Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

FUNGSI BOOLEAN DAN SYNTHETIC CIRCUIT

Anggota Kelompok 5:
1. Alfianita Arih Kusumaningrum (M0119007)
2. Annisa Shabrina Alaska (M0119012)
3. Ardhan Arbyantono (M0119013)
4. Diana Rahmawati (M0119024)
5. Fanea Fresty Antonieta (M0119030)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2022

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aljabar Boolean merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang di-
gunakan untuk menjabarkan rangkaian logika, menyederhanakan suatu ekspresi
logika untuk implementasi fisik rangkaian yang lebih sederhana. Aljabar Boolean
merupakan tipe data yang terdiri dari dua nilai saja, yaitu “True” dan “Fal-
se”.“True” biasa dilambangkan dengan digit 1 dan “False” biasa dilambangkan
dengan digit 0. Rangkaian yang tersusun dari gate logika dan terhubung sede-
mikian sehingga akan membentuk fungsi logika tertentu dengan m input dan n
output disebut combinatorial circuit.
Combinatorial circuit bermanfaat untuk meminimalkan jumlah gate yang
digunakan dalam suatu circuit sehingga didapatkan waktu minimal dalam me-
lintasi suatu circuit. Suatu circuit dibentuk untuk melaksanakan tugas khusus.
Terdapat tiga macam gates dalam combinatorial circuit, yaitu AND gate, OR ga-
te, dan NOT gate. Apabila ingin membentuk suatu combinatorial circuit, perma-
salahan dapat direpresentasikan kedalam bentuk input dan output. Akan tetapi,
untuk mempermudah dalam mendesain dan menyederhanakan ekspresi terdapat
beberapa aturan baku dalam penulisan ekspresi Boolean. Aljabar Boolean da-
pat digunakan untuk menganalisis suatu rangkaian logika dan mengekspresikan
operasinya secara matematik. Dengan menggunakan teorema Boolean tertentu
digunakan suatu rangkaian dapat direduksi menjadi bentuk yang lebih sederhana,
karena nilainya yang ekuivalen ekspresi Boolean yang lebih sederhana ini dapat
menggantikan ekspresi aslinya.
Untuk membangun sebuah combinatorial circuit yang berguna untuk meng-
hitung exclusive-OR dari x1 dan x2, maka masalah tersebut dapat dinyatakan

1
dengan mendaftar output dan input yang mendefinisikan exclusive-OR. Hal terse-
but sama saja dengan memberikan tabel logika yang diinginkan. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan dibahas mengenai Combinatorial circuit, fungsi Boolean,
dan synthetic circuit.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diperoleh rumusan masalah yaitu

1. apa pengertian combinatorial circuit,

2. apa yang dimaksud dengan aljabar Boolean, dan

3. bagaimana penerapan aljabar Boolean.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diperoleh tujuan yaitu

1. mengetahui pengertian combinatorial circuit,

2. mengetahui yang dimaksud dengan aljabar Boolean, dan

3. menerapan aljabar Boolean pada suatu kasus.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Combinatorial Circuit

Berikut beberapa definisi dan teorema menurut Johnsobaugh [4]


Definisi 2.1.1 Gate AND menerima input x1 dan x2 dengan
 x1 dan x2 adalah bit,
1, untuk x1 = 1 dan x2 = 1;

dan output dinotasikan dengan x1 ∧x2 dimana x1 ∧x2 =
0, untuk x yang lain.

Gate AND ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Gate AND

Definisi 2.1.2 Gate OR menerima input x1 dan  x2 , dengan x1 dan x2 adalah bit,
1, untuk x1 = 1 dan x2 = 1;

dan output dinotasikan x1 ∨x2 , dimana x1 ∨x2 =
0, untuk x yang lain.

Gate OR ditunjukkan pada Gambar 2.2

Gambar 2.2. Gate OR

Definisi 2.1.3 Gate NOT (invertex) menerima input x, dengan x adalah bit dan

3

1, untuk x = 0;

output dinotasikan x̄, dimana x̄ = .
0, untuk x = 1.

Gate NOT ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Gate NOT

Contoh 2.1.1. Berikut ini diberikan Tabel 2.1 logika untuk gate AND, OR, dan
Tabel 2.4 gate NOT.

