BRP Blok Cardiovascular System 2023 PDF
BRP Blok Cardiovascular System 2023 PDF
bukurancangan pengajaran
BLOK
Cardiovascular System
PENYUSUN
Agustinus Sitepu
Arvitamuriany Triyanthi Lubis
Dina Arwina Dalimunthe
Haflin Soraya Hutagalung
Brema Suranta Pasaribu
Dewi Indah Sari Siregar
Eka Roina Megawati
Elvita Daulay
Ester Lantika Ronauli Silaen
Kamal Kharrazi Ilyas
Lidya Imelda Laksmi
Lita Feriyawati
Lokot Donna Lubis
Naomi Niari Dalimunthe
Nenni Dwi Aprianti Lubis
Putri Amelia
Rina Amelia
Rina Yunita
Siti Syarifah
Sry Suryani Widjaja
Yasmine Fitrina Siregar
Zaimah Tala
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Cardiovascular System ini dapat
diselesaikan. Buku ini disusun untuk memberikan informasi dan pedoman bagi
mahasiswa, staf pengajar, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Blok
Cardiovascular System.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memfasilitasi
penyusunan Buku Rancangan Pengajaran Modul Cardiovascular System ini,
terutama bagi tim penyusun modul yang telah bekerja keras sehingga buku ini dapat
diterbitkan. Dalam proses penyusunannya, kami sadar bahwa buku ini tidak luput
dari berbagai kekurangan dan keterbatasan. Kami memohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam penulisan nama dan gelar narasumber, kalimat dan tata cara
penulisan. Segala kritik dan saran yang membangun kami terima dengan terbuka
agar dapat menyempurnakan buku ini.
Kami berharap buku ini bermanfaat dalam proses pendidikan dan pengajaran
sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di FK USU.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 6
II. PRASYARAT MAHASISWA.......................................................................... 7
III. TUJUAN ...................................................................................................... 7
IV. A. LINGKUP BAHASAN............................................................................... 10
IV. B. REFERENSI ............................................................................................ 35
V. METODA PENGAJARAN ............................................................................. 37
VI. SARANA DAN PRASARANA ...................................................................... 39
VII. EVALUASI MAHASISWA ........................................................................... 40
VIII. PENUNTUN PRAKTIKUM CARDIOVASCULAR SYSTEM-1 ..................... 42
IX. PENUNTUN PRAKTIKUM CARDIOVASCULAR SYSTEM-2 ....................... 74
X. MODUL KETERAMPILAN KLINIS ................................................................ 97
I. PENDAHULUAN
Blok sistem kardiovaskular ini mempunyai beban kredit sebesar 6 SKS, yang akan
dilaksanakan selama 6 (enam) minggu.
Tujuan umum blok ini, membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan
dalam menegakkan diagnosa penyakit, pengobatan, menilai kesembuhan, menilai
prognosis, dan pencegahan penyakit-penyakit pada sistem kardiovaskular yang sering
dijumpai di layanan primer.
Referensi:
Survei Kesehatan Nasional tahun 2000
Blok kardiovaskular ini merupakan salah satu blok Tahap II (Pathological Sciences)
dalam struktur kurikulum. Mahasiswa pada Tahap II adalah mahasiswa yang telah
melalui Tahap I (Basic Medical Sciences), mahasiswa ini telah mencapai keterampilan
generik yaitu keterampilan belajar sepanjang hayat, dan dasar-dasar ilmu kedokteran.
III. TUJUAN
TUJUAN BLOK
Tujuan umum
Melalui blok kardiovaskular ini mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang dokter layanan primer, yaitu:
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinik dasar
3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Pengelolaan masalah kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas diri dan pengembangan diri
7. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktek
Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan Blok Sistem Kardiovaskular ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara santun dalam upayanya
mengelola pasien dengan masalah Sistem Kardiovaskular dengan mengintegrasikan
penalaran klinis dan biomedis sehingga menunjang terciptanya kerja sama yang baik
antara dokter dengan pasien, keluarga, komunitas, dalam penanganan masalah
dermatologi.
2. Melakukan anamnesis (dan pemeriksaan fisik) yang lengkap dengan teknik yang
tepat serta mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual.
3. Menjelaskan semua prosedur klinik rutin dan menganalisis data sekunder pasien
dengan kelainan kulit dengan mengintegrasikan ilmu biomedik dan ilmu klinik.
4. Memilih berbagai prosedur klinik, laboratorium, dan penunjang lain dan menafsirkan
hasilnya.
5. Melakukan tindak pencegahan dan tindak lanjut dalam tata laksana masalah kulit
dengan mempertimbangkan keterbatasan ilmu dalam diagnosis maupun tata
laksananya.
6. Mencari, mengumpulkan, menyusun, dan menafsirkan informasi menyangkut
masalah kulit dari berbagai sumber dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan
pencegahan dan promosi kesehatan, serta surveilans dan pemantauan status
kesehatan pasien.
7. Peka terhadap tata nilai pasien dan mampu memadukan pertimbangan moral dan
pengetahuan/keterampilan klinisnya dalam memutuskan masalah etik yang berkaitan
dengan gangguan Sistem Kardiovaskular.
TUJUAN MAHASISWA
2.3. Siklus jantung 2.3.1. Peristiwa Late Diastole, Atrial Fisiologi: CVS1-K5 50’
Systole, Ventricular Systole, 1. Dr. dr. Yetty
Early Diastole Machrina,
2.3.2. Durasi systole dan diastole M.Kes
2.3.3. Nadi arteri 2. dr. Eka Roina
2.3.4. Perubahan tekanan atrium dan Megawati,
jugular pulse M.Kes
2.3.5. Suara-suara jantung
2.3.6. Murmur
2.3.7. Ekokardiografi
2.4. Sumber dan 2.4.1. Komponen sistem konduksi Fisiologi: CVS1-K6 50’
penyebaran jantung 1. Dr. dr. Yetty
eksitasi 2.4.2. Sifat listrik otot jantung Machrina,
jantung 2.4.3. Potensial pacemaker M.Kes
2.4.4. Mekanisme penyebaran eksitasi 2. dr. Eka Roina
jantung Megawati,
2.5. Elektrokardio- 2.5.1. Fungsi EKG M.Kes
gram 2.5.2. Fungsi 12 lead EKG
2.5.3. Gambaran EKG normal
2.5.4. Vektor jantung
3. Penyakit 3.1. Penegakan 3.1.1. Anamnesis dalam Ilmu Kesehatan CVS1-K7 50’
Jantung diagnosis PJB menegakkan diagnosis PJB Anak:
Bawaan (PJB) 3.1.2. Pemeriksaan fisik dalam
1. Dr. dr. Tina C.L.
pada anak menegakkan diagnosis PJB
Tobing,
3.1.3. Skrining PJB pada bayi baru
M.Ked(Ped),
lahir
SpA(K)
2. dr. Rizky
Adriansyah,
M.Ked(Pped),
SpA(K)
3.2. PJB Asianotik 3.2.1. Atrial Septal Defek Ilmu Kesehatan CVS1-K8 50’
- Definisi ASD Anak:
- Gejala dan tanda klinis ASD 1. dr. Putri Amelia,
- Kelainan pada pemeriksaan M.Ked(Ped),
fisik ASD SpA(K)
- Kelainan darah, EKG, Foto 2. dr. Hafaz Zakky
toraks dan ekokardiografi
Abdillah,
- Kelainan pada kateterisasi dan
angiografi ASD M.Ked(Ped),
- Perjalanan penyakit ASD SpA(K)
seperti gagal jantung,
Eisenmenger / Penyakit
vaskular paru, endokarditis
dan hipertensi pulmonal pada
ASD
- Menjelaskan
penatalaksanaan umum,
penatalaksanan komplikasi
dan kondisi yang
berhubungan dengannya,
indikasi operasi dari ASD
- Menjelaskan prognosis ASD
3.2.2. Ventrikel Septal Defek (VSD)
- Definisi VSD
- Gejala dan tanda klinis VSD
- Kelainan pada pemeriksaan
fisik VSD
- Kelainan darah, EKG, Foto
toraks dan ekokardiografi
- Kelainan pada kateterisasi dan
angiografi VSD
berhubungan dengannya,
indikasi operasi dari TOF
- Menjelaskan prognosis TOF
4. 4.1. Peranan hukum 4.1.1. Menjelaskan hukum Fisiologi : CVS1-K10 50’
HukumHemodi hemodinamika hemodinamika 1. Dr. dr. Yetty
namika pada faal 4.1.2. Menjelaskan jenis pembuluh Machrina, M.Kes
susunan darah dan fungsinya 2. dr. Eka Roina
pembuluh 4.1.3. Menjelaskan aliran darah Megawati, M.Kes
darah 4.1.4. Menjelaskan tekanan darah
4.1.5. Menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi tahanan
tepi
4.1.6. Menjelaskan perubahan
tekanan darahpada belbagai
keadaan
4.1.7. Menjelaskan waktu edar
4.1.8. Menjelaskan denyut nadi
4.1.9. Menjelaskan tekanan
venaMenjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi
tekanan darah vena sentralis
5. Patofisiologi 5.1. Patofisiologi 5.1.1. Patofisiologi Hipertensi Fisiologi : CVS1-K11 50’
Gangguan Hipertensi 1. Dr. dr. Yetty
Sistem Machrina, M.Kes
2. dr. Eka Roina
