DI SUSUN OLEH :
1. Anatasya Masitha W. (05)
2. Anela Hersa F. (07)
3. Cesar Adji Darma (10)
4. Eka Diva Aprilia (11)
5. Karisma Ana N. (17)
6. Khusna Anggraeni N. A. (18)
7. Lathifa Salsa A. (20)
8. Prestiano Rangga D. (30)
9. Tutur Jati Bayu A. (35)
Ditengah perbincangan remaja yang sedang bermain mainan tradisional, tiba-tiba Diva
bertanya kepada temannya.
Diva : Kalian ngerasa gak sih, kalau anak zaman sekarang lebih suka main gadget
dari pada mainan tradisional kaya gini? (Tetap fokus dengan permainan gatengnya dan sesekali
melirik ke arah temannya)
Lathifa : (Menganggukkan kepalanya dua kali) Iya div, aku juga ngerasa gitu.
Tasya : kaya anel sama temen-temennya, kan? (melirik ke sisi taman yang lain)
(lathifa dan diva juga ikut melihat ke arah Anel dan teman-temannya)
(Diwaktu yang sama. disisi lain taman, terdapat Anel dan teman-temannya yang juga
sedang berkumpul sambil bermain game di gadget mereka. tiba-tiba, salah satu teman Anel yang
bernama Risma merasa bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan mereka.)
Anel : Iya ris, aku juga ngerasa gitu. (Menatap risma, sambil menganggukkan
kepalanya sekali)
Rangga : Itu tuh, yang daritadi ngeliatin kita (Menunjuk dengan dagu ke arah diva
dan teman-temannya, matanya masih fokus terhadap layar gadgetnya namun sesekali melirik ke
arah sana)
Jati : Iya emang mereka dari tadi ngelihat ke arah kita. kalian baru nyadar?
(Tetap fokus pada game di gadgetnya)
Risma : (Berdecak kesal) Ck, lama-lama ngeselin juga kalau dilihatin gini terus.
(Risma, Rangga, Jati) : (mematikan game di gadgetnya) Ayo! (beranjak dari tempat duduk dan
berjalan ke arah diva dan teman-temannya)
(Diva melanjutkan percakapannya bersama kedua temannya yang membahas tentang anel dan
teman-temannya.)
Diva : Iya benar. Aku juga sering melihat mereka bermain gadget sampai tidak
ingat waktu. (Meletakkan batu gateng dan memilih berhenti sejenak untuk menyimak obrolan
temannya)
Lathifa : Ah iya! seperti waktu kemarin itu, mereka bermain gadget bersama sampai
waktu menjelang maghrib.
Tasya : (Sidikit terkejut melihat anel dan teman-temannya berjalan ke arah
merekat) eh.. eh.. itu tuh. ituu.... Kayanya mereka jalan ke arah kita.
Diva : Hah? Siapa? (Menatap ke arah Tasya Dengan raut wajah bingung.)
Tasya : (Memberi isyarat lewat mata melihat ke arah anel dan teman-temannya)
Ituuu...
Lathifa : Alah. Biarin aja mereka kesini, biar sekalian mereka dengar. (Dengan nada
tak acuh dan memilih mengambil batu yang ada di tangan diva dan melanjutkan bermain gateng)
(Sesampainya anel dan teman-temannya di dekat diva dan temanya. diva dan tasya diam sambil
menatap ke arah Anel dan teman-temannya sedangkan lathifa masih asik bermain gateng).
Anel : Kalian juga dari tadi ngeliat ke arah kita terus, kan? Emangnya kita ada
salah ke kalian? (Melihat sinis ke arah Diva dan kedua temannya)
Diva : (Berdiri menghadap ke arah Anel dan teman-temannya) Gapapa si, gak ada
salah juga.
Rangga : Kalau gapapa, kenapa dari tadi lihat ke arah kita terus? (Menaruh satu
tangannya di pundak jati) Jujur aja kali!
