini dicat at ciri-ciri yang diharapkan dapat
m enent ukan ident ifikasi seseorang secara lebih akurat
daripada sekedar m encari inform asi t ent ang usia/ j enis
kelam in. Ciri-ciri dem ikian, ant ara lain: t erdapat gigi
yang dibungkus logam , ada sejum lah gigi yang t anggal
at au pat ah, at au t erdapat lubang pada bagian depan
yang segera dapat dikenali oleh kenalan/ t em an
dekat / keluarga korban. Di sam ping ciri- ciri dem ikian,
j uga dapat dilakukan pencocokan ant ara t engkorak
korban dengan fot o korban pada m asa hidupnya.
Met ode yang digunakan dikenal sebagai m et ode
Superim posing unt uk m em banding- kan t engkorak
korban dengan fot o sem asa hidup.

 I dent ifikasi dengan t eknik superim posisi.


Superim posisi adalah suat u sist em pem eriksaan unt uk
m enent ukan j at i diri seseorang dengan m em -
bandingkan korban sem asa hidup dengan kerangka
( t engkorak) yang dit em ukan.

Kesulit an dalam t eknik superim posisi, ant ara lain:


1. Korban t idak pernah m em buat fot o sem asam hidup.
2. Fot o korban harus baik posisi m aupun kualit asnya.
3. Tengkorak yang dit em ukan sudah hancur dan t idak
berbent uk lagi.
4. Kesulit an proses kam ar gelap (st udio fot o)
m em but uhkan banyak biaya.

156
Penat alaksanaan Teknik Superim posisi, ant ara lain:
1. Fot o korban sem asa hidup diperbesar sesuai ukuran
sebenarnya (life size) .
2. Tengkorak difot o dengan ukuran sebenarnya.
3. Garis luar dan m uka fot o digaris pada kert as
t ransparan dengan pat okan t it ik-t it ik t ert ent u.
4. Transparan dengan garis dan t it ik- t it ik t ersebut
dibuat dengan superim posisi ( t um pang, t indih- kan)
pada fot t engkorak ukuran sebenarnya. Lebih baik
m enggunakan t eknik-t eknik kaca t em bus dan cerm in
3 dim ensi.

Khusus pada korban bencana m assal, m et ode


ident ifikasi yang dipakai t elah dit ent ukan, yait u:

 Gigi
1. Prim er/ Ut am a :

 Sidik j ari
 DNA

 Visual
2. Sekunder/ Pendukung:

 Propert i
 Medik.

4. SETELAH KORBAN TERIDENTIFIKASI

Set elah korban t erident ifikasi sedapat m ungkin dilakukan


perawat an j enazah, ant ara lain:

 Perbaikan/ rekonst ruksi t ubuh j enazah.


 Pengawet an j enazah ( bila m em ungkinkan) .
 Perawat an sesuai agam a korban.
 Mem asukkan dalam pet i j enazah.

157
Jenazah diserahkan kepada keluarga oleh pet ugas khusus
dari Tim I dent ifikasi berikut surat -surat yang diperlukan.
Pencat at an yang pent ing pada proses serah t erim a j enazah,
ant ara lain:

 Tanggal/ j am .
 Nom or regist rasi j enazah.
 Diserahkan kepada siapa, alam at lengkap, hubungan
keluarga dengan korban.
 Dibawa ke m ana/ akan dim akam kan di m ana.

Perawat an j enazah set elah t erident ifikasi dilaksanakan oleh


unsur Pem erint ah Daerah, dalam hal ini Dinkes t erkait
dibant u oleh keluarga korban.

158
BAB V
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Manaj em en Penanggulangan Krisis Kesehat an berhubungan


dengan keselam at an korban perorangan, sekelom pok
orang, at au m asyarakat . Maksud dan t uj uan dilakukan
m onit oring dan evaluasi ( m onev) adalah unt uk m elakukan
pem ant auan secara rut in at au berkala upaya-upaya
program yang dilakukan unt uk m enilai at au m engukur
keberhasilan kegiat an yang dilaksanakan

A. MONITORING

1. Kebij akan

1. 1. Kebi j akan Umum

Penanganan bencana dan kedarurat an harus dilakukan


secara m enyeluruh dan t erpadu dengan lebih m enekankan
aspek penangangan bencana ke upaya penanggulangan
kedarurat an yang m em erlukan kecepat - an dan ket epat an
bert indak.

1. 2. Kebi j akan Bi dang Kesehat an

Kebij akan di bidang kesehat an, ant ara lain:

 Penanggung j awab kesehat an dalam penanganan


bencana di t ingkat Pusat adalah Ment eri Kesehat an.
 Penanggung j awab kesehat an dalam penangangan
bencana di t ingkat Provinsi adalah Kepala Dinas
Kesehat an Provinsi.

159
 Penanggung j awab kesehat an dalam penangangan
bencana di t ingkat Kabupat en/ Kot a adalah Kepala Dinas
Kesehat an Kabupat en/ Kot a.
 Pelayanan kesehat an darurat unt uk korban bencana
( Pos Kesehat an 24 j am , m obile clinic, field hospit al)
 Pelayanan kesehat an ruj ukan.
 Set iap korban bencana m endapat kan pelayanan
kesehat an sesegera m ungkin secara m anusiawi dan
opt im al.
 Penanganan korban di sarana pelayanan kesehat an
adalah grat is ( dij am in Pem erint ah) .
 Obat dan logist ik kesehat an ( buffer st ock, persediaan
obat dan logist ik kesehat an di daerah t idak boleh
kosong, Pusat dapat m em berikan obat dan logist ik
kesehat an langsung ke daerah bencana, apabila
persedian obat dan logist ik kesehat an di daerah habis) .
 Gizi ( PMT bubur susu/ biskuit ) dan t et ap m em berikan
ASI kepada bayi.
 Kesehat an reproduksi.
 Kesehat an j iwa.
 Mobilisasi t enaga kesehat an sesuai dengan kebut uhan
pelayanan kesehat an.
 Dalam m elaksanakan t ugasnya t enaga kesehat an harus
bebas dari ancam an bahaya dan m endapat kan
perlindungan dari organisasi profesi sesuai dengan
keahliannya.
 Pem berian insent if dan pengurangan m asa t ugas bagi
t enaga kesehat an yang bekerj a di daerah bencana.
 Mem obilisasi sum ber daya, t erm asuk yang ada di pusat -
pusat regional bila diperlukan.
 Priorit as yang m engarah pada kebut uhan khusus pada
kelom pok yang rent an t erm asuk anak- anak,
perem puan, lansia, penyandang cacat dan pengungsi.
 Koordinasi lint as program dan lint as sekt or unt uk
m enj am in sem ua priorit as kesehat an m asyarakat t elah
t ercakup.

160
2. Pengorganisasian

2. 1. Pengor gani sasi an Nasi onal

Berdasarkan Undang- Undang No.24 Tahun 2007


Tingkat Pusat dibent uk Badan Koordinasi Nasional
Penangangan Bencana (BAKORNAS PB) yang diket uai oleh
Wakil Presiden Republik I ndonesia dan Ment eri Kesehat an
m enj adi anggot anya.
 Tingkat Provinsi dibent uk Sat uan Koordinasi Pelak- sana
Penanganan Bencana ( SATKORLAK PB) yang diket uai
oleh Gubernur dan Kepala Dinas Kesehat an Provinsi
m enj adi anggot anya.
 Tingkat Kabupat en/ Kot a dibent uk Sat uan Pelaksana
Penanganan Bencana (SATLAK PB) yang diket uai oleh
Bupat i/ Walikot a dan Kepala Dinas Kesehat an Kabu-
pat en/ Kot a m enj adi anggot anya.
 Tingkat kecam at an dibent uk sat uan t ugas penangan
bencana (SATGAS PB) yang diket uai oleh Cam at dan
kepala puskesm as m enj adi anggot anya

2. 2. Pengor gani sasi an Bi dang Kesehat an

Berikut kegiat an pengorganisasian di bidang kesehat an.

 Pelaksanaan t ugas penangangan bencana di lingkungan


Depart em en Kesehat an dikoordinasi oleh Sekret aris
Jenderal m elalui Pusat Penanggulangan Krisis.
 Pelaksanaan t ugas penangangan bencana di lingkungan
Dinas Kesehat an Provinsi dikoordinasi oleh pej abat yang
dit unjuk oleh Kepala Dinas Kesehat an.
 Pelaksanaan t ugas penangangan bencana di lingkungan
Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a dikoordinasi oleh
pej abat yang dit unj uk oleh Kepala Dinas Kesehat an.
 Pelayanan kesehat an penangangan bencana dan
pengungsi di lokasi kej adian di bawah t anggung j awab
Kepala Dinas Kesehat an sedangkan Kepala Puskesm as
sebagai pelaksana t ugas Dinas Kesehat an.

161
3. Pengelol aan Bant uan

3. 1. Or gani sasi pel aksana kegi at an

Berikut organisasi yang m elaksanakan kegiat an pengelolaan


bant uan:
 Pos Pengum pul dan Penyalur Bant uan.
 Pos Koordinat or Pengum pul dan Penyalur Bant uan pada
Sat lak/ Sat korlak/ Bakornas PB.
 Pos Sub Koordinat or Pengum pul dan Penyalur Bant uan
pada Depart em en Luar Negeri, yang khusus m enangani
bant uan yang berasal dari luar negeri.
 Pos Pengum pul dan Penyalur Bant uan Daerah Bencana
yang berada di lokasi wilayah bencana.

3. 2. Kegi at an

Kegiat an yang dilakukan dalam pengelolaan bant uan,


ant ara lain:
 Penerim aan bant uan baik dari m asyarakat um um ,
m asyarakat int ernasional, inst ansi pem erint ah, pe-
m erint ahan negara sahabat , lem baga swadaya
m asyarakat dalam dan luar negeri sert a organisasi non
pem erint ah ( NGO) .
 Penyim panan bant uan sebelum disalurkan, penilaian
bant uan, konversi bant uan dan elim inasi nilai bant uan.
 Penyaluran bant uan dari donor kepada m asyarakat
korban bencana harus sesuai dengan sasaran.

3. 3. Fungsi

Fungsi yang dij alankan organisasi pelaksana di dalam


pengelolaan bant uan, ant ara lain:
 Fungsi pencatatan atas setiap penerimaan, penyimpanan dan
penyaluran bantuan.
 Fungsi pelaporan atas pelaksanaan kegiatan penerim aan dan
penyaluran bant uan.

162
 Fungsi pert anggungj awaban at as seluruh kegiat an
penerim aan dan penyaluran bant uan.

3. 4. For mul i r

Form ulir yang digunakan di dalam pengelolaan bant uan:

 Dirancang dan diberlakukan unt uk m asing- m asing unit


organisasi, fungsi sert a set iap kegiat an yang
dilaksanakan.
 Mencakup form ulir unt uk pencat at an, pelaporan dan
pert anggungj awaban at as kegiat an penerim aan,
penyim panan sert a penyaluran bant uan, baik unt uk
organisasi di t ingkat kabupat en/ kot a, provinsi m aupun
nasional.

4. Sist em Inf ormasi

Sist em inform asi yang ada dalam kegiat an pem ant auan dan
evaluasi, ant ara lain:

 Sist em inform asi t elah t erselenggara.


 Sist em inform asi t elah m encakup wilayah dan populasi
yang cukup.
 Sist em inform asi m am pu m em produksi indikat or st at us
kesehat an, ket ersediaan sum berdaya dan fakt or- fakt or
penyebab timbulnya masalah kesehatan.
 I nform asi bagi kom unit as bant uan kem anusiaan dan
negara t et angga dalam program at au upaya yang
dilakukan di daerah bencana.

163
5. Gizi Darurat

Pem ant auan dan evaluasi dit ujukan unt uk m enilai


perubahan yang t erj adi t erhadap st at us gizi pengungsi.
Pem ant auan dan evaluasi t erdiri dari:
 Pem ant auan pert um buhan balit a yang dilakukan set iap
bulan dengan m enggunakan KMS.
 Penilaian keadaan gizi seluruh balit a set elah periode
t ert ent u ( 3 bulan) unt uk dibandingkan dengan dat a
dasar.

6. Surveil ans

Unt uk m enget ahui keberhasilan m aupun kendala dalam


m anaj em en kegiat an surveilans epidem iologi sebaiknya
dilakukan m onit oring t erut am a t erhadap proses dan
keluaran kegiatan surveilans epidem iologi bencana secara
keseluruhan. Dengan m onit oring kelem ahan akan segera
diket ahui dan segera dilakukan perbaikan, sedangkan
m elalui evaluasi dapat dit ent ukan perbaikan st rat egi
penyusunan perencanaan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melakukan monitoring


dan evaluasi antara lain:

1. Pert emuan/ review, seminar


2. Kunjungan, kunjungan lebih ditujukan:
 Mem astikan bahwa sistem yang ada di implem entasikan
sesuai dengan prosedur standar,
 Mengidentifikasikan perm asalahan, baik t eknis maupun
non-teknis di lapangan,
 Mem bantu m emecahkan masalah yang ditemukan di
lapangan.  Penerapan kendali mutu (qualit y
assurance)

164
3. Petugas penanggung jawab
 Tingkat provinsi: Koordinator Tim Surveilans Epidemilogi
Provinsi
 Tingkat Kabupaten: Koordinat or Tim Surveilens
Epidemiologi Kabupaten/ Kota
 Tingkat Puskesm as: Koordinat or Tim Surveilens
Epidemiologi Puskesm as
 Tingkat Poskes: Koordinat or di m asing-masing poskes
 I ndikat or

7. Pert emuan Koordinasi

Dalam m onit oring perkem bangan penanggulangan krisis


kesehat an akibat bencana pada saat t anggap darurat ,
dilakukan pert em uan koordinasi int ernal kelom pok
kesehat an ( clust er m eet ing) m aupun pert em uan ekst ernal
yang m elibat kan lint as sekt or yang t erkait dengan bencana.

Pert em uan kelom pok kesehat an ( clust er m eet ing) dilakukan


set iap hari di Dinas Kesehat an set em pat m em bahas
m asalah kesehat an yang t im bul pada saat bencana.
Koordinasi sekt or kesehat an ant ara lain:

1. Tim Pelayanan Kesehat an di Rum ah Sakit


2. Tim Pengendalian Penyakit
3. Tim I m unisasi
4. Tim Kesehat an Reproduksi
5. Tim Kesehat an Jiwa
6. Tim Pelayanan Kesehat an Keliling ( m obile clinic)
7. Tim Sist em I nform asi dan
8. Tim Logist ik

Unt uk m engevaluasi penanganan bencana secara


keseluruhan, dilakukan pert em uan gabungan yang
dikoordinasi oleh Bakornas yang dihadiri oleh seluruh
anggot a Bakornas.

165
Tabel 5. Daftar indikator

Pe ncapa ia n
I ND I KATOR
( N ila i m inim a l)

M ASU KAN

Dok um en perencanaan Ada

Tim epidem iologi Pu sk esm as Ada

Tim epidem iologi Kabupat en/ Kot a Ada

Tim epidem iologi Pr ov insi Ada

Duk ungan dana unt uk operasional Ada

PROSES

Persent ase pos k esehat an m engirim k an laporan t epat 100 %


wak t u
Persent ase Pusk esm as m engirim k an laporan t epat 100 %
wak t u
Persent ase Dinas Kesehat an Kabupat en/ Kot a 100 %
m engirim k an laporan t epat wak t u

Hasil analisis dat a y ang dilak uk an oleh t im epide- Ada


m iologi Pusk esm as

Hasil analisis dat a y ang dilak uk an oleh t im epide- Ada


m iologi Kabupat en/ Kot a

Hasil analisis dat a y ang dilak uk an oleh t im epide- Ada


m iologi Prov in si

KELUARAN

Jum lah k egiat an y ang t ert ulis dalam dok um en 1 k egiat an


perencanaan t ahunan y ang didasark an at as
rek om endasi t im epidem iologi

166
8 Pelayanan Mobil Klinik

Dalam sit uasi bencana, banyak sarana pelayanan kesehat an


yang rusak dan t idak berfungsi akan m engakibat kan
sem akin sulit nya akses pelayanan kesehat an. Unt uk
m em onit or penderit a yang t elah berobat di RS, Puskesm as,
Pos Kesehat an sert a m em ant au kondisi para korban
bencana di daerah pengungsian dan yang m asih bert ahan di
rum ah yang t idak layak huni, perlu dilakukan pelayanan
m obil klinik.

 Pem ant uan dan perawat an


Kegiat an m obil klinik adalah:
penderit a pasca

 Pem ant uan st at us im m unisasi


operasi/ perawat an

 Det eksi dini KLB


 Ruj ukan

B. EVALUASI

Maksud dilakukan evaluasi adalah adanya penilaian


t erhadap penanganan krisis kesehat an yang t elah dilakukan
oleh m asing- m asing penanggungj awab program sesuai
dengan t ingkat an adm inist rat if sehingga hasil akhirnya
m eningkat nya efisiensi dan efekt ifit as keberhasilan
program . Penilaian ini dilakukan dengan st andar yang sudah
baku oleh pihak ket iga.

167
BAB VI
BAB VI

PENUTUP

Dengan adanya buku ini diharapkan pelaksanaan


penanganan bencana bidang kesehat an secara baik dan
dapat dipert anggungj awabkan sert a dim anfaat kan oleh
seluruh pet ugas yang t erlibat dalam penanganan bencana
bidang kesehat an baik dalam dan luar negeri.

Dem ikianlah buku pedom an t eknis penanggulangan krisis


kesehat an akibat bencana ( Technical Guideline For Healt h
Crisis Responses On Disast er) disusun dengan segala
kekurangannya. Masukan dan krit ikan unt uk perbaikan dan
penyem purnaan sangat diharapkan. Sem oga berm anfaat .

168
D AFTAR I STI LAH

Ala t k e seh a t a n: Bahan, inst rum en, aparat us, m esin,


im plan yang t idak m engandung obat digunakan
unt uk m encegah, m endiagnosis, m enyem buhkan
dan m eringankan penyakit , m erawat orang sakit
sert a m em ulihkan kesehat an pada m anusia dan at au
unt uk m em bent uk st rukt ur dan m em perbaiki fungsi
t ubuh.