Kardiovaskular
Megawati, M.Kes
Jantung
6. Hipertensi 6.1. Hipertensi 6.1.1. Menjelaskan pengertian Penyakit Dalam : CVS1-K12 50’
(Essensial / tekanan darah, tekanan 1. dr. T. Realsyah,
Primer) darah sistolik/diastolik M.Ked (Cardio),
6.1.2. Menjelaskan definisi Sp.PD-KKV,
hipertensi dan hipertensi Sp.JP
primer 2. dr. Naomi Niari
6.1.3. Menjelaskan perkembangan Dalimunthe,
kriteria dan klasifikasi M.Ked(PD),
hipertensi dari masa ke masa SpPD-KKV
menurut guideline WHO,
ISH, JNC dan ESC/ESH
6.1.4. Menjelaskan kriteria dan
klasifikasi hipertensi terkini
menurut guideline JNC
8,AHA/ACC 2017 dan
ESC/ESH 2018
6.1.5. Menjelaskan kriteria dan
klasifikasi hipertensi menurut
konsensus penatalaksanaan
hipertensi menurut
Perhimpunan Dokter
Hipertensi Indonesia 2019
6.1.6. Menjelaskan Istilah
hipertensi usia lanjut
(elderly), hipertensi terisoler
(isolated systolic
hypertension), hipertensi
krisis (urgensi, emergensi),
hipertensi maligna, hipertensi
tak berkomplikasi,hipertensi
resisten dan hipertensi
refrakter
9. Peran aktin 9.1. Menjelaskan 9.1.1. Memahami mengenai Biokimia : CVS1-K19 50’
dan myosin struktur dan sarkoplasma,sarkomer 1. dr. Rusdiana,
dalam otot gambaran sebagai satuan fungsi otot M.Kes
otot jantung 9.1.2. Memahami myofibril, thick/thin
jantung 2. Dr. dr. Sry
dan sarko filament
plasma Suryani Widjaja,
9.2. Menjelaskan 9.2.1. Mempelajari aktin dan myosin M.Kes
interaksi sebagai protein utama dari
myosin, aktin otot
dan ATP da 9.2.2. Menjelaskan interaksi myosin,
lam kontraksi aktin dan ATP dalam kontraksi
Aktin dan otot jantung
myosin 9.2.3. Mempelajari proses-proses
biokimia yang terjadi dalam 1
siklus kontraksi dan relaksasi
otot
9.3. Menginter- 9.3.1. Mempelajari fungsi troponin
pretasikan I,T,C
fungsi sistem 9.3.2. Mempelajari tropomiosin
troponin dan
tropomiosin
9.4. Menjelaskan 9.4.1. Mempelajari peranan kalsium
peranan ion dalam regulasi kontraksi otot
Kalsium dan 9.4.2. Mempelajari protein-protein
yang berperan dalam proses
kreatin
kontraksi otot jantung
posfat 9.4.3. Mempelajari mengenai nitric
dalalm Oksid
kontraksi 9.4.4. Memahami ATP sebagai
otot jantung sumber energy
9.4.5. Mempelajari keadaan aerobic
dan aerobik dan proses yang
terlibat di dalamnya
10. Hemodinamika 10.1. Fungsi 10.1.1. Fungsi endothelium, otot polos Fisiologi CVS1-K20 50’
pembuluh vascular, arteri & arteriol, 1. Dr. dr. Yetty
darah kapiler, limfatik, arteriovenous Machrina,
anastomosis, venul dan vena
M.Kes
10.1.2. Angiogenesis
2. dr. Eka Roina
10.1. Biofisik 10.1.1. Aliran, tekanan dan tahanan
Megawati,
fisiologi 10.1.2. Aliran laminar
M.Kes
sirkulasi 10.1.3. Shear stress dan aktivasi gen
10.1.4. Kecepatan rata-rata
10.1.5. Formula Poiseuille-Hagen
10.1.6. Viskositas dan tahanan
10.1.7. Critical closing pressure
10.1.8. Hukum Laplace
10.1.9. Tahanan dan kapasitas
pembuluh darah
11. Penyakit 11.1. Kardiomiopati 11.1.1. Menjelaskan definisi Kardiologi: CVS1-K21 50’
Miokardium kardiomiopati 1. dr. Yuke
11.1.2. Menjelaskan patologi dan Sarastri, Sp.JP
etiologi kardiomiopati
2. dr. Andi Khairul,
11.1.3. Menjelaskan gambaran klinis
dan pemeriksaan penunjang Sp.JP
kardiomiopati
11.1.4. Menjelaskan penatalaksanaan
dan prognosis kardiomiopati
11.2. Kardiomiopati 11.2.1. Menjelaskan definisi kardiomiopati
Dilatasi dilatasi
11.2.2. Menjelaskan patologi dan etiologi
kardiomiopati dilatasi
11.2.3. Menjelaskan gambaran klinis dan
pemeriksaan penunjang
kardiomiopati dilatasi
11.2.4. Menjelaskan penatalaksanaan dan
prognosis kardiomiopati dilatasi
13. Mekanisme 13.1. Pengaturan 13.1.1. Inervasi pembuluh darah Fisiologi : CVS1-K23 50’
regulasi sistem saraf 13.1.2. Inervasi jantung 1. Dr. dr. Yetty
sistem terhadap 13.1.3. Pengaturan sistem Machrina,
M.Kes
kardiovaskular sistemkardio kardiovaskular
2. dr. Eka Roina
vaskular 13.1.4. Pengaturan medulla terhadap Megawati,
sistem kardiovaskular M.Kes
13.1.5. Baroreceptor
13.1.6. Regangan atrium dan
reseptor cardiopulmonal
13.1.7. Valsava maneuver
13.1.8. Chemoreceptor
13.2. Regulasi 13.2.1. Autoregulasi
lokal 13.2.2. Metabolit vasodilator dan
vavokonstriksi lokal
13.3. Bahan- 13.3.1. Prostasiklin & Thromboxane
bahan yang A2, Nitric Oxide, Carbon
disekresi monoxide, Endothelin
Endothelium
13.4. Regulasi 13.4.1. Kinin, hormon-hormon
sistemik oleh natriuretic, vasokonstriktor
neurohumor sirkulasi
al
13.5. Patofisiologi 13.5.1. Patofisiologi gagal jantung kiri Fisiologi : CVS1-K24 50’
gagal dan gagal jantung kanan 1. Dr. dr. Yetty
jantung Machrina, M.Kes
2. dr. Eka Roina
Megawati, M.Kes
14. Gagal 14.1. Definisi 14.1.1. Menjelaskan Definisi Gagal Kardiologi : CVS1-K25 50’
Jantung akut Jantung akut 1. dr. Andika
(Acute Heart 14.2. Etiologi 14.2.1. Menjelaskan etiologi gagal Sitepu, SpJP(K)
Failure) jantung akut : 2. dr. Yuke Sarastri,
- Penyakit jantung Miokardium
Sp.JP
(Myocardial Disease)
- Penyakit jantung Katup
- Penyakit Jantung koroner
- Penyakit Jantung hipertensi
- Penyakit jantung bawaan
- Penyakit jantung tiroid
- Penyakit jantung anemia
15. Gagal 15.1. Definisi 15.1.1. Menjelaskan definisi Gagal Kardiologi : CVS1-K27 50’
Jantung Jantung kronik 1. dr. Faisal Habib,
kronik 15.2. Etiologi 15.2.1. Menjelaskan etiologi dan Sp.JP (K)
(Chronic pencetus gagal jantung kronik 2. dr. Kamal K.
15.3. Aspek klinis 15.3.1. Menjelaskan :
Heart Failure) Ilyas, Sp.JP
- Klasifikasi classfungsional
(NYHA)
- Gambaran klinis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan penunjang
(EKG, radiologi,
Ekokardiografi,angiografi,
radio nuklir)
- Prognosis
15.4. Tata 15.4.1. Menjelaskan:
laksana - Pengobatan Farmakologis
- Gagal Jantung khronis
- Pengobatan non farmakologis
Gagal Jantung kronis
- Penggunaan obat diuretik
(furosemid, spironolakton),
nitrat, vasodilator (ACE I , A II
antagonis), penghambat beta
(bisoprolol, carvedilol),
kardiotonika (digoksin)
16. Modalitas 16.1. Menjelaskan 16.1.1. Pemeriksaan Foto Thoraks Radiologi : CVS1-K28 50’
radiologi pada Modalitas 16.1.2. Pemeriksaan CT scan thoraks 1. dr. Elvita R.
Kardiovaskuler yang 16.1.3. Pemeriksaan MRI thoraks Daulay,
digunakan M.Ked(Rad),
16.1.4. Pemeriksaan skintigrafi
pada SpRad(K)
pemeriksaan jantung 2. dr. Dedy Dwi
kardiovaskuler 16.1.5. Pemeriksaan angiografi Putra, SpRad
jantung
17. Diagnostic 17.1. Menjelaskan 17.1.1. Menjelaskan peran Kardiologi : CVS1-K29 50’
tools in peran alat pemeriksaan EKG dalam 1. Prof. dr. Harris
cardiovascular bantu menegakkan diagnosis Hasan, Sp.PD,
Sp.JP(K)
examination diagnostik penyakit jantung
2. dr. Nizam Z.
pada 17.1.2. Menjelaskan peran Akbar,
penyakit pemeriksaan foto toraks dalam Sp.JP(K)
jantung menegakkan diagnosis
penyakit jantung
17.1.3. Menjelaskan peran
pemeriksaan Treadmill dalam
menegakkan diagnosis
penyakit jantung
17.1.4. Menjelaskan peran
pemeriksaan Ekokardiografi
dalam menegakkan diagnosis
penyakit jantung
17.1.5. Menjelaskan peran
pemeriksaan kateterisasi
dalam menegakkan diagnosis
penyakit jantung
17.1.6. Menjelaskan peran
pemeriksaan holter dalam
menegakkan diagnosis
penyakit jantung
17.1.7. Menjelaskan peran
pemeriksaan thallium scaning
dalam menegakkan diagnosis
penyakit jantung
17.1.8. Menjelaskan peran
pemeriksaan thallium scaning
dan MSCT dalam
menegakkan diagnosis
penyakit jantung
17.1.9. Menjelaskan peran
pemeriksaan Tilt Table Test
dalam menegakkan diagnosis
penyakit jantung
Tema : Sistem hantaran jantung
18. Struktur 18.1. Anatomi 18.1.1. Sistem konduksi jantung Anatomi : CVS1-K30 50’
sistem Sistem 1. dr. Lita
kardiovaskular Kardiovaskular Feriyawati,
M.Kes, SpPA
2. dr. Dwi Rita
Anggraini,
M.Kes, SpPA
19. Aktivitas 19.1. Patofisiologi Kardiologi: CVS1-K31 50’
listrik jantung aritmia 19.1.1. Interpretasi EKG normal 1. dr. Hilfan Ade
19.1.2. Irama jantung normal Putra Lubis,
19.1.3. Pacemaker abnormal SpJP(K)
19.1.4. Eksitasi fokus ektopik 2. dr. Andi Khairul,
19.1.5. Reentri Sp.JP
19.1.6. Atrial aritmia
dan supraventrikular)
supraventri- 21.7.2. Menjelaskan patofisiologi dan
kular) konsekuensi hemodinamik
21.7.3. Menjelaskan tata laksana
21.8. Ventrikular 21.8.1. Menjelaskan definisi Ventrikular Kardiologi : CVS1-K34 50’
Takikardi Takikardi 1. dr. Yolandi
21.8.2. Menjelaskan patofisiologi dan Sumadio,
konsekuensi hemodinamik Sp.JP(K)
