Anda di halaman 1dari 6

Batu Belah

Diceritakan bahwa daerah pesisir Tobelo, Maluku Utara, merupakan wilayah


yang memiliki kekayaan laut yang melimpah. Salah satu hasil laut yang sangat
digemari oleh para nelayan di sana yaitu ikan Papayana karena dagingnya
bergizi dan enak.

Orang di sana punya kepercayaan bahwa jika menyimpan telur ikan Papayana di
rumah sebelum melaut, hal itu bisa menjaga keselamatan para nelayan ketika
sedang melaut.

Ada salah satu nelayan di sana bernama Malaihollo yang tinggal bersama istri
dan dua anaknya. Anak sulungnya bernama O Bia Moloku dan si bungsu
bernama O Bia Mokara.

Suatu hari, Malaihollo berhasil mendapat seekor ikan Papayana yang cukup
besar dan juga bertelur banyak. Sebelum Malaihollo berangkat melaut lagi, ia
berpesan kepada sang istri untuk menyimpan telur itu, selama dirinya melaut.
Istrinya pun segera menyimpannya di lemari. Sebelum pergi kebun, ibu berpesan
kepada anak sulungnya agar tidak memakan telur ikan itu. Pasalnya, jika hal itu
terjadi ayahnya akan terancam bahaya di laut.

Tidak lama setelah sang ibu pergi, karena lapar tiba-tiba O Bia Mokara
menangis, dan ia ingin makan dengan telur ikan. Sontak sang kakak pun
berusaha untuk menjelaskan apa yang telah ibu nasihati. Namun, sang adik
terus saja menangis sambil mengguling-gulingkan badannya.

Merasa kasihan, O Bia Moloku kemudian langsung mengambil beberapa telur


ikan di lemari lalu, yang kemudian diberikan kepada adiknya. Namun, pada
akhirnya O Bia Moloku memberikan semua telur ikan itu agar sang adik tidak
merengek-rengek lagi.

Saat sang ibu sampai di rumah ia pun marah mendapati telur ikannya telah
habis. Seketika, ia merasakan firasat buruk terhadap suaminya. Ia pun merasa
kesal, dan segera berlari menuju pantai.

Sesampainya di pantai, ia pun berdiri di atas sebuah batu besar. Dengan segera
ia memohon kepada batu itu untuk menelannya. Sontak batu besar itu pun ter
belah menjadi dua. Setelah sang ibu masuk ke dalamnya, batu itu langsung
tertutup kembali.

Mengetahui ibunya berlari menuju pantai, O Bia Moloku lari juga menyusulnya
sang ibu sambil menggendong adiknya. Ketika sampai di pantai, ia melihat
sedikit kain di antara batu besar. Seketika O Bia Moloku dasar kalau ibunya telah
ditelan batu. Ia pun bersama adiknya menangis dan menyesal.

Sejak saat itu, batu besar tersebut dinamakan Batu Belah. Batu Belah itu masih
bisa ditemukan di daerah Maluku Utara.
Batu Belah
Diceritakan bahwa daerah pesisir Tobelo, Maluku Utara, merupakan wilayah
yang memiliki kekayaan laut yang melimpah. Salah satu hasil laut yang sangat
digemari oleh para nelayan di sana yaitu ikan Papayana karena dagingnya
bergizi dan enak.

Orang di sana punya kepercayaan bahwa jika menyimpan telur ikan Papayana di
rumah sebelum melaut, hal itu bisa menjaga keselamatan para nelayan ketika
sedang melaut.

Ada salah satu nelayan di sana bernama Malaihollo yang tinggal bersama istri
dan dua anaknya. Anak sulungnya bernama O Bia Moloku dan si bungsu
bernama O Bia Mokara.

Suatu hari, Malaihollo berhasil mendapat seekor ikan Papayana yang cukup
besar dan juga bertelur banyak. Sebelum Malaihollo berangkat melaut lagi, ia
berpesan kepada sang istri untuk menyimpan telur itu, selama dirinya melaut.
Istrinya pun segera menyimpannya di lemari. Sebelum pergi kebun, ibu berpesan
kepada anak sulungnya agar tidak memakan telur ikan itu. Pasalnya, jika hal itu
terjadi ayahnya akan terancam bahaya di laut.

Tidak lama setelah sang ibu pergi, karena lapar tiba-tiba O Bia Mokara
menangis, dan ia ingin makan dengan telur ikan. Sontak sang kakak pun
berusaha untuk menjelaskan apa yang telah ibu nasihati. Namun, sang adik
terus saja menangis sambil mengguling-gulingkan badannya.

Merasa kasihan, O Bia Moloku kemudian langsung mengambil beberapa telur


ikan di lemari lalu, yang kemudian diberikan kepada adiknya. Namun, pada
akhirnya O Bia Moloku memberikan semua telur ikan itu agar sang adik tidak
merengek-rengek lagi.

Saat sang ibu sampai di rumah ia pun marah mendapati telur ikannya telah
habis. Seketika, ia merasakan firasat buruk terhadap suaminya. Ia pun merasa
kesal, dan segera berlari menuju pantai.

