Anda di halaman 1dari 12

Identifikasi isu

Isu ke 1

Belum optimalnya pencegahan resiko jatuh pada pasien rawat inap di upt puskesmas
dukuhseti

Banyak upaya yang telah dilakukan oleh puskesmas dalam mengurangi atau
mencegah kejadian pasien jatuh diantaranya melakukan evaluasi resiko terhadap pasien
jatuh dan segera bertindak untuk mengurangi resiko terjatuh dan mengurangi resiko cedera
akibat jatuh. Pencegahan jatuh merupakan masalah yang kompleks, yang melintasi batas-
batas kesehatan, pelayanan sosial, kesehatan masyarakat dan pencegahan kecelakaan.

Upaya mengantisipasi dan mencegah terjadinya pasien jatuh dengan atau tanpa
cidera perlu dilakukan pengkajian di awal maupun kemudian pengkajian ulang secara
berkala mengenai pasien resiko jatuh, termasuk resiko potensial yang berhubungan dengan
jadwal pemberian obat serta mengambil tindakan untuk mengurangi semua resiko yang
telah diidentifikasi tersebut. Pengkajian resiko jatuh ini telah dapat dilaksanakan sejak
pasien mulai mendaftar yaitu dengan menggunakan skala jatuh.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada petugas rawat inap di


puskesmas dukuhseti didapatkan data laporan Kejadian Tidak Diharapkan di tahun 2020-
2022 terjadi kejadian pasien jatuh sebanyak 4 kasus. Yang terakhir pada tgl 5 juli 2022
terjadi pasien jatuh a/n Ny. S umur 68th dengan diagnosa HT dan vertigo, Tetapi pada
kasus ini pasien tidak mengalami cidera. Berdasarkan hasil ini, sistem upaya pencegahan
resiko jatuh pasien belum berjalan secara optimal, dimulai dari pengkajian resiko pasien,
labelling, mobilisasi pasien dan evaluasi yg berkelanjutan.

Hal ini menggambarkan bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien


secara aman yang merujuk pada pasient safety belum optimal, hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan perawat dalam melaksanakan prosedur pencegahan resiko jatuh.
Upaya pelaksanaan prosedur pasien resiko jatuh merupakan hal penting yang harus
dilakukan oleh petugas puskesmas terutama perawat sebagai upaya menjamin keselamatan
pasien (pasien safety) selama di puskesmas, untuk itu perlu adanya pengkajian terkait
adanya pengaruh tingkat pengetahuan perawat dengan pencegahan pasien resiko jatuh.

Banyak dampak yang disebabkan karena insiden dari jatuh. Contoh dampak pasien
jatuh sebagai berikut: 1.) Dampak fisiologis dapat berupa luka lecet, luka memar, luka
sobek, cidera kepala, fraktur, bahkan sampai kematian. 2.) Dampak secara psikologis dapat
mengakibatkan rasa ketakutan, cemas, distress, depresi, sehingga mengurangi aktivitas fisik
pasien.
Foto pada ruang rawat inap puskesmas dukuhseti

Isu ke 2

Kurang optimalnya pelayanan dengan sistem Triage di unit gawat darurat

Tujuan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat yaitu tercapainya kepuasan


pasien dan keluarga dalam mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat dan benar.
Tujuan tersebut akan tercapai jika didukung oleh sumber daya manusia yang
mencukupi dan perencanaan manajemen yang profesional. Instalasi gawat darurat
dikelola untuk menangani pasien gawat darurat mengancam jiwa yang melibatkan
tenaga profesional terlatih serta didukung dengan peralatan khusus, sehingga
perawat dalam memberikan pelayanan pasien secara cepat dan tepat. Ketepatan
pelayanan di Instalasi Gawat Darurat harus didukung dengan pelaksanaan triage
yang benar (Merihot, 2012).

Penerapan konsep triage yang baik diperlukan kesiapan dan peran perawat
IGD dalam menangani kondisi kegawatdaruratan. Salah satu peran perawat IGD
adalah melakukan triage. Pada kegiatan triage perawat bertanggung jawab penuh
dalam pengambilan keputusan segera (decision making), melakukan pengkajian
resiko, pengkajian sosial, diagnosis, dan menentukan prioritas serta merencanakan
tindakan berdasarkan tingkat urgency pasien.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis kepala ruang IGD


puskesmas dukuhseti didapatkan, belum adanya form Rekam medis Triage, masih
terdapat perawat yang langsung menempatkan pasien di tempat tidur pasien tanpa
di lakukan triage. Terdapat juga pasien tidak gawat dan tidak darurat di tempatkan di
tempat triage warna merah.