Tabel 2.1. Logika untuk gate AND dan OR

x1 x2 x1 ∧ x2 x1 ∨ x2
1 1 1 1
1 0 0 1
0 1 0 1
0 0 0 0

Tabel 2.2. Logika untuk NOT


x x̄
1 0
0 1

Terlihat bahwa operasi AND(OR) sama dalam pengambilan minimum maximum


dari dua bit x1 dan x2 .
Contoh 2.1.2. Gambar 2.4 adalah contoh combinatorial circuit dengan output
yang didefinisikan tunggal untuk setiap input kombinasi x1 , x2 , dan x3 .

4
Gambar 2.4. Contoh combinatorial circuit

Tabel 2.3. Logika untuk combinatorial circuit


x1 x2 x3 y
0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 0

Terlihat bahwa semua kemungkinan kombinasi dari nilai input x1 , x2 , dan


x3 telah terdaftar dalam Tabel 2.3 sehingga dapat dihitung nilai output y dengan
menelusuri aliran circuit. Sebagai contoh, baris keempat pada Tabel 2.3 membe-
rikan nilai output y = 1 untuk nilai input x1 = 1, x2 = 0, dan x3 = 0.
Pada baris kelima pada Tabel 2.3 memberikan nilai output y = 0. Jika
x1 = 0, dan x2 = 1 maka output dari gate AND adalah 0. Diberikan x3 = 1,
input dari gate OR adalah 1 dan 0, sehingga diperoleh output gate OR 1. Karena
input pada gate NOT adalah 1, maka output y = 0. Gambar 2.5 menunjukkan
circuit dari Gambar 2.4 dengan x1 = 0, x2 = 1 dan x3 = 1.

5
Gambar 2.5. Circuit dari baris kelima Tabel 2.3

2.2 Aljabar Boolean

Definisi 2.2.1. Sebuah aljabar Boolean B terdiri dari S, dengan S memuat ele-
men berbeda 0 dan 1 serta operator +,•, dan operasi unary ’ maka berlaku aturan.

1. Sifat asosiatif
(x + y) + z = x + (y + z)
(x · y) · z = x · (y · z)
untuk setiap x, y, z ∈ S.

2. Sifat komutatif
(x + y) = (y + x)
(x · y) = (y · x)
untuk setiap x, y, z ∈ S.

3. Sifat distributif
x · (y + z) = (x · y) + (x · z)
x + (y · z) = (x + y) · (x + z)
untuk setiap x, y, z ∈ S.

4. Sifat identitas
x+0=x
x·1=x
untuk setiap x ∈ S.

5. Sifat komplemen
x + x′ = 1

6
x · x′ = 0
untuk setiap x ∈ S.
maka B dapat dituliskan B = (S, +, ·, 0, 1).
Definisi 2.2.2.Dalam aljabar Boolean, elemen x′ disebut sebagai komplemen dari
x.

2.3 Fungsi Boolean dan Synthetic Circuit

Definisi 2.3.1. Exclusive-OR dari x1 dan x2 , dinotasikan dengan x1 ⊕ x2 , di-


definisikan seperti pada Tabel 2.6. Bentuk normal disjungtif dari exclusive-OR
adalah
x1 ⊕ x2 = (x1 ∧ x¯2 ) ∨ (x¯1 ∧ x2 ).

Tabel 2.4. Exclusive-OR dari x1 dan x2

x1 x2 x1 ⊕ x2
1 1 0
1 0 1
0 1 1
0 0 0

Sebuah tabel logika yang mempunyai input dan output merupakan suatu
fungsi. Domain (daerah asal) adalah himpunan input, sedangkan range (daerah
hasil) adalah himpunan output. Fungsi Exclusive-OR pada Tabel 2.6, domainnya
adalah Z22 = (1, 1), (1, 0), (0, 1), (0, 0) dan range-nya adalah Z2 = {0, 1}.
Bentuk normal disjungtif dari exclusive-OR dapat ditulis x1 ⊕x2 = X(x1 , x2 )
dengan X adalah ekspresi Boolean, sehingga dapat menyelesaikan masalah pem-
bentukan combinatorial circuit. Dapat dibentuk suatu circuit yang berhubungan
dengan X. Fungsi yang dapat direpresentasikan sebagai ekspresi Boolean disebut
fungsi Boolean.