Sesampainya di pantai, ia pun berdiri di atas sebuah batu besar. Dengan segera
ia memohon kepada batu itu untuk menelannya. Sontak batu besar itu pun ter
belah menjadi dua. Setelah sang ibu masuk ke dalamnya, batu itu langsung
tertutup kembali.

Mengetahui ibunya berlari menuju pantai, O Bia Moloku lari juga menyusulnya
sang ibu sambil menggendong adiknya. Ketika sampai di pantai, ia melihat
sedikit kain di antara batu besar. Seketika O Bia Moloku dasar kalau ibunya telah
ditelan batu. Ia pun bersama adiknya menangis dan menyesal.

Sejak saat itu, batu besar tersebut dinamakan Batu Belah. Batu Belah itu masih
bisa Batu Belah
Diceritakan bahwa daerah pesisir Tobelo, Maluku Utara, merupakan wilayah
yang memiliki kekayaan laut yang melimpah. Salah satu hasil laut yang sangat
digemari oleh para nelayan di sana yaitu ikan Papayana karena dagingnya
bergizi dan enak.

Orang di sana punya kepercayaan bahwa jika menyimpan telur ikan Papayana di
rumah sebelum melaut, hal itu bisa menjaga keselamatan para nelayan ketika
sedang melaut.

Ada salah satu nelayan di sana bernama Malaihollo yang tinggal bersama istri
dan dua anaknya. Anak sulungnya bernama O Bia Moloku dan si bungsu
bernama O Bia Mokara.

Suatu hari, Malaihollo berhasil mendapat seekor ikan Papayana yang cukup
besar dan juga bertelur banyak. Sebelum Malaihollo berangkat melaut lagi, ia
berpesan kepada sang istri untuk menyimpan telur itu, selama dirinya melaut.
Istrinya pun segera menyimpannya di lemari. Sebelum pergi kebun, ibu berpesan
kepada anak sulungnya agar tidak memakan telur ikan itu. Pasalnya, jika hal itu
terjadi ayahnya akan terancam bahaya di laut.

Tidak lama setelah sang ibu pergi, karena lapar tiba-tiba O Bia Mokara
menangis, dan ia ingin makan dengan telur ikan. Sontak sang kakak pun
berusaha untuk menjelaskan apa yang telah ibu nasihati. Namun, sang adik
terus saja menangis sambil mengguling-gulingkan badannya.

Merasa kasihan, O Bia Moloku kemudian langsung mengambil beberapa telur


ikan di lemari lalu, yang kemudian diberikan kepada adiknya. Namun, pada
akhirnya O Bia Moloku memberikan semua telur ikan itu agar sang adik tidak
merengek-rengek lagi.

Saat sang ibu sampai di rumah ia pun marah mendapati telur ikannya telah
habis. Seketika, ia merasakan firasat buruk terhadap suaminya. Ia pun merasa
kesal, dan segera berlari menuju pantai.

Sesampainya di pantai, ia pun berdiri di atas sebuah batu besar. Dengan segera
ia memohon kepada batu itu untuk menelannya. Sontak batu besar itu pun ter
belah menjadi dua. Setelah sang ibu masuk ke dalamnya, batu itu langsung
tertutup kembali.

Mengetahui ibunya berlari menuju pantai, O Bia Moloku lari juga menyusulnya
sang ibu sambil menggendong adiknya. Ketika sampai di pantai, ia melihat
sedikit kain di antara batu besar. Seketika O Bia Moloku dasar kalau ibunya telah
ditelan batu. Ia pun bersama adiknya menangis dan menyesal.

Sejak saat itu, batu besar tersebut dinamakan Batu Belah. Batu Belah itu masih
bisa ditemukan di daerah Maluku Utara.
Batu Belah
Diceritakan bahwa daerah pesisir Tobelo, Maluku Utara, merupakan wilayah
yang memiliki kekayaan laut yang melimpah. Salah satu hasil laut yang sangat
digemari oleh para nelayan di sana yaitu ikan Papayana karena dagingnya
bergizi dan enak.

Orang di sana punya kepercayaan bahwa jika menyimpan telur ikan Papayana di
rumah sebelum melaut, hal itu bisa menjaga keselamatan para nelayan ketika
sedang melaut.

Ada salah satu nelayan di sana bernama Malaihollo yang tinggal bersama istri
dan dua anaknya. Anak sulungnya bernama O Bia Moloku dan si bungsu
bernama O Bia Mokara.

Suatu hari, Malaihollo berhasil mendapat seekor ikan Papayana yang cukup
besar dan juga bertelur banyak. Sebelum Malaihollo berangkat melaut lagi, ia
berpesan kepada sang istri untuk menyimpan telur itu, selama dirinya melaut.
Istrinya pun segera menyimpannya di lemari. Sebelum pergi kebun, ibu berpesan
kepada anak sulungnya agar tidak memakan telur ikan itu. Pasalnya, jika hal itu
terjadi ayahnya akan terancam bahaya di laut.