Pada hal ini keterampilan dan sikap perawat mempunyai hubungan dengan
penerapan triase bila faktor-faktor tersebut tidak dilaksanakan secara optimal dapat
menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan menyebabkan
kecacatan pada klien.

Isu ke 3

Masih rendahnya penggunaan aplikasi digital dalam pendaftaran online

Kepuasan konsumen menjadi hal utama yang harus diperhatikan bagi


tiap puskesmas. puskesmas dituntut untuk dapat memberikan informasi
kepada pasien dengan cepat, efektif, efisien, dan berkualitas. Alternatif
pendekatan pengembangan sistem informasi saat ini adalah memanfaatkan
internet yang semakin mudah diakses, mendigitalisasi pencatatan manual,
memanfaatkan peralatan nirkabel untuk meningkatkan akses informasi dan
mengembangkan media telekomunikasi dengan media sosial. Kemudahan
akses informasi yang diberikan oleh puskesmas akan dapat meningkatkan
kepuasan pasien. puskesmas perlu memiliki sistem informasi yang baik
melalui proses perencanaan (Sari, dkk, 2015).
Pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan yang sangat sederhana dan
cepat merupakan salah satu upaya peningkatan pelayanan kepada pasien
yang akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Di UPTD Puskesmas
Dukuhseti masih memberikan pelayanan pendaftaran menggunakan manual
dan online, tetapi dalam hal ini masyarakat lebih memilih menggunakan
pendaftaran lewat manual di bandingkan lewat online. mengambil antrian di
mesin antrian untuk priksa dan menunggu pelayanan kesehatan,padahal
dalam aplikasi mobil JKN bisa di manfaatkan untuk mendaftar lewat online.
Dampak dari pendaftaran manual adalah menyebabkan kerumunan di
ruang tunggu pasien, pasien akan jenuh dalam menunggu panggilan untuk
mendapatkan layanan Kesehatan, dan di masyarakat akan muncul opini
periksa di Puskesmas Dukuhseti lama antriannya dan akan mempengaruhi
kunjungan,masyarakat akan malas untuk periksa ke Puskesmas.

Isu ke 4

Masih rendahnya kepatuhan pengunjung pasien memakai masker di masa pandemi


covid-19

Salah satu protokol kesehatan yang sangat ketat sekali di terapkan


selama pandemi Covid-19 ini yaitu menggunakan masker. Menurut WHO,
penggunaan masker sebagai protokol kesehatan Covid-19 cukup efektif
untuk mencegah transmisi virus corona jika masker digunakan dengan cara
yang benar. Awalnya WHO mengatakan masker hanya boleh digunakan oleh
petugas medis atau orang yang mempunyai gejala seperti batuk atau bersin,
2 namun setelah itu orang yang tanpa gejala pun kemungkinan mampu untuk
menularkan virus tersebut. Dan setelah itu kebijakan wajib menggunakan
masker untuk semua orang pun diterapkan (Pemerintah RI, 2020).
Di puskesmas dukuhseti sendiri masih menerapakan wajib masker bagi
karyawan atau pengunjung yang ada di area sekitar puskesmas dukuhseti.
Mengingat akhir-akhir ini kasus virus covid-19 di indonesia cenderung naik.
Akan tetapi masyarakat sudah abai terhadap kepatuhan pengunaan masker.
Alasan mengapa masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan, seperti
memakai masker saat keluar rumah adalah memakai masker menjadi sesak
napas, tidak nyaman, merasa diri sehat dan tidak khwatir dengan adanya
Covid-19.

Dampak yang terjadi jika tidak menggunakan masker menurut Pusat


Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yaitu
pertama, mudah terpapar virus. Kedua, menyebarkan virus ke orang lain.
Dan ketiga, membawa virus ke tubuh. Maka dari itu, menggunakan masker
sangat penting untuk melindungi tubuh dari virus Covid-19 yang dapat masuk
melalui jalur pernapasan serta dapat masuk melalui area wajah.
Tabel

