(Instrumen)
Sahabat. Bagai tetesan embun pagi yang jatuh membasahi kegersangan hati hingga mampu
menyejukan taman sanubari. Bagai bintang gemintang malam di angkasa raya yang menemani
rembulan duka lara hingga mampu menerangi gulita dalam kebersamaan. Bagai pohon rindang
dengan ribuan dahan yang memayani terik matahari hingga mampu memberi keteduhan dalam
ketentraman. Bagai derasnya hujan yang turun yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu
menahun hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun dalam kesucian.
BAG I
Di kelas
IBU GURU : “Bagaimana anak-anak ada pertanyaan untuk pembelajaran materi kali ini?”
IBU GURU : “Baik ibu rasa semuanya sudah mengerti ya, pertemuan selanjutnya kita ulangan. Oke?”
IBU GURU : “Ga dong. Pokoknya jadwal ulangan tidak bisa di ubah, kalian pelajari materi yang sudah
pernah kita bahas.”
HAIKAL : “Mampus dah ulangan kan, mana kagak ngerti pelajaran nya lagi” *tepok jidat (effect
geplak)
Tak lama kemudian bel sekolah berbunyi. Dan kelas yang tadinya tenang berubah riuh.
BAG II
CANDRA : “Serius?”
DINNAR : “Kemaren nggak sengaja nemuin rekap nilai kelas kita di TU. Pas gue ngisi spidol.”
CANDRA : “Ah masa? Padahal dulunya dia kan pinter?”
(disudut kelas yang lain. DEA sedang duduk termenung sambil nyanyi lagu Simple Plan – Perfect)
MARINDA : “Apa gara-gara temen-temen yang mulai jauhin kamu? Terutama DINNAR, LOLITA,
CANDRA.”
MARINDA : “Ayo cerita. Tenang kita bakal selalu ada buat kamu. Iyakan Fi?”
DEA menceritakan semua keluh kesahnya. Dia bercerita kalau keluarga memang bermasalah. Kedua
orangtuanya bercerai. Dan karena masalah itulah prestasinya menurun drastis. Ia tak bisa menerima
kenyataan bahwa ia sudah tidak memiliki orangtua yang lengkap.
DEA : “Makasih ya teman teman. Aku sangat beruntung punya sahabat seperti kalian.”
Meski nilai DEA yang turun drastis, dia masih mempunyai semangat cukup tinggi buat ningkatinnya.
Dia punya sahabat-sahabat yang sayang sama dia. Orang tuanya pun juga sayang dia. Apa yang perlu
dipermasalahkan sekarang? Untuk saat ini dia fokus untuk belajar buat menaikan nilainya.
Disela-sela belajar bersama, sesekali mereka tertawa-tawa. Tak jarang DEA berbagi keluh kesahnya
sama WAHYU tentang semua masalahnya. Benar. Cinta datang karena terbiasa. Benih-benih cinta
diantara mereka pun tumbuh dengan intensitas pertemuan mereka.
DEA : “Ah pusing masa dari tadi salah mulu.” (effect mleyot)
WAHYU : “Udah jangan dipaksa. Diulangi lagi. Cuma kurang teliti aja…” (effect romansa )
DEA : *tersenyum “Makasih ya WAHYU udah bantu aku selama ini. Nggak tau deh kalo
nggak ada kamu. Nilaiku bakal kayak apa.”
BAG IV
MMH DEA : “Wa’alaikumussalam, cantiknya mamah udah pulang yaa. Gimana sekolahnya? Kok
kayak lemes begini…”
MMH DEA : “Yaudah yuk masuk, mamah masak enakk lohh…” *sambil bangun dari kursi
DEA : “Kayanya mamah ga perlu tau apa yang terjadi di sekolah nanti takutnya yang ada mamah
sedih lagi deh.” (gumam dalam hati)
BAG V
Jam istirahat seperti biasa. Semua sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Tak
terkecuali DEA, KAHFI, MARINDA yang sedang asik di luar kelas sambil main Truth or Dare (jujur apa
berani). Mereka memang sering memainkan permainan itu untuk melepas penat.
KAHFI : “Truth.”
KAHFI : “Oke. Tapi jaga rahasia ya? Mmm... aku.. aku.. suka WAHYU.” *tersipu malu
(raut muka DEA langsung berubah. Namun dia cepat-cepat ikut tertawa dan godain KAHFI. Meski
sebenarnya hatinya sakit dan galau)
CANDRA : “Ih kamu apaan coba. Good luck buat apa sih?”