Apot e k: Tem pat t ert ent u, t em pat dilakukan pekerj aan


kefarm asian dan penyaluran sediaan farm asi,
perbekalan kesehat an lainnya kepada m asyarakat .

Apot e ke r : Sarj ana farm asi yang t elah lulus pendidikan


profesi dan t elah m engucapkan sum pah berdasarkan
perat uran perundangan yang berlaku dan berhak
m elakukan pekerj aan kefarm asian di I ndonesia
sebagai Apot eker.

Ba da n N a siona l Pe na n ggu la n gan Be nca na ( BN PB) :


Lem baga pem erint ah nondepart em en set ingkat
Ment eri yang m em iliki fungsi perum usan dan
penet apan kebij akan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bert indak cepat dan
t epat sert a efeket if dan efisien; dan pengoordinasian
pelaksanaan kegiat an penanggulangan bencana
secara t erencana, t erpadu, dan m enyeluruh.

Ba da n Pe n an ggu la n ga n Be nca na D ae r ah ( BPBD) :


Perangkat daerah yang dibent uk unt uk
m elaksanakan t ugas dan fungsi penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah.

169
Ba h a ya : Fakt or-fakt or yang dapat m engganggu dan
m engancam kehidupan m anusia.

Bu ffe r st ock : Persediaan obat - obat an dan perbekal- an


kesehat an di set iap gudang farm asi provinsi dan
kabupat en/ kot a yang dit ujukan unt uk m enunj ang
pelayanan kesehat an selam a bencana.

Be n ca n a : Suat u kej adian at au perist iwa pada suat u


daerah yang m engakibat kan kerusakan ekologi,
kerugian kehidupan m anusia, sert a m em buruknya
kesehat an dan pelayanan kesehat an yang berm akna
sehingga m em erlukan bant uan luar biasa dari pihak
luar (WHO) .

Br iga de sia ga be n ca n a ( BSB) : Suat u sat uan t ugas


kesehat an yang t erdiri dari pet ugas m edis ( dokt er
dan perawat ) , param edis, dan awam khusus yang
m em berikan pelayanan kesehat an berupa
pencegahan, penyiagaan, m aupun pert olongan bagi
korban bencana.

Ca m pa k ( m e a sles) : Ruam kulit ( skin rash) yang


sifat nya m aculo- papular dengan dem am , disert ai
conj ungt ivit is dan/ at au bat uk- pilek.

D a e r ah r a w a n be n ca n a : Suat u daerah yang m em iliki


risiko t inggi t erhadap suat u bencana akibat kondisi
geografis, geologis, dan dem ografis sert a akibat ulah
m anusia.

D ia r e : Buang air lem bek at au encer bahkan berupa air saj a


lebih sering dari biasanya dan m erupakan penyakit
yang sangat berbahaya t erut am a bagi balit a.

Diare disertai darah ( bloody diarrhea) : Buang air besar lebih


dari tiga kali selama 24 jam dengan konsistensi tinja
lembek atau cair, disertai lendir dan/ atau darah yang
terlihat pada tinja.

170
Eva k u a si: Upaya unt uk m em indahkan korban dari lokasi
yang t ert im pa bencana ke wilayah yang lebih am an
unt uk m endapat kan pert olongan.

Fa k t or pe m bu r u k ( a ggr a va t in g fact or s) : Adanya sat u


at au lebih t anda- t anda sepert i rat a- rat a asupan
m akanan pengungsi kurang dari 2100 Kkal/ hari;
angka kem at ian kasar lebih dari 1 per 10.000 per
hari; angka kem at ian balit a lebih dari 2 per 10.000
per hari; t erdapat KLB cam pak at au pert usis; at au
peningkat an kasus I SPA dan diare.
I n fe ksi sa lu r a n pe r n a pasa n a k u t ( I SPA) : Penyakit
infeksi akut yang m enyerang salah sat u bagian at au
lebih dari saluran napas m ulai dari hidung ( saluran
at as) sam pai alveoli ( saluran bawah) t erm asuk
j aringan adneksanya, sepert i sinus, rongga t elinga
bawah, dan pleura.

I SPA n on - pn e u m on ia : Bat uk at au pilek disert ai dem am


< 2 m inggu.

Gizi bu r u k : Pengukuran st at us gizi buruk m enggunakan


ant ropom et ri dengan indeks BB/ TB at au BB/ PB.
Disebut gizi buruk apabila hasil perhit ungan BB/ TB
at au BB/ PB < - 3SD.

Ke a da a n ga w a t gizi ( se r ious sit u a t ion) : Keadaan yang


dit andai dengan prevalensi gizi kurang balit a
pengungsi lebih besar at au sam a dengan 15% , at au
10-14,9% dan disert ai fakt or pem buruk.

Ke a da a n k r it is gizi ( r isk y sit u a t ion ) : Keadaan yang


dit andai dengan prevalensi gizi kurang balit a
pengungsi lebih besar at au sam a dengan 10- 14,9% ,
at au 5-9,9% dan disert ai fakt or pem buruk.

171
Ke da r u r a ta n : Kej adian t iba- t iba yang m em erlukan
t indakan segera karena dapat m enyebabkan
epidem i, bencana alam , at au t eknologi, kerusuhan
at au karena ulah m anusia lainnya. (WHO)

Ke r a w a na n : Suat u kondisi dalam m asyarakat


t ert ent u yang m enggam barkan t ingkat ket idak-
m am puan m asyarakat t ersebut unt uk m enang-
gulangi m asalah kedarurat an.

Ke sia psia ga a n : Program pem bangunan kesehat an j angka


panj ang yang bert ujuan unt uk m eningkat kan
kapasit as dan kem am puan seluruh pot ensi sum ber
daya di wilayah agar dapat m enanggulangi m asalah
kesehat an akibat kedarurat an dan bencana secara
efisien dari t ahap t anggap darurat sam pai
rehabilit asi secara berkesinam bungan sebagai bagian
dari pem bangunan kesehat an yang m enyeluruh.
( WHO, 1999)

Le m ba g sw a da ya m a sya r a k a t ( LSM , n on gove r n -


m e n t a l or ga n iza t ion / N GO) : Suat u lem baga non-
pem erint ah yang dibiayai sendiri oleh m asyarakat
dan bergerak yang dalam bidang t ert ent u.

Le pt ospirosis: Penderit aan dengan dem am m endadak


t inggi disert ai sakit kepala, nyeri ot ot , hiperaest esia
pada kulit , m ual, m unt ah, diare. Bradikardi relat if,
ikt erus, infeksi silier m at a.

Lum puh layuh akut ( acute flaccid paralysis, AFP) :


Kelum puhan m endadak (progresif) yang sifatnya layuh
(flaccid, floppy) pada sat u at au lebih anggot a gerak—
t erm asuk Guillain Barre Syndrom e, pada anak usia < 15
t ahun at au Kelum puhan m endadak (progresif) yang
sifatnya layuh (flaccid, floppy) pada penduduk usia > 15
t ahun dan diduga kuat sebagai polio.

172
Manaj em en SDM kesehatan: Serangkaian kegiat an
perencanaan dan pendayagunaan tenaga yang bekerja
secara akt if di bidang kesehat an dalam m elakukan
upaya kesehat an.

Malaria klinis ( clinical m alaria) : Dem am at au ada riwayat


dem am disert ai gejala menggigil, mual, m unt ah dan
diare, nyeri kepala, nyeri punggung, dan penyakit
infeksi lainnya dapat dikesampingkan.

Masalah gizi darurat: Keadaan gizi dim ana jum lah kurang
gizi pada sekelom pok m asyarakat pengungsi m eningkat
dan m engancam m em buruknya kehidupan

Mitigasi: Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak


yang t erjadi akibat bencana dengan m enggunakan
t eknologi inovatif, misalnya, pem bangunan rum ah sakit
t ahan gem pa, penggunaan kelam bu ant i-nyam uk
m alaria.

Mobilisasi: Penggerakan bantuan, t enaga, dan sum ber daya


lain ke lokasi bencana.

Obat: Sediaan at au paduan bahan-bahan yang siap unt uk


digunakan untuk m em pengaruhi at au m enyelidiki
sist em fisiologi at au keadaan pat ologi dalam rangka
m enet apkan diagnosa, pencegahan, penyem buhan,
pemulihan, peningkat an kesehat an, dan kont rasepsi.

Obat bantuan: Obat -obat yang berasal dari sum ber dana
selain dari kabupat en/ kot a yang bersangkut an, baik
dari pemerint ah (pusat dan provinsi) m aupun pihak
swast a dan bantuan luar negeri.

Obat esensial: Obat yang diperlukan dan sering digunakan.

Obat rusak: Obat yang t idak mem enuhi st andar yang


ditet apkan.

173
Penghapusan/ pem usnahan obat: Serangkaian kegiat an
dalam rangka pem bebasan obat-obat an m ilik at au
kekayaan Negara dari t anggung jawab berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pencegahan: Tindakan-tindakan unt uk m engham bat


ancam an/ bahaya yang menyebabkan t erjadinya
bencana.

Pusat Penanggulangan Krisis ( PPK) Regional: Unit


fungsional di daerah yang ditunjuk unt uk m em percepat
dan m endekatkan fungsi bant uan pelayanan kesehat an
dalam penanggulangan kesehat an pada kejadian
bencana.

Penilaian risiko: Suatu evaluasi t erhadap sem ua unsur


yang berhubungan dengan pengenalan bahaya sert a
dam paknya t erhadap lingkungan t ert entu.

Penanggulangan krisis akibat bencana: Serangkaian


kegiat an bidang kesehat an unt uk m encegah,
m enjinakkan (mit igasi) ancam an/ bahaya yang
berdam pak pada aspek kesehat an m asyarakat ,
m ensiapsiagakan sum ber daya kesehat an, m enanggapi
kedarurat an kesehat an, dan memulihkan (rehabilit asi),
sert a m em bangun kem bali (rekonst ruksi) infrastrukt ur
kesehatan yang rusak akibat bencana secara lint as-
program dan lint as-sekt or.
Pengungsi: Orang at au sekelom pok orang yang
m eninggalkan tem pat t inggalnya akibat t ekanan berupa
kekerasan fisik dan/ at au m ent al akibat bencana guna
m encari perlindungan m aupun kehidupan yang lebih
baik.

Peringatan dini: Fenomena keberadaan bahaya yang


m engganggu dan/ at au m engancam kehidupan.

174
Perbekalan kesehatan: Semua bahan selain obat dan
peralat an yang diperlukan untuk m enyelenggarakan
upaya kesehat an.

PMT darurat ( blanket supplem entary feeding


program m e) : Pem berian m akanan t am bahan
kepada seluruh kelom pok rent an: anak balit a, wanit a
hamil, dan ibu m enet eki (khususnya sampai 6 bulan
set elah m elahirkan) yang bertujuan m encegah
m em buruknya keadaan gizi pengungsi.

PMT darurat terbatas ( targeted supplem entary feeding


program m e) : Pem berian m akanan t am bahan
kepada kelom pok rent an yang menderit a gizi kurang.

PMT terapi ( therapeutic feeding program m e) : Pem berian


m akanan t am bahan dengan t erapi diet dan m edis pada
anak yang m enderit a gizi buruk (sangat kurus) yang
bertujuan m enurunkan angka kem atian.

Pneum onia: Proses infeksi akut yang m engenai


jaringan paru-paru (alveoli).

Public Safety Center ( PSC) : Pusat pelayanan yang


m enjam in kebutuhan masyarakat dalam hal-hal yang
berhubungan dengan kegawat -darurat an, t erm asuk
pelayanan m edis yang dapat dihubungi dalam waktu
singkat di m anapun berada, dan merupakan ujung
t om bak pelayanan yang bert ujuan untuk mendapat kan
respons cepat (quick response) t erut am a pelayanan
pra-rum ah sakit .

Penilaian cepat m asalah kesehatan ( Rapid Health


Assessm ent, RHA) : Serangkaian kegiat an yang
m eliputi pengum pulan inform asi subjektif dan objektif
guna m engukur kerusakan dan m eng-identifikasi
kebutuhan dasar penduduk yang m enjadi korban dan
m em erlukan ket anggapdarurat -an segera. Kegiatan ini
dilakukan secara cepat karena harus dilaksanakan

175
dalam wakt u yang t erbat as selam a at au segera set elah
suat u kedarurat an.

Rehabilitasi: Kegiat an untuk m em ulihkan dan


m emfungsikan kem bali sum ber daya kesehat an guna
m engurangi penderit aan korban.

Rekonstruksi: Kegiat an unt uk mem bangun kem bali


berbagai sarana yang rusak akibat bencana secara
lebih baik dari kondisi sebelum nya dengan
m engant isipasi terjadinya bencana di m asa yang akan
dat ang.

Rencana kontinjensi: Suatu perencanaan ke depan pada


keadaan yang tidak m enentu dengan skenario dan
t ujuan yang t elah disepakat i, t eknik, m anajem en, dan
pelaksanaan yang dit et apkan bersam a sert a sist em
penanggulangan yang t elah dit entukan untuk
m encegah dan m eningkat kan cara penanggulangan
keadaan darurat . (UNHCR, 2000)

Resusitasi: Upaya pert olongan pada korban dengan


m em berikan bant uan hidup dasar untuk
m enyelam at kan jiwa korban.

Risiko: Besarnya kem ungkinan bahwa suat u bencana akan


t erjadi.

Sediaan farm asi: Obat , bahan obat , obat tradisional dan


kosm et ika
Sistem Penanggulangan Gaw at Darurat Terpadu
( SPGDT) : Suatu sist em penanggulangan pasien
gawat darurat yang t erdiri dari unsur pelayanan pra-
rum ah sakit , pelayanan di rum ah sakit , dan pelayanan
ant ar-rum ah sakit . Pelayanan berpedo-m an pada
respons cepat yang m enekankan pada “Tim e Saving is
Life and Lim b Saving”, yang m elibatkan m asyarakat
awam umum , awam khusus, petugas m edis, am bulans
gawat darurat , dan sistem komunikasi.

176
Sistem Peringatan Dini: Sist em (rangkaian proses)
pengum pulan dan analisis dat a sert a disem inasi
inform asi t ent ang keadaan darurat at au kedaruratan.

Sum ber Daya Manusia ( SDM) Kesehatan: Seseorang


yang bekerja secara akt if di bidang kesehat an baik
yang m em iliki pendidikan form al kesehat an maupun
t idak yang untuk jenis t ertentu m emerlukan
kewenangan dalam m elakukan upaya kesehat an.

Surveilans Gizi Pengungsi: Proses pengam at an keadaan gizi


pengungsi secara t erus m enerus unt uk pengam bilan
keputusan dalam menent ukan t indakan intervensi.

Suspek dem am berdarah dengue/ DBD ( dengue


hem orrhagic fever) : Dem am tinggi m endadak,
berlangsung t erus m enerus selam a > 2 hari, disert ai
salah satu at au lebih gejala ant ara lain, uji t orniquet
positif; pet ekia, ekim osis purpura; perdarahan mukosa,
epit aksis, perdarahan gusi; hem at emesis; dan m elena.

Tanggap darurat: Kegiat an-kegiat an yang diam bil segera


sesudah terjadi suatu bencana.

Tersangka hepatitis ( suspected hepatitis) : Penderit a


dengan warna kuning pada sklera m at anya.

Tim Reaksi Cepat ( TRC) : Tim yang sesegera mungkin


bergerak ke lokasi bencana set elah ada inform asi
bencana untuk m em berikan pelayanan kesehat an bagi
korban.

Tim Penilaian Cepat Kesehatan ( Rapid Health


assessm ent/ RHA team ) : Tim yang dapat
diberangkat kan bersam aan dengan Tim Reaksi Cepat
at au m enyusul untuk m enilai kondisi dan kebut uhan
pelayanan kesehat an.

177
Tim Bantuan Kesehatan: Tim yang diberangkat kan
untuk m enangani masalah kesehat an berdasarkan
laporan Tim RHA.

Tim rescue: Tim yang dibentuk khusus untuk


m enyelam at kan korban di lokasi bencana yang terdiri
dari t enaga m edis, petugas pem adam kebakaran, dan
SAR.

Tenaga Disaster Victim I dentification ( DVI ) : Tenaga


yang bert ugas m elakukan pengenalan kem bali jat i diri
korban yang ada akibat bencana.

Triase: Pengelom pokan korban yang didasarkan at as berat -


ringan traum a/ penyakit sert a kecepat an
penanganan/ pemindahannya.

178
D AFTAR PUSTAKA

WHO-WPR ( 2003) Em ergency Response Manual: Guidelines


for WHO Represent at ives and Count ry Offices in t he
West ern Pacific Region. Provisional Version. World
Healt h Organizat ion.

Dirj en Bina Pelayanan Medik (2005) Sist em


Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) .
Seri PPGD: Penanggulangan Penderit a Gawat
Darurat / General Em ergency Life Support (GELS) .
Cet akan ke- 2. Jakart a, Depkes RI .

Dirj en Pelayanan Kefarm asian dan Alat Kesehat an (2003)


Pedom an Pengelolaan Obat Bant uan Pasca Bencana.
Jakart a. Direkt orat Bina Obat Publik dan Perbekalan
Farm asi, Depkes RI .

Dirj en Pelayanan Kefarm asian dan Alat Kesehat an (2003)


Pedom an Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehat an
di Saat Bencana. Jakart a, Direkt orat Bina Obat Publik
dan Perbekalan Farm asi, Depkes RI .

I drus AP, Aryono DP, dan Gunt ur BH, ed. ( 2002)


Penat alaksanaan Korban Bencana Massal. Jakart a,
Depkes RI .

Dirj en Bina Kesehat an Masyarakat (2003) Buku Pedom an


Kesehat an Jiwa: Pegangan bagi kader kesehat an.
Jakart a, Direkt orat Kesehat an Jiwa Masyarakat ,
Depkes RI .

Depkes RI dan Kepolisian Negara RI (2006) Pedom an


Penat alaksanaan I dent ifikasi Korban Mat i pada
Bencana Massal. Cet akan ke-2. Jakart a, Depkes 2006.