21.8.3. Menjelaskan tata laksana 2. dr. Kamal K.
21.9. Ventrikuler 21.9.1. Menjelaskan definisi Ventrikuler Ilyas, Sp.JP
Fibrilasi Fibrilasi
21.9.2. Menjelaskan patofisiologi dan
konsekuensi hemodinamik
21.9.3. Menjelaskan tata laksana
21.10. Henti 21.10.1. Menjelaskan definisi henti
jantung jantung
21.10.2. Menjelaskan patofisiologi dan
konsekuensi hemodinamik
21.10.3. Menjelaskan tata laksana
21.11. Bundle 21.11.1. Menjelaskan klasifikasi RBBB
branch dan LBBB
block 21.11.2. Menjelaskan gambaran EKG
danpresentasi klinis
21.11.3. Menjelaskan tata laksana
21.12. AV Block 21.12.1. Menjelaskan mengenai Total
AV block
21.12.2. Menjelaskan gambaran EKG
dan presentasi klinis
21.12.3. Menjelaskan tatalaksana dan
penggunaan PPM (permanent
pace maker)-VVI
CARDIOVASCULAR SYSTEM-2
Tema: Penyakit Jantung Bawaan pada Dewasa, Infeksi dan Penyakit Jantung Struktural
22. Penyakit 22.1. Atrial septal 22.1.1. Menjelaskan kelainan anatomi, Kardiologi: CVS2-K1 50’
Jantung defek pemeriksaan fisik, diagnosis, 1. Prof. dr. A. Afif
Bawaandan perjalan penyakit Siregar, SpA(K),
kelainan penatalaksanaan umum, SpJP(K)
katup pada penatalaksanan bedah dan non 2. dr. Ali Nafiah
orang dewasa bedah, komplikasi dan kondisi Nst, SpJP(K)
yang berhubungan ASD
22.1.2. Menjelaskan ASD dengan
kehamilan
danpenatalaksanaannya
diagnosis banding
23.1.7. Menjelaskanpengobatan
demam rematik dan
komplikasi
23.1.8. Menjelaskanpencegahan
primer dan sekunder
23.1.9. Menjelaskanpenatalaksanaan
dan prognosis
23.2. Penyakit 23.2.1. Menjelaskanperbedaan
Jantung demam rematik dengan
Rematik penyakit jantung rematik
23.2.2. Menjelaskankelainan katup
jantung pada demam rematik
23.2.3. Menegakkandiagnosis
penyakit jantung rematik
23.2.4. Menjelaskanpenatalaksanaan
penyakit jantung rematik
24. Penyakit 24.1. Katup Mitral 24.1.1. Mitral Stenosis Kardiologi: CVS2-K3 50’
Katup - Perjalanan penyakit, etiologi, 1. dr. Andre Pasha
Jantung patologi dan patofisiologi Ketaren,SpJP(K)
- Anamnesis dan pemeriksaan
2. dr. T. Winda
fisik pada mitral stenose
- Kelainan EKG, Ekokardiografi Ardhini,
dan angiografi SpJP(K)
- Kelainan radiologi
24.1.2. Mitral Regurgitasi
- Perjalanan penyakit,
etiologi,patologi dan patofisiologi
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik pada mitral
regurgitasi
- Kelainan EKG, Ekokardiografi
dan angiografi
- Kelainan radiologi
24.2.Katup Aorta 24.2.1. Aortic Stenosis
- Perjalanan penyakit,
etiologi,patologi dan patofisiologi
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik pada
Aortic stenosis
- Kelainan EKG, Ekokardiografi
dan angiografi
- Kelainan radiologi
24.2.2. Aortic Regurgitasi
- Perjalanan penyakit,
etiologi,patologi dan patofisiologi
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik pada
Aortic regurgitasi
- Kelainan EKG, Ekokardiografi
dan angiografi
- Kelainan radiologi
24.3. Katup 24.3.1. Trikuspid Stenosis
Trikuspid - Perjalanan penyakit, etiologi,
patologi dan patofisiologi
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik pada
Trikuspid stenosis
- Kelainan EKG, Ekokardiografi
dan angiografi
- Kelainan Radiologi
24.3.2. Trikuspid Regurgitasi
- Perjalanan penyakit, etiologi,
patologi dan patofisiologi
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik pada
Trikuspid regurgitasi
- Kelainan EKG, Ekokardiografi
dan angiografi
- Kelainan Radiologi
24.4.Katup 24.4.1. Pulmonal Stenosis
Pulmonal - Perjalanan penyakit, etiologi,
patologi dan patofisiologi
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik pada
Pulmonal stenosis
- Kelainan EKG, Ekokardiografi
dan angiografi
- Kelainan Radiologi
24.4.2. Pulmonal Regurgitasi
- Perjalanan penyakit,
etiologi,patologi dan patofisiologi
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik pada
Pulmonal regurgitasi
- Kelainan EKG, Ekokardiografi
dan angiografi
- Kelainan Radiologi
25. Mikro- 25.1. Staphylococus 25.1. Menjelaskan ciri-ciri bakteri Mikrobiologi CVS2-K4 50’
organisme aureus 25.2. Menjelaskan cara 1. dr. Tetty Aman
penyebab 25.2. Streptococcus pembiakandanpertumbuhan Nasution,
infeksi pada hemolyticus 25.3. Menjelaskan gejala-gejala yang M.Med.Sc
jantung 25.3. Streptococcus ditimbulkan 2. dr. Maria
pneumoniae 25.4. Menjelaskanterjadinya infeksi Magdalena
25.4. Enterobacte Streptococcus beta Simatupang,
riaceae Hemolyticus MKT
25.5. Enterovirus 25.5. Menjelaskantimbulnya sakit
(Coxsackie 25.6. Diagnosa laboratorium
virus grup A 25.7. Menjelaskanjenis dan cara
dan B) pengiriman spesimen Kultur
25.6. Candida dan serologi
25.7. Aspergillus 25.8. Menjelaskanmorfologi virus
25.9. Menjelaskangejala-gejala yang
ditimbulkan serta diagnosa lab
virus
25.10. Menjelaskanmorfologi jamur
25.11. Menjelaskangejala-gejala yang
ditimbulkan serta diagnosa lab
jamur
26. Penyakit / 26.1. Histopatologi 26.1.1. Menjelaskan patogenesis dan Patologi Anatomi : CVS2-K5 50’
kelainan jenis-jenis gambaran makroskopis / 1. Dr. dr. Lidya
pada organ penyakit / mikroskopis jenis-jenis Imelda Laksmi,
jantung kelainan pada penyakit jantung : M.Ked(PA),
organ jantung - Coronary Heart Disease SpPA
- Hypertensive Heart Disease 2. Dr. dr. Betty,
- Rheumatic Heart Disease M.Ked(PA),
- Congenital Heart Disease
SpPA(K)
- Bacterial Endocarditis
- Sifilitic Heart Disease
- Cor Pulmonale
- Another Heart Disease
26.2. Patogenesis 26.2.1. Menjelaskan patogenesis dan
Infeksi jantung gambaran mikroskopis
Endocarditis
26.3. Patogenesis 26.3.1. Menjelaskan patogenesis dan
35. Pengenalan 35.1. Test-test 35.1.1. Mengenal prinpsip Patologi Klinik: CVS2-K16 50’
dari test-test laboratorium pemeriksaan dari komponen : 1. Prof. dr. Adi
laboratorium untuk - Antiphospholipid Koesoema
- Anticardiolipin
pada anti penegakkan Aman, SpPK(K)
- β2 Glycoprotein (β2 GPI)
phospholipids diagnosis 35.1.2. Test-test yang harus dikenal : 2. dr. Dewi Indah
syndrome antiphospho- - ELISA untuk Sari Siregar,
lipidsyndrome antiphospholipid syndrome MKed (Clin-
(Sapporoci- - ELISA untuk anticardiolipin Path), Sp.PK
teria) - ELISA untuk β2 GPI
35.1.3. Dapat menginterpretasikan
kombinasi-kombinasi test
untuk antiphospholipid
anticardiolipin β2 GPI,
Lupus Anticoagulant
36. Pengenalan 36.1. Mengenal 36.1.1. Pengenalan tentang Cascade
tentang trigger pembekuan darah dan
Disseminated terjadinya endothelial trauma
Intravascular DIC 36.1.2. Pengenalan peranan cytokine
Coagulation pada Cascade pembekuan
(DIC) dan darah
multiorgan 36.1.3. Mengenal dengan cepat
failure (MOF) apakah seorang pasien
berada pada keaadaan
tendensi untuk jatuh DIC
36.1.4. Mengenal kemungkinan
pasien jatuh DIC + MOF tanpa
perdarahan
36.1.5. Dapat segera mengenal
keadaan DIC
36.1.6. Dapat melayani konsultasi
pada sejawat disiplin lain akan
masalah DIC + MOF
36.1.7. Bila diperlukan dapat dlm
keadaan emergency
menghandle kasus DIC
38. Penyakit 38.1. Penyakit 38.1.1. Menjelaskan epidemiologi Kardiologi : CVS2-K18 50’
pembuluh ArteriPenyakit dan etiologi 1. dr. Zainal Safri,
darah arteri, Burger's 38.1.2. Menjelaskanhubungan antara SpPD, KKV,
perokok berat dengan FINASIM, SpJP
vena dan
penyakit tersebut
limfe (K)
38.1.3. Menjelaskangene yang
berhubungan penyakit 2. dr. Teuku Bob
tersebut Haykal,
38.1.4. Menjelaskankelainan SpJP(K)
hiperkoagulasidan fungsi
endotel padapenyakit tersebut
38.1.5. Menjelaskantrombosis
inflamsi yang mempengaruhi
arteri dan vena
38.1.6. Menjelaskangambaran klinis
dan kriteria diagnostik
38.1.7. Menegakkan diagnosis
banding penyakit yang
menyerupai penyakit
Burger's
38.1.8. Menjelaskanprosedur terapi
konservatif dan operatif
38.2. Vaskulitis 38.2.1. Menjelaskanepidemiologi dan
Takayasu etiologi
38.2.2. Menjelaskanpatogenesis
vaskulitis takayasu
38.2.3. Menjelaskangejala dan tanda
klinis
38.2.4. Menjelaskankelainan yang
didapati pada pemeriksaan
arteriografi
38.2.5. Menjelaskanprosedur terapi
konservatif dan operatif
38.3. Tromboemboli 38.3.1. Menjelaskansumber emboli
Arterial spontan
38.3.2. Menjelaskanlokasi tersering
oklusi emboli
38.3.3. Menjelaskangejala dan tanda
klinis tromboemboli
38.3.4. Menjelaskanterapi
farmakologik dan
terapi operatif
38.4. Trombosis 38.4.1. Menjelaskanfase trombosis