(Benar hati DEA didera kegelisahan yang cukup pelik. Sahabat atau cowok. Meski hubungannya
dengan WAHYU masih sebatas gini-gini aja. Tapi dilubuk hati yang paling dalam DEA sangat
mengharapkan WAHYU. Kalaupun arti perhatiian WAHYU selama ini cuma sebatas perhatian antar
teman tapi apakah mungkin DEA harus bersaing dengan CANDRA sahabatnya sendiri. Dan drama
pun berlangsung sengit)
BAG VI
Di meja makan dengan penuh lilin-lilin yang mengitarinya dan bertabur bunga beratapkan langit
malam dilengkapi dengan adanya taburan bintang bintang yang berkelip.
DEA : (Senyum) “Makasih buat malam ini. Nggak nyangka bakal dibawa ke sini.”
WAHYU : “Ehm.. mm.. sebenarnya ada yang mau aku omongin sama kamu?”
DEA : “Kamu mau ngomong apa?”
WAHYU : “Aku.. aku.. suka sama kamu.” (mengigit bibir bawahnya) (effect terkejut)
(DEA melongo. Dia nggak tau mau ngomong apa. Disatu sisi dia suka WAHYU tapi di sisi lain ada
KAHFI yang harus dia korbain. Dia nggak mungkin bisa milih satu dari keduanya)
BAG VII
Refreshing time pun dimulai. Biasanya diadakan tiga bulan sebelum UTBK. Kali ini diadakan camping.
Kelas tiga wajib mengikutinya untung merefresh pikiran yang sudah dipenuhi oleh tryout, ulangan,
tryout, ulangan. Semua perlu istrihat sejenak.
Malam harinya semua berkumpul di tengah lapangan untuk acara api unggun. Semua berkumpul
membentuk lingkaran mengelilingi api unggun. Semua larut dalam kesenangan masing-masing
(menyanyi lagu Good Time – Owl City ft Carly R Jepsen).
PA GURU : “Anak-anak bapa rasa ini free time kalian, mau nge galau boleh, mau bucin boleh, mau
curhatan juga boleh…”
Tiba-tiba WAHYU datang menghampiri DEA, KAHFI, MARINDA dan mengajak DEA buat jalan-jalan.
DEA yang sebenarnya tidak mau akhirnya mau juga takut teman-temannya pada curiga.
DEA : “Oke. Sebelumnya aku mohon maaf. Kamu itu orangnya baik, pintar, tenar. Dan pasti
dambaan setiap cewek di sekolah. Tapi aku nggak bisa nerima kamu.
DEA : “Maaf yu. Maaf. Kamu pasti nemuin cewek yang lebih baik dari aku.”
DEA terdiam kaku. Badannya lemas seketika. Dia tidak kuat melangkah. Dalam waktu bersamaan
KAHFI sudah ada di depan DEA.
DEA : KAHFI? (terbata-bata) (effect kaget)
Terlambat KAHFI sudah mendengar semua. Tatapannya kosong menatap DEA. Sesekali dia menatap
WAHYU. Mereka bertiga hanyut dalam diam. Semua pada sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Muka DEA terlihat takut dan muka KAHFI merah padam.
DEA : “Aku bisa jelasin FI. Ini nggak seperti yang kamu kira.”
KAHFI : “Cukup. Aku rasa persahabatan kita cukup sampai disini.” (effect sedih)
(KAHFI lari tanpa menghiraukan teriakan dari DEA. Hatinya sakit. Seperti dikhianati.)
BAG VIII
DEA nggak bisa ngejar KAHFI. Lalu dia nemuin MARINDA buat jelasin semua. Kalau apa yang
dilihatnya tadi Cuma salah paham.
DEA : “Please Mar percaya sama aku. Aku sama WAHYU nggak ada apa-apa. Tadi Cuma salah
paham. Emang dia nembak aku. Dan jujur aku juga suka dia. Cuma posisinya KAHFI juga suka dia.
Tadi itu aku mau nolak WAHYU tapi kepergok KAHFI. Dia jadi salah paham.”
MARINDA : “Iya aku percaya sama kamu. Nanti aku coba jelasin ke KAHFI.” (effect peri)
DEA : “Makasih ya MAR. Makasih. Serius aku nggak ada apa-apa sama WAHYU.”
BAG IX
(Di kamar mandi, Dea masuk kamar mandi dihadang oleh Dinnar, Lolita, Candra.)