NO Kondisi Saat ini GAP Hasil Yang di Dampak


Harapkan
1 Belum optimalnya Dari data yang ada masih Dengan adanya Dampak yang
pencegahan resiko terdapat pasien yang jatuh, pengkajian ini hal disebabkan karena
jatuh pada pasien maka dari itu perlu adanya yang di harapan insiden dari jatuh.
rawat inap di upt pengawasan untuk pasien sebagai berikut:
resiko jatuh pasien
puskesmas yang beresiko tinggi jatuh. 1.) Dampak fisiologis
tidak terjadi dan
dukuhseti. dengan ini nilai organisasi dapat berupa luka
pasien yang beresiko
Di puskesmas yang belum diterapkan lecet, luka memar,
jatuh tinggi
dukuhseti masih yaitu inovasi dan inisiatif.
luka sobek, cidera
Dimana perlunya dilakukan mendapat
belum optimal kepala, fraktur,
peran ASN dalam pengawasan.
dalam pencegahan bahkan sampai
menerapkan SMART ASN
resiko jatuh, seperti kematian.
yaitu, berwawasan luas,
belum adanya 2.) Dampak secara
profesional, hospitality, dan
formulir pengkajian psikologis dapat
integritas
berkelanjutan, mengakibatkan
penanda di bed, rasa ketakutan,
cemas, distress,
depresi, sehingga
mengurangi
aktivitas fisik
pasien.

2 Kurang optimalnya Dalam hal ini Maka di harapakan Pada hal ini keterampilan
pelayanan dengan pelaksanaan di dan sikap perawat
sistem Triage di unit lakukan dengan mempunyai hubungan
gawat darurat, sejauh dengan penerapan triase
cepat dan tepat
ini di puskesmas bila faktor-faktor tersebut
dalam triage pasien
dukuhseti triage tidak dilaksanakan
supaya pasien dapat
sudah berjalan secara optimal dapat
di tangangani
dengan baik, menyebabkan kesalahan
walaupun masih dengan baik. dalam pengambilan
kurang dalam memilih keputusan dan
pasien menempatkan menyebabkan kecacatan
tempat tidurnya pada klien.
sesuai zona.
3 Masih rendahnya Di era digital sekarang ini Masyarakat di menyebabkan
penggunaan aplikasi untuk masuk ke revolusi harapakan mampu kerumunan di ruang
digital dalam industry 4.0 dalam hal ini menggunakan tunggu pasien, pasien
pendaftaran online di ASN harus bisa menguasai akan jenuh dalam
aplikasi Mobil JKN
puskesmas dukuhseti IT sesuai dengan indikator menunggu panggilan
untuk mendaftar
yang artinya Smart ASN yaitu untuk mendapatkan
online.
masyarakat belum penguasaan teknologi layanan Kesehatan, dan
dapat memanfaatkan informasi di masyarakat akan
aplikasi digital. muncul opini periksa di
Pendaftaran manual Puskesmas Dukuhseti
lebih di gunakan lama antriannya dan
masyarakat artinya akan mempengaruhi
pasien datang untuk kunjungan,masyarakat
mengambil antrian di akan malas untuk
mesin antrian untuk periksa ke Puskesmas.
priksa dan menunggu
pelayanan
Kesehatan.
4 Masih rendahnya Diharapakan Dampak yang terjadi
kepatuhan masyarakat jika jika tidak
pengunjung pasien berkunjung dalam menggunakan masker
memakai masker di
puskesmas menurut Pusat
masa pandemi covid-
dukuhseti wajib Pengendalian dan
19
menggunakan Pencegahan Penyakit
Pada saat ini kasus
masker. Amerika Serikat (CDC)
covid-19 masih
yaitu pertama, mudah
cenderung naik,
terpapar virus. Kedua,
walaupun
menyebarkan virus ke
masyarakat sudah
orang lain. Dan ketiga,
merasa bahwa
membawa virus ke
pandemi covid-19
tubuh. Maka dari itu,
sudah tidak ada.
menggunakan masker
Maka dari itu
sangat penting untuk
masyarakat sudah
melindungi tubuh dari
abai dalam
virus Covid-19 yang
pemakaian masker.
dapat masuk melalui
jalur pernapasan serta
dapat masuk melalui
area wajah
A. PERUMUSAN DAN PENETAPAN CORE ISU
Sesuai identifikasi isu yang dilakukan oleh penulis di UPTD
Puskesmas dukuhseti maka dilakukan identifikasi isu lebih dalam dengan
menggunakan metode APKL dan USG.
1. Metode Analisa APKL
APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) dimana
dalam penilaian untuk menentukan isu menggunakan system skor yaitu
menggunakan angka 1-5. Kemudian di jumlahkan setelah menemukan nilai
tertinggi maka di situ dapat ditentukan prioritas isu yaitu:
a) Aktual: Isu selalu dinilai menjadi perbincangan utama pada setiap rapat internal dan
diharapkan isu tersebut dapat diselesaikan;
b) Problemati: isu dapat menimbulkan dampak negative berupa miss koordinasi dan
tumpeng tindih pekerjaan antara pegawai;
c) Kekhalayakan: Menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada umumnya,
bukan untuk seseorang atau kelompok;
d) KeLayakan: Logis, Pantas, Realitas, dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
kewenangan dan tanggung jawab serta solusi apa yang diberikan.
No Isu-Isu Kriteria Keterangan
(Skore)
A P K L
1. Belum optimalnya pencegahan resiko jatuh
pada pasien rawat inap di upt puskesmas
dukuhseti
2. Kurang optimalnya pelayanan dengan sistem
Triage di unit gawat darurat
3. Masih rendahnya penggunaan aplikasi digital
dalam pendaftaran online
4 Masih rendahnya kepatuhan pengunjung pasien
memakai masker di masa pandemi covid-19