arteriel dan tipe
Trombus
38.4.2. Menjelaskanstep, faktor yang
terlibat dan mekanisme
aktivasi platelet dan agregasi
platelet
38.4.3. Menjelaskanmekanisme dan
pathway koagulasi darah
38.4.4. Menjelaskanmekanisme
fibrinolisis
38.5. Aneurisma 38.5.1. Menjelaskandefinisi dan patologi
Aorta dan bentuk-bentuk aneurisma
38.5.2. Menjelaskanetiologi dan faktor
yang menyebabkan aneurisma
aorta
38.5.3. Menjelaskangejala klinis
aneurisma aorta
38.5.4. Menjelaskanpemeriksaan
penunjang untuk
menegakkandiagnosis aneurisma
aorta
38.5.5. Menjelaskanperjalanan penyakit
dankomplikasi
38.5.6. Menjelaskanpengobatan surgikal
44. Forensik pada 44.1. Sudden death 44.1.1. Menjelaskan visum pada Forensik : CVS2-K26 50’
sistem kardio- (kematian penyakit kardiovaskular 1. dr. Agustinus
vaskular mendadak) 44.1.2. Menjelaskan dasar hukum Sitepu, M.Ked
(For), Sp.F
penyidik meminta visum
2. dr. Doaris Ingrid
44.1.3. Menjelaskan pemeriksaan Marbun,
tambahan/ penunjang M.Ked(For),
Sp.F
IV.B REFERENSI
2006
Clinical Anesthesiology G. Edward Morgan
4th ed
Pharmacology & Physiology in 2006
Robert K. Stoelting
Anesthetic Practice 4th ed
ANESTESI Yao & Artusio's Anesthesiology
2003
Problem Oriented Patient Fun-Sun F. Yao
5thed
Management
A Practical Approach to Cardiac 2003
Frederick A. Hensley
Anesthesia 3rd ed
BEDAH Buku Ajar Bedah Sjamsu Hidajat FK-UI 2000
PENYAKIT Aru W.S,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK-UI 2007
DALAM Bambang S, et al
Pathophysiology of Heart Disease: A Wolters Kluwer
Collaborative Project of Medical Lily LS Health; 2015/6th ed
Students and Faculty
KARDIOLOGI Yoga Yuniadi
Dony Yugo Hermanto
Buku Ajar Kardiovaskular FK-UI 2017
Bambang Budi
Siswanto
Parikh’s Textbook of Medical
Parikh CK CBS
Jurisprudence and Toxicology
Unexpected and Sudden Death from Oxford University
FORENSIK Natural Causes in Smpson’s Knight Bernard Press, Inc. 1997
Forensic Medicine New York
Essential of Forensic Medicine and 1997
Narayan Reddy
Toxicology 16th ed
V. METODA PENGAJARAN
A. PEMUTARAN FILM
Pemutaran film bertujuan memberikan wawasan dan gambaran mengenai luasnya lingkup
Sistem Kardiovaskular dan membangkitkan minat mahasiswa untuk memahami blok ini.
B. KULIAH
Kuliah hanya bertujuan untuk memberikan konsep dasar dalam memahami materi-materi
yang berhubungan dengan Sistem Kardiovaskular, sehingga akan memudahkan
mahasiswa dalam membaca buku teks, dan referensi lainnya. Kuliah tidak bertujuan untuk
memberikan isi keseluruhan dari materi, dengan demikian kepada mahasiswa diwajibkan
untuk membaca referensi yang dianjurkan.
Kegiatan belajar Problem Base Learning (PBL) menggunakan metode 2 (dua) kali diskusi
untuk setiap pemicu (trigger) dan 1 (satu) kali pertemuan pleno, yang dihadiri para pakar
dari setiap departemen terkait dengan blok Sistem Kardiovaskular.
Diskusi dilaksanakan dalam kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 12-15
mahasiswa dan didampingi oleh seorang tutor yang berperan sebagai fasilitator bukan
narasumber, dan berlangsung selama 3x50 menit untuk setiap pertemuan tutorial.
Metode pembelajaran ini bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam belajar
mandiri, menentukan materi pembelajaran, mencari informasi sesuai dengan
kebutuhannya, mengasah keterampilan berfikir kritis (critical thinking) melalui masalah yang
relevan dengan keadaan sebenarnya yang diberikan dalam pemicu, serta
mengkomunikasikannya secara efektif dalam diskusi maupun presentasi.
D. BELAJAR MANDIRI
Agar lingkup materi dapat dikuasai dengan baik pada saat melaksanakan kegiatan belajar
mandiri, mahasiswa diharapkan melaksanakan proses belajar dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Mengkaji lingkup bahasan dengan membaca referensi yang dianjurkan, karena kuliah
pada hakikatnya hanya memberikan konsep dasar dari materi, dan pertemuan tutorial
akan memicu mahasiswa untuk mengintegrasikan pemahaman konsep
2. Mencari dan mempelajari materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di
perpustakaan, dapat berupa handout, buku teks, jurnal ilmiah, CD-ROM, atau informasi
dari sumber terpercaya di internet.
3. Diskusi dengan narasumber apabila diperlukan.
E. PRAKTIKUM
10 (sepuluh) kelompok yang terdiri dari 45 mahasiswa per kelompok, yang akan dibimbing
oleh seorang staf pengajar.
Sebelum praktikum akan dilakukan quiz untuk mengukur kesiapan mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum.
F. SKILLS LAB.
Skills lab dilaksanakan di Ruang Skills Lab FK USU, sesuai jadwal kegiatan. Mahasiswa
dibagi dalam 10 (sepuluh) kelompok yang terdiri dari 45 mahasiswa per kelompok (sesuai
kelompok praktikum selama ini), yang akan dibimbing oleh fasilitator.
Kegiatan Skills lab dalam Blok Sistem Kardiovaskular terdiri dari :
RUANG KULIAH
Kuliah dilaksanakan di Ruang Kuliah semester III
RUANG DISKUSI/TUTORIAL
Diskusi dilaksanakan dilaksanakan di ruang tutorial
No. Kelompok Diskusi Ruang Diskusi
KELAS A (Gedung Baru)
1. A1 Ruang Diskusi 1
2. A2 Ruang Diskusi 2
3. A3 Ruang Diskusi 3
4. A4 Ruang Diskusi 4
5. A5 Ruang Diskusi 5
6. A6 Ruang Diskusi 6
7. A7 Ruang Diskusi 7
8. A8 Ruang Diskusi 8
9. A9 Ruang Diskusi 9
10. A10 Ruang Diskusi 10
11. A11 Ruang Diskusi 11
12. A12 Ruang Diskusi 12
KELAS B (GEDUNG A. HAKIM)
13. B1 Ruang Diskusi 1
14. B2 Ruang Diskusi 2
15. B3 Ruang Diskusi 3
16. B4 Ruang Diskusi 4
17. B5 Ruang Diskusi 5
18. B6 Ruang Diskusi 6
19. B7 Ruang Diskusi 7
20. B8 Ruang Diskusi 8
21. B9 Ruang Diskusi 9
22. B10 Ruang Diskusi 10
23. B11 Ruang Diskusi 11
24. B12 Ruang Diskusi 12
PRAKTIKUM
SKILLS LAB.
Kegiatan skills lab. dilaksanakan di Ruang Skills Lab. FK USU
Total = 100%
Ujian mid dan final term merupakan ujian tulis berbentuk pilihan berganda
(multiple choice questions) yang terdiri dari materi perkuliahan dan tutorial.
Proses tutorial dinilai oleh setiap fasilitator terhadap kinerja dan kompetensi yang
diperlihatkan oleh setiap mahasiswa selama proses tutorial berlangsung.
2. Blok Pendamping
Total = 100%
Komposisi ini akan berubah apabila dosen yang bersangkutan memberikan tugas
dengan bobot maksimal 20%.
KETENTUAN UJIAN
Setiap mahasiswa harus mematuhi Buku Panduan Akademik. Ketentuan ujian untuk
Tahun Akademik 2011-2012 adalah sebagai berikut:
1. Kehadiran minimal kegiatan kuliah 80%, tutorial 80%, pleno pakar 80%, dan
praktikum 100%.
2. Apabila berhalangan hadir dalam proses kegiatan akademik tersebut,
mahasiswa harus menyerahkan surat pemberitahuan (izin atau keterangan sakit
dari dokter) kepada Divisi SDM Medical Eduation Unit (MEU) dan menyimpan
sendiri satu kopi sebagai arsip seandainya diperlukan sesewaktu.
3. Ketentuan bagi mahasiswa yang tidak memenuhi kehadiran minimal tanpa
pemberitahuan:
A. Mahasiswa tetap dapat mengikuti ujian, namun seluruh nilai proses
tutorialnya akan dibatalkan atau dianggap nol.
B. Apabila gagal dalam ujian, maka ia tidak berhak mengikuti ujian remedial
pada semester berjalan.
C. Ujian remedial hanya dapat diikuti pada semester bersangkutan tahun
akademik berikutnya: remedial semester ganjil dilakukan pada semester
ganjil dan remedial semester genap pada semester genap tahun akademik
berikutnya.
PENUNTUN PRAKTIKUM
CARDIOVASCULAR SYSTEM-1
TATA TERTIB
LABORATORIUM ANATOMI FK USU
A. Thoracica suprema
A. Thoracica interna
A. Intercostalis suprema
- Aorta thoracalis, cabang-cabangnya :
A. Intercostalis dorsalis dan anterior
A. Phrenica superior
A. Bronchialis, Oesophageal, Pericardial, Mediastinal
- Aorta abdominalis, cabang-cabangnya :
A. Phrenica inferior
Truncus Coeliacus
A. Mesenterica Superior
A. Mesenterica inferior
A. Renalis kiri dan kanan
A. Lumbales dorsalis
A. Testicularis / Ovarica
A. Sacralis media
A. Iliaca communis, cabang-cabangnya : A. Iliaca externa dan
A. Iliaca interna
A. Femoralis
- Vena-vena yang kembali ke jantung, perhatikan vena-vena yang
kembali melalui V. Porta, sistem V. Azygos
PENGUMUMAN
TATA TERTIB DI LAB. HISTOLOGI FK USU
1. Aturan Berpakaian :
Wajib memakai jas praktikum dan tanda pengenal
Berpenampilan rapi dan sopan. Bagi mahasiswi yang berambut panjang,
rambut harus diikat.