Tasya : (Berdiri disamping diva dan ikut menatap ke arah Anel dan teman-
temannya) Kita cuma ngobrol aja dan penasaran juga kenapa kalian main gadget terus sampai lupa
waktu. Padahal itu bikin kecanduan dan numbuhin sikap individualisme.
Anel : Lah emang kalau kita main gadget terus? ada masalah sama kalian?
(Melirik sinis)
Jati : (Menyilangkan tangan didepan dada) Lagian kita main juga masih inget waktu yaa.
Lathifa : (Menyudahi bermain gateng dan ikut berdiri disamping Diva dan Tasya)
Kemarin aja kalian main gadget disini sampai menjelang maghrib. (Menyilangkan kedua tangan di
depan dada) itu yang dinamakan ingat waktu?
Risma : Terus, menurut kalian lebih baik main-mainan tradisional kaya kalian, biar
ingat waktu gitu?
Diva : Gak gitu juga. Mainan tradisional itu kita dimainin supaya gak punah.
Jati : Tapi udah gak jaman. Lebih asik main gadget (Menunjukkan gadgetnya)
daripada mainan tradisional kaya gitu. (Menunjuk batu gateng yang terletak di atas karpet)
Lathifa : Tapi seenggaknya kita melestarikan budaya lokal. Gak kaya kalian- .....
(Di tengah perdebatan antara Anel, Diva, dan teman-temannya. tiba-tiba, Mas Cesar yang
merupakan kakak kelas mereka datang menghampiri)
Anel : Ini mas, tadi aku sama temen-temen ku baru enak-enak main. eh, tiba-tiba
sama mereka (Menunjuk ke arah Diva dan kedua temannya) di lihatin sambil ngomong yang enggak-
enggak.
Tasya : (Maju selangkah) Maksud kamu yang enggak-enggak itu apa? kita bicara
apa adanya.
Lathifa : Kita cuma bilang kalau kalian (Menunjuk ke arah Anel dan teman-
temannya) kalau gadget lupa waktu.
Jati : (Dengan nada menyepelekan) Dih, padahal gadget lebih seru daripada
mainan tradisional yang kalian mainkan.
Mas Cesar : Sudah-sudah jangan dilanjutkan lagi. Sekarang, kalian saling bermaaf-
maafan dan bermain bersama-sama dengan baik.
Risma : Sama, aku juga gamau minta maaf. lagian juga, kita gak salah.
Rangga : Harusnya kalian dulu yang minta maaf ke kita. kan kalian dulu yang mulai.
Mas Cesar : (Menghela nafas) Hadeh, malah dilanjut lagi ributnya. (Menyilangkan
tangan di depan dada menatap ke arah semua remaja didepannya) kalian ini sudah besar, pasti
sudah tau mana yang salah dan benar. kalian juga harus bisa saling menghargai minat orang lain
yang berbeda-beda. Untuk anel dan teman-temannya kalian boleh-boleh saja bermain gadget, tapi
jangan lupa dengan waktu dan juga harus bisa menghargai mainan tradisional yang kita punya, agar
tidak punah. Untuk Diva dan teman-temannya, kalian sudah bagus mau menasehati orang. tapi
ingat, menasehati orang harus dengan cara yang baik. Sekarang kalian semua ngerti, kan?
(Akhirnya mereka semua saling berjabat tangan untuk bermaaf-maafan. dan setelah itu mereka
semua kembali bermain bersama-sama)
Mas Cesar : Kalau gini kan enak. kalian jadi bisa bermain bersama-sama, tanpa harus
menciptakan keributan karena memiliki minat yang berbeda-beda. Gih, kalian lanjut main lagi!
Mereka semua lantas melanjutkan bermain bersama-sama dengan akur dan dipenuhi dengan canda
dan tawa.
Unsur Intrinsik Drama
1. Tema : Kebudayaan
4. Alur : Maju
5. Latar :
Suasana : Ribut
Tempat : Taman
5. Amanat : Kita harus saling menghargai satu sama lain dan menghargai minat
orang lain, serta jangan melupakan budaya tradisional yang kita miliki.