Hasil analisis di atas kemudian dilakukan penapisan prioritas isu dengan


metode Urgency, Seriousness, dan Growth (USG). Analisis USG
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, serta perkembangan.
Masing-masing isu diberikan skor 1-5 sesuai dengan skala likert. Dimana skor
1 berarti isu tersebut TIDAK urgent, serius, dan berkembang, skor 2 berarti
KURANG, skor 3 berarti cukup, skor 4 berarti isu tersebut urgent, serius dan
berkembang, serta skor 5 berarti SANGAT urgent.
Berikut ini 4 (empat) isu utama di Puskesmas Gunungwungznkal, yang
akan dianalisis lebih lanjut menggunakan teknik tapisan isu USG:
NO ISU-ISU INDIKATOR JUMLAH PERINGKAT
U S G
1 Belum optimalnya
pencegahan resiko jatuh
pada pasien rawat inap di upt
puskesmas dukuhseti
2 Kurang optimalnya pelayanan
dengan sistem Triage di unit
gawat darurat
3 Masih rendahnya penggunaan
aplikasi digital dalam
pendaftaran online
Setelah dilakukan analisis dengan metode USG dan APKL maka diperoleh
prioritas masalah “Belum optimalnya pencegahan resiko jatuh pada pasien rawat
inap di upt puskesmas dukuhseti’.
BAB II.
ANALISIS ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN MASALAH

A. Gagasan Pemecahan Isu (Masalah)


Masih tingginya angka stunting di Desa Jepalo Kecamatan Gunungwungkal.
Stunting sendiri mendapatkan perhatian khusus dari prmrtintah baik pemerintah daierah
mauoun negara sendiri. Karena stunting sangat berpengaruh dalam segala hal baik
kecerdasan, perkembangan dan pertunmbuhan anak. Maka dari itu penulis akan
menganalisa isu dengan analisa fishbone maupun SWOT untuk mengetahui akar
masalah atau penyebab dari syunting.
1. Analisa dengan Diagram Fishbone
Hasil analisis dengan metode APKL dan USG diperoleh isu prioritas
yaitu “Masih tingginya angka stunting di Desa Jepalo Kecamatan
Gunungwungkal”. Akar penyebab masalah selanjutnya didiagnosa
menggunakan diagram fishbone. Diagram ini merupakan suatu alat untuk
mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menggambarkan secara detail
penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Kategori akar
masalah yang digunakan meliputi manpower (sumber daya manusia), material
(bahan baku), method (metode), money (keuangan), milieu (lingkungan).
Analisis akar masalah dapat dilihat pada diagram berikut:
MAN MATERIAL
Belum adanya petugas Belum ada stiker, penanda
pengkaji resiko jatuh di resiko jatuh, dan poster skala
rawat inap resiko jatuh
Kurangnya pengetahuan Belum
petugas tentang pencegahan Belum banyaknya buku literatur diterapkan
resiko jatuh nya
Kurangnya media informasi tentang
pencegahan resiko jatuh pelayanan
pencegaha
n resiko
Tidak ada lift untuk mobilisasi pasien jatuh pada
Belum adanya pengkajian ke lantai 2
resiko jatuh Fall morse pasien
scale, humpty dumpty Ruang rawat inap berada dilantai dua rawat inap
scale dan SOP dukuhseti
Kurangnya koordinasi pengadaan
barang pencegahan resiko jatuh
Belum adanya sosialisasi Belum adanya simulasi
pecegahan resiko jatuh pecegahan resiko jatuh pasien
pasien
METHOD MILIEU/ENVIRONTMENT
Gambar 2.6. Diagram analisis Fish

Anda mungkin juga menyukai