Menggunakan sepatu. Tidak menggunakan pakaian kaos dan berbahan
jeans.
2. Aturan Kehadiran :
Kehadiran tepat waktu
Toleransi waktu 15 menit
Kuis menjadi syarat kehadiran praktikum. Kuis akan dimulai di menit ke
15. Jika terlambat setelah 15 menit berarti yang bersangkutan dianggap
tidak hadir dan tidak bisa mengulang di jadwal yang lain. Mahasiswa yang
terlambat di atas 15 menit, baru akan mengulang di blok yang sama tahun
depannya.
Mahasiswa wajib mengikuti praktikum 100% sebagai syarat untuk bisa
mengikuti ujian blok yang bersangkutan.
Bila syarat di atas tidak terpenuhi, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak
diizinkan mengganti jadwal dan dianggap tidak hadir untuk praktikum blok
tersebut.
4. Bila mengganti jadwal maka mahasiswa yang bersangkutan
berkewajiban untuk memberikan aplikasi praktikum dengan catatan :
Aplikasi dipresentasikan di depan ruang praktikum
Mempersiapkan diri dengan baik untuk presentasi aplikasi praktikum
Demikianlah aturan ini kami buat, agar proses praktikum bisa berjalan optimal.
Hormat kami
Departemen Histologi
dr. Alya Amila Fitrie, M.Kes, Sp.PA dr. Esther R.D. Sitorus, Sp.PA
NIP. 19761004 200112 2 002 NIP. 19711208 200312 2 001
PRAKTIKUM IX
SISTEM SIRKULASI
Hari & Tanggal praktikum
Kelompok praktikum
Nama/NIM
TUJUAN PRAKTIKUM:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur organ sistem sirkulasi kardiovaskular dan
limfatik vaskular secara umum dan pembagiannya
2. Mahasiswa mampu menganalisis perbedaan organ sistem sirkulasi kardiovaskular
dan limfatik vaskular
No. Materi Praktikum Kode Sediaan
1. Capillary and arteriole DS – 7
2. Venule and small vein DS – 7
3. Moderate and small artery, Small vein CV – 1
4. Large artery CV – 2
5. Heart CV – 3
6. Umbilical Cord CV – 4
7. Ductus thoracicus CV – 5
Gambar 1
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 5. _____________________________
2. _______________________________ 6. _____________________________
3. _______________________________ 7. _____________________________
4. _______________________________ 8. _____________________________
Deskripsi Gambar 1
No. Capillary Arteriole
Tunica
1.
intima
Tunica
2.
media
Tunica
3.
adventitia
Gambar 2
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. _____________________________
2. _______________________________ 5. _____________________________
3. _______________________________ 6. _____________________________
Deskripsi Gambar 2
No. Venula Small Vein
1. Tunica intima
2. Tunica media
Tunica
3.
adventitia
4. Valve Ada / Tidak Ada Ada / Tidak Ada
Gambar 3
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. _____________________________
2. _______________________________ 5. _____________________________
3. _______________________________ 6. _____________________________
Deskripsi Gambar 3
Tunica
1.
intima
Tunica
2.
media
Tunica
3.
adventitia
4. Valve Ada/Tidak Ada Ada/Tidak Ada Ada/Tidak Ada
Gambar 4
Large Artery
Aorta (CV-2)
10 x 10 40 x 10
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________
2. _______________________________ 5. ___________________________
3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 4
No. Deskripsi
1. Tunica intima
2. Tunica media
3. Tunica adventitia
4. Vasa vasorum
Gambar 5
Heart (CV-3)
4 x 10 10 x 10
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________
2. _______________________________ 5. ___________________________
3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 5
No. Deskripsi
1. Endocard
2. Myocard
3. Pericard
4.
Purkinje fibre
Perbandingan ketebalan
5. myocard pada atrium
dan ventrikel
Gambar 6
Umbilical Cord (CV-4)
10 x 10 10 x 40
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________
2. _______________________________ 5. ___________________________
3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi gambar 6
No. Deskripsi
1. Tunica intima
2. Tunica media
3. Tunica adventitia
Gambar 7
Ductus Thoracicus (CV-5)
10 x 10 10 x 40
Keterangan Gambar
1. _______________________________ 4. ___________________________
2. _______________________________ 5. ___________________________
3. _______________________________ 6. ___________________________
Deskripsi Gambar 7
1. Tunica intima
2. Tunica media
3. Tunica adventitia
Latar Belakang
Jantung adalah pompa ganda yang membuat darah dapat bersirkulasi ke seluruh tubuh
dan secara khusus, melalui kedua paru. Darah yang memasuki kedua ruang atrium
berada dalam tekanan rendah sedangkan ketika meninggalkan kedua ruang ventrikel
memiliki tekanan yang tinggi. Tingginya tekanan arterial memungkinkan aliran darah
melalui sistem sirkulasi.
Gambar 1 menunjukkan skema susunan jantung dan sistem sirkulasi manusia. Darah
yang kembali dari seluruh tubuh memasuki sisi kanan jantung dan kemudian dipompa
menuju kedua paru. Oksigen diambil dan karbon dioksida dibuang. Darah
teroksigenasi kembali pada sisi kiri jantung, yang kemudian dipompa kembali ke
seluruh tubuh.
Siklus jantug (cardiac cycle) terdiri dari kontraksi berturutan antara atrium dan
ventrikel. Keseluruhan aktivitas listrik pada sel-sel miokardial menghasilkan arus
listrik yag disebarkan ke seluruh cairan tubuh. Arus ini cukup besar sehingga dapat
dideteksi dengan menempatkan elektroda di permukaan kulit (Gambar 3).
Pola perubahan arus pada sebuah cardiac cycle yang regular adalah seperti pada
Gambar 4.
Potensial aksi yang direkam dari serat-serat atrium dan ventrikel berbeda dari saraf dan
otot skelet. Potensial aksi jantung terdiri dari 3 fase: 1) rapid depolarization, 2) plateau
depolarization (yang terlihat paling jelas pada serat ventrikel) dan 3) repolarization-
kembali ke resting membrane potential (Gambar 5).
Komponen ECG berkorelasi dengan aktivitas listrik di otot atrium dan ventrikel:
o Gelombang P disebabkan oleh atrial depolarization
o Gelombang QRS complex disebabkan oleh ventricular depolarization; atrial
repolarization bersamaan terjadinya, namun kontribusinya tidak signifikan.
o Gelombang T disebabkan oleh ventricular repolarization.
Sirkulasi Perifer
Sistem arterial berfungsi sebagai penyangga/penampung tekanan (pressure reservoir).
Darah meninggalkan arteri secara kontinu ke kapiler, namun hanya kembali (ke arteri,
dari jantung) secara intermiten. Ketika ventrikel berkontraksi selama systole; katup
semilunar terbuka dan darah mengalir ke sistem arterial. Pada saat ini, arteri teregang
dan tekanan darah meningkat. 'Systolic pressure', tekanan sistolik didefinisikan sebagai
tekanan tertinggi selama siklus jantung. Periode selama relaksasi ventrikel disebut
'diastole'. Selama diastole, sementara ventrikel terisi darah yang kembali dari vena
dalam rangka persiapan systole selanjutnya, darah tetap mengalir dari sistem arterial ke
kapiler. Aliran ini disebabkan adanya sifat elastic recoil di arteri besar. Sebagai
akibatnya, tekanan arteri menurun. Nilai terendah tekanan darah arteri, segera sebelum
kontraksi ventrikel mendorong darah ke arteri lagi, disebut 'diastolic pressure'. Puncak
gelombang tekanan systolic akan tampak di arteri perifer setelah gelombang QRS pada
ECG. Ini disebabkan oleh dibutuhkannya waktu untuk sampainya gelombang tekanan
systolic ke ekstremitas dan terukur oleh sensor yang ditempatkan. Dicrotic notch
(sebuah dataran- plateau- atau cekungan garis gelombang) dapat terlihat akibat
penutupan katup aortic.
Meskipun variasi tekanan darah arteri selama siklus jantung diredam oleh sifat
elastisitas arteri besar, darah tetap menghasilkan denyut aliran saat melalui arteries dan
arterioles.
Introduction [Page 1]
Jantung adalah pompa ganda yang mendorong darah ke seluruh tubuh dan melalui
kedua paru. Denyut jantung menyebabkan aliran darah yang berpola ritmik. Pada
praktikum ini, akan dilakukan pengukuran denyutan di jari (finger pulse) dan
mengkorelasikannya dengan ECG. Juga akan dilakukan palpasi berbagai arteri, dan
mengamati sirkulasi perifer serta efek dingin terhadapnya.
Learning Objectives
Dengan melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu untuk:
o Merekam ECG dan mengukur pulse (dalam keaddan istirahat)
o Menganalisa rekaman dan mengamati adanya variasi.
o Mempalpasi denyutan di arteri radialis, ulnaris dan brachialis
o Menunjukkan bahwa suplai arteri ke jari-jemari berasal dari kedua arteri radialis dan
ulnaris dengan adanya anastomoses
o Mengukur pengaruh dingin terhadap amplitude denyutan di jari.
Peralatan yang diperlukan:
1. Perangkat komputer Desktop, dengan software Lab Tutor
2. PowerLab ADInstrument
3. 5-lead Bio Amp dan kabel
4. Finger pulse transducer
5. Disposable ECG electrode (6 buah)
6. Alcohol swab dan abrasive gel/pad
7. Kain lap tangan
Prosedur [Page 2]
1. Hidupkan Komputer dan PowerLab.
2. Pasangkan Finger Pulse Transducer di jari tengah.
3. Sambungkan Finger Pulse Transducer ke Input 1 (Gambar 7)
4. Lepaskan jam/perhiasan dari lengan dan kaki.
5. Hubungkan kabel electroda lead ke Earth, dan CH1 NEG, dan POS di Bio Amp
(Gambar 8)
6. Sambungkan kabel Bio Amp ke Bio Amp input (Gambar 7)
Gambar 7
Standard Connection [Page 3]
Pasanglah elektroda positif di pergelangan tangan kiri, positif di pergelangan tangan
kanan, dan the ground di kaki kanan (Gambar 8A), dengan cara:
1. Gunakan pena untuk menandai tempat di mana elektroda akan dipasang. Bersihkan
kulit tersebut dengan alcohol swab dan abrasive gel. Hal ini untuk menurunkan
electrical resistance lapisan terluar kulit dan memperbaiki kontak listrik yang baik.