179
Pusat Penanggulangan Krisis ( 2006) Draft Reference
Mat erial for Part icipant s PHEMAP 6 for t he
I nt ernat ional Training of Healt h Em ergency
Managem ent for Disast er. Jakart a, Depkes RI .

Team of Field Hospit al ( 2006) Final Report MOH- PMI Field


Hospit al May 28t h – July 04t h 2006, Bant ul Jogjakart a.
Bogor, RS PMI Bogor.

UNHCR ( 2001) Buku Pegangan Kedarurat an. Edisi ke-2,


Jakart a.

Dirj en Bina Pelayanan Medik ( 2005) Mat eri Teknis Medis


Khusus. Seri PPGD: Penanggulangan Penderit a Gawat
Darurat / General Em ergency Life Support (GELS) .
Cet akan ke- 2. Jakart a, Depkes RI .

UNHCR and I t s NGO Part ners ( 1999) Prot ect ing Refugees: A
Field Guide for NGOs. Geneva, UNHCR.

The Sphere Proj ect (2004) Hum anit arian Chart er and
Minim um St andards in Disast er Response. Geneva,
The Sphere Proj ect .

Keput usan Menkes RI No. 783/ Menkes/ SK/ X/ 2006.


Regionalisasi Pusat Bant uan Penanganan Krisis
Kesehat an akibat Bencana. Jakart a, Depkes RI .
Keput usan Menkes RI No. 064/ Menkes/ SK/ I I / 2006.
Pedom an Sist em I nform asi Penanggulangan Krisis
akibat Bencana. Jakart a, Depkes RI .

Keput usan Menkes RI No. 876/ Menkes/ SK/ XI / 2006.


Kebij akan dan St rat egi Nasional Penanganan Krisis dan
Masalah Kesehat an Lain. Jakart a, Depkes RI .

180
Keput usan Menkes RI No. 066/ Menkes/ SK/ I I / 2006.
Pedom an Manaj em en Sum ber Daya Manusia ( SDM)
Kesehat an dalam Penanggulangan Bencana. Jakart a,
Depkes RI .

Keput usan Menkes RI No. 1653/ Menkes/ SK/ XI I / 2006.


Pedom an Penanganan Bencana Bidang Kesehat an.
Jakart a, Depkes RI .

Cart er, W.N. ( 1991) Disast er Managem ent : A disast er


m anager’s handbook. Manila, Asian Developm ent
Bank.

181
Lampiran 1
Kebutuhan Tenaga Kesehatan sesuai Jenis Bencana

Je n is
No Je n is Te n a g a Kom pe t e n si Te n a ga Ju m la h
Be n ca n a
1 Gem pa Bum i Dokt er Bedah Um um & Or t hopedi Sesuai kebut uhan/
Spesialis rekom endasi t im RHA
Bedah Plast ik
Obgyn
Anest esi
Anak
Penyakit Dalam
Jiw a
DVI
Forensik
Dent al Forensik
D3 Peraw at Anaest esi dan per aw at m ahir Sesuai kebut uhan/
Mahir gaw at darurat ( em ergency rekom endasi t im RHA
nur sing) dasar dan lanj ut an ser t a
per aw at m ahir j iw a, OK/ I CU
Radiografer Ront gen Sesuai kebut uhan/
rekom endasi t im RHA
2 Banj ir Dokt er Bedah Um um & Or t hopedi Sesuai kebut uhan/
Bandang/ Spesialis rekom endasi t im RHA
Bedah Plast ik
Tanah
Longsor Obsgyn
Anaest esi
Anak
Penyakit Dalam
Pulm onologi
Kesehat an Jiw a
DVI
Forensik
Dent al Forensik
D3 Peraw at Anaest esi dan per aw at m ahir Sesuai kebut uhan/
Mahir gaw at darurat ( em ergency rekom endasi t im RHA
nur sing) dasar dan lanj ut an ser t a
per aw at m ahir j iw a, OK/ I CU
Radiografer Ront gent Sesuai kebut uhan/
rekom endasi t im RHA
3 Gunung Dokt er Bedah Um um Sesuai kebut uhan/
Melet us Spesialis rekom endasi t im RHA
Bedah Plast ik
Anaest esi dan ahli int ensive car e

182
Je n is
No Je n is Te n a g a Kom pe t e n si Te n a ga Ju m la h
Be n ca n a
Anak
Penyakit Dalam
Mat a
Kesehat an Jiw a
Forensik
Dent al Forensik
D3 Peraw at Anaest esi dan per aw at m ahir Sesuai kebut uhan/
Mahir gaw at darurat ( em ergency rekom endasi t im RHA
nur sing) dasar dan lanj ut an ser t a
per aw at m ahir j iw a, OK/ I CU
Radiografer Ront gent Sesuai kebut uhan/
rekom endasi t im RHA
4 Tsunam i Dokt er Bedah Um um & Or t hopedi Sesuai kebut uhan/
Spesialis rekom endasi t im RHA
Bedah Plast ik
Anaest esi
Anak
Penyakit Dalam
Pulm onologi
Kesehat an Jiw a
DVI
Forensik
Dent al Forensik
D3 Peraw at Anaest esi dan per aw at m ahir Sesuai kebut uhan/
Mahir gaw at darurat ( em ergency rekom endasi t im RHA
nur sing) dasar dan lanj ut an ser t a
per aw at m ahir j iw a, OK/ I CU
Radiografer Ront gent Sesuai kebut uhan/
rekom endasi t im RHA
5 Ledakan Dokt er Bedah Um um & Or t hopedi Sesuai kebut uhan/
Bom / Spesialis rekom endasi t im RHA
Bedah Plast ik
Kecelakaan
I ndust ri Anaest esi
Penyakit Dalam
Kesehat an Jiw a
DVI
Forensik
Dent al Forensik
D3 Peraw at Anaest esi dan per aw at m ahir Sesuai kebut uhan/
Mahir gaw at darurat ( em ergency rekom endasi t im RHA
nur sing) dasar dan lanj ut an ser t a
per aw at m ahir j iw a, OK/ I CU

183
Je n is
No Je n is Te n a g a Kom pe t e n si Te n a ga Ju m la h
Be n ca n a
Radiografer Ront gent Sesuai kebut uhan/
rekom endasi t im RHA
Sarj ana Ahli Kimia/ Toksikologi Sesuai kebut uhan/
Kim ia/ Teknik rekom endasi t im RHA
Lingkungan
6 Kerusuhan Dokt er Bedah Um um & Or t hopedi Sesuai kebut uhan/
Massal Spesialis rekom endasi t im RHA
Anaest esi
Penyakit Dalam
Psikiat er/ Psikologi
DVI
Forensik
Dll t enaga
D3 Peraw at Anaest esi dan per aw at m ahir Sesuai kebut uhan/
Mahir gaw at darurat ( em ergency rekom endasi t im RHA
nur sing) dasar dan lanj ut an ser t a
per aw at m ahir j iw a, OK/ I CU
Radiografer Ront gent Sesuai kebut uhan/
rekom endasi t im RHA
7 Kecelakaan Dokt er Bedah Um um & Or t hopedi Sesuai kebut uhan/
Transport asi Spesialis rekom endasi t im RHA
Bedah Plast ik
Anaest esi
Penyakit Dalam
DVI
Forensik
Dent al Forensik
D3 Peraw at Anaest esi dan per aw at m ahir Sesuai kebut uhan/
Mahir gaw at darurat ( em ergency rekom endasi t im RHA
nur sing) dasar dan lanj ut an ser t a
per aw at m ahir j iw a, OK/ I CU
Radiografer Ront gent Sesuai kebut uhan/
rekom endasi t im RHA
8 Kebakar an Dokt er Pulm onologi Sesuai kebut uhan/
Hut an Spesialis Penyakit Dalam rekom endasi t im RHA

Radiografer Ront gen Sesuai kebut uhan/


rekom endasi t im RHA

184
Lampiran 2
Pengorganisasian Sistem Inform asi Bencana

Pe n gor ga n isa si a n
No Tin gk a t Sa ra n a da n
Orga n isa si Pe m bia y a a n Koordin a si
 Penanggung j aw ab :
Pra sa ra n a
1. Pusat Mem anfaat k an Menggunak an Penyelenggar
Kepala Pusat sar ana anggar an aan sist em
Penanggulangan inform asi dan operasional inform asi
Krisis Depar t em en kom unikasi Pusat bencana
Kesehat an Pelaksana yang dim iliki Penanggulangan bekerj asam a
t ek nis : Unit Kerj a Pusat Krisis dengan lint as
yang dit unj uk oleh Penanggulang Depart em en program dan
Sekret aris Jender al an Krisis Kesehat an y ang lint as sekt or
Depart em en Depart em en ada dan at au t er m asuk
Kesehat an secara Kesehat an m enggunak an LSM dan
t er t ulis m elalui dan unit k erj a sum ber dana sekt or sw ast a
Keput usan Sek ret aris t er kait lain pot ensial
Jender al Depart em en

 Tenaga pelakasa
Kesehat an

t ek nis: m inim al
set ingkat S- I y ang
m em iliki
kem am puan dalam
pengelolaan dat a
dan infor m asi

2. Provinsi  Penanggung j aw ab : Mem anfaat k an Menggunak an Penyelenggar a


Kepala Dinas sar ana anggar an an sist em

 Pelaksana t eknis :
Kesehat an Provinsi inform asi dan operasional inform asi
kom unikasi Dinas Kesehat an bencana
Unit Kerj a yang yang dim iliki Provinsi yang bekerj asam a
dit unj uk secar a oleh Dinas ada dan at au dengan lint as

 Tenaga pelakasa
t er t ulis. Kesehat an m enggunak an sekt or
Provinsi at au anggar an t er m asuk LSM
t ek nis : m inim al inst it usi lain penanggulangan dan sek t or
set ingkat S- I t er kait bencana y ang sw ast a
kem am puan dalam ada di pot ensial
pengelolaan dat a Pem erint ah
dan infor m asi Provinsi

3. Kabupat en/  Penanggung j aw ab : Mem anfaat k an Menggunak an Penyelenggar a


Kot a Kepala Dinas sar ana anggar an an sist em
Kesehat an inform asi dan operasional inform asi

 Pelaksana t eknis :
Kabupat en/ Kot a kom unikasi Dinas Kesehat an bencana
yang dim iliki Kabupat en/ Kot a bekerj asam a
Unit Kerj a yang oleh Dinas yang ada dan dengan lint as
dit unj uk secar a Kesehat an at au sekt or

 Tenaga pelakasa
t er t ulis Kabupat en/ Ko m enggunak an t er m asuk LSM
t a at au anggar an dan sek t or
t ek nis : m inim al inst it usi lain penanggulangan sw ast a
set ingkat D- I I I yang t er kait bencana y ang pot ensial
m em iliki ada di

185
Pe n gor ga n isa si a n
No Tin gk a t Sa ra n a da n
Orga n isa si Pe m bia y a a n Koordin a si
Pra sa ra n a
kem am puan dalam Pem erint ah
pengelolaan dat a Kabupat en/ Kot a

 Penanggung j aw ab :
dan infor m asi
4. Pusk esm as Mem anfaat k an Menggunak an Penyelenggar a

 Pelaksana t eknis :
Kepala Puskesm as sar ana anggar an an sist em
inform asi dan operasional inform asi
St af Puskesm as y ang kom unikasi Pusk esm as yang bencana
dit unj uk oleh Kepala yang dim iliki ada dan at au bekerj asam a
Pusk esm as secar a oleh m enggunak an dengan lint as

 Tenaga pelakasa
t er t ulis Pusk esm as anggar an sekt or
at au inst it usi penanggulangan t er m asuk LSM
t ek nis : m inim al lain di t ingkat bencana y ang dan sek t or
set ingkat SMU yang kecam at an ada di sw ast a
m em iliki Pem erint ah pot ensial
kem am puan dalam Kabupat en/ Kot a
pengelolaan dat a set em pat
dan infor m asi

186
Lampiran 3
Form Pelaporan Awal Kejadian Bencana (FORM B-1)

A. JEN I S BEN CAN A


…………………….

B. D ESKRI PSI BEN CAN A


......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... ........
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... ......... ...
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ...

C. LOKASI BEN CAN A

1. Dusun : ............ ...... ....... ...... ...


2. Desa/ Kelurahan : ............ ...... ....... ...... ...
3. Kecam at an : ............ ...... ....... ...... ...
4. Kabupat en/ Kot a : ............ ...... ....... ...... ...
5. Provinsi : ............ ...... ....... ...... ...
6. Let ak Geografi :
a. Pegunungan
b. Pulau/ Kepulauan
c. Pant ai
d. Lain-lain (sebut kan) : ............ ...... .....

D . W AKTU KEJADI AN BEN CAN A


......... ...../ .... ....... .../ 200.....
Pukul .............

E. JUM LAH KORBAN

1. Meninggal : ............ ...... ....... . j iwa


2. Hilang : ............ ...... ....... . j iwa
3. Luka Berat : ............ ...... ....... . j iwa
4. Luka Ringan : ............ ............. . j iwa
5. Pengungsi : ............ .. j iwa ..... KK
6. Lokasi pengungsian : ............ ...... ....... .

187
F. FASI LI TAS UM UM

□ Mudah dij angkau, m enggunakan .............. .


1. Akses ke lokasi kej adian bencana :

□ Sukar, karena .............. ....... ...... ....... ...... .

2. Jalur kom unikasi yang m asih dapat digunakan:


......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... .

□ Baik
3. Keadaan j aringan list rik :

□ Terput us
□ Belum t ersedia/ belum ada

G. SARAN A KESEH ATAN YAN G RUSAK

1. Jum lah dan Jenis Fasilit as Kesehat an

Sarana Kesehat an Kondisi Bangunan Fungsi Pelay anan


Rusak Tidak Ya Tidak
a. RS
b. Pusk esm as
c. Pust u
d. Gudang Farm asi
e. Polindes

□ Cukup
2. Sum ber air bersih yang digunakan

□ Tidak cukup

H . UPAYA PEN AN GGULAN GAN YAN G TELAH


D I LAKUKAN
1. ......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... .......
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ......
2. ......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... .......
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ......
3. dst .

188
I . BAN TUAN SEGERA YAN G D I PERLUKAN
1. ......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... .......
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... .....
2. ......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... .......
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ......
3. ......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... .......
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ......
4. dst

......... ...../ .. ....... .../ 200.....

Kepala Puskesm as ................ ....

( .......... ...... ....... ...... ....)


NI P.

189
Lampiran 4
Form Kejadian Bencana (FORM B-2)

A. JEN I S BEN CAN A : …………………….

B. D ESKRI PSI BEN CAN A :


......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ......
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... .
......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... .

C. LOKASI BEN CAN A

1. Dusun : ......... ....... ...... ....... .....


2. Desa/ Kelurahan : ......... ....... ...... ....... .....
3. Kecam at an : ......... ....... ...... ....... .....
4. Kabupat en/ Kot a : ......... ....... ...... ....... .....
5. Provinsi : ......... ....... ...... ....... .....
6. Let ak Geografi : a. Pegunungan
b. Pant ai
c. Pulau/ Kepulauan
d. Lain-lain ( sebut kan)

D . W AKTU KEJAD I AN BEN CAN A :


......... ...../ .. ....../ 200.....
Pukul .............

E. JUM LAH PEN D UD UK YAN G TERAN CAM


............. Jiwa ......... KK

F. JUM LAH KORBAN

1. Meninggal : ............ .. j iwa, Balit a : ...... j iwa


2. Hilang : ............ .. j iwa
3. Luka Berat : ............ .. j iwa
4. Luka Ringan : ............ .. j iwa

190
5. Pengungsi : ............ .. j iwa .......... . KK
Lokasi pengungsian : ............. ...... .......

 Bayi
Jum lah kelom pok rent an pada pengungsi :

 Balit a
: ........... j iwa

 I bu Ham il
: ........... j iwa

 I bu Menyusui
: ........... j iwa

 Lansia
: ........... j iwa
: ........... j iwa

 Puskesm as .............. ...


6. Jum lah korban yang diruj uk ke :

 Rum ah Sakit ...............


Jum lah : ................. ... j iwa

Jum lah : ................. ... j iwa

G. SARAN A KESEH ATAN YAN G RUSAK

Sarana Kesehat an Kondisi Bangunan Fungsi Pelay anan


Rusak Tidak Ya Tidak
a. RS
b. Pusk esm as
c. Pust u
d. Gudang Farm asi
e. Polindes

1. Jum lah dan Jenis Fasilit as Kesehat an

2. Sum ber Air Bersih :


a. Sum ur Gali : ............ buah
b. SPT : ............ . buah
c. PMA : ............ buah
d. PAH : ............ buah
e. Perpipaan : ............ . buah
f. Lain-lain ( sebut kan) : ............. buah

3. Sarana Sanit asi dan Kesehat an Lingkungan


a. Jam ban Keluarga : ............ buah
b. MCK : ............ . buah
c. Lain-lain (sebut kan) : .......... .... buah

191
H . FASI LI TAS UM UM

□ Mudah dij angkau, m enggunakan .............. ..


1. Akses ke lokasi kej adian bencana :

□ Sukar, karena .............. ....... ...... ....... ...... .

2. Jalur kom unikasi yang m asih dapat digunakan:


......... ....... ...... ....... ...... ....... ...... ...... ....... ...... ..

