1. Kemukakan satu kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi diindonesia , dan analisislah
Langkah-langkah apa saja yang telah diambil Lembaga penegak ham dalam penyelesaian
pelanggran ham berat itu
KASUS PEMBUNUHAN MUNIR
kasus pembunuhan ini dapat digolongkan sebagai kejahatan yang bukan tindak pidana
biasa (ordinary crimes), melainkan tindak pidana luar biasa (extra ordinary crimes) atau
pelanggaran HAM yang berat (gross violations of human rights) atau bahkan dinilai
sebagai kejahatan yang amat serius (the most serious crimes)seperti kejahatan melawan
kemanusiaan (crimes against humanity). Sehingga sangat penting bagi Negara cq
Komnas HAM untuk segera menetapkan kasus Pembunuhan Munir sebagai Pelanggaran
HAM Berat
penyelesaiannya :
1. Presiden Republik Indonesia memerintahkan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia untuk segera menindaklanjuti surat Komnas HAM mengenai Rekomendasi
Penanganan Kasus Pembunuhan Munir Said Thalib;
2. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) segera menetapkan kasus
Pembunuhan Munir Said Thalib sebagai Kasus Pelanggaran HAM Berat untuk
selanjutnya melakukan penyelidikan independen sebagaimana mandat UU No.26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM;
3. Pemerintah cq. Presiden Republik Indonesia harus memastikan tanggung jawab
negara untuk jaminan penghormatan, perlindungan hukum, dan pemenuhan hak
asasi manusia seluruh warga negara, termasuk pengakuan dan perlindungan bagi
Pembela HAM melalui regulasi yang memadai;
4. Presiden Republik Indonesia memerintahkan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia memastikan praktik penegakan hukum
yang berkeadilan dalam kasus-kasus yang menimpa para pembela hukum dan tidak
menjadi alat kekuasaan untuk melakukan teror dan kriminalisasi terhadap Pembela
HAM:
2. Suatu negara yang menganut prinsip rule of law seperti Indonesia ini memerlukan pilar-pilar
utama untuk dapat menyanggah berdiri tegaknya suatu negara sebutkan dan jelaskan masing-
masing pilar tersebut
Pertama, Supremasi Hukum (supremacy of law). Dalam perspektif ini bahwa semua
masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi.
Kedua, Persamaan dalam hukum (equality before the law). Disini ada persamaan kedudukan
setiap orang dalam hukum dan pemerintahan, yang diakui secara normatif dan dilaksanakan
secara empirik.
Ketiga, Asas legalitas. Di dalam setiap negara hukum, dipersyaratkan bahwa
segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas peraturan perundang-undangan
yang sah dan tertulis. Peraturan perundang-undangan tertulis tersebut harus ada dan berlaku
lebih dulu atau mendahului tindakan atau perbuatan administrasi yang
dilakukan.
Keempat, Pembatasan kekuasaan. Prinsip pembagian kekuasaan secara
vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal dilakukan agar terjadi checks and
balances dalam kedudukan yang sederajat dan saling mengimbangi serta
mengendalikan satu sama lain. Pembatasan kekuasaan juga dilakukan dengan membagibagi
kekuasaan ke dalam beberapa organ yang tersusun secara vertikal. Dengan begitu,
kekuasaan tidak tersentralisasi dan terkonsentrasi dalam satu organ atau satu tangan
yang memungkinkan terjadinya kesewenang-wenangan
3. Apakah kendala yang dihadapi lembaga negara dalam membangun good governance