2. Tidak perlu menggunakan cream apabila menggunakan disposable electrodes (sudah
ada electrode gelnya).
3. Apabila, setelah mengamati perekaman pada percobaan pertama, tidak terlihat
sinyal yang bagus, cobalah alternative method (Gambar 8B)
A B
Gambar 8
Percobaan 1: ECG and Pulse [Page 4]
Tujuan: merekam ECG dan pulse saat istirahat, dan menganalisa berbagai aspek yang
menghubungkan keduanya.
Prosedur:
1. Praktikan harus dalam keadaan santai dan duduk setenang mungkin untuk
meminimalkan artefacts pada hasil rekaman.
2. Ketikkan nama Praktikan di Comment panel.
3. Klik Start, dan add comment.
Apabila ECG tidak terekam, periksa kembali apakah semua elektroda sudah
terpasang dengan benar.
Apabila sinyal tidak teratur (noisy) dan tidak jelas, pastikan Praktikan dalam
keadaan tenagn tidak bergerak; atau pertimbangkan posisi alternative untuk
pemasangan elektroda sebagaimana ditunjukkan di alternative method.
5. Lepaskan lead ECG dari Praktikan.
6. Ulangi langkah 1-4 pada Praktikan lain.
Klik Autoscale apabila diperlukan sehingga dapat terlihat semua perekaman.
Analysis ECG and Pulse [Page 5]
Tujuan: mengukur pulse pada beberapa Praktikan untuk menentukan variasi antar
individu.
Prosedur:
1. Pasanglah Finger Pulse Transducer pada seorang Praktikan.
2. Ketik nama Praktikan pada Comment panel.
3. Klik Start.
Gunakan Marker dan Waveform Cursor untuk menentukan amplitude dan interval
pulse. Heart rate (HR) dari setiap Praktikan akan dikalkulasi secara otomatis dan
ditampilkan di table.
Prosedur:
1. Palpasi denyut radialis, pada tempat yang ditunjukkan pada gambar. Gunakan 3 jari
(telunjuk, jari tengah, dan jari manis; index, middle and ring fingers) secara segaris
di arteri radialis.
Jangan menggunakan ibu jari untuk mempalpasi; karena memiliki denyut yang
nyata, sehingga justru akan teraba denyutan pemeriksa daripada denyutan orang
yang diperiksa.
Jangan menekan terlalu kuat; lakukan tekanan ringan hingga sedang saja.
Ketika akan menentukan letak arteri, sebaiknya rabalah dengan lembut searah
proksimal-distal di area tersebut, daripada langsung memberi tekanan.
2. Cobalah mempalpasi denyut ulnaris. Pada umumnya, denyut tidak dapat dirasakan.
3. Palpasi denyut brachial di siku.
Prosedur:
1. Gunakan Finger Pulse Transducer di segmen distal jari tengah.
2. Klik Start.
3. Lalu, secara bergantian lakukan hal berikut pada arteri radialis dan ulnaris:
Tekanlah arteri selama 5-10 detik dengan menggunakan ibu jari. Lalu lepaskan.
Add sebuah comment dengan nama arteri tersebut ketika mulai dilakukan
penekanan, dan add comment "release" ketika tekanan dilepaskan.
4. Klik Stop dan amati data yang ditampilkan. Gelombang semestinya terlihat seperti
ini:
Prosedur:
1. Klik Start.
2. Lakukan perekaman selama 10-20 detik, pada keadaan suhu ruang.
3. Klik Stop.
4. Add sebuah comment 'before cold' mendekati akhir perekaman awal ini.
5. Lepaskan Finger Pulse Transducer dari jari.
6. Rendamlah tangan si Praktikan di dalam baskom berisi air es selama 30 detik, atau
hingga Praktikan merasa mulai merasa tidak nyaman di tangannya.
Semakin lama waktu perendaman, semakin besar perbedaan yang akan dapat
diamati.
7. Keringkan tangan tersebut dan pasang kembali Finger Pulse Transducer.
8. Klik Start.
9. Add sebuah comment 'return to warmth' segera sesudah perekaman kembali
dilakukan.
10. Tetaplah merekam selama beberapa menit selama periode recovery ini ketika tangan
kembali hangat.
Analysis
1. Gunakan Marker dan waveform cursor, tentukan amplitude (di channel 2) setiap 30
detik sepanjang perekaman, mulai dari saat sesudah mengalami pendinginan.
2. Transfer setiap nilai yang tertera di Value panel ke dalam table yang tersedia.
LEMBAR KERJA
LEMBAR TUGAS
4. Jelaskan secara sistematis dan singkat sirkulasi sistemik dan pulmonary yang
melibatkan jantung, paru, dan jaringan!
5. Selain di lengan, di bagian tubuh mana lagikah dapat dilakukan palpasi denyutan
arteri?
Latar belakang Agen beta blocker telah digunakan dalam jangka waktu yang lama
pada kasus-kasus kardiovaskular. Hingga saaat ini, penggunaan
beta blocker semakin berkembang tidak hanya pada kasus
hipertensi, penyakit jantung coroner, gagal jantung hingga kasus
kardiovaskular dengan penyakit penyerta seperti Diabetes Mellitus
dan gagal ginjal kronis. Agen beta-blocker dapat diklasifikasikan
menjadi beta blocker non selektif dan beta blocker selective.
Pemilihan agen beta blocker yang tepat tentu saja akan sangat
berguna untuk mengurangi angka kesakitan (morbidity rate) pada
kasus kardiovaskular. Pada praktikum ini, pemutaran video terkait
efek beta blocker terhadap sistem kardiovaskular akan disajikan.
Cara Kerja : 1. Pemutaran video terkait efek beta-blocker akan dilakukan pada
sesi pertama praktikum.
2. Pemberian pertanyaan terhadap mahasiswa terkait efek beta
blocker meliputi:
- Klasifikasi agen beta blocker
- Farmakokinetik agen beta blocker (pilih beberapa dari golongan
beta blocker non-selective dan selective)
-Farmakodinamik beta blocker terutama pada kasus hipertensi,
gagal jantung.
-Pertimbangan restriksi penggunaan beta-blocker pada kasus
penyakit paru obstruktif kronis dan asma bronkial
3. Beberapa kelompok yang dipilih secara acak akan
mempresentasikan hasil diskusinya.
4. Sesi diskusi berupa pertanyaan, pendapat dan masukan dari
mahasiswa lain
5. Sesi penutup berupa pengambilan kesimpulan dari hasil diskusi
pada praktikum ini.
PENUNTUN PRAKTIKUM
CARDIOVASCULAR SYSTEM-2
Tekanan Darah
Tekanan darah arteri dapat ditentukan dengan mengukur tekanan yang harus
diberikan dari luar pada arteria brachialis, sehingga lumen arteri itu tertutup dan
pengaliran darah berhenti.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah manometer air raksa yang dihubungkan
dengan manchet karet yang dapat dipompa (lebarnya 12-13 cm). Manchet itu diikatkan
pada lengan atas. Sebuah pipa yang lain dihubungkan dari manchet itu ke satu pompa
karet untuk mengembangkan manchet tadi. Pompa karet itu juga dilengkapi dengan
skrup (membuka/menutup katup) untuk mengeluarkan udara yang ada didalam
manchet secara perlahan (lihat gambar dibawah).
Cara bekerja:
Ikatkan manchet sphygmomanometer itu pada lengan atas, kira-kira 2½ cm dari
lipatan siku. Ketika manchet dipompa, jaringan disekitar manchet akan tertekan,
demikian pula arteri brachialis yang terdapat di dalamnya. Tekanan yang diberikan
dapat dibaca pada manometer. Penutupan lumen arteri dapat ditentukan dengan 2 cara,
yaitu:
a. cara paplasi
b. cara auskultasi
Cara Paplasi
Paplasilah nadi arteri radialis. Naikkan tekanan dalam manchet pelan-pelan,
setiap kali pompa naikkan 10 mm Hg. Catatlah pada tekanan berapa nadi itu hilang.
Kemudian tekanan didalam manchet dikurangi (membuka katup), maka timbullah
denyutan nadi radialis kembali dan catatlah pada tekanan berapa timbulnya nadi
kembali. Kedua angka ini tidak pernah sama tetapi tidak jauh berbeda dengan tekanan
Systolis yang sebenarnya.
Cara Auskultasi
Palpasilah area di bawah fossa cubiti.Ujung stethoscope diletakkan pada tempat
dimana arteri dapat dipalpasi paling nyata .
Berikanlah tekanan pada manchet lebih tinggi dari tekanan systole, yaitu 180-200 mm
Hg, kemudian turunkanlah tekanan itu secara perlahan kira-kira 3 mm per detik. Pada
satu saat akan terdengarkah bunyi yang nyaring pada stethoscope, dan tekanan dimana
terdengar bunyi yang pertama itu adalah tekanan systolis.
Jika tekanan diturunkan terus maka bunyi suara itu akan kurang nyaring dan akan
bertambah kuat. Pada tekanan tertentu kuatnya suara itu akan berkurang dan menjadi
lemah (lembut) dan akhirnya hilang. Tekanan pada mana suara menjadi lemah
biasanya dinyatakan sebagai tekanan diastolis. Pada pemeriksaan intra arteri maka
tekanan pada mana hilangnya suara tadi adalah mendekati tekanan diastolis yang
sebenarnya. Catatlah angka-angka tadi sebagai berikut:
Suara pertama terdengar (tekana systolis), perubahan suara (tekanan diastolis I),
hilangnya suara (tekanan diastolis II); misalnya: 120/80/70.
Tekanan darah yang lazim dicatat adalah systolis 120, diastolis 80 (120/80). Beda
kedua tekanan itu disebut tekanan nadi (dalam hal ini 40), yaitu variasi tekanan yang
terjadi pada arterial systole selama siklus jantung.
Perubahan tekanan darah dan tekanan nadi pada waktu kerja dan perubahan
sikap.
Percobaan 1: Istirahat.
Catatlah tekanan darah dan denyut nadi pada seorang praktikan yang telah
duduk beristirahat dengan tenang selama 5 menit, hingga diperoleh harga yang tetap.
Nadi dihitung setiap 30 detik.
Tujuan praktikum
Lembar Observasi.
Nama/NIM : ..........................................
Group/Meja : ..........................................
Tanggal : ..........................................