□ Baik
3. Keadaan j aringan list rik :

□ Terput us
□ Belum t ersedia/ belum ada

I . KON D I SI SAN I TASI DAN KESEHATAN LI N GKUN GAN


D I LOKASI PEN AMPUN GAN PEN GUN GSI

□ bangunan permanen □ bangunan darurat


No. Jenis Fasilit as Kondisi
1. Jenis t em pat

□ memadai (min. 10 m 3 / or) □ tidak memadai


penam pungan
2. Kapasit as
penam pungan

□ memadai (min. 20 □ tidak memadai


pengungsi
3. Kapasit as
peny ediaan air L/ or/ h r)

□ memadai (min. 20 or/1 □ tidak memadai


bersih
4. Sarana MCK

□ memadai (m in. 3 m 3 / 60 □ tidak memadai


MCK)
5. Tem pat
pem buangan or)

□ memadai (min. 4 m dari □ tidak memadai


sam pah
6. Sarana SPAL

□ Ada □ Tidak ada


penam pungan)
7. Penerangan

192
J. KESI APAN LOGI STI K

□ Tidak ada □ Kurang □ Cukup


1. Obat dan Bahan Habis Pakai :

□ Tidak ada □ Kurang □ Cukup


2. Alat Kesehat an:

□ Tidak ada □ □
3. Bahan Sanit asi

□ Tidak ada □ □
a. Kaporit : Kurang Cukup

□ Tidak ada □ □
b. PAC : Kurang Cukup

□ Tidak ada □ □
c. Aquat ab: Kurang Cukup

□ Tidak ada □ □
d. Kant ong sam pah: Kurang Cukup
e. Repellent lalat : Kurang Cukup

□ Tidak ada □ Kurang □ Cukup


4. Ket ersediaan Pangan:

K. SARAN A PEN D UKUN G PELAYAN AN KESEH ATAN

□ Tidak ada □ Kurang □ Cukup


1. Transport asi operasional pelayanan kesehat an

□ Tidak ada □ Kurang □ Cukup


2. Alat kom unikasi:

□ Tidak ada □ Kurang □ Cukup


3. Sarana list rik unt uk pelayanan kesehat an:

L. UPAYA PEN AN GGULAN GAN YAN G TELAH


D I LAKUKAN
1. ................... ...... ....... ...... ..
2. ................... ...... ....... ...... ..
3. ................... ...... ....... ...... ...
4. dst

M . BAN TUAN YAN G D I PERLUKAN


1. ................... ...... ....... ...... ..
2. ................... ...... ....... ...... ..
3. ................... ...... ....... ...... ...
4. dst

193
N . REN CAN A TI N D AK LAN JUT
1. ................... ...... ....... ...... ..
2. ................... ...... ....... ...... ..
3. ................... ...... ....... ...... ...
4. dst

............../ . ...... ......./ 200......

Menget ahui,
Pet ugas yang m elaporkan Kepala Dinas Kesehat an
Kab/ Kot a ................ ....

NI P. NI P.

194
Lampiran 5
Form Pelaporan Perkem bangan Kejadian Bencana (FORM
B-3)

Tanggal/ Bulan/ Tahun : ……………………………...


Jenis Bencana : …………………………......
Lokasi Bencana : ……………………………….
Wakt u Kej adian Bencana : ……………………………….

A. JUM LAH KORBAN KEADAAN TERAKHI R


1. Meninggal : ............ .. j iwa, Balit a : ....j iwa
2. Hilang : ............ .. j iwa
3. Luka Berat : ............ .. j iwa
4. Luka Ringan : ............ .. j iwa
5. Pengungsi : ............ .. j iwa .......... . KK
Lokasi pengungsian : ............ ...... ....... .

 Bayi
Jum lah kelom pok rent an pada pengungsi :

 Balit a
: ........... j iwa

 I bu Ham il
: ........... j iwa

 I bu Menyusui
: ........... j iwa

 Lansia
: ........... j iwa
: ........... j iwa

 Puskesm as .............. ...


6. Jum lah korban yang diruj uk ke :

 Rum ah Sakit ...............


Jum lah : ................. ..... j iwa

Jum lah : ................. ..... j iwa

195
B. PERKEMBAN GAN KON D I SI KESEHATAN
KORBAN

1. Jum lah Korban

Fasilit as Korban Masih Korban Korban Korban


Ket .
Kesehat an Dirawat Meninggal Pulang Diru j uk
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6)

Jum lah

2. Jenis Penyakit Rawat Jalan di Fasilit as Kesehat an


( RS, Puskesm as, Posko Kesehat an)

Um ur Sex
No. Diagnosa
0- 5 t h > 5 th Jum lah L P Jum lah
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7) ( 8)

Jum lah

3. Jenis Penyakit Rawat I nap di Fasilit as Kesehat an


( RS, Puskesm as, Posko Kesehat an)

Um ur Sex
No. Diagnosa
0- 5 t h > 5 th Jum lah L P Jum lah
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7) ( 8)

Jum lah

196
C. UPAYA PEN AN GGULAN GAN YAN G TELAH
D I LAKUKAN
1. ................ ....... ...... ....... ....
2. ................ ....... ...... ....... ....
3. ................ ....... ...... ....... .....
4. dst

D . BAN TUAN SEGERA YAN G DI PERLUKAN


1. ................ ....... ...... ....... ....
2. ................ ....... ...... ....... ....
3. ................ ....... ...... ....... .....
4. dst

E. REN CAN A TI N D AK LAN JUT


1. ................ ....... ...... ....... ....
2. ................ ....... ...... ....... ....
3. ................ ....... ...... ....... .....
4. dst

......./ ... ...... ..../ 200...


Menget ahui,
Kepala Dinas Kesehat an Pet ugas yang
m elaporkan

NI P. NI P.

197
Lampiran 6
Form Pelaporan Kejadian Bencana Melalui Short Message
Service (SMS) (FORM B-4)

Tanggal/ Bulan/ Tahun ( TBT) : .…………………………


Jenis bencana ( JB) : ……………………......
Lokasi bencana ( LOK) : ..………………………
Wakt u kej adian bencana ( PKL) : ..………………………
Jum lah penduduk t erancam ( PAR) : ..………………………

Jum lah Korban


a. Meninggal ( M GL) : …………Orang
b. Hilang ( HLG) : ………… Orang
c. Luka berat ( LB) : ………… Orang
d. Luka ringan ( LR) : ………… Orang
e. Dirawat
- Puskesm as ( RW P) : ……………Orang
- Rum ah Sakit ( RW S) : ..…….… Orang
f. Pengungsi : ………… Orang
g. Jum lah Poskes : ..……… Buah

198
Lampiran 7
Form BA-2 Laporan Keadaan Logistik Program PP-PL

.............., .................
Kepala Dinas Kesehatan
Kab./ Kot a ..................

JUMLAH JUMLAH USULAN


JENI S LOGI STI K RUSAK BAI K KEBUTUHAN KETERANGAN
1. Vak sin
a. DPT
b. BCO
c. Polio
d. Cam pak
e. TT
f. Hb
2. Lem ari es
3. Freezer
4. Obat-obatan prog:
a. Malaria
- KinaHCL25%
- Chlorokuin
- Lainnya
b. I SPA
- Kotrimoksasol
- Am oksilina
- Am pisilina
- OBH
- OBT
c. TBC
- KAT I
- KAT I I
- KAT I I I
- Sisipan
- Lainny a
d. Diare
- Or alit
- RL
- Infus set
- Wing Neddle
- Lainnya
e. DBD
- Abat e
- Malathion
- Lainnya ..........
f. Alat foggin g

199
JUMLAH JUMLAH USULAN
JENI S LOGI STI K RUSAK BAI K KEBUTUHAN KETERANGAN
- ULV
- Swin g fog/ in fog
g. Pen yehat an
Lin gkun gan
- Kaporit
- PAC
- Aquatab

200
Lampiran 8
Form BA-3 Register Harian Penyakit Pada Korban Bencana

Poskes : .............. ..
Kecam at an : ............
Kab./ Kot a : .............. ..
Tanggal : .............. .. Bulan : ............

No. NAMA UMUR L/ P ALAMAT ALAMAT


PENDERI TA

201
202
Lampiran 10
Form BA-5 Laporan Mingguan Penyakit Korban Bencana

Tanggal Kej adian Bencana : ............ Bulan : ............


Nam a Poskes : ............ Desa : ............
Kecam at an : ............ Kab/ Kot a : ............
Minggu Kej adian Ke : ............

Nam a Kelom pok Um ur


No.
Penyakit < 1 th 1- 5 t h > 5 th Tot al

........................, ....................
Koordinat or Poskes,

203
Lampiran 11
Form BA-6 Register Harian Kematian Korban Bencana

Poskes / PKM : ............ ...... .... Kab/ Kot a : ..............


Tanggal : ............ ...... ....

Nam a Um ur Tanggal Sebab


Nam a Alam at
KK L P Mat i Kem at ian

204
Lampiran 12
Form BA-7 Laporan Mingguan Kem atian Korban Bencana

Poskes / PKM : ............ ...... Kab/ Kot a : ..............


Tanggal : ...........s/ d.... ... Bulan : ..............

Nam a Um ur Tanggal Sebab


Nam a Alam at
KK L P Mat i Kem at ian

………………………………..,……………………………

Koordinat or Poskes,

205
Lampiran 13
Checklist untuk Perencanaan Kunjungan Lapangan

Pe r sia pan u n t u k ku n j un ga n la pa n gan

Pe ser t a
Anggot a t eam harus:
t erdiri dari gabungan beberapa personel dengan
ket eram pilan yang berm acam -m acam bergabung dengan
perwakilan dari Kem ent erian Kesehat an, aparat pem erint ah
lainnya dan at au st af dari organisasi lainnya

I n for m a si da n in st ru k si ya n g h a ru s dibe r ika n se be lu m

▪ Dat a dasar yang ada m engenai daerah yang akan


be r a n gk a t

▪ I nform asi sit uasi t erkini yang t ersedia ( yang berasal


dikunjungi

▪ Daft ar kont ak person di kant or-kant or pem erint ah dan


dari invest igasi sebelum nya)

organisasi lainnya ( apakah kont ak-kont ak ini t elah

▪ I nform asi m engenai kendaraan dan alat t ransport asi


diinform asikan m engenai m isi kunj ungan ini?)

yang akan digunakan at au diharapkan t ersedia di

▪ Pet unj uk keselam at an dan keam anan pribadi ( bila


lapangan

▪ Peringat an- peringat an unt uk m enj aga kesehat an


kondisinya t idak am an)

▪ pet unj uk unt uk berhubungan dengan wart awan


m asing-m asing

▪ Surat ijin at au surat t ugas resm i unt uk keperluan


H a l- h a l ya n g h a r u s diba w a se r t a :

perj alanan ke dan di daerah bencana; ( di beberapa


sit uasi dengan resiko t inggi, kadangkala diperlukan

▪ Kebut uhan pribadi lainnya: berusahalah unt uk m andiri,


pengawal resm i)

t idak t ergant ung pada orang lain dalam hal m akanan

206

dan kebut uhan pribadi lainnya


Alat kom unikasi


Lapt op, print er j inj ing dan kert as


Form ulir, penghapus, st apler dan selot ip
Jika bepergian m elalui j alan darat : air (unt uk m inum


dan radiat or) , bensin, oli dan suku cadangan ut am a
Jika bepergian di daerah pelosok at au daerah yang
t idak am an: barang- barang survival
H a l- h a l ya n g h a r u s dik er j a k a n se t iba n ya di da e r a h
tujuan

▪ keadaan secara rut in


Saat kedat angan, secepat nya:

▪ Hubungi aparat pem erint ah set em pat , pet ugas


kesehat an, pekerj a kesehat an, t okoh m asyarakat dan

▪ Kunjungi fasilit as kesehat an, inst alasi air bersih dan


perwakilan LSM lain yang t elah berada dit em pat

sanit asi, sum ur rum ah t angga, t em pat t inggal penduduk


sem ent ara, posko- posko kesehat an, inst it usi pelayanan
sosial, t oko obat dan alat m edis, dan fasilit as logist ik

▪ Tanggal dan it enerary


Con t oh for m a t la por a n k u nj u n gan la pa n gan

▪ Part isipan
▪ Tuj uan at au ToR
▪ Orang- orang yang dihubungi
▪ Ringkasan t em uan/ pengam at an
a. Kondisi pelayanan dan fungsi kesehat an m asyarakat
b. St at us gizi
c. Keperluan dasar dan akibat nya bagi kesehat an apabila
t idak t erpenuhi
d. Masalah khusus pada anak- anak dan perem puan
e. St rukt ur dan kapasit as kom unit as dan pem erint ahan
set em pat
f. I nform asi m engenai inst it usi-inst it usi lain dan
lokasinya

207
▪ Kesim pulan dari ringkasan: t indak lanj ut yang
diperlukan
Buat lah salinan dari dokum en yang didapat kan di lapangan.
Jangan sekali- kali m em bawa dokum en aslinya.

208
Lampiran 14
Nilai Referensi untuk Keadaan Em ergensi

I n dik a t o r Su a t u Ke a da a n Em e rge n si

N ila i Ba t a sa n u n t u k Em e r ge n si Le bih da r i
St at us Kesehat an
Angk a Kem at ian Kasar per hari 1 x 10.000 penduduk
Angk a Kem at ian usia < 5 t ahun per hari 2 X 10.000 anak usia <5
t ahun
St at us Gizi
Malnut risi Ak ut ( BB/ TB at au LLA) u sia 10 – 15 % anak usia < 5 t ahun
< 5 t ahun
Angk a Pert um buhan usia < 5 t ahun 30% anak - anak y ang
dim onit or
Berat Badan Lahir Rendah ( < 2,5 k g) 7% dari lahir hidup

St a n da r st ru k t u r pe n du du k

Ke lom pok U m u r Ra t a - r a t a di Pe n du du k ( % )
0- 12 bulan 2,9
1- 4 t ahun 14
5- 9 t ahun 11,7
10- 14 t ahun 10,5
15- 19 t ahun 9,5
20- 55 t ahun 37,1
> 55 t ahun 7,5
I bu Ham il 3

Ya n g dibu t u h k a n sa a t e m e r ge n si

Air I n dik a t o r Ra t a - r a t a Ke bu t u h a n
Kuant it as
Hari k e 1 – 2 Lit er/ or ang/ hari 5
Hari berik ut ny a Lit er/ or ang/ hari 15 – 20
Pusk esm as dan RS Lit er/ or ang/ hari 50
Bagian Bedah dan Lit er/ or ang/ hari 100
Kebidanan
Dapur RS Lit er/ or ang/ hari 10
Kualit as 200
Fisik Jernih, t idak berbau, 100%

209
Ya n g dibu t u h k a n sa a t e m e r ge n si

Air I n dik a t o r Ra t a - r a t a Ke bu t u h a n
t idak berasa
Mik robiologis Jum lah E.Coli/ LPB < 10
Kim ia pH 6,8 – 7,5
Tangk i penam pungan
Jarak t angk i dari hunian Met er Minim um 30 m ,( m ax
500m )
Kran air Buah 6 - 8 buah k ran
Kapasit as Orang 250 orang/ k ran

Ma kanan I n dik a t o r Ra n su m / ora n g/ h a r i


Dewasa
Karbohidrat K.Kalori 2.100
Prot ein Gram 50
Lem ak Gram 40
( anak )
Karbohidrat K.Kalori 850
Prot ein Gram 15
Lem ak Gram 10

Sa n it a si I n dik a t o r Ke bu t u h a n
I dealny a 1 WC/ k eluarga;
Jam ban Unit Hari k e 1 m inim al 1 WC
50- 100 orang, hari
selanj ut ny a 1 WC unt uk 20
orang ( Mak s 50 m et er dari
hunian, Min 30 m et er dari
sum ber air)
Sabun gram 250gr/ orang/ bulan
Tem pat Pem buangan Kant ong 1 Kant ong ( 1m x 0,6m )
Sam pah per 1- 3 k eluarga
Tem pat sam pah 50- 100 lt unt uk 25–50
orang/ hari

3 .5 Ru a n ga n untuk Ra t a - r a t a k e bu t u h a n
a k om oda si
Kebut uhan I ndiv idual 4m 2/ orang
( hany a di t em pat
pengungsian)
Kebut uhan Kolek t if, 30m 2/ orang
t erm asuk t em pat
pengungsian, sanit asi,
pelay anan, k egiat an
m asy arak at , gudang dan
ak ses

210
Lampiran 15
Penatalaksanaan Diare

Pe n ila ia n De r a j a t D e h idr asi Pe n de r it a D ia re

A B C
1. LI HAT :
Keadaan um um Baik , sadar * Gelisah, rewel * Lesu at au t dk sadar

Mat a Norm al Cek ung Sangat cek ung dan


k ering

Air m at a Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut & lidah Basah Kering Sangat k ering

Rasa haus Minum biasa * Haus, m inu m * Malas m inu m at au


bany ak t idak bisa m inum

2. PERI KSA:
Turgor Kulit Kem bali * Kem bali * Kem bali sangat
cepat lam bat lam bat

3. DERAJAT Tanpa Dehidrasi ringan Dehidrasi berat


DEHI DRASI dehidrasi / sedang

Bila ada 1 t anda * Bila ada 1 t anda *


dit am bah 1 at au dit am bah 1 at au lebih
lebih t anda lain t anda lain

4. TERAPI Rencana Rencana Terapi B Rencana Terapi C


Terapi A

211
Re nca n a Pe n goba t an D ia r e D i Ru m a h

▪ Te ru sk a n m e n gob a t i a n a k dia re diru m a h


GUN AKAN CARA I N I UN TUK M EN GAJARI I BU

▪ Berik an pengobat an awal bila t erk ena diare lagi

TERAN GKAN TI GA CARA PEN GOBATAN DI ARE DI RU M AH

1 . Be rik a n a n a k le bih ba n y a k ca ir a n d a r ipa d a bia sa n ya u n t u k m e n ce ga h


de h idr a si
Gunak an cairan ru m ah t angga y ang dianj urk an sepert i larut an oralit ,
m ak anan y ang cair ( sepert i sup, air t aj in) . Gunak an larut an oralit unt uk
anak sepert i dij elask an dalam dibawah.
( cat at an: j ik a anak y ang sak it berusia < 6 bulan dan belum m ak an
m ak anan padat , lebih baik diberi oralit dan air m at ang


daripada m ak anan y ang cair ) .
Berik an larut an ini sebany ak anak m au. Berik an j um lah larut an oralit


sepert i dibawah sebagai penunt un.
Terusk an pem berian larut an ini hingga diare berhent i.