DINNAR : “Ini lho anak yang nggak tahu diri. Udah miskin, nggak tahu diri. Sekarang jahat lagi
sama sahabatnya.”
LOLITA : “Oh, ini ya. Pantesan nggak punya temen. Sok sih.”
DINNAR : “Nilai segitu saja sombong. Huss sana sana. Dasar broken home.” (effect ngusir)
DEA : “Kamu boleh nggak suka sama aku, Kamu boleh benci sama aku, tapi jangan hina
keluargaku!” (DEA mendorong DINNAR sampai jatuh) (effect suara jatuh)
(DINNAR bangkit lalu membalas DEA. Tak cukup sampai disitu. CANDRA ikut-ikut mengeroyok DEA.
LOLITA merekam mereka dengan smartphonenya.
(Adegan KAHFI dan DEA saling menghindar. Perang dingin. Meski sebetulnya DEA terus mencoba
minta maaf tentang Wahyu tapi KAHFI selalu menghindar. MARINDA berusaha mempersatukan
mereka. Diiring lagu Sherina – Persahabatan)
BAG XI
(MARINDA mencoba mendekati KAHFI agar dia mau baikan lagi dengan DEA. Dia capek berada
ditengah-tengah perang dingin mereka)
KAHFI : “Anak kecil gimana? DEA aja yang nusuk dari belakang.”
MARINDA : “DEA udah ceritain semua ke aku. Kalian Cuma salah paham.”
BAG XII
Sepulang sekolah MARINDA datang ke rumahnya WAHYU. Dia sudah tidak tahan dengan kedua
sahabatnya yang sedang perang dingin.
MARINDA : “Kamu harus cepet bikin keputusan. Kasih kepastian buat mereka berdua. Aku nggak
mau perang dingin ini berlangsung lama.”
MARINDA : “Maka dari itu. DEA nggak mau ngorbanin sahabatnya yang diam-diam suka sama
kamu.”
MARINDA : “Please YU, please! Ini demi kebaikan mereka berdua. Kamu mau mereka seperti ini
terus?”
WAHYU : “Oke. Oke..! aku bakal berusaha jelasin semuanya biar mereka nggak bertengkar sia-
sia.”
WAHYU pun berusaha menemui DEA dan KAHFI keesokan harinya . Namun sayang, hanya KAHFI
yang berhasil ditemuinya. Sedari masuk kelas sampai jam pelajaran habis DEA terus menghindar.
GIBRAN : “Iyee gue tau, kok bisa yaaa sang ahli cinta ditolak begini.”
BP KANTIN : “Waduh waduh, ini anak bapa lagi pada kenapa kok diam-diam gini?”
WAHYU : “Ya Allah pa, ini bapak malah ikutan gila kaya mereka.”
BP KANTIN : “Owalah gitu ceritanya, kalo kata bapa sih ya, mending kamu pilih sesuai kata hati
kamu, jangan nerima seseorang karna kasihan, mereka berdua harus sama sama bahagia setelah
keputusan yang kamu ambil yu.”
WAHYU : “Makasih ya pak nasehatnya, saya pengen cari KAHFI dulu.” (salam terus lari) (effect lari)
KAHFI : “Tapi aku suka sama kamu WAHYU? Sejak kita pertama kali masuk SMA malah.”
(effect sedih)
WAHYU : “Kamu baik, kamu pinter, kamu enak diajak ngobrol tapi aku suka kamu cuma sebagai
teman. Iya, Cuma teman.”
KAHFI : (menahan air mata) “Terus arti perhatiianmu selama ini apa? Kamu PHP WAHYU
kamu PHP!”
WAHYU : “Aku nggak PHP. Kamu baik dan sepantasnya aku juga bersikap baik sama kamu.
Nggak lebih. Tolong jangan salah paham.”
Sepeninggal WAHYU, KAHFI memikirkan kata-kata WAHYU dan menangis kemudian menyanyi
Harusnya Kau Pilih Aku
BAG XIII
Pagi-pagi kelas sudah heboh. Mendengar DINNAR baru aja kecelakaan dan sekarang dirawat di
rumah sakit. Rencananya teman-teman kelas ingin menjenguk setelah pulang sekolah. Namun
ternyata banyak yang tidak memiliki waktu. Ada yang tidak bisa karena kendala acara dan les sendiri-
sendiri.
MARINDA : “Engga deh, kayaknya pada nggak bisa… besok aja kali.”