7
Definisi 2.3.2. Jika ekspresi Boolean X = (x1 , x2 , . . . , xn ) maka fungsi f dengan
bentuk f (x1 , x2 , . . . , xn ) = X(x1 , x2 , . . . , xn ) disebut fungsi Boolean.
Teorema 2.3.1. Diberikan X2n = (x1 , x2 , . . . , xn ) dan Z2 = 0, 1. Jika f : Zn2 →Z2 ,
maka f adalah fungsi Boolean. Jika f ̸= 0, misalkan A1 , . . . , Ak menotasikan
elemen-elemen Ai dari Zn2 dengan f (Ai ) = 1. Untuk setiap Ai = (a1 , . . . , an ),
himpunan mi = y1 ∧ . . . ∧ yn , dimana

xj , jika aj = 1

yj =
x̄j , jika aj = 0

maka
f (x1 , x2 , ..., xn ) = m1 ∨ m2 ∨ ... ∨ mk .

Bukti. Jika f (x1 , . . . , xn ) = 0 untuk setiap xi , maka f adalah fungsi Boolean ,


karena 0 adalah ekspresi Boolean.
Andaikan f ̸= 0. Misalkan mi (a1 , . . . , an ) menotasikan elemen yang diperoleh
dari mi dengan mengganti xj dengan aj . Jika mi (a1 ∧ . . . ∧ an ), maka

1, jika A = Ai

mi (A) =
0, jika A ̸= Ai .

Misalkan A ∈ Zn2 . Jika A = Ai untuk i ∈ 1, 2, . . . , k, maka f (A) = 1, mi (A) = 1,


dan
mi (A) ∨ . . . ∨ mk (A) = 1.

Jika A ̸= Ai , untuk i ∈ (1, . . . , k), maka f (A) = 0, mi (A) = 0, dan

m1 (A) ∨ . . . ∨k (A) = 0.

Dengan demikian, Teorema 2.3.1 berlaku.


Contoh 2.3.1. Fungsi f : Z32 → Z2 sebagai

f (x1 , x2 , x3 ) = x1 ∧ (x̄2 ∨ x3 )

adalah fungsi Boolean dengan input dan output pada Tabel 2.7.

8
Tabel 2.5. Input dan output dari f (x1 , x2 , xn )

x1 x2 x3 f (x1 , x2 , x3 )
1 1 1 1
1 1 0 0
1 0 1 1
1 0 0 1
0 1 1 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 0 0 0

Definisi 2.3.3. Ekspresi f (x1 , x2 , . . . , xn ) = m1 ∨ m2 ∨ . . . ∨ mk dari fungsi


Boolean f : Zn2 → Z2 disebut bentuk normal disjungtif dari suatu lintasan fungsi
f.
Contoh 2.3.2. Menentukan bentuk normal disjungtif dari fungsi f pada Tabel
2.8 input dan output berikut.

Tabel 2.6. input dan output dari f (x, y, z)

x1 x2 x3 f (x, y, z)
1 1 1 1
1 1 0 0
1 0 1 0
1 0 0 1
0 1 1 0
0 1 0 1
0 0 1 0
0 0 0 0

Perhatikan baris pertama Tabel 2.8 dan kombinasi

x ∧ y ∧ z. (2.1)

9
Ketika x1 = y1 = z1 maka persamaan 2.1 menghasilkan nilai 1 dan nilai
0 untuk nilai x1 , y1 , z1 lainnya. Akan tetapi, persamaan 2.1 menghasilkan nilai
yang tidak sesuai untuk baris keempat Tabel 2.8, sehingga harus dicari kombinasi
lain untuk keempat dan diperoleh kombinasi

x ∧ ȳ ∧ z̄. (2.2)

Dari persamaan 2.1 sampai 2.3 diperoleh ekspresi Boolean

(x ∧ y ∧ z) ∨ (x ∧ ȳ ∧ z̄) ∨ (x̄ ∧ y ∧ z̄), (2.3)

yang juga merupakan bentuk normal dari fungsi disjungtif f yaitu

f (x, y, z) = (x ∧ y ∧ z) ∨ (x ∧ ȳ ∧ z̄) ∨ (x̄ ∧ y ∧ z̄).