2 . Be ri a n a k m a k a n a n u n t u k m e n ce ga h k u ra n g giz i


Terusk an ASI
Bila anak t idak m endapat ASI berik an susu y ang biasa diberik an. Unt uk
anak < dari 6 bulan dan belum m endapat m ak anan padat , dapat


diberik an susu y ang dicairk an dengan air y ang sebanding selam a 2 hari
Bila anak 6 bulan at au lebih at au t elah m endapat k an m ak anan padat :
- Berik an bubur at au cam puran t epung lainny a, bila m ungk in dicam pur
dengan k acang- k acangan, say ur, daging at au ik an. Tam bahk an 1
at au 2 sendok t eh m iny ak say ur t anpa porsi.
- Berik an sari buah segar at au pisang halus unt uk m enam bah k alium
- Berik an m ak anan y ang segar. Masak dan halusk an at au t um buk
m ak anan dengan baik .
- Dorong anak unt uk m ak an, berik an m ak anan sedik it ny a 6 kali sehari
- Berik an m ak anan y ang sam a set elah diare berhent i dan berik an
m ak anan t am bahan set iap hari selam a 2 m inggu.

3 . Ba w a ana k k e pe tugas k e se ha t a n bila ana k t ida k m e m ba ik


da la m 3 h ar i a t a u m e nde r it a sebega i ber ik ut .


Buang air besar cair sering sekali


Muntah berulang-ulang


Sangat haus sekali


Makan at au m inum sedikit


Dem am
Tinj a berdarah

212
AN AK H ARU S DI BERI ORALI T DI RUM AH BI LA:


Set elah m endapat Rencana Pengobat an B dan C


Tidak dapat k em bali k epada pet ugas k esehat an bila diare m em buruk
Mem berik an oralit k epada sem ua anak y ang diare dengan dat ang kepet ugas
k esehat an m erupak an k ebij ak sanaan pem erint ah.

Ca r a M e n yia pk an Or a lit :
1) Cuci t angan pakai sabun.
2) Siapkan air 1 gelas ( 200 cc) yang sudah dim asak,
sam pai m endidih.
3) Masukkan 1 bungkus oralit kedalam gelas yang berisi air
m at ang.
4) Aduk sam pai larut .
5) Minum kan ke penderit a.

Ta k a r an M e m bu a t Ora lit

Usia 3 Ja m Se la n j u t n ya se t ia p k a li
Pe rt a m a m e n cre t
< 1 t ahun 1½ gelas ¼ - ½ gelas
1 – 4 t ahun 3 gelas ½ - 1 gelas
5 - 12 t ahun 6 gelas 1 - 1½ gelas
> 12 t ahun 12 gelas 1½ - 2 gelas

Jika anak akan diberi larut an oralit dirum ah, t unj ukkan
kepada ibu j um lah oralit yang diberikan set iap habis buang
air besar dan berikan oralit cukup unt uk 2 hari:

UM UR JM L ORALI T YAN G JM L ORALI T SESUAI YAN G


DI BERI KAN TI AP DI SEDI AKAN DI RUM AH
BAB

* 12 Bulan 50 – 100 m l 400 m l/ hari ( 2 bungk us)

1 – 4 t ahun 100 – 200 m l 600 – 800 m l/ har i, 3- 4 bungk us


* 5 t ahun 200 – 300 m l 800 – 1000 m l/ hari, 4- 5 bungk us

Dewasa 300 – 400 m l 1200 – 2800 m l/ hari

213
TUN JUKKAN KEPADA I BU CARA M EN CAM PUR ORALI T

TUN JUKKAN KEPADA I BU CARA M EM BERI ORALI T



Perkirakan kebut uhan oralit unt uk 2 hari
Berikan sesendok t he t iap 1-2 m enit unt uk anak


dibawah um ur 2 t ahun


Berikan beberapa t eguk dari gelas unt uk anak lebih t ua
Bila anak m unt ah, t unggulah 10 m enit . Kem udian
berikan cairan lebih sedikit ( m isalnya sesendok t iap 1- 2


m enit ) .
Bila diare berlanj ut set elah bungkus oralit habis,
berit ahu ibu unt uk m em berikan cairan lain sepert i
dij elaskan dalam cara pert am a at au kem bali kepada
pet ugas kesehat an unt uk m endapat t am bahan oralit .

Un t u k M a sala h La in

▪ Obat i penderit a selam a 5 hari dengan ant ibiot ika oral


Periksa ada t idaknya darah pada t inj a, bila ada, m aka:

▪ Aj ari ibu cara m em beri m akan pada anak sepert i


yang dianj urkan unt uk shigella ( kot rim oksasol)

▪ Periksa anak kem bali set elah 2 hari, apabila anak


dij elaskan dalam Rencana Terapi A.

( penderit a) :
o Usianya kurang dari 1 t ahun
o Sebelum nya pernah m enderit a dehidrasi

▪ Tidak m em baik.
o Masih ada darah dalam t inj a.

▪ Apabila t inj a m asih berdarah set elah 2 hari gant i dengan


ant ibiot ika kedua yang dianj urkan unt uk shigella.

▪ Apabila m ungkin lakukan pem eriksaan unt uk E.


Berikan selam a 5 hari.

hist olit ica (bent uk t ropozoid A dengan sel darah m erah


di dalam nya) . Apabila posit if, beri obat ant i- am oeba.

214
Ka pa n M u la i Dia re

▪ Ruj uk ke rum ah sakit bila anak ( penderit a) :


Apabila diare t elah berlangsung selam a 14 hari at au lebih:

a. Usianya kurang dari 6 bulan t ahun


b. Mengalam i dehidrasi ( rujuk anak set elah

▪ Apabila diare belum berlangsung selam a 14 hari, aj ari


dehidrasinya diat asi)

ibu cara m em beri m akansesuai t erapi A disam ping j uga:


a. Berikan ½ porsi susu yang biasa diberikan dit am bah
bubur nasi + t em pe
b. Berikan bubur dit am bah m inyak sayur, kacang,
daging at au ikan ( m akanan pendam ping ASI ) 6 kali

▪ Anj urkan ibu unt uk m em bawa kem bali anaknya set elah
sehari.

5 hari:
a. Bila diare t idak berhent i, rujuk ke rum ah sakit

√ Meneruskan m akanan yang biasa diberikan


b. Bila diare berhent i, anj urkan ibu unt uk:

√ Sesudah 1 m inggu, m ulai dengan m em berikan

√ Mem berikan m akanan ekst ra set iap hari selam a 1


susu yang sepert i biasa

bulan.

Pe rh a t ik a n Ta n da Gizi Bu r uk

▪ Jangan berusaha m erehidrasi sendiri, rujuk langsung ke


Bila Anak m enderit a gizi buruk:

▪ Beri oralit 5 m l/ kg BB/ j am selam a dalam perj alanan


rum ah sakit .

dan t unj ukkan cara m em berikannya.

215
REN CAN A TERAPI B
UN TUK TERAPI DEH I D RASI RI N GAN / SEDAN G

JUMLAH ORALI T YANG DI BERI KAN DALAM 3 JAM PERTAMA:

ORALI T yang diberikan dihit ung dengan m engalikan BERAT


BADAN penderit a (kg) dengan 75 m l

Bila berat badan anak t idak diket ahui dan/ at au unt uk


m em udahkan di lapangan, berikan obat sesuai t abel
berikut .

Usia < 1 t ahun 1- 4 t ahun > 5 t ahun Dewasa


Volum e 300 m l 800 m l 1.200 m l 2.400 m l
Oralit



Bila anak m enginginkan lebih banyak oralit , berikan.


Buj uk ibu unt uk m eneruskan ASI .
Unt uk bayi usia kurang dari 6 bulan yang t idak
m endapat kan ASI , berikan j uga 100 – 200 m l air m asak
selam a m asa it u.

AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU I BU


MEMBERI KAN ORALI T



Tunj ukkan j um lah cairan yang harus diberikan.
Tunj ukkan cara m em berikannya sesendok t eh set iap 1- 2
m enit unt uk anak usia di bawah 2 t ahun, beberapa


t eguk dari cangkir unt uk anak yang lebih t ua.


Periksa dari wakt u ke wakt u jika ada m asalah.
Bila anak m unt ah, t unggu 10 m enit , kem udian t eruskan
pem berian oralit t et api lebih lam bat , m isalnya sesendok


t iap 2-3 m enit .
Bila kelopak m at a anak bengkak, hent ikan pem berian
oral dan berikan air m asak at au ASI , beri oralit sesuai
Rencana Terapi A bila pem bengkakan t elah hilang.

216
SETELAH 3- 4 JAM, NI LAI KEMBALI ANAK DENGAN
MENGGUNAKAN BAGAN PENI LAI AN, KEMUDI AN PI LI H
RENCANA TERAPI A, B, ATAU C UNTUK MELANJUTKAN
TERAPI

▪ Bila ada dehidrasi, gant i Rencana Terapi A. Bila


dehidrasi t elah hilang, anak biasanya kencing dan lelah,


kem udian m engant uk dan t idur.
Bila t anda m enunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi
Rencana Terapi B, t et api t awarkan m akanan, susu, dan


sari buah sepert i Rencana Terapi A.
Bila t anda m enunj ukkan dehidrasi berat , gant i dengan
Rencana Terapi C.

BI LA I BU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA


TERAPI B

▪ Tunj ukkan j um lah oralit yang harus dihabiskan dalam


Terapi 3 j am di rum ah.
Berikan oralit unt uk rehidrasi selam a 2 hari lagi sepert i


dij elaskan dalam Rencana Terapi A,


Tunj ukkan cara m elarut kan oralit .
Jelaskan 3 cara dalam Rencana Terapi A unt uk
m engobat i anak di rum ah:
a. Mem berikan oralit at au cairan lain hingga diare
berhent i.
b. Mem berikan m akan anak sebagaim ana biasanya.

217
Pe rik sa Ada Tida kn ya D em am da n Uk u r Su hu
Tu bu h

 Apabila anak berusia kurang dari 2 bulan, berikan cair an


sesuai yang dibut uhkan.
 Apabila suhu anak m engalam i panas ( suhu t ubuh 38°C
at au lebih) sesudah direhidrasi, ruj uk ke rum ah sakit .
Jangan beri anak paraset am ol at au obat ant i m alaria.
 Apabila anak berusia 2 t ahun at au lebih, bila dem am
( 39°C at au lebih) at au ada riwayat dem am pada hari
sebelum nya, berikan obat ant im alaria ( berikan
t at alaksana program pem berant asan m alaria) .

218
Lampiran 16
Pengobatan Malaria

Di Kalim ant an Tim ur (1973) dit em ukan pert am a kali adanya


kasus resist ensi Plasm odium falciparum t erhadap klorokuin.
Sej ak it u kasus resist ensi dilaporkan sem akin m eluas.
Sehingga t ahun 1990 dilaporkan t elah t erj adi resist ensi
parasit Plasm odium falciparum di seluruh Propinsi di
I ndonesia Selain it u dilaporkan j uga adanya kasus resist ensi
plasm odium t erhadap Sulfadoksin- Pirim et ham in ( SP)
dibeberapa t em pat di I ndonesia. Keadaan sepert i ini dapat
m eningkat kan m orbidit as dan m ort alit as akibat penyakit
m alaria. Oleh karena it u, unt uk m enanggulangi m asalah
resist ensi t ersebut , pem erint ah t elah m erekom endasikan
obat pilihan penggant i klorokuin dan sulfadoksin t erhadap
falciparum dengan t erapi kom binasi art em isinin (m ult iple
drugs Resist ance) yait u art em isinin com binat ion t herapy
( ACT) .

Pengobat an lini pert am a m alaria falciparum m enurut


kelom pok um ur:

Ju m la h t a ble t p e rh a ri m e n u ru t k e lom pok u m u r


H a ri Je n is Oba t
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 > 15
bu la n bu la n tahun tahun tahun tahun
1/ 4 1/ 2
Art esunat 1 2 3 4
1/ 4 1/ 2
1 Am odiak uin 1 2 3 4

- - 3/ 4
Prim ak uin 1 1/ 2 2 2 - 3
1/ 4 1/ 2
Art esunat 1 2 3 4
2
1/ 4 1/ 2
Am odiak uin 1 2 3 4
1/ 4 1/ 2
Art esunat 1 2 3 4
3
1/ 4 1/ 2
Am odiak uin 1 2 3 4

219
Pengobat an efekt if apabila sam pai dengan hari ke- 28
set elah pem beran obat , dit em ukan keadaan sbb:
1. Klinis sem buh ( sej ak hari ke- 4)
2. Tidak dit em ukan parasit st adium aseksual sejak hari ke-7

Pengobat an t idak efekt if apabila dalam 28 hari set elah


pem berian obat :
1. Gej ala klinis m em buruk dan parasit aseksual posit if at au
2. Gej ala klinis t idak m em buruk t et api parasit aseksual
t idak berkurang ( persist en) at au t im bul kem bali
( rekrudesensi)

Pengobat an lini kedua m alaria falciparum diberikan, j ika


pengobat an lini pert am a t idak efekt if dim ana dit em ukan:

1. Gej ala klinis t idak m em buruk t et api


2. Parasit aseksual t idak berkurang ( persist en) at au t im bul
kem bali ( rekrudesensi)

Lini kedua = Kina + Doksisiklin at au Tet rasiklin + Prim akuin

Unt uk lebih lanj ut dim ohon unt uk m engikut i pedom an


penat alaksanaan kasus m alaria yang berlaku

220
Lampiran 17
Pengobatan ISPA

Ge j a la Klin is:
Gej ala Ut am a: de m a m da n ba t u k dise r t a i dengan du a
gej ala t am bahan sebagai berikut :

Usia 5 – 12 t hn : frekuensi napas  30 kali/ m enit


Napas cepat :

Usia 13 t hn : frekuensi napas  20 kali/ m enit


Nyeri dada pleurit ik (nyeri dada pada wakt u bernapas) .
Pem eriksaan auskult asi:
t erdengar ronki saat m enarik napas

Kla sifik a si Pe n ya k it I SPA u n t u k Ba lit a

Ke lom pok U m u r Kla sifik a si Ta n da Pe n y e rt a Se la in Ba t u k


da n a t a u Su k a r Be rn a pa s
Pneum onia Berat Tarik an dinding dada bagian
bawah k e dalam ( chest drawing)
Pneum onia Napas cepat sesuai golongan
um ur:
2 Bln - < 5 Thn 2 bulan- < 1 t ahun: 50 k ali at au
lebih/ m enit
1- < 5 t ahun : 40 k ali at au
lebih/ m enit
Buk an Pneum onia Tidak ada napas cepat dan t idak
ada t arik an dinding dada bagian
bawah k e dalam
Pneum onia Berat Napas cepat : > 60 k ali at au lebih
per m enit at au t arik an k u a t
< 2 Bulan dinding dada bagian bawah k e
dalam ( chest indrawing)
Buk an Pneum onia Tidak ada napas cepat dan t idak
ada t arik an dinding dada bagian
bawah k e dalam

Perkiraan Jum lah Kasus I SPA di daerah Bencana:


A. BALI TA: 10% x j um lah Balit a
at au
10% x 10% x jum lah penduduk
B. DEWASA: 60% x jum lah penduduk

221
Pola Penghit ungan Jum lah Obat :

▪ Kebut uhan t ablet Kot rim oksazol 480 m g set ahun =


A. BALI TA:

▪ Kebut uhan Sirup Kot rim oksazol 240 m g/ 5 m l


40% x 10% j um lah Balit a x 6 t ablet

▪ Kebut uhan Sirup Am oksisilin 125m g/ 5m l set ahun =


set ahun = 30% x 10% jum lah Balit a x 2 Bot ol

▪ Kebut uhan t ablet Paraset am ol 500 m g set ahun =


30% x 10% j um lah Balit a x 2 Bot ol

▪ Kebut uhan Sirup Paraset am ol 120 m g/ 5 m l set ahun


40% x 10% j um lah Balit a x 5 Tablet

= 60% x 10% j um lah Balit a x 2 Bot ol

▪ I SPA:
B. DEWASA:

Kebut uhan t ablet Am oksisilin 500 m g = 10 x


50% x jum lah penduduk
PNEUMONI A:
Kebut uhan t ablet Am oxiclav 625 m g = 12 t ablet x
10% x jum lah penduduk

222
Lampiran 18
Pelayanan Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi

Upa y a Ke se h a t a n da la m Pe n a n ggu la n ga n Be n ca n a da n Pe n a n ga n a n Pe n gu n gsi


Pe r iode
Tin gk a t Pu sa t Tin gk a t Pro vin si Tin gk a t Ka b./ Kot a Tin gk a t Ke ca m a t a n
 Meny usun dan  Mem buat pet a  Mem buat pet a  Mem buat j alur

 Mengadak an
m ensosialisasik an geom edik rawan geom edik rawan ev ak uasi
pedom an y ank es bencana & rencana bencana & rencana

 Meny usun dan  Meny usun dan  I nv ent arisasi


dan st andar k ont inj ensi k ont inj ensi pelat ihan
penanggulangan

  Menerim a dan
bencana m ensosialisasik an m ensosialisasik an sum ber day a
Meny usun pet a pedom an pedom an
geom edik dan penanggulangan penanggulangan m enindak lanj ut i

 Mengadak an  Mengadak an
m engadak an bencana & pengungsi bencana & pengungsi inform asi peringat an

  Mem bent uk t im
pelat ihan dini

 Mem bent uk TRC dan


Pra - I nv ent arisasi pelat ihan dan gladi pelat ihan

 Mem bent uk pusdalops  Koordinasi LS


Be n ca n a sum ber day a k es. lapang & posk o k esehat an lap.