Tidak lama setelah sang ibu pergi, karena lapar tiba-tiba O Bia Mokara
menangis, dan ia ingin makan dengan telur ikan. Sontak sang kakak pun
berusaha untuk menjelaskan apa yang telah ibu nasihati. Namun, sang adik
terus saja menangis sambil mengguling-gulingkan badannya.

Merasa kasihan, O Bia Moloku kemudian langsung mengambil beberapa telur


ikan di lemari lalu, yang kemudian diberikan kepada adiknya. Namun, pada
akhirnya O Bia Moloku memberikan semua telur ikan itu agar sang adik tidak
merengek-rengek lagi.

Saat sang ibu sampai di rumah ia pun marah mendapati telur ikannya telah
habis. Seketika, ia merasakan firasat buruk terhadap suaminya. Ia pun merasa
kesal, dan segera berlari menuju pantai.

Sesampainya di pantai, ia pun berdiri di atas sebuah batu besar. Dengan segera
ia memohon kepada batu itu untuk menelannya. Sontak batu besar itu pun ter
belah menjadi dua. Setelah sang ibu masuk ke dalamnya, batu itu langsung
tertutup kembali.

Mengetahui ibunya berlari menuju pantai, O Bia Moloku lari juga menyusulnya
sang ibu sambil menggendong adiknya. Ketika sampai di pantai, ia melihat
sedikit kain di antara batu besar. Seketika O Bia Moloku dasar kalau ibunya telah
ditelan batu. Ia pun bersama adiknya menangis dan menyesal.

Sejak saat itu, batu besar tersebut dinamakan Batu Belah. Batu Belah itu masih
bisa ditemukan di daerah Maluku Utara.
Baca artikel detikbali, "8 Cerita Rakyat Pendek Menarik dan Terpopuler Beserta
Asalnya" selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-6532231/8-cerita-
rakyat-pendek-menarik-dan-terpopuler-beserta-asalnya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/ Batu Belah


Diceritakan bahwa daerah pesisir Tobelo, Maluku Utara, merupakan wilayah
yang memiliki kekayaan laut yang melimpah. Salah satu hasil laut yang sangat
digemari oleh para nelayan di sana yaitu ikan Papayana karena dagingnya
bergizi dan enak.

Orang di sana punya kepercayaan bahwa jika menyimpan telur ikan Papayana di
rumah sebelum melaut, hal itu bisa menjaga keselamatan para nelayan ketika
sedang melaut.

Ada salah satu nelayan di sana bernama Malaihollo yang tinggal bersama istri
dan dua anaknya. Anak sulungnya bernama O Bia Moloku dan si bungsu
bernama O Bia Mokara.

Suatu hari, Malaihollo berhasil mendapat seekor ikan Papayana yang cukup
besar dan juga bertelur banyak. Sebelum Malaihollo berangkat melaut lagi, ia
berpesan kepada sang istri untuk menyimpan telur itu, selama dirinya melaut.
Istrinya pun segera menyimpannya di lemari. Sebelum pergi kebun, ibu berpesan
kepada anak sulungnya agar tidak memakan telur ikan itu. Pasalnya, jika hal itu
terjadi ayahnya akan terancam bahaya di laut.

Tidak lama setelah sang ibu pergi, karena lapar tiba-tiba O Bia Mokara
menangis, dan ia ingin makan dengan telur ikan. Sontak sang kakak pun
berusaha untuk menjelaskan apa yang telah ibu nasihati. Namun, sang adik
terus saja menangis sambil mengguling-gulingkan badannya.

Merasa kasihan, O Bia Moloku kemudian langsung mengambil beberapa telur


ikan di lemari lalu, yang kemudian diberikan kepada adiknya. Namun, pada
akhirnya O Bia Moloku memberikan semua telur ikan itu agar sang adik tidak
merengek-rengek lagi.

Saat sang ibu sampai di rumah ia pun marah mendapati telur ikannya telah
habis. Seketika, ia merasakan firasat buruk terhadap suaminya. Ia pun merasa
kesal, dan segera berlari menuju pantai.

Sesampainya di pantai, ia pun berdiri di atas sebuah batu besar. Dengan segera
ia memohon kepada batu itu untuk menelannya. Sontak batu besar itu pun ter
belah menjadi dua. Setelah sang ibu masuk ke dalamnya, batu itu langsung
tertutup kembali.

Mengetahui ibunya berlari menuju pantai, O Bia Moloku lari juga menyusulnya
sang ibu sambil menggendong adiknya. Ketika sampai di pantai, ia melihat
sedikit kain di antara batu besar. Seketika O Bia Moloku dasar kalau ibunya telah
ditelan batu. Ia pun bersama adiknya menangis dan menyesal.

Sejak saat itu, batu besar tersebut dinamakan Batu Belah. Batu Belah itu masih
bisa ditemukan di daerah Maluku Utara.

Baca artikel detikbali, "8 Cerita Rakyat Pendek Menarik dan Terpopuler Beserta
Asalnya" selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-6532231/8-cerita-
rakyat-pendek-menarik-dan-terpopuler-beserta-asalnya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/vv

Anda mungkin juga menyukai