(DEA datang di bangku LOLITA dan CANDRA yang sedang ngomongin sesuatu tanpa memperduliin
sekitar) (effect riuh)
DEA : “Hmm.. pada jenguk hari ini nggak? Soalnya aku mau jenguk hari ini.”
LOLITA : “Aku nggak deh kayaknya. Sodaraku datang dari Medan. CANDRA mungkin?”
CANDRA : “Mama gue nyuruh gue pulang cepet hari ini. Aku jenguknya nanti aja. Titip salam
aja.”
Sepulang sekolah DEA pergi ke rumah DINNAR sendirian. Sejahat-jahatnya DINNAR pada dia dulu
tidak akan mengurangi niatnya berbuat baik sama dia.
DEA : “Iya pa, mereka mau ada kegiatan masing-masing, saya mau jenguk DINNAR.”
BP SATPAM : “Owalah, padahal satu sekolah juga tau kalo DINNAR itu jahat sm kamu DEA.”
DEA : “Haha iya pak, kejahatan ga akan dibalas kejahatan kan pak? Yaudah ya pak, saya mau ke
DINNAR dulu.”
DEA : “Assalamualaikum.”
MMH DINNAR : “Wa’alaikumussalam, owalah DEA.. sini masuk nak.” *salam ke mmh dinar
MMH DINNAR : “Ayo sini masuk, itu kamar DINNAR kamu langsung masuk aja ya…”
(Masuk kamar)
DEA : “Sorry baru dateng sekarang. Aku juga baru tahu tadi pagi.”
DINNAR : “Kamu orang pertama yang jenguk aku? Sahabat-sahabatku pun belum datang mereka
hanya menelpon dan SMS aja.”
DEA : “Oh ya dapat salam dari temen-temen. Mereka nggak bisa dateng hari ini. Terutama
LOLITA dan CANDRA.”
(Hening)
DINNAR : “Ya semua. Aku jelek-jelekin kamu di belakang. Kejadian di kamar mandi itu. Banyak
deh. Aku merasa banyak salah sama kamu.”
DEA : “Itu gunanya teman.” (pelukan) (Mariah Carey – Anytime You Need A Friend)
BAG XIV
Sudah hampir sebulan DEA dan KAHFI mengibarkan bendera perang dingin. Lama-lama mereka
mulai merasa ada hal yang hilang. Masing-masing kamarnya memikirkan tentang kebodohan mereka
telah memutuskan hubungan persahabatannya hanya karena cowok.
DEA : “Ya Allah, memang benar bodoh hamba-MU ini lebih memilih percintaan daripada
sahabat.”
KAHFI : “Ya Allah, maafkan atas kesalahan hamba telah memutuskan persahabatan ini karena
cinta.”
KAHFI : “Tapi, apa DEA mau maafin aku. Setelah apa yang aku perbuat.”
DEA : “Pokoknya aku harus berani meminta maaf sama KAHFI karena aku juga yang salah
aku yang mulai duluan.”
KAHFI : “Pokoknya aku harus berani meminta maaf sama DEA karena aku yang sudah
memutuskan hubungan persahabatan.”
(Mereka Ipank – Sahabat Kecil secara bersahut-sahutan)
BAG XV
Hari ini DEA dan KAHFI sudah bertekad untuk mengakhiri perang dingin ini. Tapi pas mereka
berpapasan di kantin tanpa sengaja mereka saling canggung. Dan akhirnya DEA mengalahkan egonya
buat nyapa KAHFI duluan.
Mereka diam cukup lama. Satu sama lain sedang mencari kata yang pas buat ngomong. Tapi salah
satu dari mereka tidak ada keberanian buat ngomong duluan.
KAHFI : “Oke. Cukup diem-diemnya. Aku capek harus terus ngindari kamu. DEA, aku minta
maaf atas semuanya. Aku salah. Aku egois. Nggak pernah bayangin kalo aku jadi kamu.” (pelukan)
DEA : “Aku juga KAHFI. Aku juga salah nggak pernah jujur sama kamu. Aku minta maaf.”
KAHFI : “Kita sama-sama salah. Sama-sama dewain ego masing-masing .”( tertawa lalu
melepas pelukan)
DEA : “Buat apa mikirin cowok? Lagian mikirin matematika aja lebih mudah.”
(tertawa bareng-bareng)
(Semua pemain menyanyi sambil menari lagu SID – Kuat Kita Bersinar)
*THE END*