 Mengem bangk an  I nv ent arisasi su m ber


( pem erint ah & pusdalops


swast a)

 Koordinasi LS/ LP &


Meny usun st andar & sist em infor m asi & day a

 Koordinasi LS/ LP
m ek anism e k om unik asi

 Ev aluasi dan
penerim aan bim bingan t ek nis


bant uan
Meny usun pet a bim bingan t ek nis


rawan bencana


Mem bent uk TRC
Upay a m it igasi dan
223
Upa y a Ke se h a t a n da la m Pe n a n ggu la n ga n Be n ca n a da n Pe n a n ga n a n Pe n gu n gsi
Pe r iode
Tin gk a t Pu sa t Tin gk a t Pro vin si Tin gk a t Ka b./ Kot a Tin gk a t Ke ca m a t a n


k esiapsiagaan
Monit oring &


ev aluasi
Sist em k om unik asi


dan inform asi
Koordinasi LS/ LP &
bim bingan t ek nis

  Laporan dan inform asi  Koordinasi  Meny iapk an sarana


 Mengak t ifk an
Koordinasi y ank es


lapangan & ruj uk an k asus bencana & k es. di lok asi

 Mengak t ifk an  Mengirim t enaga k es,  Laporan k e


Koordinasi upay a pengungsi k e pusat pusdalops bencana


surv eilans

 Koordinasi  Melak uk an RHA awal


Koordinasi bant uan pusdalops peralat an, obat , dan k andink es k ab/ k ot a

  Mobilisasi t enaga  Melak uk an RHA  Mengirim t enaga,


obat perbelk es
Duk ungan lay anan

 Menuj u Lok asi  Penanggulangan gizi


k es, gizi, k espro, k esehat an t erpadu perbelk es, & sarana

 Perawat an dan
Sa a t prom k es & t ransport asi

 Meny iapk an sarana


Be n ca n a pengawasan bencana/ pengungsi darurat & im unisasi

  Surv eilans,
k egiat an cam pak ev ak uasi k orban

 Mengaj uk an
Mengak t ifk an k esehat an
pusdalops dan pengendalian v ek t or,


k oordinasi k ebut uhan obat dan pengawasan m ut u air

 Mengirim k an t enaga
Mem anfaat k an peralat an lain & lingk .
pot ensi dan fasilit as
y ank es dan peralat an k e
lok asi bencana
224
Upa y a Ke se h a t a n da la m Pe n a n ggu la n ga n Be n ca n a da n Pe n a n ga n a n Pe n gu n gsi
Pe r iode
Tin gk a t Pu sa t Tin gk a t Pro vin si Tin gk a t Ka b./ Kot a Tin gk a t Ke ca m a t a n

 Surv eilans, KL, &  Mengirim t enaga ahli  Pem berian y ank es
 Ev aluasi dam pak  Pem erik saan air
Koordinasi LP unt uk :

 Mengirim t enaga ahli  Pem berant asan


pem berant asan peny . apabila t erj adi KLB

 Pem ulihan k es
bencana bersih dan

 Upay a rek onsialiasi  Ev aluasi dan analisis


apabila t erj adi KLB peny . & perbaik an pengawasan

 Peny elesaian  Pem ant auan &  Surv eilans peny .


gizi apabila KLB sanit asi lingk .
dam pak bencana

 Pelat ihan, sosialisasi,  I nt erv ensi gizi


adm inist r si pada KL/ KLB ev aluasi m enular & gizi

 Pem berian y ank es  Laporan k e Dink es


buruk

 Rehabilit asi  Melak uk an


Koordinasi LS unt uk : k erj a sam a, & y ank es
Pa sca - dan pengawasan Kab/ Kot a apabila

 Prom osi k esehat an  Fasilit asi t enaga


Be n ca n a sarana/ prasarana pem ant auan, m ut u air bersih ada KLB

 Rehabilit asi m asy .  Pencegahan m as.


k es ev aluasi, dan PTDS

 Relok asi pengungsi


KI E, bim bingan

 Rek onsiliasi m asy .  Pencegahan


psik ososial dan k onseling pada

 Rek onst ruk si


k el. rent an

 Pem ant auan,


psik opat ologis gangguan st res

 Ruj uk an unt uk
pascapengungsian pascat raum a
ev aluasi, & analisis
dam pak bencana k onseling lanj ut

225
La m pir a n 1 9
Ke ce la k a an a t a u be nca na in du st r i a t a u k im ia

Ka r a k t e r ist ik

Kecelakaan pada indust ri dan t ransport asi juga


m encakup keracunan bahan kim ia, sem ent ara bencana
yang t erkait dengan polusi biasanya berkait an dengan
akt ivit as penam bangan yang m uncul di banyak negara.

Kecelakaan yang akut t iba-t iba dapat m uncul sebagai


dam pak kebakaran, ledakan at au kecelakaan lain ket ika
sedang bekerj a dengan bahan kim ia pada indust ri at au
t em pat penyim panan, dam pak bencana alam at au
serangan t eroris pada suat u t em pat at au selam a
t ransport asi bahan kim ia yang berbahaya.

Kej adian bencana indust ri/ kim ia dapat m uncul perlahan-


lahan karena kebocoran yang t idak t erdet eksi pada lokasi
indust ri, t em pat penyim panan bahan kim ia at au dari
t em pat pem buangan lim bah beracun. Gej ala keluhan
penyakit yang m asal dapat m enj adi t anda pert am a dari
kej adian t ersebut .

Paparan t erbat as pada orang- orang yang berada dalam


suat u t em pat at au kepada m asyarakat di luar daerah
polusi udara at au air, m elalui kont am inasi t anah dan
m akanan.

Masalah yang ada m uncul ket ika pelayanan m edis


darurat di rum ah sakit dan pelayanan para m edis kurang
m em adai dan kesehat an kerj a t idak dikem bangkan dalam
bidang m edis.

224
D a m pa k k h u su s pa da k e se h a t an

Dam pak langsung ant ara lain ;


 Kem at ian dan luka serius akibat ledakan,
bangunan yang runt uh dan kecelakaan
t ransport asi
 Luka bakar
 Kem at ian dan penyakit / kerusakan int ernal dari
paparan racun bahan kim ia
 Selam a kej adian: absorpsi m elalui kulit langsung
 Kem udian : dari paparan kulit m elalui kont ak
dengan obyek yang t erkont am inasi dan m akanan
dan air t ang t erkont am inasi.

Beberapa dam pak cont ohnya, irit asi m at a at au kulit ,


bronkhokont riksi at au depresi sist em syarat pusat , dapat
m uncul dalam wakt u beberapa m enit at au beberapa j am
set elah paparan. Yang lain dapat t ert unda, m isalnya
kerusakan papru- paru kronis, kesulit an pernafasan dan
kanker.

Dam pak t idak langsung:


 Dam pak psikologi dan psikososial; ket akut an dan
kegelisahan, m eningkat dalam gej ala penyakit dan
Gej ala non spesifik
 Gangguan sosial j ika orang- orang kehilangan
rum ah dan biaya ekonom i

Ke bu t u h an Kh u sus Pe la yan a n Ke se h a t an

 Perawat an korban kecelakaan


Jika ada ledakan at au kecelakaan t ransport asi :

 Penialian resiko kesehat an m asyarakat , keput usan


Jika kecelakaan yang m elibat kan bhana kim ia ;

pada pendekat an yang paling baik unt uk


m engat ur sit uasi, im plem ent asi at au pengukuran
unt uk m elindungi orang- orang dan lingkungannya
( oleh pelayanan kesehat an m asyarakat )
225
 Perawat an dan m onit oring orang –orang yang
t erpapar ( oleh pelayanan t eknis)

 Tindak ada (kecuali fasilit as keseht an at au st af


D a m pa k Kh u sus Pe la yan a n Ke se h a t an

langsung t erkena dam paknya)

Tin da k a n Se la m a Per iode Pe r in ga t an

 Jika t erj adi kebakaran at au ket idakberesan proses


kim ia yang dapat beresiko t erj adi ledakan at au
keluarnya bahan m engandung racun ke dalam
at m osfer at au aliran air, peringat an dapat
disam paikan oleh st af t eknis kepada orang- orang
unt uk m engevakuasi t au t inggal di dalam
rum ah/ bangunan (indoor)

Dlam hal k e a da a n Sia p Sia ga , harus ada penem uan


t em pat -t em pat yang berbahayab dan t erkait dengan
penilaian resiko kesehat an, dan rencana keadaan siap
siaga yang m ult i- disiplin bisa dit erapkan dan diuj i unt uk
beberapa lokasi dan daerah t em pat t inggal m asyarakat .
St af kesehat an dan pelayanan darurat di daerah yang
m em produksi at au m em iliki zat - zat berbahaya harus
m enyadari resiko ini, dan m em iliki akses 24 j am unt uk
m endapat kan bant uan inform asi dan keahlian, sert a
dilat ih dan m em iliki peralat an yang pent ing yang
berkait an dengan penanggulangan kecelakaan.

 Jum lah korban kecelakaan yang m em but uhkan


Apa ya n g h a ru s difok usk a n da la m pe n ila ia n

perawat an unt uk luka at au luka bakar

 Sum ber daya dan j enis kont am inasi, keadaan


Ket ika ada ( disinyalir) keadaan darurat bahan kim ia:

pelepasan, m acam penyebaran, resiko kesehat an


m asyarakat yang khusus dan m asyarakat yang
beresiko

226
 Paparan individu orang- orang yang ada di daerah
yang bersaangkut an respon pert am a, m asyarakat
di sekit ar (m elalui lingkungan dan m onit oring
personal / biologis berdasarkan sam pling, kuisioner


dan perwakilan) .
Dam pak kesehat an – pada awalnya dam pak akut
kem udian dam pak j angka panj ang ( dat a hasil


fungsional, fisik, angka kesakit an dan kem at ian)
Kapasit as pelayanan set em pat unt uk m erespon
secara sesuai personel yang berkualifikasi,
peralat an perlindungan, penangkal racun khusus,
kapasit as diagnosa, fasilit as yang bebas dari
bahaya pen yakit m enular, dll.

Ke bu t u h an sa a t in t e r ve n si/ r e spon s

Akt ivit as selam a int ervensi kesehat an/ m edik khusus,

 Pendaft aran uj i diagnost ik, perawat an dan


ant ara lain:

m onit oring individu yang t erpapar dengan dengan


nasehat dari pusat yang m elayani perm asalahan
racun t erdekat ( j ika ada keracunan bahan kim ia)

Akt ivit as selam a int ervensi kesehat an m asyarakat krit is

 Analisa pilihan unt uk m engendalikan sit uasi dan


lainnya ;

pem ilihan ‘hasil kesehat an m asyarakat t erbaik’


yang m em perhit ungkan j uga ram alan cuaca dan
perkiraan m odel lingkungan yang dapat
m enyebarkan sum ber polusi bahan kim ia yang

 Definisi daerah ‘panas’, hangat ’, dan ‘dingin’, di


ada dan/ at au di air

sekit ar daerah kecelakaan , t idak t erm asuk orang


yang pakaian yang m elindungi dari daerah panas

 I nform asi kepada m asyarakat t ent ang resiko dan


dan hangat

waspada l; cont ohnya t em pat perlindungan dari


polusi udara (t inggal di dalam dan m enut up

227
sem ua j endela) , m em bat asi j ika air, t anah dan


persediaan m akanan t erkont am inasi
Evakuasi j ika dibut uhkan dan penyediaan
pelayanan pent ing di daerah evakuasi ( jika resiko


kesehat an akut )
Pencegahan at au penahanan kebakaraan ( dengan


m em buat parit at au m enyediakan t angki air)
Monit oring sum ber kont am inasi dan m edia yang
t erkont am inasi dim ana pelepasannya dapat


dikont rol
Upaya m em perbaiki lingkungan agar am an dan
bersih

Beberapa inform asi dan pelayanan ahli sangat


dibut uhkan t erm asuk keracunan bahan kim ia dan m edis
( t erm asuk laborat orium ) , lingkungan, epidem iologi m edis
sert a m onit oring lingkungan dan biologi.

228
Lampiran 20
Peta Rawan Bencana di Indonesia

Emergency and Disaster Hazard Mapping, Indonesia


(Emergency Supermarket)
NAD W. Kalimantan C. Kalimantan S. Kalimantan E. Kalimantan Gorontalo N. Sulawesi
2,3,4,5,6,7,13 1,3,8,4,6,10,9,5,11, 6,10,8,9,3,11,7, 3,10,5,13,14 3,10, 8,9,5,14 3,14 1,3,8,2,4,11,13,14
,14 13,14 14
C. Sulawesi
N. Sumatra
2,3,6,9,7,13,14
3,4,7,14
W Sumatra S. Sulawesi
1,2, 3,4, 3,4,6,7,13,14
8,11,14
Bangka Belitung S.E Sulawesi
3,14 3,6,14
S. Sumatra
N.Maluku
3,4,14
2,4,6,7,9,13,14
Riau
3,5,7,8,14 Papua
2,3,4,6,7,9,11,13,
Kep Riau 14
14
3
Lampung Maluku
2,3,14 2,3,6,7,9,11,13,14
Bengkulu
2,4,14 NTT
1,3,6,9,11,2,13,4,5,
Jambi
14
3,14
Jakarta W, Java C. Java Jogyakarta E. java Bali NTB
Banten
3,4,6,7,9, 14 2,3,4,5,6,7,11 1,2,3,4,5,9,11 1,11,14 1,2, 3,5,6,7,9 2,3,4,6,7,9,14 3,6,2,9,4,5,11,7,1
2,3,5,12,14
,14 ,12,14 ,11,12,13,14, 4

Type of Emergency and Disaster


1. Volcano 5. Hurricane 9. Disease outbreak 13. Tsunami
2. Earthquake 6. Conflict 10. storm 14. Transportation
3. Flood 7. Terrorism 11. Drought Accident
4. Landslide 8. Environment Pollution 12. Industrial Accident

229
Lampiran 21
Peta Wilayah Gem pa di Indonesia

230
Lampiran 22
Peta Gunung Berapi di Indonesia

231
Lampiran 23
Peta Tsunam i di Indonesia

232
Lampiran 24
Peta Wilayah Rawan Longsor di Indonesia

233
Lampiran 25
Peta Wilayah Rawan banjir di Indonesia

234
Lampiran 26
Peta Wilayah Rawan Konflik di Indonesia

N AD W e st & Ce nt r a l M a luk u, N or t h
( Se pa r a t i Ka lim a nt a n M a luk u,

Pa pua
( Se pa r a t i

Ja va , Sout h
Su la w e si, N TB

235
Lampiran 27
Jenis dan Karakteristik Bencana

JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM


KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
Gem pa Bum i ▪ Biasanya t anpa t anda- t anda aw al. ▪ Mengem bangkan indikat or t anda ▪ Akibat kerusak an yang par ah dan

▪ Per at ur an/ Undang- undang hak


Nam un, guncangan k edua pada gem pa peringat an dini luas m enyebabk an kebut uhan unt uk
bum i besar dapat m em beri peringat an penanganan t erut am a pencarian

▪ Per at ur an/ Undang- undang


at au t anda- t anda unt uk t erj adiny a guna t anah dan penyelam at an ( SAR) , dan

▪ Kecepat an t erj adinya gem pa biasany a ▪ Kesulit an dalam akses dan


gem pa susulan. pelayanan kesehat an

▪ Relokasi m asyarakat
bangunan

▪ Daerah r aw an gem pa bum i pada ▪ Kew aspadaan m asy ar akat dan ▪ Kerusak kan luas t erhadap
m endadak/ t iba- t iba m obilisasi bant uan

um um ny a dapat diket ahui dan program pendidikan infrast rukt ur, pelay anan publik dan

▪ Dam pak ut am a t im bul akibat ▪ Biaya rehabilit asi dan rekonst ruk si
diident ifikasi sist em penunj ang k ehidupan

▪ I nsidens yang j ar ang t erj adi dapat


pergerakk an t anah, pat ah t ulang at au dapat m enj adi sangat m ahal
t ergelincir; khususny a k erusak an
st r ukt ur dan sist em ( sangat parah) , berdam pak t erhadap ekonom i dan

▪ Gunung berapi yang cendr ung ▪ Per at ur an/ Undang- undang hak ▪ Akses selam a let usan gunung berapi
ser t a korban m assal pelayanan m asyarakat

▪ Keput usan yang cepat dan t epat


Gunung Melet us

▪ Sist em pengaw asan lav a


m enim bulkan ancam an bencana guna t anah

▪ Pengem bangan sist em pengaw asan ▪ Masyarak at yang apat is, t er ut am a


secara int er nasional t erdokum ent asi unt uk m elakukan ev ak uasi
dengan baik dan diaw asi ak t ifit asnya.

▪ Rencana evak uasi dan pengat ur an


Biasanya, let usan gunung yang sangat dan peringat an dini j ika ada riw ayat peringat an yang

▪ Let usan gunung dapat m enghancur kan ▪ Relokasi m asyarakat


besar dapat diperkirakan. palsu at au let usan kecil sehingga

▪ Kew aspadaan m asy ar akat dan


sangat sulit unt uk m em per t ahank an
st r ukt ur dan lingkungan sekit ar dan kew aspadaan m asy ar akat dan j uga

▪ Pengaw asan unt uk par a pendat ang


dapat m enyebabk an kebakaran, program pendidikan m elaksanak an rencana ev ak uasi.