No. Hasil observasi Teori terkait /
Hasil yang
diharapkan
Pengukuran :
1. a. tekanan darah istirahat . . . . /. . . . . /. . . . .
b. denyut nadi istirahat . . . . . . . / menit
Kesimpulan: tekanan darah dan denyut nadi Ya / tidak
berada dalam batas normal
4. . . . . / . . . . . . / . . . .
5. . . . ./ . . . . . / . . . . . . Ya / tidak
Kesimpulan: tekanan darah meningkat akibat
kerja
Normal kembali setelah . . . . . . . .menit
Latar belakang Propranolol adalah agen beta blocker non selektif yang berikatan
dengan afinitas tinggi pada subtipe reseptor beta-1 dan beta-2,
tetapi memiliki afinitas yang lebih rendah pada subtipe beta-3.
Propranolol bekerja dengan cara menghambat kerja katekolamin
endogen, epinefrin dan norepinefrin, pada reseptor beta
adrenergik. Propranolol dan agen lainnya banyak digunakan pada
kasus hipertensi, angina, aritmia, gagal jantung. Propranolol juga
banyak digunakan pada kasus non kardiovaskular seperti
hipertiroidisme.
Pada praktikum kali ini, mahasiswa akan diberikan beberapa kasus
terkait penggunaan propranolol.
Tujuan Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang penggunaan
propranolol pada kasus kardiovaskular
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking)
mahasiswa terkait interaksi propranolol dengan agen lain pada
kasus kardiovaskular
Materi praktikum :
Kasus Kasus 1
Kasus 2
Laki-laki, 25 tahun, sesak, nyeri dada seperti ditikam, menjalar ke
lengan kiri dan tensi 135/85 mmHg, nadi 112 x/menit. Dijumpai
cyanose.
Kasus 3
Laki-laki, 88 tahun, sesak bila beraktivitas, nocturia dan tensi
195/85 mmHg, nadi 72 x/menit.
Kasus 4
Wanita, 26 thn. Selama ini hipertensi (155/95 mmHg) dan
Pelaporan Laporan praktikum dibuat oleh tiap grup/meja praktikum untuk tiap
pengamatan. Buat grafik dosis-responnya.
LABORATORIUM ANATOMI
PENUNTUN PELAKSANAAN PRAKTIKUM
BLOK CARDIOVASKULER
DI LABORATORIUM ANATOMI FK USU
MEDIASTINUM :
Pelajarilah tempat Mediastinum, jaringannya dan batas-batas
pembagiannya.
Pelajarilah letak dan jalan :
- N. Phrenicus
- A. Carotis Communis kiri dan kanan
- A. dan V. Anonyma
- A. Dan V. Subclavia kiri dan kanan, perbedaannya
- Aorta Ascendens
- Bulbus aorticus
- Arcus aortae
- Aorta Descendens
- Aorta thoracalis
- V. Cava superior
- V. Azygos dan V. Hemi azygos
- Thymus
- A. Intercostalis
- Oesophagus
- N. Vagus
- Plexus N. Vagus.
Trachea, Bifurcatio trachealis (pelajari Truncus sympathicus yang bukan
berada pada Medistinum). N. Cardiacii.
SISTEM VASKULAR
Lebih kurang 60% tubuh manusia terdiri dari cairan. Cairan ini terdiri dari 40%
cairan dalam sel (intra sel) dan cairan diluar sel (ekstrasel), berupa 15% cairan
interstisial dan 5% cairan plasma. Gangguan aliran darah atau keseimbangan
cairan mengakibatkan beberapa keadaan: edema, kongesti, perdarahan, syok
dan tiga keadaan yaitu trombosis, emboli dan infark. Trombosis, emboli dan
infark merupakan tiga keadaan yang terpenting yang dapat menyebabkan
infark miokardium, emboli paru, cerebrovaskuler accidents (stroke).
Penyakit vaskuler perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi arteri, vena
dan saluran limfe. Umunya penyakit vaskuler ini disebabkan adanya oklusi
pada saluran. Perbedaan fungsi keadaan klinis yang ditimbulkan oklusi pada
arteri berbeda dengan gambaran klinis yang diakibatkan adanya bendungan
pada vena atau saluran limfe pada arteri yang disertai iskemia sedangkan
pada vena atau limfatik disertai kongesti dan edema. Kelainan utama yang
sering dijumpai adalah arterosklerosis yang berarti pengerasan arteri.
Pengerasan arteri ini dapat ditandai atas 3 kelainan, yaitu:
1. Arterosklerosis
2. Monckeberg’s calcific sclerosis
3. Arteriosclerosis
dan terus bertambah. Dengan demikian terlihat lapisan-lapisan fibrin dan sel-
sel daerah Zhan.
Sediaan diambil dari sediaan darah otak pada kasus cerebrovaskular accident:
Seorang wamita 68 tahun bangun tidur terasa berat dalam pergerakan
anggota badan sebelah kiri, sehingga perlu pertolongan untuk dapat berjalan.
Kesadaran dan lain-lain normal.
Pertanyaan dan tugas:
1. Bagaimana prinsip terbentuknya trombus di dalam pembuluh darah? Coba
uraikan !
2. Bagaimana perjalanan penyakit trombus tersebut, coba jelaskan !
3. Gambarakan dan jelaskan kelainan yang saudara lihat pada sediaan saudara!
Apakah fungsi sel makrofag pada proses ini?
Terdapat beberapa indikasi umum untuk menghentikan latihan pada individu dewasa
resiko rendah (latihan bersifat nondiagnostik dan dikerjakan tanpa melibatkan dokter
atau pemantauan EKG), sebagai berikut:
munculnya angina atau gejala mirip angina
tekanan darah sistolik berkurang >10mmHg atau tekanan darah sistolik tidak
meningkat sesuai dengan peningkatan intesitas latihan
tekanan darah meningkat berlebihan: sistolik >250 mmHg atau diastolic >115
mmHg
sesak nafas, wheezing, tungkai kram atau claudication
tanda-tanda perfusi jelek seperti kepala hoyong, pusing, ataksia, pucat, sianosis,
mual, kulit dingin dan lembab
denyut jantung gagal meningkat sesuai dengan peningkatan intensitas latihan
8. Terdapat 3 tahapan pada stress test yaitu Pretest, Exercise dan Recovery (Post
test)
a. Pretest terdiri atas:
i. Supine; subjek masih dalam posisi berbaring dan kemudian direkam
ECG 12 channel sebagai acuan untuk melakukan stress test. Agar
diperhatikan gambaran gelombang EKG yang muncul.
Klik pretest untuk ke step selanjutnya.
ii. Standing; Pasien dalam kondisi berdiri.
Klik pretest untuk ke step selanjutnya.
iii. Hyperventilation; Pasien diminta untuk berdiri di atas treadmill
dengan posisi kaki di tepi ban kemudian ambil nafas dan buang
kurang lebih 10 kali kemudian rekam ECG 12 channel
iv. Tekan Start Treadmill. Instruksikan subjek untuk mulai berjalan di
belt track. Kemudian apabila subjek sudah siap untuk melakukan
exercise tekan tombol PHASE untuk masuk ke menu EXERCISE.
Diinformasikan kepada pasien agar ketika berjalan di atas belt tract
tetap dengan posisi tegak dan kepala menghadap ke depan.
b. Exercise
Pada phase EXERCISE, treadmill akan naik secara bertahap dan akan
bertambah kecepatannya setiap 3 menit. Sebelumnya akan diminta BP
setiap 2 menit untuk diisikan pada kolom yang akan muncul.
Hasil ECG dapat di print out.
Tekan Recovery apabila target heart rate sudah tercapai atau subjek
tidak mampu lagi melanjutkan stress test.
c. Recovery
Treadmill akan turun secara bertahap sampai dengan posisi semula.
Tunggu beberapa menit sesuai dengan prosedur recovery yang sudah
diatur.
Isi BP, ECG 12 channel akan terekam sesuai dengan waktu yang sudah
diatur.
Tekan Test End untuk memproses hasil akhir dari stress test. Pilih
alasan kenapa tes diakhiri.
Referensi:
1. Powers SC, Howley ET. Exercise Physiology. Theory and Application to Fitness and Performance.
Sixth Edition. New York. McGraw-Hill International Edition. 2007. p.299-316.
2. Wilmore JH and Costill DL. (2005) Physiology of Sport and Exercise: 3rd Edition. Champaign, IL: Human Kinetics.
3. Vivian H. Heyward, Advance Fitness Assessment & Exercise Prescription, 3rd Edition, The Cooper Institute for Aerobics Research, Dallas TX, 1998
kedua diturunkan pula, sehingga praktikan sekarang berdiri lagi tegak diatas
lantai. Siklus ini terus menerus diulangi selama mungkin tetapi tidak lebih dari
5 menit.
4. Praktikan menaiki bangku harus tetap dalam sikap tegak dan tidak
diperkenankan membungkuk.
5. Praktikan harus mengikuti irama detikan metronom dengan tepat bilamana
tampak ada tanda-tanda akan keluar dari irama, maka peringatan diberikan
supaya kembali mengikuti irama dengan baik.
6. Apabila ternyata sikap/irama tetap salah selama 10-15 detik, walaupun telah
berkali-kali deberikan peringatan dan anjuran, maka test harus dihentikan dan
lama masa kerja dicatat.
7. Guna mencegah terjadinya kelelahan pada satu tungkai, kepada praktikan
diberikan izin untuk sekali-sekali mengubah langkahnya, dalam arti kata kalau
mula-mula naik dengan kaki kanan, boleh mengubah dengan mulai naik dengan
kaki kiri, akan tetapi pengubahan langkah semacam ini tidak boleh terlalu
sering dilakukan.
8. Selanjutnya setiap waktu kepada praktikan dianjurkan agar meneruskan kerja
selama mungkin, sedapat-dapatnya sampai 5 menit.
9. Pada saat tes dihentikan, kedua stopwatch ditekan. Penghentian stopwatch I
akan menunjukkan waktu lama masa kerja naik turun bangku, sedangkan
penekanan stopwatch II merupakan tanda permulaan masa pemulihan dan
sekaligus menentukan saat menghitung nadi.
10. Nadi dihitung pada arteri radialis dipergelangan tangan dari 1 – 1½ menit, 2 –
2½ menit, dan 3 – 3 ½ menit (sejak tes berhenti).
11. Indeks kesanggupan badan dihitung dengan cara lambat atau cara cepat.
12. Tiap-tiap test didahului oleh suatu test percobaan guna memberikan
kesempatan kepada praktikan untuk membiasakan diri naik turun bangku dan
mengikuti irama metronom. Test percobaan ini hanya dilakukan sebentar saja.