Definisi 2.3.4. Gate adalah fungsi dari f : Zn2 → Z2 .


Contoh 2.3.3. AND gate merupakan fungsi ∧ dari Z22 → Z2 yang ditunjukkan
pada Gambar 2.1, OR gate merupakan fungsi ∨ dari Z22 → Z2 yang ditunjukkan
pada Gambar 2.2, dan NOT gate merupakan fungsi dari Z22 → Z2 yang ditun-
jukkan pada Gambar 2.3.
Definisi 2.3.5. Suatu himpunan gate (g1 , . . . , gk ) disebut fungsional komplit ji-
ka diketahui sebarang bilangan positif n dan sebuah fungsi dari f : Zn2 → Z2 ,
memungkinkan untuk membuat sebuah combinatorial circuit yang menghitung f
dengan hanya memggunakan gate g1 , . . . , gk .
Contoh 2.3.4. Sebuah fungsi n dari f : Zn2 → Z2

f (x, y, z) = (x̄ ∧ y ∧ z) ∨ (x ∧ y ∧ z̄) ∨ (x ∧ ȳ ∧ z) ∨ (x ∧ y ∧ z)

merupakan combinatorial circuit yang dihitung hanya dengan menggunakan gate


g1 , . . . , gk , sebagai berikut

1. g1 = (x̄ ∧ y ∧ z)

2. g2 = (x ∧ y ∧ z̄)

3. g3 = (x ∧ ȳ ∧ z)

10
4. g4 = (x ∧ y ∧ z)

sehingga gate g1 , . . . , g4 merupakan fungsional komplit.


Teorema 2.3.2. Himpunan gate AND, NOT,OR, NOT adalah fungsional kom-
plit.
Bukti. Akan ditunjukkan bahwa himpunan AND, NOT adalah fungsional kom-
plit.
Diketahui
x ∨ y = x̄ ∨ ȳ = x̄ȳ.

Oleh karena itu, gate OR dapat diganti dengan gate AND dan tiga gate NOT.
Combinatorial circuit-nya diilustrasikan pada Gambar 2.8.

Gambar 2.6. Combinatorial circuit yang hanya menggunakan gate AND dan gate
NOT

Jika diketahui sebarang fungsi f : Zn2 → Z2 dengan Teorema 2.3.2 dapat


dikonstruksikan sebuah combinatorial circuit C menggunakan gate AND, gate
OR, dan gate NOT untuk menghitung f . Tetapi pada Gambar 2.8 menunjukkan
bahwa setiap gate OR dapat digantikan oleh gate AND dan gate NOT. Oleh ka-
rena itu, circuit C dapat dimodifikasi sehingga C hanya memuat gate AND dan
gate NOT. Jadi AND, NOT adalah fungsional komplit.
Definisi 2.3.6. Suatu NAND gate menerima x1 dan x2 , dimana x1 dan x2 ada-
lah bit. Output dinotasikan x1 ↑ x2 , dimana

0, jika x1 = 1 dan x2 = 1

x1 ↑ x2 =
1, jika x yang lain.

Gambar 2.7 adalah sebuah gate NAND.

11
Gambar 2.7. Gate NAND

Definisi 2.3.7. Suatu NOR gate menerima input x1 dan x2 , dimana x1 dan x2
adalah bit. Output dinotasikan x1 ↓ x2 , dimana

0, jika x1 = 1 dan x2 = 1

x1 ↓ x2 =
1, jika x yang lain.

Gambar 2.8 adalah sebuah gate NOR.

Gambar 2.8. Gate NOR

Teorema 2.3.3. Himpunan NAND adalah himpunan fungsional komplit dari


gate.
Bukti. Diketahui bahwa
x1 ↑ x2 = xy.