▪ Ret aknya per m uk aan t anah akibat


t er m asuk kebakaran hut an.
yang ingin m elihat- lihat k et ika

236
JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM
KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
let usan gunung ber api dapat program evak uasi dilaksanakan.
m em pengar uhi bangunan dan st r uk t ur


lainnya
Aliran lava dapat m engubur bangunan
dan ladang ser t a m enim bulkan
kebakaran dan t anah sekit ar t idak


dapat digunak an.
Debu, dalam bent uk part ikel udara
dapat m em pengar uhi pesaw at t erbang


akibat m asuknya debu k edalam m esin
Deposit debu t anah dapat
m enghancurk an ladang dan j uga
m em pengar uhi penggunaan t anah dan


cadangan air ber sih.
Debu j uga dapat m enim bulkan


m asalah pernapasan.
Aliran lum pur dapat t im bul akibat

▪ ▪ Pengat ur an opt im um unt uk ▪ Penyebar an infor m asi t anda- t anda


huj an der as.
Tsunam i Kecepat an gelom bang t ergant ung
kedalam an air di t it ik dim ana m enerim a dan m enyebar kan t anda peringat an y ang t epat w ak t u,

▪ Evak uasi m asy ar akat y ang


gangguan seism ik t erj adi. Kecepat an peringat an. dim ana kem ungkinanan periode
gelom bang aw al dapat set inggi 900 singkat ant ara m enerim a t anda dan

▪ Evak uasi yang ef ekt if dengan w akt u


kph ( 560 m ph) , m elam bat m enj adi t er ancam bencana dari perm ukaan m unculnya gelom bang t sunam i.
kira- kira 50 kph ( 31 m ph) saat air/ bat as t erendah perm uk aan

▪ ▪ Pencarian dan peny elam at an ( SAR)


gelom bang m encapai pant ai. t anah ke daer ah yang lebih t inggi, t er t ent u

▪ Per at ur an/ Undang- undang hak ▪ Masalah pem ulihan dapat m enj adi
Periode peringat an t ergant ung dari j ika peringat an t ersedia.
j ar ak dim ana t it ik aw al gelom bang


ber asal. guna t anah ( t et api hal ini sangat sangat luas dan m ahal oleh kar ena
Dam pak di pinggir pant ai dapat di sulit unt uk dilaksanakan j ika r esiko ker usak an
t ingkat kan dengan pengur angan ny at a t sunam i yang dit erim a sangat
dari bat as norm al air sebelum j ar ang)

237
JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM
KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
dat angny a gelom bang. Hal ini dapat ▪ Kew aspadaan m asy ar akat dan
dihit ung dari selopan keluar diikut i program pendidikan
dengan m unculny a gelom bang
t sunam i. Masyarakat dapat
t erper angkap karena ingin m enget ahui
fenom ena t ersebut dari ket inggian
yang kem udian di hant am oleh


gelom bang y ang dat ang.
Gelom bang t sunam i dapat sangat
dest ruk t if, t inggi gelom bang dapat


m encapai 30 m et er
Dam pak yang t er j adi dapat
m eny ebabkan banj ir, ladang, saw ah,
t anah, dan cadangan air bersih y ang
t er kont am inasi air asin, sert a
hancurny a bangunan, st r ukt ur dan

▪ ▪ Pengat ur an ef ekt if t anda- t anda ▪ Penilaian dam pak dan kebut uhan
t anam an di t epi pant ai.
Angin Puyuh Biasanya peringat an j angka panj ang,

▪ Penguk ur an yang t eliti selam a


( Typhoon) ber asal dari pengam at an sist em at ik peringat an akibat bencana m ungkin sulit ,
m et eorologi int ernasional ( t erm asuk t er ut am a akibat cuaca bur uk


pem ant auan dari j arak j auh) periode peringat an ( m isal m engikut i dam pak ut am a bencana
Kecepat an kej adiannya t im bul m enam bah ket inggian bangunan, dan m asalah akses dan m obilisasi

▪ ▪ Mem indahk an m asyarak at di lokasi ▪ Mungkin t erj adi kerusak an luas at au


perlahan- lahan. m enut up f asilit as m asyarak at ) akibat k er usakan y ang sangat luas.


Cendrung t erj adi dalam pola m usim an.
Dam pak ut am a t im bul akibat t iupan bencana k e t em pat pengungsian hilangny a sum ber bant uan bencana

▪ Kesiapsiagaan dan penguk ur an


angin kencang, luapan badai yang lebih am an ( m isal t ransport , m ak anan dan
( m enghasilkan inundat ion) dan banj ir bant uan kesehat an, perlengk apan

▪ Kesulit an akses dan m obilisasi


dari huj an lebat . Tanah longsor dapat khusus t erlebih dahulu t er hadap pengungsian)


m engikut i banj ir dan huj an lebat . m usim angin puy uh ( t er ut am a
Kerusak an dan at au kehancur an dari unt uk m engurangi resiko obyek bant uan pent ing unt uk
bangunan dan st rukt ur lain, j alan, yang bet er bangan) . m eny elam at kan j iw a, t erut am a

238
JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM
KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
pelayanan ut am a, ladang/ saw ah dan ▪ Per at ur an/ Undang- undang pem berian m ak anan darur at ,

▪ Kew aspadaan m asy ar akat dan


lingkungan pada um um ny a. Tim bulnya bangunan t em pat pengungsian dan program


korban j iw a dan cadangan k ehidupan bant uan kesehat an.


dapat t erj adi. program pendidikan Pencarian dan peny elam at an ( SAR)
Rusak/ hancur ny a t em pat pelayanan


ut am a m asyarakat


Evak uasi
Rehabilit asi pert anian ( t erut am a

▪ Dam pak ny a dapat lam a, sebent ar at au ▪ Pengaw asan banir ( m isal dengan ▪
t anam an pangan)
Banj ir Kesulit an dalam akses dan

▪ Per at ur an/ Undang- undang hak ▪


t anpa t anda- t anda peringat an dinding, pagar, dam , dy kes, levees) m obilisasi bant uan


t ergant ung j enis banj ir ( m isalnya Pencarian dan peny elam at an ( SAR)

▪ Per at ur an/ Undang- undang


banj ir dari sungai besar dapat guna t anah Ham bat an m edik dan k esehat an


berk em bang lebih dari beberapa hari ( yang t im bul dari m asalah sanit asi)

▪ Ram alan cuaca, sist em ▪


at au bahkan m inggu, sem ent ara banj ir konst ruksi bangunan Evak uasi


bandang dapat t anpa peringat an Hilangnya cadangan

▪ Kecepat an t erj adinya banj ir biasany a ▪ Relokasi m asyarakat


sam a sekali) pengaw asan dan peringat an dini Bant uan dalam skala besar

▪ Rencana evak uasi dan pengat ur an


dibut uhk an sam pai m asa panen

▪ Mungkin t erdapat pola banj ir


m endadak/ t iba- t iba berikut nya bant uan

▪ Per alat an em ergensi, fasilit as dan


ulang

▪ Dam pak ut am a t im bul akibat


m engikut i m usim
perlengk apan sepert i sepat u boot
inundat ion dan erosi, t er ut am a khusus, k ant ung pasir, cadangan
t er m asuk isolasi m asyar ak at dalam pasir ( t erm asuk relaw an yang
suat u daerah dan t erm asuk kebut uhan dit ugask an unt uk m enangani

▪ Kew aspadaan m asy ar akat dan


unt uk ev akuasi dalam sk ala besar kondisi em ergensi)

program pendidikan

239
JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM
KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
Tanah Longsor ▪ Periode peringat an dini dapat ▪ Per at ur an/ Undang- undang hak ▪ Kesulit an dalam akses dan

▪ Sist em pengaw asan. ▪ Pencarian dan peny elam at an ( SAR)


berv ariasi. Peringat an bisa sedikit at au guna t anah dan bangunan m obilisasi di lokasi bencana.

▪ Evak uasi dan at au relokasi ▪ Resiko lanj ut an akibat t anah longsor


t anpa sam a sek ali jika peny ebabny a
gem pa bum i, nam un beberapa
peringat an dapat diperkirakan j ika m asy ar ak at . Relokasi t elah t erbukt i dapat m engham bat respon t anggap

▪ Relokasi ( berbeda dengan evak uasi


peny ebabny a huj an der as t er us berhasil saat ladang dan saw ah dar ur at

▪ Progr am kew aspadaan m asyarak at


m enerus. Pergerakan alam i t anah m usnah.
dapat dipant au y ang m eny ediakan sem ent ar a) dapat t erhalang oleh

▪ Kecepat an kej adian biasany a cepat ▪ Rehabilit asi dan pem ulihan dapat
peringat an dalam j angk a panj ang. m asy ar ak at yang m enolak

▪ Kerusak an st rukt ur dan sist em dapat


▪ Unt uk kasus ber at m ungkin sangat
sangat kom pleks dan m ahal
sangat parah ( bangunan dapat
t er kubur at au sebuah desa dapat sulit at au sangat m ahal unt uk

▪ Sungai dapat t erbendung,


m usnah t ert anam ) m er ehabilit asi daerah bencana
unt uk t em pat pem ukim an penduduk

▪ Panen dapat t erk ena dam pak. Kadang-


m eny ebabkan banj ir

kadang ladang at au saw ah dapat


m usnah ( m isal longsoran perm uk aan

▪ Ket ika t anah longsor diikut i dengan


t anah dari pegunungan)

huj an lebat dan banj ir, pergerakan


debris ( m isal puing- puing bangunan,
uproot ed) dapat m engakibat kan
ker usak an dan k ehancur an dalam

▪ Kebanyakan w ilayah r ent an kebak ar an ▪ Pengkaj ian risiko yang akurat . ▪ Per t ahank an kew aspadaan dan
skala luas.

▪ Pem ant auan dan sist em peringat an


Kebakar an hut an

▪ Ancam an kebak ar an hut an cender ung ▪ Masalah k ebakaran sulit diat asi
hut an sudah dikenali dengan baik. kesiapsiagaan penduduk.

▪ Pengadaan dan pem eliharaan


yang ef ekt if ( t er m asuk kepekaan

▪ Kecepat an aw al kebakar an bervariasi.


bersifat m usim an t er hadap cuaca unt uk m enent uk an
keringny a v eget asi. sum ber day a pem adam kebak ar an,

240
JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM
KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
▪ Kebij akan pem ant auan kebakaran.
▪ Tindakan m it igasi m usim an ( m is. ,
Kej adian berlangsung cepat apabila t er ut am a j ika ancam annya ber sifat


suhu udar a t inggi dan t iupan angin m endadak

▪ Penyusunan kebij ak an.


kencang ( bila t erdapat lim a t it ik api pengur angan bahan bakar) . Pem bent ukan sist em peringat an

▪ Progr am pendidikan dan kesadar an


ut am a yang m enyebar dengan cepat ) . yang adekuat t erut am a m akna dari
Selain it u, serpihan api dari t it ik ut am a sinyal ( m is. , sirene) dan
kebakaran m ungkin akan t er baw a m asy ar ak at , t er ut am a unt uk penafsiranny a t er hadap penduduk


t iupan angin dan m em icu kebak ar an di m em ast ikan bahw a individu, yang t erancam .
t em pat lain. Hal it ulah yang disebut keluarga, dan m asy ar ak at bekerj a Penyam paian peringat an yang t epat


sebagai "pem bent ukan t it ik api". sam a dalam pener apan t indak an w akt u dan, j ika perlu, keput usan


Akibat ny a bisa sangat unt uk pencegahan dan m it igasi, unt uk ev akuasi.
m enghancurk an, t er ut am a hancur ny a dan khususny a m ereka Pem ulihan j angka panj ang m ungkin
bangunan, pohon, dan t er nak ( dan m em per t ahankan st andar m em akan w akt u lam a akibat


nyaw a m anusia apabila kesiapsiagaan y ang adek uat besarny a k er usakan lingkungan.


pem adam anny a t idak m em adai) . selam a m usim y ang berisiko t inggi. Tindakan ev akuasi baik keluar dari
Pem ulihan lingkungan akibat w ilayah kebak ar an at au ke t em pat
kebakaran m ungkin m em ak an w akt u yang lebih am an di lingkungan


beberapa t ahun. sekit ar.
evak uasi penduduk m ungkin sulit
dilakukan dan berbahay a apabila di

▪ ▪ Ada beber apa solusi cepat dan ▪ Per syarat an r espons ( m is. , progr am
dekat t it ik ut am a k ebakaran.
Kekeringan Wilayah r ent an kekeringan biasany a


sudah dikenali dengan baik. m udah t erhadap m asalah pem berian m ak anan) m ungkin


Masa k ekeringan dapat lebih panj ang. kekeringan t indak an sangat banyak dan panj ang
Wilayah y ang t erkena m ungkin sangat penanggulangan y ang ef ek t if sehingga m elibat kan kom it m en

▪ ▪ Resolusi j angk a panj ang m asalah


luas. cenderung j angka panj ang. ut am a dan pengeluaran sum ber

▪ ▪ Masa k ekeringan yang panj ang


Peringat an j angka panj ang. daya.
Efek ny a t er hadap per t anian, kekeringan biasanya ber ada di
pet ernak an, perlindungan indust ri t angan pem erint ah dan m elibat kan dapat m engur angi kem andirian

▪ kar ena m enyinggung m asalah


pedesaan, dan perm ukim an penduduk keput usan kebij ak an ut am a penduduk y ang t erkena sehingga
m ungkin parah. Kondisi ini dapat penarikan bant uan m anaj em en
m eny ebabkan m asa k ekurangan penem pat an penduduk, keput usan bencana sulit dilakukan.

241
JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM
KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
▪ Per syarat an logist ik m ungkin

pangan berkepanj angan at au it u ker ap sulit dan sensit if.

▪ Efek j angk a panj ang ber upa kerugian


kelapar an. Kerj a sam a dan bant uan m elam paui kem am puan
int ernasional biasanya m em aink an pem erint ah, t erut am a bila
ekonom i skala besar, erosi yang per anan pent ing dalam m enangani m elibat kan ar us bant uan

▪ Manaj em en lahan dan rencana


m em engar uhi habit asi dan produk si di m asalah ut am a kek eringan. int ernasional yang sangat bany ak.
m asa depan, dan t erk adang

▪ Akt ivit as m anusia dapat m em per bur uk ▪ Respons t erhadap k edarurat an


dit inggalkannya lahan pert anian khusus ( m is. , unt uk irigasi) .

kem ungkinan dan keluasan m asalah akibat k ekeringan biasanya


kekeringan ( m is. , t andusnya lahan m encak up pem berian m ak anan
pert anian, kehancur an hut an, at au dan air, bant uan m edis dan

▪ Ket idakm am puan dan/ at au


w ilayah serupa) . kesehat an ( t er m asuk pem ant auan
sanit asi dan k em ungkinan
ket idakinginan penduduk unt uk pindah epidem i) , akom odasi kedarurat an
dari w ilayah rent an k ekeringan dapat ( m ungin dalam k am p
m em perber at m asalah. penam pungan yang t er at ur at au

▪ Progr am infor m asi, t erut am a unt uk


sebagainya) .

m em bant u aspek sem acam


m anaj em en lahan.

242
JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM
KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
Epidem i/ ▪ Epide t erkait bencana pada um um ny a ▪ Rencana sekunder bidang m edis ▪ Hilangnya sum ber daya m edis dan
Kej adian Luar t erj adi akibat t ergangguny a kondisi dan kesehat an yang efek t if dalam kesehat an ( m is. , klinik, persediaan
Biasa t em pat t inggal set elah m unculny a keselur uhan rencana m edis) selam a dam pak bencana

▪ Epidem i dapat berasal dari: sum ber


dam pak bencana. penanggulangan bencana t ingkat ( m is. , akibat angin puy uh) dapat
set em pat m aupun daer ah. Rencana m engham bat k em am puan r espons

▪ Pem erint ah kek uarangan


m ak anan, sum ber air, st andar/ f asilit as t er sebut perlu m encak up t indakan yang diberikan.
m edis dan kesehat an yang t idak kesiapsiagaan dan kem am puan
m em adai, m alnut risi, sum ber baw aan unt uk m enangani kej adian perlengk apan k husus ( m is. , fasilit as

▪ Tipe peny akit m encakup: hepat it is; ▪ Pem ant auan pascabencana secar a ▪ I nt egr asi bant uan m edis dan
vekt or ( m is. , nyam uk ) pascabencana. penj ernih air) .

t ifoid; dift eri; m alaria; kolera; seksam a t erhadap aspek kesehat an dari luar ( int ernasional)

▪ Penguat an sum ber m edis dan ▪ Penek anan dan pengendalian


influenza; ent erit is; diare; penyakit kesehat an dan m edis dengan sist em set em pat .

▪ Dalam kondisi pascadam pak, ket ika


kulit ; keracunan m akanan.
persediaan unt uk m engant isipasi peny akit um um ( m is. , ent erit is dan

▪ Kew aspadaan dan pendidikan


pet ugas dan f asilit as yang ada KLB epidem i diare) dengan yang m ungkin
t erbat as, KLB m ungkin culit dit ahan m engakibat kan ef ek besar t erut am a
dan dikendalikan. Kondisi ini t erj adi m asy ar ak at baik sebelum m aupun j ika sum ber day a m edis dan
t er ut am a j ika pendidikan kesehat an sesudah t erj adinya dam pak kesehat an y ang t erk ait sangat

▪ Laj u aw al kej adian biasany a cepat .


m asy ar ak at t idak sesuai st andar. bencana t erbat as.

▪ Biasanya sifat nya sangat par ah ( m is. , ▪ Pem eriksaan fisik yang baik. ▪ Sifat kecelakaan y ang t iba- t iba
▪ Penyusunan kebij ak an t ek nologi
Kecelakaan
ledakan indust ri, kecelakaan pesaw at , dapat m enim bulkan m asalah reaksi

▪ Punya dam pak y ang luas at aupun ▪ St andar/ prosedur m anaj em en dan ▪ Masalah r espons m ungkin ber at ,
kebakaran besar, t abrakan k eret a api) . yang baik. dan w ak t u t anggap.

t erbat as ( m is. , kecelakaan pesaw at keselam at an int er nal yang baik, luas, dan sulit ( m is. , penyelam at an
udara m ungkin hany a m em engar uhi t er m asuk rencana ev akuasi dan t er hadap gedung yang runt uh, at au

▪ Jasa kedar ur at an yang baik ( m is. ,


m er eka yang ber ada dalam pesaw at , pem eriksaan berk ala. dalam sit uasi ket ika t er dapat
sedangk an ledakan indust ri kim ia bahaya kim ia at au radiasi, at au
dapat m em engar uhi penduduk dalam j asa pem adam an k ebakaran dan ket ika t er dapat banyak kor ban

▪ Kebanyakan t erbat as at au t anpa


skala luas) . t im peny elam at ) y ang siap m eninggal seper t i dalam k ecelakaan
m er espons sebelum j asa keret a api)

243
JEN I S PROGRAM AKSI YAN G H AL KH U SU S D ALAM
KARAKTERI STI K
BEN CAN A D I H ARAPKAN PEN AN GAN AN N YA
▪ Dalam beberapa kondisi, ident ifikasi
▪ Rencana m anaj em en bencana yang
peringat an w alau m ungkin t erdapat kedarurat an publik.
peringat an y ang lebih lam a t ent ang korban m ungkin sulit .
efek bahan kim ia at au t um pahan efek t if sehingga r espons yang

▪ Laj u aw al kej adian biasany a cepat . ▪ Pelat ihan penanganan efek bahay a
m inyak. t er koordinasi dapat t erw uj ud.

