Anda di halaman 1dari 2

Nama.

: Pandu Nindyo Gupito


NIM. : 22103040143
Kelas. : IH-C
Mata Kuliah : Hukum Tata Negara

Tugas I
Review Artikel Jurnal Demokrasi & Negara Hukum
Ias Muhlashin
Negara Hukum, Demokrasi dan Penegakan Hukum di Indonesia Jurnal Al-Qadau Peradilan
dan Hukum Keluarga Islam Vol. 8 No. 1 (2021)
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/al-qadau/article/view/18114/11433

Sebagai salah satu negara yang berdiri pada abad ke-20, Indonesia secara konsep kenegaraan
mengadopsi konsep negara hukum yang sesuai dengan prinsip konstitusionalisme. Hal berikut dapat
dilihat dari kesepakatan (Consesnus) bangsa Indonesia pada UUD 1945 sebagai ketetapan konstitusi
negara Indonesia. Kesepakatan diatas lah yang kemudian menjadi sebuah tujuan atau cita-cita
Bersama dalam bernegara atau staatsidee. Demokrasi dan negara hukum merupakan 2 konsep yang
memiliki sebuah keterkaitan antara satu dengan yang lainya, di dalam nya terkandung prinsip-prinsip
kedaulatan (Democratie) sedangkan dalam konsep negara hukum mengandung prinsip- prinsip
negara hukum (Nomocratie).

Paham tentang negara hukum telah berkembang cukup lama, tepatnya pertama kali
dikemukakan oleh Plato pada tahun 429 SM, dalam hal ini kekuasan harus dipegang oleh orang yang
paling mengetahui kebaikan, dalah konteks ini ialah seorang filosof (the philosopher king). Pada
bukunya yang berjudul “The Statesmen” dan “The Law”, Plato mengemukakan bahwa yang dapat
diwujudkan adalah bentuk paling baik ke dua (the second best) yang artinya menempatkan
supremasi hukum. Pemerintahan yang bisa atau mampu mencegah kemerosotan kekuasaan
seseorang adalah pemerintahan yang diatur oleh hukum.

Istilah negara hukum atau negara yang berlandaskan konsep negara hukum termuat pada
penjelasan pasal 1 ayat (3) UUD Negara Kessatuan Republik Indonesisa 1945. Konsep negara hukum
pada dasarnya dapar digolongkan ke dalam 2 konsep, yakni konsep rechsstaat yag berkembang di
negara-negara Eropa Kontinental, yang kedua merupakan konsep rule of law yang biasa diterapkan
di negara-negara yang menganut Anglo-Saxon dan Socialist lelgality atau negara-negara komunis.

Konsep nagara hukum merupakan sebuah konsep yang terbentuk dari sejarah, karena rumusan
atau pengertian negara hukum itu terus berkembang seiring dengan perkembangan umat manusia.
Oleh karena itu dalam rangka memahami secara tepat dan benar konsep bernegara hukum.
Pemikiran tentang negara hukum merupakan sebuah gagasan modern yang multi-perspektif dan
selalu bersifat actual. Jika ditinjau dari sisi historis nya, perkembangan pemikiran filsafat hukum dan
kenegaraan gagasan mengenai negara hukum sudah berkembang mulai tahun 1800 sebelum
masehi. Akar dari perkembangan awal pemikiran negara hukum adalah pada masa Yunani Kuno.

Gagasan Plato tentang negara hukum ini semakin dipertegas sejak didukung oleh muridnya,
Aristoteles, menurut Aristoteles, suatu negara yang baik ialah negara yang diperintah dengan
konstitusi dan kedaulatan hukum. Menurutnya ada 3 unsur pemerintahan yang berkonstitusi yaitu :
1. Pemerintahan yang dilaksanakan oleh kepentingan umum.
2. Pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang didasarkan pada ketentuan- ketentuan umum,
bukan hukum yang dibuat secara sewenang-wenang yang
mengesampingkan konvensi dan konstitusi.
3. Pemerintahan yang berkonstitusi berarti pemerintahan yang berkonstitusi
berarti pemerintaan yang dilaksanakan atas kehendak rakyat bukan berupa paksaan tekanan yang
dilaksanakan secara despotic.

Sedangkan Demokrasi, seacra teoritis demokrasi merupakan suatu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jika di hubungkan dengan ketata negaraan walaupun sebuah negara
mendeklarasikan dirinya sebagai negara demokrasi tetapi banyak hal dalam negara itu yang
mengabaikan banyak dari asas-asas dan prinsip demokrasi. Istilah demokrasi berasal dari bahasa lati
yakni “demos” yang memiliki arti rakyat, rakyat ”cratein” yang berarti dunia modern. Pengertian
demokrasi lebih di tekankan pada makna bahwa kekuasaan serta urusan-urusan politik ada di tangan
rakyat.

Anda mungkin juga menyukai