Setelah tidak merasa lelah sama sekali barulah test yang sesungguhnya dimulai.
13. Suhu kamar harus berada diantara 23° - 35°C.
Lembar Observasi.
Physical Fitness (Harvard Step Test)
Nama / NIM : ..........................................
Group/Meja : ..........................................
Tanggal : ..........................................
No. Hasil observasi Teori terkait
1. Praktikan untuk Harvard Step Test :
- Nama :
- Gender :
- B.B :
- T.B :
- Umur :
- Indeks Massa Tubuh :
- Kebiasaan olahraga :
Latar belakang Polifarmasi merupakan penggunaan enam obat atau lebih oleh
seseorang secara bersamaan. Polifarmasi berhubungan dengan
efek samping serta beresiko timbulnya kaskade peresepan.
Kaskade peresepan merupakan salah satu bentuk kesalahan yang
berdampak pada terjadi polifarmasi. Kaskade peresepan adalah
peracikan obat tambahan yang diberikan pada pasien untuk
mengatasi efek samping yang diakibatkan oleh obat lain. Kaskade
peresepan dimulai ketika efek samping suatu obat diartikan
sebagai suatu gejala klinis yang baru, sehingga diberikan obat baru
lagi yang kemungkinan dapat menimbulkan efek samping lainnya.
Adanya polifarmasi pada peresepan obat dapat meningkatkan
resiko terjadinya interaksi obat yang bersifat sinergisme atau justru
antagonisme.
Pada praktikum ini, mahasiswa akan diberikan contoh kasus
dengan peresepan polifarmasi pada system kardiovaskular.
Tujuan 1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang berbagai
golongan obat yang digunakan pada kasus kardiovaskular
2. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking)
mahasiswa terkait interaksi obat pada peresepan polifarmasi
kasus kardiovaskular
Materi praktikum :
Kasus Kasus
Dokter lalu memberikan resep yang tdd dari obat dibawah ini:
- Syr Laxadine 3 x CI
- Tab.Famocid 20 mg 3 x 1 tab
- Tab.Carvedilol 12,5 mg 2x 1 tab
- Tab. Furosemide 40 mg 2 x 1
- Tab.Atorvastatin 20 mg, 1 x 1 tab
- Tab.Metformin 500 mg 2 x 1 tab
- Tab ibuprofen 400 mg, 2 x1 tab
Pertanyaan:
1. Buatlah penulisan resep untuk obat-obat diatas
2. Analisa interaksi obat yang terjadi, baik interaksi farmakokinetik
maupun farmakodinamik
3. Rasionalkah peresepan polifarmasi diatas, jelaskan alasan anda!
EDITOR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
I. PENDAHULUAN
Sesuai dengan pemetaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi FK USU, kegiatan
Clinical Sklills Lab untuk mahasiswa semester IV dilaksanakan pada blok Sistem
Kardiovaskuler. Mahasiswa semester IV akan diajarkan 2 jenis ketrampilan klinis pada
blok Sistem Kardiovaskuler.
Salah satu keterampilan klinik yang menjadi kompetensi seorang dokter sesuai
dengan Standar Kompotensi Dokter Indonesia adalah keterampilan klinik yang akan
diajarkan pada blok Sistem Kardiovaskuler ini. Adapun keterampilan klinik tersebut
adalah :
1. Anamnesis Penyakit Sistem Kardiovaskuler, Pemeriksaan Fisik Jantung dan
Auskultasi Jantung pada Orang Dewasa
2. Prosedur Pemasangan Elektrokardiografi (EKG) dan Pembacaan EKG
SL.IV. CVS. 1
KETERAMPILAN KLINIK ANAMNESIS PENYAKIT SISTEM
KARDIOVASKULER, PEMERIKSAAN FISIKJANTUNG DAN AUSKULTASI
JANTUNG
I. PENDAHULUAN
Seorang dokter harus mampu mengelaborasi keterangan penderita yang paling
signifikan untuk ditetapkan sebagai keluhan utama. Ada beberapa pertanyaaan yang
harus diingat pada komunikasi dokter dan pasien dalam mengelaborasi keluhan
penderita agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, kemampuan
melakukan pemeriksaan fisik merupakan dasar untuk mendiagnosis keluhan dari
pasien. Pertanyaan pada sistem kardiovaskular tersebut meliputi:
- meraba nadi di keempat ekstremitas : arteri radialis dan arteri dorsalis pedis
atau di pangkal paha
- meraba nadi leher : di sebelah kanan dan kiri
- toraks : meletakkan kedua telapak tangan di dinding dada depan dan belakang
sambil menyuruh pasien menyebut angka 77
- Menetapkan lokasi ictus cordis dan menentukan intensitas, dan regularitas
- abdomen : palpasi di seluruh regio abdomen, apakah ada pembesaran hati dan
limfa
- ekstremitas : menilai apakah ada pembengkakan (oedem) pre tibial dengan
menekan daerah yang membengkak (pitting oedem)
III. RUJUKAN
1. Chalmers J et al, WHO-ISH Hypertension Guidelines Commite. World
Health Organization-International Society of Hypertension Guidelines for
the Management of Hypertension. J Hypertens :1999, 17:151-185
2. Chung, K, Edward, Quick Reference to Cardiovascular disease, third
edition, William and Wilkins ;1987
3. Fyler, Donald C, Kardiologi Anak Nadas, edisi terjemahan, Gadjah Mada
University : Yogyakarta ; 1996
4. Isselbacher, et al, Harrison’s principles of internal medicine, 12 th ed, Mc
Graw Hill Inc : New York ; 1991
5. Rilianto, L, dkk.Buku Ajar Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta ;1996
6. Sastroasmoro,S, Buku Ajar Kardiologi Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia
: Jakarta ; 1994
7. Suparman, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FK UI : Jakarta ; 1994
V. SKENARIO KASUS
1. Kasus : Rasa sakit didada sebelah kiri
Seorang laki-laki, usia 45 tahun, perawakan gemuk, pekerjaan supir bis kota, datang
ke poliklinik puskesmas sendirian dengan keluhan rasa sakit didada sebelah kiri
sejak 3 hari yang lalu.
E. DOKUMENTASI
1. Catat hal-hal yang penting dari komunikasi
2. Simpulkan hasil komunikasi
3. Jelaskan tindakan selanjutnya
PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS
Ya Tidak
A. PERKENALAN
1. Menyapa dan memperkenalkan diri dengan pasien / keluarga
pasien
D. INSPEKSI
1. Kepala : mata (konjungtiva, arcus senilis, ikterus, exophtalmus,
xanthelesma,
2. Bibir : biru
3. Leher : adanya struma, melihat apakah TVJ (tekanan vena
jugularis) meningkat
4. Ekstremitas : apakah ada biru, clubbing finger (jari tabuh)
E. PALPASI
1. Meraba nadi di keempat ekstremitas : arteri radialis dan arteri
dorsalis pedis atau di pangkal paha
2. Meraba nadi leher : di sebelah kanan dan kiri
3. toraks : meletakkan kedua telapak tangan di dinding dada depan
dan belakang sambil menyuruh pasien menyebut angka 77 (blok
respirasi ?)
4. Menetapkan lokasi ictus cordis dan menentukan intensitas, dan
regularitas
5. Meraba abdomen di seluruh regio abdomen, apakah ada
pembesaran hati dan limfa
6. Meraba ekstremitas: menilai apakah ada pembengkakan (oedem)
pre tibial dengan menekan daerah yang membengkak (pitting
oedem)
F. PERKUSI
Perkusi dinding toraks dan jantung
REKAM MEDIK
I. IDENTITAS PENDERITA
1. N a m a :
(pria/wanita)
3. Umur / Tanggal lahir :
4. Alamat :
5. Agama :
6. Pekerjaan :
1. Kepala :
2. Leher :
3. Toraks :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
a) Jantung :
b) Paru :
4. Abdomen :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
5. Ekstremitas :
B. Foto toraks :
C. EKG:
D. Lain-lain :
VI. TERAPI :
SL.IV. CVS. 2
KETERAMPILAN KLINIK
PROSEDUR PEMASANGAN DAN PEMBACAAN ELEKTROKARDIOGRAFI
(EKG)
I. PENDAHULUAN
III. RUJUKAN
1. Chung, K, Edward.Quick Reference to Cardiovascular disease, third
edition : William and Wilkins ; 1987
2. Fyler, Donald C,Kardiologi Anak Nadas, Edisi terjemahan, Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta ; 1996
3. Goldman.Electrocardiography ; 2002
4. Ganong, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta ; 1999
5. Isselbacher, et al, Harrison’sPrinciples of Internal Medicine, 12 th ed, Mc
Graw Hill Inc : New York ; 1991
6. Rilantono, L, dkk, Buku Ajar Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia : Jakarta ; 1996
7. Sastroasmoro,S, Buku Ajar Kardiologi Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia
: Jakarta ; 1994
8. Suparman, Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FK UI :Jakarta ; 1994
V. TEKNIK PELAKSANAAN
Kasus : Seorang laki-laki, usia 18 tahun, baru diterima sebagai mahasiswa FK-
USU, melakukan pemeriksaan kesehatan di Puskesma USU dan dilakukan
pemeriksaan EKG.
PENGAMATAN
No LANGKAH/TUGAS
Ya Tidak
I. PERSIAPAN ALAT DAN PERKENALAN
1. Mempersiapan peralatan EKG dan menghubungkannya dengan
sumber listrik
2. Memperkenalkan diri
3. Menginformasikan tindakan dan meminta persetujuan
II. PEMASANGAN EKG
1. Memposisikan pasien sesuai dengan kondisinya :
- melepaskan pakaian bagian atas
- melepaskan perhiasan yang melekat ditubuh
PENGAMATAN
No. LANGKAH /TUGAS
Ya Tidak
I. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Menentukan Irama
2. Menentukan jumlah gelombang P
3. Menentukan jumlah gelombang QRS
4. Menentukan Gelombang P
5. Menentukan Durasi Interval PR
6. Menentukan Durasi QRS kompleks
7. Menentukan Aksis gelombang P
8. Menentukan Aksis gelombang QRS
9. Menentukan Konfigurasi QRS kompleks
10. Menentukan Segmen ST
11. Menentukan Durasi QT
12. Menentukan Gelombang T
13. Menentukan Gelombang U
II. DOKUMENTASI
Lampiran 1
Nama : ……………………………
Umur : …………………………..
Jenis Kelamin : (lk/pr)
Tanggal pemeriksaan :………………….pukul………….
2.
3.
( ) ( )