▪ ▪ Penegakan huk um dan peat ur an ▪ Bany aknya beban ker j a or ganisasi


khusus.
Kerusuhan Biasanya m enaj di t anggung j aw ab

▪ Penegakan t indakan dan per at ur an


polisi dan pihak m ilit er. Nam un, j asa secara t egas. ( m is. , pada pihak m edis dan badan
t anggap darurat lain bisa t erlibat sosial) akibat t unt ut an yang

▪ Progr am infor m asi yang posit if


sepert i j asa pem adam kebak ar an, t anggap darurat k husus. dit im bulkan kasus k er usuhan

▪ ▪ Kesulit an dalam m em aduk an


ot orit as kesehat an, dan badan sosial. m assal.
Akt ivit as m erusak dapat t erj adi ( m is. , dit uj ukan unt uk m em pert ahank an
pem bom an, kont ak senj at a, dan dukungan publik t erhadap t indakan sum ber day a organisasi "dam ai"


kekerasan) pem erint ah t er hadap unsur dengan oper asi "t ipe m ilit er" y ang
Pola ker usuhan m assal sulit diprediksi pengganggu diperlukan unt uk m enangani
sehingga peringat an yang efek t if j uga ker usuhan m assal.


sulit diw uj udkan.
Dalam banyak kasus ker usuhan,
t er ut am a t erorism e, pem icuny a
m em iliki inisiat if sendiri sehingga
m em per um it t ugas pihak penegak
huk um .

244
Lampiran 28
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu

SPGDT d a n SA FE COM M UNI TY

Masalah: Kenyat aan bahwa kit a t idak m ungkin dapat


m enanggulangi bencana/ korban m assal dengan baik, bila
penanggulangan GADAR sehari-hari t idak baik. Upaya
penanggulangan GADAR sehari-hari kit a belum m em adai
dan m asih dapat diopt im alkan.

GADAR sehari-hari pada awalnya m erupakan m asalah


yang dit im bulkan oleh infeksi yang dapat m enj adi
penyebab ut am a kem at ian, sem ent ara sekarang m asalah
yang m enj adi penyebab ut am a kem at ian diam bil alih oleh
penyakit j ant ung koroner, penyakit degenerat if, dan
kecelakaan at au kecelakaan lalulint as ( KLL) , t erut am a di
daerah perkot aan.

Kursus berst andar int ernasional yang dim iliki organisasi


profesi kedokt eran di I ndonesia:

1. ATLS, hak penyelenggaraan dipegang oleh Kom isi


Traum a I KABI dari Am erican College of Surgeons
( ACS) , Com m it t ee On Traum a ( COT) . Dari kursus ini
dikem bangkan Basic Traum a Life Support ( BTLS)
unt uk perawat , Pre-Hospit al Traum a Life Support
( PHTLS) unt uk param edik, dan Basic Life Support
( BLS) unt uk orang awam .
2. Advanced Cardiac Life Support (ACLS) oleh PERKI
dan dikem bangkan Basic Cardiac Life Support
( BCLS) , Pre- Hospit al Life Support ( PHCLS) , dan
BLS.
3. Advanced Neurologic Life Support (ANLS) oleh
PERDOSI dan dikem bangkan Basic Neurologic Life
Support (BNLS) , Pre- Hospit al Neurologic Life
Support ( PHNLS) dan BLS.

245
4. Advanced Pediat ric Life Support (APLS) oleh I DAI
dan dikem bangkan Basic Pediat ric Life Support
( BPLS) , Pre Hospit al Pediat ric Life Support ( PHPLS) ,
Pediat ric Em ergency Transport ( PET) & Neonat al
Em ergency Transport ( NET) dan BLS.
5. Basic Life Support dikem bangkan oleh AGD 118.
6. Medical First Responder ( MFR) oleh AGD 118, dari
USAI D.
7. Collapsed St ruct ure Search & Rescue ( CSSR) oleh
AGD 118 dari USAI D.
8. Disast er Managem ent ( MI MMS, HEI CS) unt uk
I ncident Com m ander di lapangan oleh AGD 118.
9. Hospit al Preparedness for Em ergencies & Disast ers
( HOPE) khusus bagi m anaj em en RS diselengga-
rakan oleh I KABI bekerj a sam a dengan PERSI .
Kursus HOPE diadakan oleh I ndonesia, Filipina,
I ndia, dan Nepal dengan bant uan dari USAI D karena
MI MMS (I nggris, Eropa) , sedangkan Hospit al Em er-
gency I ncident Com m and Syst em / HEI CS ( Am erika
Serikat ) t idak akan dapat berfungsi di I ndonesia
m aupun di negara berkem bang lainnya karena
infrast rukt urnya belum ada. Karena it u pelaksanaan
kursus HOPE dit ekankan pada pem bent ukan
infrast rukt urnya yait u Sist em Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang dicanangkan
oleh para inst rukt ur ATLS dalam pert em uannya di
Surabaya 1997. Selain SPGDT, m anaj em en RS
diberi penget ahuan dan kem am puan unt uk m enilai
risk assessm ent & risk m anagem ent unt uk m em -
persiapkan RS-nya dan kalau t erj adi bencana
( gem pa dan t sunam i, banj ir, gunung m elet us,
longsor kebakaran, dll.) apakah RS-nya akan
m engalam i st ruct ural collapse dan bagaim ana cara
m e- reinforce-nya. Juga unt uk m enilai set elah kej a-
dian apakah perlu evakuasi RS at au t idak. Selain it u
j uga dilat ih unt uk m em buat sisast er plan, sehingga
siap m enghadapi day To day em ergencies, bencana
dan korban m assal. Juga cara m elaksanakan m ana-
gem ent support & m edical support supaya t idak
246
t erj adi funct ional collapse dari RS m aupun di pra-
RS. Menegakkan som m and & cont rol t erut am a
dalam fase pra- RS karena ant ara Polisi ( Securit y) ,
Dinas Kebakaran ( Rescue) , dan AGD 118 t idak ada
horizont al cont rol.
10. Perawat di UGD dapat diberi pelat ihan BTLS, BCLS,
BNLS, BPLS, dan Disast er Managem ent m aka
m ereka akan m endapat sert ifikat Em ergency Nurse
dari PPNI .
11. Dokt er Um um di UGD dengan pelat ihan ATLS, ACLs,
ANLS, APLS dan Disast er m anagem ent akan
m endapat sert ifikat Em ergency Physician dari Per-
him punan Dokt er Em ergensi I ndonesia ( PDEI –I DI ) .
Dengan dem ikian m ereka akan m am pu m enang-
gulangi Day t o Day Em ergencies, Bencana & Korban
Massal. Keunt ungan pola pelat ihan ini adalah dapat
dilaksanakan dalam wakt u singkat bila ada sponsor
dan dapat j uga dicicil bila t idak ada sponsor.
12. Brigade Siaga Bencana ( BSB) . Para dokt er um um
anggot a BSB sebaiknya dilat ih sebagai Em ergency
Physician. Dengan dem ikian dalam keadaan sehari-
hari m ereka dapat bekerj a di UGD sebagai
Em ergency Physician, dan j uga dilat ih sebagai
m anaj er UGD diluar j am kerj a dengan t anggung
j awab UGD berj alan lancar, t idak ada pasien yang
t erlant ar, dan t idak ada kekurangan alat kesehat an
m aupun obat . I ni dilakukan dengan Dat a collect ion,
Dat a Analysis, Decision, Evaluat ion. Dalam keadaan
bencana dan korban m assal m ereka akan bekerj a
sebagai m anagem ent support dengan m elakukan
dat a collect ion, dat a analysis, decision & evaluat ion
m engenai jum lah pasien, j enis penyakit dan vek-
t ornya, logist ik m edik m aupun nonm edik, personel
m edik dan nonm edik, penginapan, dapur, dll.
Sem ent ara it u, m edical support dilakukan para
spesialis dengan para pesert a program pendidikan
dokt er spesialis ( PPDS) dari set iap pusat pendidikan
dokt er spesialis.

247
Dengan pelat ihan t ersebut , selesai m asa t ugas di
BSB, m ereka dapat m elanj ut kan st udi spesialisasi
karena sudah m em punyai sem ua sert ifikat yang
dibut uhkan dan kalau m elam ar pekerj aan pun akan
m endapat pekerj aan yang layak. Dokt er yang akan
bekerj a di Puskesm as j uga dilat ih sepert i di at as
sehingga dapat m elayani m asyarakat dengan baik
dem ikian juga kalau t erj adi bencana/ korban m assal
m ereka t ahu apa yang harus dilakukan. I ni j uga
m erupakan bonus bagi m asa depan m ereka yang
sudah m engabdi kepada m asyarakat . Dem ikian j uga
bagi perawat dan dokt er um um di Puskesm as
13. Bagi para ahli bedah um um m aupun bedah lainnya
dengan m engikut i pelat ihan ATLS, BSS, DSTC, Peri
Op CC, dan Disast er Managem ent , dan m enj adi
inst rukt ur dalam sem ua kursus t ersebut , m ereka
dapat m enj adi konsult an t raum a karena m enguasai
ilm u t raum at ologi dan m em iliki pengalam an sebagai
ahli bedah um um m aupun ahli bedah yang lain.
Selain it u, m ereka juga m am pu m elakukan dam age
cont rol surgery—Perioperat ive Crit ical Care dan
m enj adi I ncident Com m ander bila t erj adi bencana-
korban m assal.
14. Param edik. Di I ndonesia kit a m enganut nurse para-
m edic yait u dasarnya adalah perawat D3. Di luar
negeri biasanya m ereka dididik dari orang awam
selam a 3 t ahun on t he j ob t raining. Di pusat pen-
didikan Param edik AGD 118 Jakart a ( sat u-sat unya
di I ndonesia) , pendidikan dilaksanakan dalam 2
sem est er:
 Akper/ Bidan  Nurse Param edic.
 Ket eram pilan Dasar Param edik (I nduct ion
Program , BLS, MFR, CSSR, Defensive Driving.
Set ara dengan em ergency Medical Technician
Basic (EMT Basic) / Param edik I
 Em ergency Nurse (BTLS, BCLS, BNLS, BPLS &
Disast er Managem ent
 Magang di UGD, OK (I nt ubasi di bawah
pengawasan Anest esi) , I CU, I CCU, Perinat ologi,
248
luka bakar, St roke Cent er, Obgyn, Psikiat ri dll.
Set ara dengan EMT I nt erm ediat e/ Param edik I I
 Dispat cher.
 PHTLS, PHCLS, PHNLS, PHPLS/ PET & NET,
Disast er Managem ent ( ilm unya) .
 Kesehat an Kerj a.

Sert ifikat dari FKUI (Set ara dengan D4) Set ara dengan
EMT Param edic/ Param edik I I I . Mereka dapat bekerj a
m enanggulangi GADAR sehari-hari m aupun bencana/
korban m assal pada fase pra- rum ah sakit dengan:
1. AGD 118 t ipe Basic ( Tindakan & alat Airway, Breat h-
ing, Circulat ion, Disabilit y & Exposure t idak invasif) ,
2. AGD 118 t ipe Param edik (Tindakan & alat + obat
Airway, Breat hing, Circulat ion, Disabilit y & Exposure
I nvasif) dan
3. AGD 118 sepeda m ot or, di j alan raya, j alan t ol,
rum ah, kant or, gedung um um , hot el, pabrik,
t am bang, dll. Sem ent ara it u, bila t erj adi funct ional
collapse sepert i di NAD, m ereka dapat m engam bil alih
pekerj aan perawat sehingga RS dapat berfungsi
kem bali

SAFE COMM UN I TY da n SPGDT

Bila kit a gabung sem ua sarana kesehat an yang ada


diset iap desa, kot a dan set iap provinsi dengan kursus
yang berst andar int ernasional m aka akan t erbent uk SAFE
COMMUNI TY diset iap desa ( DESA SI AGA) , kot a,
bangunan bert ingkat , gedung pem erint ahan, gedung
um um , bandara, hot el, pabrik, t am bang, dan sebagainya,
yang pada dasarnya sem ua it u adalah kom unit as/ desa.
Dengan dem ikian diharapkan sem ua kot a/ desa,
kabupat en dan provinsi harus m am pu m enanggulangi
GADAR sehari- hari dengan baik dan bencana/ korban
m assal harus dapat dit anggulangi sendiri unt uk 24 – 48
j am pert am a sebelum bant uan dari wilayah/ provinsi lain
t iba/ t idak diperlukan lagi sepert i Denpasar ( You Are On
Your Own – YO YO 24 – 48 Hrs) . Dengan dem ikian Rapid
249
Response & Rapid Assessm ent dapat dilakukan oleh
organisasi SPGDT/ Safe Com m unit y kot a, kabupat en
m aupun provinsi yang t erkena bencana-korban m assal
apakah m em erlukan bant uan at au t idak.

Ta r ge t:
Kot a  Kot a/ Desa Siaga  I nt ernasional
( Safe Com m unit y)

Kabupat en

Provinsi/ Nasional
YO YO 24 – 48 Hrs
Local Capacit y Building ( 33 Provinsi)

M on it or :
1. Sem ua RS harus punya Disast er Plan yang dapat
dim asukan ke dalam akredit asi RS set iap 3 t ahun
dan m elakukan lat ihan bencana fase Pra RS
m aupun fase RS m inim um sat u t ahun sekali.
2. Set iap desa/ kot a, kom unit as, kabupat en, dan
Provinsi harus m em iliki Disast er Plan dan
m elakukan lat ihan bencana & korban m assal sat u
t ahun sekali.
3. Response Tim e ( wakt u t anggap) AGDT 118 di
bawah 10 m enit dalam keadaan sehari-hari m aupun
bencana & korban m assal dengan kerj asam a
dengan unsur Securit y & Rescue.
4. Angka m ort alit as dan m orbidit as GADAR sehari- hari
m aupun bencana dan korban m assal akan t urun.

PROGRAM: Pelat ihan harus dilakukan di 33 provinsi


secara bert ahap dan sesuai dengan r isik o dan a n ca m an
( h a za r d) yang dihadapi set iap wilayah/ provinsi.

250
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu:


(Para-


(BLS) (BLS+, medik/MF HOPE


MFR, R, CSSR) Emerg Nurse
CSSR

Emerg Physician
Awam SpB (K) Trauma

Polisi AGD 118


D. Keba-
karan
Tramtib
Satpam UGD ICU WARDS
Hansip

Rehabilitasi

Akses
113- Telepon
Rescue GADAR:
AGD 118 110-security
118 - 118 -

Puskesmas

DISASTER

The Right Patient To The Right Hospital By The Right Ambulance At The Right Time
FASE PRA RS FASE UGD - RS

251
1. Pelat ihan sebaiknya dim ulai dengan HOPE, karena
para direkt ur RS m erupakan Agent of Change.
I KABI t elah m elat ih ATLS lebih dari 15.000 dokt er,
Perki t elah m elat ih lebih 6.000 dokt er ACLS dan
AGD 118 t elah m elat ih lebih 10.000 perawat BTLS
& BCLS, t et api belum ada perubahan kualit as
penanggulangan GADAR, bencana dan korban
m assal, karena yang punya UGD dan am bulans
adalah para direkt ur RS. Dengan keyakinan para
direkt ur akan kewajibannya dalam penanggu-
langan GADAR, bencana & korban m assal, m aka
akan t erbent uk SAFE COMMUNI TY dan SPGDT/
AGDT 118. AGDT 118 harus bert ahap berubah
m enj adi BLUD AGD 118, sehingga Pem da dapat
m engem bangkannya bersam a dengan Yayasan
AGD 118 yang akan m enj aga st andard kom unikasi
yang sam a seluruh I ndonesia, st andard SOP,
St andar alkes, St andard Am bulans, Pendidikan
Orang awam (BLS) , Polisi, Dinas kebakaran,
Pram uka–PMI , Em ergency Nurse, Em ergency
Physician ( PDEI ) .
2. Pelat ihan Em ergency Nurse & Physician, BLS
( Awam ) , BLS ( + ) / MFR (unt uk awam khusus:
Polisi, Dinas Kebakaran, Tram t ib, Sat pam ,
Hansip) , MFR ( set ara dengan EMT Basic–
Param edik I / Sekolah Param edik di AGD 118
Jakart a dan sim ulasi bencana dapat dilakukan
secara sim ult an dalam 14 hari.
3. AGDT 118 akan selalu kesukaran dana dan bila
direkt ur RS digant i belum t ent u set uj u dengan
AGDT 118. Karena it u sebaiknya AGDT 118
dikem bangkan m enj adi Yayasan AGD 118 lokal
dengan pendiri; Gubernur / Pem da, I KABI , PERSI ,
Polisi, Dinas Kebakaran, ASKES, Jam sost ek dan
Jasa Raharj a. I ni akan m erupakan wadah bagi
pendiri unt uk duduk bersam a m engem bangkan
SAFE COMMUNI TY m enyelesaikan m asalah yang
dihadapi. Selain it u Gubernur/ Pem da dapat m em -
beli sarana AGD 118 dan dapat dihibahkan ke
Pedom an Teknis Penanggulangan Krisis Kesehat an Akibat Bencana
Yayasan AGD 118 Lokal. Dem ikian j uga
sum bangan am bulans dari ASKES, Jam sost ek dan
Jasa Raharj a dapat dikoordinasi lebih baik
pem anfaat annya. Karena undang-undang yayasan
yang baru t idak m em ungkinkan hal t ersebut ,
harus berbent uk BLUD AGD 118 di set iap daerah.
4. Asist en Bedah & Ahli bedah yang sudah t am at di
daerah j uga harus dilat ih dalam : ATLS, BSS,
DSTC, Peri Op Crit ical Care dan Disast er
m anagem ent sehingga m ereka m am pu m enj adi
I ncident Com m ander dan m enanggulangi korban
bencana dengan baik sepert i yang t elah dilakukan
para Ahli Bedah di Bom Bali I & I I , Jogyakart a dan
Aceh.

Pedom an Teknis Penanggulangan Krisis Kesehat an Akibat Bencana

Anda mungkin juga menyukai