Anda di halaman 1dari 3

Nama : Pratiwi Sudirman

NIM : 18301241054
Kelas : Pendidikan Matematika C 2018
“Pendidikan Sosial Budaya”

Dampak Keragamaan dan Kesetaraan Dalam Dinamika Sosial Budaya

Kasus
Pariwisata di Bali dan Multikulturalisme
detikTravel Community - Pariwisata Bali populer di kalangan wisatawan asing
hingga dalam negeri. Hal itu pun disebabkan oleh budaya multikulturalisme yang ada di sana
sejak lama. Indonesia yang memiliki kekayaan budaya didalamnya pun juga tidak luput dari
pengaruh globalisasi dan kontak dunia luar. Hal ini dapat dilihat sejak zaman datangnya
bangsa Eropa ke Indonesia yang memengaruhi cara hidup dan berpikir masyarakat Indonesia.
Arus globalisasi yang masuk melampaui batas-batas ruang dan waktu turut
memengaruhi pariwisata di Indonesia, khususnya Bali. Di Indonesia mulai tahun 1910-1920,
Belanda membuka biro pariwisata VTV (Vereeniging Toeristen Verker) atas keluarnya
keputusan Gubernur Jendral. Selanjutnya, terbentuk agen perjalanan LISLIND dan NITOUR
di Batavia yang berpusat di Belanda.
Destinasi wisata utama yang ditawarkan oleh Belanda adalah Bali, tetapi atraksi
wisata yang ditawarkan bukan hanya keeksotisan pantai atau gunung saja, melainkan juga
perempuan lokal yang bertelanjang dada. Pada saat itu, kebudayaan Jawa dan Bali masih
dikenal primitif, perempuan-perempuan tidak mengenakan pakaian untuk menutupi dada, hal
ini merupakan sesuatu yang unik dan vulgar menurut masyarakat Belanda sehingga membuat
mereka tertarik untuk mengunjungi Bali.
Pariwisata di Bali masih berkembang sampai saat ini. Hal ini dapat terjadi karena
adanya hubungan antara penduduk lokal, pembisnis pariwisata, pengembang pariwisata, dan
wisatawan. Hubungan yang terbentuk bukan hanya hubungan secara fiskal dan ekonomis,
melainkan juga secara kultural.
Wisatawan, penduduk lokal, dan migran yang datang untuk mencari peluang usaha di
Bali tentu tidak bisa melepaskan kebudayaan yang dibawanya. Wisatawan memiliki
kebudayaan sendiri yang dibawa dari negara atau daerahnya, penduduk lokal juga memiliki
kebudayaan sendiri, migran baik yang berasal dari luar negeri maupun berbagai suku bangsa
di Indonesia seperti Batak, Sasak, Madura juga membawa sistem budaya yang melekat dalam
diri. Hal tersebut tentu menyebabkan terbentuknya masyarakat multikultural di Bali.
Aspek-aspek budaya dan atraksi wisata yang ditawarkan juga turut mengikuti tatanan
masyarakat yang multikultural. Atraksi wisata yang diambil dari budaya lokal masyarakat
setempat, seperti kesenian tari kecak, tari barong, musik gamelan, dan tradisi ritual
masyarakat lokal.
Begitu pula Pariwisata Bali. Bukan hanya menawarkan aspek budaya masyarakat
lokal sebagai atraksi wisata, tetapi juga mengikuti selera wisatawan. Hal itu dapat dibuktikan
dengan adanya pusat-pusat hiburan seperti restoran dan hotel yang bertaraf internasional.
Adanya spa atau panti pijat, bar dan diskotik yang di pusat keramaian juga ditawarkan
mengikuti selera wisatawan.
Dengan demikian, keadaan pariwisata Bali menyebabkan masuknya masyarakat yang
heterogen sehingga muncul multikulturalisme. Multikulturalisme di Bali dapat terjadi karena
adanya penerimaan dan pengakuan adanya perbedaan sehingga tercipta keharmonisan satu
sama lain.

Analisis Kasus
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya di masing masing daerahnya.
Baik itu dari adat istiadat, seni tari, seni, musik, seni rupa, seni ukir, dan lainnya. Di tiap-tiap
sudut kota di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda dan sangat berangam
Pada kasus diatas disebutkan salah satu provinsi di Indonesia, yaitu Bali. Salah satu
provinsi di Indonesia ini terkenal dengan pariwisatanya yang sangat indah. Yang disuguhkan
dari Bali tidak hanya wisata alam tetapi juga beragam budaya daerahnya. Selain tempat
wisata disana juga ada beberapa atraksi dari masyarakat setempat yang memiliki bakat dalam
bidangnya.
Perkembangan pariwisata di Bali sudah bagus. Faktor pendukungnya yaitu hubungan
yang terjalin antara warga lokal, pembisnis pariwisata, pengembang pariwisata, dan
wisatawan. Dalam kasus diatas juga disebutkan hubungan yang terbentuk bukan hanya
hubungan secara fiskal dan ekonomis, melainkan juga secara kultural. Jadi, hubungan
sosialnya yang terjadi sangat bagus untuk mendukung majunya pariwisata di Bali.
Karena pariwisatanya yang bagus, menarik para penduduk lokal maupun luar untuk
membuka usaha disana. Penduduk dari luar Bali ini mungkin tidak hanya dari daerah-daerah
yang berada disekitanya saja. Bisa dari penduduk Sulawesi yang migran ke Bali dan lainnya.
Para pendatang ini masuk ke Bali dengan tanpa meninggalkan jati dirinya sebagai warga
daerah asalnya. Misal ada pendatang dari Madura, budaya asli akan ia bawa juga ke Bali.
Semakin banyaknya pendatang yang masuk ke Bali membuat bali semakin kaya akan
budayanya. Meski begitu mereka tetap saling toleransi dan saling menghargai.
Dengan adanya masyarakat dan budaya multicultural tersebut membuat Bali semakin
dikenal oleh kalangan luas. Baik itu dari wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Dan
karena beragam wisatawan yang berdatangan juga semakin memunculkan adanya
keberagaman budaya. Bagi wisatawan mancanegara mereka dapat wawasan tentang Budaya
yang ada di Indonesia. Sedangkan bagi wisawatan lokal maupun penduduk lokal bali
mendapat wawasan tentang bagaimana budaya yang ada di berbagai negara di dunia.

Anda mungkin juga menyukai