Oleh karena itu,


x̄ = xx = x1 ↑ x2

dan
x ∨ y = x̄ȳ = x̄ ↑ ȳ = (x ↑ x)(y ↑ y),

12
xx dan yy menunjukkan bahwa OR maupun NOT dapat dituliskan ke bentuk
NAND. Berdasarkan Teorema 2.3.2, himpunan OR,NOT adalah fungsional kom-
plit. Hal ini mengakibatkan himpunan NAND juga fungsional komplit.
Definisi 2.3.8. Masalah penentuan circuit terbaik disebut masalah minimisasi
(minimization problem). Persamaan

Ea ∨ Ea = E

E = E ∨ Ea

Dengan E mewakili sebuah ekspresi Boolean yang berguna dalam penyederhanaan


ekspresi Boolean.
Definisi 2.3.9. Penambah setengah (half-adder) menerima input dua bif yaitu x
dan y serta menghasilkan output penjumlahan biner cs dari x dan y. Bentuk cs
adalah bilangan biner dua bit. Dinyatakan s sebagai bit penjumlah (sum bit) dan
c sebagai bit pembawa (carry bit).
Contoh 2.3.5. Buatlah desain sebuah half-adder combinatorial circuit.
Fungsi ini memiliki dua output c dan s. Ditentukan bahwa c = xy dan s = xy
dari tabel 2.9. Sehingga didapatkan Half-Adder Circuit pada Gambar 2.11.

Tabel 2.7. Half-adder-circuit

x y c s
1 1 1 0
1 0 0 1
0 1 0 1
0 0 0 0

Definisi 2.3.10. Penambah penuh (full-adder) menerima input tiga bit yaitu
x, y, dan z serta menghasilkan output penjumlahan biner cs dari x, y, dan z.
Bentuk cs adalah bilangan biner dua bit.

13
BAB III

PEMBAHASAN
Contoh 3.0.1. Contoh kasus diambil dari Rosen [3].
Find the values of the Boolean function represented by f (x, y, z) = xy + z
Penyelesaian :
Nilai fungsi Boolean dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Nilai fungsi Boolean


x y z xy z f (x, y, z) = xy + z
1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1
1 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 1
0 1 1 0 0 0
0 1 0 0 1 1
0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 1

Contoh 3.0.2. Contoh kasus diambil dari Rosen [3].


Find the sum-of-products expansion for the function f (x, y, z) = (x + y)z
Penyelesaian :

14
Akan dicari dengan sifat-sifat aljabar Boolean.

f (x, y, z) = (x + y)z

= xz + yz

= 1xz + 1yz

= (y + y)xz + (x + x)yz

= xyz + xyz + xyz + xyz

= xyz + xyz + xyz

Sum-of-product expansion adalah bentuk normal disjungtif dari fungsi f . Perlu


diketahui bahwa x + y = x ∨ y, maka didapatkan bentuk normal disjungtif dari
fungsi f adalah f (x, y, z) = xyz ∨ xyz ∨ xyz.

Contoh 3.0.3. Temukan output dari rangkaian dibawah ini:

Gambar 3.1.

Penyelesaian :

Gambar 3.2.
Pada Gambar 3.2 dilambangkan ȳ karena invertex.

15
Gambar 3.3.
Pada Gambar 3.3 dilambangkan x + ȳ + z karena OR gate.

Gambar 3.4.
Pada Gambar 3.4 dilambangkan x + ȳ + z karena invertex.

Gambar 3.5.
Pada Gambar 3.5 dilambangkan z̄ karena invertex.

Gambar 3.6.
Pada Gambar 3.6 dilambangkan xyz̄ karena AND gate.

16
Gambar 3.7.
Pada Gambar3.7 dilambangkan dengan (x + ȳ + z)xyz̄ karena AND gate.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa output dari rangkaian pada
soal adalah (x + ȳ + z)xyz̄.

Contoh 3.0.4. Contoh kasus diambil dari Gupta [2].


Find the disjunctive normal form and also the corresponding combinatorial cir-
cuit of the following Boolean functions.

Tabel 3.2. Input dan output dari f (x, y, z)

x y z f (x, y, z)
0 0 0 1
0 0 1 1
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 1
1 1 0 1
1 1 1 1

Penyelesaian :
Perhatikan baris pertama pada Tabel 3.2 didapatkan kombinasi

17
x̄ ∨ y ∨ z (3.4.1)

Ketika x = y = z = 0 maka kombinasi 3.4.1 menghasilkan nilai 1. Kombinasi ini


juga sesuai untuk baris kedua, ketiga, kelima, keenam, ketujuh, dan kedelapan.
Akan tetapi pada baris keempat, kombinasi 3.4.1 tidak menunjukkan hasil yang
sesuai, sehingga akan dicari kombinasi lain untuk baris keempat dan diperoleh

x∧y∧z (3.4.2)

Dari kombinasi 3.4.1 dan 3.4.2 didapatkan ekspresi Boolean

(x̄ ∨ y ∨ z) ∨ (x ∧ y ∧ z)

yang juga merupakan bentuk normal dari fungsi disjungtif f yaitu

y = (x̄ ∨ y ∨ z) ∨ (x ∧ y ∧ z)

Diperoleh combinatorial circuit seperti pada Gambar 3.8

Gambar 3.8. Combinatorial circuit dari f (x, y, z)

18
Contoh 3.0.5. Show that the combinatorial circuit in (a) and (b) are equivalent.

Penyelesaian :
Akan ditunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa combinatorial circuit (a) dan
(b) adalah ekuivalen.

Tabel 3.3. Kebenaran logika combinatorial circuit (a)

x1 x2 x3 x¯1 x¯2 x¯2 ∨ x3 x¯1 ∨ (x¯2 ∨ x3 )


0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1
1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1 1

19
Tabel 3.4. Kebenaran logika combinatorial circuit (b)

x1 x2 x3 x1 ∧ x2 x1 ∧ x2 x1 ∧ x2 ∨ x3
0 0 0 0 1 1
0 0 1 0 1 1
0 1 0 0 1 1
0 1 1 0 1 1
1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 1 1
1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 0 1

Berdasarkan Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 terlihat bahwa output y(a) = y(b).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa combinatorial circuit (a) dan (b)
adalah ekuivalen.

20
BAB IV

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Combinatorial circuit adalah rangkaian yang tersusun dari gate logika dan
terhubung sedemikian sehingga akan membentuk fungsi logika tertentu de-
ngan m input dan n output. Combinatorial circuit bermanfaat untuk me-
minimalkan jumlah gate yang digunakan dalam suatu circuit sehingga di-
dapatkan waktu minimal dalam melintasi suatu circuit. Terdapat tiga ma-
cam gates dalam combinatorial circuit, yaitu AND gate, OR gate, dan NOT
gate.Combinatorial circuit dapat dikontruksikan ekspresi Boolean dengan
menggunakan aljabar Boolean.

2. Sebuah aljabar Boolean B terdiri dari S, dengan S memuat elemen berbe-


da 0 dan 1, operasi biner dan pada S, dan operasi unary ’ pada S yang
memenuhi sifat asosiatif, komutatif, distributif, identitas, dan komplemen.

3. Aljabar Boolean dapat diaplikasikan ke dalam suatu circuit dengan merep-


resentasikan ke dalam fungsi Boolean.

21
DAFTAR RUJUKAN

[1] Chartrand, G. dan O. R. Oellermann, Applied and Algorithmic Graph


Theory., McGraw-Hill Inc, New York, 1993.

[2] Gupta, S. B. dan C. P. Gandhi, Discrete Structures, Laxmi Publications,


2010

[3] Rosen, K. H., Discrete Mathematics and Its Applications, 7th ed.,
McGraw Hill, New York, 2012

[4] Johnsonbaugh, R., Discrete Mathematic, 6th ed., Pearson Prentice, New
Jersey, 2005.

22
JOB DESCRIPTION

Nama Job Description


Alfianita Arih Kusumaningrum Penerapan Fungsi Boolean dan Synthetic Cir-
cuit, penyusunan presentasi, dan proof reader
Annisa Shabrina Alaska Pendahuluan, penyusunan makalah, kesimpul-
an, dan proof reader
Ardhan Arbyantono Combinatorial circuit, Aljabar Boolean, Fungsi
Boolean dan Synthetic Circuit,dan proof reader
Diana Rahmawati Penerapan Fungsi Boolean dan Synthetic Cir-
cuit, dan proof reader
Fanea Fresty Antonieta Penerapan Fungsi Boolean dan Synthetic Cir-
cuit, dan proof reader

23

Anda mungkin juga menyukai